• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pemenuhan Kebutuhan Alat/Obat Kontrasepsi

Dalam dokumen D A F T A R I S I BAB I : PENDAHULUAN...1 (Halaman 28-36)

BAB II : PELAKSANAAN PROGRAM DAN ANGGARAN

C. Persediaan Alat/Obat Kontrasepsi

3. Pemenuhan Kebutuhan Alat/Obat Kontrasepsi

4 5 Pil Impalan IUD Kondom Suntikan Cycle Set Cach Lusin Vial 194.490 - 1.182 29.970 168.360 490.455 2.494 45.293 45.486 259.193 686.945 2.494 46.475 75.456 427.553

Dari tabel, diatas dapat diketahui kemampuan persediaan alat/obat Kontrasepsi bulan Desember 2008, pada setiap tingkatan mulai dari tingkat provinsi seperti pada kolom 4, serta tingkat Kabupaten/Kota pada kolom 5.

3. Pemenuhan Kebutuhan alat/obat Kontrasepsi

Upaya pemenuhan kebutuhan alat/obat kontrasepsi tahun 2008 secara provinsi disusun berdasarkan PPM (PB-PA) oleh Bidang KB-KR dan IKAP. Persediaan Kontrasepsi berdasarkan hasil Stock Opname per 31 Desember 2008

Tabel 4 : Rasio Kemampuan Stock Alat/Obat Kontrasepsi digudang provinsi Desember 2008

No Jenis Kontrasepsi Satuan Stock Prov. Perkkiraan rata-rata Kebutuhan Perbulaan Ratio 1 2 3 4 5 Pil Implant IUD Kondom Suntikan Cycle Set Each Lusin Vial 490.455 4.870 45.293 45.486 259.193 301.253 174 12.463 42.442 62.327 1.6 27.9 3.6 1.07 4.15

Dari tabel 4 Kemampuan Stock alat/obat Kontrasepsi digudang Provinsi (Bulan : Desember 2008) dapat diketahui :

a. Kemampuan Stock Kontrasepsi yang tertinggi adalah IMPLAN untuk kebutuhan 27.9 bulan mendatang.

b. Kemampuan Stock kontrasepsi yang terendah adalah Kondom yaitu untuk kebutuhan selama 1.07 bulan mendatang.

4. Distribusi

Realisasi distribusi alat/obat Kontrasepsi dari BKKBN Provinsi ke SKPD- KB Kab/Kota dilakukaan sesuai dengan Laporan F/V/KB bulanan Kabupaten/Kota dan permintaan Surat dari SKBD-KB Kab/kota.

5. Stock Opname

Dari 23 Kabupaten/Kota, 22 diantaranya mengirimkaan laporan Stock Opname serta kondisi alat/obat Kontrasepsi yang ada digudang, yang tidak mengirimkan laporan Stock Opname adalah : Kabupaten Gayo Lues. Jumlah dan kondisi Alat/Obat Kontrasepsi di Gudang Provinsi dan Kabupaten/Kota :

1) IUD COPPER T (buah) : Baik (46.475), Rusak (0) 2) PIL (cycle) Baik (686.945), Rusak (0) 3) Kondom(lusin) : Baik (75.456), Rusak (0) 4) Suntikan (vial) : Baik (427.553), Rusak (0) 5) Implant : Baik (4.964), Rusak (0) 6) Faloppering : Baik (158), Rusak (0) 29

BAB III

PENILAIAN KINERJA

Melalui Peraturan Presiden No. 7 Tahun 2005 Rencana Pembangunan Jangka Panjang Menengah Nasional (RPJMN) tahun 2004-2009 tersebut disebutkan antara lain bahwa program KB Nasional merupakan pembangunan Kependudukan dan untuk mencapai pembangunan berkelanjutan yang di arahkan sebagai upaya pengendalian kuantitas penduduk melalui pelayanan keluarga berencana, serta pengembangan dan peningkatan penduduk melalui perwujudan keluarga kecil yang berkualitas.

Searah dengan kebijakan RPJMN tersebut BKKBN telah melakukan reformasi arah kebijakan serta menjabarkan arah dengan awal kebijakan pemerintah melalui empat program pokok yaitu program Keluarga Berencana, Kesehatan Reproduksi Remaja, Ketahanan dan Pemberdayaan Keluarga, serta Penguatan Kelembagaan. Di samping itu juga ada tiga program pendukung, program Peningkatan Pengawasan dan Akuntabilitas Aparatur Negara, Pengelolaan Sumber Daya Aparatur Negara, dan program Penyelenggaraan Pimpinan Kenegaraan dan Pemerintahan.

Untuk mencapai sasaran RPJMN tersebut telah dijabarkan kembali dalam Kontrak Kinerja Program (KKP) pada tahun 2008, untuk pencapaian sasaran yang meliputi:

(1) Pencapaian Indikator Kinerja Peserta KB Baru (2) Pencapaian Peserta KB Baru Pria

(3) Pusat Informasi dan Konsultasi Kespro Remaja (PIK KRR) (4) Kelompok UPPKS

(5) Keluarga Pra Sejahtera dan KS-I yang aktif berusaha (6) Keluarga Balita yang aktif dalam kelopmok kegiatan BKB (7) Keluarga Remaja yang aktif dalam kelompok kegiatan BKR (8) Kelembagaan pengelola KB Kab/Kota.

1. Pencapaian Indikator Kinerja Peserta KB Baru

Jumlah pencapaian indikator kinerja peserta KB Baru sampai dengan Desember 2008 secara persentase telah dicapai 132.475 peserta atau 100,09% dari PPM-PB 132.350 peserta.

Bobot untuk capaian Indikator Kinerja peserta KB Baru 50 point apabila terpenuhi 100%, Capaian Indikator Kinerja peserta KB Baru sampai dengan Desember sebesar 50,30 point (lihat lampiran 16)

Namun ada beberapa mix kontrasepsi yang belum memenuhi sasaran KKP. Belum terpenuhinya peserta MOP, masih kurangnya informasi dan konseling kepada calon-calon peserta yang sementara ini ada rumor apabila telah dilakukan operasi, alat Reproduksinya tidak lagi berfungsi sebagaimana mestinya disamping itu juga dukungan dana itu MOP belum mencukupi sesuai rate yang ada perkasus karena belum semua Kab/Kota mempunyai Dokter spesialis, dengan sendirinya mesti dibawakan ke tempat lain/keluar daerah setempat.

Demikian juga halnya tentang peserta IUD, yang mana Tenaga Medis pemasangan IUD terbatas yang telah mengikuti pelatihan, sementara tenaga medis yang dilatih pada tahun 80-an pada umumnya telah purna bakti/pensiun, serta alat-alat medis sudah tidak layak pakai lagi.

2. Pencapaian Indikator Kinerja Peserta KB Baru Pria

Pencapaian KB Baru Pria secara persentase kedua mix kontrasepsi (MOP dan kondom) telah melampaui PPM-PB Pria 9.095 peserta yang pencapaian 9.434 peserta (103,73%), namun apabila dibobotkan jauh belum mencapai sasaran kinerja karena bobot mix kontrasepsi MOP 11 point sementara bobot mix kontrasepsi Kondom hanya 5 point atau keduanya berjumlah 16 point.

Sementara Indikator Kinerja capaian mix kontrasepsi kondom telah terpenuhi 5 point, namun indikator kinerja capaian mix kontrasepsi MOP hanya 1,83 point yang berarti belum terpenuhi secara pembobotan sebanyak 9,17 point (lihat lampiran 16).

3. Pencapaian Indikator Kinerja PIK KRR

Pencapaian indikator kinerja secara persentase telah melampaui sasaran Provinsi NAD sebanyak 67 buah sementara pencapaiannya 114 buah atau 170,1% dari sasaran. Bobot untuk capaian indikator kinerja PIK KRR 5 point yang berarti telah terlampaui baik secara Provinsi maupun Kab/Kota. Sementara satu Kabupaten/Kota yaitu Kota Subulussalam memang tidak diberikan sasaran PIK KRR pada tahun 2008 (lihat lampiran 16).

4. Pencapaian Indikator Kinerja Keluarga Balita yang aktif dalam kegiatan BKB

Pencapaian Indikator Kinerja Keluarga Balita yang aktif dalam kelompok BKB, secara Provinsi telah mencapai 34.989 keluarga atau 106,24% dari sasaran Provinsi NAD 32.933 sasaran.

Bobot untuk pencapaian indikator kinerja Keluarga Balita yang aktif dalam kelompok kegiatan BKB 10 point dan hal ini secara Provinsi NAD telah

terlampaui 10,62 point, namun masih ada Kab/Kota yang belum terpenuhi dan terendah dari Kab/Kota lain yaitu Aceh Singkil 4,69 point (lihat lampiran 16).

5. Pencapaian Indikator Kinerja Keluarga Remaja yang aktif dalam Poktan BKR

Pencapaian Indikator Kinerja Keluarga Remaja yang aktif dalam poktan BKR secara Provinsi NAD telah mencapai 14.959 keluarga atau 150,61% dari sasaran Provinsi sebanyak 9.929 keluarga.

Bobot capaian indikator kinerja keluarga remaja yang aktif dalam poktan BKR apabila telah terlampaui 100% sebesar 15,06 point, hal ini telah terpenuhi namun masih ada Kab/Kota yang dalam capaian indikator kinerja dalam kegiatan tersebut hanya 2,24 point yang merupakan Kab/Kota terendah capaiannya yaitu Kota Sabang (lihat lampiran 16).

6. Pencapaian indikator kinerja pembentukan kelompok UPPKS

Pencapaian indikator kinerja pembentukan kelompok UPPKS secara Provinsi telah mencapai 938 kelompok atau 125,07 % dari sasaran Provinsi NAD sebanyak 750 kelompok.

Bobot capaian indikator kinerja pembentukan kelompok UPPKS sebesar 5 point telah terlampaui 6,25 point dan juga masih ada Kab/Kota yang pembentukan kelompok UPPKS di bawah rata-rata Provinsi dan terendah di Kab/Kota yaitu Kabupaten Gayo Lues hanya 0,12 point (lihat lampiran 16).

7. Pencapaian indikator kinerja keluarga Pra Sejahtera dan KS-I yang berusaha

Pencapaian indikator kinerja keluarga Pra Sejahtera dan KS-I yang berusaha dengan mengakses modal dari kelompok UPPKS secara Provinsi telah mencapai 10.647 keluarga atau 134,64% dari sasaran Provinsi NAD sebanyak 7.908 keluarga.

Bobot capaian indikator kinerja keluarga Pra Sejahtera dan KS-I yang berusaha sebesar 10 point.

Mengingat pencapaiannya telah melebihi 100% berarti capaian indikator kinerja dalam kegiatan tersebut telah terlampaui 13,46 point, namun secara Kab/Kota masih terdapat capaian indikator kinerjanya dalam kegiatan tersebut di bawah rata-rata Provinsi dan Kab/Kota yang terendah yaitu Kabupaten Aceh Barat hanya 2,64% dari 10 point yang diharapkan (lihat lampiran 16).

8. Pencapaian Indikator Kinerja Kelembagaan SKPD-KB

Pencapaian Indikator Kinerja Kelembagaan SKPD-KB Kab/Kota secara Provinsi telah dicapai 22 SKPD-KB Kab/Kota atau 95,65% dari 23 Kab/Kota yang ada di Provinsi NAD.

Bobot indikator kinerja kelembagaan SKPD-KB sebesar 10 point apabila terpenuhi, namun sampai dengan akhir Desember 2008 belum terpenuhi, hanya satu Kota Subulussalam yang masih merupakan draft eksekutif (lihat lampiran 16).

Dalam dokumen D A F T A R I S I BAB I : PENDAHULUAN...1 (Halaman 28-36)

Dokumen terkait