BAB IV PERSONEL INTELIJEN
2. Pemenuhan kesejahteraan dan hak‐hak dasar lainnya
yang berasal dari APBN 3. Setiap personil intelijen
c. mendapatkan pendidikan, pelatihan, dan penugasan Intelijen secara berjenjang dan berkelanjutan.
d.berhak untuk menolak perintah atasan yang melanggar hukum melalui komisi intelijen secara tertutup sebelum perintah dilakukan dan mendapatkan perlindungan
e.berhak mendapat pemenuhan kesejahteraan dan hak‐hak dasar lainnya yang berasal dari APBN f. berhak mendapatkan perlindungan
atas identitas diri dan keluarga yang hanya dapat dibuka melalui
67 DIM
berhak mendapatkan perlindungan atas identitas diri dan keluarga. Dimana pengungkapan identitas intelijen negara hanya dapat dilakukan oleh perintah pengadilan.
perintah pengadilan.
125 Diusulkan tambahan pasal
berdasarkan usulan SANDI
Pasal 30
(1) Hak anggota intelijen yang gugur diberikan kepada ahli warisnya. (2) Hak anggota intelijen yang
menyandang cacat yang diakibatkan karena pelaksanaan tugas operasi di lapangan sebagaimana dimaksud pada Pasal 32 ayat (1) sepenuhnya dijamin oleh negara.
(3) Hak anggota intelijen yang diberhentikan dengan hormat sepenuhnya dijamin oleh negara. (4) Ketentuan sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) dan (2) diatur dengan Peraturan Pemerintah.
Pasal 31
Anggota intelijen negara melaksanakan dinas keintelijenan sampai usia paling tinggi 60 tahun.
Pasal 32
(1) Anggota intelijen dapat diberhentikan dengan hormat
68 DIM
atau tidak hormat.
(2) Anggota intelijen diberhentikan dengan hormat dari dinas intelijen karena: a. Atas permintaan sendiri; b. Menjalani masa pensiun; c. Tidak memenuhi persyaratan jasmani atau rohani; d. Gugur atau meninggal dunia; e. Menduduki jabatan yang
tidak dapat diduduki oleh seorang anggota intelijen; f. Berdasarkan pertimbangan
khusus untuk kepentingan dinas.
(3) Anggota intelijen yang telah memiliki masa dinas paling sedikit 20 (dua puluh) tahun, berdasarkan pertimbangan khusus sebagaimana diatur pada ayat (2) huruf (f), dapat dipensiun dini dan kepadanya diberikan hak pensiun secara penuh.
(4) Ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan (3) diatur oleh Peraturan Pemerintah (5) Anggota intelijen diberhentikan
dengan tidak hormat karena: a. Melanggar kode etik intelijen b. Melanggar tata cara,
mekanisme dan prosedur penugasan intelijen
69 DIM
kewenangan khusus tanpa mendapatkan persetujuan dan atau surat perintah khusus dari pejabat yang berwenang
d. Bekerja untuk kepentingan asing
e. mempunyai tabiat dan atau perbuatan yang nyata‐nyata merugikan etos kerja intelijen profesional
(6) Pemberhentian sebagaimana dimaksud pada ayat (5) dilaksanakan setelah mempertimbangkan dewan kode etik intelijen.
(7) Ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (5) dan (6) diatur lebih lanjut dengan Peraturan Pemerintah
Pasal 33
(1) Anggota intelijen yang dalam melaksanakan tugas tidak kembali bergabung dengan kedinasannya sebagai akibat dari atau hampir dapat dipastikan diakibatkan oleh tindakan musuh dinyatakan hilang dalam tugas, wajib terus dicari.
(2) Anggota intelijen sebagaimana dimaksud pada ayat (1) apabila setelah 1 (satu) tahun tidak ada
70 DIM
kepastian atas dirinya, diberhentikan dengan hormat dan kepada ahli warisnya diberikan hak sebagaimana hak anggota intelijen yang gugur. (3) Anggota intelijen sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) yang kemudian ditemukan kembali dan masih hidup, diangkat kembali sesuai dengan status sebelum dinyatakan hilang dan diberikan hak rawatan dinas penuh selama dinyatakan hilang, dengan memperhitungkan hak yang telah diterima oleh ahli warisnya.
(4) Pernyataan hilang atau pembatalannya sebagaimana dimaksud pada ayat (1), (2) dan (3) diatur dengan keputusan Kepala LKIN.
Pasal 34
(1) Setiap anggota intelijen negara berhak mendapatkan perlindungan atas identitas diri dan keluarga.
(2) Pengungkapan identitas anggota intelijen negara hanya dapat dilakukan atas perintah pengadilan.
(3) Setiap anggota intelijen negara berhak mendapatkan
71 DIM
perlindungan atas keamanan diri dan keluarga.
(4) Perlindungan atas keamanan diri dan keluarga anggota intelijen sebagaimana dimaksud pada ayat (3) disediakan oleh pemerintah dengan menetapkan prosedur tetap pengamanan terhadap anggota intelijen yang dinilai memiliki resiko keamanan tertentu.
(5) Perlindungan tidak termasuk perlindungan dalam hal terjadi penyalahgunaan wewenang atau pelanggaran hukum
(6) Prosedur tetap pengamanan sebagaimana dimaksud pada ayat (4) ditetapkan melalui keputusan pimpinan lembaga‐lembaga intelijen negara.
126 Pasal 17
Setiap Personil Intelijen Negara wajib:
Redaksional:
Substansi tetap, namun Pemerintah mengusulkan sinkronisasi nomor urut pasal. Konkordan dengan DIM No.
15.
Pasal 23
Setiap Personel Intelijen Negara wajib:
Diubah Pasal 35
Setiap Anggota Intelijen Negara wajib:
127 a. merahasiakan seluruh upaya, pekerjaan, kegiatan, sasaran, informasi, fasilitas khusus, alat peralatan dan perlengkapan khusus, dukungan,
Redaksional:
Substansi tetap, namun Pemerintah mengusulkan sinkronisasi/perubahan penempatan huruf berdasarkan skala prioritas.
a. mengucapkan sumpah atau janji Intelijen Negara;
Pengecualian untuk penyimpangan intelijen tidak boleh dirahasiakan
a. merahasiakan seluruh upaya, pekerjaan, kegiatan, sasaran, informasi, fasilitas khusus, alat peralatan dan perlengkapan khusus, dukungan, dan/atau personil yang berkaitan dengan penyelenggaraan fungsi dan
72 DIM
dan/atau personil yang berkaitan dengan penyelenggaraan fungsi dan aktifitas Intelijen Negara;
aktifitas Intelijen Negara
b. dalam hal terjadi penyimpangan yang mengarah pada pelanggaran hukum dan UU ini maka kewajiban ini gugur; 128 b. menaati Kode Etik
Intelijen Negara;
Redaksional: Idem
b. melaksanakan tugas dan fungsi secara profesional;
Diubah Point b menjadi c
129 c. mengucapkan sumpah atau janji Intelijen Negara; dan Redaksional: Idem c. merahasiakan seluruh upaya, pekerjaan, kegiatan, sasaran, informasi, fasilitas khusus, alat peralatan dan perlengkapan khusus, dukungan, dan/atau personel yang berkaitan dengan penyelenggaraan fungsi dan aktivitas Intelijen Negara; dan
Diubah Point c menjadi d
130 d. melaksanakan tugas dan fungsi secara profesional
berdasarkan rencana kerja operasi sesuai dengan Kode Etik Intelijen Negara dan ketentuan peraturan perundang‐undangan.
Redaksional: Idem
d. menaati Kode Etik Intelijen Negara.
Ditambahkan:
Anggota intelijen wajib tunduk pada kekuasaan peradilan umum
e. melaksanakan tugas dan fungsi secara profesional berdasarkan rencana kerja operasi sesuai dengan Kode Etik Intelijen Negara dan ketentuan peraturan perundang‐undangan. f. tunduk pada kekuasaan peradilan umum 131 Bagian Ketiga Sumpah atau Janji Redaksional: Pemerintah mengusulkan Bagian Kedua Sumpah atau Janji Tetap
73 DIM
penambahan kata “intelijen” untuk menegaskan sebagai sumpah atau janji profesi intelijen dan membedakan dengan sumpah atau janji profesi yang lain.
Konkordan dengan DIM nomor 112.
Intelijen
132 Pasal 18
(1) Sebelum diangkat sebagai Personil Intelijen Negara, setiap calon Personil Intelijen Negara wajib mengucapkan sumpah atau janji Intelijen Negara sesuai dengan
agama dan
kepercayaannya masing‐masing.
Redaksional:
Substansi tetap, namun Pemerintah mengusulkan sinkronisasi nomor urut pasal. Konkordan dengan DIM No. 15. Pasal 24 (1) Sebelum diangkat sebagai Personel Intelijen Negara, setiap calon Personel Intelijen Negara wajib mengucapkan sumpah atau janji Intelijen Negara sesuai dengan agama dan kepercayaannya masing‐masing.
Diubah Menjadi pasal 36
133 (2) Sumpah atau janji sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berbunyi sebagai berikut:
Tetap Tetap
134 ”Demi Allah saya bersumpah atau saya berjanji:
Bahwa saya akan setia kepada Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berdasarkan Pancasila dan Undang‐Undang Dasar Negera Republik Indonesia
Redaksional:
Pemerintah mengusulkan menghapus frasa “objektif, jujur, berani”, karena sudah termasuk dalam kata “professional”. Disamping itu, pemerintah juga mengusulkan menghapus kata ”Intelijen”
”Demi Allah saya bersumpah atau saya berjanji:
Bahwa saya akan setia kepada Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berdasarkan Pancasila dan Undang‐Undang Dasar
Diubah, bagian “Bahwa saya akan memegang teguh segala rahasia negara dalam keadaan bagaimanapun juga.” Membatasi HAM intelijen tersebut sehingga “dalam keadaan bagaimanapun juga” dihapuskan.
”Demi Allah saya bersumpah atau saya berjanji:
Bahwa saya akan setia kepada negara kesatuan Republik Indonesia, ideologi negara Pancasila dan Undang‐ Undang Dasar 1945;
Bahwa saya akan tunduk dan menjunjung tinggi segala peraturan
74 DIM
Tahun 1945.
Bahwa saya akan menjunjung tinggi hak asasi manusia, demokrasi, dan supremasi hukum.
Bahwa saya akan menjalankan tugas dan wewenang dalam jabatan saya dengan sungguh‐ sungguh, seksama, objektif, jujur, berani, dan profesional.
Bahwa saya akan menjunjung tinggi kode etik Intelijen Negara di setiap tempat, waktu, dan dalam keadaan bagaimanapun juga.
Bahwa saya pantang
menyerah dalam
menjalankan segala tugas dan kewajiban jabatan. Bahwa saya akan memegang teguh segala rahasia Intelijen Negara dalam keadaan bagaimanapun juga.
setelah kata “rahasia”, karena rahasia intelijen merupakan bagian dari rahasia negara.
Negera Republik Indonesia Tahun 1945.
Bahwa saya akan menjunjung tinggi hak asasi manusia, demokrasi, dan supremasi hukum. Bahwa saya akan menjalankan tugas dan wewenang dalam jabatan saya dengan sungguh‐ sungguh, seksama, dan profesional.
Bahwa saya akan menjunjung tinggi kode etik Intelijen Negara di setiap tempat, waktu, dan dalam keadaan bagaimanapun juga. Bahwa saya pantang menyerah dalam menjalankan segala tugas dan kewajiban jabatan. Bahwa saya akan memegang teguh segala rahasia negara dalam keadaan bagaimanapun juga.”
perundang‐undangan yang berlaku, hak‐hak asasi manusia, dan kode etik intelijen negara;
Bahwa saya akan taat kepada tata cara, mekanisme dan prosedur penugasan intelijen yang diberikan oleh atasan;
Bahwa saya akan menjalankan segala kewajiban secara profesional dengan penuh rasa tanggung jawab;
Bahwa saya akan memegang segala rahasia negara sekeras‐kerasnya; Bahwa saya akan menjaga integritas pribadi, moralitas dan kehormatan sebagai anggota intelijen negara.” 135 Diusulkan Bagian Ketiga tentang rekrutmen, merujuk pada usulan SANDI Bagian Ketiga Rekrutmen dan Pengembangan Kapasitas Intelijen Pasal 37
75 DIM
(1) Warga negara Indonesia yang memenuhi syarat dapat menjadi anggota intelijen negara.
(2) Proses rekrutmen anggota intelijen dilakukan melalui berbagai mekanisme untuk mendapatkan anggota intelijen yang memiliki kualifikasi tinggi. (3) Syarat‐syarat dan tata cara untuk
menjadi anggota intelijen negara diatur lebih lanjut dalam peraturan pemerintah. Pasal 38 (1) Pemerintah wajib mengembangkan kemampuan profesionalisme anggota intelijen negara. (2) Pengembangan kemampuan profesionalisme anggota intelijen sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan melalui pendidikan, pembinaan, dan pelatihan yang bersifat komprehensif dan berjenjang
(3) Kapasitas kelembagaan intelijen negara dikembangkan untuk meningkatkan kualitas produk intelijen dalam rangka pembentukan sistem peringatan dini dan sistem analisa informasi. (4) Kapasitas kelembagaan intelijen
76 DIM
meningkatkan tiga komponen kapasitas intelijen yaitu jaringan kerja, teknologi, serta kemampuan aparat intelijen. (5) Pengembangan kemampuan
aparat intelijen dilakukan melalui pembinaan profesionalisme, penyesuaian dan pengembangan metode kerja, dan pengembangan mekanisme. (6) Pembinaan profesionalisme
anggota intelijen negara dilakukan melalui pembinaan etika profesi, pengembangan pengetahuan dan pengalaman di bidang teknis intelijen.
(7) Pembinaan profesionalisme
didukung dengan
pemgembangan sistem rekrutmen, pendidikan dan pelatihan, serta pengkajian penelitian dan pengembangan ilmu dan teknologi.
(8) Pengembangan kemampuan anggota intelijen negara harus memperhatikan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, serta hakekat ancaman terhadap keamanan nasional. 136 Bagian Keempat Kode Etik dan Dewan Kehormatan Intelijen Negara Redaksional: Pemerintah mengusulkan perubahan judul bagian menjadi Kode Etik dan Dewan Bagian Ketiga Kode Etik dan Dewan Kehormatan Kode Etik • Merujuk pada
usulan SANDI Kode Etik Intelijen diatur dalam Bab tersendiri
BAB VI