• Tidak ada hasil yang ditemukan

RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAERAH DAN KEBIJAKAN KEUANGAN DAERAH

8. Pemerataan Pendapatan

Pertumbuhan ekonomi yang tinggi kadang tidak diikuti dengan pemerataan pendapatan sehingga semakin lama terjadi kesenjangan distribusi pendapatan yang semakin lebar. Untuk melihat pemerataan pendapatan masyarakat dapat digunakan indikator nilai Gini Ratio dan Proporsi Pendapatan yang dinikmati oleh kelompok 40% penduduk yang berpendapatan terendah (Kriteria Bank Dunia).

Berdasarkan data-data Gini Ratio dan Proporsi Pendapatan bagi kelompok 40 persen penduduk berpendapatan terendah, Kabupaten Grobogan termasuk daerah yang memiliki tingkat ketimpangan pendapatan yang rendah (< 0,35). Atau dengan kata lain dapat dikatakan bahwa distribusi pendapatan di wilayah Kabupaten Grobogan relatif sudah merata. Indeks Gini Ratio menunjukkan angka-angka selama tahun 2008 – 2011 lebih mendekati angka 0, yang berarti tingkat ketimpangan distribusi pendapatan relatif rendah. Secara lengkap indikator pemerataan pendapatan di Kabupaten Grobogan dapat dilihat dalam tabel III.9 berikut ini:

Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kabupaten Grobogan Tahun 2013 I ‐

103

Tabel III.9

Indikator Distribusi Pendapatan Masyarakat Kabupaten Grobogan Tahun 2008 - 2011

No Indikator Tahun (%)

2008 2009 2010 2011

1 Indeks Gini Ratio 0,2639 0,2331 0,2329 0,2328

2

Persentase pendapatan yang diterima oleh 40% penduduk yang berpendapatan

rendah.

26,21% 27,01% 26,94% 26,25%

Sumber: BPS Kabupaten Grobogan, diolah.

Berdasarkan indikator distribusi pendapatan masyarakat sebagaimana tampak pada tabel 3.9, dapat diketahui bahwa distribusi pendapatan masyarakat Kabupaten Grobogan berada pada kategori ketimpangan rendah (low inequality) yang ditunjukkan dari indikator sebagai berikut:

1. Angka Gini Ratio selama lima tahun berturut-turut selalu berada di bawah angka 0,35.

2. Berdasarkan kriteria Bank Dunia, 40% penduduk berpendapatan

rendah dalam lima tahun berturut-turut menerima lebih dari 17% dari pendapatan total kabupaten yaitu: 26,21%, 27,01% dan 26,94% serta 26,25%.

Tingkat pemerataan distribusi pendapatan selama tahun 2008 – 2011 menunjukkan kecenderungan yang lebih merata. Hal ini dibuktikan dengan kecenderungan menurunnya angka Indeks Gini Ratio dari tahun 2008 sampai 2011 dari 0,2639 pada tahun 2008 menjadi 0,2328 pada tahun 2011. Untuk persentase penerimaan pendapatan dari 40% penduduk berpendapatan rendah berfluktuasi dari 26,21% pada tahun 2008 meningkat menjadi 27,01% pada tahun 2009, kemudian menurun lagi di tahun 2010 menjadi sebesar 26,94%, dan menurun lagi menjadi sebesar: 26,25% pada tahun 2011.

Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kabupaten Grobogan Tahun 2013 I ‐

104

3.1.4 Tantangan dan Prospek Perekonomian Daerah Tahun 2012 dan 2013

Pembangunan perekonomian daerah Kabupaten Grobogan merupakan bagian integral dari pembangunan ekonomi secara Nasional. Sehingga tantangan pembangunan perekonomian Kabupaten Grobogan tidak dapat dilepaskan dengan tantangan pembangunan perekonomian secara Nasional. Dokumen Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) Tahun 2010-2014 mengisyaratkan bahwa pencapaian tujuan pembangunan nasional diprioritaskan untuk terwujudnya Indonesia yang sejahtera, demokratis, dan berkeadilan yang menjadi Visi Indonesia 2014. Terkait dengan agenda pembangunan nasional itu, berbagai isu terkini berkembang dalam Musyawarah Perencanaan Pembangunan Nasional Tahun 2011 yang dijadikan pertimbangan dalam proses penyusunan Rencana Kerja Pemerintah (RKP) Tahun 2012, diantaranya:

1. penguatan ketahanan pangan dalam upaya menjaga ketersediaan

bahan pokok dan energi;

2. percepatan pengurangan kemiskinan;

3. peningkatan keterlibatan pemangku kepentingan dalam proses

pembangunan;

4. peningkatan nilai tambah pemanfaatan potensi dan peluang

sumberdaya alam, demografi, relokasi industri, dan pasar domestik yang besar; dan

5. implementasi upaya-upaya pembangunan berkelanjutan.

Rencana Kerja Pemerintah Tahun 2012 sebagai implementasi RPJMN masih tetap bertumpu pada 11 (sebelas) Prioritas Nasional dan 3 (tiga) Prioritas Lainnya yang harus disinergikan dengan prioritas pembangunan daerah. Sinergitas pusat-daerah harus mempertimbangkan berbagai hal, yaitu: (1) keterkaitan antar wilayah dari segi sosial, ekonomi, budaya dan politik sebagai perwujudan wawasan nusantara dalam kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia, (2) potensi strategis di

Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kabupaten Grobogan Tahun 2013 I ‐

105

setiap wilayah, (3) tujuan dan sasaran pembangunan setiap wilayah (4) rencana tata ruang dan pola pemanfaatan ruang yang optimal, serta (5) keterkaitan lintas sektor dan lintas wilayah secara lebih efektif dan efisien. Prioritas pembangunan nasional sesuai RPJMN Tahun 2010-2014 terdiri dari 11 (sebelas) Prioritas Nasional dan 3 (tiga) Prioritas Lainnya, yaitu:

1. reformasi birokrasi dan tata kelola; 2. pendidikan;

3. kesehatan;

4. penanggulangan kemiskinan; 5. ketahanan pangan;

6. infrastruktur;

7. iklim investasi dan usaha; 8. energi;

9. lingkungan hidup dan bencana;

10. daerah tertinggal, terdepan, terluas, dan pasca konflik; 11. kebudayaan, kreativitas, dan inovasi teknologi, dan

12. tiga prioritas lainnya yaitu prioritas dalam: (1) bidang politik, hukum, dan keamanan; (2) bidang perekonomian dan; (3) bidang kesejahteraan rakyat, sebagaimana telah tertuang didalam RPJMN 2010-2014.

Keberhasilan dalam pencapaian prioritas pembangunan secara nasional sangat tergantung dengan sinergitas kebijakan antara pemerintah pusat dengan pemerintahan daerah baik Pemerintahan Daerah Provinsi maupun Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota. Sinkronisasi kebijakan diwujudkan dalam bentuk program dan kegiatan sesuai kewenangan masing-masing yang diorientasikan melalui pencapaian strategi pembangunan yang pro-growth, pro-job, pro-poor,

dan pro-environment serta pengembangan program-program percepatan pengurangan kemiskinan melalui: Klaster 1 (pertama) Program Bantuan Sosial Berbasis Keluarga, Klaster 2 (kedua) Program Pemberdayaan

Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kabupaten Grobogan Tahun 2013 I ‐

106

Masyarakat, Klaster 3 (ketiga) Program Pemberdayaan Usaha Kecil dan Mikro, serta Klaster 4 (keempat) Program Pro Rakyat.

3.2 Arah Kebijakan Keuangan Daerah

Arah kebijakan keuangan daerah dimaksudkan untuk melakukan optimalisasi pengelolaan keuangan daerah yang diwujudkan dalam penyusunan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD). Agar didapatkan perencanaan anggaran yang memenuhi azas transparansi dan akuntabilitas maka Penyusunan APBD Tahun Anggaran 2013 harus didasarkan prinsip-prinsip sebagai berikut:

1. APBD disusun sesuai dengan kebutuhan penyelenggaraan

pemerintahan daerah;

2. APBD harus disusun secara tepat waktu sesuai tahapan dan jadwal; 3. Penyusunan APBD dilakukan secara transparan, dimana memudahkan

masyarakat untuk mengetahui dan mendapatkan akses informasi seluas-luasnya tentang APBD;

4. Penyusunan APBD harus melibatkan partisipasi masyarakat; 5. APBD harus memperhatikan rasa keadilan dan kepatutan;

6. Substansi APBD dilarang bertentangan dengan kepentingan umum, peraturan yang lebih tinggi dan peraturan daerah lainnya.

3.2.1 Proyeksi Keuangan Daerah dan Kerangka Pendanaan

Berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku sumber pendapatan daerah terdiri dari: (1) Pendapatan Asli Daerah (PAD), (2) Dana Perimbangan, dan (3) Lain-lain Pendapatan Daerah yang Sah. Pendapatan Asli Daerah berasal dari: (a) Pajak Daerah, (b) Retribusi Daerah, (c) Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang Dipisahkan, dan (d) Lain-lain PAD yang Sah. Sedangkan Dana Perimbangan berasal dari: (a) Dana Bagi Hasil Pajak dan Dana Bagi Hasil Kekayaan Alam, (b) Dana Alokasi Umum, dan (c) Dana Alokasi Khusus. Lain-lain Pendapatan Daerah yang Sah berasal dari: (a) Dana Hibah, (b) Dana Darurat,

Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kabupaten Grobogan Tahun 2013 I ‐

107

(c) Dana Bagi Hasil dari Pemerintah Provinsi/Pemerintah Daerah lainnya, (d) Dana Penyesuaian dan Otonomi Khusus, (e) Bantuan Keuangan Pemerintah Provinsi dan Pemerintah Daerah lainnya.

Selain pendapatan daerah, sumber dana untuk membiayai pembangunan daerah juga dapat berasal dari Penerimaan Pembiayaan Daerah. Penerimaan Pembiayaan Daerah terdiri dari: (a) Sisa Lebih Perhitungan Anggaran Tahun Sebelumnya (SiLPA), (b) Pinjaman Daerah, (c) Pancairan Dana Cadangan, (d) Penerimaan Piutang Daerah, dan (e) Hasil Penjualan Kekayaan Daerah yang Dipisahkan.

Dengan serangkaian kebijakan pendapatan daerah itu, maka realisasi dan proyeksi pendapatan daerah selama tahun 2009 – 2013, adalah sebagaimana dalam tabel III.10 berikut:

Tabel III.10

Realisasi dan Proyeksi/Target Pendapatan Daerah Kabupaten Grobogan Tahun 2009 s.d tahun 2013

NO Uraian

Jumlah Realisasi Tahun

2009 Realisasi Tahun 2010 Tahun Berjalan2011 Proyeksi/Target Thn Rencana 2012 pada Tahun 2013 Proyeksi/Target

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)

1.1 Pendapatan asli daerah 77.079.602.181 78.366.420.899 93.599.755.142 111.963.319.205 134.147.361.354 1.1.1 Pajak daerah 11.177.230.232 15.104.906.059 17.172.767.698 19.534.023.257 22.229.718.466 1.1.2 Retribusi daerah 46.188.968.326 48.749.800.832 59.717.022.540 73.213.069.634 89.795.829.906 1.1.3 Hsl pengel kekayaan daerah yg dipisahkan 5.066.839.675 5.138.562.275 3.207.847.033 3.499.761.113 3.819.989.254 1.1.4 Lain-lain PAD yang sah 14.646.563.948 9.373.151.733 13.502.117.871 15.716.465.202 18.301.823.727

1.2 Dana perimbangan 695.617.456.551 746.052.421.038 832.347.036.146 895.444.616.372 966.159.421.268 1.2.1 Dana bagi hsl pjak/Bagi hsl bkn pajak 53.918.290.551 60.752.838.038 67.933.823.494 75.983.981.578 85.026.075.386 1.2.2 Dana alokasi umum 614.891.166.000 617.827.183.000 647.915.366.812 679.663.219.786 713.306.549.165 1.2.3 Dana alokasi khusus 26.808.000.000 67.472.400.000 116.497.845.840 139.797.415.008 167.826.796.717

1.3 Lain-2 pendapatan daerah yang sah 58.260.117.647 97.802.463.707 131.207.379.790 144.074.788.417 158.279.661.832

1.3.1 Hibah 0 0 0 0 0

1.3.2 Dana darurat 0 0 0 0 0

1.3.3 Bagi hasil pajak dari provinsi dan dari pemerintah daerah lainnya 40.747.992.647 37.955.403.707 65.831.766.000 72.447.858.483 79.765.092.190 1.3.4 Dana Penyesuaian dan Otsus 17.512.125.000 59.847.060.000 41.750.944.078 45.946.913.958 50.587.552.267

Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kabupaten Grobogan Tahun 2013 I ‐

108

NO Uraian

Jumlah Realisasi Tahun

2009 Realisasi Tahun 2010 Tahun Berjalan2011 Proyeksi/Target Thn Rencana 2012 pada Tahun 2013 Proyeksi/Target

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)

1.3.5 Bantuan Keuangan dari provinsi pemerintah daerah lainnya*) 0 0 23.624.669.712 25.680.015.977 27.927.017.375

JUMLAH PENDAPATAN DAERAH

(1.1 +1.2+1.3) 830.957.176.379 943.965.603.144 1.057.154.171.078 1.151.482.723.995 1.258.586.444.455

3.2.2 PENGELOLAAN PENDAPATAN DAERAH

Dokumen terkait