4.1. Perencanaan Balok
4.1.9 Pemeriksaan Batas Kemampuan Layan
Untuk pemeriksaan tegangan,kondisi awal dari struktur atau pada saat t =0, berbeda pada saat kondisi setelah struktur balok sudah dipasang dan sudah ada beban luar yang bekerja t= ∞.Itulah sebabnya perhitungan tegangan kondisi awal,t = 0 perhitungannya tidak disatukan dengan t = ∞.
4.1.9.1.1Pemeriksaan Tegangan Pada Level Beton Prategang
Berdasarkan Eurocode 2 pasal 4.2.1.4/4.4.1.1 ,untuk batas tegangan beton yang sudah mengalami kehilangan tegangan beton tergantung waktu seperti rangkak dan susut pada beton adalah:tidak melebihi σC≤ 0.45*fck
σC = 0.45*40 = 18,0 N/mm2 = 18 MN/m2 Untuk pemeriksaan tegangan untuk level beton prategangdigunakan kombinasi quasi-permanent yaitu :
Ed,perm = ΣGk,j + Pk+ Σψ2,i.Qk,I i>1
Di mana ; ψ2 untuk wind load = 0 dan ψ2 untuk imposed load = 0.3 Maka,pemeriksaan tegangan untuk
Potongan I(Titik maksimum) pada kondisi awal,t = 0
Nd,perm = -Pm,0 = -1067,175 kN
Md,perm = 1156,1 + (-665,917) = 490,183 kNm
Pada kondisi awal,beban yang bekerja pada struktur hanyalah berat sendiri dari balok prategang,juga momen akibat gaya prategang.Maka,tegangan yang terjadi:
σCbawah =
*
½-tR ™È¦-= *
,ls a, bs , lŒb,lŒ= 1,008 N/mm2
σCatas =
*
½-tR ¦-™É= *
,ls a, bs*
, Œaa,lŒ= - 7,400 N/mm2
Baik tegangan pada serat atas= -7,400 N/mm2 dan serat bawah = 1,008 N/mm2 tidak melebihi tegangan yang disyaratkan yaitu 18 N/mm2.Maka,struktur pada kondisi awal dpat dikatakan AMAN.
Potongan I(Titik Maksimum) dengan t =∞
Pada kondisi ini,momen akibat beban eksternal seperti beban tidak tetap
(variable action) sudah bekerja.Demikian pengaruh akibat kehilangan prategang
sudah diperhitungkan.
Nd,perm = -1067,175*(0,9112) = -0,9724 MN Md,perm = 1231,1 + (-665,917) = 565,183 kNm Md,variable = 116,85*0.3 = 35,055 kNm
Untuk beban angin,karena ψ2 = 0,maka tidak diperhitungkan momen akibat beban angin.Maka,tegangan yang terjadi adalah :
σCbawah =
*
½-tR ¦-JQJ™È= *
,ls a,Œs l ,b, lŒb= 1,9 N/mm2
σCatas =
*
½-tR ¦-JQJ™É= *
,ls a,Œs l*
.b, Œaa= - 8, N/mm2
Baik tegangan pada serat atas= -8,353 N/mm2 dan serat bawah = 1,944 N/mm2 tidak melebihi tegangan yang disyaratkan yaitu 18 N/mm2.Maka,struktur pada kondisi awal dapat dikatakan AMAN.
Untuk daerah tumpuan,tegangan tidak akan diperiksa karena sudah pasti tegangan yang ada di tumpuan hanyalah tegangan akibat prategang saja,karena momen akibat beban mati ataupun beban tidak tetap di tumpuan = 0.dan tentunya
tegangan di tumpuan menjadi kecil dibandingkan tengan di titik maksimum.Jadi,tegangan di tumpuan tidak perlu dihitung karena tidak terlalu berpengaruh.
4.1.9.1.2 Pemeriksaan Tegangan Pada Level Tulangan Nonprategang (Reinforcement Steel)
Berdasarkan Eurocode 2 pasal 4.4.1.1 tegangan pada level reinforcement
steel adalah : σs≤0,8*fyk = 0.8*500 = 400 N/mm2
Kombinasi beban yang digunakan adalah rare combination,yaitu : Ed,rare = ΣGk,j + Pk+ Σψ0,i.Qk,I i>1
Tegangan Pada Titik Maksimum(Potongan I),t=∞
Nd,rare = -1067,75*0.9112 = -972,410 kN
Md,rare = 1231.1 + 116,85+281,5*0.6 = 1516,85 kNm
Untuk luas penampang baja/reinforcement steel = As=20,78 cm2. ζ = 0.90 Maka,tegangan yang terjadi pada level baja adalah :
σS =
].`s ,s]. š ,a s
,Œ ∗ , a *0.9724 = 184,666 MN/m2
σS = 184,666 MN/m2 < 400 MN/m2….tegangan pada level baja AMAN
4.1.9.1.3 Pemeriksaan Tegangan Pada Level Baja Prategang(Prestressing Steel)
Berdasarkan Eurocode 2 pasal 4.4.1.1 tegangan pada level prestressing steel atau baja prategang dapat dituliskan sebagai berikut
Untuk pemeriksaan tegangan pada level baja prategang,yang diperhitungkan yaitu gaya aksial akibat gaya prategang dan momen akibat beban tetap.
Tegangan Pada Titik Maksimum(t =∞)
Nd,perm = -1067,175*0.9112 = -972,410 kN Md,perm = 1231,1 kNm
Maka,tegangan yang terjadi pada level baja prategang :
∆σp =
].`s .s]). š. −0.9724 + .Œ∗ , a, ` = 74,467 MN/m2.
∆σp = 74,467 MN/m2 < 1327,5 MN/m2…..perencanaan AMAN.
4.1.9.2 Pemeriksaan Batas Retak(Limit State of Cracking)
Pada saat pemberian tegangan,serat bawah dari struktur mengalami tegangan tekan/compression.Tetapi,dengan bertambahnya beban,serat ini sedikit demi sedikit mengalami tegangan tarik.Karena beton sangat lemah terhadap tarikan,maka struktur tersebut mulai mengalami retak sedikit demi sedikit.Oleh sebab itu,diperlukan luas tulangan non prategang(reinforcement steel yang cukup untuk dapat mengatasi keretakan tersebut.
4.1.9.2.1 Batas Luas Tulangan Baja Minimum Untuk Retak
Batas tegangan yang mengalami penguatan/tambahan tulangan baja non prategang untuk mengatasi retak adalah 1 N/mm2.Demikian juga untuk pemeriksaan tegangan menggunakan rare combination.
Nd,rare = -1067.175*0.9112 = -972,410 kN
Md,rare = 1231,1+281.5+116.85+(-665,917*0.9112) = 1022,666 kNm Maka,tegangan pada serat bawah adalah :
σCbawah =
*
½-tR ¦-JQJ™È= *
,ls a,Œs l ,, lŒbs= 4,768 N/mm2 > 1N/mm2. Jadi,dibutuhkan penguatan tulangan baja.
Sekarang memeriksa luas tulangan baja minimum.Berdasarkan Eurocode 2 pasal 4.4.2.2 luasnya dapat dirumuskan sebagai berikut :
˜?ÆÇ‚ = o@. o. ®@ ,µ§§.tRJ
BI
Di mana kc = 0.4Ê1 + BR
ËE.ÌRJ,ÍÌÌÎ ≤ 1
fct,eff = fctm =3.5 N/mm2
Act = luas area beton dalam zona tarik As = luas tulangan baja dalam zona tarik.
σc = =
−
½ -tR= −
.ls a,Œs l=
-2,068 N/mm2 k1 = 1,5*h/h’. Di mana h’ = 1.00 m untuk h ≥ 1.00 m k1 = 1.5*(1.35/1.00) = 2.025 kc = 0.4Ê1 + BR ËE.ÌRJ,ÍÌÌÎ = 0.4 Ð1 + • . b]. a∗`,aÐ = 0,283 < 1.0 k = 0.8 untuk h≤ 300 mm(di mana h adalah nilai yang lebih kecil antara b dan h pada penampang. Pada penampang potongan I,h = 1010 mm dan b= 250 mm).
Menentukan Nilai Act
Tegangan yang terjadi pada serat atas akibat beban adalah tegangan tarik.Diketahui bahwa tegangan tarik, fct,eff = fctm =3.5 N/mm2.Tegangan tarik juga terjadi akibat adanya momen retak yang bekerja.
σCbawah
= W*
, bs,ls a∗ .Œ*
,b b, Œaa∗ .Œ[
. Œaa¦D=
3.5 N/mm2 MR = momen retakMR = [3.5 –(
−
, bs,ls a∗ .Œ*
,b b, Œaa∗ .Œ-*
0.0955.103 = 749,668 kNmPada serat tertekan bekerja juga momen retak.Besar tegangan pada serat atas :
σCatas
= W*
, bs,ls a∗ .Œ*
,b b, lŒb∗ .Œ[ *
.slŒs. lŒb = -10,770 N/mm2 ht = `.a`.a .ss ∗ 1.35 = 0.331 m
Maka,Act = bw*ht = 0.25*0.331 = 0.0828 m2
Menentukan σs
σs adalah tegangan maksimum yang diijinkan pada level tulangan baja setelah terjadinya pola retak.Nilainya dapat diambil 100% dari tegangan leleh baja.Atau untuk alasan keamanan untuk retak dilihat dari tabel 4.11 Eurocode 2.
ds =
´ ∗
?.
ËR.Ë.ÑJ l Ñ•¬).
§RJ,ÍÌÌ §RJF≥ ´ ∗
?.
§RJ,ÍÌÌ §RJF = d*s. . ]`∗ .]∗ .`` l .`a• . a) .`.a`.= 0.109 ´ ∗
i. ´ ∗
i.
®•“,Š®® ®•“0=
1.17.d*slMaka, ds = 1.17.d*s. dimana ds diameter tulangan baja yang digunakan,ds = 20 mm.Dan d*s = diameter batang maksimum untuk pengendalian retak.
Maka,d*s = 20/1.17 = 17,1 mm.Maka,dari tabel 4.11 Eurocode2 untuk 17,1 mm didapatkan σs≈ 195 MN/m2.
Menentukan Luas Tulangan Baja Minimum (Asmin)
Maka, ˜?ÆÇ‚ = o@. o. ®@ ,µ§§.tRJ
BI = 0.283*0.8*3.5*(0.0828/195)*104 = 3.365 cm2
Asmin = 3,365 cm2 < As = 20,78 cm2(6Ǿ21). Tidak diperlukan lagi penambahan tulangan baja. Maka,kebutuhan tulangan baja untuk menahan momen retak dipenuhi.
4.1.9.2.2 Pengendalian Jarak Begel/Sengkang Untuk Kontrol Retak
Diperlukan adanya pemeriksaan jarak sengkang/tulangan geser untuk mencegah terjadinya momen retak yang besar.Tetapi,tidak diperlukan pemeriksaan jarak tulangan geser/begel apabila VSd > VEd atau 3VRd1 > VSd.Di mana,VSd = VRd1.
VEd = 273,802 kN dan VRd1 = 103,263 kN dan 3 VRd1 = 309,789 kN. Karena, 3VRd1 = 309,789 > VEd = 273,802 kN,…tidak diperlukan pemeriksaan jarak tulangan geser untuk kontrol retak.
4.1.9.2.3 Perhitungan Lebar Retak Maksimum
Perhitungan desain untuk lebar retak menurut Eurocode 2 pasal 4.4.2.4 dapat dirumuskan sebagai berikut : wk = β.srm.εrm.
Di mana wk = lebar retak
β = koefisien retak.β = 1.7 untuk pengendalian retak apabila dimensi penampang minimum balok di atas 800 mm,dan β = 1.3 untuk
pengendalian retak apabila dimensi penampang minimum baik itu kedalaman ,lebar dan tebal penampang lebih kecil dari 300 mm.
β = 1.7(karena d= 1.30 m> 0.8 m)
εrm = BI
>I 1 −
β
1.β
2. BIDBI) )
srm = 50+0.25*k1*k2Ǿ/ρr
srm =jarak retak rata-rata
Di mana β1 = 1.0(untuk tulangan dengan ikatan kuat) β2 = 0.5
σs = tegangan tarik tulangan baja untuk kondisi retak.
σsr = tegangan tarik tulangan baja kondisi di mana terjadinya retak pertama.
φ = diameter tulangan baja = 20 mm.
k1 = 0.8 (untuk tulangan dengan ikatan kuat) k2 = 0.5(untuk momen lentur)
ρr = As/Act,eff
As = luas tulangan baja
Act,eff = luas efektif tarik di mana Act,eff = bw.2.5(h-d)
Kombinasi beban memakai frekuen-combination untuk perhitungan tegangan.
Ed,frequ = ΣGk,j + Pk+ ψ1,i.Qk,I + ΣΨ2,i.Qk2 >1
Ψ1 = 0.6 untuk imposed load dan Ψ2 = 0 untuk wind load Nd,freq = -1067,175*0.9112 = -972,410 kN Md,freq = 1231.1 + 0.6(116.85) + 0 = 1301,21 kNm Ap = 8.37 cm2(9 diameter 12.7) dan As = 20.78 cm2(6 D 21) Act,eff = 0.25*2.5(1.35-1.3) = 0.03125 m2 Maka ,σsr = .s] ].`s). š ,` .Œ∗ , a *0.97240 = 97,7 MN/m2 σs = σsr +0.4*fctm,eff|Ò ÍÌÌ−Ò JQJ~ ρeff = tIL ÓY .UC
Maka, ρeff = .s] .ŒY.],`s . ` a. š = 0,0882 ρtot = tIL .UC ÔÕÖ,×ØØ = 20.0.03125.1078+.8,374 = 0,0933 Maka,σs = 97.7+ 0.4*3.5 . ]] − . Œ`` = 98,57 MN/m2 ρr = As/Act,eff = 20.78/(0.03125*104) = 0.0665 Maka, srm = 50+0.25*k1*k2Ǿ/ρr = 50+0.25*0.8*0.5*20/0.0665 = 80,075 mm εrm = BI >I 1 −
β
1.β
2. WBID BI[ ) = Œ],as W1 − 1 ∗ 0.5 Œ].asŒs.s [ = 0.000251Maka,lebar retak yang terjadi adalah :
wk = β.srm.εrm.= 1.7*80.075*0.000251 ,maka wk = 0.0341 mm.
Berdasarkan Eurocode 2 untuk lebar retak maksimumu,w = 0.2 mm sementara wk = 0.0341 mm,struktur balok aman untuk lebar retak.