• Tidak ada hasil yang ditemukan

TINJAUAN PUSTAKA

C. KEWENANGAN BIDAN

4) Pemeriksaan fisik

Pemeriksaan fisik dari ujung rambut sampai ujung kaki. Menjelaskan pemeriksaan fisik (Ambarwati, 2010) :

a) Muka : tidak pucat, tidak oedema

155

c) Leher : tidak ada pembendungan vena jugularis dan kelenjar tiroid. d) Keadaan buah dada dan puting susu

(1) Simetris/tidak

(2) Konsistensi, ada pembengkakan/tidak (3) Puting menonjol/tidak, lecet/tidak e) Keadaan abdoment

(1) Uterus :

Normal : kokoh, berkontraksi baik, tidak berada diatas ketinggian fundal saat masa nifas segera.

Abnormal : lembek, diatas ketinggian fundal saat masa post partum segera.

(2) kandung kemih : bisa buang air/ tidak f) Keadaan genitalia

(1) Lochea

Normal : merah hitam (lochea rubra), bau biasa, tidak ada beuan darah atau butir-butir darah beku (ukuran jeruk kecil), jumlah perdarahan yang ringan atau sedikit (hanya perlu mengganti pembalut setiap 3-5 jam).

Abnormal : merah terang, bau busuk, mengeluarkan darah beku, perdarah berat (memerlukan penggantian pembalut setiap 0-2 jam)

(2) Keadaan perineum : oedema, hematoma, bekas luka episiotomi/robekan, hecting.

(3) Keadaan anus : hemorroid

(4) Keadaan ekstremitas : varices, oedema, refleks patella. e) Data penunjang

c. Analisa

Dalam langkah ini data yang telah dikumpulkan dinterpretasikan menjadi diagnosa kebidanan dan masalah. Keduanya digunakan karena beberapa

156

masalah tidak dapat diselesaikan seperti diagnosa tetapi membutuhkan penanganan yang dituankan dalam rencana asuhan terhadapa pasien, masala sering berkaitan dengan pengalaman wanita yang diidentifikasikan oleh bidan. (Ambarwati, 2010)

1) Diagnosa kebidanan

Diagnosa dapat ditegakan yang berkaitan dengan para, abortus, anak hidup, umur ibu, dan keadaan nifas.

2) Masalah

Permasalahan yang muncul berdasarkan pernyataan pasien. Data dasar meliputi:

a) Data subyektif : data yang didapat dari hasil anamnesa pasien. (Ambarwati, 2010)

b) Data objektif : data yang didapat dari hasil pemeriksaan (Ambarwati, 2010).

d. Penatalaksanaan

Pada langkah ini, rencanan asuhan menyeluruh dilaksanakan secara efisien dan aman dan ditambah dengan evaluasi pada tiap tindakan. Realisasi dari perencanaan dapat dilakukan oleh bidan, pasien, atau anggota keluarga yang lain. Jika bidan tidak melakukannya sendiri, ia tetap memikul tanggung jawab atas terlaksananya seluruh perencenaan. (Sulistyawati, 2009). Penyuluhan, konseling dari rujukan untuk masalah-masalah social, ekonomi atau masalah psikososial. Adapun hal-hal yang perlu dilakukan pada kasus ini adalah :

1) mengobservasi meliputi keadaan umum, kesadaran, tanda-tanda vital, tinggi fundus uteri, kontraksi uterus, menganjurkan ibu untuk segera berkemih, observasi mobilisasi dini, menjelaskan manfaatnya. (Ambarwati, 2010)

157

2) Kebersihan diri meliputi menjaga kebersihan seluruh tubuh terutama daerah genitalia, mengganti pembalut minimal dua kali sehari atau setiap kali selesai BAK. (Ambarwati, 2010)

3) Istirahat meliputi memberi saran kepada ibu untuk cukup istirahat, memberi pengertian manfaat istirahat, menganjurkan pada ibu untuk kembali mengerjakan pekerjaan sehari-hari. (Ambarwati, 2010)

4) Gizi, meliputi menganjurkan pada ibu untuk makan bergizi, bermutu dan cukup kalori, minum 3 liter air sehari atau segelas setiap habis menyusui, minum tablet Fe/zat besi, minum vitamin A (200.000 unit). (Ambarwati, 2010)

5) Perawatan payudara, meliputi menjaga kebersihan payudara, memberi ASI ekslusif smapai bayi umur 6 bulan. (Ambarwati, 2010)

6) Hubungan seksual, meliputi memberi pengertian hubungan seksual kapan boleh dilakukan. (Ambarwati, 2010)

7) Keluarga berencana, meliputi menganjurkan pada ibu untuk mengikuti KB sesuai dengan keinginannya. (Ambarwati, 2010)

5. Asuhan Kebidanan KB

Asuhan kebidanan pada KB ini merupakan kelanjutan dari asuhan pada nifas yang lalu. Metode pendokumentasian yang digunakan adalah SOAP.

a. Subyektif

1) Keluhan utama

Dikaji keluhan pasien yang berhubungan dengan penggunaan KB. (Setya, Arum, 2011)

2) Riwayat kontrasepsi yang digunakan

Untuk mengetahui apakah ibu sudah menjadi akseptor KB lain sebelum menggunakan KB pil dan sudah berapa lama menjadi akseptor KB tersebut.(Setya, Arum, 2011)

158

3) Pola pemenuhan kebutuhan sehari-hari(Setya, Arum, 2011) a) Pola nutrisi

Menggambarkan tentang pola makan dan minum, frekuensi, banyaknya, jenis makanan, dan makanan pantangan atau terdapatnya alergi.

b) Pola eliminasi

Dikaji untuk mengetahui tentang BAB dan BAK baik frekuensi dan pola sehari-hari.

c) Pola istirahat

Dikaji untuk mengetahui pola tidur serta lamanya tidur. d) Pola seksual

Dikaji apakah ada gangguan atau keluhan dalam hubungan seksual. e) Pola aktifitas

Menggambarkan pola aktifitas pasien sehari-hari. Pada pola ini perlu dikaji pengaruh aktifitas terhadap kesehatannya.

f) Pola personal hygiene masalah dan lingkungan

Mandi berapa kali, gosok gigi berapa kali, kramas berapa kali, bagaimana kebersihan lingkungan apakah memenuhi syarat kesehatan.

4) Keadaan psiko, sosial dna spiritual

Hal ini perlu dikaji untuk mengetahui keadaan psikologi ibu sehubungan dengan hubungan pasien dengan suami, keluarga, dan tetangga. Dan bagaimana pandangan suami dengan alkon yang dipilih apakah mendapat dukungan atau tidak.(Setya, Arum, 2011)

b. Obyektif

1) Pemeriksaan Umum

Dilakukan pemeriksaan umum untuk mengkaji keadaan umum, kesadaran, tanda-tanda vital (TD, nadi,suhu, dan RR) yang dapat digunakan untuk mengetahui keadaan ibu berkaitan dengan kondisi

159

yang dialaminya, Sehingga bidan dapat mengambil keputusan untuk melakukan tindakan medis pada pasien. (Setya, Arum, 2011)

2) Status Present (Setya, Arum, 2011)

a) Kepala: Periksa keadaan kepala dan kulit kepala, distribusi rambut rontok atau tidak.

b) Mata: Untuk mengetahui konjungtiva anemis atau tidak, sklera ikterik atau tidak, dan untuk mengetahui kelopak mata cekung atau tidak.

c) Hidung: Diperiksa untuk mengetahui ada polip atau tidak.

d) Mulut: Diperiksa untuk mengetahui apakah ada stomatitis atau tidak.Dan ada caries dentis atau tidak.

e) Telinga: Diperiksa untuk mengetahui apakah ada tanda-tanda infeksi telinga seperti OMA atau OMP.

f) Leher: Diperiksa apakah ada pembesaran kelenjar tyroid atau tidak. g) Ketiak: Untuk mengetahui apakah ada pembesaran kelenjar limfe

atau tidak.

h) Dada: Untuk mengetahui dada simetris atau tidak, ada retraksi dinding dada saat respirasi atau tidak.

i) Mammae: Apakah ada kelainan pada bentuk payudara seperti benjolan abnormal atau tidak.

j) Abdomen: Diperiksa untuk mengetahui adanya bekas operasi pada daerah abdomen atau tidak.

k) Pinggang: Untuk mengetahi adanya nyeri tekan waktu diperiksa atau tidak.

l) Genitalia : Dikaji apakah adanya condiluma aquminata dan diraba adanya infeksi kelenjar batholinidan kelenjar skene / tidak. m) Punggung: Periksa apakah ada kelainan tulang punggung atau tidak. n) Anus: Apakah pada saat inspeksi ada hemoroid atau tidak.

160

o) Ekstremitas: Diperiksa apakah ada varises atau tidak , apakah ada odem dan kelainan atau tidak.

c. Analisa

Analisa dibentuk dari data dasar, dalam hal ini dapat berupa diagnosa kebidanan, masalah dan keadaan pasien.(Setya, Arum, 2011)