DAFTAR PUSTAKA
LAPORAN PENDAHULUAN GASTRITIS PADA LANSIA
E. PEMERIKSAAN FISIK
1. Faktor predisposisi dan presipitasi
a. Faktor predisposisi adalah bahan-bahan kimia, merokok, kafein, steroid, obat analgetik, anti inflamasi, cuka atau lada.
b. Faktor presipitasinya adalah kebiasaan mengkonsumsi alcohol dan rokok, penggunaan obat-obatan, pola makan dan diet yang tidak teratur, serta gaya hidup seperti kurang istirahat. 2. Test dignostik
a. Endoskopi : akan tampak erosi multi yang sebagian biasanya berdarah dan letaknya tersebar. b. Pemeriksaan Hispatologi : akan tampak kerusakan mukosa karena erosi tidak pernah
melewati mukosa muskularis. c. Pemeriksaan radiology. d. Pemeriksaan laboratorium.
e. Analisa gaster : untuk mengetahui tingkat sekresi HCL, sekresi HCL menurun pada klien dengan gastritis kronik.
f. Kadar serum vitamin B12 : Nilai normalnya 200-1000 Pg/ml, kadar vitamin B12 yang rendah merupakan anemia megalostatik.
g. Kadar hemagiobi, hematokrit, trombosit, leukosit dan albumin.
h. Gastroscopy.
Untuk mengetahui permukaan mukosa (perubahan) mengidentifikasi area perdarahan dan mengambil jaringan untuk biopsi.
F. Pemeriksaan penunjang
Menrurut Suratun (2010. Hal: 71) pemeriksaan diagnostik pada pasien dengan gastritis meliputi :
b) Pemeriksaan serum vitamin B12 bertujuan untuk mengetahui adanya defesiensi B12. c) Analisa feses bertujuan untuk mengetahui adanya darah dalam feses.
d) Analisa gaster bertujuan untuk mengetahui kandungan HCI lambung.Acholohidria menunjukkan adanya gastritis atropi.
e) Test antibody serum. Bertujuan untuk mengetahui adanya antibody sel pariental dan faktor instrinsik lambung terhadap helicobacter pylori.
f) Endoscopy, biopsy dan pemeriksaan urin biasanya dilakukan bila ada kecurigaan berkembangnya ulkus peptikum.
g) Sitologi bertujuan untuk mengetahui adanya keganasan sel lambung. G. Penatalaksanaan
a. Menurut Manjoer (2000. Hal 493) penatalaksanaan medis pada pasien Gastritis, baik gastritis akut maupun gastritis Kronis ialah sebagai berikut :
1. Gastritis akut
Faktor utama adalah dengan menghilangkan etiologinya.Diet lambung, dengan porsi kecil dan sering.Obat obatan ditujukan untuk mengatur sekresi asam lambung, berupa antagonis reseptor H2, inhibitor pompa proton, antikolinergik, dan antacid.Juga ditujukan sebagai sitoprotektor, berupa sukralfat dan prostaglanding.
2. Gastritis kronis
Penatlaksanaa diberikan seperti pada pasien dengan sindrom dispepsia, apa lagi jika test serologi negatif. Pertama-tama yang dilakukan adalah mengatasi dan menghindari penyebab pada gastritis akut, kemudian diberikan pengobatan empiris berupa antasid, antagonis H2/ inhibitor pompa proton dan obat obatan prokinetik. Jika endoskopidapat dilakukan, dilakukan terapi eradikasi kecuali jika hasil CLO, kultur dan PA ketiganya negatif atau hasil serologi negative dan bukti bukti kelainan sistemik yang mungkin bertanggung jawab terhadap gejala-gejala.
b. Perawatan :
- meningkatklan istirahat pasien, mengurangi stress, farmakoterapi
- diet lambung dengan porsi kecil dan sering, untuk menetralisasi alkali gunakan jus lemon encer atau cuka encer, terapi cairan intravena, endoskopi fiberoptik
H. Analisa Data
No Data Etiologi Masalah
1 DS:
klien mengeluh nyeri pada ulu hatinya. Ambang nyeri 2
DO :
Klien tampak memegangi bagian epigastrium. Klien tampak gelisah
TD : 110/80 mmHg N : 80xm
RR : 24x/m S: 370C
Nyeri akut Iritasi mukosa lambung
2 DS
klien mengatakan tidak nafsu makan, kadang mual dan muntah.
DO :
makan ½ porsi BB : 40 kg Gizi kurang
Gigi kurang 6 buah TD : 110/80 mmhg N : 80 x / m RR : 18 x/ m S : 36,5o c perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan Nafsu makan menurun DS:
klien mengatakan tidak tahu kenapa di ulu hati terasa perih, panas.
DO:
klien tampak bingung terhadap penyakitnya TD : 120/80 mmhg N : 110 x / m RR : 20 x/ m Kurang pengetahuan tentang penyakitnya (faktor penyebab dan terapi diet) Kurang terpaparnya dengan informasi
S : 37,5o C I. Diagnosa keperawatan
Adapun Diagnosa Keperawatan menurut Suratun (2010. Hal: 63) adalah sebagai berikut : 1. Gangguan rasa nyaman nyeri b/d iritasi akibat peningkatan asam lambung
2. perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b/d asupan tubuh yang kurang akibat anoreksia dan tidak nafsu makan
3. Pengetahuan tentang penyakitnya (faktor penyebab dan terapi diet) b/d kurang terpaparnya informasi.
J. Nursing care planning No . Diagnosa keperawatan Nursing Outcome (NOC) Nursing intervensi Clasification (NIC) 1 Gangguan rasa nyaman nyeri pada efigastrium b/d iritasi mukosa NOC : 1. Pain Level, 2. pain control, 3. comfort level
Setelah dilakukan tindakan
1. Lakukan pengkajian
nyeri secara
komprehensif termasuk lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi,
lambung di tandai dengan : Ds : -Klien mengatakan nyeri pada ulu hati. Do : -Pasien tampak gelisah dan meringis -TD : 120 / 80 mmhg -N : 80 x/mnt -S : 37 oC -RR : 20 x/mnt
keperawatan selama 1x24 jam klien tidak mengalami nyeri, dengan kriteria hasil: Indikator IR ER mengontrol nyeri 3 4 Melaporkan nyeri 3 4 Mengenali nyeri 3 4 Rasa nyaman 3 4
Tanda Vital Normal 3 4
Gangguan tidur 3 4 Ket : 1 : kuat 2 : berat 3 : sedang 4 :Ringan 5 : Tidak ada -TD : 120 / 80 mmhg -N : 70 x/mnt -S : 36,5 oC -RR : 20 x/mnt -KU : baik - skala nyeri 1
kualitas dan faktor presipitasi
2. Observasi reaksi
nonverbal dari
ketidaknyamanan
3. Bantu pasien dan keluarga untuk mencari
dan menemukan
dukungan
4. Kontrol lingkungan
yang dapat
mempengaruhi nyeri seperti suhu ruangan, pencahayaan dan kebisingan
5. Kurangi faktor presipitasi nyeri
6. Kaji tipe dan sumber nyeri untuk menentukan intervensi
7. Ajarkan tentang teknik non farmakologi: napas dala, relaksasi, distraksi, kompres hangat/ dingin 8. Berikan analgetik untuk
mengurangi nyeri: ……...
9. Tingkatkan istirahat 10. Berikan informasi
tentang nyeri seperti penyebab nyeri, berapa lama nyeri akan berkurang dan antisipasi ketidaknyamanan dari
prosedur
Monitor vital sign sebelum dan sesudah pemberian analgesik pertama kali 2 Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d menurunnya nafsu makan DS: - Klien mengatakan nafsu makan, menurun karena anoreksia DO - klien tampak lesu -KU lemah -muntah ± 3kali - Klien tampak pucat TD : 110/70 mmhg N : 80 x / mt RR : 18 x/ mt S : 37 o c
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1 x24 jam diharapkan masalah dapat teratasi Kriteria Hasil :
Indikator IR ER
Intake makanan adekuat 3 4 Intake cairan adekuat 3 4 TD : 110/80 mmhg
N : 100 x / menit RR : 24 x/ menit S : 36,50C
Makan : 1 porsi
Minum : 6-7 gelas perhari
1. Indentifikasi dan batasi makanan yang
menimbulkan ketidaknyaman
2. kolaborasi pemberian obat analgetik
3. buat jadwal masukan tiap jam
4. timbang BB tiap hari 5. berikan makanan sedikit
tapi sering sesuai indikasi
6. berikan diet makanan ringan dengan tambahan makanan yang disukai
3 DS: klien
mengatakan tidak tahu kenapa di ulu hati terasa perih,
panas dan kemeng-kemeng. DO: klien tampak bingung terhadap penyak itnya TD : 120/80 mmhg N : 110 x /70 mmhg RR : 20 x/ m S : 37,5o C
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1 x24 jam diharapkan masalah dapat teratasi : Kriteria Hasil : - TD : 120/80 mmhg - N : 80 x / m - RR : 20 x/ mt - S : 36,5 1. Kaji tingkat pengetahuan tentang penyakitnya 2. Berikan pendidikan kesehatan tentang penyakitnya 3. Motivasi klien untuk melakukan anjuran dalam pendidikan kesehatan
4. Beri kesempatan untuk klien bertanya tentang penyakitnya
IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
Tgl/jam DX Implementasi Evaluasi
Menanyakan keluhan yang dirasakan klien
Mengukur TD, Suhu, menghitung S
Klien mengatakan nyeri di ulu hati mulai berkurang
Indikator I
R ER Paham tentang penyakitnya 3 4 Mengetahui penyebab
penyakit
3 4
Mengetahui tanda dan gejala 3 4 Memahami obat yang
dikonsumsi
nadi, RR
Melihat ekspresi wajah nyeri klien untuk menentukan skala nyeri
Mengajarkan teknik relaksasi nafas dalam pada klien untuk mengurangi nyeri
Menganjurkan klien untuk beristirahat
O : klien tampak tenang TD : 120/80 mmHg N : 80x/menit RR: 20x/menit S : 37,3 C A : masalah teratasi P : R dihentikan
Memberikan makan sedikit tapi sering
Memberikan lingkungan yang tenang dan nyaman
Mengkaji skala nyeri dan lokasi nyeri
Memberikan perawatan oral
menganjurkan tekhnik relaksasi dengan nafas dalam
menganjurkan px untuk mengubah posisi melakukan observasi TTV TD : 110/70 mmHg RR : 20x/menit N : 84x/meni S : 37,5 C Tn. S :
Klien mengatakan nafsu makannya sudah bertambah dan sudah tidak merasa mual dan muntah
O : keadaan cukup baik
Makan / minum : 1 porsi/6-7 gelas TD: 120/80 mmHg N : 80x/menit RR: 20x/menit S : 36,50C A : masalah teratasi P : R dihentikan
menentukan persepsi tentang proses penyakit
diskusikan program pengobatan jadwal dan kemungkinan efek samping obat-obatan
anjurkan melakukan aktivitas biasa secara bertahan
berikan informasi tertulis untuk ps atau orang terdekat
S :
klien mengatakan sudah mengerti tentang proses penyakit, penyebab dan terapi diet yang harus dilakukan O :
Klien sudah tidak bingung kagi tidak bertanya lagi tentang
penyakit dan pengobatan penyakitnya
A: Masalah teratasi P: Tindakan dihentikan