• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pemeriksaan Kimia Klinik

Dalam dokumen LAPORAN PRAKTIKUM KERJA INDUSTRI .docx (Halaman 24-58)

Kimia klinik adalah ilmu yang memepelajari tentang kimia yang ada dalam darah, misalnya gula darah, kolesterol, asam urat darah, dan sebagainya.

3.3.1 Pemeriksaan Glukosa a. Tujuan :

Untuk menghitung kadar glukosa dalam darah. b. Prinsip:

1. Dengan kolorimetri sehingga didapat panjang gelombang glukosa,dengan panjang gelombang 560 nm.

2. Hukum Lambert dan Beer,Lambert:absorbansi berkurang dan bertambahnya ketebalan zat penyerap. Beer:absorbansi berkurang dan bertambahnya konsentrasi zat penyerap.

c. Metode :

d. Reagen :

1. Reagen glukosa 2. Standar glukosa e. Bahan :

Serum atau plasma darah f. Nilai Normal :

1. Gukosa puasa : 60 - 100 2. Glukosa sewaktu : < 150 3. Glukosa 2 jam PP : < 150 g. Alat :

1. Spuilt dan Torniquet 2. Sentrifugasi

3. Kuvet

4. Tabung reaksi 5. Fotometer 4010 6. Tempat inkubasi

7. Pipet mikro 10 mikron dan 500 mikron 8. Tip Putih dan Biru

h. Cara kerja:

1. Ambil Darah melalui vena.

2. Masukan satu tetes EDTA kedalam tabung lalu isi dengan darah. 3. Putar dengan sentrifugasi dengan kecepatan 3000-6000 rpm dalam

waktu minimal 10 menit.

4. Siapkan 2 tabung, tabung pertama untuk standar glukosa 10 mikron dan tabung kedua untuk serum 10 mikron.

5. Masukan masing masing reagen glukosa 500 ml kedalam dua tabung tersebut,inkubasi 10 menit.

7. Baca dan catat hasil.

 Cara Baca Pemeriksaan Glukosa : 1. Set alat: C/ST,100,546 nm.

2. Masukan blangko,tekan Zero,tunggu sebentar,buang atau cabut.

3. Masukan standar,tekan standar,tunggu sebentar,tekan result sampai hasil 100.

4. Buang atau ambil standar. 5. Masukan sampel tekan result. 3.3.2 Pemeriksaan Kolesterol Total

a. Tujuan :

Untuk menentukan kadar kolesterol total dari serum darah. b. Prinsip :

Ester kolesterol dengan adanya enzim kolesterol esterase diubah menjadi kolesterol dan asam amino bebas. Kolesterol yang terbentuk dioksidasi dengan bantuan kolesterol oksidase membentuk kolestenon dan H2O2.. H2O2 yang terjadi bereaksi dengan fenol dan dengan bantuan peroksidase membentuk kinonimin yang berwarna merah muda.

c. Metode : CHOD – PAP d. Bahan : Serum/Plasma Darah e. Reagen : 1. Reagen Kolesterol 2. Standar Kolesterol f. Nilai Normal :

< 200 mg/dl g. Alat :

1. Spuilt dan Torniquet 2. Fotometer 4010

3. Klinipet 10 mikron, 500 mikron 4. Kuvet

5. Tip putih dan biru 6. Tabung reaksi 7. Sentifugasi

h. Cara Kerja : 1. Ambil darah melalui vena.

2. Darah disentrifugasi dengan kecepatan 3.000 – 6. 000 rpm dengan waktu minimal 10 menit.

3. Siapkan 2 tabung : tabung ke 1 isi standar cholesterol 10 mikron, tabung ke 2 isi serum 10 mikron.

4. Masukan masing-masing reagen Cholesterol 500 ml ke dalam 2 tabung tersebut (standar dan sampel), tunggu 10 menit

5. Masukan isi masing-masing tabung itu kedalam kuvet. 6. Baca dan catat hasilnya

 Cara Baca Pemeriksan Kolesterol Total 1. Set alat : C/ST, 200, 546 nm.

2. Masukan air/ blangko – tekan zero, tunggu sebentar, buang atau cabut.

3. Masukan standar-tekan standard, tunggu sebentar-tekan result, hasil harus 200 (kalau belum 200, tekan lagi standar, tunggu, tekan Result hingga nilainya 200).

4. Buang/ ambil standar,

3.3.3 Pemeriksaan Asam Urat

a. Tujuan :

Untuk mengetahui kadar asam urat dalam darah. b. Prinsip :

Dengan adanya uricase, asam urat diubah menjadi allantonin dan peroksida, selanjutnya dengan bantuan enzim peroksidase , peroksida akan bereaksi dengan kromogen dan 4-amino anti pirin membentuk senyawa yang berwarna merah muda. Intensitas warna yang terbentuk sebanding dengan kadar asam urat dalam sample yang dapat diukur dengan fotometer pada panjang gelombang 546nm.

c. Metode : Uricase d. Bahan :

Serum/ Plasma darah e. Reagen :

1. Reagen asam urat 2. Standar asam urat f. Nilai Normal :

Laki-Laki : 3,5 – 7,0 mg/dl Perempuan: 2,5 – 5,9 mg/dl g. Alat :

1. Spuilt dan Torniquet 2. Sentrifugasi

4. Tabung Reaksi 5. Pipet mikro 6. Tip putih dan biru 7. Fotometer 4010 h. Cara Kerja :

1. Ambil darah melalui vena.

2. Darah disentrifugasi dengan kecepatan 3.000 – 6.000 rpm dalam waktu 10 menit.

3. Siapkan 2 tabung : tabung ke 1 isi standar asam urat 10 mikron, tabung ke 2 isi serum 10 mikron.

4. Masukan masing-masing reagen asam urat 500 ml ke dalam 2 tabung tersebut (standar dan sampel), tunggu 10 menit

5. Masukan isi masing-masing tabung itu kedalam kuvet. 6. Baca dan catat hasilnya

 Cara Baca Pemeriksaan Asam Urat 1. Set alat : C/ST, 8, 546 nm.

2. Masukan air/ blangko – tekan zero, tunggu sebentar, buang atau cabut.

3. Masukan standar-tekan standard, tunggu sebentar-tekan result, hasil harus 8 (kalau belum 8, tekan lagi standar, tunggu, tekan Result hingga nilainya 8)

4. Buang/ ambil standar.

5. Masukan sampel, tekan Result, catat hasilnya. 3.3.4 Pemeriksaan Trigliserida

a. Tujuan :

b. Prinsip :

1. Terbentuknya reaksi antara trigliserida dan kloroform membentuk kompleks yang berwarna terdapat fluoresensi warna.

2. Hukum lambert beer, lambert : absorbansi berkurang dan bertambahnya ketebalan zat penyerap, beer: absorbansi berkurang dan bertambahnya konsentrasi zat penyerap.

c. Metode : Spektofotometri d. Bahan : Serum/plasma darah e. Reagen : 1. Reagen Trigliserida 2. Standar trigliserida f. Nilai Normal : < 200 mg/dl g. Alat :

1. Spuilt dan Torniquet 2. Fotometer 4010 3. Kuvet

4. Sentrifugasi 5. Tabung reaksi 6. Pipet mikro 7. Tip putih dan biru h. Cara Kerja :

1. Ambil darah melalui vena.

2. Darah disentrifugasi dengan kecepatan 3.000 – 6. 000 rpm dengan waktu minimal 10 menit.

3. Siapkan 2 tabung : tabung ke 1 isi standar trigliserida 10 mikron, tabung 2 isi serum 10 mikron.

4. Masukan masing-masing reagen Trigliserida 500 ml ke dalam 2 tabung tersebut (standar dan sampel), tunggu 10 menit.

5. Masukan isi masing-masing tabung itu kedalam kuvet. 6. Baca dan catat hasilnya

 Cara Baca Pemeriksaan Trigliserida 1. Set alat : C/ST, 200, 546 nm.

2. Masukan air/ blangko – tekan zero, tunggu sebentar, buang atau cabut.

3. Masukan standar-tekan standard, tunggu sebentar-tekan result, hasil harus 200 (kalau belum 200, tekan lagi standar, tunggu, tekan Result hingga nilainya 200).

4. Buang/ ambil standar,

5. Masukan sampel, tekan Result, catat hasilnya. 3.3.5 Pemeriksaan SGOT

a. Tujuan :

Untuk melakukan pemeriksaan Glutamic Oxaloacetic Transaminase. b. Prinsip :

1. Dengan perubahan enzimatik sehingga enzim-enzim tersebut dapat berikatan dengan zat-zat atau racun yang diakibatkan karena keruksakan fungsi hati.

2. Enzim bereaksi dengan zat-zat beracun membentuk senyawa kompleks berwarna.

3. Hukum lambert beer, lambert : absorbansi berkurang dan bertambahnya ketebalan zat penyerap ( semakin tebal zat tersebut, maka absorbansinya

berkurang), Beer : absorbansi berkurang dan bertambahnya konsentrasi zat penyerap ( semakin tinggi konsentrasi larutan, maka absortifitasnya berkurang). c. Metode : Kinetik d. Bahan Serum/Plasma darah e. Reagen : Reagen AST f. Nilai Normal : Perempuan : 0 – 21 UL Laki-Laki : 0 – 25 UL g. Alat

1. Spuilt dan torniquet

2. Kuvet

3. Pipet Mikro

4. Tip kuning dan biru 5. Fotometer 4010 6. Sentrifugasi h. Cara Kerja :

1. Ambil darah melalui vena

2. Darah disentrifugasi dengan kecepatan 3.000 – 6. 000 rpm dengan waktu minimal 10 menit.

3. Siapkan tabung, isi reagen SGOT 1000 mikron. 4. Masukan serum 100 mikron ke dalam tabung tersebut. 5. Masukan kedalam kuvet.

6. Baca hasilnya.

1. Set alat : K 20, 1745, 340 nm.

2. Masukan Blangko, Tekan zero, tunggu sebentar.

3. Masukan sampel SGOT, tekan Result, (alat membaca hasil), tunggu agak lama.

4. Setelah ada suara alat agak lama, tekan lagi Result, lakukan sampai 3x.

5. Catat hasilnya, ambil/ cabut SGOT. 3.3.6 Pemeriksaan SGPT

a. Tujuan :

Untuk melakukan pemeriksaan Glutamic Piruvic Transaminase. b. Prinsip :

1. Dengan perubahan enzimatik sehingga enzim-enzim tersebut dapat berikatan dengan zat-zat atau racun yang diakibatkan karena keruksakan fungsi hati.

2. Enzim bereaksi dengan zat-zat beracun membentuk senyawa kompleks berwarna.

3. Hukum lambert beer, lambert : absorbansi berkurang dan bertambahnya ketebalan zat penyerap ( semakin tebal zat tersebut, maka absorbansinya berkurang), Beer : absorbansi berkurang dan bertambahnya konsentrasi zat penyerap ( semakin tinggi konsentrasi larutan, maka absortifitasnya berkurang).

c. Metode : Kinetik d. Bahan :

Serum/Plasma darah e. Reagen : Reagen ALT f. Nilai Normal : Perempuan : 0 – 22 UL Laki-Laki :0 – 29 UL g. Alat :

1. Spuilt dan tornniquet

2. Kuvet

3. Pipet Mikro

4. Tip kuning dan biru 5. Fotometer 4010 6. Sentrifugasi 7. Tabung reaksi h. Cara Kerja :

1. Ambil darah melalui vena.

2. Darah disentrifugasi dengan kecepatan 3.000 – 6. 000 rpm dengan waktu minimal 10 menit.

3. Siapkan tabung, isi reagen SGPT 1000 mikron. 4. Masukan serum 100 mikron ke dalam tabung tersebut. 5. Masukan kedalam kuvet.

6. Baca hasilnya.

 Cara Baca Pemeriksaan SGPT 1. Set alat : K 20, 1745, 340 nm.

2. Masukan blangko, tekan zero, tunggu sebentar.

3. Masukan sampel SGPT, tekan Result, (alat membaca hasil), tunggu agak lama.

4. Setelah ada suara alat agak lama, tekan lagi Result, lakukan sampai 3x.

5. Catat hasilnya, ambil/ cabut SGPT. 3.3.7 Pemeriksaan Ureum

a. Tujuan :

Untuk mengetahui kadar ureum dalam darah. b. Prinsip :

1. Enzimatik Spektofotometri.

2. Hukum lambert beer, lambert : absorbansi berkurang dan bertambahnya ketebalan zat penyerap Beer : absorbansi berkurang dan bertambahnya konsentrasi zat penyerap).

c. Metode : Reaksi Berthelot d. Bahan : Serum/Plasma darah e. Reagen : Reagen Ureum f. Nilai Normal : 40 – 54 mg/dl g. Alat :

1. Spuilt dan torniquet 2. Fotometer 4010 3. Kuvet

5. Tabung reaksi 6. Pipet mikro

7. Tip putih dan kuning h. Cara Kerja :

1. Ambil darah melalui vena.

2. Darah disentrifugasi dengan kecepatan 3.000 – 6. 000 rpm dengan waktu minimal 10 menit.

3. Siapkan 2 tabung : tabung ke 1 isi standar ureum 10 mikron, tabung ke 2 isi serum 10 mikron.

4. Masukan reagen 1 ureum 250 ml ke dalam 2 tabung tersebut (standar dan sampel), tunggu 10 menit

5. Masukan reagen 2 ureum 250 ml ke dalam 2 tabung tersebut (standar dan sampel), tunggu 10 menit

6. Masukan Kedalam Kuvet. 7. Baca Hasil.

 Cara Baca Pemeriksaan Ureum 1. Set alat : C/ST, 80 , 578 nm.

2. Masukan air/ blangko – tekan zero, tunggu sebentar, buang atau cabut. 3. Masukan standar-tekan standard, tunggu sebentar-tekan result, hasil harus

80 (kalau belum 80, tekan lagi standar, tunggu, tekan Result hingga nilainya 80).

4. Buang/ ambil standar.

5. Masukan sampel, tekan Result, catat hasilnya.

3.3.8 Pemeriksaan Kolesterol HDL a. Tujuan :

Untuk menentukan kadar kolesterol HDL dalam darah. b. Prinsip :

Chylomicrons, VLDL ( Very Low Density Lipoprotein ) dan LDL ( Low Density Lipoprotein) diendapkan dengan penambahan asam fostungsat dan magnesium klorida. Setelah disentrifuge cairan supernatan mengandung fraks HDL yang mana diperiksa sebagai kolesterol HDL.

c. Metode :

Choleaterol Liquicolor d. Bahan :

Serum/ Plasma darah Supernatan e. Reagen : Reagen HDL Reagen Kolesterol f. Nilai Normal : 40 – 69 mg/dl g. Alat :

1. Spuilt dan Torniquet 2. Fotometer 4010 3. Kuvet

4. Sentrifugasi 5. Tabung reaksi 6. Pipet mikro

7. Tip kuning dan biru h. Cara Kerja :

2. Darah disentrifugasi dengan kecepatan 3.000 – 6. 000 rpm dengan waktu minimal 10 menit.

3. Ambil serumnya 250 mikron campur dengan reagen HDL 500 mikron

4. Kemudian putar 10 menit (menjadi supernatan),

5 Ambil 50 mikron supernatan campur dengan reagen Cholesterol 500 mikron, tunggu 10 menit, Baca hasilnya.

 Cara Baca Pemeriksaan HDL 1. Set alat : C/F, 320, 546 nm.

2. Masukan air/ blangko – tekan zero, tunggu sebentar, buang atau cabut.

3. Masukan sampel, tekan Result, catat hasilnya. 3.3.9 Pemeriksaan Bilirubin Total, Direk, Atau Indirek

a. Tujuan :

Menentukan kadar bilirubin total, direk, dan indirek dalam darah. b. Prinsip :

Bilirubin total bereaksi dengan asam sulfanlat yang dizotasi dengan bantuan cafein menjadi warna azo, bilirubin direk dilakukan tanpa penambahan cafein. c. Metode : Azobilirubin d. Bahan : Serum/Plasma darah e. Reagen :

1. Reagen bilirubin total 2. Reagen bilirubin direk

f. Nilai normal :

Bilirubin total : 0 – 1,0 Bilirubin direk : 0 – 0,23 g. Alat :

1. Spuilt dan Torniquet

2. Tabung

3. Sentrifuge

4. Kuvet

5. Fotometer 4010 h. Cara Kerja :

A. Cara Kerja Bilirubin Total

1. Siapkan 2 tabung kimia, isi keduanya dengan serum 50 mikron. 2. Siapkan reagen billirubin total, ada 2 reagen (botol agak kecil

hanya digunakan setetes).

3. Tabung ke 1 masukan reagen bilirubin total (sebagai blangko) Tabung ke 2 masukan reagen bilirubin total, langsung tambahkan 1 tetes regen (sampel pasen).

4. Tunggu 10 menit, kemudian baca.  Cara Baca Pemeriksaan Bilirubin Total 1. Set alat : C/F, 13, 546 nm.

2. Masukan tabung 1 : tekan Zero, tunggu sebentar, buang, Masukan tabung 2 : tekan Result, tunggu sebentar hingga muncul hasilnya. 3. Catat hasilnya.

B. Cara Kerja Bilirubin Direk

1. Siapkan 2 tabung kimia, isi keduanya dengan serum 50 mikron.

2. Siapkan reagen billirubin total, ada 2 reagen (botol agak kecil hanya digunakan setetes).

3. Tabung 1 masukan reagen bilirubin total (sebagai blangko), Tabung 2 masukan reagen bilirubin total, langsung tambahkan 1 tetes regen (sampel pasen).

4. Tunggu 5 menit, kemudian baca.  Cara Baca Pemeriksaan Bilirubin Direk 1. Set alat : C/F, 13, 546.

2. Masukan tabung 1 : tekan Zero, tunggu sebentar, buang. Masukan tabung 2: tekan Result, tunggu sebentar hingga muncul hasilnya. 3. Catat hasilnya.

3.4 Pemeriksaan Imunologi – Serologi

Imunologi klinik adalah ilmu yang mempelajari atau memeriksa tentang antigen dan antibody yang ada dalam darah.

3.4.1 Pemeriksaan Widal a. Tujuan :

Untuk mendeteksi adanya antibody terhadap salmonella typhi dan salmonella paratyphi dalam serum.

b. prinsip :

Antibody dalam serum yang diproduksi sebagai respon terhadap antigen, bakteri akan mengalami suspensi bakteri yang mempunyai antigen homolog.

c. Metode : Manual d. Bahan :

Serum/Plasma darah e. Reagen : 1. S. typhi O 2. S. typhi AO 3. S. typhi BO 4. S. typhi CO 5. S. typhi H 6. S. typhi AH 7. S. typhi BH 8. S. typhi CH f. Alat :

1. Spuilt dan Torniquet 2. Tabung Reaksi 3. Sentrifugasi

4. Mikro pipet 10 mikron 5. Tip Putih

6. Porselen g. Cara Kerja :

1. Ambil darah melalui vena.

2. Darah disentrifugasi dengan kecepatan 3.000 – 6.000 rpm dalam waktu 10 menit.

3. Siapkan porselen.

4. Teteskan 10 mikron serum di 8 tempat.

5. Diteteskan masing-masing 1 tetes antigen widal pada serum tadi. 6. Campur, kemudian goyang-goyangkan selam 2 menit.

7. Dibaca hasilnya, bila terjadi aglutinasi berarti hasil positif. 3.4.2 Pemeriksan HbsAg

a. Tujuan :

Untuk pemeriksaan kualitatif HbsAg dalam serum/plasma darah. b. Prinsip :

Didasarkan pada reaksi aglutinasi pasif terbalik dimana eritrosit yang telah difiksasi, diabsorbsi dengan igG anti HBs marmot akan diaglutinasi spesifik dengan adanya HBsAg dalam serum.

c. Metode : RPHA cell d. Baham : Serum/Plasma darah e. Nilai normal : f.

Jika terdapat dua garis (+) Jika terdapat satu garis (-) g. Alat :

1. Strip

2. Spuilt dan tourniquet 3. Sentrifuge

4. Tabung reaksi h. Cara kerja :

1. Ambil darah melaui vena.

2. Darah disentrifugasi dengan kecepatan 3.000 – 6.000 rpm dalam waktu 10 menit.

3. Dimasukan 200 mikron serum pasien kedalam tabung. 4. Dimasukan strip kedalan tabung yang berisi serum pasien. 5. Didiamkan 20 menit .

3.5 Pemeriksaan Urinalisa

Urinalisa adalah test yang dilakukan pada sampel urin pasien untuk tujuan diagnosa suatu penyakit.

3.5.1 Pemeriksaan Urin Rutin A. Pemeriksan Makroskopis a. Tujuan :

Menentukan nilai dari urin rutin b. Prinsip:

Dengan memasukan indicator carik celup sehingga didapat hasil-hasil yang diinginkan. c. Metode: Carik Celup d. Bahan : Urine sewaktu e. Alat :

1. Indicator carik celup 2. Tabung reaksi f. Cara Kerja :

1. Masukan urin kedalam tabung.

2. Ambil indicator, lalu masukan kedalam tabung reaksi. 3. Baca hasilnya.

B. Pemeriksaan Mikroskopis a. Tujuan :

Untuk menentukan unsur-unsur sedimen dalam urine. b. Prinsip :

Berat jenis unsur-unsur sedimen organic dan anorganik lebih besar dari pada jenis urine sehingga dengan sentrifugasi maka zat-zat tersebut akan mengendap. c. Metode : Mikroskopis d. Bahan : Urin sewaktu e. Alat : 1. Sentrifugasi 2. Tabung reaksi 3. Mikroskop 4. Objek glass 5. Deck glass f. Cara Kerja :

1. Urine ± 5 cc disentrifugasi dengan kecepatan 1.500 rpm selama 5 menit.

2. Dibuang seluruh supernatan.

3. Posisi tabung ditegakkan kembali sehingga sisa supernatan yang tidak terbuang tercampur dengan sedimen.

4. Dituangkan sedimen pada kaca objek, lalu tutup dengan deck glass. 5. Dilihat dibawah mikroskop dengan pembesaran 10x – 40x.

3.6 Pemeriksaan Mikrobiologi 3.6.1 Pemeriksaan BTA

a. Tujuan :

Untuk mengetahi bakteri tahan asam b. Prinsip :

Dengan pewarnaan ini pori-pori lipid pada bakteri akan melebur,sehingga zat warna dapat masuk kedalam tubuh kuman. Bila preparat dingin zat warna tidak dapat terlepas kembali walaupun dipengaruhi asam sehingga kuman yang tidak tahan asam akan mengambil zat warna kedua pada pewarnaan berikutnya. BTA berwarna merah, dan non BTA berwarna biru.

c. Metode :

Ziehl- Neelsen d. Bahan :

Sputum e. Reagen :

1. Reagen 1 ( lar. Carbol fuschin) 2. Reagen 2 ( lar. Asam alcohol) 3. Reagen 3 (lar. Methylene blue ) f. Nilai Normal : 1. 0 : Negatif (-) 2. 1 – 10 : Positif Satu (+) 3. 10 – 20 : Positif Dua (++) 4. 20- 30 : Positif Tiga (+++) g. Alat : 1. Objek glass 2. Spiritus/bunsen 3. Mikroskop 4. Pipet tetes 5. Ose h. Cara kerja

1. Tuangkan lar. Carbol fuschin diatas apusan sampai tertutup semua (kira-kira 10 tetes). Panaskan dengan nyala api sampai keluar uap (jangan sampai mendidih) lampu digeser dan sediaan biarkan menjadi dingin selama 5 menit.

2. Cuci dengan air mengalir

3. Bersihkan dengan lar. Asam alcohol sampai warna merah menghilang.

4. Cuci dengan air mengalir.

5. Tuangkan lar. Methilene blue sekitar 10 tetes diamkan selama 10-20 detik .

6. Cuci dengan air mengalir dan keringkan diudara pada suhu kamar.

3.7 Alat-Alat di Laboratorium Klinik Prima Test Beserta Pengoperasiannya

Berikut adalah beberapa gambar mengenai alat-alat di Laboratorium Klinik Prima Test.

(Gambar 3.7.1 Alat-alat Hematologi)

1. Tabung Kapiler

Digunakan pada pemeriksaan Hematokrit.

(Gambar 3.7.1 Tabung Kapiler)

2. Kartu Golongan Darah

(Gambar 3.7.1.2 Kartu Golongan Darah)

3. Corong Plastik dan Tabung Westergreen Digunakan untuk pemeriksaan LED.

(Gambar 3.7.1.4 Tabung Westergreen)

4. Kamar Hitung

Digunakan sebagai tempat untuk menghitung sel-sel darah.

(Gambar 3.7.1.5 Kamar Hitung)

5. Tabung reaksi

(Gambar 3.7.1.6 Tabung Reaksi )

6. Rak Tabung Reaksi Untuk menyimpan tabung reaksi.

(Gambar 3.7.1.7 Rak tabung reaksi)

7. Lancet dan Autoclip

(Gambar 3.7.1.8 Lancet dan Autoclip)

8. Torniquet

Sebagai tali pembendung.

3.7.2 Alat-Alat Kimia Klinik 1. Kuvet

Untuk penyimpanan suatu sample.

(Gambar 3.7.2.1 Kuvet)

2. Penghitung kadar Gula darah

(Gambar 3.7.2.2 Penghitung kadar gula darah) Prosedur pengoperasian:

a. Masukan stick gula . b. Lalu dilayar akan muncul . c. Masukan darah . d. Baca hasil. 3.7.3 Alat Urinalisa 1. Indikator (Gambar 3.7.3.1 Indikator) 3.7.4 Alat-Alat Teknis 1) Lemari Es

(Gambar 3.7.4.1 Lemari es)

2) Mikroskop

Pengoperasian mikroskop :

i. Diletakkan mikroskop ditempat yang datar dan tidak licin.

ii. Bila menggunakan cahaya matahari, tempatkan ditempat yang cukup cahaya dengan mengatur cermin sehingga diperoleh medan penglihatan yang terang.

iii. Dibiasakan memeriksa menggunakan lensa objektif 10x dulu bila jajaran sudah jelas perbesaran dengan objek 40x dan bila perlu 100x, untuk perbesaran 100x gunakan oil imersi.

iv. Dibersihakan lensa dengan kertas lensa atau kain lembut yang dibasahi dengan xylol, setiap hari setelah bekerja, terutama bila lensa terkena oil imersi.

v. Jangan membersihkan atau merendam lensa dengan alcohol atau sejenisnya karena akan melarutkan perekat lensa sehingga lensa dapat lepas dari rumahnya.

vi. Jangan menyentuh lensa objektif dengan jari.Jangan membiarkan mikrosop dengan lensa tanpa okuler atau objektif karena kotoran akan mudah masuk.

3) Fotometer 4010

(Gambar 3.7.4.3 Fotometer 4010)

Prosedur pengoperasian Fotometer 4010:

1. Digunakan lampu yang sesuai degan masing-masing jenis fotometer.

2. Tegangan listrik harus stabil.

3. Dihidupkan alat terlebih dahulu selama 5 – 30 menit supaya cahaya lampu stabil

4. Monokromator/filter harus bersih , tidak lembab, dan tidak berjamur.

5. Untuk pemeriksaan enzimatik, tabung harus diinkubasi pada suhu yang sesuai dengan suhu pemeriksaan.

6. Fotodetektor harus dijaga kebersihannya dengan cara membersihkan permukaannya dengan alcohol.

4) Sentrifuge

(Gambar 3.7.4.4 Sentrifuge)

Pengoperasian sentrifuge :

1. Dimasukan bahan pemeriksaan kedalam tabung sentrifuge. 2. Dimasukan tabung sentrifuge kedalam sentrifuge.

3. Diputar selector kecepatan putaran (RPM) dan waktu yang diinginkan. 4. Setelah putaran berhenti, ambil bahan yang sudah dipisahkan sesuai

BAB IV

Dalam dokumen LAPORAN PRAKTIKUM KERJA INDUSTRI .docx (Halaman 24-58)

Dokumen terkait