• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB V ANALISA DATA

5.2. Data Pengetahuan Anak terhadap Program Pelayanan Sosial 1 Layanan Hukum 1 Layanan Hukum

5.2.4. Pemeriksaan Kondisi Kesehatan

Berdasarkan hasil kuesioner nomor 31 yang telah di bagikan menunjukkan bahwa seluruh responden ikut menjalani program Pemeriksaan Kondisi Kesehatan. Pada umumnya program ini tidak menjadi sebuah program yang begitu penting bagi kasus anak yang berkonflik dengan hukum, karena pada kasus ini anaklah yang sebagai pelaku. Kecuali ketika anak mengalami kekerasan setelah anak melakukan kejahatan. Baik itu dari lingkungan sekitar kejadian maupun ketika anak ditahan di Polsek. Walaupun demikian program ini tetap harus dijalani oleh setiap klien Lembaga PKPA untuk mengetahui kondisi kesehatan fisik maupun mental anak

Tabel 5.25.

Jenis Pemeriksaan Kondisi Kesehatan

No. Kategori Frekuensi (F) Persentase (%) 1 2 Pemeriksaan Medis Perawatan Kesehatan 15 5 75% 25% Total 20 100

Sumber : Data Primer

Berdasarkan daftar pada Tabel 5.25. diketahui bahwa mayoritas responden yang berjumlah 15 orang atau 75% menjawab bahwa mereka mengikuti kegiatan pemeriksaan medis, hal ini dilakukan hanya untuk membuktikan bahwa anak mengalami kekerasan atau tidak. Dan selebihnya berjumlah 5 orang atau 25% menjawab bahwa mereka menjalani perawatan kesehatan karena mengalami

luka-luka ringan, seperti lebab di wajah dan badan akibat dipukul oleh polisi selama diminta keterangan di polsek.

Tabel 5.26.

Tingkat Kepuasan Responden terhadap Program Pemeriksaan Kondisi Kesehatan

No. Kategori Frekuensi (F) Persentase (%) 1 2 3 Memuaskan Kurang memuaskan Tidak memuaskan 15 4 1 75% 20% 5% Total 20 100

Sumber : Data Primer

Berdasarkan daftar pada Tabel 5.26. diketahui bahwa mayoritas responden berjumlah 15 orang atau 75% menjawab memuaskan dalam kegiatan program pemeriksaan, karena responden tidak mengalami hal yang tidak menyenangkan ketika proses pemeriksaan berlangsung. Responden yang menjawab kurang memuaskan berjumlah 4 orang atau 20%, dan yang menjawab tidak memuaskan berjumlah 1 orang atau 5%. Hal ini disebabkan perawatan yang diberikan sederhana saja.

Tabel 5.27.

Tingkat Kesesuaian Program Pemeriksaan Kondisi Kesehatan terhadap Kebutuhan Klien

No. Kategori Frekuensi (F) Persentase (%) 1 2 3 Sesuai Kurang sesuai Tidak sesuai 9 7 4 45% 35% 20% Total 20 100

Sumber : Data Primer

Berdasarkan daftar pada Tabel 5.27. diketahui mayoritas responden yang berjumlah 9 orang atau 45% menjawab bahwa program pemeriksaan ini sesuai dengan kebutuhan klien. Karena responden merasa ini sangat penting untuk mengetahui kondisi fisik anak serta mental anak. Responden yang menjawab kurang sesuai yang berjumlah 7 orang atau 35% serta yang menjawab tidak sesuai berjumlah 4 orang atau 20% adalah responden yang tidak terlalu menyukai diri mereka diperiksa secara medis, karena tidak begitu suka dengan dokter, suster maupun obat-obatan, dan juga sebagian responden tidak mengalami kekerasan sehingga harus diperiksa.

Tabel 5.28.

Penilaian Responden Berdasarkan Skala Program Pemeriksaan Kondisi Kesehatan

No. Kategori Frekuensi (F) Persentase (%) 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 - - - 2 - 4 4 3 7 - - - - 10% - 20% 20% 15% 35% - Total 20 100

Sumber : Data Primer

Berdasarkan daftar pada Tabel 5.28. diketahui bahwa mayoritas responden memberikan nilai 9 terhadap Program Pemeriksaan Kondisi Kesehatan sebanyak 7 orang atau 35%, yang memberikan nilai 8 berjumlah 3 orang atau 15%, yang memberikan nilai 7 dan 6 masing-masing 4 orang atau 20%, dan yang memberikan nilai 4 berjumlah 2 orang atau 10%.

5.2.5 Monitoring

Berdasarkan hasil dari kuesioner nomor 35 yang dijawab oleh responden diketahui bahwa seluruh responden pernah menjalani proses monitoring yang dilakukan oleh lembaga PKPA. Proses monitoring ini merupakan pemantauan yang dilakukan secara reguler terhadap klien guna mengetahui kegiatan positif yang telah dilakukan oleh klien setelah kembali kepada keluarga. Monitoring ini pada umumnya wajib dilakukan lembaga terhadap klien guna mengetahui perkembangan dari klien tersebut dan akan berhenti secara otomatis ketika pihak lembaga yakin bahwa klien mereka

Tabel 5.29.

Tingkat Keikutsertaan Responden dalam Program Monitoring No. Kategori Frekuensi (F) Persentase (%)

1 2 3

2 kali 3 kali

Lebih dari 3 kali

15 4 1 75% 20% 5% Total 20 100

Sumber : Data Primer

Berdasarkan data pada Tabel 5.29. diketahui bahwa mayoritas responden pada umumnya terlibat dalam program monitoring dalam kurun waktu 1 bulan adalah 2 kali. Sebanyak 15 responden atau 75% dari jumlah sampel menjawab monutoring yang dilakukan terhadap mereka sebanyak 2 kali, 4 responden atau 20% sebanyak 3 kali, dan yang lebih dari 3 kali hanya 1 orang atau 5%.

Bervariasi jumlah monitoring yang dilakukan terhadap klien selama satu bulan dikarenakan oleh berbeda-bedanya penangan kasus yang dialami responden, biasanya untuk responden yang didatangi sebanyak 2 kali karena kasus yang mereka alamai adalah kasus yang tidak begitu berat, sedangkan responden yang mejalanai monitoring sampai di atas 3 kali merupakan responden yang kasusnya berat atau biasanya kasus tersebut belum selesai.

Tabel 5.30.

Tingkat Kepuasan Responden tentang Program Monitoring

No. Kategori Frekuensi (F) Persentase (%) 1 2 3 Memuaskan Kurang memuaskan Tidak memuaskan 13 3 4 65% 15% 20% Total 20 100

Sumber : Data Primer

Berdasarkan data pada Tabel 5.30. diketahui bahwa mayotitas responden memberikan jawaban memuaskan terhadap pelaksanaan program monitoring yang dilakukan oleh lembaga PKPA. Hal ini dapat dilihat dari jumlah responden yang menjawab memuaskan sebanyak 13 orang atau 65% dari jumlah responden, 4 orang atau 20% yang menjawab tidak memuaskan dan 3 orang atau 15% yang menjawab kurang memuaskan.

Program monitoring yang dilakukan lembaga PKPA biasanya dilakukan dengan cara berkomunikasi dengan klien secara langsung atau tatap muka dan berkomunikasi dengan cara via telepon. Responden yang menjawab kurang

memuaskan dan tidak memuaskan pada umumnya menjelaskan mengapa mereka tidak puas karena klien menganggap program monitoring harusnya memberikan bantuan nyata berupa uang atau barang. Pada dasarnya responden yang menjawab tidak memuaskan adalah keluarga yang kurang mampu dan tidak mengetahui seperti apa program monitoring tersebut.

Tabel 5.31.

Tingkat Gangguan Program Monitoring bagi Responden

No. Kategori Frekuensi (F) Persentase (%) 1 2 Tidak mengganggu Mengganggu 18 2 90% 10% Total 20 100

Sumber : Data Primer

Berdasarkan data pada Tabel 5.31. diketahui bahwa mayoritas responden menjawab bahwa program monitoring yang dilakukan lembaga PKPA tidak mengganggu aktifitas sehari-hari dari responden. Hal ini dapat dilihat dari jumlah responden yang menjawab bahwa program monitoring tidak menggangu adalah sebanyak 18 orang atau 90% dari jumlah sampel dan yang menjawab mengganggu sebanyak 2 orang atau hanya 10% dari jumlah responden.

Monitoring yang dilakukan oleh lembaga PKPA sifatnya tidak memaksa, bahkan dengan adanya progam monitoring ini responden juga menjadi merasa lebih aman karena setelah penanganan kasus responden menjadi merasa tetap dilindungi.

Tabel 5.32.

Harapan Responden terhadap Proses Pemantauan Kondisi Klien No. Kategori Frekuensi (F) Persentase (%)

1 2

Diberi imbalan berupa uang / barang Tidak ada 4 16 20% 80% Total 20 100

Sumber : Data Primer

Berdasarkan daftar pada Tabel 5.32. diketahui bahwa 16 responden atau 80% tidak ada lagi mengaharapkan adanya bantuan secara fisik dari lembaga pada saat proses monitoring dilakukan, dan 4 responden atau 20% menjawab mengharapkan adanya bantuan berupa uang maupun barang.

Responden yang mengharapkan adanya bantuan berupa uang maupun barang biasanya berasal dari keluarga yang kurang mampu, mereka beranggapan bahwa proses monitoring ini dapat membantu mereka untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.

Tabel 5.33.

Penilaian Responden Berdasarkan Skala Program Monitoring No. Kategori Frekuensi (F) Persentase (%)

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 - - - - 1 - 4 2 8 4 - - - - 5% - 20% 10% 40% 20% Total 20 100

Sumber : Data Primer

Berdasarkan daftar pada Tabel 5.33. diketahui bahwa mayoritas responden memberikan nilai 9 terhadap Program Monitoring sebanyak 8 orang atau 40%, yang memberikan nilai 10 berjumlah 4 orang atau 20%, yang memberikan nilai 8 berjumlah 2 orang atau 10%, yang memberikan nilai 7 berjumlah 4 orang atau 20%, dan yang memberikan nilai 5 berjumlah 1 orang atau 5%.

Pada umumnya banyak diantara responden yang sebenarnya tidak memahami apa arti monitoring yang dilakukan oleh lembaga. Sehingga pemberian skore ini mereka beri berdasarkan kepuasan klien terhadap hasil dari penanganan kasus.

Untuk mengetahui hasil dari respon anak maka dapat dilihat dimana letak hasil perhitungan yang telah dilakukan dari dalam indikator ini:

1. -1.000 – (-)0.667 = Negatif 2. -0.668 – 0.335 = Netral 3. 0.336 – 1.00 = Positif

Berdasarkan hasil perhitungan, ternyata respon yang dicapai dalam program-program PKPA-PUSPA sebagai berikut

1. Program Layanan Hukum yang merupakan program utama mendapatkan hasil 0.36 dan termasuk kedalam indikator positif.

2. Program Konseling yang merupakan kegiatan untuk mengetahui kondisi psikologis anak dan menentukan prinsip terbaik bagi anak mendapatkan hasil 0.78 dan termasuk kedalam indikator positif.

3. Program Penjemputan Penyelamatan Korban yang merupakan tindakan untuk mencegah terjadinya sesuatu hal yang mengancam keselamtan anak mendapatkan hasil 0.85 dan termasuk kedalam indikator positif.

4. Program Pemeriksaan Kondisi Kesehatan yang merupakan langkah medis untuk mengetahui maupun menyelamatkan anak dari tindak kekerasan mendapatkan hasil 0.475 dan termasuk kedalam indikator positif.

5. Program Monitoring yang merupakan pemanrauan reguler mendapatkan hasil 0.625 dan termasuk kedalam indikator positif.

Semua program menunjukkan respon positif dari hasil perhitungan yang telah diolah. Dapat disimpulkan bahwa anak yang mengalami konflik dalam naungan Lembaga PKPA tidak mengalami kesulitan dalam menjani program-program yang telah disediakan.

Untuk melihat hasil dari setiap program melalui skala penilaian maka dapat digunakan rumus berikut:

Mean = ∑x₁ . f₁ 

         ∑f₁ 

Dimana hasil skala penilaian dari program Layanan Hukum adalah 8.4, program Konseling adalah 8.55, program Penjemputan Penyelamatan Korban adalah 8.75, program Pemeriksaan Kondisi Kesehatan adalah 7.35, dan program Monitoring adalah 8.05. Dapat disimpulkan bahwa responden memberikan penilaian yang tinggi dan diatas rata-rata. Karena jika seluruh nilai dijumlahkan 41.1 dan dibagi jumlah program yaitu 5 maka akan didapatkan nilai rata 8.22 untuk seluruh program pelayanan sosial PKPA dalam divisi PUSPA.

Lampiran II

Hasil Penghitungan Skala Penilaian Kategori Nilai

X

Layanan

Hukum Konseling PPK PKK Monitoring

F X . F F X . F F X . F F X . F F X . F 1 - - - - 2 - - - - 3 - - - - 4 1 4 - - 1 4 2 8 - - 5 - - 1 5 - - - - 1 5 6 1 6 - - - - 4 24 - - 7 3 21 4 28 1 7 4 28 4 28 8 3 24 3 24 4 32 3 24 2 16 9 7 63 6 54 8 72 7 63 8 72 10 5 50 6 60 6 60 - - 4 40 168:20 171:20 175:20 147:20 161:20 8.4 8.55 8.75 7.35 8.05

BAB VI PENUTUP

6.1. Kesimpulan

Berdasarkan analisis data penulis melihat bahwa rata-rata hasil respon adalah positif terhadap seluruh program pelayanan sosial oleh PKPA.Secara spesifik akan dijabarkan sebagai berikut :

Beberapa kasus dalam program Layanan Hukum kurang berhasil ditangani, sehingga beberapa anak harus menjalankan hukuman dibalik jeruji besi. Walaupun demikian anak tetap diperjuangkan oleh lembaga agar penahanan sesuai dengan usia mereka yang masih dibawah umur, kasus yang dialami maupun anak yang masih menjalankan rutinitas sekolah. Hal ini disebut dengan penangguhan tahanan agar aktivitas mereka selaku pelajar tidak terganggu. Pada umumnya responden merasa puas dengan program ini dengan hasil yang positif dan dengan nilai 0.36.

Mayoritas responden dalam program Konseling merasa sangat puas dengan adanya konseling ataupun dapat disebut dengan pendekatan psikologis yang bertujuan untuk mendapatkan informasi. Hanya saja responden tidak ingin adanya pemaksaan ketika mereka memang belum bisa menceritakan kejadian secara rinci. Program dapat berjalan lancar jika ada sarana pendukung yang memicu anak ingin bercerita, seperti mainan anak-anak atau buku gambar dan lain-lain. Responden merasa puas dengan program ini dengan hasil yang positif dan dengan nilai 0.78.

Responden merasa dalam program Penjemputan Penyelamatan Program sangat berterimakasih bagi pihak lembaga sudi menjemput, mengantar dan menemani anak selama proses kasus berlangsung. Terutama bagi anak yang tempat tinggalnya jauh dari kantor PKPA. Responden merasa puas dengan program ini dengan hasil yang positif dan dengan nilai 0.85.

Responden merasa program Pemeriksaan Kondisi Kesehatan sangat penting untuk mengetahui kondisi fisik anak dan mentalnya. Tetapi adapula responden yang merasa program ini tidaklah terlalu penting untuk diikuti terutama bagi anak yang memang tidak mengalami gangguan kesehatan fisik maupun mental. Responden merasa puas dengan program ini dengan hasil yang positif dan dengan nilai 0.475.

Pada umumnya responden tidak merasa terganggu dengan adanya program Monitoring ini. Karena program ini berjalan ketika kasus telah selesai atau setelah keputusan persidangan. monitoring hanya melihat dan memantau bagaimana perkembangan anak dan kasus. Dan program ini berhenti jika pihak lembaga yakin melepas anak tersebut yang merupakan tanggungjawab lembaga ketika memiliki kasus hukum. Responden merasa puas dengan program ini dengan hasil yang positif dan dengan nilai 0.625.

6.2. Saran

Setelah memperhatikan kesimpulan yang telah dipaparkan secara ringkas tersebut, maka dapat dirangkum beberapa saran-saran sebagai berikut :

1. Agar dapat mensosialisasikan apa itu PKPA beserta program-program yang bersangkutan dengan pelayanan sosial lembaga. Hal ini sangat berguna bagi masyarakat sebagai informasi dan pengetahuan sedikit-banyak tentang perlindungan hukum dan kepedulian terhadap anak yang membutuhkannya. 2. Diharapkan bagi LSM PKPA agar dapat mempertahankan kualitas sebagai

lembaga sosial yang siap melindungi anak dari segala masalah yang menimpa mereka melalui program-program pelayanan sosial yang telah disediakan. Sehingga anak yang memerlukan perlindungan hukum tidak ragu mengadukan kasus mereka ke pihak lembaga.

3. Dengan adanya respon anak dapat dilihat bagian yang mana dan program apa yang kurang cocok maupun disenangi, sehingga menimbulkan ketidaknyamanan maupun kenyamanan bagi anak yang menjalankan program pelayanan sosial oleh lembaga PKPA tersebut. Hal ini dapat dihindari agar tidak terjadi keterhambatan dalam proses penyelesaian kasus anak dengan cara menambah program baru ataupun menghapus program yang tidak sesuai.

4. Lembaga juga harus bijak membaca situasi dan kondisi serta kepribadian anak dalam menjalankan program pelayanan sosial terutama ingin mendapatkan informasi yang akurat dari anak. Memahami jiwa anak adalah hal yang utama dan selanjutnya adalah mengikuti keiinginan mereka tetapi dengan batasan-batasan tertentu.

Dokumen terkait