Radiologi merupakan salah satu cabang ilmu kedokteran yang di gunakan untuk
melakukan pencitraan pada tubuh manusia melalui sinar-x, ultrasonografi, dan gelombang
elektro magnetic. Pada dasarnya frekuensi yang di gunakan berbentuk sinar-x atau x-ray,
namun dengan ke majuan teknologi modern juga dengan menggunakan pemindaian atau
scanning, dan magnetic resonance imaging (MRI)9.
Radiologi di bagi atas radiologi konvensinal dan radiologi non-konvensional.
Radiologi konvensional di bagi atas dua bagian yaitu tanpa kontras dan menggunakan
kontras. Untuk radiologi non-konvensional yaitu USG, CT-Scan, MRI dan Kedokteran
Nuklir9.
Sinar-X mempunyai beberapa sifat fisik, yaitu : daya tembus, pertebaran,
penyerapan efek fotografik, pendar fluor (fluoresensi), ionisasi, dan efek biologic
Daya Tembus
Sinar-X dapat menembus bahan, dengan daya tembus sangat besar dan
digunakan dalam radiografi. Makin tinggi tegangan tabung (besaran KV) yang
digunakan, makin besar daya tembusnya. Makin rendah berat atom atau kepadatan
suatu benda, makin besar daya tembusnya 9.
Pertebaran
Apabila berkas sinar-X melalui suatu bahan atau suatu zat, maka berkas
tersebut akan bertebaran ke segala jurusan, menimbulkan radiasi sekunder (radiasi
hambur) pada bahan/ zat yang dilaluinya. Hal ini akan menimbulkan gambar
mengurangi akibat radiasi hambur ini, maka diantara subjek dengan film rontgen mengurangi akibat radiasi hambur ini, maka diantara subjek dengan film rontgen
diletakkan
diletakkan grid grid 99..
PenyerapanPenyerapan
Sinar-X dalam radiografi diserap oleh bahan atau zat sesuai dengan berat atom Sinar-X dalam radiografi diserap oleh bahan atau zat sesuai dengan berat atom
atau kepadatan bahan/zat tersebut. Makin tinggi kepadatannya atau berat atomnya, atau kepadatan bahan/zat tersebut. Makin tinggi kepadatannya atau berat atomnya,
makin besar penyerapannya makin besar penyerapannya99..
Efek FotografikEfek Fotografik
Sinar-X dapat menghitamkan emulsi film (emulsi perak
Sinar-X dapat menghitamkan emulsi film (emulsi perak – – bromida) bromida) setelahsetelah
diproses secara kimiawi (dibangkitkan) di kamar gelap diproses secara kimiawi (dibangkitkan) di kamar gelap 99..
Pendar fluor (Fluorensi)Pendar fluor (Fluorensi)
Sinar-X menyebabkan bahan-bahan tertentu seperti kalsium- tungstat atau Sinar-X menyebabkan bahan-bahan tertentu seperti kalsium- tungstat atau
Zink-sulfid memendarkan cahaya (luminisensi), bila bahan tersebut dikenai radiasi sinar-X. sulfid memendarkan cahaya (luminisensi), bila bahan tersebut dikenai radiasi sinar-X.
Luminisensi ada 2 jenis, yaitu : Luminisensi ada 2 jenis, yaitu :
Fluoresensi : memendarkan cahaya sewaktu ada Fluoresensi : memendarkan cahaya sewaktu ada radiasi sinar-X saja.radiasi sinar-X saja.
Fosforisensi : pemendaran cahaya akan berlangsung beberapa saat walaupun radiasiFosforisensi : pemendaran cahaya akan berlangsung beberapa saat walaupun radiasi sinar-X
sinar-X sudah sudah simatikan simatikan ((after-glowafter-glow)) 99..
IonisasiIonisasi
Efek primer sinar-X apabila mengenai suatu bahan atau zat akan menimbulkan Efek primer sinar-X apabila mengenai suatu bahan atau zat akan menimbulkan
ionisasi partikel-partiel bahan atau zat tersebut ionisasi partikel-partiel bahan atau zat tersebut 99..
Efek BiologikEfek Biologik
Sinar-X akan menimbulkan perubahan- perubahan biologik pada jaringan. Efek Sinar-X akan menimbulkan perubahan- perubahan biologik pada jaringan. Efek
biologik ini digunakan dalam pengobatan radioterapi. biologik ini digunakan dalam pengobatan radioterapi.
Daya tembus sinar X berbeda-beda sesuai dengan benda yang dilaluinya. Daya tembus sinar X berbeda-beda sesuai dengan benda yang dilaluinya.
Benda-benda yang mudah ditembus sinar X akan memberi bayangan hitam Benda-benda yang mudah ditembus sinar X akan memberi bayangan hitam
(radiolusen). Benda-benda yang sukar ditembus sinar X akan memberi bayangan (radiolusen). Benda-benda yang sukar ditembus sinar X akan memberi bayangan
put
putih (ih (radradiooioopakpak). ). DiaDiantantaranranya tya terderdapapat bat bayanayangagan pn peraerantantara ra yang yang tidtidak tak t erlaerla lu lu hithitamam
atau radiolusen sedang (
atau radiolusen sedang (moderately radiolucent moderately radiolucent ) dan tidak terlalu putih atau) dan tidak terlalu putih atau
radioopak (
radioopak (moderately radio-opaquemoderately radio-opaque). Diantara radiolusen sedang dan radioopak). Diantara radiolusen sedang dan radioopak
sedang bayangan keputih-putihan (
sedang bayangan keputih-putihan (intermediateintermediate)/ berdasarkan mudah tidaknya)/ berdasarkan mudah tidaknya
ditembus sinar X, maka bagain tubuh dibedakan atas : ditembus sinar X, maka bagain tubuh dibedakan atas :
Radiolusen (hitam) : gas dan udara. Radiolusen (hitam) : gas dan udara.
Radiolusen sedang : jaringan lemak. Radiolusen sedang : jaringan lemak.
Keputih-putihan : jaringan ikat, otot, darah, kartilago, epitel, batu kolesterol, batu Keputih-putihan : jaringan ikat, otot, darah, kartilago, epitel, batu kolesterol, batu
asam urat. asam urat.
Radioopak sedang : tulang dan garam kalsium. Radioopak sedang : tulang dan garam kalsium.
Radioopak (putih) : logam-logam berat. Radioopak (putih) : logam-logam berat. 99..
1.
1. Radilogi konvensional (tanpa kontras)Radilogi konvensional (tanpa kontras)
Radiologi konvensinal adalah pemeriksaan radiologi tanpa dan dengan Radiologi konvensinal adalah pemeriksaan radiologi tanpa dan dengan
menggunakan kontras media. Pemeriksaan radiologi konvensional di lakukan untuk menggunakan kontras media. Pemeriksaan radiologi konvensional di lakukan untuk
pemeriksaan
pemeriksaan organ-organ organ-organ yaitu yaitu tractus tractus urinarius, urinarius, tractus tractus digestivus,tractusdigestivus,tractus
respiratorius, sistem reproduksi, sistem musculoskeletal, organ-organ superficial dan respiratorius, sistem reproduksi, sistem musculoskeletal, organ-organ superficial dan
jaringan
jaringan lunak. lunak. Dalam Dalam hal hal ini ini penulis penulis akan akan lebih lebih focus focus kepada kepada organ-organ organ-organ saluransaluran
Gastrointestinal Gastrointestinal 99..
Pemeriksaan radiologic saluran Gastrointestinal dapat dibagi atas dua
Pemeriksaan radiologic saluran Gastrointestinal dapat dibagi atas dua golongangolongan
besar, yaitu pemeriksaan tanpa kontrak dan pemeriksaan menggunakan kontras besar, yaitu pemeriksaan tanpa kontrak dan pemeriksaan menggunakan kontras1313..
a). Pemeriksaan tanpa kontras a). Pemeriksaan tanpa kontras
Foto BNO (Blass Nier Oversich)Foto BNO (Blass Nier Oversich)
Foto-foto Roengen polos sering kali sudah banyak memberikan informasi Foto-foto Roengen polos sering kali sudah banyak memberikan informasi
Indikasi pemeriksaan foto polos abdomen : Indikasi pemeriksaan foto polos abdomen :
Mendahului foto IVP/ foto colonMendahului foto IVP/ foto colon
Untuk melihat ada tidaknya kalsifikasiUntuk melihat ada tidaknya kalsifikasi
Di curigai adanya massa intraperitonial, retroperitonealDi curigai adanya massa intraperitonial, retroperitoneal
Kolik abdomenKolik abdomen
Di curigai adanya perforasiDi curigai adanya perforasi
Untuk melihat kelainan kongenitalUntuk melihat kelainan kongenital
Penilian foto BNO : Penilian foto BNO :
Tidak tampak bayangan batu radiopaque, terutama pada tractus urinarius danTidak tampak bayangan batu radiopaque, terutama pada tractus urinarius dan sistem biliaris
sistem biliaris
Struktur ususStruktur usus
Psoas line kanan dan kiri intakePsoas line kanan dan kiri intake
Pre peritonial fat line kanan dan kiri intakePre peritonial fat line kanan dan kiri intake
Tulang tervisualisasiTulang tervisualisasi
Gambar 6. Foto polos abdomen17
a. Posisi AP supine.
Persyaratan teknis : ukuran film 35x43 cm/30x40 cm, posisi memanjang menggunakan grid yang bergerak maupun statis, dengan variasi 70-80 kV
dan 20-25 mAs.10
Posisi pasien : Pasien tidur terlentang dengan MSP (Mid Sagital Plane) pada garis tengah meja atau kaset , lengan pasien diletakkkan di samping tubuh,
garis tengah badan terletak tepat pada garis tengah pemeriksaan, kedua
tungkai ekstensi.10
Posisi obyek : tengah kaset setinggi crista iliaca, dengan batas bawah pada sympisis pubis, tanpa ada rotasi pelvis atau shoulder ( dengan melihat kedua
SIAS mempunyai jarak yang sama pada kedua sisi.10
Central ray : CR tegak lurus dan langsung pada kaset (film) setinggi crista iliaca, FFD minimal 100 cm.
Kolimasi : Kolimasi meliputi pada tepi atas bawah kaset.10,11
Gambar 7. Foto posisi AP10
b. Posisi Left Lateral Decubitis (LLD).
Penting : Pasien harus pada posisi LLD minimal 5 menit sebelum eksposi (supaya udara naik atau cairan yang abnormal terakumulasi) ; 10 sampai 20
menit dipilih jika memungkinkan untuk menampakkan yang paling baik
potensial small amount udara intraperitoneum.10
Left lateral Decubitus paling baik untuk menampakkan udara bebas intraperitoneum pada daerah liver abdomen atas bagian kanan (right upper
abdomen) terpisah dengan udara gaster Faktor teknik : Kaset 35 x 43 cm,
moving atau stationary grid .10
Shielding : gunakan gonad shield pada pasien laki-laki.
Posisi pasien : pasien ditempatkan pada permukaan yang keras dimana hepar berada dibawah, hal ini dimaksudkan supaya tidak terjadi “anatomy cutoff ”.
Lutut ditekuk dan pada salah satu lutut saling superposisi dengan yang lain
untuk sabilisasi pasien. Kedua lengan berada didekat kepala dan diganjal
Posisi obyek : Atur pasien dan ditengah kaset kira-kira 5 cm setinggi crista iliaca (termasuk diafragma), margin proximal kaset kira-kira setinggi axilla.
dengan batas bawah pada sympisis pubis, tanpa ada rotasi pelvis atau shoulder
( dengan melihat kedua SIAS mempunyai jarak yang sama pada kedua sisi.
Atur tinggi kaset ditengah MSP pasien menuju tengah Film (Image reseptor),
tetapi pastikan bagian atas abdomen masuk dalam film ( Image Reseptor / IR.
Central ray : CR horizontal, langsung menuju tengah film kira-kira 5 cm setinggi Krista iliaca, menggunakan sinar horizontal untuk memperlihatkan
air-fluid levels dan udara bebas intraperitoneum. FFD minimal 100 cm.15,16
Kolimasi : Kolimasi meliputi pada keempat sisi jangan ada “ cut off ” pada abdomen bagian atas.10
Respiration : eksposi dilakukan pada saat akhir ekspirasi
Gambar 8. Posisi LLD10
c. Posisi Setengah Duduk/ berdiri
Shielding : gunakan gonad shield pada pasien laki-laki.10
Posisi pasien : Berdiri tungkai pada posisi meregang, punggung menempel pada buck stand atau grid (posisi ini bukan untuk pasien yang KU-nya kurang
baik). Lengan berada pada samping tubuh. MSP tubuh pasien berada ditengah
meja dan bucky stand.10
Posisi obyek : Tidak boleh ada rotasi pada pelvis dan shoulder. Atur ketinggian film / IR sehingga tengah-tengahnya kira-kira 5 cm diatas Krista
iliaca (termasuk diafragma). Dimana rata-rata pasien akan ditempatkan diatas
film / IR kira-kira setinggi axilla. ,10
Central ray : Horisontal menuju tengah pada kaset film / IR FFD minimal 100 cm.10
Kolimasi : Kolimasi meliputi pada keempat tepi kaset. Jangan ada cut off abdomen atas.10
Gambar 9. Posisi erect10
d. Kelainan pada foto polos abdomen
Single bubble appearance.
Terjadi pada kondisi kelainan kongenital hipertrofi pilorus, yakni
adanya hipertrofi pada lapisan sirkular otot pilorus, terbatas pada lingkaran
tampak adanya single bubble appearance, yaitu terdapat satu gelembung
udara akibat pelebaran lambung.11
Double bubble appearance.
Terjadi pada kondisi kelainan kongenital obstruksi duodenum berupa
atresia, stenosis, atau malrotasi, pankreas anuler atau membran duodenum.
Pada foto polos abdomen tampak adanya double bubble appearance, yaitu
pelebaran duodenum dan lambung secara bersamaan dan tidak tampak udara
mengisi usus halus dan kolon.11
Gambar 11. Foto supine abdomen pada neonatus dengan atresia duodenum menunjukkan adanya double bubbles appearance11.
Coiled spring appearance.
Terjadi pada kondisi intususepsi atau invaginasi yang menggambarkan
masuknya segmen proksimal usus (intueuseptum) ke dalam lumen usus distal
(intususepiens). Paling sering sering terjadi di daerah ileokolika, tetapi dapat juga
yeyuno-ileal, dan kolokolika. Pada foto polos abdomen tampak tanda obstruksi
usus halus berupa bayangan seperti sosis di bagian tengah abdomen dan ba yangan
per mobil (coiled spring appearance).11
Gambar 12.Coiled spring appearance11.
Herring bone sign.
Terjadi pada kondisi ileus obstrukstif. Ileus obstruktif merupakan
penyumbatan intestinal mekanik yang terjadi karena adanya daya mekanik yang
bekerja atau mempengaruhi dinding usus sehingga menyebabkan penyempitan
atau penyumbatan lumen usus. Hal tersebut menyebabkan pasase lumen usus
terganggu.11
Penebalan dinding usus halus yang terdilatasi akibat pengumpulan gas
abdomen, karena dua dinding usus halus yang menebal dan menempel membentuk
gambaran vertebra (dari ikan), dan muskulus yang sirkular menyerupai k ostanya.11
Gambar 13. Herring bone apperance.11
Step ladder appearance.
Terjadi pada kondisi ileus obstruksi. Foto polos abdomen sangat bernilai
dalam menegakkan diagnosa ileus obstruksi. Sedapat mungkin dibuat pada posisi
tegak dengan sinar mendatar. Pada foto polos abdomen tampak gambaran air fluid
level yang pendek-pendek dan bertingkat-tingkat seperti tangga disebut juga step
ladder appearance karena cairan transudasi berada dalam usus halus yang
Gambar 14. Step ladder appearance.11
Coffee bean sign.
Terjadi pada kondisi kelainan kongenital volvulus, yakni pemuntiran usus
yang abnormal dari segmen usus. Volvulus di usus halus agak jarang ditemukan.
Biasanya volvulus didapatkan di bagian ileum dan kolon. Pada foto polos abdomen
tampak gambaran patognomonik berupa gambaran segmen sekum yang amat besar
berbentuk ovoid di tengah perut yang disebut coffe bean sign. Gambaran ini
merupakan gambaran khas volvulus dari usus (sigmoid).11
Cairan bebas intraperitoneal.
Akumulasi dari cairan bebas intraperitoneal di abdomen merupakan tanda
adanya suatu ascites. Penyebab ascites antara lain :
hipoproteinemia, sirosis hepatik, CHF, pankreatitis, keganasan dengan
Gambar 15. Foto polos abdomen dengan ascites tanpa adanya massa atau kalsifikasi.11
b). Pemeriksaan dengan kontras
Pada pemeriksaan dengan kontras, ada dua macam kontras yang di gunakan,
yaitu kontras positif dan kontras negative.
Kontras positif
Kontras positif yang biasanya di gunakan dalam pemeriksaan radiologik
alat cerna adalah barium sulfat (BaSO4). Bahan ini adalah suatu garam berwarna
putih, berat (Karena barium mempunyai berat atom besar) dan tidak larut dalam
air. Garam tersebut di aduk dalam air dengan perbandingan tertentu sehingga
terjadi suspense (bukan larutan). Suspense tersebut harus di minum oleh pasien
pada pemeriksaan oesophagus, lambung dan usus halus, atau di masukkan lewat
klisma pada pemeriksaan kolon (lazim di sebut enema) 9
Sinar roentgen tidak dapat menembus barium sulfat tersebut, sehingga
suspense tersebut kemudian di foto oesophagus, maka tergambarlah oesophagus
oleh suspense itu pada foto roentgen9.
Kontras negative
Yang pertama kali harus di sebut sebagai contoh kontras negative ialah
udara Karena paling mudah dan paling bagus, alamiah dan dapat di peroleh di
mana-mana. Saying tidak selalu dapat di terapkan. Sebagai kontras negative
pengganti dalam hal-hal demikian adalah CO2 yang akan di singgung nanti pada
uraian lambung.9
Sebelum di uraikan pemeriksaan oesophagus, lambung, usus-usus halus
dan besar, perlu diutaran cara pemeriksaan kontras tunggal atau single contrast
(SC), yaitu suatu cara lama, serta cara baru, yang dalam empat decade ini sem akin
popular dan bahkan makin mendesak cara lama, yaitu cara kontas ganda atau
double contrast (DC). Caranya agak berbeda untuk lambung dan untuk usus
besar, dan akan di uraikan tersendiri.9
DC sangat di perlukan untuk lesi-lesi kecil, misalnya ulkus kecil (kurang
dari 2 mm) dan karsinoma yang masih dini di permukaan mukosa lambung. Oleh
Karena itu, cara DC makin banyak di minta dan makin mendesak SC.13
Meskipun DC makin popular, terutama di negara maju seperti jepang,
namun cara lama seperti SC ini tidak perlu di tinggalkan ke seluruhannya, Karena
cara SC mudah di mengerti sehingga bagus untuk Pendidikan dalam dalam hal
a) sialografi
merupakan pemeriksaan radiografi untuk menilai struktur dan kelainan
pada saluran saluran kelenjar air liur dengan menggunakan kontras dan sinar-x.
Kelenjar Ludah terbagi menjadi 3: Glandula Parotis (Stenson’s duct).
letaknya dibelakang angulus mandibula dan di bawah telinga. merupakan
kelenjar ludah yang terbesar. terdiri dari 2 buah (sepasang). bagian superfisial
(atas) terletak di bawah MAE dan overlap dengan ramus mandibula dan
processus mastoideus12.
Glandula sub Mandibularis (Wharton’s duct). terletak di bagian bawah
tengah dari rahang bawah (mandibula)/ di bawah corpus kanan dan kiri dan
bermuara disekitar molar I. terdiri dari 2 buah (sepasang). merupakan kelenjar
ludah terbesar kedua12.
Glandula sub Lingualis. terletak di bawah lidah. merupakan kelenjar
ludah terkecil. bentuknya seperti buah kenari tetapi permukaannya tidak rata.
terdiri dari 2 buah (sepasang). kelenjar bagian superior berhubungan dengan
membran mukosa myelohyoid. bagian anterior dari sub lingualis terdapat 2
b) Oesophagografi
Oesophagografi merupakan pemeriksaaan radiografi untuk menilai
struktur dan kelainan pada Oesophagus dengan memasukkan kontras.
Indikasi pemeriksaan Oesophagografi :
Disfagia, GERD, kelainan Oesophagus karena infeksi, kongenital, neoplasma, termasuk akalasia, atresia, striktur, diverticula oesophagus, post
operasi anastomose.13
Kontra indikasi pemeriksaan Oesophagografi :
Adanya perforasi
Contoh kelainan pada Oesophagus dan gambaran radiologinya
Akalasia
Atresia Oesophagus
Atresia oesophagus adalah tidak adanya lubang atau muara pada
oesophagus. Pada sebagian besar kasus atresia oesophagus ujung oesophagus
buntu, sedangkan pada 1/3-1/4 kasus lainnya oesophagus bagian bawah
terhubung dengan trachea setinggi karina (atresia oesophagus dengan fistula)
13
Gambar 17. Oesophagograf pada atresia13
c) Oesophagus Maag Duodenum (OMD)
OMD merupakan pemeriksaan radiografi untuk menilai struktur dan
kelainan pada Oesophagus, Gaster dan Duodenum dengan memasukkan media
kontras (Barium Sulfat) 14.
Nyeri epigastrium, ulkus atau radang, tumor lambing, hematemesis dan melena serta penurunan berat badan.14
Kontra indikasi pemeriksaan OMD :
Adanya perforasi, ileus, keadaan umum yang memburuk, hal-hal lainnya yang mungkin dapat memperburuk keadaan pasien14
Persiapan pasien :
Puasa minimal 4-6 jam, Teknik : minum larutan Barium Sulfat 300 cc, dengan bantuan fluoroskopi diikuti jalannya kontras dan di buat foto serial 14
Contoh kelaianan pada Oesophagus, Gaster dan Duodenum.
Gambar 19. USG Hypertropi Pyloric Stenosis14
Gambar 21. Gastritis 14
d) Barium Follow Trough
Peemeriksaan untuk menilai struktur dan kelainan pada usus halus
dengan memasukkan kontras15.
Indikasi pemeriksaan Barium Follow Through
Anemia yang tidak diketahui sebabnya.
Sakit perut yang tidak diketahui sebabnya.
Tanda-tanda malabsorbsi
Berat badan menurun dan adanya keluhan pada saluran cerna. Kontraindikasi :
Obstruksi usus halus
Perforasi15.
Prosedur Persiapan Barium follow through Sama dengan lambung
duodenum (puasa min 8jam) Pemeriksaan usus halus dapat dilakukan sebagai
lanjutan pemeriksaan lambung atau dimintakan sendiri. Dengan memasukkan
selang karet atau plastik sampai lewat pilorus dan baru kemudian dimasukkan
Gambar 23. Ileus obstruksi 15
e) Colon in loop
Pemeriksaan untuk menilai struktur dan kelainan pada colon dengan
memasukkan kontras16.
Indikasi pemeriksaan Colon in Loop
Kelainan pada kolon seperti polip, tumor, invaginasi, kelainan kongenital, Kontra indikasi :
Perforasi, colitis berat di mana dinding colon menjadi sangat tipis, ileus paralitik dan gagal jantung16.
Persiapan pasien :
Untuk obstipasi kronis minimal 2 hari sebelum pemeriksaan makan makanan yang mudah di cerna, lunak dan tidak mengandung lemak. Apa bila obstipasi
tidak ada minimal 1 hari makan makana lunak, mudah di cerna dan tidak
mengandung lemak. Di berikan laksan 8-10 jam sebelum pemeriksaan16.
Teknik pemeriksaan Colon in Loop :
Dengan kontras ganda, di bagi dalam fase pengisian, fase pelapisan, fase evakuasi dan fase pengembangan serta fase pemotretan16.
Contoh kelainan pada Colon dan gambaran radiologinya :
Volvulus
Massa pada colon
Gambar 25. Tampak filling defect pada colon pada pemeriksaan colon in loop16
Chorn disease
Colitis ulcerative
Gambar 27. Tampak gambaran seperti mata gergaji pada colon17
Hirsehprung disease
Gambar 28. Tampa gambaran daerah colon yang mengalami sriktur dan dilatasi proximal dari colon17.
a. Radiology non-konvensional
USG (Ultrasonografi)
USG atau Ultrasonografi adalah prosedur pemeriksaan yang
tidakberbahaya. USG menggunakan gelombang suara tinggi yang
dipantulkanke tubuh untuk memperlihatkan gambaran rahim dan isinya
yangmemberikan informasi dalam bentuk gambar yang disebut Sonogram
yangdapat kita lihat di layar monitor. USG tidak menggunakan radiasi,
jarumsuntik, cairan atau obat-obatan yang dimasukkan ke dalam tubuh18.
Ultrasonografi (USG) merupakan salah satu imaging
diagnostik(pencitraan diagnostik) untuk pemeriksaan alat-alat dalam tubuh
manusia,dimana kita dapat mempelajari bentuk, ukuran anatomis, gerakan
sertahubungan dengan jaringan sekitarnya. Pemeriksaan ini bersifat
non-invasif, tidak menimbulkan rasa sakit pada penderita, dapat dilakukandengan
cepat, aman dan data yang diperoleh mempunyai nilai diagnostikyang tinggi.
Tak ada kontra indikasinya karena pemeriksaan ini samasekali tidak akan
memperburuk penyakit penderita. Dalam 20 tahunterakhir ini diagnostik
ultrasonik berkembang dengan pesatnya, sehinggasaat ini USG mempunyai
peranan penting untuk meentukan kelainanberbagai organ tubuh18.
Prisip USG adalah penggunaan gelombang ultrasonik, yaitugelombang
suara dengan frekuensi lebih tinggi daripada kemampuanpendengaran telinga
manusia, sehingga kita tidak bisa mendengarnyasama sekali. Suara yang dapat
didengar manusia mempunyai frekuensi antara 20 sampai 20.000 cpd (Cycles
1-10 MHz (1-10 juta Hz).Gelombang suara frekuensi tinggi tersebut dihasilkan
dari kristal-kristal yang terdapat dalam suatu alat yang disebut transducer.
Perubahanbentuk akibat gaya mekanis pada kristal, akan menimbulkan
teganganlistrik. Fenomena ini disebut efek Piezo-electric, yang merupakan
dasarperkembangan USG selanjutnya. Bentuk kristal juga akan berubah
biladipengaruhi oleh medan listrik. Sesuai dengan polaritas medan listrik
yangmelaluinya, kristal akan mengembang dan mengkerut, maka
akandihasilkan gelombang suara frekuensi tingi18.
USG memiliki beberapa komponen, Transducer adalah komponen USG
yang ditempelkan padabagian tubuh yang akan diperiksa, seperti dinding perut
ataudinding poros usus besar pada pemeriksaan prostat. Didalam transducer