• Tidak ada hasil yang ditemukan

PEMERIKSAAN RADIOLOGI

Dalam dokumen Pemeriksaan Radiologi Gastrointestinal (Halaman 22-62)

Radiologi merupakan salah satu cabang ilmu kedokteran yang di gunakan untuk

melakukan pencitraan pada tubuh manusia melalui sinar-x, ultrasonografi, dan gelombang

elektro magnetic. Pada dasarnya frekuensi yang di gunakan berbentuk sinar-x atau x-ray,

namun dengan ke majuan teknologi modern juga dengan menggunakan pemindaian atau

scanning, dan magnetic resonance imaging (MRI)9.

Radiologi di bagi atas radiologi konvensinal dan radiologi non-konvensional.

Radiologi konvensional di bagi atas dua bagian yaitu tanpa kontras dan menggunakan

kontras. Untuk radiologi non-konvensional yaitu USG, CT-Scan, MRI dan Kedokteran

 Nuklir9.

Sinar-X mempunyai beberapa sifat fisik, yaitu : daya tembus, pertebaran,

 penyerapan efek fotografik, pendar fluor (fluoresensi), ionisasi, dan efek biologic

Daya Tembus

Sinar-X dapat menembus bahan, dengan daya tembus sangat besar dan

digunakan dalam radiografi. Makin tinggi tegangan tabung (besaran KV) yang

digunakan, makin besar daya tembusnya. Makin rendah berat atom atau kepadatan

suatu benda, makin besar daya tembusnya 9.

Pertebaran

Apabila berkas sinar-X melalui suatu bahan atau suatu zat, maka berkas

tersebut akan bertebaran ke segala jurusan, menimbulkan radiasi sekunder (radiasi

hambur) pada bahan/ zat yang dilaluinya. Hal ini akan menimbulkan gambar

mengurangi akibat radiasi hambur ini, maka diantara subjek dengan film rontgen mengurangi akibat radiasi hambur ini, maka diantara subjek dengan film rontgen

diletakkan

diletakkan grid  grid 99..

PenyerapanPenyerapan

Sinar-X dalam radiografi diserap oleh bahan atau zat sesuai dengan berat atom Sinar-X dalam radiografi diserap oleh bahan atau zat sesuai dengan berat atom

atau kepadatan bahan/zat tersebut. Makin tinggi kepadatannya atau berat atomnya, atau kepadatan bahan/zat tersebut. Makin tinggi kepadatannya atau berat atomnya,

makin besar penyerapannya makin besar penyerapannya99..

Efek FotografikEfek Fotografik

Sinar-X dapat menghitamkan emulsi film (emulsi perak

Sinar-X dapat menghitamkan emulsi film (emulsi perak  –  –  bromida)  bromida) setelahsetelah

diproses secara kimiawi (dibangkitkan) di kamar gelap diproses secara kimiawi (dibangkitkan) di kamar gelap 99..

Pendar fluor (Fluorensi)Pendar fluor (Fluorensi)

Sinar-X menyebabkan bahan-bahan tertentu seperti kalsium- tungstat atau Sinar-X menyebabkan bahan-bahan tertentu seperti kalsium- tungstat atau

Zink-sulfid memendarkan cahaya (luminisensi), bila bahan tersebut dikenai radiasi sinar-X. sulfid memendarkan cahaya (luminisensi), bila bahan tersebut dikenai radiasi sinar-X.

Luminisensi ada 2 jenis, yaitu : Luminisensi ada 2 jenis, yaitu :

Fluoresensi : memendarkan cahaya sewaktu ada Fluoresensi : memendarkan cahaya sewaktu ada radiasi sinar-X saja.radiasi sinar-X saja.

Fosforisensi : pemendaran cahaya akan berlangsung beberapa saat walaupun radiasiFosforisensi : pemendaran cahaya akan berlangsung beberapa saat walaupun radiasi sinar-X

sinar-X sudah sudah simatikan simatikan ((after-glowafter-glow)) 99..

IonisasiIonisasi

Efek primer sinar-X apabila mengenai suatu bahan atau zat akan menimbulkan Efek primer sinar-X apabila mengenai suatu bahan atau zat akan menimbulkan

ionisasi partikel-partiel bahan atau zat tersebut ionisasi partikel-partiel bahan atau zat tersebut 99..

Efek BiologikEfek Biologik

Sinar-X akan menimbulkan perubahan- perubahan biologik pada jaringan. Efek Sinar-X akan menimbulkan perubahan- perubahan biologik pada jaringan. Efek

 biologik ini digunakan dalam pengobatan radioterapi.  biologik ini digunakan dalam pengobatan radioterapi.

Daya tembus sinar X berbeda-beda sesuai dengan benda yang dilaluinya. Daya tembus sinar X berbeda-beda sesuai dengan benda yang dilaluinya.

Benda-benda yang mudah ditembus sinar X akan memberi bayangan hitam Benda-benda yang mudah ditembus sinar X akan memberi bayangan hitam

(radiolusen). Benda-benda yang sukar ditembus sinar X akan memberi bayangan (radiolusen). Benda-benda yang sukar ditembus sinar X akan memberi bayangan

 put

 putih (ih (radradiooioopakpak). ). DiaDiantantaranranya tya terderdapapat bat bayanayangagan pn peraerantantara ra yang yang tidtidak tak t erlaerla lu lu hithitamam

atau radiolusen sedang (

atau radiolusen sedang (moderately radiolucent moderately radiolucent ) dan tidak terlalu putih atau) dan tidak terlalu putih atau

radioopak (

radioopak (moderately radio-opaquemoderately radio-opaque). Diantara radiolusen sedang dan radioopak). Diantara radiolusen sedang dan radioopak

sedang bayangan keputih-putihan (

sedang bayangan keputih-putihan (intermediateintermediate)/ berdasarkan mudah tidaknya)/ berdasarkan mudah tidaknya

ditembus sinar X, maka bagain tubuh dibedakan atas : ditembus sinar X, maka bagain tubuh dibedakan atas :

Radiolusen (hitam) : gas dan udara. Radiolusen (hitam) : gas dan udara.

Radiolusen sedang : jaringan lemak. Radiolusen sedang : jaringan lemak.

Keputih-putihan : jaringan ikat, otot, darah, kartilago, epitel, batu kolesterol, batu Keputih-putihan : jaringan ikat, otot, darah, kartilago, epitel, batu kolesterol, batu

asam urat. asam urat.

Radioopak sedang : tulang dan garam kalsium. Radioopak sedang : tulang dan garam kalsium.

Radioopak (putih) : logam-logam berat. Radioopak (putih) : logam-logam berat. 99..

1.

1. Radilogi konvensional (tanpa kontras)Radilogi konvensional (tanpa kontras)

Radiologi konvensinal adalah pemeriksaan radiologi tanpa dan dengan Radiologi konvensinal adalah pemeriksaan radiologi tanpa dan dengan

menggunakan kontras media. Pemeriksaan radiologi konvensional di lakukan untuk menggunakan kontras media. Pemeriksaan radiologi konvensional di lakukan untuk

 pemeriksaan

 pemeriksaan organ-organ organ-organ yaitu yaitu tractus tractus urinarius, urinarius, tractus tractus digestivus,tractusdigestivus,tractus

respiratorius, sistem reproduksi, sistem musculoskeletal, organ-organ superficial dan respiratorius, sistem reproduksi, sistem musculoskeletal, organ-organ superficial dan

 jaringan

 jaringan lunak. lunak. Dalam Dalam hal hal ini ini penulis penulis akan akan lebih lebih focus focus kepada kepada organ-organ organ-organ saluransaluran

Gastrointestinal Gastrointestinal 99..

Pemeriksaan radiologic saluran Gastrointestinal dapat dibagi atas dua

Pemeriksaan radiologic saluran Gastrointestinal dapat dibagi atas dua golongangolongan

 besar, yaitu pemeriksaan tanpa kontrak dan pemeriksaan menggunakan kontras  besar, yaitu pemeriksaan tanpa kontrak dan pemeriksaan menggunakan kontras1313..

a). Pemeriksaan tanpa kontras a). Pemeriksaan tanpa kontras

Foto BNO (Blass Nier Oversich)Foto BNO (Blass Nier Oversich)

Foto-foto Roengen polos sering kali sudah banyak memberikan informasi Foto-foto Roengen polos sering kali sudah banyak memberikan informasi

Indikasi pemeriksaan foto polos abdomen : Indikasi pemeriksaan foto polos abdomen :

Mendahului foto IVP/ foto colonMendahului foto IVP/ foto colon

Untuk melihat ada tidaknya kalsifikasiUntuk melihat ada tidaknya kalsifikasi

Di curigai adanya massa intraperitonial, retroperitonealDi curigai adanya massa intraperitonial, retroperitoneal

Kolik abdomenKolik abdomen

Di curigai adanya perforasiDi curigai adanya perforasi

Untuk melihat kelainan kongenitalUntuk melihat kelainan kongenital

Penilian foto BNO : Penilian foto BNO :

Tidak tampak bayangan batu radiopaque, terutama pada tractus urinarius danTidak tampak bayangan batu radiopaque, terutama pada tractus urinarius dan sistem biliaris

sistem biliaris

Struktur ususStruktur usus

Psoas line kanan dan kiri intakePsoas line kanan dan kiri intake

Pre peritonial fat line kanan dan kiri intakePre peritonial fat line kanan dan kiri intake

Tulang tervisualisasiTulang tervisualisasi

Gambar 6. Foto polos abdomen17

a. Posisi AP supine.

Persyaratan teknis : ukuran film 35x43 cm/30x40 cm, posisi memanjang menggunakan grid yang bergerak maupun statis, dengan variasi 70-80 kV

dan 20-25 mAs.10

Posisi pasien : Pasien tidur terlentang dengan MSP (Mid Sagital Plane) pada garis tengah meja atau kaset , lengan pasien diletakkkan di samping tubuh,

 garis tengah badan terletak tepat pada garis tengah pemeriksaan, kedua

tungkai ekstensi.10

 Posisi obyek : tengah kaset setinggi crista iliaca, dengan batas bawah pada sympisis pubis, tanpa ada rotasi pelvis atau shoulder ( dengan melihat kedua

SIAS mempunyai jarak yang sama pada kedua sisi.10

Central ray : CR tegak lurus dan langsung pada kaset (film) setinggi crista iliaca, FFD minimal 100 cm.

Kolimasi : Kolimasi meliputi pada tepi atas bawah kaset.10,11

Gambar 7. Foto posisi AP10

b. Posisi Left Lateral Decubitis (LLD).

Penting : Pasien harus pada posisi LLD minimal 5 menit sebelum eksposi (supaya udara naik atau cairan yang abnormal terakumulasi) ; 10 sampai 20

menit dipilih jika memungkinkan untuk menampakkan yang paling baik 

 potensial small amount  udara intraperitoneum.10

Left lateral Decubitus paling baik untuk menampakkan udara bebas intraperitoneum pada daerah liver abdomen atas bagian kanan (right upper

abdomen) terpisah dengan udara gaster Faktor teknik : Kaset 35 x 43 cm,

moving  atau stationary grid .10

Shielding : gunakan gonad shield pada pasien laki-laki.

Posisi pasien : pasien ditempatkan pada permukaan yang keras dimana hepar  berada dibawah, hal ini dimaksudkan supaya tidak terjadi “anatomy cutoff ”.

Lutut ditekuk dan pada salah satu lutut saling superposisi dengan yang lain

untuk sabilisasi pasien. Kedua lengan berada didekat kepala dan diganjal

Posisi obyek : Atur pasien dan ditengah kaset kira-kira 5 cm setinggi crista iliaca (termasuk diafragma), margin proximal kaset kira-kira setinggi axilla.

dengan batas bawah pada sympisis pubis, tanpa ada rotasi pelvis atau shoulder

( dengan melihat kedua SIAS mempunyai jarak yang sama pada kedua sisi.

Atur tinggi kaset ditengah MSP pasien menuju tengah Film (Image reseptor),

tetapi pastikan bagian atas abdomen masuk dalam film ( Image Reseptor / IR.

Central ray : CR horizontal, langsung menuju tengah film kira-kira 5 cm setinggi Krista iliaca, menggunakan sinar horizontal untuk memperlihatkan

air-fluid levels dan udara bebas intraperitoneum. FFD minimal 100 cm.15,16

Kolimasi : Kolimasi meliputi pada keempat sisi jangan ada “ cut off ” pada abdomen bagian atas.10

Respiration : eksposi dilakukan pada saat akhir ekspirasi

Gambar 8. Posisi LLD10

c. Posisi Setengah Duduk/ berdiri

Shielding : gunakan gonad shield  pada pasien laki-laki.10

Posisi pasien : Berdiri tungkai pada posisi meregang, punggung menempel  pada buck stand atau grid (posisi ini bukan untuk pasien yang KU-nya kurang

baik). Lengan berada pada samping tubuh. MSP tubuh pasien berada ditengah

meja dan bucky stand.10

Posisi obyek : Tidak boleh ada rotasi pada pelvis dan shoulder. Atur ketinggian film / IR sehingga tengah-tengahnya kira-kira 5 cm diatas Krista

iliaca (termasuk diafragma). Dimana rata-rata pasien akan ditempatkan diatas

film / IR kira-kira setinggi axilla. ,10

Central ray : Horisontal menuju tengah pada kaset film / IR FFD minimal 100 cm.10

Kolimasi : Kolimasi meliputi pada keempat tepi kaset. Jangan ada cut off abdomen atas.10

Gambar 9. Posisi erect10

d. Kelainan pada foto polos abdomen

Single bubble appearance.

Terjadi pada kondisi kelainan kongenital hipertrofi pilorus, yakni

adanya hipertrofi pada lapisan sirkular otot pilorus, terbatas pada lingkaran

tampak adanya single bubble appearance, yaitu terdapat satu gelembung

udara akibat pelebaran lambung.11

Double bubble appearance.

Terjadi pada kondisi kelainan kongenital obstruksi duodenum berupa

atresia, stenosis, atau malrotasi, pankreas anuler atau membran duodenum.

Pada foto polos abdomen tampak adanya double bubble appearance, yaitu

 pelebaran duodenum dan lambung secara bersamaan dan tidak tampak udara

mengisi usus halus dan kolon.11

Gambar 11. Foto supine abdomen pada neonatus dengan atresia duodenum menunjukkan adanya double bubbles appearance11.

Coiled spring appearance.

Terjadi pada kondisi intususepsi atau invaginasi yang menggambarkan

masuknya segmen proksimal usus (intueuseptum) ke dalam lumen usus distal

(intususepiens). Paling sering sering terjadi di daerah ileokolika, tetapi dapat juga

yeyuno-ileal, dan kolokolika. Pada foto polos abdomen tampak tanda obstruksi

usus halus berupa bayangan seperti sosis di bagian tengah abdomen dan ba yangan

 per mobil (coiled spring appearance).11

Gambar 12.Coiled spring appearance11.

Herring bone sign.

Terjadi pada kondisi ileus obstrukstif. Ileus obstruktif merupakan

 penyumbatan intestinal mekanik yang terjadi karena adanya daya mekanik yang

 bekerja atau mempengaruhi dinding usus sehingga menyebabkan penyempitan

atau penyumbatan lumen usus. Hal tersebut menyebabkan pasase lumen usus

terganggu.11

Penebalan dinding usus halus yang terdilatasi akibat pengumpulan gas

abdomen, karena dua dinding usus halus yang menebal dan menempel membentuk

gambaran vertebra (dari ikan), dan muskulus yang sirkular menyerupai k ostanya.11

Gambar 13. Herring bone apperance.11

Step ladder appearance.

Terjadi pada kondisi ileus obstruksi. Foto polos abdomen sangat bernilai

dalam menegakkan diagnosa ileus obstruksi. Sedapat mungkin dibuat pada posisi

tegak dengan sinar mendatar. Pada foto polos abdomen tampak gambaran air fluid

level yang pendek-pendek dan bertingkat-tingkat seperti tangga disebut juga step

ladder appearance  karena cairan transudasi berada dalam usus halus yang

Gambar 14. Step ladder appearance.11

Coffee bean sign.

Terjadi pada kondisi kelainan kongenital volvulus, yakni pemuntiran usus

yang abnormal dari segmen usus. Volvulus di usus halus agak jarang ditemukan.

Biasanya volvulus didapatkan di bagian ileum dan kolon. Pada foto polos abdomen

tampak gambaran patognomonik berupa gambaran segmen sekum yang amat besar

 berbentuk ovoid di tengah perut yang disebut coffe bean sign. Gambaran ini

merupakan gambaran khas volvulus dari usus (sigmoid).11

Cairan bebas intraperitoneal.

Akumulasi dari cairan bebas intraperitoneal di abdomen merupakan tanda

adanya suatu ascites. Penyebab ascites antara lain :

hipoproteinemia, sirosis hepatik, CHF, pankreatitis, keganasan dengan

Gambar 15. Foto polos abdomen dengan ascites tanpa adanya massa atau kalsifikasi.11

 b). Pemeriksaan dengan kontras

Pada pemeriksaan dengan kontras, ada dua macam kontras yang di gunakan,

yaitu kontras positif dan kontras negative.

Kontras positif

Kontras positif yang biasanya di gunakan dalam pemeriksaan radiologik

alat cerna adalah barium sulfat (BaSO4). Bahan ini adalah suatu garam berwarna

 putih, berat (Karena barium mempunyai berat atom besar) dan tidak larut dalam

air. Garam tersebut di aduk dalam air dengan perbandingan tertentu sehingga

terjadi suspense (bukan larutan). Suspense tersebut harus di minum oleh pasien

 pada pemeriksaan oesophagus, lambung dan usus halus, atau di masukkan lewat

klisma pada pemeriksaan kolon (lazim di sebut enema) 9

Sinar roentgen tidak dapat menembus barium sulfat tersebut, sehingga

suspense tersebut kemudian di foto oesophagus, maka tergambarlah oesophagus

oleh suspense itu pada foto roentgen9.

Kontras negative

Yang pertama kali harus di sebut sebagai contoh kontras negative ialah

udara Karena paling mudah dan paling bagus, alamiah dan dapat di peroleh di

mana-mana. Saying tidak selalu dapat di terapkan. Sebagai kontras negative

 pengganti dalam hal-hal demikian adalah CO2 yang akan di singgung nanti pada

uraian lambung.9

Sebelum di uraikan pemeriksaan oesophagus, lambung, usus-usus halus

dan besar, perlu diutaran cara pemeriksaan kontras tunggal atau single contrast

(SC), yaitu suatu cara lama, serta cara baru, yang dalam empat decade ini sem akin

 popular dan bahkan makin mendesak cara lama, yaitu cara kontas ganda atau

double contrast (DC). Caranya agak berbeda untuk lambung dan untuk usus

 besar, dan akan di uraikan tersendiri.9

DC sangat di perlukan untuk lesi-lesi kecil, misalnya ulkus kecil (kurang

dari 2 mm) dan karsinoma yang masih dini di permukaan mukosa lambung. Oleh

Karena itu, cara DC makin banyak di minta dan makin mendesak SC.13

Meskipun DC makin popular, terutama di negara maju seperti jepang,

namun cara lama seperti SC ini tidak perlu di tinggalkan ke seluruhannya, Karena

cara SC mudah di mengerti sehingga bagus untuk Pendidikan dalam dalam hal

a) sialografi

merupakan pemeriksaan radiografi untuk menilai struktur dan kelainan

 pada saluran saluran kelenjar air liur dengan menggunakan kontras dan sinar-x.

Kelenjar Ludah terbagi menjadi 3: Glandula Parotis (Stenson’s duct).

letaknya dibelakang angulus mandibula dan di bawah telinga. merupakan

kelenjar ludah yang terbesar. terdiri dari 2 buah (sepasang). bagian superfisial

(atas) terletak di bawah MAE dan overlap dengan ramus mandibula dan

 processus mastoideus12.

Glandula sub Mandibularis (Wharton’s duct). terletak di bagian bawah

tengah dari rahang bawah (mandibula)/ di bawah corpus kanan dan kiri dan

 bermuara disekitar molar I. terdiri dari 2 buah (sepasang). merupakan kelenjar

ludah terbesar kedua12.

Glandula sub Lingualis. terletak di bawah lidah. merupakan kelenjar

ludah terkecil. bentuknya seperti buah kenari tetapi permukaannya tidak rata.

terdiri dari 2 buah (sepasang). kelenjar bagian superior berhubungan dengan

membran mukosa myelohyoid. bagian anterior dari sub lingualis terdapat 2

b) Oesophagografi

Oesophagografi merupakan pemeriksaaan radiografi untuk menilai

struktur dan kelainan pada Oesophagus dengan memasukkan kontras.

Indikasi pemeriksaan Oesophagografi :

Disfagia, GERD, kelainan Oesophagus karena infeksi, kongenital, neoplasma, termasuk akalasia, atresia, striktur, diverticula oesophagus, post

operasi anastomose.13

Kontra indikasi pemeriksaan Oesophagografi :

Adanya perforasi

Contoh kelainan pada Oesophagus dan gambaran radiologinya

Akalasia

Atresia Oesophagus

Atresia oesophagus adalah tidak adanya lubang atau muara pada

oesophagus. Pada sebagian besar kasus atresia oesophagus ujung oesophagus

 buntu, sedangkan pada 1/3-1/4 kasus lainnya oesophagus bagian bawah

terhubung dengan trachea setinggi karina (atresia oesophagus dengan fistula)

13

Gambar 17. Oesophagograf pada atresia13

c) Oesophagus Maag Duodenum (OMD)

OMD merupakan pemeriksaan radiografi untuk menilai struktur dan

kelainan pada Oesophagus, Gaster dan Duodenum dengan memasukkan media

kontras (Barium Sulfat) 14.

 Nyeri epigastrium, ulkus atau radang, tumor lambing, hematemesis dan melena serta penurunan berat badan.14

Kontra indikasi pemeriksaan OMD :

Adanya perforasi, ileus, keadaan umum yang memburuk, hal-hal lainnya yang mungkin dapat memperburuk keadaan pasien14

Persiapan pasien :

Puasa minimal 4-6 jam, Teknik : minum larutan Barium Sulfat 300 cc, dengan bantuan fluoroskopi diikuti jalannya kontras dan di buat foto serial 14

Contoh kelaianan pada Oesophagus, Gaster dan Duodenum.

Gambar 19. USG Hypertropi Pyloric Stenosis14

Gambar 21. Gastritis 14

d) Barium Follow Trough

Peemeriksaan untuk menilai struktur dan kelainan pada usus halus

dengan memasukkan kontras15.

Indikasi pemeriksaan Barium Follow Through

Anemia yang tidak diketahui sebabnya.

Sakit perut yang tidak diketahui sebabnya.

Tanda-tanda malabsorbsi

Berat badan menurun dan adanya keluhan pada saluran cerna. Kontraindikasi :

Obstruksi usus halus

Perforasi15.

Prosedur Persiapan Barium follow through Sama dengan lambung

duodenum (puasa min 8jam) Pemeriksaan usus halus dapat dilakukan sebagai

lanjutan pemeriksaan lambung atau dimintakan sendiri. Dengan memasukkan

selang karet atau plastik sampai lewat pilorus dan baru kemudian dimasukkan

Gambar 23. Ileus obstruksi 15

e) Colon in loop

Pemeriksaan untuk menilai struktur dan kelainan pada colon dengan

memasukkan kontras16.

Indikasi pemeriksaan Colon in Loop

Kelainan pada kolon seperti polip, tumor, invaginasi, kelainan kongenital, Kontra indikasi :

Perforasi, colitis berat di mana dinding colon menjadi sangat tipis, ileus  paralitik dan gagal jantung16.

Persiapan pasien :

Untuk obstipasi kronis minimal 2 hari sebelum pemeriksaan makan makanan yang mudah di cerna, lunak dan tidak mengandung lemak. Apa bila obstipasi

tidak ada minimal 1 hari makan makana lunak, mudah di cerna dan tidak

mengandung lemak. Di berikan laksan 8-10 jam sebelum pemeriksaan16.

Teknik pemeriksaan Colon in Loop :

Dengan kontras ganda, di bagi dalam fase pengisian, fase pelapisan, fase evakuasi dan fase pengembangan serta fase pemotretan16.

Contoh kelainan pada Colon dan gambaran radiologinya :

Volvulus

Massa pada colon

Gambar 25. Tampak filling defect pada colon pada pemeriksaan colon in loop16

Chorn disease

Colitis ulcerative

Gambar 27. Tampak gambaran seperti mata gergaji pada colon17

Hirsehprung disease

Gambar 28. Tampa gambaran daerah colon yang mengalami sriktur dan dilatasi  proximal dari colon17.

a. Radiology non-konvensional

USG (Ultrasonografi)

USG atau Ultrasonografi adalah prosedur pemeriksaan yang

tidakberbahaya. USG menggunakan gelombang suara tinggi yang

dipantulkanke tubuh untuk memperlihatkan gambaran rahim dan isinya

yangmemberikan informasi dalam bentuk gambar yang disebut Sonogram

yangdapat kita lihat di layar monitor. USG tidak menggunakan radiasi,

 jarumsuntik, cairan atau obat-obatan yang dimasukkan ke dalam tubuh18.

Ultrasonografi (USG) merupakan salah satu imaging

diagnostik(pencitraan diagnostik) untuk pemeriksaan alat-alat dalam tubuh

manusia,dimana kita dapat mempelajari bentuk, ukuran anatomis, gerakan

sertahubungan dengan jaringan sekitarnya. Pemeriksaan ini bersifat

non-invasif, tidak menimbulkan rasa sakit pada penderita, dapat dilakukandengan

cepat, aman dan data yang diperoleh mempunyai nilai diagnostikyang tinggi.

Tak ada kontra indikasinya karena pemeriksaan ini samasekali tidak akan

memperburuk penyakit penderita. Dalam 20 tahunterakhir ini diagnostik

ultrasonik berkembang dengan pesatnya, sehinggasaat ini USG mempunyai

 peranan penting untuk meentukan kelainanberbagai organ tubuh18.

Prisip USG adalah penggunaan gelombang ultrasonik, yaitugelombang

suara dengan frekuensi lebih tinggi daripada kemampuanpendengaran telinga

manusia, sehingga kita tidak bisa mendengarnyasama sekali. Suara yang dapat

didengar manusia mempunyai frekuensi antara 20 sampai 20.000 cpd (Cycles

1-10 MHz (1-10 juta Hz).Gelombang suara frekuensi tinggi tersebut dihasilkan

dari kristal-kristal yang terdapat dalam suatu alat yang disebut transducer.

Perubahanbentuk akibat gaya mekanis pada kristal, akan menimbulkan

teganganlistrik. Fenomena ini disebut efek Piezo-electric, yang merupakan

dasarperkembangan USG selanjutnya. Bentuk kristal juga akan berubah

 biladipengaruhi oleh medan listrik. Sesuai dengan polaritas medan listrik

yangmelaluinya, kristal akan mengembang dan mengkerut, maka

akandihasilkan gelombang suara frekuensi tingi18.

USG memiliki beberapa komponen, Transducer adalah komponen USG

yang ditempelkan padabagian tubuh yang akan diperiksa, seperti dinding perut

ataudinding poros usus besar pada pemeriksaan prostat. Didalam transducer

Dalam dokumen Pemeriksaan Radiologi Gastrointestinal (Halaman 22-62)

Dokumen terkait