• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pemeriksaan Radiologi Gastrointestinal

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Pemeriksaan Radiologi Gastrointestinal"

Copied!
62
0
0

Teks penuh

(1)

PEMERIKSAAN RADIOLOGI TRACTUS DIGESTIVUS PEMERIKSAAN RADIOLOGI TRACTUS DIGESTIVUS

(Maulidinah Umar, Iriani Bahar) (Maulidinah Umar, Iriani Bahar)

A.

A. PENDAHULUANPENDAHULUAN

sistem gastrointestinal merupakan saluran pencernaan yang di mulai dari Cavum sistem gastrointestinal merupakan saluran pencernaan yang di mulai dari Cavum

Oris, Pharynx, Larynx, Oesophagus, Gaster, duodenum, Jejenum, Ileum, Colon, Rectum Oris, Pharynx, Larynx, Oesophagus, Gaster, duodenum, Jejenum, Ileum, Colon, Rectum

dan Anus. Tractus Digestivus berfungsi untuk menerima makanan, mencernanya menjadi dan Anus. Tractus Digestivus berfungsi untuk menerima makanan, mencernanya menjadi

zat-zat gizi dan energi, menyerap zat-zat gizi untuk di bawah oleh aliran darah serta zat-zat gizi dan energi, menyerap zat-zat gizi untuk di bawah oleh aliran darah serta

membuang sisa

membuang sisa makanan makanan yang telah yang telah di proses.di proses.11

Pada saluran Gastrointestinal terjadi beberapa proses pencernaan,

Pada saluran Gastrointestinal terjadi beberapa proses pencernaan, yaitu Pergerakanyaitu Pergerakan

makanan, mendorong, mencampur makanan dengan saliva sehingga makanan akan makanan, mendorong, mencampur makanan dengan saliva sehingga makanan akan

 bercampur

 bercampur dengan dengan enzim-enzim enzim-enzim percernaan percernaan yang yang ada ada di di mulut mulut dan dan kontraksi kontraksi otot otot polospolos

dinding saluran cerna.

dinding saluran cerna. Sekresi getah cerna, mulai dari kelenjar-kelenjar yang ada di mulutSekresi getah cerna, mulai dari kelenjar-kelenjar yang ada di mulut

sampai ileum.

sampai ileum. Proses pencernaan, proses pemecahan secara mekanik dan kimiawi,Proses pencernaan, proses pemecahan secara mekanik dan kimiawi,

mengunyah, menelan dan penyerapan. Proses absorbs, penyerapan hasil pencernaan dari mengunyah, menelan dan penyerapan. Proses absorbs, penyerapan hasil pencernaan dari

lumen menembus lapisan epitel, masuk ke dalam saluran darah lumen menembus lapisan epitel, masuk ke dalam saluran darah22..

Gangguan Gastrointestinal merupakan suatu kelainan atau penyakit pada jalan Gangguan Gastrointestinal merupakan suatu kelainan atau penyakit pada jalan

makanan atau pencernaan. Penyakit Gastrointestinal yang termasuk yaitu kelainan makanan atau pencernaan. Penyakit Gastrointestinal yang termasuk yaitu kelainan

oesophagus, Gaster, Usus halus, Usus besar, Hati, Saluran empedu,

oesophagus, Gaster, Usus halus, Usus besar, Hati, Saluran empedu, dan Pankrersdan Pankrers 3 3..

Menurut Linda Chandranata (2000) klasifikasi gangguan Gastrointestinal di bagi Menurut Linda Chandranata (2000) klasifikasi gangguan Gastrointestinal di bagi

menjadi dua yaitu Gastrointestinal atas seperti gangguan nafsu makan, mual dan muntah, menjadi dua yaitu Gastrointestinal atas seperti gangguan nafsu makan, mual dan muntah,

serta gangguan Gastrointestinal bawah seperti gangguan oesophagus, gangguan lambung serta gangguan Gastrointestinal bawah seperti gangguan oesophagus, gangguan lambung

dan usus, neoplasma intestinal dan proses inflamasi, trauma abdomen, gangguan hepatic dan usus, neoplasma intestinal dan proses inflamasi, trauma abdomen, gangguan hepatic

dan biliaris dan biliaris 33..

(2)

Dalam menegakkan diagnosis pada gangguan saluran Gastrointesnal, terkadang di Dalam menegakkan diagnosis pada gangguan saluran Gastrointesnal, terkadang di

 butuhkan

 butuhkan pemeriksaan pemeriksaan penunjang. penunjang. Dalam Dalam hal hal ini ini penulis penulis khususnya khususnya akan akan membahasmembahas

 pemeriksaan

 pemeriksaan Radiologi Radiologi Gastrointestinal. Gastrointestinal. Pemeriksaan Pemeriksaan radiologi radiologi saluran saluran GastrointestinalGastrointestinal

dibagi atas dua golongan besar, yaitu pemeriksaan tanpa kontras dan pemeriksaan dengan dibagi atas dua golongan besar, yaitu pemeriksaan tanpa kontras dan pemeriksaan dengan

kontras kontras 44..

B.

B. ANATOMI DAN FISIOLOGI SALURAN GASTROINTESTINALANATOMI DAN FISIOLOGI SALURAN GASTROINTESTINAL 1.

1. Cavum OrisCavum Oris

a)

a) AnatomiAnatomi

Cavum oris (rongga mukit) merupakan gerbang masuk ke sistem Cavum oris (rongga mukit) merupakan gerbang masuk ke sistem

gastrointestinal. Cavum dibagi dalam cavum oris propium dan

gastrointestinal. Cavum dibagi dalam cavum oris propium dan vestibulum oris.vestibulum oris.

 Atap cavum oris propium dibentuk oleh palatum yang terdiri dari palatum durumAtap cavum oris propium dibentuk oleh palatum yang terdiri dari palatum durum

dan palatum molle. dan palatum molle.

 Batas anterior dan lateral adalah permukaan lingual arcud Batas anterior dan lateral adalah permukaan lingual arcud dentalis rahang atas dandentalis rahang atas dan

 bawah.  bawah.

 Batas posterior cavum oris adalah palatum Batas posterior cavum oris adalah palatum molle , arcus palatoglossus Dan dorsummolle , arcus palatoglossus Dan dorsum

linguae. Cavum oris dipisahkan dan pharynx oleh isthmus faucium. linguae. Cavum oris dipisahkan dan pharynx oleh isthmus faucium.

 Dasar cavum oris propium dibentuk oleh m. digastrius venter anterior, m.Dasar cavum oris propium dibentuk oleh m. digastrius venter anterior, m.

mylohyoideus dan m. geniohyoldeus mylohyoideus dan m. geniohyoldeus55..

(3)

Dalam menegakkan diagnosis pada gangguan saluran Gastrointesnal, terkadang di Dalam menegakkan diagnosis pada gangguan saluran Gastrointesnal, terkadang di

 butuhkan

 butuhkan pemeriksaan pemeriksaan penunjang. penunjang. Dalam Dalam hal hal ini ini penulis penulis khususnya khususnya akan akan membahasmembahas

 pemeriksaan

 pemeriksaan Radiologi Radiologi Gastrointestinal. Gastrointestinal. Pemeriksaan Pemeriksaan radiologi radiologi saluran saluran GastrointestinalGastrointestinal

dibagi atas dua golongan besar, yaitu pemeriksaan tanpa kontras dan pemeriksaan dengan dibagi atas dua golongan besar, yaitu pemeriksaan tanpa kontras dan pemeriksaan dengan

kontras kontras 44..

B.

B. ANATOMI DAN FISIOLOGI SALURAN GASTROINTESTINALANATOMI DAN FISIOLOGI SALURAN GASTROINTESTINAL 1.

1. Cavum OrisCavum Oris

a)

a) AnatomiAnatomi

Cavum oris (rongga mukit) merupakan gerbang masuk ke sistem Cavum oris (rongga mukit) merupakan gerbang masuk ke sistem

gastrointestinal. Cavum dibagi dalam cavum oris propium dan

gastrointestinal. Cavum dibagi dalam cavum oris propium dan vestibulum oris.vestibulum oris.

 Atap cavum oris propium dibentuk oleh palatum yang terdiri dari palatum durumAtap cavum oris propium dibentuk oleh palatum yang terdiri dari palatum durum

dan palatum molle. dan palatum molle.

 Batas anterior dan lateral adalah permukaan lingual arcud Batas anterior dan lateral adalah permukaan lingual arcud dentalis rahang atas dandentalis rahang atas dan

 bawah.  bawah.

 Batas posterior cavum oris adalah palatum Batas posterior cavum oris adalah palatum molle , arcus palatoglossus Dan dorsummolle , arcus palatoglossus Dan dorsum

linguae. Cavum oris dipisahkan dan pharynx oleh isthmus faucium. linguae. Cavum oris dipisahkan dan pharynx oleh isthmus faucium.

 Dasar cavum oris propium dibentuk oleh m. digastrius venter anterior, m.Dasar cavum oris propium dibentuk oleh m. digastrius venter anterior, m.

mylohyoideus dan m. geniohyoldeus mylohyoideus dan m. geniohyoldeus55..

(4)

Gambar 1. Anatomi cavum oris Gambar 1. Anatomi cavum oris

 b)

 b) FisiologiFisiologi

Di dalam mulut makanan dihancurkan melalui: Di dalam mulut makanan dihancurkan melalui:

 Mastikasi / pengunyahanMastikasi / pengunyahan

 Pelumasan oleh air liur/saliva Netralisasi asam dalam makanan denganPelumasan oleh air liur/saliva Netralisasi asam dalam makanan dengan

 bikarbonat.  bikarbonat.

Saliva diproduksi

Saliva diproduksi oleh sel-sel oleh sel-sel asini asini dari:dari:

 Kelenjar parotis: mengeluarkan air liur encerKelenjar parotis: mengeluarkan air liur encer

 Kelenjar submandibularisKelenjar submandibularis

 Kelenjar sublingualisKelenjar sublingualis

 Kelenjar-kelenjar lain pada mukosa mulut.Kelenjar-kelenjar lain pada mukosa mulut.

Kelenjar salivarius memproduksi lebih kurang 1 liter saliva dalam satu hari. Kelenjar salivarius memproduksi lebih kurang 1 liter saliva dalam satu hari.

Saliva membantu mendaparkan, mengencerkan, membasahi, mencernakan Saliva membantu mendaparkan, mengencerkan, membasahi, mencernakan

makanan juga memberikan perlindungan terhadap kavum oris dari bakteri. Sekresi makanan juga memberikan perlindungan terhadap kavum oris dari bakteri. Sekresi

(5)

saliva di stimulasi oleh bau, penglihatan, cita rasa, bahkan fikiran tentang makanan

disamping di rangsang oleh serabut afferent vagus6.

Ada dua tipe sekresi protein salivarius yang utama yaitu tipe serosa

(misalnya alfa amilase) dan mukosa ( musin)6.

Komposisi saliva :

 Enzim : alfa amilae ( ptyalin) untuk memulai pencernaan karbohidrat dan

enzim ini menjadi inaktif oleh pH lambung yang rendah. Enzim lipase lingual

untuk memulai pencernaan lemak dengan memecah trigliserid menjadi asam

lemak dan monogliserid, enzim ini dapat melanjutkan prosesnya di dalam

lambung6.

 Ion

 Tonisitas : pada kecepatan aliran yang rendah ( <1 ml/mnt), saliva bersifat

hipotonik dari plasma, pada aliran yang tinggi ( >4mL/mnt), saliva bersifat

isotonic dari dari plasma, kecepatan aliran yang rendah memberikan lebih

 banyak waktu kepada sel-sel ductus untuk membawa ion dan menyesuaikan

tonisitas sekresinya6.

  Nilai pH antara 6 dan 8

 Kerja antibakteri6.

Tahap penelanan

 Tahap bukal : makanan dikumpulkan dipermukaan atas lidah sebagai bolus

yang lembab. Kemudian bolus didorong ke dalam faring.

 Tahap faringeal : faring tertarik ke atas di bawah dasar lidah, inlet laringeal

(6)

trakea. Otot-otot faring kemudian mendorong bolus ke dalam esofagus bagian

atas.

 Tahap esofagus: gelombang peristaltik membawa bolus ke bawah terus ke

lambung5.

2. Oesophagus a). Anatomi

Esofagus merupakan sebuah saluran berupa tabung berotot yang

menghubungkan dan menyalurkan makanan dari rongga mulut ke lambung. Dari

 perjalanannya dari faring menuju gaster, esofagus melalui tiga kompartemen dan

dibagi berdasarkan kompartemen tersebut, yaitu leher (pars servikalis), sepanjang 5

cm dan berjalan di antara trakea dan kolumna vertebralis. Dada (pars thorakalis),

setinggi manubrium sterni berada di mediastinum posterior mulai di belakang

lengkung aorta dan bronkus cabang utama kiri, lalu membelok ke kanan bawah di

samping kanan depan aorta thorakalis bawah. Abdomen (pars abdominalis), masuk

ke rongga perut melalui hiatus esofagus dari diafragma dan berakhir di kardia

lambung, panjang berkisar 2-4 cm 6.

Pada orang dewasa, panjang esofagus apabila diukur dari incivus superior

ke otot krikofaringeus sekitar 15-20 cm, ke arkus aorta 20-25 cm, ke v.pulmonalis

inferior, 30-35 cm, dan ke kardioesofagus joint kurang lebih 40-45cm. Pada anak,

 panjang esofagus saat lahir bervariasi antara 8 dan 10 cm dan ukuran sekitar 19 cm

(7)

 Bagian servikal:

 Panjang 5-6 cm, setinggi vertebra cervicalis VI sampai vertebrathoracalis I

 Anterior melekat dengan trachea

 Anterolateral tertutup oleh kelenjar tiroid

 Sisi dextra/sinistra dipersarafi oleh nervus recurren laryngeus

 Posterior berbatasan dengan hipofaring

 Pada bagian lateral ada carotid sheath beserta isinya

Bagian torakal:

 Panjang 16-18 cm, setinggi vertebra torakalis II-IX

 Berada di mediastinum superior antara trakea dan kolumna vertebralis

 Dalam rongga toraks disilang oleh arcus aorta setinggi vertebratorakalis IV dan

 bronkus utama sinistra setinggi vertebra torakalisV

 Arteri pulmonalis dextra menyilang di bawah bifurcatio trachealis

 Pada bagian distal antara dinding posterior esofagus dan ventralcorpus

vertebralis terdapat ductus thoracicus, vena azygos, arteri dan vena intercostalis

Bagian abdominal:

 Terdapat pars diaphragmatica sepanjang 1 - 1,5 cm, setinggi vertebratorakalis X

sampai vertebra lumbalis III

 Terdapat pars abdominalis sepanjang 2 - 3 cm, bergabung dengan cardia gaster

(8)

Gambar 2. Anatomi oesephagus6.

 b). Fisiologi

Dalam proses menelan akan terjadi hal-hal seperti berikut,

  pembentukan bolus makanan dengan ukuran dan konsistensi yang baik,

 upaya sfingter mencegah terhamburnya bolus ini dalam fase-fase menelan,

 mempercepat masuknya bolus makanan ke dalam faring pada saat respirasi,

 mencegah masuknya makanan dan minuman ke dalam nasofaring dan laring,

 kerjasama yang baik dari otot-otot di rongga mulut untuk mendorong bolus

makanan ke arah lambung,

 usaha untuk membersihkan kembali esofagus. Proses menelan di mulut, faring,

laring, dan esofagus secara keseluruhan akan terlibat secara berkesinambungan

Menelan dibagi menjadi tahap orofaring dan tahap esofagus. Tahap orofaring

 berlangsung sekitar 1 detik dan terdiri dari pemindahan bolus dari mulut melalui faring

untuk masuk ke esofagus. Ketika masuk ke faring, bolus makanan harus diarahkan ke

(9)

dengan faring. Dengan kata lain, makanan harus dijaga agar tidak masuk kembali ke

mulut, masuk ke saluran hidung, atau masuk ke trakea5.

Posisi lidah yang menekan langit-langit keras menjaga agar makanan tidak

masuk kembali ke mulut sewaktu menelan. Kontraksi m.levator palatini

mengakibatkan rongga pada lekukan dorsum lidah diperluas, palatum mole terangkat

dan bagian atas dinding posterior faring akan terangkat pula. Bolus terdorong ke

 posterior karena lidah terangkat ke atas. Selanjutnya terjadi kontraksi m.palatoglosus

yang menyebabkan ismus fausium tertutup, diikuti oleh kontraksi m.palatofaring,

sehingga bolus makanan tidak akan berbalik ke rongga mulut5.

Uvula terangkat dan menekan bagian belakang tenggorokan, menutup saluran

hidung atau nasofaring dari faring sehingga makanan tidak masuk ke hidung.Makan

dicegah masuk ke trakea terutama oleh elevasi laring dan penutupan erat pita suara di

 pintu masuk laring atau glottis5.

Faring dan laring bergerak ke arah atas oleh kontraksi m.stilofaring,

m.salfingofaring, m.tirohioid dan m.palatofaring. Aditus laring tertutup oleh epiglotis,

sedangkan ketiga sfingter laring, yaitu plika ariepiglotika, plika ventrikularis dan plika

vokalis tertutup karena kontraksi m.ariepiglotika dan m.aritenoid obligus. Bersamaan

dengan ini terjadi juga pengentian aliran udara ke laring karena refleks yang

menghambat pernapasan, sehingga bolus makanan tidak akan masuk ke dalam saluran

napas. Selanjutnya bolus makanan akan meluncur ke arah esofagus, karena valekula

dan sinus piriformis sudah dalam keadaaan lurus5.

Tahap esofagus dari proses menelan kini dimulai. Pusat menelan memicu

(10)

mendorong bolus di depannya menelusuri esofagus untuk masuk ke lambung.

Gelombang peristaltik memerlukan waktu sekitar 5 sampai 9 detik untuk mencapai

ujung bawah esofagus. Perambatan gelombang dikontrol oleh pusat menelan, dengan

 persarafan melalui saraf vagus. Sewaktu gelombang peristaltik menyapu menuruni

esofagus, sfingter gastroesofagus melemas secara refleks sehingga bolus d apat masuk

ke dalam lambung. Setelah bolus masuk ke lambung, proses menelan tuntas dan

sfingter gastroesofagus kembali berkontraksi 5.

3. Gaster a). Anatomi

Gaster adalah organ pencernaan yang paling melebar, dan terletak di antara

 bagian akhir dari esofagus dan awal dari usus halus. Lambung merupakan ruang

 berbentuk kantung mirip huruf J, berada di bawah diafragma, terletak pada regio

epigastrik, umbilikal, dan hipokondria kiri pada regio abdomen. Secara anatomik,

lambung memiliki lima bagian utama, yaitu kardiak, fundus, badan (body), antrum,

dan pylori. Kardia adalah daerah kecil yang berada pada hubungan gastroesofageal

(gastroesophageal junction) dan terletak sebagai pintu masuk ke lambung Fundus

adalah daerah berbentuk kubah yang menonjol ke bagian kiri di atas kardia. Badan

(body) adalah suatu rongga longitudinal yang berdampingan dengan fundus dan

merupakan bagian terbesar dari gaster. Antrum adalah bagian lambung yang

menghubungkan badan (body) ke pylorik dan terdiri dari otot yang kuat. Pilorik adalah

suatu struktur tubular yang menghubungkan lambung dengan duodenum dan

(11)

Gambar 3. Anatomi gaster6.

 b). Fisiologi.

Setiap hari lambung mengeluarkan sekitar 2 liter getah lambung. Sel-sel yang

 bertanggung jawab untuk fungsi sekresi, terletak di lapisan mukosa lambung. Secara

umum, mukosa lambung dapat dibagi menjadi dua bagian terpisah :

 mukosa oksintik yaitu yang melapisi fundus dan badan (body),

 daerah kelenjar pilorik yang melapisi bagian antrum. Sel-sel kelenjar mukosa

terdapat di kantong lambung (gastric pits), yaitu suatu invaginasi atau kantung

 pada permukaan luminal lambung. Variasi sel sekretori yang melapisi invaginasi

ini beberapa diantaranya adalah eksokrin, endokrin, dan parakrin8.

Ada tiga jenis sel tipe eksokrin yang ditemukan di dinding kantung dan

kelenjar oksintik mukosa lambung, yaitu :

 Sel mukus yang melapisi kantung lambung, yang menyekresikan mukus yang

encer.

 Bagian yang paling dalam dilapisi oleh sel utama (chief cell) dan sel parietal. Sel

(12)

 Sel parietal (oksintik) mengeluarkan HCl dan faktor intrinsik. Oksintik artinya

tajam, yang mengacu kepada kemampuan sel ini untuk menghasilkan keadaan

yang sangat asam8.

Semua sekresi eksokrin ini dikeluarkan ke lumen lambung dan mereka

 berperan dalam membentuk getah lambung (gastric juice ). Sel mukus cepat

membelah dan berfungsi sebagai sel induk bagi semua sel baru di mukosa lambung.

Sel-sel anak yang dihasilkan dari pembelahan sel akan bermigrasi ke luar kantung

untuk menjadi sel epitel permukaan atau berdiferensiasi ke bawah untuk menjadi sel

utama atau sel parietal. Melalui aktivitas ini, seluruh mukosa Kantung-kantung

lambung pada daerah kelenjar pilorik terutama mengeluarkan mukus dan sejumlah

kecil pepsinogen, yang berbeda dengan mukosa oksintik. Sel-sel di daerah kelenjar

 pilorik ini jenis selnya adalah sel parakrin atau endokrin. Sel-sel tersebut adalah sel

enterokromafin yang menghasilkan histamin, sel G yang menghasilkan gastrin, sel D

menghasilkan somatostatin. Histamin yang dikeluarkan berperan sebagai stimulus

untuk sekresi asetilkolin, dan gastrin. Sel G yang dihasilkan berperan sebagai stimuli

sekresi produk protein, dan sekresi asetilkolin. Sel D berperan sebagai stimuli asam

8.

Tahap-tahap Pengeluaran Getah Lambung

 Fase Sefalik (Fase Psikoneural)

 Makanan dalam mulut memulai refleks perangsangan sekresi getah lambung

 Rangsangan berupa citarasa, bau dan penglihatan.

(13)

 Melalui eferen Nervus Vagus menstimulasi :

o Sel parietal untuk mensekresi HCl

o Sel G pada antrum pilorus untuk mensekresi gastrin.

 Fase Lokal (Fase Gastrik)

 Gastrin dilepas bila isi lambung kontak dengan antrum, secara: mekanik dan

kemis (kimiawi)

 Melalui aliran darah gastrin merangsang sekresi HCl

 Gastrin dihambat bila di dalam lumen pH kurang dari 3.

 Fase Intestinal

 Sekresi lambung ditingkatkan dengan jalur hormonal, oleh: regangan duodenum

dan absorbsi asam amino yang meningkat.

Sekresi lambung dihambat oleh hormon enterogastron Yang dikeluarkan

duodenum, bila : pH kimus yang memasuki duodenum rendah atau Lemak dalam

kimus meningkat8.

4. Usus halus a). Anatomi

Usus halus merupakan suatu tabung yang kompleks, berlipat-lipat, dan

memebentang dari pylorus hingga katup ileosekal. Panjang usus halus pada orang

hidup sekitar 12 kaki (3,6 cm) dan hamper 22 kaki (6,6cm) pada cadaver (akibat

relaksasi). Usus ini mengisi bagian tengah dan bagian rongga abdomen. Ujung

 proksimalx berdiameter sekitar 3,8 cm tetapi makin kebawah garis tengahnya

(14)

Struktur usus halus terdiri dari bagian-bagian berikut ini:

 Duodenum

 bentuknya melengkung seperti kuku kuda. Pada lengkungan ini terdapat

 pankreas. Pada bagian kanan duodenum merupakan tempat bermuaranya saluran

empedu (duktus koledokus) dan saluran pankreas (duktus pankreatikus), tempat ini

dinamakan papilla vateri. Dinding duodenum mempunyai lapisan mukosa yang

 banyak mengandung kelenjar brunner untuk memproduksi getah intestinum. Panjang

duodenum sekitar 25 cm, mulai dari pilorus sampai jejunum 8.

 Jejunum

Panjangnya 2-3 meter dan berkelok-kelok, terletak di sebelah kiri atas

intestinum minor. Dengan perantaraan lipatan peritoneum yang berbentuk kipas

(mesentrium) memungkinkan keluar masuknya arteri dan vena mesentrika superior,

 pembuluh limfe, dan saraf ke ruang antara lapisan peritoneum. Penampang jejunum

lebih lebar, dindingnya lebih tebal, dan banyak mengandung pembuluh darah8.

 Ileum

ujung batas antara ileum dan jejunum tidak jelas, panjangnya ±4-5 m. Ileum

merupakan usus halus yang terletak di sebelah kanan bawah berhubungan dengan

sekum dengan perantaraan lubang orifisium ileosekalis yang diperkuat sfingter dan

katup valvula ceicalis (valvula bauchini) yang berfungsi mencegah cairan dalam

(15)

Gambar 4. Anatomi usus halus8

 b). Fisiologi

Usus halus mempunyai dua fungsi utama yaitu pencernaan dan absorbsi

 bahan –  bahan nutrisi, air, elektrolit dan mineral. Proses pencernaan dimulai dalam

mulut dan lambung oleh kerja ptialin, asam klorida, dan pepsin terhadap makanan

yang masuk. Proses pencernaan dilanjutkan di dalam duodenum terutama oleh

kerja enzim –  enzim pankreas yang menghidrolisis karbohidrat, lemak, dan protein

menjadi zat –  zat yang lebih sederhana. Adanya bikarbonat dalam sekret pankreas

membantu menetralkan asam dan memberikan pH optimal untuk kerja enzim – 

enzim. Sekresi empedu dari hati membantu proses pencernaan dengan

mengemulsikan lemak sehingga memberikan permukaan yang lebih luas bagi kerja

lipase pancreas8.

Proses pencernaan disempurnakan oleh sejumlah enzim dalam getah usus

(sukus enterikus). Banyak di antara enzim –  enzim ini terdapat pada brush border

(16)

oleh peristaltik yang terdiri atas dua jenis gerakan, yaitu segmental dan peristaltik

yang diatur oleh sistem saraf autonom dan hormone8.

Pergerakan segmental usus halus mencampur zat-zat yang dimakan dengan

sekret pankreas, hepatobiliar, sekresi usus, dan pergerakan peristaltik mendorong

isi dari salah satu ujung ke ujung lain dengan kecepatan yang sesuai untuk absorpsi

optimal dan suplai kontinu isi lambung8.

Absorpsi adalah pemindahan hasil-hasil akhir pencernaan karbohidrat,

lemak dan protein (gula sederhana, asam-asam lemak dan asam-asam amino)

melalui dinding usus ke sirkulasi darah dan limfe untuk digunakan oleh sel-sel

tubuh. Selain itu air, elektrolit dan vitamin juga diabsorpsi8.

Lemak dalam bentuk trigliserida dihidrolisa oleh enzim lipase pancreas

hasilnya bergabung dengan garam empedu membentuk misel. Misel kemudian

memasuki membran sel secara pasif dengan difusif, kemudian mengalami

disagregasi, melepaskan garam empedu yang kembali ke dalam lumen usus, dan

asam lemak serta monogliserida ke dalam sel. Sel kemudian membentuk kembali

trigliserida dan digabungkan dengan kolesterol, fosfolipid, dan apoprotein untuk

membentuk kilomikron, yang keluar dari sel dan memasuki lakteal. Asam lemak

kecil dapat memasuki kapiler dan secara langsung menuju ke vena porta. Garam

empedu diabsorpsi ke dalam sirkulasi enterohepatik dalam ileum distalis. Dari

kumpulan 5 gram garam empedu yang memasuki kantung empedu, sekitar 0,5 gram

hilang setiap hari; kumpulan ini bersirkulasi ulang 6 kali dalam 24 jam8.

Protein oleh asam lambung di denaturasi, pepsin memulai proses

(17)

enterokinase menjadi tripsin, dan endopeptidase, eksopeptidase) melanjutkan

 proses pencernaan protein, menghasilkan asam amino dan 2 sampai 6 residu

 peptida. Transport aktif membawa dipeptida dan tripeptida ke dalam sel untuk

diabsorpsi8.

Karbohidrat, metabolisme awalnya dimulai dengan menghidrolisis pati

menjadi maltosa (isomaltosa), yang merupakan disakarida. Kemudian disakarida

ini, bersama dengan disakarida utama lain, laktosa dan sukrosa, dihidrolisis

menjadi monosakarida glukosa, galaktosa, dan fruktosa. Enzim laktase, sukrase,

maltase, dan isimaltase untuk pemecahan disakarida terletak di dalam mikrovili

’brush border’ sel epitel. Disakarida ini dicerna menjadi monosakarida sewaktu

 berkontak dengan mikrovili ini atau sewaktu mereka berdifusi ke dalam mikrovili.

Produk pencernaan, monosakarida, glukosa, galaktosa, dan fruktosa, kemudian

segera diabsorpsi ke dalam darah porta8.

Air dan elektrolit, cairan empedu, cairan lambung, saliva, dan cairan

duodenum menyokong sekitar 8-10 L/hari cairan tubuh, kebanyakan diabsorpsi.

Air secara osmotik dan secara hidrostatik diabsorpsi atau melalui difusi pasif.

 Natrium dan klorida diabsorpsi dengan pemasangan zat telarut organik atau secara

transport aktif. Kalsium diabsorpsi melalui transport aktif dalam duodenum dan

 jejenum, dipercepat oleh hormon parathormon (PTH) dan vitamin D. Kalium

(18)

5. Usus besar a). Anatomi

Usus besar dibagi menjadi sekum, kolon, dan rektum. Pada sekum terdapat

katup ileosekal dan apendiks yang melekat pada ujung sekum. Sekum menempati

sekitar dua atau tiga inci pertama dari usus besar. Katup ileosekal men gontrol aliran

kimus dari ileum ke sekum. Kolon dibagi lagi menjadi kolon asendens,

transversum, desendens, dan sigmoid. Tempat dimana kolon membentuk kelokan

tajam, yaitu pada abdomen kanan dan kiri atas berturutturut dinamakan fleksura

hepatika dan fleksura lienalis. Kolon sigmoid dimulai dari krista iliaka dan

 berbentuk suatu lekukan berbentuk S. Lekukan bagian bawah membelok ke kiri

waktu kolon sigmoid bersatu dengan rektum. Rektum terbentang dari kolon

sigmoid sampai dengan anus. Satu inci terakhir dari rektum terdapat kanalis ani

yang dilindungi oleh sfingter ani eksternus dan internus. Panjang rektum sampai

kanalis ani adalah 5,9 inci6.

Dinding kolon terdiri dari empat lapisan, tunika serosa, muskularis, tunika

submukosa, dan tunika mukosa akan tetapi usus besar mempunyai

gambarangambaran yang khas berupa lapisan otot longitudinal usus besar tidak

sempurna, tetapi terkumpul dalam tiga pita yang disebut taenia koli yang bersatu

 pada sigmoid distal. Panjang taenia lebih pendek daripada usus sehingga usus

tertarik dan berkerut membentuk kantong-kantong kecil yang disebut haustra. Pada

taenia melekat kantong-kantong kecil peritoneum yang berisi lemak yang disebut

(19)

lieberkuhn terletak lebih dalam serta mempunyai sel goblet lebih banyak daripada

usus halus6.

Vaskularisasi usus besar diatur oleh arteri mesenterika superior dan inferior.

Arteri mesenterika superior memvaskularisasi kolon bagian kanan (mulai dari

sekum sampai dua pertiga proksimal kolon transversum). Arteri mesenterika

superior mempunyai tiga cabang utama yaitu arteri ileokolika, arteri kolika dekstra,

dan arteri kolika media. Sedangkan arteri mesenterika inferior memvaskularisasi

kolon bagian kiri (mulai dari sepertiga distal kolon transversum sampai rektum

 bagian proksimal). Arteri mesenterika inferior mempunyai tiga cabang yaitu arteri

kolika sinistra, arteri hemorroidalis superior, dan arteri sigmoidea. Vaskularisasi

tambahan daerah rektum diatur oleh arteria sakralis media dan arteria hemorroidalis

inferior dan media. Aliran balik vena dari kolon dan rektum superior melalui vena

mesenterika superior dan inferior serta vena hemorroidalis superior, yaitu bagian

dari sistem portal yang mengalirkan darah ke hati. Vena hemorroidalis media dan

inferior mengalirkan darah ke vena iliaka dan merupakan bagian dari sirkulasi

sistemik. Ada anastomosis antara vena hemorroidalis superior, media, dan inferior

sehingga peningkatan tekanan portal dapat mengakibatkan aliran balik ke dalam

vena-vena ini dan mengakibatkan hemorroid. Aliran pembuluh limfe kolon

mengikuti arteria regional ke limfenodi preaorta pada pangkal arteri mesenterika

superior dan inferior. Aliran balik pembuluh limfe melalui sisterna kili yang

 bermuara ke dalam sistem vena pada sambungan vena subklavia dan jugularis

sinistra. Hal ini menyebabkan metastase karsinoma gastrointestinal bisa ada dalam

(20)

mengikuti aliran pembuluh darah hemorroidalis superior dan pembuluh limfe

kanalis ani menyebar ke nodi limfatisiiliaka interna, sedangkan aliran balik

 pembuluh limfe anus dan kulit perineum mengikuti aliran limfe inguinalis

superficialis6.

Inervasi usus besar dilakukan oleh sistem saraf otonom kecuali sfingter

eksternus yang diatur secara volunter. Serabut parasimpatis berjalan melalui saraf

vagus ke bagian tengah kolon transversum, dan saraf pelvikus yang berasal dari

daerah sakral mensuplai bagian distal. Serabut simpatis yang berjalan dari pars

torasika dan lumbalis medula spinalis melalui rantai simpatis ke ganglia simpatis

 preortika. Disana bersinaps dengan post ganglion yang mengikuti aliran arteri

utama dan berakhir pada pleksus mienterikus (Aurbach) dan submukosa

(Meissner). Perangsangan simpatis menyebabkan penghambatan sekresi dan

kontraksi, serta perangsangan sfingter rektum, sedangkan saraf parasimpatis

mempunyai efek yang berlawanan. Kendali usus yang paling penting adalah

aktivitas refleks lokal yang diperantarai oleh pleksus nervosus intramural (Meissner

dan Aurbach) dan interkoneksinya. Jadi pasien dengan kerusakan medula spinalis

maka fungsi ususnya tetap normal, sedangkan pasien den gan penyakit hirschsprung

akan mempunyai fungsi usus yang abnormal karena pada penyakit ini terjadi

(21)

Gambar 5. Anatomi usus besar6

 b). Fisiologi

Kolon berfungsi untuk penyimpanan feses dan mencegah terbuangnya

cairan, elektrolit, nitrogen, dan energi yang telah diabsorpsi di usus halus,

sedangkan fungsi rektum untuk pembuangan tinja. Pendaur ulangan nutrien

 bergantung pada aktivitas metabolik flora normal kolon, motilitas kolon, dan

absorpsi mukosa kolon. Sedangkan pembuangan tinja terdiri dari penyerapan air

dari isi kolon dan defekasi8.

Kerja defekasi yang menyebabkan pengeluaran feses merupakan refleks

terkontrol yang bisa dihambat hingga saat yang diinginkan. Ketika feses berada di

rektum, refleks inhibisi anorektal akan terangsang, menyebabkan pasien akan

 berusaha untuk menahan hasratnya untuk buang air, dengan adanya kontraksi

(22)

C. PEMERIKSAAN RADIOLOGI

Radiologi merupakan salah satu cabang ilmu kedokteran yang di gunakan untuk

melakukan pencitraan pada tubuh manusia melalui sinar-x, ultrasonografi, dan gelombang

elektro magnetic. Pada dasarnya frekuensi yang di gunakan berbentuk sinar-x atau x-ray,

namun dengan ke majuan teknologi modern juga dengan menggunakan pemindaian atau

scanning, dan magnetic resonance imaging (MRI)9.

Radiologi di bagi atas radiologi konvensinal dan radiologi non-konvensional.

Radiologi konvensional di bagi atas dua bagian yaitu tanpa kontras dan menggunakan

kontras. Untuk radiologi non-konvensional yaitu USG, CT-Scan, MRI dan Kedokteran

 Nuklir9.

Sinar-X mempunyai beberapa sifat fisik, yaitu : daya tembus, pertebaran,

 penyerapan efek fotografik, pendar fluor (fluoresensi), ionisasi, dan efek biologic

 Daya Tembus

Sinar-X dapat menembus bahan, dengan daya tembus sangat besar dan

digunakan dalam radiografi. Makin tinggi tegangan tabung (besaran KV) yang

digunakan, makin besar daya tembusnya. Makin rendah berat atom atau kepadatan

suatu benda, makin besar daya tembusnya 9.

 Pertebaran

Apabila berkas sinar-X melalui suatu bahan atau suatu zat, maka berkas

tersebut akan bertebaran ke segala jurusan, menimbulkan radiasi sekunder (radiasi

hambur) pada bahan/ zat yang dilaluinya. Hal ini akan menimbulkan gambar

(23)

mengurangi akibat radiasi hambur ini, maka diantara subjek dengan film rontgen mengurangi akibat radiasi hambur ini, maka diantara subjek dengan film rontgen

diletakkan

diletakkan grid  grid 99..

 PenyerapanPenyerapan

Sinar-X dalam radiografi diserap oleh bahan atau zat sesuai dengan berat atom Sinar-X dalam radiografi diserap oleh bahan atau zat sesuai dengan berat atom

atau kepadatan bahan/zat tersebut. Makin tinggi kepadatannya atau berat atomnya, atau kepadatan bahan/zat tersebut. Makin tinggi kepadatannya atau berat atomnya,

makin besar penyerapannya makin besar penyerapannya99..

 Efek FotografikEfek Fotografik

Sinar-X dapat menghitamkan emulsi film (emulsi perak

Sinar-X dapat menghitamkan emulsi film (emulsi perak  –  –  bromida)  bromida) setelahsetelah

diproses secara kimiawi (dibangkitkan) di kamar gelap diproses secara kimiawi (dibangkitkan) di kamar gelap 99..

 Pendar fluor (Fluorensi)Pendar fluor (Fluorensi)

Sinar-X menyebabkan bahan-bahan tertentu seperti kalsium- tungstat atau Sinar-X menyebabkan bahan-bahan tertentu seperti kalsium- tungstat atau

Zink-sulfid memendarkan cahaya (luminisensi), bila bahan tersebut dikenai radiasi sinar-X. sulfid memendarkan cahaya (luminisensi), bila bahan tersebut dikenai radiasi sinar-X.

Luminisensi ada 2 jenis, yaitu : Luminisensi ada 2 jenis, yaitu :

 Fluoresensi : memendarkan cahaya sewaktu ada Fluoresensi : memendarkan cahaya sewaktu ada radiasi sinar-X saja.radiasi sinar-X saja.

 Fosforisensi : pemendaran cahaya akan berlangsung beberapa saat walaupun radiasiFosforisensi : pemendaran cahaya akan berlangsung beberapa saat walaupun radiasi

sinar-X

sinar-X sudah sudah simatikan simatikan ((after-glowafter-glow)) 99..

 IonisasiIonisasi

Efek primer sinar-X apabila mengenai suatu bahan atau zat akan menimbulkan Efek primer sinar-X apabila mengenai suatu bahan atau zat akan menimbulkan

ionisasi partikel-partiel bahan atau zat tersebut ionisasi partikel-partiel bahan atau zat tersebut 99..

 Efek BiologikEfek Biologik

Sinar-X akan menimbulkan perubahan- perubahan biologik pada jaringan. Efek Sinar-X akan menimbulkan perubahan- perubahan biologik pada jaringan. Efek

 biologik ini digunakan dalam pengobatan radioterapi.  biologik ini digunakan dalam pengobatan radioterapi.

(24)

Daya tembus sinar X berbeda-beda sesuai dengan benda yang dilaluinya. Daya tembus sinar X berbeda-beda sesuai dengan benda yang dilaluinya.

Benda-benda yang mudah ditembus sinar X akan memberi bayangan hitam Benda-benda yang mudah ditembus sinar X akan memberi bayangan hitam

(radiolusen). Benda-benda yang sukar ditembus sinar X akan memberi bayangan (radiolusen). Benda-benda yang sukar ditembus sinar X akan memberi bayangan

 put

 putih (ih (radradiooioopakpak). ). DiaDiantantaranranya tya terderdapapat bat bayanayangagan pn peraerantantara ra yang yang tidtidak tak t erlaerla lu lu hithitamam

atau radiolusen sedang (

atau radiolusen sedang (moderately radiolucent moderately radiolucent ) dan tidak terlalu putih atau) dan tidak terlalu putih atau

radioopak (

radioopak (moderately radio-opaquemoderately radio-opaque). Diantara radiolusen sedang dan radioopak). Diantara radiolusen sedang dan radioopak

sedang bayangan keputih-putihan (

sedang bayangan keputih-putihan (intermediateintermediate)/ berdasarkan mudah tidaknya)/ berdasarkan mudah tidaknya

ditembus sinar X, maka bagain tubuh dibedakan atas : ditembus sinar X, maka bagain tubuh dibedakan atas :

Radiolusen (hitam) : gas dan udara. Radiolusen (hitam) : gas dan udara.

Radiolusen sedang : jaringan lemak. Radiolusen sedang : jaringan lemak.

Keputih-putihan : jaringan ikat, otot, darah, kartilago, epitel, batu kolesterol, batu Keputih-putihan : jaringan ikat, otot, darah, kartilago, epitel, batu kolesterol, batu

asam urat. asam urat.

Radioopak sedang : tulang dan garam kalsium. Radioopak sedang : tulang dan garam kalsium.

Radioopak (putih) : logam-logam berat. Radioopak (putih) : logam-logam berat. 99..

1.

1. Radilogi konvensional (tanpa kontras)Radilogi konvensional (tanpa kontras)

Radiologi konvensinal adalah pemeriksaan radiologi tanpa dan dengan Radiologi konvensinal adalah pemeriksaan radiologi tanpa dan dengan

menggunakan kontras media. Pemeriksaan radiologi konvensional di lakukan untuk menggunakan kontras media. Pemeriksaan radiologi konvensional di lakukan untuk

 pemeriksaan

 pemeriksaan organ-organ organ-organ yaitu yaitu tractus tractus urinarius, urinarius, tractus tractus digestivus,tractusdigestivus,tractus

respiratorius, sistem reproduksi, sistem musculoskeletal, organ-organ superficial dan respiratorius, sistem reproduksi, sistem musculoskeletal, organ-organ superficial dan

 jaringan

 jaringan lunak. lunak. Dalam Dalam hal hal ini ini penulis penulis akan akan lebih lebih focus focus kepada kepada organ-organ organ-organ saluransaluran

Gastrointestinal Gastrointestinal 99..

(25)

Pemeriksaan radiologic saluran Gastrointestinal dapat dibagi atas dua

Pemeriksaan radiologic saluran Gastrointestinal dapat dibagi atas dua golongangolongan

 besar, yaitu pemeriksaan tanpa kontrak dan pemeriksaan menggunakan kontras  besar, yaitu pemeriksaan tanpa kontrak dan pemeriksaan menggunakan kontras1313..

a). Pemeriksaan tanpa kontras a). Pemeriksaan tanpa kontras

 Foto BNO (Blass Nier Oversich)Foto BNO (Blass Nier Oversich)

Foto-foto Roengen polos sering kali sudah banyak memberikan informasi Foto-foto Roengen polos sering kali sudah banyak memberikan informasi

Indikasi pemeriksaan foto polos abdomen : Indikasi pemeriksaan foto polos abdomen :

 Mendahului foto IVP/ foto colonMendahului foto IVP/ foto colon

 Untuk melihat ada tidaknya kalsifikasiUntuk melihat ada tidaknya kalsifikasi

 Di curigai adanya massa intraperitonial, retroperitonealDi curigai adanya massa intraperitonial, retroperitoneal

 Kolik abdomenKolik abdomen

 Di curigai adanya perforasiDi curigai adanya perforasi

 Untuk melihat kelainan kongenitalUntuk melihat kelainan kongenital

Penilian foto BNO : Penilian foto BNO :

 Tidak tampak bayangan batu radiopaque, terutama pada tractus urinarius danTidak tampak bayangan batu radiopaque, terutama pada tractus urinarius dan

sistem biliaris sistem biliaris

 Struktur ususStruktur usus

 Psoas line kanan dan kiri intakePsoas line kanan dan kiri intake

 Pre peritonial fat line kanan dan kiri intakePre peritonial fat line kanan dan kiri intake

 Tulang tervisualisasiTulang tervisualisasi

(26)

Gambar 6. Foto polos abdomen17

a. Posisi AP supine.

 Persyaratan teknis : ukuran film 35x43 cm/30x40 cm, posisi memanjang

menggunakan grid yang bergerak maupun statis, dengan variasi 70-80 kV

dan 20-25 mAs.10

 Posisi pasien : Pasien tidur terlentang dengan MSP (Mid Sagital Plane) pada

garis tengah meja atau kaset , lengan pasien diletakkkan di samping tubuh,

 garis tengah badan terletak tepat pada garis tengah pemeriksaan, kedua

tungkai ekstensi.10

  Posisi obyek : tengah kaset setinggi crista iliaca, dengan batas bawah pada

sympisis pubis, tanpa ada rotasi pelvis atau shoulder ( dengan melihat kedua

SIAS mempunyai jarak yang sama pada kedua sisi.10

 Central ray : CR tegak lurus dan langsung pada kaset (film) setinggi crista

(27)

 Kolimasi : Kolimasi meliputi pada tepi atas bawah kaset.10,11

Gambar 7. Foto posisi AP10

b. Posisi Left Lateral Decubitis (LLD).

 Penting : Pasien harus pada posisi LLD minimal 5 menit sebelum eksposi

(supaya udara naik atau cairan yang abnormal terakumulasi) ; 10 sampai 20

menit dipilih jika memungkinkan untuk menampakkan yang paling baik 

 potensial small amount  udara intraperitoneum.10

 Left lateral Decubitus paling baik untuk menampakkan udara bebas

intraperitoneum pada daerah liver abdomen atas bagian kanan (right upper

abdomen) terpisah dengan udara gaster Faktor teknik : Kaset 35 x 43 cm,

moving  atau stationary grid .10

 Shielding : gunakan gonad shield pada pasien laki-laki.

 Posisi pasien : pasien ditempatkan pada permukaan yang keras dimana hepar

 berada dibawah, hal ini dimaksudkan supaya tidak terjadi “anatomy cutoff ”.

Lutut ditekuk dan pada salah satu lutut saling superposisi dengan yang lain

untuk sabilisasi pasien. Kedua lengan berada didekat kepala dan diganjal

(28)

 Posisi obyek : Atur pasien dan ditengah kaset kira-kira 5 cm setinggi crista

iliaca (termasuk diafragma), margin proximal kaset kira-kira setinggi axilla.

dengan batas bawah pada sympisis pubis, tanpa ada rotasi pelvis atau shoulder

( dengan melihat kedua SIAS mempunyai jarak yang sama pada kedua sisi.

Atur tinggi kaset ditengah MSP pasien menuju tengah Film (Image reseptor),

tetapi pastikan bagian atas abdomen masuk dalam film ( Image Reseptor / IR.

 Central ray : CR horizontal, langsung menuju tengah film kira-kira 5 cm

setinggi Krista iliaca, menggunakan sinar horizontal untuk memperlihatkan

air-fluid levels dan udara bebas intraperitoneum. FFD minimal 100 cm.15,16

 Kolimasi : Kolimasi meliputi pada keempat sisi jangan ada “ cut off ” pada

abdomen bagian atas.10

 Respiration : eksposi dilakukan pada saat akhir ekspirasi

Gambar 8. Posisi LLD10

c. Posisi Setengah Duduk/ berdiri

(29)

 Shielding : gunakan gonad shield  pada pasien laki-laki.10

 Posisi pasien : Berdiri tungkai pada posisi meregang, punggung menempel

 pada buck stand atau grid (posisi ini bukan untuk pasien yang KU-nya kurang

baik). Lengan berada pada samping tubuh. MSP tubuh pasien berada ditengah

meja dan bucky stand.10

 Posisi obyek : Tidak boleh ada rotasi pada pelvis dan shoulder. Atur

ketinggian film / IR sehingga tengah-tengahnya kira-kira 5 cm diatas Krista

iliaca (termasuk diafragma). Dimana rata-rata pasien akan ditempatkan diatas

film / IR kira-kira setinggi axilla. ,10

 Central ray : Horisontal menuju tengah pada kaset film / IR FFD minimal 100

cm.10

 Kolimasi : Kolimasi meliputi pada keempat tepi kaset. Jangan ada cut off

abdomen atas.10

(30)

Gambar 9. Posisi erect10

d. Kelainan pada foto polos abdomen

 Single bubble appearance.

Terjadi pada kondisi kelainan kongenital hipertrofi pilorus, yakni

adanya hipertrofi pada lapisan sirkular otot pilorus, terbatas pada lingkaran

(31)

tampak adanya single bubble appearance, yaitu terdapat satu gelembung

udara akibat pelebaran lambung.11

 Double bubble appearance.

Terjadi pada kondisi kelainan kongenital obstruksi duodenum berupa

atresia, stenosis, atau malrotasi, pankreas anuler atau membran duodenum.

Pada foto polos abdomen tampak adanya double bubble appearance, yaitu

 pelebaran duodenum dan lambung secara bersamaan dan tidak tampak udara

mengisi usus halus dan kolon.11

Gambar 11. Foto supine abdomen pada neonatus dengan atresia duodenum menunjukkan adanya double bubbles appearance11.

(32)

 Coiled spring appearance.

Terjadi pada kondisi intususepsi atau invaginasi yang menggambarkan

masuknya segmen proksimal usus (intueuseptum) ke dalam lumen usus distal

(intususepiens). Paling sering sering terjadi di daerah ileokolika, tetapi dapat juga

yeyuno-ileal, dan kolokolika. Pada foto polos abdomen tampak tanda obstruksi

usus halus berupa bayangan seperti sosis di bagian tengah abdomen dan ba yangan

 per mobil (coiled spring appearance).11

Gambar 12.Coiled spring appearance11.

 Herring bone sign.

Terjadi pada kondisi ileus obstrukstif. Ileus obstruktif merupakan

 penyumbatan intestinal mekanik yang terjadi karena adanya daya mekanik yang

 bekerja atau mempengaruhi dinding usus sehingga menyebabkan penyempitan

atau penyumbatan lumen usus. Hal tersebut menyebabkan pasase lumen usus

terganggu.11

Penebalan dinding usus halus yang terdilatasi akibat pengumpulan gas

(33)

abdomen, karena dua dinding usus halus yang menebal dan menempel membentuk

gambaran vertebra (dari ikan), dan muskulus yang sirkular menyerupai k ostanya.11

Gambar 13. Herring bone apperance.11

 Step ladder appearance.

Terjadi pada kondisi ileus obstruksi. Foto polos abdomen sangat bernilai

dalam menegakkan diagnosa ileus obstruksi. Sedapat mungkin dibuat pada posisi

tegak dengan sinar mendatar. Pada foto polos abdomen tampak gambaran air fluid

level yang pendek-pendek dan bertingkat-tingkat seperti tangga disebut juga step

ladder appearance  karena cairan transudasi berada dalam usus halus yang

(34)

Gambar 14. Step ladder appearance.11

 Coffee bean sign.

Terjadi pada kondisi kelainan kongenital volvulus, yakni pemuntiran usus

yang abnormal dari segmen usus. Volvulus di usus halus agak jarang ditemukan.

Biasanya volvulus didapatkan di bagian ileum dan kolon. Pada foto polos abdomen

tampak gambaran patognomonik berupa gambaran segmen sekum yang amat besar

 berbentuk ovoid di tengah perut yang disebut coffe bean sign. Gambaran ini

merupakan gambaran khas volvulus dari usus (sigmoid).11

 Cairan bebas intraperitoneal.

Akumulasi dari cairan bebas intraperitoneal di abdomen merupakan tanda

adanya suatu ascites. Penyebab ascites antara lain :

hipoproteinemia, sirosis hepatik, CHF, pankreatitis, keganasan dengan

(35)

Gambar 15. Foto polos abdomen dengan ascites tanpa adanya massa atau kalsifikasi.11

 b). Pemeriksaan dengan kontras

Pada pemeriksaan dengan kontras, ada dua macam kontras yang di gunakan,

yaitu kontras positif dan kontras negative.

 Kontras positif

Kontras positif yang biasanya di gunakan dalam pemeriksaan radiologik

alat cerna adalah barium sulfat (BaSO4). Bahan ini adalah suatu garam berwarna

 putih, berat (Karena barium mempunyai berat atom besar) dan tidak larut dalam

air. Garam tersebut di aduk dalam air dengan perbandingan tertentu sehingga

terjadi suspense (bukan larutan). Suspense tersebut harus di minum oleh pasien

 pada pemeriksaan oesophagus, lambung dan usus halus, atau di masukkan lewat

klisma pada pemeriksaan kolon (lazim di sebut enema) 9

Sinar roentgen tidak dapat menembus barium sulfat tersebut, sehingga

(36)

suspense tersebut kemudian di foto oesophagus, maka tergambarlah oesophagus

oleh suspense itu pada foto roentgen9.

 Kontras negative

Yang pertama kali harus di sebut sebagai contoh kontras negative ialah

udara Karena paling mudah dan paling bagus, alamiah dan dapat di peroleh di

mana-mana. Saying tidak selalu dapat di terapkan. Sebagai kontras negative

 pengganti dalam hal-hal demikian adalah CO2 yang akan di singgung nanti pada

uraian lambung.9

Sebelum di uraikan pemeriksaan oesophagus, lambung, usus-usus halus

dan besar, perlu diutaran cara pemeriksaan kontras tunggal atau single contrast

(SC), yaitu suatu cara lama, serta cara baru, yang dalam empat decade ini sem akin

 popular dan bahkan makin mendesak cara lama, yaitu cara kontas ganda atau

double contrast (DC). Caranya agak berbeda untuk lambung dan untuk usus

 besar, dan akan di uraikan tersendiri.9

DC sangat di perlukan untuk lesi-lesi kecil, misalnya ulkus kecil (kurang

dari 2 mm) dan karsinoma yang masih dini di permukaan mukosa lambung. Oleh

Karena itu, cara DC makin banyak di minta dan makin mendesak SC.13

Meskipun DC makin popular, terutama di negara maju seperti jepang,

namun cara lama seperti SC ini tidak perlu di tinggalkan ke seluruhannya, Karena

cara SC mudah di mengerti sehingga bagus untuk Pendidikan dalam dalam hal

(37)

a) sialografi

merupakan pemeriksaan radiografi untuk menilai struktur dan kelainan

 pada saluran saluran kelenjar air liur dengan menggunakan kontras dan sinar-x.

Kelenjar Ludah terbagi menjadi 3: Glandula Parotis (Stenson’s duct).

letaknya dibelakang angulus mandibula dan di bawah telinga. merupakan

kelenjar ludah yang terbesar. terdiri dari 2 buah (sepasang). bagian superfisial

(atas) terletak di bawah MAE dan overlap dengan ramus mandibula dan

 processus mastoideus12.

Glandula sub Mandibularis (Wharton’s duct). terletak di bagian bawah

tengah dari rahang bawah (mandibula)/ di bawah corpus kanan dan kiri dan

 bermuara disekitar molar I. terdiri dari 2 buah (sepasang). merupakan kelenjar

ludah terbesar kedua12.

Glandula sub Lingualis. terletak di bawah lidah. merupakan kelenjar

ludah terkecil. bentuknya seperti buah kenari tetapi permukaannya tidak rata.

terdiri dari 2 buah (sepasang). kelenjar bagian superior berhubungan dengan

membran mukosa myelohyoid. bagian anterior dari sub lingualis terdapat 2

(38)

b) Oesophagografi

Oesophagografi merupakan pemeriksaaan radiografi untuk menilai

struktur dan kelainan pada Oesophagus dengan memasukkan kontras.

Indikasi pemeriksaan Oesophagografi :

 Disfagia, GERD, kelainan Oesophagus karena infeksi, kongenital,

neoplasma, termasuk akalasia, atresia, striktur, diverticula oesophagus, post

operasi anastomose.13

Kontra indikasi pemeriksaan Oesophagografi :

 Adanya perforasi

Contoh kelainan pada Oesophagus dan gambaran radiologinya

 Akalasia

(39)

 Atresia Oesophagus

Atresia oesophagus adalah tidak adanya lubang atau muara pada

oesophagus. Pada sebagian besar kasus atresia oesophagus ujung oesophagus

 buntu, sedangkan pada 1/3-1/4 kasus lainnya oesophagus bagian bawah

terhubung dengan trachea setinggi karina (atresia oesophagus dengan fistula)

13

Gambar 17. Oesophagograf pada atresia13

c) Oesophagus Maag Duodenum (OMD)

OMD merupakan pemeriksaan radiografi untuk menilai struktur dan

kelainan pada Oesophagus, Gaster dan Duodenum dengan memasukkan media

kontras (Barium Sulfat) 14.

(40)

  Nyeri epigastrium, ulkus atau radang, tumor lambing, hematemesis dan

melena serta penurunan berat badan.14

Kontra indikasi pemeriksaan OMD :

 Adanya perforasi, ileus, keadaan umum yang memburuk, hal-hal lainnya

yang mungkin dapat memperburuk keadaan pasien14

Persiapan pasien :

 Puasa minimal 4-6 jam, Teknik : minum larutan Barium Sulfat 300 cc,

dengan bantuan fluoroskopi diikuti jalannya kontras dan di buat foto serial 14

Contoh kelaianan pada Oesophagus, Gaster dan Duodenum.

(41)

Gambar 19. USG Hypertropi Pyloric Stenosis14

(42)

Gambar 21. Gastritis 14

(43)

d) Barium Follow Trough

Peemeriksaan untuk menilai struktur dan kelainan pada usus halus

dengan memasukkan kontras15.

Indikasi pemeriksaan Barium Follow Through

 Anemia yang tidak diketahui sebabnya.

 Sakit perut yang tidak diketahui sebabnya.

 Tanda-tanda malabsorbsi

 Berat badan menurun dan adanya keluhan pada saluran cerna.

Kontraindikasi :

 Obstruksi usus halus

 Perforasi15.

Prosedur Persiapan Barium follow through Sama dengan lambung

duodenum (puasa min 8jam) Pemeriksaan usus halus dapat dilakukan sebagai

lanjutan pemeriksaan lambung atau dimintakan sendiri. Dengan memasukkan

selang karet atau plastik sampai lewat pilorus dan baru kemudian dimasukkan

(44)

Gambar 23. Ileus obstruksi 15

e) Colon in loop

Pemeriksaan untuk menilai struktur dan kelainan pada colon dengan

memasukkan kontras16.

Indikasi pemeriksaan Colon in Loop

 Kelainan pada kolon seperti polip, tumor, invaginasi, kelainan kongenital,

Kontra indikasi :

 Perforasi, colitis berat di mana dinding colon menjadi sangat tipis, ileus

 paralitik dan gagal jantung16.

Persiapan pasien :

 Untuk obstipasi kronis minimal 2 hari sebelum pemeriksaan makan makanan

(45)

tidak ada minimal 1 hari makan makana lunak, mudah di cerna dan tidak

mengandung lemak. Di berikan laksan 8-10 jam sebelum pemeriksaan16.

Teknik pemeriksaan Colon in Loop :

 Dengan kontras ganda, di bagi dalam fase pengisian, fase pelapisan, fase

evakuasi dan fase pengembangan serta fase pemotretan16.

Contoh kelainan pada Colon dan gambaran radiologinya :

 Volvulus

(46)

 Massa pada colon

Gambar 25. Tampak filling defect pada colon pada pemeriksaan colon in loop16

 Chorn disease

(47)

 Colitis ulcerative

Gambar 27. Tampak gambaran seperti mata gergaji pada colon17

 Hirsehprung disease

Gambar 28. Tampa gambaran daerah colon yang mengalami sriktur dan dilatasi  proximal dari colon17.

(48)

a. Radiology non-konvensional

 USG (Ultrasonografi)

USG atau Ultrasonografi adalah prosedur pemeriksaan yang

tidakberbahaya. USG menggunakan gelombang suara tinggi yang

dipantulkanke tubuh untuk memperlihatkan gambaran rahim dan isinya

yangmemberikan informasi dalam bentuk gambar yang disebut Sonogram

yangdapat kita lihat di layar monitor. USG tidak menggunakan radiasi,

 jarumsuntik, cairan atau obat-obatan yang dimasukkan ke dalam tubuh18.

Ultrasonografi (USG) merupakan salah satu imaging

diagnostik(pencitraan diagnostik) untuk pemeriksaan alat-alat dalam tubuh

manusia,dimana kita dapat mempelajari bentuk, ukuran anatomis, gerakan

sertahubungan dengan jaringan sekitarnya. Pemeriksaan ini bersifat

non-invasif, tidak menimbulkan rasa sakit pada penderita, dapat dilakukandengan

cepat, aman dan data yang diperoleh mempunyai nilai diagnostikyang tinggi.

Tak ada kontra indikasinya karena pemeriksaan ini samasekali tidak akan

memperburuk penyakit penderita. Dalam 20 tahunterakhir ini diagnostik

ultrasonik berkembang dengan pesatnya, sehinggasaat ini USG mempunyai

 peranan penting untuk meentukan kelainanberbagai organ tubuh18.

Prisip USG adalah penggunaan gelombang ultrasonik, yaitugelombang

suara dengan frekuensi lebih tinggi daripada kemampuanpendengaran telinga

manusia, sehingga kita tidak bisa mendengarnyasama sekali. Suara yang dapat

didengar manusia mempunyai frekuensi antara 20 sampai 20.000 cpd (Cycles

(49)

1-10 MHz (1-10 juta Hz).Gelombang suara frekuensi tinggi tersebut dihasilkan

dari kristal-kristal yang terdapat dalam suatu alat yang disebut transducer.

Perubahanbentuk akibat gaya mekanis pada kristal, akan menimbulkan

teganganlistrik. Fenomena ini disebut efek Piezo-electric, yang merupakan

dasarperkembangan USG selanjutnya. Bentuk kristal juga akan berubah

 biladipengaruhi oleh medan listrik. Sesuai dengan polaritas medan listrik

yangmelaluinya, kristal akan mengembang dan mengkerut, maka

akandihasilkan gelombang suara frekuensi tingi18.

USG memiliki beberapa komponen, Transducer adalah komponen USG

yang ditempelkan padabagian tubuh yang akan diperiksa, seperti dinding perut

ataudinding poros usus besar pada pemeriksaan prostat. Didalam transducer

terdapat kristal yang digunakan untukmenangkap pantulan gelombang yang

disalurkan olehtransducer. Gelombang yang di terima masih dalam

 bentukgelombang akustik (gelombang pantulan) sehingga fungsikristal disini

adalah untuk mengubah gelombang tersebutmenjadi gelombang elektronik

yang dapat dibaca olehkomputer sehingga dapat diterjemahkan dalam

 bentukgambar, monitor dan Mesin USG merupakan bagian dari USG dimana

fungsinyauntuk mengolah data yang diterima dalam bentukgelombang. Mesin

USG adalah CPUnya USG sehingga di dalamnya terdapat

komponen-komponen yang sama sepertipada CPU pada PC18.

USG digunakan untuk membantu menegakkan diagnosis

dalamberbagai kelainan organ tubuh. USG digunakan antara lain ; Menemukan

(50)

Membedakan kista dengan massa yang solid, Mempelajari pergerakan organ

(jantung, aorta, vena kafa), maupunpergerakan janin dan jantungnya,

Pengukuran dan penetuan volum. Pengukuran

aneurisma arterial,fetalsefalometri, menentukan kedalaman dan letak suatu

massauntuk bioksi. Menentukan volum massa ataupun organ tubuhtertentu

(misalnya buli-buli, ginjal, kandung empedu, ovarium,uterus, dan lain-lain),

Bioksi jarum terpimpin. Arah dan gerakan jarum menuju sasarandapat

dimonitor pada layar USG, Menentukan perencanaan dalam suatu radioterapi.

Berdasarkanbesar tumor dan posisinya, dosis radioterapi dapat dihitung

dengancepat. Selain itu setelah radioterapi, besar dan posisi tumor dapatpula

diikuti18.

 Contoh kelainan pada USG abdomen

Gambar 29. Appendicitis akut17.

 CT-Scan

CT Scan ( Computed Tomography Scanner ) adalah suatu prosedur yang

digunakan untuk mendapatkan gambaran dari berbagai sudut kecil dari tulang

(51)

 pemeriksaan seluruh organ tubuh, seperti sususan saraf pusat, otot dan tulang,

tenggorokan, rongga perut.19

Pemeriksaan ini dimaksudkan untuk memperjelas adanya dugaan yang

kuat suatu kelainan,yaitu :

 Gambaran lesi dari tumor, hematoma dan abses.

 Perubahan vaskuler : malformasi, naik turunnya vaskularisasi dan infark.

 Brain contusion.

 Brain atrofi.

 Hydrocephalus

 Inflamasi.

Prinsip dasar CT scan mirip dengan perangkat radiografi yang sudah

lebih umum dikenal. Kedua perangkat ini sama-sama memanfaatkan intensitas

radiasi terusan setelah melewati suatu obyek untuk membentuk citra/gambar.

Perbedaan antara keduanya adalah pada teknik yang digunakan untuk

memperoleh citra dan pada citra yang dihasilkan. Tidak seperti citra yang

dihasilkan dari teknik radiografi, informasi citra yang 19

ditampilkan oleh CT scan tidak tumpang tindih (overlap) sehingga dapat

memperoleh citra yang dapat diamati tidak hanya pada bidang tegak lurus

 berkas sinar (seperti pada foto rontgen), citra CT scan dapat menampilkan

informasi tampang lintang obyek yang diinspeksi. Oleh karena itu, citra ini

dapat memberikan sebaran kerapatan struktur internal obyek sehingga citra

yang dihasilkan oleh CT scan lebih mudah dianalisis daripada citra yang

(52)

 penyinaran khusus yang dihubungkan dengan komputer berdaya tinggi yang

 berfungsi memproses hasil scan untuk memperoleh gambaran

panampang-lintang dari badan. Pasien dibaringkan diatas suatu meja khusus yang secara

 perlahan  –   lahan dipindahkan ke dalam cincin CT Scan. Scanner berputar

mengelilingi pasien pada saat pengambilan sinar rontgen. Waktu yang

digunakan sampai seluruh proses scanning ini selesai berkisar dari 45 menit

sampai 1 jam, tergantung pada jenis CT scan yang digunakan( waktu ini

termasuk waktu check-in nya). Proses scanning ini tidak menimbulkan rasa

sakit . Sebelum dilakukan scanning pada pasien, pasien disarankan tidak makan

atau meminum cairan tertentu selama 4 jam sebelum proses scanning.

Bagaimanapun, tergantung pada jenis prosedur, adapula prosedur scanning

yang mengharuskan pasien untuk meminum suatu material cairan kontras yang

mana digunakan untuk melakukan proses scanning khususnya untuk daerah

 perut.19

Ada beberapa komponen penyusun dari sebuah pesawat ct scan.

Komponen-komponen tersebut, meliputi:

 Meja Pemeriksaan Meja pemeriksaan merupakan tempat pasien

diposisikan untuk dilakukannya pemeriksaan CT-Scan. Bentuknya kurva

dan terbuat dari Carbon Graphite Fiber. Setiap scanning satu slice selesai,

maka meja pemeriksaan akan bergeser sesuai ketebalan slice ( slice

thickness ). Meja pemeriksaan terletak dipertengahan gantry dengan posisi

(53)

menekan tombol yang melambangkannmaju, mundur, naik, san turun yang

terdapat pada gantry.19

 Gantry Gantry merupakan komponen pesawat CT-Scan yang didalamnya

terdapat tabung sinar-x, filter, detektor, DAS ( Data Acquisition System ).

Serta lampu indikator untuk sentrasi. Pada gantry ini juga dilengkapi

denganindikator data digital yang memberi informasi tentang ketinggian

meja pemeriksaan, posisi objek dan kemiringan gantry. Pada pertengahan

gantry diletakkan pasien. Tabung sinar-x dan detektor yang letaknya selalu

 berhadapan didalam gantry akan berputar mengelilingi objek yang akan

dilakukan scanning. Ada beberapa bagian yang terdapat di dalam gantry :

1) Tabung sinar-x Berfungsi sebagai pembangkit sinar-X dengan sifat: a.

Bekerja pada tegangan tinggi diatas 100 kV b. Ukuran focal spot kecil 10 – 

1 mm c. Tahan terhadap goncangan 2) Kolimator Pada pesawat CT-Scan,

umumnya terdapat dua buah kolimator, yaitu: a. Kolimator pada tabunng

sinar-x Berfungsi untuk mengurangi dosis radiasi, sebagai pembatas luas

lapangan penyinaran dan mengurangi bayangan penumbra dengan adanya

focal spot kecil. b. Kolimator pada detektor Berfungsi untuk pengarah

radiasi menuju ke detektor, pengontrol radiasi hambur dan menentukan

ketebalan lapisan ( slice thickness ). 19

 Detektor dan DAS ( Data Acqusition system ) Setelah sinar-x menembus

objek, maka akan diterima oleh detector yang selanjutnya dan dilakukan

 proses pengolahan data oleh DAS. Adapun fungsi detector dan DAS secara

(54)

mengubah sinar-x dalam bentuk cahaya tampak, kemudian mengubah

cahaya tampak tersebut menjadi sinyal-sinyal electron, lalu kemudian

menguatkan sinyal-sinyal electron tersebut dan mengubah sinyal electron

tersebut kedalam bentuk data digital.19

 Komputer Merupakan pengendali dari semua instrument pada CT-Scan.

Berfungsi untuk melakukan proses scanning, rekonstruksi atau pengolahan

data, menaUmpilkan ( display ) gambar serta untuk menganalisa gambar.

Adapunvelemen-elemen pada computer adalah sebagai berikut: 1) Input

Device Unit yang menterjemahkan data-data dari luar kedalam bahasa

computer sehingga dapat menjalankan program atau instruksi.19

 CPU ( Central Procesing Unit ) Merupakan pusat pengolahan dan

 pengolahan dari keseluruhan system computer yang sedang bekerja. Terdiri

atas : 1. ALU ( Arithmetic Logic Unit ) Berfungsi untuk melaksanakan

 proses berupa arithmetic operation seperti penambahan, pengurangan,

 pembagian, serta perkalian 2. Control Unit Berfungsi untuk mengontrol

keseluruhan system computer dalam melakukan pengolahandata. 3.

Memory Unit Berfungsi sebagai tempat penyimpanan data ataupun

instruksi yang sedang dikerjakan. 4. Output Device Digunakan untuk

menampilkan hasil program atau instruksi sehingga dapat dengan mudah

dilihat oleh personilyang mengoperasikannya, misalnya CRT (Cathoda Ra y

(55)

 Layar TV Monitor Berfungsi sebagai alat untuk menampilkan gambar dari

objek yang diperiksa serta menampilkan instruksi-instruksi atau program

yang diberikan.19

 Image Recording Berfungsi untuk menyimpan program hasil kerja dari

computer ketika melakukan scanning, rekonstruksi dan display gambar

menggunakan: 1. Magnetik Disk Digunakan untuk pen yimpanan sementara

dari data atau gambaran, apabila gambaran akan ditampilkan dan diproses.

Magnetic disk dapat menyimpan dan mengirim data dengan cepat,

 bentuknya berupa piringan yang dilapisi bahan ferromagnetic. Kapasitasnya

sangat besar. 2. Floppy Disk Biasa disebut dengan disket, merupakan

modifikasi dari magnetic disk, bentuknya kecil dan fleksibel atau lentur.

Floppy disk mudah dibawa dan disimpan. Kapaasitasnya relative kecil

(sekarang sudah tidak digunakan lagi).19

 Operator Terminal Merupakan pusat semua kegiatan scanning atau

 pengoperasian system secara umum serta berfungsi untuk merekonstruksi

hasil gambaran sesuai dengan kebutuhan.19

 Multiformat Kamera Digunakan untuk memperoleh gambaran permanen

 pada film. Pada satu film dapat dihasilkan beberapa irisan gambar

(56)

Gambar 30a Gambar 30b

Gambar 30a merupakan gambaran CT-Scan potongan axial pada Ca Colon Gambar 30b merupakan gambaran CT-Scan coronal pada Ca Colon17.

CT Colonography

Computed tomographic (CT) colonography, juga disebut

kolonoskopi virtual (VC) atau CT pneumocolon, adalah teknik invasif

minimal yang baik untuk skrining kanker kolorektal17.

Indikasi pemeriksaan CT Colonography

 Screening test untuk Ca Colorectal

 Untuk evaluasi usu besar setelah colonoscopy konvensional tidak

memberikan informasi yang memuaskan

 Menilai striktur

 Pasien dengan kontra indikasi dan menolak colonoscopy konvensional

(57)

Kontra indikasi

 Radang akut colon, seperti colitis ulcerative, chron disease,

diverticulitis

 Operasi abdomen dan pelvic baru-baru ini

 Colonostomi

 Kehamilan

 Alergi kontras

Keuntungan CT Colonography

 Komplikasi rendah karena minimal invasive

 Waktu pemeriksaan sebentar

 Dapat memvisualisasikan colon di luar penyumbatan dan penyempitan

 Mendeteksi patologik ekstra colon

Kekurangan CT Colonography

 Fecal mass dapat memberikan kesalahan interpretasi

 Tidak dapat pengambilan specimen biopsy pada saat pemeriksaan

 berlangsung

(58)

Contoh gambaran CT Conoscopy

  Normal

 MRI (Magnetic Resonance Imaging)

M R I berdasarkan prinsip resonansi magnetik inti atom hidrogen.

Teknik penggambaran MRI relativekomplek karena gambaran yang

dihasilkan tergantung pada banyaknya parameter. Alat

tersebutmempunyai kemampuan membuat gambaran potongan

coronal, sagital, aksial dan oblik tanpabanyak memanipulasi tubuh

 pasien. Bila pemilihan parameternya tepat, kualitas gambaran detailt ub uh

 pas ien ak an tam pak jela s, se hin gg a anat om i dan pa tolo gi jari nga n

tubuh dapat dievaluasisecara teliti20.

Pemeriksaan MRI bertujuan mengetahui karakteristik morfologik,

menilai salah satu atau kombinasi gambar penampang tubuh aksial, sagital,

Gambar

Gambar 1. Anatomi cavum orisGambar 1. Anatomi cavum oris
Gambar 2. Anatomi oesephagus 6 .  b). Fisiologi
Gambar 3. Anatomi gaster 6 .
Gambar 4. Anatomi usus halus 8
+7

Referensi

Dokumen terkait

Ada pengaruh yang signifikan metode penyuluhan tentang penyakit menular seksual (PMS) terhadap sikap penanganan penyakit menular seksual pada remaja jalanan di Rumah

Berdasarkan pengamatan penulis bahwa pimpinan perusahaan PT Kereta Api (Persero)Divisi Regional III Sumatera Selatan,pengawasan belum dilaksanakan dengan efektif, karen

Berdasarkan indikasi penggunaan antibiotik, maka terapi antibiotik dapat dibagi tiga, yakni terapi empiris, terapi definitif, dan terapi profilaksis (Kepmenkes RI, 2011). 1)

He classifies sources of errors into: (1) interference that is an error resulting from the trnasfer of grammatical and/or stylistic elements from the source

Perhatikan gambar 3.1.! Gambar tersebut merupakan barang- barang yang sangat dibutuhkan manusia.Barang tersebut bisa jadi merupakan kebutuhan atau keinginan.Agar alat

10 Mahasiswa mampu memahami tipe data abstrak Queue, implementasi, dan algoritma pengolahannya Implement asi dengan tabel kontigu: sederhana, dengan reorganisa si,

Tujuan dari penyusunan standar kompetensi kerja nasional indonesia sub bidang pengolahan limbah dan air bersih jabatan kerja ahli perencana sistem sanitasi lingkungan

Analisa SVM (Support Vector Machine) Setelah referensi diperoleh maka selanjutnya dilakukan analisa terhadap SVM yaitu mempelajari rumus-rumus dan mulai menghubungkan