PEMERIKSAAN RADIOLOGI TRACTUS DIGESTIVUS PEMERIKSAAN RADIOLOGI TRACTUS DIGESTIVUS
(Maulidinah Umar, Iriani Bahar) (Maulidinah Umar, Iriani Bahar)
A.
A. PENDAHULUANPENDAHULUAN
sistem gastrointestinal merupakan saluran pencernaan yang di mulai dari Cavum sistem gastrointestinal merupakan saluran pencernaan yang di mulai dari Cavum
Oris, Pharynx, Larynx, Oesophagus, Gaster, duodenum, Jejenum, Ileum, Colon, Rectum Oris, Pharynx, Larynx, Oesophagus, Gaster, duodenum, Jejenum, Ileum, Colon, Rectum
dan Anus. Tractus Digestivus berfungsi untuk menerima makanan, mencernanya menjadi dan Anus. Tractus Digestivus berfungsi untuk menerima makanan, mencernanya menjadi
zat-zat gizi dan energi, menyerap zat-zat gizi untuk di bawah oleh aliran darah serta zat-zat gizi dan energi, menyerap zat-zat gizi untuk di bawah oleh aliran darah serta
membuang sisa
membuang sisa makanan makanan yang telah yang telah di proses.di proses.11
Pada saluran Gastrointestinal terjadi beberapa proses pencernaan,
Pada saluran Gastrointestinal terjadi beberapa proses pencernaan, yaitu Pergerakanyaitu Pergerakan
makanan, mendorong, mencampur makanan dengan saliva sehingga makanan akan makanan, mendorong, mencampur makanan dengan saliva sehingga makanan akan
bercampur
bercampur dengan dengan enzim-enzim enzim-enzim percernaan percernaan yang yang ada ada di di mulut mulut dan dan kontraksi kontraksi otot otot polospolos
dinding saluran cerna.
dinding saluran cerna. Sekresi getah cerna, mulai dari kelenjar-kelenjar yang ada di mulutSekresi getah cerna, mulai dari kelenjar-kelenjar yang ada di mulut
sampai ileum.
sampai ileum. Proses pencernaan, proses pemecahan secara mekanik dan kimiawi,Proses pencernaan, proses pemecahan secara mekanik dan kimiawi,
mengunyah, menelan dan penyerapan. Proses absorbs, penyerapan hasil pencernaan dari mengunyah, menelan dan penyerapan. Proses absorbs, penyerapan hasil pencernaan dari
lumen menembus lapisan epitel, masuk ke dalam saluran darah lumen menembus lapisan epitel, masuk ke dalam saluran darah22..
Gangguan Gastrointestinal merupakan suatu kelainan atau penyakit pada jalan Gangguan Gastrointestinal merupakan suatu kelainan atau penyakit pada jalan
makanan atau pencernaan. Penyakit Gastrointestinal yang termasuk yaitu kelainan makanan atau pencernaan. Penyakit Gastrointestinal yang termasuk yaitu kelainan
oesophagus, Gaster, Usus halus, Usus besar, Hati, Saluran empedu,
oesophagus, Gaster, Usus halus, Usus besar, Hati, Saluran empedu, dan Pankrersdan Pankrers 3 3..
Menurut Linda Chandranata (2000) klasifikasi gangguan Gastrointestinal di bagi Menurut Linda Chandranata (2000) klasifikasi gangguan Gastrointestinal di bagi
menjadi dua yaitu Gastrointestinal atas seperti gangguan nafsu makan, mual dan muntah, menjadi dua yaitu Gastrointestinal atas seperti gangguan nafsu makan, mual dan muntah,
serta gangguan Gastrointestinal bawah seperti gangguan oesophagus, gangguan lambung serta gangguan Gastrointestinal bawah seperti gangguan oesophagus, gangguan lambung
dan usus, neoplasma intestinal dan proses inflamasi, trauma abdomen, gangguan hepatic dan usus, neoplasma intestinal dan proses inflamasi, trauma abdomen, gangguan hepatic
dan biliaris dan biliaris 33..
Dalam menegakkan diagnosis pada gangguan saluran Gastrointesnal, terkadang di Dalam menegakkan diagnosis pada gangguan saluran Gastrointesnal, terkadang di
butuhkan
butuhkan pemeriksaan pemeriksaan penunjang. penunjang. Dalam Dalam hal hal ini ini penulis penulis khususnya khususnya akan akan membahasmembahas
pemeriksaan
pemeriksaan Radiologi Radiologi Gastrointestinal. Gastrointestinal. Pemeriksaan Pemeriksaan radiologi radiologi saluran saluran GastrointestinalGastrointestinal
dibagi atas dua golongan besar, yaitu pemeriksaan tanpa kontras dan pemeriksaan dengan dibagi atas dua golongan besar, yaitu pemeriksaan tanpa kontras dan pemeriksaan dengan
kontras kontras 44..
B.
B. ANATOMI DAN FISIOLOGI SALURAN GASTROINTESTINALANATOMI DAN FISIOLOGI SALURAN GASTROINTESTINAL 1.
1. Cavum OrisCavum Oris
a)
a) AnatomiAnatomi
Cavum oris (rongga mukit) merupakan gerbang masuk ke sistem Cavum oris (rongga mukit) merupakan gerbang masuk ke sistem
gastrointestinal. Cavum dibagi dalam cavum oris propium dan
gastrointestinal. Cavum dibagi dalam cavum oris propium dan vestibulum oris.vestibulum oris.
Atap cavum oris propium dibentuk oleh palatum yang terdiri dari palatum durumAtap cavum oris propium dibentuk oleh palatum yang terdiri dari palatum durum
dan palatum molle. dan palatum molle.
Batas anterior dan lateral adalah permukaan lingual arcud Batas anterior dan lateral adalah permukaan lingual arcud dentalis rahang atas dandentalis rahang atas dan
bawah. bawah.
Batas posterior cavum oris adalah palatum Batas posterior cavum oris adalah palatum molle , arcus palatoglossus Dan dorsummolle , arcus palatoglossus Dan dorsum
linguae. Cavum oris dipisahkan dan pharynx oleh isthmus faucium. linguae. Cavum oris dipisahkan dan pharynx oleh isthmus faucium.
Dasar cavum oris propium dibentuk oleh m. digastrius venter anterior, m.Dasar cavum oris propium dibentuk oleh m. digastrius venter anterior, m.
mylohyoideus dan m. geniohyoldeus mylohyoideus dan m. geniohyoldeus55..
Dalam menegakkan diagnosis pada gangguan saluran Gastrointesnal, terkadang di Dalam menegakkan diagnosis pada gangguan saluran Gastrointesnal, terkadang di
butuhkan
butuhkan pemeriksaan pemeriksaan penunjang. penunjang. Dalam Dalam hal hal ini ini penulis penulis khususnya khususnya akan akan membahasmembahas
pemeriksaan
pemeriksaan Radiologi Radiologi Gastrointestinal. Gastrointestinal. Pemeriksaan Pemeriksaan radiologi radiologi saluran saluran GastrointestinalGastrointestinal
dibagi atas dua golongan besar, yaitu pemeriksaan tanpa kontras dan pemeriksaan dengan dibagi atas dua golongan besar, yaitu pemeriksaan tanpa kontras dan pemeriksaan dengan
kontras kontras 44..
B.
B. ANATOMI DAN FISIOLOGI SALURAN GASTROINTESTINALANATOMI DAN FISIOLOGI SALURAN GASTROINTESTINAL 1.
1. Cavum OrisCavum Oris
a)
a) AnatomiAnatomi
Cavum oris (rongga mukit) merupakan gerbang masuk ke sistem Cavum oris (rongga mukit) merupakan gerbang masuk ke sistem
gastrointestinal. Cavum dibagi dalam cavum oris propium dan
gastrointestinal. Cavum dibagi dalam cavum oris propium dan vestibulum oris.vestibulum oris.
Atap cavum oris propium dibentuk oleh palatum yang terdiri dari palatum durumAtap cavum oris propium dibentuk oleh palatum yang terdiri dari palatum durum
dan palatum molle. dan palatum molle.
Batas anterior dan lateral adalah permukaan lingual arcud Batas anterior dan lateral adalah permukaan lingual arcud dentalis rahang atas dandentalis rahang atas dan
bawah. bawah.
Batas posterior cavum oris adalah palatum Batas posterior cavum oris adalah palatum molle , arcus palatoglossus Dan dorsummolle , arcus palatoglossus Dan dorsum
linguae. Cavum oris dipisahkan dan pharynx oleh isthmus faucium. linguae. Cavum oris dipisahkan dan pharynx oleh isthmus faucium.
Dasar cavum oris propium dibentuk oleh m. digastrius venter anterior, m.Dasar cavum oris propium dibentuk oleh m. digastrius venter anterior, m.
mylohyoideus dan m. geniohyoldeus mylohyoideus dan m. geniohyoldeus55..
Gambar 1. Anatomi cavum oris Gambar 1. Anatomi cavum oris
b)
b) FisiologiFisiologi
Di dalam mulut makanan dihancurkan melalui: Di dalam mulut makanan dihancurkan melalui:
Mastikasi / pengunyahanMastikasi / pengunyahan
Pelumasan oleh air liur/saliva Netralisasi asam dalam makanan denganPelumasan oleh air liur/saliva Netralisasi asam dalam makanan dengan
bikarbonat. bikarbonat.
Saliva diproduksi
Saliva diproduksi oleh sel-sel oleh sel-sel asini asini dari:dari:
Kelenjar parotis: mengeluarkan air liur encerKelenjar parotis: mengeluarkan air liur encer
Kelenjar submandibularisKelenjar submandibularis
Kelenjar sublingualisKelenjar sublingualis
Kelenjar-kelenjar lain pada mukosa mulut.Kelenjar-kelenjar lain pada mukosa mulut.
Kelenjar salivarius memproduksi lebih kurang 1 liter saliva dalam satu hari. Kelenjar salivarius memproduksi lebih kurang 1 liter saliva dalam satu hari.
Saliva membantu mendaparkan, mengencerkan, membasahi, mencernakan Saliva membantu mendaparkan, mengencerkan, membasahi, mencernakan
makanan juga memberikan perlindungan terhadap kavum oris dari bakteri. Sekresi makanan juga memberikan perlindungan terhadap kavum oris dari bakteri. Sekresi
saliva di stimulasi oleh bau, penglihatan, cita rasa, bahkan fikiran tentang makanan
disamping di rangsang oleh serabut afferent vagus6.
Ada dua tipe sekresi protein salivarius yang utama yaitu tipe serosa
(misalnya alfa amilase) dan mukosa ( musin)6.
Komposisi saliva :
Enzim : alfa amilae ( ptyalin) untuk memulai pencernaan karbohidrat dan
enzim ini menjadi inaktif oleh pH lambung yang rendah. Enzim lipase lingual
untuk memulai pencernaan lemak dengan memecah trigliserid menjadi asam
lemak dan monogliserid, enzim ini dapat melanjutkan prosesnya di dalam
lambung6.
Ion
Tonisitas : pada kecepatan aliran yang rendah ( <1 ml/mnt), saliva bersifat
hipotonik dari plasma, pada aliran yang tinggi ( >4mL/mnt), saliva bersifat
isotonic dari dari plasma, kecepatan aliran yang rendah memberikan lebih
banyak waktu kepada sel-sel ductus untuk membawa ion dan menyesuaikan
tonisitas sekresinya6.
Nilai pH antara 6 dan 8
Kerja antibakteri6.
Tahap penelanan
Tahap bukal : makanan dikumpulkan dipermukaan atas lidah sebagai bolus
yang lembab. Kemudian bolus didorong ke dalam faring.
Tahap faringeal : faring tertarik ke atas di bawah dasar lidah, inlet laringeal
trakea. Otot-otot faring kemudian mendorong bolus ke dalam esofagus bagian
atas.
Tahap esofagus: gelombang peristaltik membawa bolus ke bawah terus ke
lambung5.
2. Oesophagus a). Anatomi
Esofagus merupakan sebuah saluran berupa tabung berotot yang
menghubungkan dan menyalurkan makanan dari rongga mulut ke lambung. Dari
perjalanannya dari faring menuju gaster, esofagus melalui tiga kompartemen dan
dibagi berdasarkan kompartemen tersebut, yaitu leher (pars servikalis), sepanjang 5
cm dan berjalan di antara trakea dan kolumna vertebralis. Dada (pars thorakalis),
setinggi manubrium sterni berada di mediastinum posterior mulai di belakang
lengkung aorta dan bronkus cabang utama kiri, lalu membelok ke kanan bawah di
samping kanan depan aorta thorakalis bawah. Abdomen (pars abdominalis), masuk
ke rongga perut melalui hiatus esofagus dari diafragma dan berakhir di kardia
lambung, panjang berkisar 2-4 cm 6.
Pada orang dewasa, panjang esofagus apabila diukur dari incivus superior
ke otot krikofaringeus sekitar 15-20 cm, ke arkus aorta 20-25 cm, ke v.pulmonalis
inferior, 30-35 cm, dan ke kardioesofagus joint kurang lebih 40-45cm. Pada anak,
panjang esofagus saat lahir bervariasi antara 8 dan 10 cm dan ukuran sekitar 19 cm
Bagian servikal:
Panjang 5-6 cm, setinggi vertebra cervicalis VI sampai vertebrathoracalis I
Anterior melekat dengan trachea
Anterolateral tertutup oleh kelenjar tiroid
Sisi dextra/sinistra dipersarafi oleh nervus recurren laryngeus
Posterior berbatasan dengan hipofaring
Pada bagian lateral ada carotid sheath beserta isinya
Bagian torakal:
Panjang 16-18 cm, setinggi vertebra torakalis II-IX
Berada di mediastinum superior antara trakea dan kolumna vertebralis
Dalam rongga toraks disilang oleh arcus aorta setinggi vertebratorakalis IV dan
bronkus utama sinistra setinggi vertebra torakalisV
Arteri pulmonalis dextra menyilang di bawah bifurcatio trachealis
Pada bagian distal antara dinding posterior esofagus dan ventralcorpus
vertebralis terdapat ductus thoracicus, vena azygos, arteri dan vena intercostalis
Bagian abdominal:
Terdapat pars diaphragmatica sepanjang 1 - 1,5 cm, setinggi vertebratorakalis X
sampai vertebra lumbalis III
Terdapat pars abdominalis sepanjang 2 - 3 cm, bergabung dengan cardia gaster
Gambar 2. Anatomi oesephagus6.
b). Fisiologi
Dalam proses menelan akan terjadi hal-hal seperti berikut,
pembentukan bolus makanan dengan ukuran dan konsistensi yang baik,
upaya sfingter mencegah terhamburnya bolus ini dalam fase-fase menelan,
mempercepat masuknya bolus makanan ke dalam faring pada saat respirasi,
mencegah masuknya makanan dan minuman ke dalam nasofaring dan laring,
kerjasama yang baik dari otot-otot di rongga mulut untuk mendorong bolus
makanan ke arah lambung,
usaha untuk membersihkan kembali esofagus. Proses menelan di mulut, faring,
laring, dan esofagus secara keseluruhan akan terlibat secara berkesinambungan
Menelan dibagi menjadi tahap orofaring dan tahap esofagus. Tahap orofaring
berlangsung sekitar 1 detik dan terdiri dari pemindahan bolus dari mulut melalui faring
untuk masuk ke esofagus. Ketika masuk ke faring, bolus makanan harus diarahkan ke
dengan faring. Dengan kata lain, makanan harus dijaga agar tidak masuk kembali ke
mulut, masuk ke saluran hidung, atau masuk ke trakea5.
Posisi lidah yang menekan langit-langit keras menjaga agar makanan tidak
masuk kembali ke mulut sewaktu menelan. Kontraksi m.levator palatini
mengakibatkan rongga pada lekukan dorsum lidah diperluas, palatum mole terangkat
dan bagian atas dinding posterior faring akan terangkat pula. Bolus terdorong ke
posterior karena lidah terangkat ke atas. Selanjutnya terjadi kontraksi m.palatoglosus
yang menyebabkan ismus fausium tertutup, diikuti oleh kontraksi m.palatofaring,
sehingga bolus makanan tidak akan berbalik ke rongga mulut5.
Uvula terangkat dan menekan bagian belakang tenggorokan, menutup saluran
hidung atau nasofaring dari faring sehingga makanan tidak masuk ke hidung.Makan
dicegah masuk ke trakea terutama oleh elevasi laring dan penutupan erat pita suara di
pintu masuk laring atau glottis5.
Faring dan laring bergerak ke arah atas oleh kontraksi m.stilofaring,
m.salfingofaring, m.tirohioid dan m.palatofaring. Aditus laring tertutup oleh epiglotis,
sedangkan ketiga sfingter laring, yaitu plika ariepiglotika, plika ventrikularis dan plika
vokalis tertutup karena kontraksi m.ariepiglotika dan m.aritenoid obligus. Bersamaan
dengan ini terjadi juga pengentian aliran udara ke laring karena refleks yang
menghambat pernapasan, sehingga bolus makanan tidak akan masuk ke dalam saluran
napas. Selanjutnya bolus makanan akan meluncur ke arah esofagus, karena valekula
dan sinus piriformis sudah dalam keadaaan lurus5.
Tahap esofagus dari proses menelan kini dimulai. Pusat menelan memicu
mendorong bolus di depannya menelusuri esofagus untuk masuk ke lambung.
Gelombang peristaltik memerlukan waktu sekitar 5 sampai 9 detik untuk mencapai
ujung bawah esofagus. Perambatan gelombang dikontrol oleh pusat menelan, dengan
persarafan melalui saraf vagus. Sewaktu gelombang peristaltik menyapu menuruni
esofagus, sfingter gastroesofagus melemas secara refleks sehingga bolus d apat masuk
ke dalam lambung. Setelah bolus masuk ke lambung, proses menelan tuntas dan
sfingter gastroesofagus kembali berkontraksi 5.
3. Gaster a). Anatomi
Gaster adalah organ pencernaan yang paling melebar, dan terletak di antara
bagian akhir dari esofagus dan awal dari usus halus. Lambung merupakan ruang
berbentuk kantung mirip huruf J, berada di bawah diafragma, terletak pada regio
epigastrik, umbilikal, dan hipokondria kiri pada regio abdomen. Secara anatomik,
lambung memiliki lima bagian utama, yaitu kardiak, fundus, badan (body), antrum,
dan pylori. Kardia adalah daerah kecil yang berada pada hubungan gastroesofageal
(gastroesophageal junction) dan terletak sebagai pintu masuk ke lambung Fundus
adalah daerah berbentuk kubah yang menonjol ke bagian kiri di atas kardia. Badan
(body) adalah suatu rongga longitudinal yang berdampingan dengan fundus dan
merupakan bagian terbesar dari gaster. Antrum adalah bagian lambung yang
menghubungkan badan (body) ke pylorik dan terdiri dari otot yang kuat. Pilorik adalah
suatu struktur tubular yang menghubungkan lambung dengan duodenum dan
Gambar 3. Anatomi gaster6.
b). Fisiologi.
Setiap hari lambung mengeluarkan sekitar 2 liter getah lambung. Sel-sel yang
bertanggung jawab untuk fungsi sekresi, terletak di lapisan mukosa lambung. Secara
umum, mukosa lambung dapat dibagi menjadi dua bagian terpisah :
mukosa oksintik yaitu yang melapisi fundus dan badan (body),
daerah kelenjar pilorik yang melapisi bagian antrum. Sel-sel kelenjar mukosa
terdapat di kantong lambung (gastric pits), yaitu suatu invaginasi atau kantung
pada permukaan luminal lambung. Variasi sel sekretori yang melapisi invaginasi
ini beberapa diantaranya adalah eksokrin, endokrin, dan parakrin8.
Ada tiga jenis sel tipe eksokrin yang ditemukan di dinding kantung dan
kelenjar oksintik mukosa lambung, yaitu :
Sel mukus yang melapisi kantung lambung, yang menyekresikan mukus yang
encer.
Bagian yang paling dalam dilapisi oleh sel utama (chief cell) dan sel parietal. Sel
Sel parietal (oksintik) mengeluarkan HCl dan faktor intrinsik. Oksintik artinya
tajam, yang mengacu kepada kemampuan sel ini untuk menghasilkan keadaan
yang sangat asam8.
Semua sekresi eksokrin ini dikeluarkan ke lumen lambung dan mereka
berperan dalam membentuk getah lambung (gastric juice ). Sel mukus cepat
membelah dan berfungsi sebagai sel induk bagi semua sel baru di mukosa lambung.
Sel-sel anak yang dihasilkan dari pembelahan sel akan bermigrasi ke luar kantung
untuk menjadi sel epitel permukaan atau berdiferensiasi ke bawah untuk menjadi sel
utama atau sel parietal. Melalui aktivitas ini, seluruh mukosa Kantung-kantung
lambung pada daerah kelenjar pilorik terutama mengeluarkan mukus dan sejumlah
kecil pepsinogen, yang berbeda dengan mukosa oksintik. Sel-sel di daerah kelenjar
pilorik ini jenis selnya adalah sel parakrin atau endokrin. Sel-sel tersebut adalah sel
enterokromafin yang menghasilkan histamin, sel G yang menghasilkan gastrin, sel D
menghasilkan somatostatin. Histamin yang dikeluarkan berperan sebagai stimulus
untuk sekresi asetilkolin, dan gastrin. Sel G yang dihasilkan berperan sebagai stimuli
sekresi produk protein, dan sekresi asetilkolin. Sel D berperan sebagai stimuli asam
8.
Tahap-tahap Pengeluaran Getah Lambung
Fase Sefalik (Fase Psikoneural)
Makanan dalam mulut memulai refleks perangsangan sekresi getah lambung
Rangsangan berupa citarasa, bau dan penglihatan.
Melalui eferen Nervus Vagus menstimulasi :
o Sel parietal untuk mensekresi HCl
o Sel G pada antrum pilorus untuk mensekresi gastrin.
Fase Lokal (Fase Gastrik)
Gastrin dilepas bila isi lambung kontak dengan antrum, secara: mekanik dan
kemis (kimiawi)
Melalui aliran darah gastrin merangsang sekresi HCl
Gastrin dihambat bila di dalam lumen pH kurang dari 3.
Fase Intestinal
Sekresi lambung ditingkatkan dengan jalur hormonal, oleh: regangan duodenum
dan absorbsi asam amino yang meningkat.
Sekresi lambung dihambat oleh hormon enterogastron Yang dikeluarkan
duodenum, bila : pH kimus yang memasuki duodenum rendah atau Lemak dalam
kimus meningkat8.
4. Usus halus a). Anatomi
Usus halus merupakan suatu tabung yang kompleks, berlipat-lipat, dan
memebentang dari pylorus hingga katup ileosekal. Panjang usus halus pada orang
hidup sekitar 12 kaki (3,6 cm) dan hamper 22 kaki (6,6cm) pada cadaver (akibat
relaksasi). Usus ini mengisi bagian tengah dan bagian rongga abdomen. Ujung
proksimalx berdiameter sekitar 3,8 cm tetapi makin kebawah garis tengahnya
Struktur usus halus terdiri dari bagian-bagian berikut ini:
Duodenum
bentuknya melengkung seperti kuku kuda. Pada lengkungan ini terdapat
pankreas. Pada bagian kanan duodenum merupakan tempat bermuaranya saluran
empedu (duktus koledokus) dan saluran pankreas (duktus pankreatikus), tempat ini
dinamakan papilla vateri. Dinding duodenum mempunyai lapisan mukosa yang
banyak mengandung kelenjar brunner untuk memproduksi getah intestinum. Panjang
duodenum sekitar 25 cm, mulai dari pilorus sampai jejunum 8.
Jejunum
Panjangnya 2-3 meter dan berkelok-kelok, terletak di sebelah kiri atas
intestinum minor. Dengan perantaraan lipatan peritoneum yang berbentuk kipas
(mesentrium) memungkinkan keluar masuknya arteri dan vena mesentrika superior,
pembuluh limfe, dan saraf ke ruang antara lapisan peritoneum. Penampang jejunum
lebih lebar, dindingnya lebih tebal, dan banyak mengandung pembuluh darah8.
Ileum
ujung batas antara ileum dan jejunum tidak jelas, panjangnya ±4-5 m. Ileum
merupakan usus halus yang terletak di sebelah kanan bawah berhubungan dengan
sekum dengan perantaraan lubang orifisium ileosekalis yang diperkuat sfingter dan
katup valvula ceicalis (valvula bauchini) yang berfungsi mencegah cairan dalam
Gambar 4. Anatomi usus halus8
b). Fisiologi
Usus halus mempunyai dua fungsi utama yaitu pencernaan dan absorbsi
bahan – bahan nutrisi, air, elektrolit dan mineral. Proses pencernaan dimulai dalam
mulut dan lambung oleh kerja ptialin, asam klorida, dan pepsin terhadap makanan
yang masuk. Proses pencernaan dilanjutkan di dalam duodenum terutama oleh
kerja enzim – enzim pankreas yang menghidrolisis karbohidrat, lemak, dan protein
menjadi zat – zat yang lebih sederhana. Adanya bikarbonat dalam sekret pankreas
membantu menetralkan asam dan memberikan pH optimal untuk kerja enzim –
enzim. Sekresi empedu dari hati membantu proses pencernaan dengan
mengemulsikan lemak sehingga memberikan permukaan yang lebih luas bagi kerja
lipase pancreas8.
Proses pencernaan disempurnakan oleh sejumlah enzim dalam getah usus
(sukus enterikus). Banyak di antara enzim – enzim ini terdapat pada brush border
oleh peristaltik yang terdiri atas dua jenis gerakan, yaitu segmental dan peristaltik
yang diatur oleh sistem saraf autonom dan hormone8.
Pergerakan segmental usus halus mencampur zat-zat yang dimakan dengan
sekret pankreas, hepatobiliar, sekresi usus, dan pergerakan peristaltik mendorong
isi dari salah satu ujung ke ujung lain dengan kecepatan yang sesuai untuk absorpsi
optimal dan suplai kontinu isi lambung8.
Absorpsi adalah pemindahan hasil-hasil akhir pencernaan karbohidrat,
lemak dan protein (gula sederhana, asam-asam lemak dan asam-asam amino)
melalui dinding usus ke sirkulasi darah dan limfe untuk digunakan oleh sel-sel
tubuh. Selain itu air, elektrolit dan vitamin juga diabsorpsi8.
Lemak dalam bentuk trigliserida dihidrolisa oleh enzim lipase pancreas
hasilnya bergabung dengan garam empedu membentuk misel. Misel kemudian
memasuki membran sel secara pasif dengan difusif, kemudian mengalami
disagregasi, melepaskan garam empedu yang kembali ke dalam lumen usus, dan
asam lemak serta monogliserida ke dalam sel. Sel kemudian membentuk kembali
trigliserida dan digabungkan dengan kolesterol, fosfolipid, dan apoprotein untuk
membentuk kilomikron, yang keluar dari sel dan memasuki lakteal. Asam lemak
kecil dapat memasuki kapiler dan secara langsung menuju ke vena porta. Garam
empedu diabsorpsi ke dalam sirkulasi enterohepatik dalam ileum distalis. Dari
kumpulan 5 gram garam empedu yang memasuki kantung empedu, sekitar 0,5 gram
hilang setiap hari; kumpulan ini bersirkulasi ulang 6 kali dalam 24 jam8.
Protein oleh asam lambung di denaturasi, pepsin memulai proses
enterokinase menjadi tripsin, dan endopeptidase, eksopeptidase) melanjutkan
proses pencernaan protein, menghasilkan asam amino dan 2 sampai 6 residu
peptida. Transport aktif membawa dipeptida dan tripeptida ke dalam sel untuk
diabsorpsi8.
Karbohidrat, metabolisme awalnya dimulai dengan menghidrolisis pati
menjadi maltosa (isomaltosa), yang merupakan disakarida. Kemudian disakarida
ini, bersama dengan disakarida utama lain, laktosa dan sukrosa, dihidrolisis
menjadi monosakarida glukosa, galaktosa, dan fruktosa. Enzim laktase, sukrase,
maltase, dan isimaltase untuk pemecahan disakarida terletak di dalam mikrovili
’brush border’ sel epitel. Disakarida ini dicerna menjadi monosakarida sewaktu
berkontak dengan mikrovili ini atau sewaktu mereka berdifusi ke dalam mikrovili.
Produk pencernaan, monosakarida, glukosa, galaktosa, dan fruktosa, kemudian
segera diabsorpsi ke dalam darah porta8.
Air dan elektrolit, cairan empedu, cairan lambung, saliva, dan cairan
duodenum menyokong sekitar 8-10 L/hari cairan tubuh, kebanyakan diabsorpsi.
Air secara osmotik dan secara hidrostatik diabsorpsi atau melalui difusi pasif.
Natrium dan klorida diabsorpsi dengan pemasangan zat telarut organik atau secara
transport aktif. Kalsium diabsorpsi melalui transport aktif dalam duodenum dan
jejenum, dipercepat oleh hormon parathormon (PTH) dan vitamin D. Kalium
5. Usus besar a). Anatomi
Usus besar dibagi menjadi sekum, kolon, dan rektum. Pada sekum terdapat
katup ileosekal dan apendiks yang melekat pada ujung sekum. Sekum menempati
sekitar dua atau tiga inci pertama dari usus besar. Katup ileosekal men gontrol aliran
kimus dari ileum ke sekum. Kolon dibagi lagi menjadi kolon asendens,
transversum, desendens, dan sigmoid. Tempat dimana kolon membentuk kelokan
tajam, yaitu pada abdomen kanan dan kiri atas berturutturut dinamakan fleksura
hepatika dan fleksura lienalis. Kolon sigmoid dimulai dari krista iliaka dan
berbentuk suatu lekukan berbentuk S. Lekukan bagian bawah membelok ke kiri
waktu kolon sigmoid bersatu dengan rektum. Rektum terbentang dari kolon
sigmoid sampai dengan anus. Satu inci terakhir dari rektum terdapat kanalis ani
yang dilindungi oleh sfingter ani eksternus dan internus. Panjang rektum sampai
kanalis ani adalah 5,9 inci6.
Dinding kolon terdiri dari empat lapisan, tunika serosa, muskularis, tunika
submukosa, dan tunika mukosa akan tetapi usus besar mempunyai
gambarangambaran yang khas berupa lapisan otot longitudinal usus besar tidak
sempurna, tetapi terkumpul dalam tiga pita yang disebut taenia koli yang bersatu
pada sigmoid distal. Panjang taenia lebih pendek daripada usus sehingga usus
tertarik dan berkerut membentuk kantong-kantong kecil yang disebut haustra. Pada
taenia melekat kantong-kantong kecil peritoneum yang berisi lemak yang disebut
lieberkuhn terletak lebih dalam serta mempunyai sel goblet lebih banyak daripada
usus halus6.
Vaskularisasi usus besar diatur oleh arteri mesenterika superior dan inferior.
Arteri mesenterika superior memvaskularisasi kolon bagian kanan (mulai dari
sekum sampai dua pertiga proksimal kolon transversum). Arteri mesenterika
superior mempunyai tiga cabang utama yaitu arteri ileokolika, arteri kolika dekstra,
dan arteri kolika media. Sedangkan arteri mesenterika inferior memvaskularisasi
kolon bagian kiri (mulai dari sepertiga distal kolon transversum sampai rektum
bagian proksimal). Arteri mesenterika inferior mempunyai tiga cabang yaitu arteri
kolika sinistra, arteri hemorroidalis superior, dan arteri sigmoidea. Vaskularisasi
tambahan daerah rektum diatur oleh arteria sakralis media dan arteria hemorroidalis
inferior dan media. Aliran balik vena dari kolon dan rektum superior melalui vena
mesenterika superior dan inferior serta vena hemorroidalis superior, yaitu bagian
dari sistem portal yang mengalirkan darah ke hati. Vena hemorroidalis media dan
inferior mengalirkan darah ke vena iliaka dan merupakan bagian dari sirkulasi
sistemik. Ada anastomosis antara vena hemorroidalis superior, media, dan inferior
sehingga peningkatan tekanan portal dapat mengakibatkan aliran balik ke dalam
vena-vena ini dan mengakibatkan hemorroid. Aliran pembuluh limfe kolon
mengikuti arteria regional ke limfenodi preaorta pada pangkal arteri mesenterika
superior dan inferior. Aliran balik pembuluh limfe melalui sisterna kili yang
bermuara ke dalam sistem vena pada sambungan vena subklavia dan jugularis
sinistra. Hal ini menyebabkan metastase karsinoma gastrointestinal bisa ada dalam
mengikuti aliran pembuluh darah hemorroidalis superior dan pembuluh limfe
kanalis ani menyebar ke nodi limfatisiiliaka interna, sedangkan aliran balik
pembuluh limfe anus dan kulit perineum mengikuti aliran limfe inguinalis
superficialis6.
Inervasi usus besar dilakukan oleh sistem saraf otonom kecuali sfingter
eksternus yang diatur secara volunter. Serabut parasimpatis berjalan melalui saraf
vagus ke bagian tengah kolon transversum, dan saraf pelvikus yang berasal dari
daerah sakral mensuplai bagian distal. Serabut simpatis yang berjalan dari pars
torasika dan lumbalis medula spinalis melalui rantai simpatis ke ganglia simpatis
preortika. Disana bersinaps dengan post ganglion yang mengikuti aliran arteri
utama dan berakhir pada pleksus mienterikus (Aurbach) dan submukosa
(Meissner). Perangsangan simpatis menyebabkan penghambatan sekresi dan
kontraksi, serta perangsangan sfingter rektum, sedangkan saraf parasimpatis
mempunyai efek yang berlawanan. Kendali usus yang paling penting adalah
aktivitas refleks lokal yang diperantarai oleh pleksus nervosus intramural (Meissner
dan Aurbach) dan interkoneksinya. Jadi pasien dengan kerusakan medula spinalis
maka fungsi ususnya tetap normal, sedangkan pasien den gan penyakit hirschsprung
akan mempunyai fungsi usus yang abnormal karena pada penyakit ini terjadi
Gambar 5. Anatomi usus besar6
b). Fisiologi
Kolon berfungsi untuk penyimpanan feses dan mencegah terbuangnya
cairan, elektrolit, nitrogen, dan energi yang telah diabsorpsi di usus halus,
sedangkan fungsi rektum untuk pembuangan tinja. Pendaur ulangan nutrien
bergantung pada aktivitas metabolik flora normal kolon, motilitas kolon, dan
absorpsi mukosa kolon. Sedangkan pembuangan tinja terdiri dari penyerapan air
dari isi kolon dan defekasi8.
Kerja defekasi yang menyebabkan pengeluaran feses merupakan refleks
terkontrol yang bisa dihambat hingga saat yang diinginkan. Ketika feses berada di
rektum, refleks inhibisi anorektal akan terangsang, menyebabkan pasien akan
berusaha untuk menahan hasratnya untuk buang air, dengan adanya kontraksi
C. PEMERIKSAAN RADIOLOGI
Radiologi merupakan salah satu cabang ilmu kedokteran yang di gunakan untuk
melakukan pencitraan pada tubuh manusia melalui sinar-x, ultrasonografi, dan gelombang
elektro magnetic. Pada dasarnya frekuensi yang di gunakan berbentuk sinar-x atau x-ray,
namun dengan ke majuan teknologi modern juga dengan menggunakan pemindaian atau
scanning, dan magnetic resonance imaging (MRI)9.
Radiologi di bagi atas radiologi konvensinal dan radiologi non-konvensional.
Radiologi konvensional di bagi atas dua bagian yaitu tanpa kontras dan menggunakan
kontras. Untuk radiologi non-konvensional yaitu USG, CT-Scan, MRI dan Kedokteran
Nuklir9.
Sinar-X mempunyai beberapa sifat fisik, yaitu : daya tembus, pertebaran,
penyerapan efek fotografik, pendar fluor (fluoresensi), ionisasi, dan efek biologic
Daya Tembus
Sinar-X dapat menembus bahan, dengan daya tembus sangat besar dan
digunakan dalam radiografi. Makin tinggi tegangan tabung (besaran KV) yang
digunakan, makin besar daya tembusnya. Makin rendah berat atom atau kepadatan
suatu benda, makin besar daya tembusnya 9.
Pertebaran
Apabila berkas sinar-X melalui suatu bahan atau suatu zat, maka berkas
tersebut akan bertebaran ke segala jurusan, menimbulkan radiasi sekunder (radiasi
hambur) pada bahan/ zat yang dilaluinya. Hal ini akan menimbulkan gambar
mengurangi akibat radiasi hambur ini, maka diantara subjek dengan film rontgen mengurangi akibat radiasi hambur ini, maka diantara subjek dengan film rontgen
diletakkan
diletakkan grid grid 99..
PenyerapanPenyerapan
Sinar-X dalam radiografi diserap oleh bahan atau zat sesuai dengan berat atom Sinar-X dalam radiografi diserap oleh bahan atau zat sesuai dengan berat atom
atau kepadatan bahan/zat tersebut. Makin tinggi kepadatannya atau berat atomnya, atau kepadatan bahan/zat tersebut. Makin tinggi kepadatannya atau berat atomnya,
makin besar penyerapannya makin besar penyerapannya99..
Efek FotografikEfek Fotografik
Sinar-X dapat menghitamkan emulsi film (emulsi perak
Sinar-X dapat menghitamkan emulsi film (emulsi perak – – bromida) bromida) setelahsetelah
diproses secara kimiawi (dibangkitkan) di kamar gelap diproses secara kimiawi (dibangkitkan) di kamar gelap 99..
Pendar fluor (Fluorensi)Pendar fluor (Fluorensi)
Sinar-X menyebabkan bahan-bahan tertentu seperti kalsium- tungstat atau Sinar-X menyebabkan bahan-bahan tertentu seperti kalsium- tungstat atau
Zink-sulfid memendarkan cahaya (luminisensi), bila bahan tersebut dikenai radiasi sinar-X. sulfid memendarkan cahaya (luminisensi), bila bahan tersebut dikenai radiasi sinar-X.
Luminisensi ada 2 jenis, yaitu : Luminisensi ada 2 jenis, yaitu :
Fluoresensi : memendarkan cahaya sewaktu ada Fluoresensi : memendarkan cahaya sewaktu ada radiasi sinar-X saja.radiasi sinar-X saja.
Fosforisensi : pemendaran cahaya akan berlangsung beberapa saat walaupun radiasiFosforisensi : pemendaran cahaya akan berlangsung beberapa saat walaupun radiasi
sinar-X
sinar-X sudah sudah simatikan simatikan ((after-glowafter-glow)) 99..
IonisasiIonisasi
Efek primer sinar-X apabila mengenai suatu bahan atau zat akan menimbulkan Efek primer sinar-X apabila mengenai suatu bahan atau zat akan menimbulkan
ionisasi partikel-partiel bahan atau zat tersebut ionisasi partikel-partiel bahan atau zat tersebut 99..
Efek BiologikEfek Biologik
Sinar-X akan menimbulkan perubahan- perubahan biologik pada jaringan. Efek Sinar-X akan menimbulkan perubahan- perubahan biologik pada jaringan. Efek
biologik ini digunakan dalam pengobatan radioterapi. biologik ini digunakan dalam pengobatan radioterapi.
Daya tembus sinar X berbeda-beda sesuai dengan benda yang dilaluinya. Daya tembus sinar X berbeda-beda sesuai dengan benda yang dilaluinya.
Benda-benda yang mudah ditembus sinar X akan memberi bayangan hitam Benda-benda yang mudah ditembus sinar X akan memberi bayangan hitam
(radiolusen). Benda-benda yang sukar ditembus sinar X akan memberi bayangan (radiolusen). Benda-benda yang sukar ditembus sinar X akan memberi bayangan
put
putih (ih (radradiooioopakpak). ). DiaDiantantaranranya tya terderdapapat bat bayanayangagan pn peraerantantara ra yang yang tidtidak tak t erlaerla lu lu hithitamam
atau radiolusen sedang (
atau radiolusen sedang (moderately radiolucent moderately radiolucent ) dan tidak terlalu putih atau) dan tidak terlalu putih atau
radioopak (
radioopak (moderately radio-opaquemoderately radio-opaque). Diantara radiolusen sedang dan radioopak). Diantara radiolusen sedang dan radioopak
sedang bayangan keputih-putihan (
sedang bayangan keputih-putihan (intermediateintermediate)/ berdasarkan mudah tidaknya)/ berdasarkan mudah tidaknya
ditembus sinar X, maka bagain tubuh dibedakan atas : ditembus sinar X, maka bagain tubuh dibedakan atas :
Radiolusen (hitam) : gas dan udara. Radiolusen (hitam) : gas dan udara.
Radiolusen sedang : jaringan lemak. Radiolusen sedang : jaringan lemak.
Keputih-putihan : jaringan ikat, otot, darah, kartilago, epitel, batu kolesterol, batu Keputih-putihan : jaringan ikat, otot, darah, kartilago, epitel, batu kolesterol, batu
asam urat. asam urat.
Radioopak sedang : tulang dan garam kalsium. Radioopak sedang : tulang dan garam kalsium.
Radioopak (putih) : logam-logam berat. Radioopak (putih) : logam-logam berat. 99..
1.
1. Radilogi konvensional (tanpa kontras)Radilogi konvensional (tanpa kontras)
Radiologi konvensinal adalah pemeriksaan radiologi tanpa dan dengan Radiologi konvensinal adalah pemeriksaan radiologi tanpa dan dengan
menggunakan kontras media. Pemeriksaan radiologi konvensional di lakukan untuk menggunakan kontras media. Pemeriksaan radiologi konvensional di lakukan untuk
pemeriksaan
pemeriksaan organ-organ organ-organ yaitu yaitu tractus tractus urinarius, urinarius, tractus tractus digestivus,tractusdigestivus,tractus
respiratorius, sistem reproduksi, sistem musculoskeletal, organ-organ superficial dan respiratorius, sistem reproduksi, sistem musculoskeletal, organ-organ superficial dan
jaringan
jaringan lunak. lunak. Dalam Dalam hal hal ini ini penulis penulis akan akan lebih lebih focus focus kepada kepada organ-organ organ-organ saluransaluran
Gastrointestinal Gastrointestinal 99..
Pemeriksaan radiologic saluran Gastrointestinal dapat dibagi atas dua
Pemeriksaan radiologic saluran Gastrointestinal dapat dibagi atas dua golongangolongan
besar, yaitu pemeriksaan tanpa kontrak dan pemeriksaan menggunakan kontras besar, yaitu pemeriksaan tanpa kontrak dan pemeriksaan menggunakan kontras1313..
a). Pemeriksaan tanpa kontras a). Pemeriksaan tanpa kontras
Foto BNO (Blass Nier Oversich)Foto BNO (Blass Nier Oversich)
Foto-foto Roengen polos sering kali sudah banyak memberikan informasi Foto-foto Roengen polos sering kali sudah banyak memberikan informasi
Indikasi pemeriksaan foto polos abdomen : Indikasi pemeriksaan foto polos abdomen :
Mendahului foto IVP/ foto colonMendahului foto IVP/ foto colon
Untuk melihat ada tidaknya kalsifikasiUntuk melihat ada tidaknya kalsifikasi
Di curigai adanya massa intraperitonial, retroperitonealDi curigai adanya massa intraperitonial, retroperitoneal
Kolik abdomenKolik abdomen
Di curigai adanya perforasiDi curigai adanya perforasi
Untuk melihat kelainan kongenitalUntuk melihat kelainan kongenital
Penilian foto BNO : Penilian foto BNO :
Tidak tampak bayangan batu radiopaque, terutama pada tractus urinarius danTidak tampak bayangan batu radiopaque, terutama pada tractus urinarius dan
sistem biliaris sistem biliaris
Struktur ususStruktur usus
Psoas line kanan dan kiri intakePsoas line kanan dan kiri intake
Pre peritonial fat line kanan dan kiri intakePre peritonial fat line kanan dan kiri intake
Tulang tervisualisasiTulang tervisualisasi
Gambar 6. Foto polos abdomen17
a. Posisi AP supine.
Persyaratan teknis : ukuran film 35x43 cm/30x40 cm, posisi memanjang
menggunakan grid yang bergerak maupun statis, dengan variasi 70-80 kV
dan 20-25 mAs.10
Posisi pasien : Pasien tidur terlentang dengan MSP (Mid Sagital Plane) pada
garis tengah meja atau kaset , lengan pasien diletakkkan di samping tubuh,
garis tengah badan terletak tepat pada garis tengah pemeriksaan, kedua
tungkai ekstensi.10
Posisi obyek : tengah kaset setinggi crista iliaca, dengan batas bawah pada
sympisis pubis, tanpa ada rotasi pelvis atau shoulder ( dengan melihat kedua
SIAS mempunyai jarak yang sama pada kedua sisi.10
Central ray : CR tegak lurus dan langsung pada kaset (film) setinggi crista
Kolimasi : Kolimasi meliputi pada tepi atas bawah kaset.10,11
Gambar 7. Foto posisi AP10
b. Posisi Left Lateral Decubitis (LLD).
Penting : Pasien harus pada posisi LLD minimal 5 menit sebelum eksposi
(supaya udara naik atau cairan yang abnormal terakumulasi) ; 10 sampai 20
menit dipilih jika memungkinkan untuk menampakkan yang paling baik
potensial small amount udara intraperitoneum.10
Left lateral Decubitus paling baik untuk menampakkan udara bebas
intraperitoneum pada daerah liver abdomen atas bagian kanan (right upper
abdomen) terpisah dengan udara gaster Faktor teknik : Kaset 35 x 43 cm,
moving atau stationary grid .10
Shielding : gunakan gonad shield pada pasien laki-laki.
Posisi pasien : pasien ditempatkan pada permukaan yang keras dimana hepar
berada dibawah, hal ini dimaksudkan supaya tidak terjadi “anatomy cutoff ”.
Lutut ditekuk dan pada salah satu lutut saling superposisi dengan yang lain
untuk sabilisasi pasien. Kedua lengan berada didekat kepala dan diganjal
Posisi obyek : Atur pasien dan ditengah kaset kira-kira 5 cm setinggi crista
iliaca (termasuk diafragma), margin proximal kaset kira-kira setinggi axilla.
dengan batas bawah pada sympisis pubis, tanpa ada rotasi pelvis atau shoulder
( dengan melihat kedua SIAS mempunyai jarak yang sama pada kedua sisi.
Atur tinggi kaset ditengah MSP pasien menuju tengah Film (Image reseptor),
tetapi pastikan bagian atas abdomen masuk dalam film ( Image Reseptor / IR.
Central ray : CR horizontal, langsung menuju tengah film kira-kira 5 cm
setinggi Krista iliaca, menggunakan sinar horizontal untuk memperlihatkan
air-fluid levels dan udara bebas intraperitoneum. FFD minimal 100 cm.15,16
Kolimasi : Kolimasi meliputi pada keempat sisi jangan ada “ cut off ” pada
abdomen bagian atas.10
Respiration : eksposi dilakukan pada saat akhir ekspirasi
Gambar 8. Posisi LLD10
c. Posisi Setengah Duduk/ berdiri
Shielding : gunakan gonad shield pada pasien laki-laki.10
Posisi pasien : Berdiri tungkai pada posisi meregang, punggung menempel
pada buck stand atau grid (posisi ini bukan untuk pasien yang KU-nya kurang
baik). Lengan berada pada samping tubuh. MSP tubuh pasien berada ditengah
meja dan bucky stand.10
Posisi obyek : Tidak boleh ada rotasi pada pelvis dan shoulder. Atur
ketinggian film / IR sehingga tengah-tengahnya kira-kira 5 cm diatas Krista
iliaca (termasuk diafragma). Dimana rata-rata pasien akan ditempatkan diatas
film / IR kira-kira setinggi axilla. ,10
Central ray : Horisontal menuju tengah pada kaset film / IR FFD minimal 100
cm.10
Kolimasi : Kolimasi meliputi pada keempat tepi kaset. Jangan ada cut off
abdomen atas.10
Gambar 9. Posisi erect10
d. Kelainan pada foto polos abdomen
Single bubble appearance.
Terjadi pada kondisi kelainan kongenital hipertrofi pilorus, yakni
adanya hipertrofi pada lapisan sirkular otot pilorus, terbatas pada lingkaran
tampak adanya single bubble appearance, yaitu terdapat satu gelembung
udara akibat pelebaran lambung.11
Double bubble appearance.
Terjadi pada kondisi kelainan kongenital obstruksi duodenum berupa
atresia, stenosis, atau malrotasi, pankreas anuler atau membran duodenum.
Pada foto polos abdomen tampak adanya double bubble appearance, yaitu
pelebaran duodenum dan lambung secara bersamaan dan tidak tampak udara
mengisi usus halus dan kolon.11
Gambar 11. Foto supine abdomen pada neonatus dengan atresia duodenum menunjukkan adanya double bubbles appearance11.
Coiled spring appearance.
Terjadi pada kondisi intususepsi atau invaginasi yang menggambarkan
masuknya segmen proksimal usus (intueuseptum) ke dalam lumen usus distal
(intususepiens). Paling sering sering terjadi di daerah ileokolika, tetapi dapat juga
yeyuno-ileal, dan kolokolika. Pada foto polos abdomen tampak tanda obstruksi
usus halus berupa bayangan seperti sosis di bagian tengah abdomen dan ba yangan
per mobil (coiled spring appearance).11
Gambar 12.Coiled spring appearance11.
Herring bone sign.
Terjadi pada kondisi ileus obstrukstif. Ileus obstruktif merupakan
penyumbatan intestinal mekanik yang terjadi karena adanya daya mekanik yang
bekerja atau mempengaruhi dinding usus sehingga menyebabkan penyempitan
atau penyumbatan lumen usus. Hal tersebut menyebabkan pasase lumen usus
terganggu.11
Penebalan dinding usus halus yang terdilatasi akibat pengumpulan gas
abdomen, karena dua dinding usus halus yang menebal dan menempel membentuk
gambaran vertebra (dari ikan), dan muskulus yang sirkular menyerupai k ostanya.11
Gambar 13. Herring bone apperance.11
Step ladder appearance.
Terjadi pada kondisi ileus obstruksi. Foto polos abdomen sangat bernilai
dalam menegakkan diagnosa ileus obstruksi. Sedapat mungkin dibuat pada posisi
tegak dengan sinar mendatar. Pada foto polos abdomen tampak gambaran air fluid
level yang pendek-pendek dan bertingkat-tingkat seperti tangga disebut juga step
ladder appearance karena cairan transudasi berada dalam usus halus yang
Gambar 14. Step ladder appearance.11
Coffee bean sign.
Terjadi pada kondisi kelainan kongenital volvulus, yakni pemuntiran usus
yang abnormal dari segmen usus. Volvulus di usus halus agak jarang ditemukan.
Biasanya volvulus didapatkan di bagian ileum dan kolon. Pada foto polos abdomen
tampak gambaran patognomonik berupa gambaran segmen sekum yang amat besar
berbentuk ovoid di tengah perut yang disebut coffe bean sign. Gambaran ini
merupakan gambaran khas volvulus dari usus (sigmoid).11
Cairan bebas intraperitoneal.
Akumulasi dari cairan bebas intraperitoneal di abdomen merupakan tanda
adanya suatu ascites. Penyebab ascites antara lain :
hipoproteinemia, sirosis hepatik, CHF, pankreatitis, keganasan dengan
Gambar 15. Foto polos abdomen dengan ascites tanpa adanya massa atau kalsifikasi.11
b). Pemeriksaan dengan kontras
Pada pemeriksaan dengan kontras, ada dua macam kontras yang di gunakan,
yaitu kontras positif dan kontras negative.
Kontras positif
Kontras positif yang biasanya di gunakan dalam pemeriksaan radiologik
alat cerna adalah barium sulfat (BaSO4). Bahan ini adalah suatu garam berwarna
putih, berat (Karena barium mempunyai berat atom besar) dan tidak larut dalam
air. Garam tersebut di aduk dalam air dengan perbandingan tertentu sehingga
terjadi suspense (bukan larutan). Suspense tersebut harus di minum oleh pasien
pada pemeriksaan oesophagus, lambung dan usus halus, atau di masukkan lewat
klisma pada pemeriksaan kolon (lazim di sebut enema) 9
Sinar roentgen tidak dapat menembus barium sulfat tersebut, sehingga
suspense tersebut kemudian di foto oesophagus, maka tergambarlah oesophagus
oleh suspense itu pada foto roentgen9.
Kontras negative
Yang pertama kali harus di sebut sebagai contoh kontras negative ialah
udara Karena paling mudah dan paling bagus, alamiah dan dapat di peroleh di
mana-mana. Saying tidak selalu dapat di terapkan. Sebagai kontras negative
pengganti dalam hal-hal demikian adalah CO2 yang akan di singgung nanti pada
uraian lambung.9
Sebelum di uraikan pemeriksaan oesophagus, lambung, usus-usus halus
dan besar, perlu diutaran cara pemeriksaan kontras tunggal atau single contrast
(SC), yaitu suatu cara lama, serta cara baru, yang dalam empat decade ini sem akin
popular dan bahkan makin mendesak cara lama, yaitu cara kontas ganda atau
double contrast (DC). Caranya agak berbeda untuk lambung dan untuk usus
besar, dan akan di uraikan tersendiri.9
DC sangat di perlukan untuk lesi-lesi kecil, misalnya ulkus kecil (kurang
dari 2 mm) dan karsinoma yang masih dini di permukaan mukosa lambung. Oleh
Karena itu, cara DC makin banyak di minta dan makin mendesak SC.13
Meskipun DC makin popular, terutama di negara maju seperti jepang,
namun cara lama seperti SC ini tidak perlu di tinggalkan ke seluruhannya, Karena
cara SC mudah di mengerti sehingga bagus untuk Pendidikan dalam dalam hal
a) sialografi
merupakan pemeriksaan radiografi untuk menilai struktur dan kelainan
pada saluran saluran kelenjar air liur dengan menggunakan kontras dan sinar-x.
Kelenjar Ludah terbagi menjadi 3: Glandula Parotis (Stenson’s duct).
letaknya dibelakang angulus mandibula dan di bawah telinga. merupakan
kelenjar ludah yang terbesar. terdiri dari 2 buah (sepasang). bagian superfisial
(atas) terletak di bawah MAE dan overlap dengan ramus mandibula dan
processus mastoideus12.
Glandula sub Mandibularis (Wharton’s duct). terletak di bagian bawah
tengah dari rahang bawah (mandibula)/ di bawah corpus kanan dan kiri dan
bermuara disekitar molar I. terdiri dari 2 buah (sepasang). merupakan kelenjar
ludah terbesar kedua12.
Glandula sub Lingualis. terletak di bawah lidah. merupakan kelenjar
ludah terkecil. bentuknya seperti buah kenari tetapi permukaannya tidak rata.
terdiri dari 2 buah (sepasang). kelenjar bagian superior berhubungan dengan
membran mukosa myelohyoid. bagian anterior dari sub lingualis terdapat 2
b) Oesophagografi
Oesophagografi merupakan pemeriksaaan radiografi untuk menilai
struktur dan kelainan pada Oesophagus dengan memasukkan kontras.
Indikasi pemeriksaan Oesophagografi :
Disfagia, GERD, kelainan Oesophagus karena infeksi, kongenital,
neoplasma, termasuk akalasia, atresia, striktur, diverticula oesophagus, post
operasi anastomose.13
Kontra indikasi pemeriksaan Oesophagografi :
Adanya perforasi
Contoh kelainan pada Oesophagus dan gambaran radiologinya
Akalasia
Atresia Oesophagus
Atresia oesophagus adalah tidak adanya lubang atau muara pada
oesophagus. Pada sebagian besar kasus atresia oesophagus ujung oesophagus
buntu, sedangkan pada 1/3-1/4 kasus lainnya oesophagus bagian bawah
terhubung dengan trachea setinggi karina (atresia oesophagus dengan fistula)
13
Gambar 17. Oesophagograf pada atresia13
c) Oesophagus Maag Duodenum (OMD)
OMD merupakan pemeriksaan radiografi untuk menilai struktur dan
kelainan pada Oesophagus, Gaster dan Duodenum dengan memasukkan media
kontras (Barium Sulfat) 14.
Nyeri epigastrium, ulkus atau radang, tumor lambing, hematemesis dan
melena serta penurunan berat badan.14
Kontra indikasi pemeriksaan OMD :
Adanya perforasi, ileus, keadaan umum yang memburuk, hal-hal lainnya
yang mungkin dapat memperburuk keadaan pasien14
Persiapan pasien :
Puasa minimal 4-6 jam, Teknik : minum larutan Barium Sulfat 300 cc,
dengan bantuan fluoroskopi diikuti jalannya kontras dan di buat foto serial 14
Contoh kelaianan pada Oesophagus, Gaster dan Duodenum.
Gambar 19. USG Hypertropi Pyloric Stenosis14
Gambar 21. Gastritis 14
d) Barium Follow Trough
Peemeriksaan untuk menilai struktur dan kelainan pada usus halus
dengan memasukkan kontras15.
Indikasi pemeriksaan Barium Follow Through
Anemia yang tidak diketahui sebabnya.
Sakit perut yang tidak diketahui sebabnya.
Tanda-tanda malabsorbsi
Berat badan menurun dan adanya keluhan pada saluran cerna.
Kontraindikasi :
Obstruksi usus halus
Perforasi15.
Prosedur Persiapan Barium follow through Sama dengan lambung
duodenum (puasa min 8jam) Pemeriksaan usus halus dapat dilakukan sebagai
lanjutan pemeriksaan lambung atau dimintakan sendiri. Dengan memasukkan
selang karet atau plastik sampai lewat pilorus dan baru kemudian dimasukkan
Gambar 23. Ileus obstruksi 15
e) Colon in loop
Pemeriksaan untuk menilai struktur dan kelainan pada colon dengan
memasukkan kontras16.
Indikasi pemeriksaan Colon in Loop
Kelainan pada kolon seperti polip, tumor, invaginasi, kelainan kongenital,
Kontra indikasi :
Perforasi, colitis berat di mana dinding colon menjadi sangat tipis, ileus
paralitik dan gagal jantung16.
Persiapan pasien :
Untuk obstipasi kronis minimal 2 hari sebelum pemeriksaan makan makanan
tidak ada minimal 1 hari makan makana lunak, mudah di cerna dan tidak
mengandung lemak. Di berikan laksan 8-10 jam sebelum pemeriksaan16.
Teknik pemeriksaan Colon in Loop :
Dengan kontras ganda, di bagi dalam fase pengisian, fase pelapisan, fase
evakuasi dan fase pengembangan serta fase pemotretan16.
Contoh kelainan pada Colon dan gambaran radiologinya :
Volvulus
Massa pada colon
Gambar 25. Tampak filling defect pada colon pada pemeriksaan colon in loop16
Chorn disease
Colitis ulcerative
Gambar 27. Tampak gambaran seperti mata gergaji pada colon17
Hirsehprung disease
Gambar 28. Tampa gambaran daerah colon yang mengalami sriktur dan dilatasi proximal dari colon17.
a. Radiology non-konvensional
USG (Ultrasonografi)
USG atau Ultrasonografi adalah prosedur pemeriksaan yang
tidakberbahaya. USG menggunakan gelombang suara tinggi yang
dipantulkanke tubuh untuk memperlihatkan gambaran rahim dan isinya
yangmemberikan informasi dalam bentuk gambar yang disebut Sonogram
yangdapat kita lihat di layar monitor. USG tidak menggunakan radiasi,
jarumsuntik, cairan atau obat-obatan yang dimasukkan ke dalam tubuh18.
Ultrasonografi (USG) merupakan salah satu imaging
diagnostik(pencitraan diagnostik) untuk pemeriksaan alat-alat dalam tubuh
manusia,dimana kita dapat mempelajari bentuk, ukuran anatomis, gerakan
sertahubungan dengan jaringan sekitarnya. Pemeriksaan ini bersifat
non-invasif, tidak menimbulkan rasa sakit pada penderita, dapat dilakukandengan
cepat, aman dan data yang diperoleh mempunyai nilai diagnostikyang tinggi.
Tak ada kontra indikasinya karena pemeriksaan ini samasekali tidak akan
memperburuk penyakit penderita. Dalam 20 tahunterakhir ini diagnostik
ultrasonik berkembang dengan pesatnya, sehinggasaat ini USG mempunyai
peranan penting untuk meentukan kelainanberbagai organ tubuh18.
Prisip USG adalah penggunaan gelombang ultrasonik, yaitugelombang
suara dengan frekuensi lebih tinggi daripada kemampuanpendengaran telinga
manusia, sehingga kita tidak bisa mendengarnyasama sekali. Suara yang dapat
didengar manusia mempunyai frekuensi antara 20 sampai 20.000 cpd (Cycles
1-10 MHz (1-10 juta Hz).Gelombang suara frekuensi tinggi tersebut dihasilkan
dari kristal-kristal yang terdapat dalam suatu alat yang disebut transducer.
Perubahanbentuk akibat gaya mekanis pada kristal, akan menimbulkan
teganganlistrik. Fenomena ini disebut efek Piezo-electric, yang merupakan
dasarperkembangan USG selanjutnya. Bentuk kristal juga akan berubah
biladipengaruhi oleh medan listrik. Sesuai dengan polaritas medan listrik
yangmelaluinya, kristal akan mengembang dan mengkerut, maka
akandihasilkan gelombang suara frekuensi tingi18.
USG memiliki beberapa komponen, Transducer adalah komponen USG
yang ditempelkan padabagian tubuh yang akan diperiksa, seperti dinding perut
ataudinding poros usus besar pada pemeriksaan prostat. Didalam transducer
terdapat kristal yang digunakan untukmenangkap pantulan gelombang yang
disalurkan olehtransducer. Gelombang yang di terima masih dalam
bentukgelombang akustik (gelombang pantulan) sehingga fungsikristal disini
adalah untuk mengubah gelombang tersebutmenjadi gelombang elektronik
yang dapat dibaca olehkomputer sehingga dapat diterjemahkan dalam
bentukgambar, monitor dan Mesin USG merupakan bagian dari USG dimana
fungsinyauntuk mengolah data yang diterima dalam bentukgelombang. Mesin
USG adalah CPUnya USG sehingga di dalamnya terdapat
komponen-komponen yang sama sepertipada CPU pada PC18.
USG digunakan untuk membantu menegakkan diagnosis
dalamberbagai kelainan organ tubuh. USG digunakan antara lain ; Menemukan
Membedakan kista dengan massa yang solid, Mempelajari pergerakan organ
(jantung, aorta, vena kafa), maupunpergerakan janin dan jantungnya,
Pengukuran dan penetuan volum. Pengukuran
aneurisma arterial,fetalsefalometri, menentukan kedalaman dan letak suatu
massauntuk bioksi. Menentukan volum massa ataupun organ tubuhtertentu
(misalnya buli-buli, ginjal, kandung empedu, ovarium,uterus, dan lain-lain),
Bioksi jarum terpimpin. Arah dan gerakan jarum menuju sasarandapat
dimonitor pada layar USG, Menentukan perencanaan dalam suatu radioterapi.
Berdasarkanbesar tumor dan posisinya, dosis radioterapi dapat dihitung
dengancepat. Selain itu setelah radioterapi, besar dan posisi tumor dapatpula
diikuti18.
Contoh kelainan pada USG abdomen
Gambar 29. Appendicitis akut17.
CT-Scan
CT Scan ( Computed Tomography Scanner ) adalah suatu prosedur yang
digunakan untuk mendapatkan gambaran dari berbagai sudut kecil dari tulang
pemeriksaan seluruh organ tubuh, seperti sususan saraf pusat, otot dan tulang,
tenggorokan, rongga perut.19
Pemeriksaan ini dimaksudkan untuk memperjelas adanya dugaan yang
kuat suatu kelainan,yaitu :
Gambaran lesi dari tumor, hematoma dan abses.
Perubahan vaskuler : malformasi, naik turunnya vaskularisasi dan infark.
Brain contusion.
Brain atrofi.
Hydrocephalus
Inflamasi.
Prinsip dasar CT scan mirip dengan perangkat radiografi yang sudah
lebih umum dikenal. Kedua perangkat ini sama-sama memanfaatkan intensitas
radiasi terusan setelah melewati suatu obyek untuk membentuk citra/gambar.
Perbedaan antara keduanya adalah pada teknik yang digunakan untuk
memperoleh citra dan pada citra yang dihasilkan. Tidak seperti citra yang
dihasilkan dari teknik radiografi, informasi citra yang 19
ditampilkan oleh CT scan tidak tumpang tindih (overlap) sehingga dapat
memperoleh citra yang dapat diamati tidak hanya pada bidang tegak lurus
berkas sinar (seperti pada foto rontgen), citra CT scan dapat menampilkan
informasi tampang lintang obyek yang diinspeksi. Oleh karena itu, citra ini
dapat memberikan sebaran kerapatan struktur internal obyek sehingga citra
yang dihasilkan oleh CT scan lebih mudah dianalisis daripada citra yang
penyinaran khusus yang dihubungkan dengan komputer berdaya tinggi yang
berfungsi memproses hasil scan untuk memperoleh gambaran
panampang-lintang dari badan. Pasien dibaringkan diatas suatu meja khusus yang secara
perlahan – lahan dipindahkan ke dalam cincin CT Scan. Scanner berputar
mengelilingi pasien pada saat pengambilan sinar rontgen. Waktu yang
digunakan sampai seluruh proses scanning ini selesai berkisar dari 45 menit
sampai 1 jam, tergantung pada jenis CT scan yang digunakan( waktu ini
termasuk waktu check-in nya). Proses scanning ini tidak menimbulkan rasa
sakit . Sebelum dilakukan scanning pada pasien, pasien disarankan tidak makan
atau meminum cairan tertentu selama 4 jam sebelum proses scanning.
Bagaimanapun, tergantung pada jenis prosedur, adapula prosedur scanning
yang mengharuskan pasien untuk meminum suatu material cairan kontras yang
mana digunakan untuk melakukan proses scanning khususnya untuk daerah
perut.19
Ada beberapa komponen penyusun dari sebuah pesawat ct scan.
Komponen-komponen tersebut, meliputi:
Meja Pemeriksaan Meja pemeriksaan merupakan tempat pasien
diposisikan untuk dilakukannya pemeriksaan CT-Scan. Bentuknya kurva
dan terbuat dari Carbon Graphite Fiber. Setiap scanning satu slice selesai,
maka meja pemeriksaan akan bergeser sesuai ketebalan slice ( slice
thickness ). Meja pemeriksaan terletak dipertengahan gantry dengan posisi
menekan tombol yang melambangkannmaju, mundur, naik, san turun yang
terdapat pada gantry.19
Gantry Gantry merupakan komponen pesawat CT-Scan yang didalamnya
terdapat tabung sinar-x, filter, detektor, DAS ( Data Acquisition System ).
Serta lampu indikator untuk sentrasi. Pada gantry ini juga dilengkapi
denganindikator data digital yang memberi informasi tentang ketinggian
meja pemeriksaan, posisi objek dan kemiringan gantry. Pada pertengahan
gantry diletakkan pasien. Tabung sinar-x dan detektor yang letaknya selalu
berhadapan didalam gantry akan berputar mengelilingi objek yang akan
dilakukan scanning. Ada beberapa bagian yang terdapat di dalam gantry :
1) Tabung sinar-x Berfungsi sebagai pembangkit sinar-X dengan sifat: a.
Bekerja pada tegangan tinggi diatas 100 kV b. Ukuran focal spot kecil 10 –
1 mm c. Tahan terhadap goncangan 2) Kolimator Pada pesawat CT-Scan,
umumnya terdapat dua buah kolimator, yaitu: a. Kolimator pada tabunng
sinar-x Berfungsi untuk mengurangi dosis radiasi, sebagai pembatas luas
lapangan penyinaran dan mengurangi bayangan penumbra dengan adanya
focal spot kecil. b. Kolimator pada detektor Berfungsi untuk pengarah
radiasi menuju ke detektor, pengontrol radiasi hambur dan menentukan
ketebalan lapisan ( slice thickness ). 19
Detektor dan DAS ( Data Acqusition system ) Setelah sinar-x menembus
objek, maka akan diterima oleh detector yang selanjutnya dan dilakukan
proses pengolahan data oleh DAS. Adapun fungsi detector dan DAS secara
mengubah sinar-x dalam bentuk cahaya tampak, kemudian mengubah
cahaya tampak tersebut menjadi sinyal-sinyal electron, lalu kemudian
menguatkan sinyal-sinyal electron tersebut dan mengubah sinyal electron
tersebut kedalam bentuk data digital.19
Komputer Merupakan pengendali dari semua instrument pada CT-Scan.
Berfungsi untuk melakukan proses scanning, rekonstruksi atau pengolahan
data, menaUmpilkan ( display ) gambar serta untuk menganalisa gambar.
Adapunvelemen-elemen pada computer adalah sebagai berikut: 1) Input
Device Unit yang menterjemahkan data-data dari luar kedalam bahasa
computer sehingga dapat menjalankan program atau instruksi.19
CPU ( Central Procesing Unit ) Merupakan pusat pengolahan dan
pengolahan dari keseluruhan system computer yang sedang bekerja. Terdiri
atas : 1. ALU ( Arithmetic Logic Unit ) Berfungsi untuk melaksanakan
proses berupa arithmetic operation seperti penambahan, pengurangan,
pembagian, serta perkalian 2. Control Unit Berfungsi untuk mengontrol
keseluruhan system computer dalam melakukan pengolahandata. 3.
Memory Unit Berfungsi sebagai tempat penyimpanan data ataupun
instruksi yang sedang dikerjakan. 4. Output Device Digunakan untuk
menampilkan hasil program atau instruksi sehingga dapat dengan mudah
dilihat oleh personilyang mengoperasikannya, misalnya CRT (Cathoda Ra y
Layar TV Monitor Berfungsi sebagai alat untuk menampilkan gambar dari
objek yang diperiksa serta menampilkan instruksi-instruksi atau program
yang diberikan.19
Image Recording Berfungsi untuk menyimpan program hasil kerja dari
computer ketika melakukan scanning, rekonstruksi dan display gambar
menggunakan: 1. Magnetik Disk Digunakan untuk pen yimpanan sementara
dari data atau gambaran, apabila gambaran akan ditampilkan dan diproses.
Magnetic disk dapat menyimpan dan mengirim data dengan cepat,
bentuknya berupa piringan yang dilapisi bahan ferromagnetic. Kapasitasnya
sangat besar. 2. Floppy Disk Biasa disebut dengan disket, merupakan
modifikasi dari magnetic disk, bentuknya kecil dan fleksibel atau lentur.
Floppy disk mudah dibawa dan disimpan. Kapaasitasnya relative kecil
(sekarang sudah tidak digunakan lagi).19
Operator Terminal Merupakan pusat semua kegiatan scanning atau
pengoperasian system secara umum serta berfungsi untuk merekonstruksi
hasil gambaran sesuai dengan kebutuhan.19
Multiformat Kamera Digunakan untuk memperoleh gambaran permanen
pada film. Pada satu film dapat dihasilkan beberapa irisan gambar
Gambar 30a Gambar 30b
Gambar 30a merupakan gambaran CT-Scan potongan axial pada Ca Colon Gambar 30b merupakan gambaran CT-Scan coronal pada Ca Colon17.
CT Colonography
Computed tomographic (CT) colonography, juga disebut
kolonoskopi virtual (VC) atau CT pneumocolon, adalah teknik invasif
minimal yang baik untuk skrining kanker kolorektal17.
Indikasi pemeriksaan CT Colonography
Screening test untuk Ca Colorectal
Untuk evaluasi usu besar setelah colonoscopy konvensional tidak
memberikan informasi yang memuaskan
Menilai striktur
Pasien dengan kontra indikasi dan menolak colonoscopy konvensional
Kontra indikasi
Radang akut colon, seperti colitis ulcerative, chron disease,
diverticulitis
Operasi abdomen dan pelvic baru-baru ini
Colonostomi
Kehamilan
Alergi kontras
Keuntungan CT Colonography
Komplikasi rendah karena minimal invasive
Waktu pemeriksaan sebentar
Dapat memvisualisasikan colon di luar penyumbatan dan penyempitan
Mendeteksi patologik ekstra colon
Kekurangan CT Colonography
Fecal mass dapat memberikan kesalahan interpretasi
Tidak dapat pengambilan specimen biopsy pada saat pemeriksaan
berlangsung
Contoh gambaran CT Conoscopy
Normal
MRI (Magnetic Resonance Imaging)
M R I berdasarkan prinsip resonansi magnetik inti atom hidrogen.
Teknik penggambaran MRI relativekomplek karena gambaran yang
dihasilkan tergantung pada banyaknya parameter. Alat
tersebutmempunyai kemampuan membuat gambaran potongan
coronal, sagital, aksial dan oblik tanpabanyak memanipulasi tubuh
pasien. Bila pemilihan parameternya tepat, kualitas gambaran detailt ub uh
pas ien ak an tam pak jela s, se hin gg a anat om i dan pa tolo gi jari nga n
tubuh dapat dievaluasisecara teliti20.
Pemeriksaan MRI bertujuan mengetahui karakteristik morfologik,
menilai salah satu atau kombinasi gambar penampang tubuh aksial, sagital,