• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pemerintah Daerah KDH dan Wakil KDH

Dalam dokumen Sistem Pemerintahan Dan Pembangunan Daerah (Halaman 168-184)

Penyelenggaraan Pemerintahan, Kepegawaian Daerah, dan Peraturan Daerah

3. Pemerintah Daerah KDH dan Wakil KDH

Setiap daerah dipimpin oleh kepala pemerintah daerah yang disebut KDH. KDH untuk provinsi disebut Gubernur, untuk kabupaten disebut bupati, dan untuk kota disebut walikota. KDH dibantu oleh satu orang wakil KDH. Wakil KDH untuk provinsi disebut wakil Gubernur, untuk kabupaten disebut wakil bupati dan untuk kota disebut wakil walikota. KDH dan wakil KDH dipilih dalam satu pasangan secara langsung oleh rakyat di daerah yang bersangkutan.

Tugas dan Wewenang KDH dan Wakil KDH:

1. Memimpin penyelenggaraan pemerintahan daerah berdasarkan kebijakan yang ditetapkan bersama DPRD.

2. Mengajukan rancangan Perda.

3. Menetapkan Perda yang telah mendapat persetujuan bersama DPRD.

4. Menyusun dan mengajukan rancangan Perda tentang APBD kepada DPRD untuk dibahas dan ditetapkan bersama.

5. Mengupayakan terlaksananya kewajiban daerah.

6. Mewakili daerahnya di dalam dan di luar pengadilan, dan dapat menunjuk kuasa hukum untuk mewakilinya sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

7. Melaksanakan tugas dan wewenang lain sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

Tugas Wakil KDH:

160

2. Membantu KDH dalam mengoordinasikan kegiatan instansi vertikal di daerah65

3. Memantau dan mengevaluasi penyelenggaraan pemerintahan kabupaten dan kota bagi wakil KDH provinsi.

, menindaklanjuti laporan dan/atau temuan hasil pengawasan aparat pengawasan, melaksanakan pemberdayaan perempuan dan pemuda, serta mengupayakan pengembangan dan pelestarian sosial budaya dan lingkungan hidup.

4. Memantau dan mengevaluasi penyelenggaraan pemerintahan di wilayah kecamatan, kelurahan dan/atau desa bagi wakil KDH kabupaten/kota.

5. Memberikan saran dan pertimbangan kepada KDH dalam penyelenggaraan kegiatan pemerintah daerah.

6. Melaksanakan tugas dan kewajiban pemerintahan lainnya yang diberikan oleh KDH.

7. Melaksanakan tugas dan wewenang KDH apabila KDH berhalangan.

Dalam melaksanakan tugas, wakil KDH bertanggung jawab kepada KDH. Wakil KDH menggantikan KDH sampai habis masa jabatannya apabila KDH meninggal dunia, berhenti, diberhentikan, atau tidak dapat melakukan kewajibannya selama 6 bulan secara terus menerus dalam masa jabatannya.

Kewajiban KDH dan wakil KDH:

1. Memegang teguh dan mengamalkan Pancasila, melaksanakan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 serta mempertahankan dan memelihara keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia.

2. Meningkatkan kesejahteraan rakyat.

3. Memelihara ketenteraman dan ketertiban masyarakat.

65

Instansi vertikal di daerah adalah perangkat departemen dan/atau lembaga pemerintah non departemen yang mengurus urusan pemerintahan yang tidak diserahkan kepada daerah dalam wilayah tertentu dalam rangka dekonsentrasi.

161 4. Melaksanakan kehidupan demokrasi66

5. Menaati dan menegakkan seluruh peraturan perundang-undangan. .

6. Menjaga etika dan norma dalam penyelenggaraan pemerintahan daerah.

7. Memajukan dan mengembangkan daya saing daerah.

8. Melaksanakan prinsip tata pemerintahan yang bersih dan baik. 9. Melaksanakan dan mempertanggungjawabkan pengelolaan

keuangan daerah.

10. Menjalin hubungan kerja dengan seluruh instansi vertikal di daerah dan semua perangkat daerah.

11. Menyampaikan rencana strategis penyelenggaraan pemerintahan daerah di hadapan Rapat Paripurna DPRD67

Selain mempunyai kewajiban tersebut di atas, KDH mempunyai kewajiban juga untuk memberikan laporan penyelenggaraan pemerintahan daerah kepada Pemerintah, dan memberikan laporan keterangan pertanggungjawaban kepada DPRD, serta menginformasikan

.

68

laporan penyelenggaraan pemerintahan daerah kepada masyarakat. Laporan penyelenggaraan pemerintahan daerah69

66

“Kehidupan demokrasi” dalam ketentuan ini antara lain penyerapan aspirasi, peningkatan partisipasi, serta menindaklanjuti pengaduan masyarakat.

67

Rapat Paripurna DPRD dalam ketentuan ini adalah rapat Paripurna yang diselenggarakan setelah 3 bulan terpilihnya pasangan calon KDH dan wakil KDH.

68

“Menginformasikan” dalam ketentuan ini dilakukan melalui media yang tersedia di daerah dan dapat diakses oleh publik sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

69

Ketentuan tentang laporan penyelenggaraan pemerintahan daerah ini tidak menutup adanya laporan lain baik atas kehendak KDH atau atas permintaan Pemerintah.

kepada Pemerintah disampaikan kepada Presiden melalui Menteri Dalam Negeri untuk Gubernur, dan kepada Menteri Dalam Negeri melalui Gubernur untuk Bupati/Walikota satu kali dalam satu tahun. Laporan tersebut digunakan Pemerintah sebagai dasar melakukan evaluasi penyelenggaraan pemerintahan daerah dan sebagai bahan pembinaan lebih lanjut sesuai dengan peraturan perundang-undangan. Pelaksanaan ketentuan tersebut diatur dalam Peraturan Pemerintah.

162

Larangan bagi KDH dan Wakil KDH:

1. Membuat keputusan yang secara khusus memberikan keuntungan bagi diri, anggota keluarga, kroni, golongan tertentu, atau kelompok politiknya yang bertentangan dengan peraturan perundang-undangan, merugikan kepentingan umum, dan meresahkan sekelompok masyarakat, atau mendiskriminasikan warga negara dan/atau golongan masyarakat lain.

2. Turut serta70

3. Melakukan pekerjaan lain yang memberikan keuntungan bagi dirinya, baik secara langsung maupun tidak langsung, yang berhubungan dengan daerah yang bersangkutan.

dalam suatu perusahaan, baik milik swasta maupun milik negara/daerah, atau dalam yayasan bidang apapun.

4. Melakukan korupsi, kolusi, nepotisme, dan menerima uang, barang dan/atau jasa dari pihak lain yang mempengaruhi keputusan atau tindakan yang akan dilakukannya.

5. Menjadi advokat atau kuasa hukum dalam suatu perkara di pengadilan selain “mewakili daerahnya di dalam dan di luar pengadilan, dan dapat menunjuk kuasa hukum untuk mewakilinya sesuai dengan peraturan perundang-undangan”.

6. Menyalah gunakan wewenang dan melanggar sumpah/janji jabatannya.

7. Merangkap jabatan sebagai pejabat negara lainnya, sebagai anggota DPRD sebagaimana yang ditetapkan dalam peraturan perundang-undangan.

KDH dan/atau wakil KDH berhenti karena:

1. Meninggal dunia. 2. Permintaan sendiri. 3. Diberhentikan.

70

163

KDH dan/atau wakil KDH diberhentikan karena:

1. Berakhir masa jabatannya dan telah dilantik pejabat yang baru. 2. Tidak dapat melaksanakan tugas secara berkelanjutan atau

berhalangan tetap71

3. Tidak lagi memenuhi syarat sebagai KDH dan/atau wakil KDH. secara berturut-turut selama 6 bulan.

4. Dinyatakan melanggar sumpah/janji jabatan KDH dan/atau wakil KDH.

5. Tidak melaksanakan kewajiban KDH dan/atau wakil KDH. 6. Melanggar larangan bagi KDH dan/atau wakil KDH.

Pemberhentian72

1. Pemberhentian KDH dan wakil KDH diusulkan kepada Presiden berdasarkan putusan Mahkamah Agung atas pendapat DPRD bahwa KDH dan/atau wakil KDH tidak lagi memenuhi syarat, melanggar sumpah/janji jabatan, tidak melaksanakan kewajiban dan/atau melanggar larangan.

KDH dan/atau wakil KDH diberitahukan oleh pimpinan DPRD untuk diputuskan dalam Rapat Paripurna dan diusulkan oleh pimpinan DPRD.

Pemberhentian KDH dan/atau wakil KDH dilaksanakan dengan ketentuan:

2. Pendapat DPRD diputuskan melalui Rapat Paripurna DPRD yang dihadiri oleh sekurang-kurangnya 3/4 dari jumlah anggota DPRD dan putusan diambil dengan persetujuan sekurang-kurangnya 2/3 dari jumlah anggota DPRD yang hadir.

3. Mahkamah Agung wajib memeriksa, mengadili, dan memutus pendapat DPRD tersebut paling lambat 30 hari setelah permintaan DPRD itu diterima Mahkamah Agung dan putusannya bersifat final.

71

Tidak dapat melaksanakan tugas secara berkelanjutan atau berhalangan tetap adalah menderita sakit yang mengakibatkan baik fisik maupun mental tidak berfungsi secara normal yang dibuktikan dengan surat keterangan dokter yang berwenang dan/atau tidak diketahui keberadaannya.

72

Pemberhentian tidak menghapuskan tanggung jawab yang bersangkutan selama memangku jabatannya.

164

4. Apabila Mahkamah Agung memutuskan bahwa KDH dan/atau wakil KDH terbukti melanggar sumpah/janji jabatan dan/atau tidak melaksanakan kewajiban, DPRD menyelenggarakan Rapat Paripurna DPRD yang dihadiri oleh sekurang-kurangnya 3/4 dari jumlah anggota DPRD dan putusan diambil dengan persetujuan sekurang-kurangnya 2/3 dari jumlah anggota DPRD yang hadir untuk memutuskan usul pemberhentian KDH dan/atau wakil KDH kepada Presiden.

5. Presiden wajib memproses usul pemberhentian KDH dan/atau wakil KDH tersebut paling lambat 30 hari sejak DPRD menyampaikan usul tersebut.

KDH dan/atau wakil KDH diberhentikan sementara oleh Presiden tanpa melalui usulan DPRD apabila dinyatakan melakukan tindak pidana kejahatan yang diancam dengan pidana penjara paling singkat 5 tahun atau lebih berdasarkan putusan pengadilan73 dan didakwa74

Dalam hal KDH dan/atau wakil KDH menghadapi krisis kepercayaan publik yang meluas

melakukan tindak pidana korupsi, tindak pidana terorisme, makar, dan/atau tindak pidana terhadap keamanan negara. KDH dan/atau wakil KDH juga dapat diberhentikan oleh Presiden tanpa melalui usulan DPRD apabila terbukti melakukan tindak pidana berdasarkan putusan pengadilan yang telah memperoleh kekuatan hukum tetap dan terbukti melakukan makar dan/atau perbuatan lain yang dapat memecah belah Negara Kesatuan Republik Indonesia yang dinyatakan dengan putusan pengadilan yang telah memperoleh kekuatan hukum tetap.

75

73

“Putusan pengadilan” dalam ketentuan ini adalah putusan pengadilan tingkat pertama atau pada pengadilan negeri.

74

“Didakwa” dalam ketentuan ini adalah berkas perkaranya telah dilimpahkan ke pengadilan dalam proses penuntutan.

75

“Krisis kepercayaan publik yang meluas” dalam ketentuan ini adalah suatu situasi kehidupan di masyarakat yang sudah mengganggu berjalannya penyelenggaraan fungsi-fungsi pemerintahan daerah.

karena dugaan melakukan tindak pidana dan melibatkan tanggung jawabnya, DPRD menggunakan hak angket untuk menanggapinya. Penggunaan hak angket dilaksanakan setelah mendapatkan persetujuan Rapat Paripurna DPRD yang

165

dihadiri oleh sekurang-kurangnya ¾ dari jumlah anggota DPRD dan putusan diambil dengan persetujuan sekurang-kurangnya 2/3 dari jumlah anggota DPRD yang hadir untuk melakukan penyelidikan terhadap KDH dan/atau wakil KDH. Dalam hal ditemukan bukti melakukan tindak pidana, DPRD menyerahkan proses penyelesaiannya kepada aparat penegak hukum sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

Apabila KDH dan/atau wakil KDH dinyatakan bersalah karena melakukan tindak pidana dengan ancaman pidana penjara paling singkat 5 tahun atau lebih berdasarkan putusan pengadilan yang belum memperoleh kekuatan hukum tetap, DPRD mengusulkan pemberhentian sementara dengan keputusan DPRD. Berdasarkan keputusan DPRD, Presiden menetapkan pemberhentian sementara KDH dan/atau wakil KDH. Begitu juga, bila KDH dan/atau wakil KDH dinyatakan bersalah berdasarkan putusan pengadilan yang telah memperoleh kekuatan hukum tetap, pimpinan DPRD mengusulkan pemberhentian berdasarkan keputusan Rapat Paripurna DPRD yang dihadiri oleh sekurang-kurangnya 3/4 dari jumlah anggota DPRD dan putusan diambil dengan persetujuan sekurang-kurangnya 2/3 dari jumlah anggota DPRD yang hadir. Berdasarkan keputusan DPRD, Presiden memberhentikan KDH dan/atau wakil KDH.

KDH dan/atau wakil KDH yang diberhentikan sementara setelah melalui proses peradilan ternyata terbukti tidak bersalah berdasarkan putusan pengadilan yang telah memperoleh kekuatan hukum tetap, paling lambat 30 hari Presiden telah merehabilitasikan dan mengaktifkan kembali KDH dan/atau wakil KDH yang bersangkutan sampai dengan akhir masa jabatannya. Sedangkan apabila KDH dan/atau wakil KDH tersebut telah berakhir masa jabatannya, Presiden merehabilitasi yang bersangkutan dan tidak mengaktifkannya kembali. Tugas dan kewajiban KDH yang diberhentikan sementara, dilaksanakan oleh wakil KDH sampai ada putusan pengadilan yang telah memperoleh kekuatan hukum tetap. Demikian juga sebaliknya, apabila wakil KDH diberhentikan sementara, tugas dan kewajiban wakil KDH dilaksanakan oleh KDH sampai dengan adanya putusan pengadilan yang telah memperoleh kekuatan hukum tetap. Sedangkan apabila KDH dan wakil KDH

166

diberhentikan sementara, Presiden menetapkan penjabat Gubernur atas usul Menteri Dalam Negeri atau penjabat Bupati/Walikota atas usul Gubernur dengan pertimbangan DPRD untuk melaksanakan tugas dan kewajibannya.

KDH yang diberhentikan berdasarkan putusan pengadilan yang telah memperoleh kekuatan hukum tetap, kedudukannya diganti oleh wakil KDH sampai berakhir masa jabatannya dan proses pelaksanaannya dilakukan berdasarkan keputusan Rapat Paripurna DPRD dan disahkan oleh Presiden. Kemudian kekosongan jabatan wakil KDH yang sisa masa jabatannya lebih dari 18 bulan, KDH mengusulkan 2 orang calon wakil KDH untuk dipilih oleh Rapat Paripurna DPRD berdasarkan usul partai politik atau gabungan partai politik yang pasangan calonnya terpilih dalam pemilihan KDH dan wakil KDH.

Apabila KDH dan wakil KDH berhenti atau diberhentikan secara bersamaan dalam masa jabatannya, Rapat Paripurna DPRD memutuskan dan menugaskan KPUD untuk menyelenggarakan pemilihan KDH dan wakil KDH paling lambat 6 bulan terhitung sejak ditetapkannya penjabat KDH. Sedangkan kekosongan jabatan KDH dan wakil KDH, dijabat sementara oleh sekretaris daerah untuk melaksanakan tugas sehari-hari KDH sampai dengan Presiden mengangkat penjabat KDH. Tata cara pengisian kekosongan, persyaratan dan masa jabatan penjabat diatur dalam Peraturan Pemerintah.

Tindakan Penyidikan terhadap KDH dan Wakil KDH

Tindakan penyelidikan dan penyidikan terhadap KDH dan/atau wakil KDH dilaksanakan setelah adanya persetujuan tertulis dari Presiden atas permintaan penyidik. Jika persetujuan tertulis tidak diberikan oleh Presiden dalam waktu paling lambat 60 hari terhitung sejak diterimanya permohonan, proses penyelidikan dan penyidikan76

76

Penyampaian permohonan penyelidikan dan penyidikan dimaksud disertai uraian jelas tentang tindak pidana yang diduga telah dilakukan.

167

dapat dilakukan. Namun, untuk tindakan penyidikan yang dilanjutkan dengan penahanan diperlukan persetujuan tertulis.

Tetapi ketentuan di atas tidak berlaku apabila KDH dan/atau wakil KDH tertangkap tangan melakukan tindak pidana kejahatan dan disangka telah melakukan tindak pidana kejahatan yang diancam dengan pidana mati, atau telah melakukan tindak pidana kejahatan terhadap keamanan negara. Tindakan penyidikan setelah dilakukan wajib dilaporkan kepada Presiden paling lambat dalam waktu 2 kali 24 jam.

Tugas Gubernur sebagai Wakil Pemerintah

Gubernur yang karena jabatannya berkedudukan juga sebagai wakil Pemerintah di wilayah provinsi77

1. Pembinaan dan pengawasan penyelenggaraan pemerintahan daerah kabupaten/kota.

yang bersangkutan. Dalam kedudukannya tersebut, Gubernur bertanggung jawab kepada Presiden. Gubernur dalam kedudukannya tersebut memiliki tugas dan wewenang:

2. Koordinasi penyelenggaraan urusan pemerintah di daerah provinsi dan kabupaten/kota.

3. Koordinasi pembinaan dan pengawasan penyelenggaraan tugas pembantuan di daerah provinsi dan kabupaten/kota.

Pendanaan tugas dan wewenang Gubernur dibebankan kepada APBN. Kedudukan keuangan Gubernur diatur dalam Peraturan Pemerintah. Tata cara pelaksanaan tugas dan wewenang Gubernur diatur dalam Peraturan Pemerintah.

77

“Wilayah provinsi” dalam ketentuan ini adalah wilayah administrasi yang menjadi wilayah kerja Gubernur.

168

DPRD

Ketentuan tentang DPRD sepanjang tidak diatur dalam UU 32/2004 berlaku ketentuan Undang-Undang tentang Susunan dan Kedudukan MPR, DPR, DPD, dan DPRD.

Kedudukan dan Fungsi

DPRD merupakan lembaga perwakilan rakyat daerah dan berkedudukan sebagai unsur penyelenggaraan pemerintahan daerah. DPRD memiliki fungsi legislasi, anggaran, dan pengawasan.

Tugas dan Wewenang DPRD:

1. Membentuk78

2. Membahas dan menyetujui rancangan Perda tentang APBD bersama dengan KDH.

Perda yang dibahas dengan KDH untuk mendapat persetujuan bersama.

3. Melaksanakan pengawasan terhadap pelaksanaan Perda dan peraturan perundang-undangan lainnya, peraturan KDH, APBD, kebijakan pemerintah daerah dalam melaksanakan program pembangunan daerah, dan kerja sama internasional di daerah. 4. Mengusulkan pengangkatan dan pemberhentian KDH/wakil KDH

kepada Presiden melalui Menteri Dalam Negeri bagi DPRD provinsi dan kepada Menteri Dalam Negeri melalui Gubernur bagi DPRD kabupaten/kota.

5. Memilih wakil KDH dalam hal terjadi kekosongan jabatan wakil KDH79

78

“Membentuk” dalam ketentuan ini adalah termasuk pengajuan Rancangan Perda sebagaimana diatur dalam Undang-undang Nomor 10 Tahun 2004.

79

“Kekosongan jabatan wakil KDH” dalam ketentuan ini adalah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 35 ayat (2) UU 32/2004.

169

6. Memberikan pendapat dan pertimbangan kepada pemerintah daerah terhadap rencana perjanjian internasional80

7. Memberikan persetujuan terhadap rencana kerja sama internasional

di daerah.

81

8. Meminta laporan keterangan pertanggungjawaban yang dilakukan oleh pemerintah daerah.

82

9. Membentuk panitia pengawas pemilihan KDH.

KDH dalam penyelenggaraan pemerintahan daerah.

10. Melakukan pengawasan dan meminta laporan KPUD dalam penyelenggaraan pemilihan KDH.

11. Memberikan persetujuan terhadap rencana kerja sama antardaerah dan dengan pihak ketiga yang membebani masyarakat dan daerah. Selain tugas dan wewenang83

1. Interpelasi

tersebut, DPRD melaksanakan tugas dan wewenang lain yang diatur dalam peraturan perundang-undangan.

Hak DPRD:

84

80

”Perjanjian internasional” dalam ketentuan ini adalah perjanjian antar Pemerintah dengan pihak luar negeri yang terkait dengan kepentingan daerah.

81

”Kerja sama internasional” dalam ketentuan ini adalah kerjasama daerah dengan pihak luar negeri yang meliputi kerjasama Kabupaten/Kota ”kembar”, kerjasama teknik termasuk bantuan kemanusiaan, kerjasama penerusan pinjaman/hibah, kerjasama penyertaan modal dan kerjasama lainnya sesuai dengan peraturan perundangan

82

”Laporan keterangan pertanggungjawaban” dalam ketentuan ini adalah laporan yang disampaikan oleh KDH setiap tahun dalam sidang Paripurna DPRD yang berkaitan dengan penyelenggaraan tugas otonomi dan tugas pembantuan.

83

”Tugas dan wewenang” sebagaimana yang diatur pada ayat (2) antara lain Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara dan Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan Negara.

.

84

“Hak Interpelasi” dalam ketentuan ini adalah hak DPRD untuk meminta keterangan kepada KDH mengenai kebijakan pemerintah daerah yang

170 2. Angket

3. Menyatakan pendapat86

Pelaksanaan hak angket dilakukan setelah diajukan hak interpelasi dan mendapatkan persetujuan dari Rapat Paripurna DPRD yang dihadiri sekurang-kurangnya 3/4 dari jumlah anggota DPRD dan putusan diambil dengan persetujuan sekurang-kurangnya 2/3 dari jumlah anggota DPRD yang hadir. Dalam menggunakan hak angket dibentuk panitia angket yang terdiri atas semua unsur fraksi DPRD yang bekerja dalam waktu paling lama 60 hari telah menyampaikan hasil kerjanya kepada DPRD. Dalam melaksanakan tugasnya, panitia angket dapat memanggil, mendengar, dan memeriksa seseorang yang dianggap mengetahui atau patut mengetahui masalah yang sedang diselidiki serta untuk meminta menunjukkan surat atau dokumen yang berkaitan dengan hal yang sedang diselidiki. Setiap orang yang dipanggil, didengar, dan diperiksa wajib memenuhi panggilan panitia angket kecuali ada alasan yang sah menurut peraturan perundang-undangan. Dalam hal telah dipanggil dengan patut secara berturut-turut tidak memenuhi panggilan, panitia angket dapat memanggil secara paksa dengan bantuan Kepolisian Negara Republik Indonesia sesuai dengan peraturan perundang-undangan. Seluruh hasil kerja panitia angket bersifat rahasia. Tata cara penggunaan hak interpelasi, hak angket, dan hak menyatakan pendapat diatur dalam Peraturan Tata Tertib DPRD yang berpedoman pada peraturan perundang-undangan.

.

penting dan strategis yang berdampak luas pada kehidupan masyarakat, daerah dan negara.

85

“Hak Angket” dalam ketentuan ini adalah pelaksanaan fungsi pengawasan DPRD untuk melakukan penyelidikan terhadap suatu kebijakan tertentu KDH yang penting dan strategis serta berdampak luas pada kehidupan masyarakat, daerah dan negara yang di duga bertentangan dengan peraturan perundang-undangan.

86

“Hak menyatakan pendapat” dalam ketentuan ini adalah hak DPRD untuk menyatakan pendapat terhadap kebijakan KDH atau mengenai kejadian luar biasa yang terjadi di daerah disertai dengan rekomendasi penyelesaiannya atau sebagai tindak lanjut pelaksanaan hak interpelasi dan hak angket.

171

Hak Anggota DPRD:

1. Mengajukan rancangan Perda. 2. Mengajukan pertanyaan.

3. Menyampaikan usul dan pendapat. 4. Memilih dan dipilih.

5. Membela diri. 6. Imunitas. 7. Protokoler.

8. Keuangan dan administratif.

Kewajiban Anggota DPRD:

1. Mengamalkan Pancasila, melaksanakan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, dan menaati segala peraturan perundang-undangan.

2. Melaksanakan kehidupan demokrasi dalam penyelenggaraan pemerintahan daerah.

3. Mempertahankan dan memelihara kerukunan nasional serta keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia.

4. Memperjuangkan peningkatan kesejahteraan rakyat di daerah. 5. Menyerap, menampung, menghimpun, dan menindaklanjuti

aspirasi masyarakat.

6. Mendahulukan kepentingan negara di atas kepentingan pribadi, kelompok, dan golongan.

7. Memberikan pertanggungjawaban atas tugas dan kinerjanya selaku anggota DPRD sebagai wujud tanggung jawab moral dan politis terhadap daerah pemilihannya.

8. Menaati Peraturan Tata Tertib, Kode Etik, dan sumpah/janji anggota DPRD.

9. Menjaga norma dan etika dalam hubungan kerja dengan lembaga yang terkait.

Alat Kelengkapan DPRD

1. Pimpinan. 2. Komisi.

172 3. Panitia musyawarah.

4. Panitia anggaran. 5. Badan Kehormatan

6. Alat kelengkapan lain yang diperlukan.

Pembentukan, susunan, tugas, dan wewenang alat kelengkapan diatur dalam Peraturan Tata Tertib DPRD dengan berpedoman pada peraturan perundang-undangan.

Badan Kehormatan DPRD dibentuk dan ditetapkan dengan keputusan DPRD. Pimpinan Badan Kehormatan DPRD terdiri atas seorang Ketua dan seorang Wakil Ketua yang dipilih dari dan oleh anggota Badan Kehormatan. Badan Kehormatan dibantu oleh sebuah sekretariat yang secara fungsional dilaksanakan oleh Sekretariat DPRD.

Anggota Badan Kehormatan DPRD dipilih dari dan oleh anggota DPRD dengan ketentuan:

1. Untuk DPRD kabupaten/kota yang beranggotakan sampai dengan 34 berjumlah 3 orang, dan untuk DPRD yang beranggotakan 35 sampai dengan 45 berjumlah 5 orang.

2. Untuk DPRD provinsi yang beranggotakan sampai dengan 74 berjumlah 5 orang, dan untuk DPRD yang beranggotakan 75 sampai dengan 100 berjumlah 7 orang.

Tugas Badan Kehormatan:

1. Mengamati, mengevaluasi disiplin, etika, dan moral para anggota DPRD dalam rangka menjaga martabat dan kehormatan sesuai dengan Kode Etik DPRD.

2. Meneliti dugaan pelanggaran yang dilakukan anggota DPRD terhadap Peraturan Tata Tertib dan Kode Etik DPRD serta sumpah/janji.

3. Melakukan penyelidikan, verifikasi, dan klarifikasi atas pengaduan Pimpinan DPRD, masyarakat dan/atau pemilih.

173

4. Menyampaikan kesimpulan atas hasil penyelidikan, verifikasi, dan klarifikasi sebagai rekomendasi untuk ditindaklanjuti 87 oleh DPRD.

DPRD wajib menyusun kode etik untuk menjaga martabat dan kehormatan anggota DPRD 88

1. Pengertian kode etik.

dalam menjalankan tugas dan wewenangnya. Kode etik sekurang-kurangnya meliputi:

2. Tujuan kode etik.

3. Pengaturan sikap, tata kerja, dan tata hubungan antarpenyelenggara pemerintahan daerah dan antaranggota serta antara anggota DPRD dan pihak lain.

4. Hal yang baik dan sepantasnya dilakukan oleh anggota DPRD. 5. Etika dalam penyampaian pendapat, tanggapan, jawaban,

sanggahan.

6. Sanksi dan rehabilitasi.

Setiap anggota DPRD wajib berhimpun dalam fraksi. Jumlah anggota setiap fraksi sekurang-kurangnya sama dengan jumlah komisi89 di DPRD. Anggota DPRD dari satu partai politik yang tidak memenuhi syarat untuk membentuk satu fraksi, wajib bergabung

Dalam dokumen Sistem Pemerintahan Dan Pembangunan Daerah (Halaman 168-184)