• Tidak ada hasil yang ditemukan

TENTANG PEMERINTAHAN DAERAH

Dalam dokumen RNPK 2015 PAPARAN MENDAGRI 1 (Halaman 59-72)

Kebijakan (Transisional) Penyelenggaraan Urusan Pemerintahan (Khusus Pengelolaan Pendidikan Menengah)

setelah ditetapkannya

Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 Tentang Pemerintahan Daerah Dengan telah ditetapkannya Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah terjadi beberapa perubahan mendasar terkait dengan penyelenggaraan urusan pemerintahan di daerah :

1. Pasal 404 Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 menyatakan bahwa serah terima personel, pendanaan, sarana dan prasarana, serta dokumen (P3D) sebagai akibat pembagian urusan pemerintahan antara Pemerintah Pusat, daerah provinsi dan daerah kabupaten/kota yang diatur berdasarkan Undang-Undang ini dilakukan paling lama 2 (dua) tahun terhitung sejak Undang-Undang ini diundangkan.

2. Dengan memperhatikan ketentuan Pasal 404 diatas, siklus anggaran dalam APBN dan APBD, serta untuk menghindari stagnasi penyelenggaraan pemerintahan daerah yang berakibat terhentinya pelayanan kepada masyarakat, maka penyelenggaraan urusan pemerintahan konkuren yang bersifat pelayanan kepada masyarakat luas dan masif, yang pelaksanaannya tidak dapat ditunda dan tidak dapat dilaksanakan tanpa dukungan P3D, tetap dilaksanakan oleh tingkatan/susunan pemerintahan yang saat ini menyelenggarakan urusan pemerintahan konkuren tersebut sampai dengan diserahkannya P3D. 60

KEMENTERIAN DALAM NEGERI

3. Urusan pemerintahan konkuren meliputi penyelenggaraan sub urusan: a. pengelolaan pendidikan menengah;

b. pengelolaan terminal penumpang tipe A dan tipe B; c. pelaksanaan rehabilitasi di luar kawasan hutan negara;

d. pelaksanaan perlindungan hutan di hutan lindung dan hutan produksi;

e. pemberdayaan masyarakat di bidang kehutanan; f. pelaksanaan penyuluhan kehutanan provinsi;

g. pelaksanaan metrologi legal berupa tera, tera ulang dan pengawasan; h. pengelolaan tenaga penyuluh KB/petugas lapangan KB

(PKB/PLKB);

i. pengelolaan tenaga pengawas ketenagakerjaan;

j. penyelenggaraan penyuluhan perikanan nasional; dan

k. penyediaan dana untuk kelompok masyarakat tidak mampu, pembangunan sarana penyediaan tenaga listrik belum berkembang, daerah terpencil dan perdesaan.

KEMENTERIAN DALAM NEGERI

4. Penyelenggaraan urusan pemerintahan konkuren di luar urusan pemerintahan sebagaimana dimaksud pada angka 1 dilaksanakan oleh susunan/tingkatan pemerintahan sesuai dengan pembagian urusan pemerintahan sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014.

5. Masa transisi pengalihan urusan pemerintahan dimaksud hingga Oktober tahun 2016 sesuai batas waktu serah terima P3D yang diatur dalam pasal 404 UU No. 23/2014 sampai dapat diterbitkannya turunan berupa PP/produk perundangan lainnya selambat-lambatnya 2 tahun terhitung sejak diberlakukannya UU No. 23/2014.

6. Dengan demikian Kebijakan APBD TA 2015 terkait dengan urusan pengelolaan pendidikan menengah tidak ada yang berubah (As It Is). Begitu juga halnya dengan TA 2016.

7. Penataan/perubahan perangkat daerah untuk melaksanakan urusan pemerintahan konkuren hanya dapat dilakukan setelah ditetapkannya hasil pemetaan urusan pemerintahan sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014.

KEMENTERIAN DALAM NEGERI

8. Untuk itu Gubernur, bupati dan walikota :

 Menyelesaikan secara seksama inventarisasi P3D antar tingkatan /susunan pemerintahan sebagai akibat pengalihan urusan pemerintahan konkuren paling lambat tanggal 31 Maret 2016 dan serah terima personel, sarana dan prasarana serta dokumen (P2D) paling lambat tanggal 2 Oktober 2016.

 Hasil inventarisasi P3D tersebut menjadi dokumen dan dasar penyusunan RKPD, KUA/PPAS dan Rancangan Peraturan Daerah tentang APBD Provinsi / Kabupaten/Kota TA 2017.

 Gubernur, bupati/walikota segera berkoordinasi terkait dengan pengalihan urusan pemerintahan konkuren.

 Melakukan koordinasi dengan kementerian/lembaga terkait yang membidangi masing-masing urusan pemerintahan dan dapat difasilitasi oleh Kementerian Dalam Negeri;

 Melakukan koordinasi dengan pimpinan DPRD masing-masing; dan Melaporkan pelaksanaan Surat Edaran ini kepada Menteri Dalam Negeri pada kesempatan pertama.

9. Kesimpulan :

 Prinsip penganggaran, pelaksanaan, penatausahaan, akuntansi dan pelaporan pada APBD TA 2016 terkait dengan pengelolaan pendidikan menengah tidak dikenal dengan istilah “cut off” pada posisi 2 Oktober 2016 sebagai akibat pemberlakuan Pasal 404 UU No. 23 Tahun 2014. Dengan argumen bahwa DAU, DAK dan Dana Transfer Lainnya (Tunj. Profesi Guru PNSD, Tamb. Penghasilan Guru PNSD) pada tahun dimaksud tidak dapat dilakukan pengalihan/pemotongan begitu saja dari semula kewenangan Kab/Kota (belanja 9 bulan) beralih kepada Pemerintah Provinsi (belanja 3 bulan). Dimana terhadap alokasi anggaran dimaksud telah ditetapkan dengan UU APBN maupun Perpres.

 Dengan demikian beralihnya kewenangan dan penganggaran dari Kab/Kota dalam urusan pengelolaan pendidikan menengah kepada Provinsi berlaku efektif terhitung sejak 1 Januari 2017.

KEMENTERIAN DALAM NEGERI

 Rancangan Permendagri Ttg Pedoman penyusunan APBD TA 2016 terkait dengan pengelolaan pendidikan menengah yang sedang disiapkan oleh Menteri Dalam Negeri terbit selambat-lambatnya April atau Mei 2015. Perlu dipertimbangkan oleh Kemendikbud kebijakan pendidikan menengah yang diacu pada RPJMN 2015-2019 untuk dapat diakomodasi dalam Pedoman dimaksud.

 Pedoman penyusunan APBD TA 2017 terkait dengan pengelolaan pendidikan menengah yang disiapkan oleh Menteri Dalam Negeri selambat-lambatnya April atau Mei 2016 sudah dalam bentuk implementasi kebijakan alokasi anggaran pendidikan menengah yang menjadi kewenangan Pemerintah Provinsi untuk TA 2017 pada APBD. Dengan catatan bahwa daerah telah dapat menyelesaikan secara seksama inventarisasi P3D antar tingkatan/susunan pemerintahan sebagai akibat pengalihan urusan pemerintahan konkuren paling lambat tanggal 31 Maret 2016 dan serah terima personel, sarana dan prasarana serta dokumen (P2D) paling lambat tanggal 2 Oktober 2016.

LAMPIRAN

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA

NOMOR 23 TAHUN 2014 TENTANG PEMERINTAHAN DAERAH PEMBAGIAN URUSAN PEMERINTAHAN KONKUREN ANTARA PEMERINTAH PUSAT

DAN DAERAH PROVINSI DAN DAERAH KABUPATEN/KOTA

I. MATRIKS PEMBAGIAN URUSAN PEMERINTAHAN KONKUREN ANTARA PEMERINTAH PUSAT DAN DAERAH PROVINSI DAN DAERAH KABUPATEN/KOTA

A. PEMBAGIAN URUSAN PEMERINTAHAN BIDANG PENDIDIKAN

NO SUB

URUSAN

PEMERINTAH PUSAT DAERAH

PROVINSI DAERAH KABUPATEN/KOTA 1 2 3 4 5 1 Manajemen Pendidikan. a. Penetapan standar nasional pendidikan. b. Pengelolaan pendidikan tinggi a. Pengelolaan pendidikan menengah. b. Pengelolaan pendidikan khusus. a. Pengelolaan pendidikan dasar. b. Pengelolaan pendidikan anak usia dini dan pendidikan non-formal

KEMENTERIAN DALAM NEGERI

KEMENTERIAN DALAM NEGERI NO SUB URUSAN PEMERINTAH PUSAT DAERAH PROVINSI DAERAH KABUPATEN/KO TA 1 2 3 4 5

2 Kurikulum. Penetapan kurikulum nasional pendidikan menengah,

pendidikan dasar, pendidikan anak usia dini, dan pendidikan nonformal. Penetapan kurikulum muatan lokal pendidikan menengah dan muatan lokal pendidikan khusus. Penetapan kurikulum muatan lokal pendidikan dasar, pendidikan anak usia dini, dan pendidikan non formal.

3 Akreditasi. Akreditasi perguruan tinggi, pendidikan menengah, pendidikan dasar, pendidikan anak usia dini, dan

pendidikan nonformal.

---

KEMENTERIAN DALAM NEGERI NO SUB URUSAN PEMERINTAH PUSAT DAERAH PROVINSI DAERAH KABUPATEN/ KOTA 1 2 3 4 5 4 Pendidik dan Tenaga Kependidika n a. Pengendalian formasi pendidik, pemindahan pendidik,dan pengembangan karier pendidik. b. Pemindahan

pendidik dan tenaga kependidikan lintas Daerah provinsi. Pemindahan pendidik dan tenaga kependidikan lintas Daerah kabupaten/kota dalam 1 (satu) Daerah provinsi. Pemindahan

pendidik dan tenaga kependidikan dalam Daerah

kabupaten/kota.

Lanjutan…

69

NO SUB URUSAN PEMERINTAH PUSAT

DAERAH PROVINSI DAERAH KABUPATEN/KOTA 1 2 3 4 5 5 Perizinan Pendidikan. a. Penerbitan izin perguruan tinggi swasta yang diselenggarakan oleh masyarakat. b. Penerbitan izin penyelenggaraan satuan pendidikan asing. a. Penerbitan izin pendidikan menengah yang diselenggarakan oleh masyarakat. b. Penerbitan izin

pendidikan khusus yang diselenggarakan oleh masyarakat.

a. Penerbitan

izin pendidikan dasar yang

diselenggarakan oleh masyarakat.

b. Penerbitan izin pendidikan anak usia dini dan pendidikan non formal yang diselenggarakan oleh masyarakat 6 Bahasa dan Sastra. Pembinaan

bahasa dan sastra Indonesia.

Pembinaan bahasa dan sastra yang penuturnya lintas Daerah

kabupaten/kota dalam 1 (satu) Daerah provinsi.

Pembinaan bahasa dan sastra yang penuturnya dalam Daerah

kabupaten/kota.

Lanjutan

LOGO

No Sub

Urusan Pemerintah Pusat Daerah Provinsi Daerah Kab/Kota

1. Kebudayaa n

a. Pengelolaan kebudayaan yang masyarakat

pelakunya lintas Daerah Provinsi. a. Pengelolaan kebudayaan yang masyarakat pelakunya lintas Daerah kabupaten/kota dalam 1 (satu) Daerah provinsi.

a. Pengelolaan kebudayaan yang masyarakat

pelakunya dalam Daerah kabupaten/kota

b. Perlindungan Hak Kekayaan Intelektual (HKI) komunal di bidang kebudayaan.

b. Pelestarian tradisi yang masyarakat penganutnya lintas Daerah

kabupaten/kota dalam 1 (satu) Daerah provinsi.

b. Pelestarian tradisi yang masyarakat penganutnya dalam

Daerahkabupaten/kota.

c. Pelestarian tradisi yang masyarakat penganutnya lintas Daerah provinsi.

c. Pembinaan lembaga adat yang penganutnya lintas Daerah

kabupaten/kota dalam 1 (satu) Daerah provinsi

c. Pembinaan lembaga adat yang penganutnya dalam Daerah kabupaten/kota.

d. Pembinaan lembaga kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa

LOGO

No Sub Urusan Pemerintah Pusat Daerah Provinsi Daerah Kab/Kota 2. Perfilman

Nasional

Pembinaan perfilman nasional

---

---3. Kesenian Tradisiona

Pembinaan kesenian yang masyarakat pelakunya lintas Daerah provinsi.

Pembinaan kesenian yang masyarakat pelakunya lintas Daerah kabupaten/kota

Pembinaan kesenian yang masyarakat pelakunya dalam Daerah kabupaten/kota

4. Sejarah Pembinaan sejarah nasional Pembinaan sejarah lokal provinsi Pembinaan sejarah lokal kabupaten/kota

5. Cagar Budaya a. Registrasi nasional cagar budaya

b. Penetapan cagar budaya peringkat nasional

c. Pengelolaan cagar budaya peringkat nasional

d. Penerbitan izin membawa cagar budaya ke luar negeri

a. Penetapan cagar budaya peringkat provinsi

b. Pengelolaan cagar budaya Peringkat provinsi

c. Penerbitan izin membawa cagar budaya ke luar Daerah provinsi

a. Penetapan cagar budaya peringkat Kabupaten/Kota b. Pengelolaan cagar budaya Peringkat Kabupaten/Kota c. Penerbitan izin membawa

cagar budaya ke luar Daerah Kabupaten/Kota dalam 1 (satu) Daerah Provinsi

6. Permuseuman a. Penerbitan register museum b. Pengelolaan museum

nasional

Pengelolaan museum provinsi Pengelolaan museum kabupaten/kota

7. Warisan Budaya Pengelolaan warisan budaya nasional dan dunia

Dalam dokumen RNPK 2015 PAPARAN MENDAGRI 1 (Halaman 59-72)

Dokumen terkait