• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV PEMBAHASAN

4.2 Hubungan Psikolinguistik Behaviorisme Skinner dengan Urutan

4.2.2 Pemerolehan Kosakata Dasar Anak Usia Empat Tahun

Anak usia empat tahun sudah lebih aktif dalam berkomunikasi dengan orang disekitarnya dan mampu dengan berani mengajukan pernyataan-pernyataan yang mungkin tidak ia mengerti. Pengucapan kosa kata anak usia empat tahun juga sudah lebih baik dibanding anak anak usia tiga tahun.

Naysila berumur empat tahun. Naysila memiliki badan yang sehat dan tergolong anak yang ceria, tidak malu atau takut terhadap orang asing, mudah akrab dengan siapa saja. Keingintahuaannya yang tinggi merupakan faktor utama ia memeroleh kosa kata baru. Ketika peneliti datang pertama kali, sudah menunjukkan sikap keingintahuannya dengan bertanya kepada gurunya terlebih dahulu, walaupun awalnya Nampak seperti malu-malu akhirnya cepat akrab dengan peneliti. Berikut kasus Naysila tentang pemerolehan bahasanya:

1. Mampu merspon dan menjawab pertanyaan-pertanyaan yang diberikan dengan baik.

2. Sangat rentan untuk mengikuti sesuatu yang dilihatnya, baik itu ucapan langsung ataupun audio visual yang sering dilihatnya di televisi.

3. Mampu mengucapkan kalimat sederhana. 4. Pemerolehan kosa kata sangat baik. 5. Pemerolehan kata benda lebih banyak.

6. Mampu mengucapkan tempat tinggal, kata kekerabatan, dan mampu mengucapkan tiga kosa kata secara langsung.

7. Mampu mengenal warna, dan gambar dengan baik.

Selain Putri dan Naysila di dalam penelitian ini juga dibandingkan dengan Dila. Dila seorang anak perempuan berumur empat tahun. Dila anak perempuan yang cukup aktif, ramah, ceria, dan sedikit pemalu akan tetapi dengan cepat ia akrab dengan peneliti dan juga cerewet atau banyak bicara. Awalnya kosa kata yang dikeluarkan sedikit bahkan tidak terdengar karena ia sedikit tegang bertemu dengan orang yang baru dikenalnya akan tetapi lama kelamaan ia mulai terbiasa dan banyak bercerita mengenai apa yang ia suka, bahkan sesekali bersama teman-temannya ia menyanyikan lagu yang sangat disukai. Berikut kasus Dila tentang pemerolehan bahasanya:

1. Mampu merespon dengan baik.

2. Kosa kata yang banyak diperoleh adalah kata benda. 3. Mampu menggunakan kalimat sederhana.

4. Mampu mengenal warna dan gambar dengan baik. 5. Perkembangan bahasa sangat baik, dan aktif dikelas.

6. Mampu mengingat, dan mengikuti gaya bicara dari acara televisi yang ia gemari. (dalam tahap pemerolehan ini, Dila sedang mengalami proses performansi, yaitu pross penerbitan atau penghasilan kalimat).

Bila dilihat dari Psikolinguistik Behaviorisme Skinner, anak usia 3−4 tahun yaitu,Putri, Naysila dan Dila rata-rata memeroleh kosa kata benda yang lebih banyak dibanding dengan kata kerabat, kata kerja, kata bilangan, dan kata nama– nama bagian tubuh. Hal ini terjadi bukan karena penguasaan kaidah gramatikal yang baik, tetapi anak dibentuk secara langsung oleh faktor lingkungannya. Stimulus (rangsangan) berupa kosa kata dasar yang diberikan kepada anak menjadi ingatan jangka panjang dan setiap kali mendengar stimulus kosa kata dasar tersebut akan direspon anak dengan baik. Selain karena lingkungan anak telah diberikan imbalan berupa kata–kata manis, seperti bagus,pintar, kamu hebat, maka anak selalu merespon dengan baik pula. Hal ini sekaligus menjawab permasalahan nomor dua.

Dalam psikolinguistik Behaviorisme, pengaruh lingkungan sangat menentukan proses berkembangnya kosa kata dasar anak usia 3−4 tahun. Putri, Naysila dan Dila berasal dari latar belakang keluarga yang berbeda dan perlakuan yang berbeda setiap hari dari lingkungannya. Anak yang selalu didampingi oleh keluarganya, terutama kedua orang tuanya akan lebih cepat berkembang proses pemerolehan bahasanya. Bukan hanya lingkungan keluarga, tetapi tempat bermain dan belajar anak juga sangat berpengaruh dalam proses pemerolehan kosa kata dasar anak.

Dari hasil percakapanantara peneliti dengan anak usia 3–4 tahun yaitu, Dila, Naysila, dan Putri sudah dapat membuktikan bahwa Penerapan teori Behaviorisme Skinner ini didasarkan oleh adanya rangsangan (stimulus) kemudian diikuti oleh reaksi (respon). Bila rangsangan menghasilkan reaksi yang benar, maka akan diberi hadiah atau imbalan (reinforcement) yang menyenangkan dan kemungkinan rangsangan itu akan dilakukan berulang-ulang itu terjadi pada Dila, Sila, dan Putri, karena mengetahui akan diberikan hadiah oleh peneliti Naysila, Putri, dan Dila mau menyanyi, dan memberi respon yang baik.

Dari data di atas Putri paling sedikit mengalami pemerolehan kosakata dasar, hal ini disebabkan terutama oleh faktor usia. Putri yang masih berusia tiga tahun belum sepenuhnya mampu merespon hal yang ada disekitarnya. Bahkan, kosakata putri belum sempurna pengucapannya. Selain itu, Putri juga berasal dari keluarga yang kedua orang tuanya bekerja dan jarang berada di rumah, sehingga menyebabkan Putri jarang berkomunikasi dengan ayah dan ibunya.. Putri lebih sering diurus oleh kakeknya..

Naysila dan Dila memiliki usia yang sama, tetapi mereka berasal dari keluarga dan lingkungan yang berbeda. Naysila dan Dila memiliki kosa kata dasar yang lebih berkembang dibanding dengan Putri. Faktor media sosial, seperti televisi sangat memengaruhi proses pemerolehan kosa kata Naysila dan Dila. Beberapa kosa kata yang mampu diucapkan oleh Naysila dan Dila berasal dari media televisi, seperti wakwau, cibi, cibi sangat mudah untuk ditiru.

Hal ini membuktikan bahwa proses pemerolehan bahasa seorang anak sangat dipengaruhi oleh lingkungan. Rangsangan positif yang diberikan kepada

anak dan diterima oleh anak akan direspon positif, juga dapat menambah motivasi anak untuk menghasilkan kosa katanya.

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan

Urutan pemerolehan kosa kata dasar bahasa Indonesia dalam bahasa lisan anak usia 3−4 tahun dimulai dari kosa kata dasar kekerabatan yang berjumlah tujuh kata, kemudian dilanjutkan dengan kosa kata dasar pada kata kerja yang berjumlah sembilan belas, selanjutnya kosa kata dasar pada kata benda yang berjumlah dua puluh enam, jumlah kosa kata dasar pada kata bilangan berjumlah dua puluh dua, dan jumlah kosa kata dasar pada bagian tubuh berjumlah dua puluh. Jadi, urutan pemerolehan kosa kata dasar bahasa Indonesia dalam bahasa lisan anak usia 3—4 tahun kajian psikolungistik adalah kata benda > kata bilangan > katabagian tubuh > kata kerja > kata kerabat.

Hubungan Psikolinguistik Behaviorisme BF. Skinner dengan urutan pemerolehan kosa kata dasar anak usia 3−4 tahun ,sangat dipengaruhi oleh masukan yang diterima anak. Dalam hal ini yang berperan penting adalah masukan dari lingkungan anak. Masukan yang diterima anak dari lingkungan sekitarnya memengaruhi jumlah kosa kata yang dapat dikuasai anak-anak usia 3−4 tahun tersebut. Lingkungan sekolah tempat anak dididik juga memberikan dampak yang besar bagi anak dalam memahami pemerolehan kosa kata yang diterimanya. Rangsangan-rangsangan yang diterima anak, seperti pujian, senyuman, dan hadiah yang diberikan mampu menyenangkan perasaan anak sehingga pemerolehan kosa kata dasar anak dapat berkembang dengan baik.

5.2 Saran

Peneliti berharap penelitian tentang pemerolehan bahasa dalam bahasa Indonesia terus ditingkatkan karena masih banyak hal yang perlu dikembangkan, seperti pemerolehan psikopragmatik, kalimat kompleks, semantik pragmatik, dan pemerolehan makna gramatikal.

Pemerolehan bahasa lisan pada anak usia 3-4 tahun sangat penting dikembangkan dengan stimulus terbentuk bahasa yang santun dari orang dewasa agar dapat direspon dengan bahasa yang santun juga dari anak. Pujian, sanjungan, dan hadiah diberikan kepada anak agar psikologi anak dapat tumbuh, dan berkembang sesuai dengan kognitifnya.

DAFTAR PUSTAKA

Chaer, Abdul. 1994. Linguistik Umum. Jakarta: Rineka Cipta.

Chaer, Abdul. 2003. Psikolinguistik Kajian Teoritik. Jakarta: Rineka Cipta.

Dardjowidjojo, Soenjono. 2003. Psikolinguistik Pengantar Suatu Pemahaman

Bahasa Manusia. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia.

Gustianingsih, 2002. “Pemerolehan Kalimat Majemuk Bahasa Indonesia Pada

Anak Usia Taman Kanak-Kanak”. Tesis. Medan : Program Pasca Sarjana

USU.

Kridaklaksana, Harimurti. 2008. Kamus Linguistik. Jakarta: Gramedia

Lumban Raja, Novelina. 2010. “Urutan Pemerolehan Leksikal Nomina Bahasa Angkola anak usia 3 – 4 tahun, Analisis Psikolingustik” Skripsi. Medan: Fakultas Sastra Universitas Sumater Utara.

Pateda, Mansoer. 2008. Semantik Leksikal (Edisi Kedua). Jakarta: Rineka Cipta

Pramuniati, Isda. 2008. Urutan Pemerolehan Klausa Relatif Bahasa Perancis Oleh Pembelajar Bahasa Perancis FBS-Universitas Negeri Medan.Tesis. Medan: Program Pasca Sarjana USU.

Sudaryanto. 1993. Metode dan Aneka Teknik Analisis Bahasa. Yogyakarta: Duta

Wacana University Press..

Sudaryanto. 1993. Metode dan Aneka Teknik Analisis Bahasa. Yogyakarta: Duta

Wacana University Press.

Simanjuntak, Mangantar. 2009.Pengantar Neuropsikolinguistik. Medan : Perpustakaan Nasional Republik Indonesia.

Tarigan, Henry Guntur. 1984. Psikolinguistik. Bandung: Angkasa.

Tarigan, Henry Guntur. 1987. Pengajaran Pemerolehan Bahasa. Bandung:

Angkasa.

Internet

Dinas Pendidikan. Pemerolehan-Bahasa-Usia-Tiga-Tahun dalam-

Lingkungan-Keluarga (Online) bahasa-usia-tiga-tahundalam-lingkungan-keluarga/ diakses 9 Oktober 2014

LAMPIRAN

Subjek Penelitian

1. Nama : Syaqila Putri Hidayah Nama Panggilan : Putri

Tempat/tanggal lahir : Medan, 30 Juni 2011 Jenis Kelamin : Perempuan

2. Nama : Naysilla Hidayah Nama Panggilan : Sila

Tempat/tanggal lahir : Medan, 28 Oktober 2010 Jenis Kelamin : Perempuan

3. Nama : Dila Shakila Nama Panggilan : Dila

Tempat/tanggal lahir : Medan, 03 Oktober 2010 Jenis Kelamin : Perempuan

Dokumen terkait