DESKRIPSI PEMIKIRAN AL-HABIB ABDULLAH BIN ALWI BIN MUHAMMAD AL-HADDAD TENTANG NILAI-NILAI PENDIDIKAN
A. Pemikiran Al-Habib Abdullah bin Alwi bin Muhammad Al-Haddad tentang Nilai-nilai Pendidikan Akhlak dalam Kitab Risalatul
A. Pemikiran Al-Habib Abdullah bin Alwi bin Muhammad Al-Haddad tentang Nilai-nilai Pendidikan Akhlak dalam Kitab Risalatul
Mu’awanah
Salah satu karya monumental Al-Habib Abdullah Al-Haddad yang berbicara tentang pendidikan akhlak secara mendalam adalah kitab
Risalatul Mu’awanah. Karakteristik pemikiran pendidikan akhlak Al-Habib Abdullah dalam kitab tersebut dapat digolongkan dalam corak praktis yang tetap berpegang teguh pada Al-Qur‟an dan Hadis.
Kecenderungan pemikiran yang menonjol dari Al-Habib Abdullah dalam kitab Risalatul Mu’awanah adalah mengetengahkan nilai-nilai etis yang bernafaskan sufistik. Kecenderungan ini dapat terbaca dalam gagasan-gagasannya, misalnya keutamaan menguatkan keyakinan. Menurut Al-Habib Abdullah, menguatkan keyakinan hukumnya adalah wajib, karena akhlak yang mulia dapat terwujud jika seseorang itu keyakinannya kuat. Pendapatnya ini juga senada dengan pendapat seorang tokoh akhlak yang dibicarakan di dalam Al-Qur‟an, yaitu Luqman AS.
35
ِينقملاب ّلإ ُلمعلا ُعاطتسي ل
هُلمع ُرصقي لو ،هِنمقي ِردقب ّلإ ُدبعلا ُلمعي لو ،
هُنمقي َصقني ّتّي
.
Artinya: ”Suatu amal tidak mampu diwujudkan, kecuali dengan yaqin.
Tidaklah seorang hamba mampu mengerjakan apapun, kecuali sesuai dengan kadar yakinnya dan tidaklah amalnya terkurangi hingga
keyakinannya berkurang”. (Al-Haddad, 2010: 18).
Pemikiran Al-Habib Abdullah tentang akhlak di dalam kitab
Risalatul Mu’awanah memang sangat luas. Di dalam kitab ini terdapat banyak sekali nilai-nilai pendidikan akhlak yang bisa ditanamkan dan diterapkan kepada para pelajar, agar mereka mengetahui dan bisa mengaplikasikannya dalam kehidupan.
Pendidikan akhlak yang ada pada kitab Risalatul Mu’awanah dapat penulis kelompokkan menjadi tiga skala besar. Pertama: Akhlak kepada Allah SWT. Kedua: Akhlak terhadap diri sendiri. Ketiga: Akhlak terhadap lingkungan.
1. Akhlak kepada Allah SWT
Allah adalah kholiq (Pencipta) dan manusia adalah makhluq
(makhluk). Sebagai makhluk tentu saja manusia sangat tergantung kepadaNya. Sebagaimana firmanNya:
 
Artinya: “Allah adalah Tuhan yang bergantung kepada-Nya segala
sesuatu”. (Q.S. Al-Ikhlas: 2). (http//www.al-quran-digital.com). Sebagai yang Maha Agung dan yang Maha Tinggi Dialah yang wajib disembah dan ditaati oleh segenap manusia. Dalam diri manusia
36
hanya ada kewajiban beribadah kepada Allah SWT, hal ini sesuai dengan firman Allah SWT:
         
Artinya: “Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan
supaya mereka mengabdi kepada-Ku”. (Q.S. Adz-Dzaariyaat: 56). (http//www.al-quran-digital.com).
Dalam hubungannya dengan pendidikan akhlak pada para pelajar tentang akhlak kepada Allah SWT, sikap yang harus ditanamkan antara lain:
a. Cinta kepada Allah SWT
Penanaman rasa cinta kepada Allah SWT adalah prinsip yang harus ditanamkan kepada para pelajar. Mereka harus dibiasakan untuk mencintai Allah SWT dengan diwujudkan dalam bentuk sikap selalu mengikuti perintah-perintahNya, dan menjauhi larangan-laranganNya.
Dalam kitab Risalatul Mu’awanah dikatakan:
ْلب ،ُ اَوس اَّمم ََملإ َّبيأ ُهَناحبس َيرصي ّتّي ِللها ِفِ ِّبلحاب ََملعو
ُ اّيإ ّلإ ٌبوبمح ََل َيرصي ل َّتّي
Artinya: “Dan wajib bagimu cinta kepada Allah, sehingga Allah SWT menjadi lebih kamu cintai daripada yang lain. Bahkan kamu
tidak mencintai sesuatu apapun, kecuali cinta kepadaNya”. (Al -Haddad, 2010: 146).
b. Rela dengan keputusan Allah SWT
Para pelajar harus dibiasakan untuk selalu rela terhadap apa saja yang menjadi keputusan Allah, karena rela dengan
37
keputusan Allah SWT adalah merupakan buah dari rasa cinta dan
ma‟rifat kepadaNya.
Dalam kitab Risalatul Mu’awanah dikatakan:
ن م ِءاضقلاب اَضّرلاف ِ،للها ِءاضقب اَضّرلاب ََملعو
ِةّبلمحا ِتارثم ِفرشأ
اًّرم وأ ناك اًولي هِبوبمح ِلعفل ىَضري ْنأ ِّبلمحا ِنأش ْن ِمو ،ِةفرعلداو
Artinya: “Dan wajib bagimu rela dengan ketetapan Allah, karena
rela dengan keputusan Allah merupakan buah rasa cinta dan
ma‟rifat. Sedangkan diantara sikap orang yang cinta itu sendiri
adalah rela terhadap perilaku yang ia cintai (Allah)”. (Al-Haddad, 2010: 148).
c. Berharap dan takut kepada Allah SWT
Para pelajar harus diajari untuk selalu berharap dan takut kepada Allah SWT. Karena kedua sikap itu adalah merupakan buah yakin yang paling mulia.
Dalam kitab Risalatul Mu’awanah dikatakan:
ِينقملا ِترثم ِفارشأ ْن ِم امّنّإف ، ِفولخاو ِءاجّرلا َن ِم ِراثكلإاب ََملعو
Artinya: “dan wajib bagimu memperbanyak berharap dan takut
(kepada Allah) karena sesungguhnya keduanya adalah buah yakin
yang paling mulia ”. (Al-Haddad, 2010: 129). 2. Akhlak terhadap diri sendiri
Manusia adalah ciptaan Allah SWT yang paling sempurna, ia diberi akal dan juga nafsu. Apabila dia mampu menggunakan akalnya dengan baik, maka derajadnya bisa melebihi makhluk Allah yang tidak pernah membangkang atau bermaksiat padaNya yaitu malikat. Sebaliknya, apabila akalnya kalah dengan nafsunya, maka derajadnya bisa turun di bawah hewan. Oleh sebab itu, setiap individu harus
38
dibekali dengan pendidikan yang berhubungan dengan dirinya, meliputi hal-hal yang harus dimiliki dan yang harus dilakukan untuk mencapai kebahagiaan dunia dan akhirat.
Dalam hubungannya dengan pendidikan akhlak pada para pelajar tentang akhlak kepada diri sendiri, sikap yang harus ditanamkan antara lain:
a. Selalu memperkuat keyakinan
Dengan bekal keyakinan yang kuat, maka seseorang akan merasa tenang, dan selalu bercita-cita untuk taat kepadaNya, serta memaksimalkan segala kemampuannya untuk mendapatkan ridlaNya.
Di dalam kitab Risalatul Mu’awanah dikatakan:
َن ّكتم اذإ َينقملا َّنإف ،هِنمستحو َِنمقي ِةّيوقتب ُبمبلحا ُخلأا اَهّ يأ ََملعو
ٌةداهش هّنأك ُبمغلا َراص ِهملع لَوتساو ِبلقلا َن ِم
Artinya: “Wahai saudaraku tercinta, wajib bagimu untuk
menguatkan dan memperbaiki keyakinanmu! Karena, jika keyakinan telah kukuh dalam hati, dan ia menguasainya, maka hal yang ghoib menjadi seperti tampak”. (Al-Haddad, 2010: 16). b. Selalu bersikap mawas diri
Sikap ini harus ditanamkan pada para pelajar, karena dengan selalu mawas diri, maka seseorang akan bisa taat kepada Allah SWT. sebab ia selalu merasa diawasi olehNya, dan sikap inilah yang dinamakan maqom (derajad) ihsan.
39
Di dalam kitab Risalatul Mu’awanah dikatakan:
ََملعو
ِخأ اي
ِةبقاربم ي
ِللها
ِتاكري في لَاعت
ِتانكسو َ
ِتاظلحو َ
َ
ِتافرطو
ِتارطخو َ
َ
ِتادارإو
ِرئاسو َ
ِتلاي
َبرق رعشتساو ،َ
َنم ه
Artinya: “Dan wajib bagimu, wahai saudaraku, yaitu mawas diri kepada Allah SWT, baik dalam setiap gerak atau diammu, dalam serentang waktu atau beberapa rentang waktu. Dalam getaran rasa hatimu atau kehendakmu, dan seluruh keberadaanmu senantiasa
merasakan kedekatanmu dengan Allah SWT”. (Al-Haddad, 2010: 22).
c. Selalu bersikap wira‟i.
Sikap ini harus ditanamkan pada para pelajar. Karena
dengan selalu bersikap wira‟i, maka berarti mereka tetap dalam naungan para ulama‟. Mereka akan selalu berhati-hati dalam
setiap langkahnya. Karena wira‟i adalah merupakan sebagian inti dari agama.
Di dalam kitab Risalatul Mu’awanah dikatakan:
يذّلاو ِن يّدلا ُكلام َعرولا ّنإف ، ِتاهبّشلاو ِتامّرلمحا ن ع ِعرولاب ََملعو
َينلماعلا ِءاملعلا دنع ُرادلدا ِهملع
.
Artinya: “Dan wajib bagimu wira‟i (menjauhi) dari hal-hal yang haram dan syubhat. Karena wira‟i merupakan inti agama, dan
orang-orang yang berada di kawasan itu, adalah orang yang di
antara bimbingan ulama‟”. (Al-Haddad, 2010: 90). d. Selalu bertobat atas segala dosa.
Para pelajar harus diajari untuk selalu bertobat dari segala dosa baik besar maupun kecil. Dengan selalu bertobat dari segala dosa walaupun itu dosa yang kecil, maka orang itu kelak akan
40
menjadi orang yang baik. Karena inti dari taubat adalah memperbaiki diri.
Di dalam kitab Risalatul Mu’awanah dikatakan:
ّتلاب ََملعو
وأ اًرهاظ ،اًيربك وأ اًيرغص َناك ٌءاوس ، ٍبنذ ِّلك ْن ِم ِةبو
ِعمجم ُساسأ يهو ،ِللها ِقيرط فِ ُدبعلا اهُعضي ٍمَدَق ُلّوأ َةبوّتلا ّنإف ،اًنطاب
.َينباّوّ تلا بيح ُللهاو ، ِتاماقلدا
Artinya: “Dan wajib bagimu bertaubat dari semua dosa, yaitu
bertaubat baik dari dosa kecil maupun besar, baik dhohir ataupun bathin, karena taubat merupakan langkah pertama seorang hamba yang hendak menapakkan kakinya di jalan Allah. Taubat pun merupakan pondasi dari seluruh maqom (tingkatan) karena Allah mencintai orang-orang yang bertaubat”. (Al-Haddad, 2010: 127). e. Selalu bersabar dalam menghadapi segala masalah
Para pelajar harus ditekankan untuk selalu bersabar dalam menghadapi segala masalah. Karena dengan itu mereka akan mendapatkan ilmu yang banyak, dan pengetahuan yang memadai.
Di dalam kitab Risalatul Mu’awanah dikatakan:
،ِراّدلا ِ ذه فِ ْتمدام ُهنم ََل َّدبلو ،ِرملأا ُكلام هّنإف ،ِبّصلاب ََملعو
ِةممظعلا ِلئاضفلاو ِةيمركلا ِقلاخلأا ن م وهو
.
Artinya: “Dan wajib bagimu bersabar, karena sabar itu
merupakan pusat penentu segala permasalahan, dan hal itu harus kamu lakukan sepanjang hidup di dunia ini, ia pun termasuk dari
akhlakul karimah serta terdapat beberapa keutamaan”. (Al -Haddad, 2010: 133).
f. Selalu bertawakkal kepada Allah SWT
Sikap selalu bertawakal kepada Allah SWT adalah obat dari segala masalah. Karena ia sadar bahwa semua itu adalah dariNya, baik hal itu yang ia rasa enak maupun yang tidak enak
41
untuknya. Sikap seperti ini adalah menunjukkan eksistensi dari seorang hamba kepada Tuhannya.
Di dalam kitab Risalatul Mu’awanah dikatakan:
هَناعأو ُ اَفك ِللها ىلع َلّكوت ْن َم ّنإف ،لَاعت ِللها ىلع ِلّكوّتلاب ََملعو
َلوأو ّلوتو
.
Artinya: “Dan wajib bagimu (berserah diri) kepada Allah SWT,
karena sesungguhnya orang yang berserah diri kepada Allah, maka ia akan diberi kecukupan, ditolong , dilindungi serta
diutamakan oleh Allah”. (Al-Haddad, 2010: 143). 3. Akhlak terhadap lingkungan
Lingkungan adalah segala sesuatu yang ada di sekitar tempat hidup dan sangat dibutuhkan untuk kelangsungan hidup. Di lingkunganlah tempat mereka melakukan segala aktifitasnya, di dalam lingkungan ini ada berbagai macam kalangan. Di sini penulis akan membahas tentang kalangan keluarga, kalangan sekolah dan kalangan masyarakat. Adapun dalam hubungannya dengan pendidikan akhlak pada para pelajar tentang akhlak terhadap lingkungannya, sikap yang harus ditanamkan dapat diuraikan sebagai berikut:
a. Akhlak di lingkungan keluarga
Sikap utama yang harus dikembangkan pada anak atau para pelajar dalam lingkungan keluarga, yang utama yaitu:
1) Berbakti kepada kedua orangtua
Berbakti kepada ibu dan bapak yang telah bersusah payah merawat dan mendidik dengan penuh kasih sayang, adalah termasuk suatu kewajiban bagi setiap anak. Jangan
42
sampai seorang anak durhaka kepada keduanya, karena itu termasuk dosa yang sangat besar.
Dalam kitab Risalatul Mu’awanah dikatakan:
،مهِقوقعو َكاّيإو ؛ ِتابجاولا ِبجوأ ْن ِم ُهّنإف ،ِن يدلاولا ِّبب ََملعو
ِرئابكلا ِبكأ ْن م ُهّنإف
Artinya: “Dan wajib bagimu berbakti kepada kedua orang
tua, karena hal itu merupakan yang paling wajib diantara perkara wajib yang lain, takutlah kamu durhaka kepada keduannya, karena hal itu merupakan dosa yang paling besar diantara dosa-dosa besar yang lainnya”. (Al-Haddad, 2010: 103).
Allah SWT memerintahkan manusia agar berbuat baik kepada kedua orang tuanya dan berlaku lemah lembut kepada keduanya, serta menaati keduanya, selain dalam kemaksiatan kepadaNya, dan menjalin hubungan dengan keduanya, bahkan sekalipun keduanya kafir. (Al-Ghomidi, 2011: 138). 2) Menyayangi saudara
Pendidikan untuk selalu berbicara baik dengan anggota keluarga. Para pelajar harus diajari untuk selalu berbicara baik dengan anggota keluarga. Karena hal itu yang akan menjadikan suasana rumah menjadi damai dan tentram.
Dalam kitab Risalatul Mu’awanah dikatakan:
ََملعو
ّلإ ُقطنت ل نأ
ُمريح ِهب ُقطّنلا ليح ل ٍملاك َّلكو ،ٍيربخ
،ُهْبِّ تَرو َََملاك ْلّترف َتْمّلكت اذإو ،ِهملإ ُعامتسلإا ََملع
Artinya: “Dan wajib bagimu, agar tidak mengucapkan
sesuatu apapun, kecuali dengan baik, jangan pula mengucapkan perkataan yang tidak dihalalkan (dilarang)
43
serta mendengarkan perkataan yang haram didengarkan. Jika kamu ingin mengucapkan suatu perkataan, maka hendaklah ditata terlebih dahulu dan susunlah dengan kalimat yang
benar”. (Al-Haddad, 2010: 63). b. Akhlak di lingkungan sekolah
Untuk terciptanya suasana yang khidmat di lingkungan sekolah, para pelajar harus di tanamkan sikap-sikap seperti: 1) Adil pada dirinya dan dan pada orang lain
Bersikap adil pada diri sendiri dan pada orang lain ini, harus ditanamkan pada para pelajar. Supaya mereka tidak mudah berbuat curang, dan semena-mena pada temannya yang lain.
Dalam kitab Risalatul Mu’awanah dikatakan:
ِدّقفتلاو ِظفلحا ِلمكو ِةماعلاو ِةّصالخا َِتمعر فِ ِلدعلاب ََملعو
ِهِتّمعر ن ع ٌلؤسم ٍعار لكو ،اَهنع َُلئاس َللها َّنإف ،اَلذ
Artinya: “Dan wajib bagimu berbuat adil di dalam pengembalaanmu, baik yang khusus maupun yang umum, di samping tetap dengan sempurna menjaga dan mengawasinya, Karena Allah akan meminta pertanggung jawaban kepada kamu atasnya. sebab setiap pengembala pasti akan dimintai pertanggung jawaban atas gembalaannya”. (Al-Haddad, 2010: 101).
2) Amar ma‟ruf nahi munkar
Penanaman Amar ma‟ruf nahi munkar ini harus ada pada para pelajar. Supaya mereka dapat mengingatkan antara satu sama lainnya dalam menjalani aktifitas di sekolah.
44
Dalam kitab Risalatul Mu’awanah dikatakan:
يذّلا ُبطقلا ُهّنإف ،ِركنلدا ن ع ِيهّنلاو ِفورعلداب ِرملأاب ََملعو
َينلسرلدا َلسرأو َبتكلا ُللها َلزنأ هِلجلأو ،ِن يّدلا ِرمأ ُرادم ِهملع
Artinya: “Dan wajib bagimu menyerukan kebaikan dan
mencegah kemungkaran, karena ini merupakan pusat perputaran sendi-sendi agama. Karena itu pula Allah menurunkan Al-Qur‟an dan mengutus para Rasul”. (Al-Haddad, 2010: 97).
c. Akhlak di lingkungan masyarakat
1) Mengikat tali persaudaraan dengan tetangga
Mengikat tali persaudaraan dengan tetangga adalah termasuk hal yang diperintahkan oleh Allah SWT, dan hal yang menjadikan hubungan antara sesama berjalan dengan harmonis.
Dalam kitab Risalatul Mu’awanah dikatakan:
،ِنايرلجا لَإ ِناسيلإابو ؛ ِبرقلأاف ُبرقلأا ،ِمايرلأا ِةلصب ََملعو
ًباب َنَدلأا
َنَدلأاف ا
Artinya: “Dan wajib bagimu menyambung tali silaturrahhim,
dengan handai taulan yang paling dekat, berbuat baik kepada
tetangga, khususnya pintu tetangga yang paling dekat”. (Al -Haddad, 2010: 104).
Selain itu diperintahkan oleh Allah mengikat tali persaudaraan juga sebagai tanda bagi orang yang beriman kepada Allah SWT. Sebagaimana sabda Rasulullah SAW:
.هحمر لصياف يرخلا موملاو للهاب ن مؤي ناك ن م
)يراخبلا اور(
Artinya: “Barang siapa yang beriman kepada Allah dan hari
akhir, maka sebaiknya dia menyambung tali
45
2) Selalu bersikap tawadlu‟
Tawadlu‟ adalah termasuk perilaku seorang mukmin
yang sejati, dan seseorang yang tidak memiliki perilaku ini sangatlah dibenci oleh Allah SWT.
Dalam kitab Risalatul Mu’awanah dikatakan:
َللها ّنإف ، ّبكّتلاو َكاّيإو ،َيننمؤلدا ِقلاخأ ْن م ُهّنإف ،ِعضاوّتلاب ََملعو
.ُللها ُهَعضو َرّ بكت ْن َمو ،ُللها ُهَعفر َعضاوت ْن َمو ؛َن يّبكتلدا بيحل
Artinya: “Dan wajib bagimu bersikap tawadlu‟, karena sikap
ini adalah perilaku orang-orang mukmin, dan takutlah kamu berbuat takabbur (sombong), karena sesungguhnya Allah SWT tidak menyukai orang-orang yang sombong. Sebab, barangsiapa bersikap merendahkan diri, Allah SWT akan mengangkatnya, barangsiapa bersikap sombong, Allah akan
merendahkannya”. (Al-Haddad, 2010: 122).