• Tidak ada hasil yang ditemukan

Bab 4 Hasil Dan Pembahasan

4.2 Pemilihan Pohon Sarang

Dari hasil penelitian karakteristik sarang orangutan Sumatera (Pongo abelii) berdasarkan pohon sarang di kawasan hutan sekunder Resort Sei Betung TNGL yang telah dilakukan didapatkan hasil seperti pada Tabel 4.4 dan Lampiran C.

Tabel 4.4 Dominasi Jenis Pohon Tempat Bersarang Orangutan Sumatera (Pongo abelii) di Kawasan Hutan Sekunder Resort Sei Betung TNGL

No Family Spesies Nama Lokal

Persen tase (%) Tinggi Pohon (m)

1 Annonaceae Polyalthia sumatrana Kopi-Kopi 3,03 8-23

2 Dipterocarpaceae Dipterocarpus sp. Keruwing 1,01 4-7

Shorea sp. Meranti Buaya 2,02 12-15

Vatica sp. Meranti 1,01 5-6

3 Euphorbiaceae Endospermum diadenum Tapak Gaja 9,09 6-24

Macaranga hypoleuca Marak tiga jari 7,07 8-22

Macaranga indica Marak Biasa 5,05 8-10

Macaranga lowii Marak Batu 9,09 8-12

Mallotus sp. Medang Kapur 1,01 7-10

4 Fabaceae Callerya atropurpurea Mata U 3,03 11-16

5 Fagaceae Lithocarpus sp. Gecing 5,05 9-13

6 Lauraceae Dillenia sp. Medang

Pisang 3,03 19-20

Litsea sp. Medang 8,08 7-17

7 Malvaceae Hibiscus macrophylus Sempuyung 1,01 9-13

8 Meliaceae Aglaia sp. Setur 3,03 13-16

9 Moraceae Arthocarpus dada Cempedak

hutan 2,02 8-13

Ficus auriculata Beringin

Hutan 1,01 8-12

Sloetia elongata Trempini 4,04 9-19

10 Myrtaceae Schima walichi Puspa 2,02 15-19

Syzigium sp1. Jambu bol 2,02 7-12

Syzigium sp2. Pucuk Merah 5,05 6-15

11 Phylanthaceae Phylanthus sp.

Cerme/Turi-Turi 7,07 9-17

Bridelia glhocidion Kincit-Kincit 1,01 13-18

12 Rubiaceae Antrocepalus sp. Seribu Naik 2,02 10-15

13 Sapindaceae Pometia pinnata Pakam 8,08 6- 10

14 Tiliaceae Commersenia batramina Endillo 3,03 9-14

15 Verbanaceae Calicarpa petandra Tempe-Tempe 1,01 9-12

Jumlah 99,99

Secara keseluruhan dari 15 famili dan 27 jenis tumbuhan yang diidentifikasi jenis yang paling banyak digunakan sebagai pohon bersarang adalah Endospermum diadenum (9,09%) dan Macaranga lowii (9,09%). Sementara itu Calicarpa petandra, Bridelia glocidion, Ficus auriculat, Hibiscus macrophylus, Mallotus sp., Dipterocarpus sp. dan Vatica sp. merupakan jenis yang sedikit digunakan orangutan untuk bersarang. Jenis-jenis pohon ini kurang disukai orangutan sebagai tempat membuat sarang karena diketahui bahwa pada saat penelitian ukuran jenis-jenis pohon ini masih berukuruan kecil dan rendah hal itu diduga

menyebabkan orangutan tidak banyak membuat sarang pada jenis-jenis pohon tersebut.

Dari jenis tumbuhan yang diketahui sebagai tempat bersarang orangutan jenis Macaranga indica, Callerya atropurpurea, Phylanthus sp., Pometia pinnata, Lithocarpus sp., Litsea sp., Polyalthia sumaterana, Anthrocepalus sp. dan Macaranga lowii merupakan jenis pohon sarang yang digunakan orangutan membuat sarang baru (kelas A) pada saat penelitian.

Berdasarkan Gusnanda (2013), tumbuhan di hutan sekunder didominasi dari famili Euphorbiaceae, jenis-jenis dari famili Euphorbiaceae tersebut diantaranya Macaranga sp., Endospermum sp. Baccaurea sp. jenis ini cukup banyak tersebar dihutan sekunder pada setiap habitatnya, hal ini karena hutan sekunder ini hasil restorasi yang mana didominasi penanamannya dari famili Euphorbiaceae sebagai pohon pelindung. Selain itu famili Fabaceae, Rubiaceae dan Lauraceae juga banyak ditemukan di hutan sekunder ini. Jenis Callerya atropurpurea dari famili Fabaceae merupakan jenis yang banyak ditemukan jumlahnya.

Tinggi pohon sarang orangutan di hutan sekunder bervariasi dari 4-24 m dari permukaan tanah, namun ketinggian pohon yang berada diatas 20 m hanya sedikit saja didapatkan, ketinggian ini ditemukan pada jenis Endospermum diadenum dan Macaranga hypoleuca pada umumnya ketinggian pohon sarang rata-rata berkisar antara 6-15 m dari permukaan tanah, Keliling pohon sarang orangutan di hutan sekunder Resort Sei betung TNGL berkisar antara 15-131 cm, namun keliling pohon sarang yang diatas 100 cm sangat sedikit didapatkan dan pada umumnya ditemukan di perbatasan hutan sekunder dan hutan primer. Keliling pohon sarang yang paling banyak ditemukan berkisar antara 30-80 cm. Berdasarkan ukuran keliling pohon dan tinggi pohon sarang tersebut dapat diketahui bahwa tumbuhan yang berada di kawasan ini yang digunakan untuk bersarang oleh orangutan masih tergolong muda.

Kondisi hutan yang masih tergolong muda atau sekunder menyebabkan orangutan jarang membuat beberapa sarang pada pohon yang sama, kecenderungan orangutan membuat satu sarang pada satu tumbuhan saja,

pada suatu tumbuhan tertentu akan tetapi hanya ditemukan dalam jumlah yang sedikit. Jenis-jenis vegetasi dengan nilai dominansi terbesar di hutan sekunder Resort Sei Betung TNGL berada pada wilayah yang memiliki kontur medan yang relatif datar, pada beberapa kondisi yang memiliki tingkat kemiringan yang tinggi tidak ditemukan vegetasi dengan ukuran yang besar. Pada umumnya tumbuhan yang berada pada lokasi ini masih tergolong kecil dan muda.

Van Schaik et al.,(1994), menyatakan bahwa orangutan dalam membuat sarang, terutama orangutan semi liar dan liar kurang menyukai daerah yang terjal dan terbuka dan kurangnya didapatkan pohon pakan yang tinggi dan kuat, seperti dari family Euphorbiaceae, lauraceae dan di pterocarpaceae menimbulkan ketidak nyamanan orangutan untuk beristirahat.

Menurut Rijksen (1978), Orangutan membangun sarang selalu dekat dengan pohon yang buahnya sedang berbuah dan matang. Beberapa jenis pohon yang diketahui menjadi sumber pakan bagi orangutan hutan sekunder Resoert Sei Betung TNGL antara lain Arthocarpus dada, Callerya atropurpurea, Macaranga sp. Pometia pinnata, Ficus sp.. Callerya atropurpurea namun hanya beberapa saja yang ditemukan berbuah. Berdasarkan hasil pengamatan dilapangan orangutan lebih cenderung membuat sarang didekat pohon pakan berupa Callerya atropurpurea dan Arthocarpus dada..

Prasetyo (2006), menjelaskan bahwa terdapat indikasi pemilihan jenis pohon sarang tertentu yang dilakukan oleh orangutan, pemilihan jenis pohon sarang bertujuan untuk mendapatkan kenyamanan di saat tidur dan penghematan energi pada saat proses membuat sarang. Berdasarkan pengamatan di lapangan, pemilihan genus pohon sarang orangutan juga dipengaruhi oleh ketersediaan jenis pohon di kawasan penelitian meskipun pada akhirnya diketahui bahwa pemilihan tersebut cenderung tidak berkaitan dengan genus pohon yang paling dominan.

Dari keseluruhan famili yang didapatkan diketahui bahwa famili Euphorbiaceae (31,31%) diikuti oleh family Lauraceae (11,11%) dan Myrtaceae (9,09% )merupakan famili terbanyak digunakan orangutan sebagai pohon bersarang, sedangkan yang paling sedikit digunakan orangutan sebagai pohon sarang dari famili Dipterocarpacease (1,01%) dan Malvaceae (1,01%), seperti pada Tabel 4.5 berikut:

Tabel 4.5 Dominasi Famili Pohon Tempat Bersarang Orangutan Sumatera

(Pongo abelii) di Kawasan Hutan Sekunder Resort Sei Betung

TNGL

No Family Jumlah Persentase (%)

1 Annonaceae 3 3,03 2 Dipterocarpaceae 4 4,04 3 Euphorbiaceae 31 31,31 4 Fabaceae 3 3,03 5 Fagaceae 5 5,05 6 Lauraceae 11 11,11 7 Malvaceae 1 1,01 8 Meliaceae 3 3,03 9 Moraceae 7 7,07 10 Myrtaceae 9 9,09 11 Phylanthaceae 8 8,08 12 Rubiaceae 2 2,02 13 Sapindaceae 8 8,08 14 Tiliaceae 3 3,03 15 Verbanaceae 1 1,01 Jumlah 99 99,99

Seringnya penggunaan famili Euphorbiaceae sebagai material sarang diduga karena jenis pohon ini mempunyai ranting yang lentur dan daun yang lebar. Sebagaimana Van Schaik (2006), menyebutkan bahwa orangutan akan memilih jenis pohon tertentu yang baginya dirasa kuat dan nyaman, terutama dengan daun lebar dan tidak terlalu tinggi. Selain itu juga jumlah famili ini lebih mendominasi ditemukan disaat pengamatan jika dibandingkan dengan famili yang lainnya.

Berdasarkan hasil penelitian Umri (2012) di hutan Marike, orangutan lebih cenderung membuat sarang pada famili Dipterocarpaceae dan Lauracee, namun hal ini berbeda dengan hasil penelitian yang didapatkan bahwa di famili Dipterocarpaceae hanya sedikit ditemukan orangutan membuat sarang, hal ini karena jumlah jenis dari famili Dipterocarpaceae yang berada di hutan sekunder ini sangat sedikit. Hasil ini mempunyai kesamaan dengan penelitian Fajria (2014) dimana family yang paling dominan digunakan orangutan di hutan primer Resort Sei Betung TNGl adalah dari famili Euphorbiaceae.

BAB 5

KESIMPULAN DAN SARAN

Dokumen terkait