• Tidak ada hasil yang ditemukan

Minyak sawit yang keluar dari tempat pemerasan atau pengepresan masih berupa minyak sawit kasar karena masih mengandung kotoran berupa partikel-partikel dari tempurung dan serabut serta air. Agar diperoleh minyak sawit yang bermutu baik, minyak sawit kasar tersebut diolah lebih lanjut yaitu dialirkan dalam tangki minyak kasar (oil gatter) (Fauzi Y, 2008).

Dalam minyak kasar terdapat beberapa fase yang sulit dipisahkan dengan satu cara, maka dilakukan pemisahan fase minyak, fase NOS (Non Oil Solid), dan fase air dengan beberapa tahapan. Pemisahan minyak dari fraksi cairan lainnya dilakukan dengan berdasarkan prinsip filtrasi, pengendapan, penguapan, sentrifugasi dan sebagainya.

Adapun tahap-tahap pemurnian minyak kelapa sawit adalah: a. Sand trap tank

Tangki ini berfungsi untuk mengurangi jumlah pasir dalam minyak yang akan dialirkan keayakan dengan maksud agar ayakan terhindar dari gerakan pasir kasar yang dapat menyebabkan keausan ayakan. Alat ini bekerja berdasarkan grafitasi yaitu mengendapan padatan.

b. Recleamed tank

Tangki ini berfungsi sebagai penampung minyak dari sand trap tank, hasil olahan

decanter dan separator. Di dalam tangki minyak mengalami sistem over flow, di mana minyak bersih (bagian atas) yang akan dipompakan ke oil tank.

c. Vibrating screen (ayakan getar)

Alat ini bertujuan untuk memisahkan non oil solid yang berukuran besar, sehingga pada proses selanjutnya didapatkan minyak yang memenuhi standar. Ayakan getar ini bekerja dengan getar atas bawah, muka belakang dan kiri kanan, yang terdiri dari dua tingkat ayakan. Fraksi yang dipisahkan adalah pasir dan tanah yang berasal dari panenan yang terikat bersama buah dan serat atau ampas yang terikut dalam minyak dipisahkan dengan maksud agar kadar kotoran minyak sesuai dengan standar kualitas.

d. Crude oil tank

Tangki ini berfungsi untuk mengendapkan partikel-partikel yang tidak larut dan lolos dari ayakan getar. Retention time minyak pada alat ini relatif singkat sehingga lebih berfungsi untuk mengendapkan pasir atau lumpur yang partikel besar, sedangkan untuk memisahkan partikel halus kurang berhasil. Fungsi

utamanya oil tank ialah menampung minyak dari ayakan getar sebelum

dipompakan ke oil settling tank, ditempatkan tepat di bawah ayakan getar,

sehingga minyak dari ayakan getar langsung ditampung. Pemisahan minyak lebih sempurna jika panas minyak dipertahankan 80°C.

e. Continuous settling tank

Tangki ini berfungsi untuk memisahkan minyak pada sludge. Suhu minyak dijaga antara 90-95°C. Minyak yang terdapat di bagian atas dikutip dengan menggunakan talang penutip atau skimmer dan kemudian dikumpulkan dan dialirkan ke

recleamed tank. Masa tunggu dari cairan dalam CST dipengaruhi oleh ukuran CST dan jumlah cairan minyak yang ditampung dalam CST.

f. Sand cyclone

Alat ini berperan untuk mengurangi jumlah pasir dan padatan kasar. Alat ini terbuat dari logam atau porselin yang dapat memisahkan lumpur/pasir secara grafitasi dengan bantuan pompa. Untuk mengakifkan pemisahan ini, maka sering ditambahkan alat di bawah alat yang berfungsi untuk menstabilkan aliran dan tekanan pada ujung cone alat, sehingga pasir akan turun dan keluar melalui shipon. g. Sludge drain tank

Tangki ini berfungsi ini untuk menampung sludge dari decanter dan oil tank. Dalam tangki ini terjadi sistem over flow, di mana minyak yang dikutip adalah minyak yang bagian atas yang akan di alirkan ke recleamed tank, sedangkan under flow nya dialirkan ke sludge pit.

h. Decanter

Alat ini berfungsi untuk memisahkan minyak yang masih terkandung di dalam

sludge. Alat decanter yang digunakan ada dua jenis berdasarkan keluarannya, yaitu:

Alat ini bekerja memisahkan fraksi minyak dengan fraksi air dan fraksi padat atau fraksi padat dengan cairan, dengan penggunaan tersendiri. Cairan minyak yang masuk dari Crude Oil Tank ke dalam decanter dipisahkan menjadi dua fraksi yaitu fraksi padat dan cair. Fraksi padat yang berbentuk lumpur padat diangkut dengan gerbong trailer ke kebun, sedangkan fraksi cair dipompakan ke dalam tangki settling tank untuk diolah lebih lanjut. Tujuan pengolahan ini merupakan cara pengurangan bahan padatan dalam cairan dengan maksud agar pemisahan minyak dalam settling tank lebih baik dan beban sludge separator akan lebih ringan. Oleh sebab itu penempatan decanter sebelum settling tank dapat berfungsi untuk menggantikan kedudukan strainer dan sandcyclone.

Decanter dapat ditempatkan sebagai ganti oil purifier yakni minyak yang

berasal dari settling tank atau buffer tank diolah menjadi dua fraksi yaitu fraksi

minyak dan fraksi cairan yang masih mengandung sludge. Karena prinsip kerja

alat ini menggantikan oil purifier maka mekanisme pemisahan berpegang kepada

kemurnian minyak, akibatnya sludge yang keluar masih mengandung minyak,

sehingga perlu diolah lagi dengan menggunakan sludge separator atau decanter, sedangkan fraksi minyak bersih langsung diolah ke vacuum drier.

Decanter sebagai pengganti sludge separator, yaitu mengolah cairan yang

berasal dari sludge tank dipisahkan. Cairan dipisahkan menjadi cairan minyak dan

sludge. Cairan minyak yang dipisahkan dipompakan ke settling tank, sedangkan fraksi sludge dibuang ke fat pit untuk diteruskan ke unit pengolahan limbah.

- Three-phase decanter

Alat ini bekerja dengan prinsip yang sama dengan two-phase decanter, hanya terdapat perbedaan dari fase fraksi. Pada alat ini dihasilkan tiga fraksi, yaitu fraksi minyak, fraksi air (cair), dan fraksi padat. Alat ini dapat ditempatkan sebagai

pengganti oil purifier dan akan menghasilkan fraksi minyak, fraksi air dan padatan. Fraksi air yang masih mengandung minyak dilanjutkan pengolahannya pada sludge separator, sludge dan minyak akan terpisah.

Decanter yang berfungsi memisahkan fase padat, fase minyak, dan fase air memberikan peluang penempatannya di hulu, tengah, dan di akhir proses klarifikasi. Umumnya penempatan di:

• Hulu sebelum settling tank

Cairan hasil pressan yang keluar melalui oil gutter ditampung di crude oil

tank, memiliki kandungan lumpur yang tinggi. Lumpur tersebut jika dipisahkan

sebelum masuk ke dalam proses klarifikasi akan lebih baik, karena lumpur tersebut tidak lagi mengendap di dasar tangki klarifikasi yang dapat menurunkan “retention time”. Decanter bekerja memerlukan keseimbangan, maka diperlukan “buffer tank” tambahan, yaitu ditempatkan di atas decanter. Kalau hanya menggantungkan stabilitas tekanan pada pompa dapat menyebabkan efisiensi pemisahan lumpur yang rendah dan kehilangan minyak yang tinggi dalam lumpur. Decanter yang sesuai untuk dikembangkan pada cara ini adalah decanter dua fase, yaitu memisahkan cairan menjadi fase padat (lumpur) dan fase cair. Fase padat dikirim ke lapangan, sedangkan fase cair dipompakan ke settling tank.

• Tengah sebelum sludge separator

Cairan yang keluar dari bagian bawah settling tank mengandung lumpur yang tinggi dan kadar minyak yang mencapai 10%. Cairan ini diolah dalam decanter akan menghasilkan: fase padat dibuang, fase minyak dipompakan ke settling tank, sedangkan fase cair tetap dialirkan ke sludge tank. Cara ini akan mengurangi

adalah decanter tiga fase. Cara ini akan membantu sludge separator dan dapat menggantikan “sandcyclone” atau “stainer”.

• Hulu klarifikasi

Sebagai pengganti alat sludge separator yang memisahkan lumpur minyak dan air. Jika di hulu ditempatkan decanter maka pemisah lumpur yang ditempatkan di akhir klarifikasi ialah sludge separator. Jenis decanter yang digunakan mengganti sludge separator ialah decanter dua fase dan decanter tiga fase.

• Hilir klarifikasi sebagai pengganti oil purifier

Pemurnian minyak dilakukan dengan alat oil purifier yang memisahkan

minyak dan non minyak. Karena sifat-sifat ini dimiliki oleh decanter dua fase maka ada pabrik yang menggunakan decanter memisahkan minyak dengan lumpur. Metode proses yang diterapkan ialah cairan minyak yang keluar dari

crude oil tank dipompakan ke buffer tank dan dialirkan ke dalam decanter dan akan menghasilkan minyak, lumpur, dan cairan. Dalam proses ini yang menjadi tujuan ialah memisahkan minyak yang bersih tanpa mempertimbangkan kehilangan minyak pada fase padat.

Pengolahan lumpur yang masih mengandung minyak di PKS PT. Multimas Nabati Asahan menggunakan decanter dua fase di mana lumpur yang masih mengandung minyak (sludge) yang keluar dari bagian bawah Continuous Settling Tank diolah oleh decanter untuk memisahkan lumpur (sludge) dan minyak. Proses pemisahan terjadi akibat adanya gaya sentrifugal yang dihasilkan oleh putaran

ke oil tankuntuk diolah kembali dan heavy phase (lumpur) di buang ke fat pit yang akan diolah kembali oleh separator.

Pada proses pengolahan lumpur yang masih mengandung minyak (sludge) perlu diperhatikan umpan yang akan diolah decanter sesuai dengan standar yang telah ditetapkan oleh perusahaan untuk mengurangi kerugian minyak yang dapat

menyebabkan kerugian perusahaan. Di mana standar kerugian minyak (losses)

adalah sebesar 1 %.

Untuk mengatasi kerugian minyak yang besar maka perlu diperhatikan keberhasilan dalam pengoperasian decanter yang dipengaruhi oleh:

- Komposisi umpan yang akan diolah, karena ratio antara minyak, air, dan

lumpur mempengaruhi terhadap daya pisah alat tersebut. - Fungsi alat decanter tersebut.

- Perimbangan kapasitas alat dengan jumlah sludge yang diolah. i. Oil tank

Tangki berperan untuk memisahkan minyak dengan air dan kotoran ringan dengan cara pengendapan menggunakan prinsip grafitasi. Minyak yang berada di bagian atas akan dialirkan ke purifier. Di dalam oil tank dilakukan pemanasan dengan

steam coil dengan tujuan agar kandungan air pada minyak tidak bertambah dan mempermudah proses pengolahan selanjutnya. Suhu minyak dijaga pada suhu 90-95°C (Ponten, 1998)

j. Oil purifier

Fungsi oil purifier adalah untuk memisahkan sludge yang melayang (emulsoi dalam minyak dan mengurangi kadar air yang terkandung dalam minyak sehingga kadar kotoran minyak produksi menjadi < 0.02 %. Suhu minyak dalam oil purifier

90-95°C. Selanjutnya, minyak dari oil purifier dimasukkan ke dalam vacuum oil dryer.

k. Vacuum drier

Minyak dari oil purifier dengan suhu 90-95°C dipompa dan ditampung dalam float tank untuk seterusnya diisap oleh vacuum dryer. Di bawah pelampung terpasang

toper spindle untuk mengatur minyak yang disalurkan ke dalam bejana vacuum dryer sehingga kehampaan dalam vacuum dryer tetap terkendali. Selanjutnya melalui nozzle minyak akan disemburkan ke dalam bejana sehingga penguapan air menjadi lebih sempurna. Untuk menjaga keseimbangan minyak masuk dan keluar dari bejana, digunakan float valve di bagian bawah bejana (Pardamean,2008)

BAB 3

Dokumen terkait