Proses pemurnian ini bertujuuan untuk membersihkan minyak
dari kotoran-kotoran seperti padatan, lumpur maupun air yang ikut larut
dalam minyak.
b. Dasar Teori
Pemurnian minyak atau klarifikasi adalah proses memisahkan
minyak dari bahan-bahan non-minyak seperti serat, kotoran, pasir, air
dan lain-lain. Dalam proses klarifikasi, minyak ditampung dalam bak
pengendap yang karena berat jenisnya bahan-bahan non-minyak akan
mengendap di bawah dan minyak akan menempati bagian atas
(Setyamidjaja, 2006).
Pemurnian minyak di PT. WKP juga mempunyai 3 sistem
pemurnian minyak yaitu dengan cara pengadukan, pemanasan dan
pengendapan. Pada sistem pengendapan minyak dengan berat jenis
sementara di wet oil tank. Sedangkan sludge dengan berat jenis lebih
berat dari pada minyak akan turun ke bawah secara over flow melalui
skimmer ke sludge tank.
c. Alat dan Bahan
Alat yang digunakan dalam proses pemurnian minyak ini
adalah CCT Continuous Clariffier Tank, Crude Oil Tank, Buffer tank,
Sludge tank, Sand Cyclone, Brush Stainer, Wet Oil tank, Vakum Dryer,
Sludge separator, Recycle tank, stirrer, skimmer, sludge pit dan
pompa.
d. Prosedur Kerja
1. Minyak yang telah ditampung di Crude Oil Tank tadi kemudian
dipompakan atau dikirim ke Continuous clarifier Tank (CCT) melalui
Distributing Oil Tank untuk dilakukan proses pemisahan antara
minyak dengan sludge serta benda-benda asing lainnya dengan
system pengendapan berdasarkan berat jenis.
2. Di dalam CCT terjadi proses pengendapan karena adanya gaya
grafitasi sehingga massa jenis yang lebih berat (kotoran dan sludge)
akan turun ke bawah, sedangkan massa jenis yang lebih ringan
(minyak) akan berada di atas. Dalam pengendapan ini dibantu
dengan alat pengaduk/stirrer yang berputar dengan putaran 3-5 rpm
yang berfungsi membantu unntuk mengangkat minyak.
3. Susunan urutan pengendapan dari atas dalam CCT berupa minyak,
sludge dan kotoran. Minyak yang berada di atas mengalir ke wet oil
tank secara over flow, selanjutnya untuk sementara minyak
dikirim ke purifier untuk dilakukan proses pemurnian selanjutnya.
Sludge yang berada di tengah dialirkan ke sludge tank secara under
flow, dan sludge tersebut untuk sementara ditampung di sludge tank
sebelum dialirkan ke sand cyclone untuk dilakukan proses
pemurnian selanjutnya. Sedangkan kotoran yang telah mengalami
proses pemisahan di CCT tadi dialirkan ke sludge pit kemudian
langsung dialirkan ke kolam.
4. Minyak yang ditampung di wet oil tank tadi kemudian dilakukan
proses pemurnian dengan system pengendapan. Setelah itu minyak
yang dari wet oil tank dialirkan ke purifier untuk dilakukan proses
pemisahan Antara minyak, dan kotoran. Minyak yang telah
mengalami proses pemurnian di purifier tadi dialirkan ke vakum
dryer untuk dilakukan proses pengeringan atau pemisahan Antara
minyak dengan air dengan system penguapan hampa. Sebelum
minyak melewati vakum dryer kadar air dalam minyak ± 0,45%
menjadi < 0,20%.
5. Pada saat proses pemvakuman, minyak dikabutkan melewati
nozel-nozel dalam vacum dryer yang berada di tengah atas vacum dryer
sehinga air yang ada di dalam minyak lebih mudah diuapkan.
6. Minyak yang telah divacumkan akan langsung dikirim ke storage
tank (tangki timbun). Tangki ini berfungsi sebagai tempat
penyimpanan CPO produksi sebelum dikirim, dan air yang telah
diuapkan akan di masukkan ke dalam hot well tank.
7. Sedangkan sludge yang secara under flow masuk ke sludge tank
pasir-pasir halus yang larut dalam minyak dapat di perangkap
sehingga mengurangi kotoran pada minyak sebelum dikirim ke
buffer tank.
8. Sludge yang telah dikirim ke buffer tank sebagai penampung
sementara untuk umpan masuk ke centrifuge dengan sistem
pemusingan.
9. Sebelum sludge tersebut masuk ke sludge separator, sludge
tersebut harus disaring lagi dengan alat brush strainer untuk
mengurangi serabut-serabut halus agar pada saat sludge masuk ke
centrifuge/separator tidak tersumbat disetiap nozzel centrifuge.
10. Sludge yang telah dibersihkan dari serabut-serabut halus akan
dipisahkan lagi Antara sludge dan minyak. Di dalam sludge
separator, sludge akan masuk ke dalam setiap nozzle yang
berputar dengan kecepatan putaran 1.500 rpm. Pada saat itu,
terjadi pemisahan Antara massa jenis. Massa jenis yang lebih
ringan (minyak) akan terlempar keluar sedangkan massa jenis yang
lebih berat (sludge) akan jatuh ke bawah.
11. Minyak dari hasil pemisahan di sludge separator tersebut dibagi
menjadi dua yaitu heavy phase dan light phase. Dimana heavy
phase yang merupakan sludge yang akan dialirkan dan di tampung
di sludge pit sebelum dialirkan ke kolam limbah. Sedangkan light
phase merupakan minyak yang masih tercampur dengan sludge
kan kotoran lain yang nanti akan dikirim dan ditampung sementara
di recycle tank sebelum dikirim ke CCT melalui distributing oil tank
e. Hasil yang Dicapai
Dalam proses pemurnian minyak, diawali dengan proses
pemisahan antara minyak dengan pasir. Minyak hasil dari pressan
dialirkan ke Sand Trap Tank dimana alat ini berfungsi untuk
memisahkan minyak dari pasir. Setelah melalui proses ini, minyak
yang masih mengandung kotoran dialirkan ke Vibratin Screen untuk
memisahkan minyak dengan ampas yang masih terikut. Alat ini
berbentuk saringan bergetar dengan arah yang berlawanan. Ukuran
bagian atas untuk saringan ini adalah 20 mesh dan ukuran bagian
bawahnya adalah 40 mesh. Setelah melalui proses penyaringan
tersebut, minyak dari hasil saringan dipompakan/dikirim ke Crude Oil
Tank untuk penampungan sementara sebelum dikirim ke Continuous
Clariffier Tank melalui Distributing Oil tank untuk dilakukan proses
pemisahan antara minyak dengan sludge serta kotoran lain
berdasarkan berat jenis. Sedangkan ampas hasil dari pemisahan di
Vibrating Screen dialirkan ke Digester melalui Fruit Elevator, Top
Cross dan Fruit distributing conveyor Untuk diolah kembali.
Pada pabrik minyak kelapa sawit di PT. WKP menggunakan
tiga sistem dalam pemurnian minyak yaitu system pengendapan,
pengadukan dan sistem pemanasan minyak. Proses pemurnian
dengan sistem pengendapan terjadi di CCT (Continuous Clariffier
Tank) dimana pada saat minyak kasar mengendap, minyak akan
berada dilapisan paling atas sedangkan sludge berada pada lapisan
bawah. Pemurnian dengan sistem pemusingan terjadi di sentrifuge
minyak yang beratnya lebih ringan akan bergerak ke arah sumbu
poros dan terdorong keluar sedangkan sludge yang berat jenisnya
lebih berat akan terdorong ke arah dinding bowl. Minyak yang telah
dipisahkan dari lumpur akan masuk ke dalam vacum dryer untuk
mengeringkan minyak dengan cara menguapkan air yang masih
terkandung dalam minyak.
Minyak yang dihasilkan dari proses pemurnian ini adalah
minyak sawit berupa CPO (Crude Palm Oil) yang tidak mengandung
slugde/lumpur dan dengan kandungan air yang sedikit. Minyak CPO ini
siap disimpan di dalam tangki timbun dan siap untuk dikirim.
9) Penyimpanan MInyak/CPO (Storage)