• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II : KAJIAN PUSTAKA

6. Penaggulangan Disparitas Wilayah

Kebijakan dan upaya untuk menaggulangi disparitas/ketimpangan wilayah sangat ditentukan oleh faktor yang menentukan terjadinya ketimpangan tersebut. Kebijakan yang dimaksudkan disini adalah upaya yang dilakukan oleh pemerintah, baik pemerintah pusat maupun pemerintah daerah yang dapat dilakukan dalam rangka penaggulangan ketimpangan antar daerah. Kebijakan tersebut antara lain adalah (Sjafrizal,2005: 121): a) Penyebaran Pembangunan Prasarana Pembangunan

Sebagaimana telah dibahas sebelumnya, bahwa salah satu penyebab disparitas/ketimpangan antar wilayah adalah karena adanya perbedaan kandungan sumber daya alam yang cukup besar antar daerah. Sementara itu, proses perdagangan dan mobilitas faktor-faktor produksi antar daerah juga turut mendorong terjadinya ketimpangan antarwilayah tersebut. Karena itu, kebijakan yang dapta dilakukan untuk mengurangi ketimpangan tersebut adalah dengan memperlancar mobilitas barang dan faktor produksi antar daerah.

Upaya untuk mendorong kelancaran mobilitas barang dan faktor produksi antar daerah dapat dilakukan melalui penyebaran pembangunan prasarana dan sarana keseluruh pelosok wilayah. Prasarana perhubungan yang dimaksudkan disini adalah fasilitas jalan, terminal dan pelabuhan laut guna mendorong proses perdagangan antar daerah. Sejalan dengan hal tersebut jaringan dan fasilitas telekomunikasi juga sangat penting

xl

untuk dikembangkan agar tidak ada daerah yang terisolir dan tidak dapat berkomunikasi dengan daerah lainnya. Disamping itu, pemerintah perlu pula mendorong berkembangnya sarana perhubungan seperti perusahaan angkutan antar daerah dan fasilitas telekomunikasi. Apabila hal ini dapat dilakukan maka ketimpangan pembangunan antar wilayah akan dapat dikurangi karena usaha perdagangan dan mobilitas faktor produksi, khususnya investasi akan dapat lebih diperlancar. Dengan demikian, daerah yang kurang maju akan dapat pula meningkatkan kegiatan perdagangan dan investasi di daerahnya, sehingga kegiatan dan penyediaan lapangan kerja akan dapat pula ditingkatkan. Hal ini akan dapat mendorong proses pembangunan pada daerah yang kurang maju. b)Mendorong Transmigrasi dan Migrasi Spontan

Untuk mengurangi disparitas/ketimpangan antar wilayah, kebijakan dan upaya lain yang dapat dilakukan adalah mendorong pelaksanaan transmigrasi dan migrasi spontan. Transmigrasi adalah perpindahan penduduk ke daerah yang kurang berkembang dengan menggunakan fasilitas dan dukungan pemerintah. Sedangkan migrasi spontan adalah perpindahan penduduk yang dilakukan secara sukarela dengan menggunakan biaya sendiri. Melalui proses transmigrasi dan migrasi spontan ini, kekurangan tenaga kerja yang dialami daerah terbelakang akan dapat pula diatasi sehingga proses pembangunan daerah yang bersangkutan akan dapat pula digerakkan.

Indonesia sudah sejak lama melaksanakan program transmigrasi ini untuk mencapai dua tujuan sekaligus.Pertama, program transmigrasi ini

xli

dilakukan untuk dapat mengurangi kepadatan penduduk yang ada di pulau Jawa yang telah memicu peningkatan pengangguran dan kemiskinan. Kedua, program transmigrasi tersebut juga dilakukan dalam rangka mendorong proses pembangunan di daerah terbelakang yang menjadi tujuan transmigrasi sehingga lahan yang luas tetapi belum dapat dimanfaatkan karena keterbatasan tenaga kerja akan dapat diatasi. Dengan digerakkannya kegiatan pertanian melalui pemanfaatan tenaga transmigran tersebut, maka kegiatan ekonomi pada daerah terbelakang tujuan transmigrasi akan dapat ditingkatkan sehingga ketimpangan pembangunan antar wilayah akan dapat dikurangi.

c) Pengembangan Pusat Pertumbuhan

Kebijakan lain yang dapat dilakukan untuk mengurangi ketimpangan pembangunan antar wilayah adalah melalui pengembangan pusat pertumbuhan (Growth Poles) secara terukur. Kebijakan ini diperkirakan akan dapat mengurangi disparitas antar wilayah karena pusat pertumbuhan tersebut menganut konsep konsentrasi dan desentralisasi secara sekaligus. Aspek konsentrasi diperlukan agar penyebaran kegiatan pembangunan tersebut dapat dilakukan dengan dengan terus mempertahankan tingkat efisiensi usaha yang sangat diperlukan untuk pengembangan usaha tersebut. Sedangkan konsep desentralisasi dimaksudkan agar penyebaran pembangunan antar daerah dapat dilakukan sehingga disparitas pembangunan pembangunan antar wilayah akan dapat dikurangi.

xlii

Penerapan konsep pusat pertumbuhan ini untuk mendorong proses pembangunan daerah dan sekaligus untuk dapat mengurangi ketimpangan pembangunan antar wilayah, hal ini dapat dilakukan melalui pembangunan pusat-pusat pertumbuhan pada kota-kota skala kecil dan menengah. Dengan cara demikian kota-kota dengan skala kecil dan menengah akan berkembang sehingga kegiatan pembangunan dapat lebih disebarkan ke pelosok daerah. Sedangkan usaha untuk mengurangi ketimpangan antar wilayah melalui peningkatan pembangunan daerah pedesaan sering gagal dilakukan karena hal ini tidak dapat mempertahankan efisiensi karena lokasinya yang sangat terpencar. Disamping itu, pemilihan lokasi kegiatan ekonomi di daerah pedesaan juga seringkali tidak memenuhi persyaratan ekonomi dari segi analisa keuntungan lokasi yang dapat mendukung usaha bersangkutan.

d) Pelaksanaan Otonomi Daerah

Pelaksanaan otonomi derah dan desentralisasi pembangunan juga dapat digunakan untuk mengurangi tingkat ketimpangan antar wilayah. Hal ini jelas, karena dengan dilaksanakannya otonomi daerah dan desntralisasi pembangunan daerah termasuk daerah terbelakang akan dapat lebih digerakkan karena ada wewenang yang berada pada pemerintah daerah dan masyarakat setempat. Dengan adanya kewenangan tersebut, maka berbagai inisiatif dan aspirasi masyarakat untuk menggali potensi daerah akan dapat lebih digerakkan.Apabila hal ini dapat dilakukan maka proses pembangunan daerah secara keseluruhan

xliii

akan dapat lebih ditingkatkan dan secara bersamaan ketimpangan antar wilayah akan dapat dikurangi.

Pemerintah Indonesia telah melakukan otonomi daerah dan desentralisasi pembangunan mulai tahun 2001 yang lalu. Melalui kebijakan ini, pemerintah daerah diberikan kewenangan yang lebih besar dalam mengelola kegiatan pembangunan di daerahnya masing-masing (desentralisasi pembangunan). Sejalan dengan hal tersebut masing-masing daerah juga diberika tambahan alokasi dana yang diberikan dalam bentuk “Block Grant” berupa Dana Perimbangan.yang terdiri dari Dana Bagi Hasil Pajak dan sumber daya alam, Dana Alokasi Umum (DAU) dan Dana Alokasi Khusus (DAK). Dengan cara demikian diharapkan pelaksanaan etonomi daerah dan desentralisasi pembangunan akan dapat berjalan baik dan berjalan lancar sehingga proses pembangunan daerah dapat ditingkatkan dan ketimpangan antar wilayah secara bertahap akan dapat dikurangi.

Dokumen terkait