• Tidak ada hasil yang ditemukan

Penagihan Pajak

Dalam dokumen ANALISIS PELAKSANAAN PENAGIHAN PAJAK DEN (Halaman 30-35)

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

2.5 Penagihan Pajak

2.5.1 Pengertian Penagihan Pajak

Pelaksanaan penagihan pajak yang tegas, konsisten, dan konsekuen diharapkan akan dapat membawa pengaruh yang positif terhadap kepatuhan wajib pajak dalam membayar utang pajaknya.

Sesuai dengan UU No.19 Tahun 1997 tentang penagihan pajak dengan Surat Paksa sebagaimana telah diubah terakhir dengan Undang – Undang No.19 Tahun 2000 pasal 1 angka 9

Penagihan Pajak adalah serangkaian tindakan agar penanggung pajak melunasi utang pajak dan biaya penagihan pajak dengan menegur atau memperingatkan, melaksanakan pelaksanaan penagihan dan seketika dan sekaligus, memberitahukan Surat Paksa, mengusulkan pencegahan, melaksanakan pencegahan, melaksanakan penyanderaan, menjual barang yang telah disita.

14

Jumlah pajak yang masih harus dibayar berdasarkan SKPKB sebesar Rp.10.000.000 diterbitkan pada tanggal 7 oktober 2012, dengan batas akhir pelunasan tanggal 6 november 2012. Jumlah pembayaran sampai dengan 6 November 2012 sebesar Rp.6.000.000. Pada tanggal 1 Desember 2012 diterbitkan Surat Tagihan Pajak dengan penghitungan sebagai berikut.

Pajak yang masih harus dibayar Rp.10.000.000 Dibayar sampai dengan jatuh tempo pelunasan Rp. 6.000.000

Kurang Bayar Rp. 4.000.000

Bunga (6 Nov s.d 1 Des 2012) 1 x 2% x Rp.4.000.000 = Rp.80.000 Contoh 2 :

Jumlah pajak yang masih harus dibayar berdasarkan Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar sebesar Rp.10.000.000 diterbitkan pada tanggal 7 Oktober 2012, dengan batas akhir pelunasan tanggal 6 November 2012. Wajib Pajak membayar sebesar Rp.10.000.000 pada tanggal 3 Desember 2012 dan pada tanggal 5 Desember 2012 diterbitkan Surat Tagihan Pajak. Sanksi administrasi berupa bunga dihitung sebagai berikut:

Pajak yang masih harus dibayar Rp.10.000.000 Dibayar setelah jatuh tempo pelunasan Rp.10.000.000

Kurang Bayar Rp. 0

Bunga (6 Nov s.d 5 Des 2012): 1 x 2% Rp.10.000.000 = Rp.200.000

2.5.2 Surat Tagihan Pajak

Surat Tagihan Pajak adalah surat untuk melakukan tagihan pajak dan/atau sanksi administratif bunga dan/atau denda. Surat Tagihan Pajak menyebabkan pajak yang harus dibayar bertambah.

Direktur Jenderal Pajak dapat menerbitkan Surat Tagihan Pajak apabila: 1. Pajak pengahasilan tahun berjalan tidak atau kurang dibayar.

2. Dari hasil penelitian, terdapat kekurangan pembayaran pajak akibat salah hitung dan/atau salah tulis.

15

4. Pengusaha yang telah dikukuhkan sebagai PKP, tetapi tidak membuat faktur pajak atau membuat faktur pajak tetapi tidak tepat waktu.

2.5.3 Dasar Penagihan Pajak

Dalam buku KUP, dasar penagihan pajak pasal 18 ayat (1) UU KUP menyebutkan dasar penagihan pajak adalah sebagai berikut:

1. Surat Tagihan Pajak (STP);

2. Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar (SKPKB);

3. Surang Ketetapan Pajak Kurang Bayar Tambahan (SKPKBT);

4. Surat Keputusan Pembetulan, Surat Keputusan Keberatan, Putusan Banding, yang menyebabkan jumlah pajak yang harus dibayar bertambah.

2.5.4 Tindakan Penagihan Pajak

Dalam tindakan penagihan pajak, terdapat tahapan – tahapan dalam pelaksanaannya, yaitu sebagai berikut:

Tabel 2.1

Tahapan Penagihan Pajak Uruta n Tahapan kegiatan penagihan Waktu pelaksanaan kegiatan Dasar Hukum 1 Penerbitan Surat

Teguran atau Surat Peringatan atau surat lain yang sejenis

Tujuh hari sejak jatuh tempo utang pajak penanggung pajak yang tidak dilunasi

Pasal 8 s.d 11 Permenkeu

Nomor

24/PMK.03/2008 2 Penerbitan Surat Paksa Dua puluh satu hari

sejak diterbitkannya Surat Teguran atau Surat Peringatan atau surat lain yang sejenis

Pasal 7 UU No. 19 Tahun 2000 dan pasal 15 s.d 23 pemenkeu Nomor 24/PMK.03/ 2008 3 Penerbitan surat perintah melaksanakan penyitaan

Setelah 2x24 jam Surat Paksa diberitahukan kepada penanggung pajak dan utang

Pasal 12 UU Nomor 19/2000

16

pajaknya belum dilunasi

4 Pengumuman lelang Setelah lewat 14 hari Pasal 26 UU No 19 Tahun 2000 5 Penjualan / pelelangan

barang sitaan

Setelah lewat 14 hari sejak pengumuman lelang dan penanggung pajak tidak melunasi utang pajaknya Pasal 26 UU No 19 Tahun 2000 dan pasal 18 PMK nomor 24/PMK.03/2008 Sumber: Rudy Suhartono dan Wirawan B Ilyas (2010;80)

2.5.5 Jangka Waktu Hak Penagihan

Pasal 22 UU KUP menyebutkan bahwa hak untuk melakukan penagihan pajak termasuk bunga, denda, kenaikan, dan biaya penagihan pajak, daluwarsa setelah melampaui waktu 5 tahun terhitung sejak penerbitan:

1. Surat Tagihan Pajak

2. Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar

3. Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar Tambahan 4. Surat Keputusan Pembetulan

5. Surat Keputusan Keberatan 6. Putusan Banding

7. Putusan Peninjauan Kembali

Daluwarsa penagihan pajak 5 (lima) tahun dihitung sejak Surat Tagihan Pajak dan Surat Ketetapan Pajak diterbitkan. Dalam hal Wajib Pajak mengajukan permohonan pembetulan, keberatan, banding atau peninjauan kembali, daluwarsa penagihan pajak 5 (lima) tahun dihitung sejak tanggal penerbitan Surat Keputusan Pembetulan, Surat Keputusan Keberatan, Putusan Banding, atau Putusan Peninjauan Kembali.

2.5.6 Daluwarsa Penagihan

Daluwarsa penagihan merupakan suatu batasan waktu yang ditentukan oleh UU bahwa fiskus tidak mempunyai hak lagi untuk melakukan penagihan terhadap utang pajak Wajib Pajak.

17

UU KUP juga mengatur mengenai jangka waktu bagi Dirjen Pajak untuk melakukan penagihan pajak. Apabila sudah melampaui jangka waktu yang ditentukan maka hak untuk melakukan penagihan pajak tersebut menjadi daluwarsa.

2.5.7 Tertangguhnya Daluwarsa Penagihan Pajak

Menurut Pasal 22 UU KUP, daluwarsa penagihan pajak tertangguh apabila:

1. Direktur Jenderal Pajak menerbitkan dan memberitahukan Surat Paksa kepada Penanggung Pajak yang tidak melakukan pembayaran utang pajak sampai dengan tanggal jatuh tempo pembayaran. Dalam hal demikian, daluwarsa penagihan pajak terhitung sejak tanggal pemberitahuan Surat Paksa tersebut.

2. Wajib Pajak menyatakan pengakuan utang pajak dengan cara, mengajukan permohonan angsuran atau penundaan pembayaran utang pajak sebelum tanggal jatuh tempo daluwarsa. Dalam hal demikian, daluwarsa penagihan dihitung sejak tanggal surat permohonan angsuran atau penundaan pembayaran utang pajak diterima oleh Direktur Jenderal Pajak.

3. Diterbitkannya Surat Ketetapan Pajak kurang Bayar atau Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar Tambahan karena Wajib Pajak melakukan tindak pidana perpajakan dan tindak pidana lain yang merugikan pendapatan negara berdasarkan putusan pengadilan yang berkekuatan hukum tetap. Dalam hal demikian, daluwarsa penagihan dihitung sejak tanggal penerbitan Surat Ketetapan Pajak tersebut.

4. Terhadap Wajib Pajak tersebut dilakukan penyidikan tindak pindana di bidang perpajakan. Dalam hal demikian, daluwarsa penagihan dihitung sejak tanggal penerbitan Surat Perintah Penyidikan Tindak Pidana Perpajakan.

18

Dalam dokumen ANALISIS PELAKSANAAN PENAGIHAN PAJAK DEN (Halaman 30-35)

Dokumen terkait