• Tidak ada hasil yang ditemukan

Proses pengupasan kulit merupakan salah satu proses penting dalam dalam rangkaian proses penanganan kacang tanah dan dilakukan dengan maksud untuk memisahkan biji kacang tanah dari kulit arinya. Namun sebelum melakukan proses pengupasan dengan alat terlebih dahulu harus memperhatikan bentuk dan sifat fisik dari kacang tanah tersebut. Pengetahuan akan sifat fisik kacang tanah merupakan konsep dasar yang penting dalam merancang alat pengupas, karena hal ini akan menentukan efisiensi alat dalam pengoprasian nantinya. Salah satu sifat fisik kacang tanah yang penting untuk diperhatikan adalah ukuran dimensi dan bobot serta kadar airnya.

Pada tahap penelitian pendahuluan telah dilakukan pengukuran terhadap sampel kacang tanah dan didapat hasil bahwa rata-rata bobot tiap satu butir kacang tanah adalah 0.4 gram sedangkan diameter rata-ratanya adalah 7.05 mm (dapat dilihat pada lampiran 4). Diameter yang diukur merupakan diameter yang tegak lurus terhadap bidang gesekan. Kadar air kacang tanah diukur sebelum mengalami proses pengeringan yaitu dengan alat Digital Moisture Meter MODEL TD-1 dan didapat nilai kadar air sebesar 10.15 %.

Setelah diketahui ukuran dan kadar airnya maka akan lebih mudah untuk proses selanjutnya. Dengan mengetahui diameter rata-rata kacang tanah maka akan memudahkan penulis untuk mengatur jarak antara silinder pengupas agar jaraknya tidak terlalu renggang ataupun tidak terlalu rapat. Selain itu, kadar air awal kacang tanah akan memudahkan penulis untuk menentukan interval waktu selama penyangraian.

Alat pengupas ini digunakan untuk memudahkan manusia dalam proses pengupasan kulit ari kacang tanah. Oleh karena itu, alat pengupas harus memiliki nilai efektivitas dan efiseinsi yang lebih tinggi daripada pengupasan yang dilakukan secara manual baik dari segi waktu, tanaga maupun produktivitas. Pada dasarnya penelitian ini membandingkan proses pengupasan dengan menggunakan alat dan tanpa alat (manual). Seperti yang telah disebutkan di awal bahwa pengupasan kulit ari kacang tanah secara manual menghasilkan kapasitas produksi

34 sebesar 4.2 kg/jam/orang dan menyebabkan butir belah sekitar 35 %. Hal itu dipandang kurang efektif dan efisien karena menghambat produktivitas dan menimbulkan kejerihan kerja bila dilakukan terus-menerus. Penggunaan alat pengupas ini dinilai lebih ergonomis dan memberikan kenyamanan terhadap penggunannya.

Untuk membandingkan hasil pengupasan kulit ari kacang tanah dengan menggunakan alat dan tanpa alat harus memperhatikan kondisi kacang tanah yang sama. Perlu diperhatikan di sini adalah kondisi disaat kacang tanah dikupas dengan tangan, kondisi kacang tanah harus mudah dikupas. Biasanya untuk memudahkan proses pengupasan sebagian besar dari masyarakat memberikan proses penanganan terlebih dahulu yaitu dengan proses penyangraian (menggoreng tanpa minyak), merendam kacang tanah dengan air panas ataupun menjemur kacang tanah selama berhari-hari di bawah terik matahari. Semua itu dilakukan untuk mempermudah proses pengelupasan kulit ari dari bijinya. Oleh karena itu, proses pengupasan kulit ari dengan alat pengupas harus pula melewati penanganan awal terlebih dahulu. Kacang tanah yang akan dikupas dengan alat adalah kacang tanah yang kulit arinya bisa dengan mudah dikupas oleh tangan. Apabila kacang tanah tersebut sulit untuk dikupas dengan tangan maka akan sulit pula jika menggunakan alat sekalipun.

Penanganan awal kacang tanah sebelum dilakukan pengupasan sangat penting karena akan mempengaruhi hasil akhir pengupasan. Proses tersebut bertujuan untuk menurunkan kadar air kacang tanah sehingga lebih kering. Dengan begitu kulit ari akan lebih mudah dilepaskan dibandingkan ketika dalam keadaan kadar air yang lebih tinggi. Oleh karena itu penanganan awal dilakukan untuk memudahkan pengupasan dengan alat.

Proses penurunan kadar air kacang tanah dapat dilakukan dengan beberapa cara, baik secara alami yaitu dijemur dibawah sinar matahari ataupun tidak alami seperti disangrai ataupun dioven. Namun dalam hal ini, penulis memilih cara yang paling praktis dan sesuai untuk pengujian alat yaitu dengan proses penyangraian. Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam proses penyangraian ini yaitu suhu dan lama waktu penyangraian. Lamanya waktu penyangraian begitu penting karena berhubungan dengan kondisi fisik biji kacang.

35 Untuk kondisi disini, suhu penyangraian tidak terlalu diperhatikan karena semua kacang tanah diberikan kondisi suhu yang sama sedangkan waktunya saja yang diberikan perlakukan berbeda.

Lamanya waktu penyangraian digolongkan menjadi empat perlakuan berbeda terhadap kacang tanah yang akan diolah, yaitu penyangraian selama 5 menit, 10 menit, 15 menit dan 20 menit. Pada penelitian ini, alat pemanas yang digunakan untuk menyangrai kacang adalah kompor gas dengan penggorengan (wajan) yang terbuat dari alumunium dengan diameter sekitar 33 cm. Waktu penyangraian dimulai ketika wajan telah benar-benar panas dengan suhu permukaan wajan mencapai 86o C.

Pada proses penyangraian, mula-mula kacang tanah ditimbang terlebih dahulu sebanyak 1000 gram kemudian dibagi-bagi menjadi 250 gram untuk sekali penyangraian. Setelah itu baru disangrai di atas wajan. Penyangraian pertama dilakukan selama 5 menit sambil dibolak-balik agar tidak gosong. Hasilnya, ada beberapa kacang tanah yang mudah untuk dikupas tetapi sebagian besar masih sulit untuk dikupas. Hal ini dikarenakan kadar airnya masih tinggi sehingga kulit arinya masih merekat dengan kuat terhadap bijinya. Selanjutnya pada penyangraian selama 10 menit, kulit ari kacang tanah sudah mulai gampang terkupas. Kulit ari lebih kering dan belum mengalami perubahan warna. Kemudian disusul penyangraian selama 15 menit ternyata memberikan kemudahan yang lebih dibandingkan dua perlakukan sebelumnya. Terakhir, dilakukan penyangraian selama 20 menit tetapi hasilnya banyak kulit ari yang sudah terkelupas dengan sendirinya. Selain itu, warna kacang tanah telah berubah menjadi kuning kecoklat-coklatan. Hal itu terjadi karena proses penyangraian terlalu lama sehingga merusak sifat fisik kacang tersebut. Disisi lain, produk akhir yang diinginkan adalah kacang tanah yang terbebas dari kulit arinya tanpa mengalami perubahan warna aslinya. Oleh karena itu, proses penyangraian selama 20 menit tidak diteruskan sehingga kacang tanah yang dipakai untuk uji performansi hanya sampai penyangraian selama 15 menit saja.

36 Gambar 25. Penyangraian Kacang Tanah

Perubahan warna pada kacang tanah selama proses penyangraian dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya adalah alat pemanas, wadah yang digunakan untuk menyangrai dan jumlah kacang tanah yang disangrai. Penyangraian yang dilakukan oleh alat pemanas berupa kompor gas akan berbeda dengan pemanasan yang dilakukan oleh kompor minyak ataupun tungku berbahan bakar kayu. Demikian pula dengan jumlah kacang yang disangrai, semakin banyak kacang yang disangrai maka proses pemanasannya akan semakin lama. Sebaliknya, semakin sedikit kacang yang disangrai maka semakin cepat proses pemanasannya.

Gambar 27. Wajan dan Kompor yang Digunakan pada Penyangraian

Dokumen terkait