• Tidak ada hasil yang ditemukan

RANCANG BANGUN DAN UJI PERFORMANSI ALAT PENGUPAS KULIT ARI KACANG TANAH (Arachis hypogaea L)

C. Prosedur Penelitian

Langkah-langkah yang dilakukan dalam penelitian ini mencakup beberapa tahapan yaitu tahan penelitian pendahuluan, desain atau perancangan, pembuatan dan pengujian alat.

1. Penelitian Pendahuluan

Tahap pertama yang dilakukan sebelum memulai penelitian lebih lanjut adalah penelitian pendahuluan. Hal ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik bahan kacang tanah sehingga dapat dibuat rangcangan alat yang sesuai. Pada tahap awal dilakukan pengamatan terhadap kacang tanah yang meliputi dimensi, bobot, kadar air dan sifat fisik lainnya.

18 Setelah didapat data fisik tentang kacang tanah, maka penulis mulai membuat pengupas sederhana yang dilapisi dengan karet. Di sisi lain, penulis juga melakukan proses penyangraian terhadap kacang tanah yang akan dikupas untuk mengetahui suhu dan waktu penyangraian yang optimal.

Sementara itu, kacang yang telah disangrai dicoba dikupas dengan roll

yang sederhana yang telah dilapisi karet. Dilakukan pemilihan karet pengupas yang tepat agar kacang terkupas dengan baik dan tidak pecah. Selain itu juga jarak antara kedua roll diubah-ubah untuk mengetahui jarak yang ideal terhadap pengupasan kacang tanah. Dengan demikian penulis memiliki gambaran terhadap rancangan yang akan dibuat setelah memperoleh data dan informasi dari penelitian pendahuluan.

2. Perancangan

Pada tahap ini dilakukan pembuatan sketsa dari alat yang akan dibuat dengan memperhatikan karakteristik bahan yang akan dikupas. Perancangan diutamakan pada pemilihan jarak optimal antara roll pengupas, pemilihan karet penggesek, pemilihan bentuk hopper dan mekanisme gesekan. Setelah itu dilakukan pemilihan mekanisme alat dan komponen-kompenen yang akan dibuat serta penentuan bahan pembuat. Di dalam pemilihan bahan dan alat diperlukan adanya pertimbangan-pertimbangan agar tujuan dan fungsi alat tercapai.

Setelah dilakukan beberapa perancangan maka desain alat pengupas kulit ari kacang tanah ini dibuat berdasarkan pengupas tipe roll yang sering digunakan pada industri pengolahan pangan. Prinsip kerja dari tipe ini berupa beban tekan dan gesek. Silinder pengupas yang digunakan berjumlah dua buah dengan kecepatan putar yang berbeda.

Selain itu dipasang blower atau kipas yang berada di bawah silinder pengupas untuk menghembuskan kulit ari kacang tanah. Dengan demikian kacang tanah yang telah dikupas sudah bersih dan terpisah dengan kulit arinya.

3. Pembuatan

Setelah desain selesai dilanjutkan dengan pembuatan konstruksi alat. Pada tahap ini dilakukan pembuatan dan pemasangan komponen sesuai gambar rancangan yang telah dibuat.

19 4. Pengujian alat

Pengujian alat dilakukan untuk mengetahui efektivitas pengupasan, efisiensi pengupasan, kapasitas pengupasan, waktu kerja dan kadar air optimum untuk mendapatkan kacang tanah yang baik dan tidak pecah. Hasil pengujian ini kemudian dibandingkan dengan cara manual.

Pengujian dilakukan dengan mengumpankan kacang tanah ke dalam roll

pengupas sebanyak 100 gram (10 kali ulangan) yang telah mengalami proses penyangraian. Lamanya waktu penyangraian dibuat dengan beberapa perlakuan, yaitu penyangraian selama 5 menit, 10 menit dan 15 menit untuk mendapatkan hasil yang maksimal.

Gambar 12. Urutan Proses Pengujian Alat

Kulit ari Kacang pecah Kacang utuh Pemisahan Pengupasan dengan alat Penyangraian Kacang tanah

20 IV.PENDEKATAN DESAIN

A. Kriteria Desain

Alat pengupas kulit ari kacang tanah ini dirancang untuk memudahkan pengupasan kulit ari kacang tanah. Seperti yang telah diketahui sebelumnya bahwa proses pengupasan kulit ari kacang tanah masih banyak menggunakan metode manual yakni dengan tangan manusia. Namun metode tersebut membutuhkan waktu dan tenaga kerja yang cukup banyak. Oleh karena itu dirancang alat untuk mengupas kulit ari kacang tanah dalam keadaan kering dengan kadar air tertentu. Tetapi perlu diperhatikan, kacang tanah hasil pengupasan alat ini harus memenuhi beberapa kriteria diantaranya tidak pecah, tidak berubah warna dan tidak berubah rasa. Ketiga kriteria tersebut penting sekali untuk mendapatkan hasil kupasan yang optimal.

Pengumpanan kacang tanah dilakukan melalui bagian pemasukan dengan ukuran hopper yang disesuaikan. Hopper tersebut menjadi pengumpan kacang tanah sehingga dapat dengan mudah masuk ke silider pengupas. Selanjutnya pada sistem pengupasan digunakan dua buah silinder (roll) pengupas. Kacang tanah bergesekan langsung dengan dua buah silinder pengupas ini dengan jarak antara silinder yang dapat diatur sesuai ukuran rata-rata biji kacang tanah. Jarak antara dua silinder pengupas harus benar-benar tepat karena jika terlalu renggang maka kacang tanah tidak akan terkupas dengan sempurna sebaliknya jika jarak terlalu sempit maka kacang tanah akan pecah (tidak utuh). Silinder pengupas dilapisi oleh beberapa lapisan karet spon, diharapkan tekanan karet terhadap kacang rendah dengan gaya gesek yang optimal agar kacang tanah terkupas sempurna dan tidak pecah. Selain itu, alat ini dilengkapi dengan kipas yang berguna untuk memisahkan antara kulit ari dengan kacang tanah yang telah dikupas sehingga hasil akhir berupa kacang tanah bersih yang terpisah dari kulit arinya. Sumber tenaga yang digunakan sebagai penggerak silinder masih menggunakan tenaga manusia yang disalurkan melalui engkol sedangkan sumber tenaga penggerak kipas menggunakan baterai 12 volt.

Proses pembuatan alat pengupas ini cukup sederhana meliputi proses pemotongan, penyambungan, pengelasan, pengeboran, pembentukan,

21 pemasangan, pengamplasan serta pengecatan. Kriteria lain dalam pembuatan alat ini adalah pemilihan bahan yang sesuai dan harus mudah didapatkan di pasaran. Selain itu, alat ini dirancang sederhana agar mudah dikembangkan lebih jauh oleh bengkel-bengkel di pedesaan maupun perkotaan. Kapasitas alat ini cocok untuk industri kecil atau rumah tangga dengan ukuran yang portable sehingga mudah dipindahkan dan digunakan dimana saja.

B. Desain Fungsional

Dilihat secara fungsional, alat pengupas ini meliputi rangka, hopper, dudukan hopper, silinder pengupas, kipas/blower, poros silinder pengupas, sistem transmisi tenaga, saluran pengeluaran. Secara keseluruhan alat pengupas yang telah dirancang dapat dilihat pada gambar dibawah ini.

Hopper engkol karet transmisi Dudukan hopper poros Rangka Saluran pengeluaran Gambar 13. Alat Pengupas Kulit Ari Kacang Tanah

22 1. Rangka alat

Rangka ini berfungsi sebagai tempat menopang bagian-bagian alat pengupas sekaligus mendukung alat pengupas ini secara keseluruhan. Selain itu juga harus mampu menahan gaya-gaya yang terjadi akibat pembebanan ataupun penyaluran tenaga melalui poros yang terdapat pada alat pengupas.

Selama berjalannya proses pengupasan, rangka alat ini harus statis dan mudah untuk dipindah-pindahkan melalui rancangan bentuk rangka yang kompak.

2. Hopper

Hopper berfungsi sebagai lubang pemasukan kacang tanah, menampung sementara kacang tanah yang akan dikupas, mengeluarkan sedikit demi sedikit kacang tanah untuk dikupas dan mengatur jumlah kacang tanah yang masuk ke silinder pengupas.

3. Dudukan hopper

Bagian ini berfungsi sebagai tempat melekatnya hopper sehingga bisa dibuka ataupun dipasang. Selain itu, bagian ini berfungsi juga sebagai tempat melekatnya poros pada silinder pengupas.

4. Silinder pengupas

Silinder pengupas berfungsi untuk mengupas kacang tanah sehingga terbebas dari kulit arinya. Kacang tanah masuk diantara dua silinder pengupas dan kacang tanah yang bergesekan dengan kedua silinder pengupas ini akan terkupas. Dengan mengatur jarak antara dua silinder, diharapkan kulit ari akan terkupas tanpa menyebabkan pecah atau hancurnya biji.

5. Poros silinder pengupas

Poros silinder pengupas berfungsi untuk memutar silinder pengupas. Poros ini digerakkan oleh tenaga manusia melalui engkol.

6. Sistem Transmisi Tenaga

Sumber tenaga penggerak adalah tenaga manusia yang disalurkan melalui sistem transmisi engkol, karet dan poros. Engkol digunakan untuk menyalurkan tenaga manusia menjadi tenaga putar pada poros silinder.

23 Karet digunakan untuk menyalurkan tenaga putar dari silinder satu ke selinder dua dengan arah putar yang berlawanan dan kecepatan putar yang berbeda.

7. Kipas

Kipas ini berfungsi untuk menghembuskan angin ke arah kacang tanah yang telah dikupas sehingga kulit arinya akan terpisah. Dengan begitu kacang tanah yang keluar sudah terpisah dengan kulit arinya. Kecepatan hembusan angin yang terukur pada anemometer adalah 2.18 m/s.

8. Saluran Pengeluaran

Bagian ini berfungsi untuk mengeluarkan kacang tanah yang telah dikupas. Saluran pengeluaran ini terletak dibawah silinder pengupas.

C. Desain Struktural

Pemilihan bahan dan penentuan ukuran disesuaikan dengan fungsi dan kriteria alat yang akan dirancang. Pemilihan bahan juga harus memperhatikan ketersediaan bahan dipasaran dan kemudahan untuk mendapatkannya.

1. Rangka Alat

Rangka alat berukuran 320 x 320 x 700 mm terbuat dari besi siku berukuran 30 x 30 mm. Penyambungan antara bagian-bagaian rangka dilakukan dengan pengelasan sedangkan pemasangan penutup rangka menggunakan rivet dan mur-baut.

Lubang pengeluaran kulit ari

penutup

rangka

24 2. Hopper

Hopper berukuran 400 mm x 320 mm x 250 mm dengan kemiringan 60o terbuat dari besi plat tebal 1 mm. Besarnya sudut kemiringan disesuaikan dengan sudut curah kacang tanah, fungsi dan estetika alat serta penempatan komponen agar tidak mengganggu komponen lain. Kemiringan sudut ini tidak boleh kurang dari nilai angle of repose yakni sekitar 20o. Angle of repose dicari dengan melakukan percobaan, yakni mencurahkan kacang tanah pada bidang datar sehingga membentuk tumpukan. Sudut yang dibentuk dari tumpukan kacang tanah tersebut kemudian diukur dengan busur derajat dan sudut itu merupakan angle of repose atau sudut curah. Oleh karena itu tidak begitu bermasalah jika sudut kemiringannya dirancang sebesar 60o. Hopper terbuat dari plat besi dengan tebal 1 mm. Bagian ini diletakkan di atas dudukan dan tidak menyatu dengan rangka sehingga bisa dibongkar pasang. Ukuran bagian bawah hopper disesuaikan dengan luas dudukannya.

Gambar 15. Hopper

3. Dudukan Hopper

Dudukan hopper berbentuk kotak tanpa alas dan penutup berukuran 120 x 200 mm x 110 mm. Bagian ini terbuat dari besi plat dengan tebal 4 mm. Pada kedua sisinya dibuat lubang dengan diameter 18 mm sebagai tempat melekatnya poros silinder pengupas. Selain itu, disetiap lubang poros dipasang

bearing atau bantalan sebagai penumpu poros beban sehingga putaran atau gerakannya dapat berlangsung secara halus, aman dan awet. Pada dudukan

25

hopper ini dipasang juga pengatur jarak untuk mengubah-ubah jarak antara kedua buah silinder pengupas.

dudukan hopper

silinder pengupas

Gambar 16. Dudukan Hopper

4. Silinder Pengupas

Silinder pengupas terbuat dari besi pipa dengan tebal 2 mm yang ditengahnya diberi poros. Penyambungan antara silinder dengan poros dilakukan dengan cara pengelasan. Kemudian silinder dan poros ini dibubut dengan mesin bubut untuk mendapatkan putaran poros yang tepat (center). Silinder yang digunakan berjumlah dua buah yang telah dilapisi karet spon setebal 4 mm dan direkatkan dengan menggunakan lem sebanyak dua lapisan. Pemilihan karet spon sebagai sabuk pengupas dikarenakan karet ini memiliki permukaan yang agak kasar sehingga gaya geseknya bisa maksimum. Disamping itu, karet spon bersifat elastis sehingga gaya tekan terhadap kacang tanah ketika terjadi kontak langsung dapat diminimumkan. Diameter silinder pengupas yang telah dilapisi karet spon adalah 50 mm dan 65 mm sedangkan panjang kedua silinder tersebut seragam yaitu 200 mm. Karet spon ini biasa dijual dipasaran dengan ukuran 900 x 1800 mm.

26 Gambar 17. Silinder Pengupas

5. Poros Silinder Pengupas

Poros silinder pengupas terbuat dari besi pejal dengan diameter 15 mm dan panjang 360 mm. Besi poros ini kemudian dipasang pada dudukan dengan dilapisi oleh bearing agar perputaran silinder lebih lancar.

dudukan hopper

bearing

poros

Gambar 18. Poros silinder pengupas

6. Sistem Transmisi Tenaga

Sistem transmisi tenaga menggunakan engkol untuk menyalurkan tenaga dari tangan manusia menjadi tenaga putar dan karet untuk menyalurkan tenaga putar dari silinder pengupas pertama ke silinder pengupas yang kedua.

Engkol terbuat dari besi pejal berdiameter 15 mm. Penyambungan besi dilakukan dengan las dan pada bagian ujung engkol diberi pegangan untuk memudahkan pemutaran. Engkol dibentuk saling tegak lurus antara poros, lengan engkol dan pegangan seperti yang terlihat pada gambar 19.

27

poros

pegangan

lengan engkol

Gambar 19. Engkol

Transmisi alat pengupas ini menggunakan karet yang tidak terlalu elastis. Jenis transmisi ini dipilih karena sistemnya lebih sederhana dan dapat menyalurkan tenaga secara langsun serta slip yang terjadi sangat kecil. Poros silinder pertama yang terhubung ke engkol tidak dipasang karet tetapi pada poros kedua dipasang karet secara permanen. Pada ujung silinder kedua diberi baut agar karet tersebut ikut berputar ketika engkol digerakkan. Karet ini kemudian dihubungkan secara langsung ke poros silinder pertama sehingga ketika poros pertama bergerak maka poros kedua akan ikut bergerak tetapi berlawanan arah dengan kecepatan yang lebih kecil.

dudukan hopper

karet

poros 1

poros 2

Gambar 20. Sistem Transmisi

8. Kipas

Kipas yang digunakan merupakan kipas DC dengan tegangan 12V dan kuat arus 0.15 A. Kipas jenis ini biasa digunakan pada CPU computer. Disetiap sisi kipas ditutup dengan plat besi setebal 2 mm sehingga seperti membentuk sebuah kotak. Tujuannya agar angin yang dihembuskan dari kipas tidak

28 menyebar tetapi menuju ke satu arah. Pemasangan kipas pada saluran pengeluaran dilakukan dengan pengelasan.

Sumber tenaga yang digunakan untuk menggerakan kipas adalah baterai atau adaptor 12 volt. Kecepatan udara yang dihasilkan dari kipas sebesar 2.18 m/s dan hembusan itu sudah cukup untuk memisahkan kulit ari dengan bijinya.

Gambar 21. Kipas 9. Saluran pengeluaran

Saluran pengeluaran berupa bidang miring dengan sudut 45o, terbuat dari besi plat dengan tebal 1.5 mm. Saluran pengeluaran terdiri dari dua bidang miring yang saling menyilang. Saluran pertama berada tepat dibawah silinder pengupas sehingga kacang langsung jatuh ke sana sedangkan saluran kedua berada dibawah saluran pertama dan ditengah-tengahnya terdapat kipas. Ketika kacang tanah dan kulit arinya akan jatuh dari saluran pertama ke saluran kedua maka kipas yang berada di tengah langsung menghembuskan kulit ari sehingga keluar dari alat.

penutup rangka

rangka

saluran pengeluaran

29 D. Analisa Teknik

Gaya Gesek yang Bekerja pada Silinder Pengupas

Gaya gesek akan terjadi ketika kacang tanah bersentuhan langsung dengan silinder pengupas. Selain itu, ada juga gaya pegas yang berasal dari karet spon terhadap biji kacang tanah. Gaya pegas dari karet spon mempengaruhi gesekan antara karet tersebut dengan biji kacang tanah.

F 1 F2 m g

Gambar 23. Diagram Gaya yang Bekerja pada Kacang Tanah

Dengan memperhatikan gambar di atas maka gaya yang bekerja terhadap kacang tanah adalah gaya tekan pegas F dan gaya gesek , sehingga :

FT = R1+ R2………....(7)

Dengan:

R1 2 = F12 + 12 R1 2 = F22 + 22 Dimana:

FT = Gaya gesek total (N)

F1 = Gaya pegas karet pertama (N) F2 = Gaya pegas karet kedua (N)

1 = Gaya gesek pada silinder pertama(N) 2 = Gaya gesek pada silinder kedua (N) R1 = Resultan gaya F1 dan 1

R2 = resultan gaya F2 dan 2

Jika diuraikan satu per satu maka gaya gesek yang bekerja adalah:

30

(silinder pengupas kiri) (silinder pengupas kanan)

Gambar 24. Gaya yang Bekerja antara Kacang Tanah dengan Silinder

Gaya gesek terjadi ketika kacang tanah bersentuhan langsung dengan karet pengupas. Besarnya gaya gesek dapat dihitung dengan persamaan (2):

= µ N Dimana:

1 = gaya gesek (Newton) µ = koefisien gaya gesek N = gaya normal (Newton)

Besarnya gaya tekan pegas yang terjadi adalah F1 dan F2. Pada kenyataan yang sebenarnya terdapat banyak gaya menyebar pada semua permukaan karet yang menekan kacang tanah. Tetapi untuk memudahkan perhitungan, penulis mengasumsikan bahwa gaya pegas yang bekerja pada kacang tanah hanya gaya F1 dan F2 saja yang merupakan gaya pegas maksimum.

Selain itu penulis juga berasumsi bahwa kacang tanah yang dikupas merupakan benda bulat dan kaku sempurna sehingga tidak mengalami elastisitas ataupun perubahan ukuran ketika ditekan. Sehingga, persamaan yang dapat digunakan untuk kondisi di atas adalah:

31 dimana:

F = gaya pegas (Newton) k = konstanta pegas (N/m)

Δx = simpangan (meter)

Untuk mendapatkan nilai konstanta k dilakukan percobaan terhadap karet spon dengan cara memberi gaya tekan kemudian dimasukkan kedalam persamaan k = m g/ Δx sehingga didapatkan nilai simpangannya.

Pada percobaan, digunakan karet spon dengan tebal mula-mula 10 mm, kemudian diberi beban sebesar 1500 gram sehingga tebalnya menjadi 9 mm. Dengan kalimat matematis dapat dituliskan:

xo = 10 mm = 10-2 m x1 = 9 mm = 9 x 10-3 m Δx = 1 mm = 10-3 m m = 1500 garm = 1.5 kg g = 9,81 m/s2

dengan menggunakan persamaan 8, maka: k = m g/ Δx

= 1.5 x 9.81 /10-3 = 1470 N/m

Gaya pegas dari karet spon yang bekerja terhadap kacang tanah adalah:

F = k Δx

Untuk mendapatkan nilai Δx:

diameter rata-rata kacang tanah = 7.05 mm jarak optimal antara dua silinder = 5.5 mm

Diameter kacang tanah lebih besar daripada jarak antara dua silinder, dengan begitu terjadi simpangan pada karet spon. Oleh karena itu diasumsikan besarnya simpangan minimal pada dua buah karet spon adalah 7.05 – 5.5 mm = 1.55 mm.

Dengan demikian besarnya Δx pada salah satu karet spon adalah 1.55 mm/2 = 0.775 mm ≈ 0.8 mm

32 Jadi, besarnya gaya pegas dari salah satu permukaan karet spon adalah:

F = k Δx

F = 1470 N/m x (8 x 10-4 m) F = 1.176 N

Karena jenis karet sama dan simpangan juga sama maka: F1 = F2 = F =1.176 N

Besarnya gaya gesek adalah:

Hasil penelitian yang dilakukan oleh salah satu dosen TEP menyebutkan bahwa besarnya koefisien gesek statis antara kacang tanah dengan karet adalah 0.8. Diasumsikan besarnya koefisien gaya gesek dinamis sekitar ¼ dari koefisien gaya gesek statisnya. Maka besarnya µ adalah 0.2.

Pada percobaan pendahuluan didapat bobot rata-rata tiap satu butir kacang tanah adalah 0.4 gram. Namun saat terjadi gesekan, kacang tanah yang dikupas mendapat gaya berat dari kacang tanah yang berada di atasnya. Dalam hal ini, penulis mengasumsikan bahwa besarnya beban dari kacang tanah yang berada diatasnya adalah sekitar 500 gram untuk satu kali pengupasan optimum, maka:

1 = µ N

1 = µ [(mkacang + m beban) g] = 4.91 N

Dalam hal ini semua parameter antara pengupas kiri dan kanan sama, maka dapat dikatakan bahwa:

1 = 2 = 4.91 N

Setelah diketahui 1, 2, F1danF2, maka:

R1 2 = F12 + 12 R2 2 = F22 + 22 = 25.491 = 25.491 R1 = 5.05 N R2 = 5.05 N

33 V. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Penanganan Awal Kacang Tanah

Proses pengupasan kulit merupakan salah satu proses penting dalam dalam rangkaian proses penanganan kacang tanah dan dilakukan dengan maksud untuk memisahkan biji kacang tanah dari kulit arinya. Namun sebelum melakukan proses pengupasan dengan alat terlebih dahulu harus memperhatikan bentuk dan sifat fisik dari kacang tanah tersebut. Pengetahuan akan sifat fisik kacang tanah merupakan konsep dasar yang penting dalam merancang alat pengupas, karena hal ini akan menentukan efisiensi alat dalam pengoprasian nantinya. Salah satu sifat fisik kacang tanah yang penting untuk diperhatikan adalah ukuran dimensi dan bobot serta kadar airnya.

Pada tahap penelitian pendahuluan telah dilakukan pengukuran terhadap sampel kacang tanah dan didapat hasil bahwa rata-rata bobot tiap satu butir kacang tanah adalah 0.4 gram sedangkan diameter rata-ratanya adalah 7.05 mm (dapat dilihat pada lampiran 4). Diameter yang diukur merupakan diameter yang tegak lurus terhadap bidang gesekan. Kadar air kacang tanah diukur sebelum mengalami proses pengeringan yaitu dengan alat Digital Moisture Meter MODEL TD-1 dan didapat nilai kadar air sebesar 10.15 %.

Setelah diketahui ukuran dan kadar airnya maka akan lebih mudah untuk proses selanjutnya. Dengan mengetahui diameter rata-rata kacang tanah maka akan memudahkan penulis untuk mengatur jarak antara silinder pengupas agar jaraknya tidak terlalu renggang ataupun tidak terlalu rapat. Selain itu, kadar air awal kacang tanah akan memudahkan penulis untuk menentukan interval waktu selama penyangraian.

Alat pengupas ini digunakan untuk memudahkan manusia dalam proses pengupasan kulit ari kacang tanah. Oleh karena itu, alat pengupas harus memiliki nilai efektivitas dan efiseinsi yang lebih tinggi daripada pengupasan yang dilakukan secara manual baik dari segi waktu, tanaga maupun produktivitas. Pada dasarnya penelitian ini membandingkan proses pengupasan dengan menggunakan alat dan tanpa alat (manual). Seperti yang telah disebutkan di awal bahwa pengupasan kulit ari kacang tanah secara manual menghasilkan kapasitas produksi

34 sebesar 4.2 kg/jam/orang dan menyebabkan butir belah sekitar 35 %. Hal itu dipandang kurang efektif dan efisien karena menghambat produktivitas dan menimbulkan kejerihan kerja bila dilakukan terus-menerus. Penggunaan alat pengupas ini dinilai lebih ergonomis dan memberikan kenyamanan terhadap penggunannya.

Untuk membandingkan hasil pengupasan kulit ari kacang tanah dengan menggunakan alat dan tanpa alat harus memperhatikan kondisi kacang tanah yang sama. Perlu diperhatikan di sini adalah kondisi disaat kacang tanah dikupas dengan tangan, kondisi kacang tanah harus mudah dikupas. Biasanya untuk memudahkan proses pengupasan sebagian besar dari masyarakat memberikan proses penanganan terlebih dahulu yaitu dengan proses penyangraian (menggoreng tanpa minyak), merendam kacang tanah dengan air panas ataupun menjemur kacang tanah selama berhari-hari di bawah terik matahari. Semua itu dilakukan untuk mempermudah proses pengelupasan kulit ari dari bijinya. Oleh karena itu, proses pengupasan kulit ari dengan alat pengupas harus pula melewati penanganan awal terlebih dahulu. Kacang tanah yang akan dikupas dengan alat adalah kacang tanah yang kulit arinya bisa dengan mudah dikupas oleh tangan. Apabila kacang tanah tersebut sulit untuk dikupas dengan tangan maka akan sulit pula jika menggunakan alat sekalipun.

Penanganan awal kacang tanah sebelum dilakukan pengupasan sangat penting karena akan mempengaruhi hasil akhir pengupasan. Proses tersebut bertujuan untuk menurunkan kadar air kacang tanah sehingga lebih kering. Dengan begitu kulit ari akan lebih mudah dilepaskan dibandingkan ketika dalam keadaan kadar air yang lebih tinggi. Oleh karena itu penanganan awal dilakukan untuk memudahkan pengupasan dengan alat.

Proses penurunan kadar air kacang tanah dapat dilakukan dengan beberapa cara, baik secara alami yaitu dijemur dibawah sinar matahari ataupun tidak alami seperti disangrai ataupun dioven. Namun dalam hal ini, penulis memilih cara yang

Dokumen terkait