• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL PENELITIAN

4.3 Hasil Penelitian

4.3.9 Alur Rujukan di Puskesmas PONED

4.3.9.2 Penanganan Kegawatdaruratan Persalinan

Berdasarkan hasil wawancara mengenai kasus persalinan yang pernah ditangani di Puskesmas Negeri Lama, diperoleh kasus yang sering terjadi adalah letak sungsang dan pre eklampsia ringan. Selain itu kasus pre eklampsia berat (PEB), retensio plasenta dan perdarahan post partum juga pernah ditangani. Setiap kasus harus diperiksa terlebih dahulu, seperti tekanan darah, temperature, respirasi, detak jantung janin (DJJ) dan vaginal tosign (VT). Apabila kasus tersebut tidak dapat ditangani maka puskesmas melakukan rujukan ke rumah sakit PONEK terdekat. Petugas kesehatan juga melakukan stabilisasi kepada pasien kasus kegawatdaruratan persalinan, membuat surat rujukan sebagai pengantar ke

tempat rujukan, dan menghubungi pihak rumah sakit Rantau Prapat. Hasil pernyataan dapat dilihat pada tabel 4.14 berikut:

Tabel 4.14 Matrik Pernyataan Informan mengenai Penanganan Kegawatdaruratan Persalinan

Informan Pernyataan

Bidan Koordinator “Kasusnya banyak ya dek, ada letak sungsang, pre eklampsia ringan, PEB terkadang juga tapi harus tetap distabilisasikan dengan MGSO4. Biasanya sama aja, kita periksa lah ibu hamilnya, kita ukur tekanan darah, suhu dan biasanya yang mengukur ya adik kita TKS ini. Kalau DJJ dan VT tetap harus kita takutnya nanti salah adik- TKS ini. Siap kita periksa, kita lihat kira-kira bisa gak untuk kita tangani dan kalau emang gak bisa kita tangani ya kita rujuk ke rumah sakit pakai SIJARIEMAS itu, seperti kasus retensio plasenta, ketuban pecah dini kita lakukan stabilisasi dengan cairan infus, baru kita buat surat rujuk pasien ke RSUD Rantau Prapat”.

Petugas PONED “Ya letak normal, kelainan letak sungsang insyallah dapat kita tangani karena pernah juga kita temui kasus seperti itu. Kalau letak lintang kan jelas gak kita terus kalau ada kasus emergensi seperti PEB, perdarahan post partum kita stabilisasikan dulu, lalu kita buat surat rujuknya ke RSUD Rantau Prapat dan pada kasus PEB satu atau dua terkadang ada yang partus di sini tapi tetap kita stabilisasikan karena PEB dengan MGSO4 kalau dengan perdarahan tetap pada pemberian cairannya”.

Bidan Desa “Kasusnya ya kasus letak sungsang, plasenta lengket

sama persalinan macet. Ya kita periksa sesuai kasusnya, kalau memang masih bisa ditangani di puskesmas gak dibawa ke rumah sakit. Tapi kalau gak bisa ditangani di puskesmas ya dirujuk ke rumah sakit, tapi biasanya puskesmas menangani dulu lah kasusnya, seperti plasenta lengket ya dikasih obat-obatan lah, kalau memang tetap gak bisa ditangani baru di rujukan ke rumah sakit Rantau prapat, karena memang Cuma rumah sakit rantau prapat lah yang paling dekat di tempat kita ini, jadi kita harus merujuk ke RSUD Rantau Prapat”.

4.3.9.3 Pelaksanaan Rujukan Kegawatdaruratan Persalinan

Kebutuhan merujuk pasien tidak hanya dalam kondisi kegawatdaruratan saja, tetapi juga pada kasus yang tidak dapat ditangani di fasilitas pelayanan rawat inap karena tim interprofesi tidak mampu melakukan atau peralatan yang diperlukan tidak tersedia (Kemenkes, 2013).

Berdasarkan hasil wawancara terhadap informan diperoleh bahwa setiap kasus persalinan yang tidak dapat ditangani harus segera dirujuk ke RSUD Rantau Prapat, seperti letak lintang, PEB, ketuban pecah dini, retensio plasenta dan perdarahan post partum. Sebelum kasus persalinan dirujuk maka pasien harus di stabilisasi terlebih dahulu. Dalam merujuk kegawatdaruratan persalinan, petugas kesehatan telah sesuai dengan standar rujukan, yaitu BAKSOKU. Hasil pernyataan dapat dilihat pada tabel 4.15 berikut :

Tabel 4.15 Matrix Pernyataan Informan mengenai Pelaksanaan Rujukan Kegawatdaruratan Persalinan

Informan Pernyataan

Kepala Puskesmas “Ada lah kita rujuk ke rumah sakit RSUD Rantau Prapat. Dengan sistem yang dibuat EMAS juga. Ada kontak person dari RS sebelum merujuk kita menghubungi yang di sana dan di sana juga siap menerimanya. Yang membentuk itu semua EMAS”.

Bidan Koordinator Ada..jadi kasus yang tidak dapat kita tangani pasti kita rujuk, seperti PEB, ketuban pecah dini, retensio plasenta. Yang pasti nya sebelum kita rujuk pasien nya kita stabilisasikan dulu pasien nya dan sekalian kita lengkapi surat rujukan, obat-obatan yang sudah kita berikan juga dimasukan ke surat rujukan. Terus sekalian kita jelaskan lah kondisi pasien ke keluarganya supaya keluarganya juga menyiapkan keperluan pasien. Kalau menghubungi ada, jadi setiap kita merujuk pasien harus kita hubungi dulu rumah sakit Rantau Prapat pakai SIJARIEMAS, supaya orang rumah sakit siap menerima pasien yang kita rujuk. Ya kita rujuk pakai ambulance. Harus pakai ambulane kita, walaupun pasien ada kendaraan. Takutnya

nanti pasien kenapa-napa kan dek, jadi karena di ambulance kita sudah ada tabung oksigen jadi kita tinggal memasangkan ke pasien nya saja”.

Petugas PONED “Ya itu yang tidak dapat ditangani seperti kelainan letak normal, letak lintang, ketuban pecah dini, PEB, perdarahan post partum dan panduan kita selalu partograf. Kita lengkapi dengan surat rujukan yang sesuai dengan identitasnya pakai apa? Pakai KTP kah atau BPJS dan umum, terus kita lengkapi dengan dst, terus kita jelaskan lah ke keluarga pasien kalau pasiennya harus kita rujuk ke rumah sakit Rantau Prapat. Tapi biasanya keluarga pasien ikut aja apa yang kita bilangin tentang kondisi pasien, mungkin juga gak kepikiran lagi apa yang kita bilangin karena takut pasien nya kenapa-napa jadi biasanya langsung di iya kan aja gitu. Terus kan dek karena keluarga pasien nya sudah setuju dan kita juga takut terjadi kenapa-napa pada pasien nya jadi langsung kita rujuk aja pasien nya ke rumah sakit Rantau Prapat. Tapi tetap kalau kita merujuk pasien harus pakai SIJARIEMAS tadi. Jadi bidan siapa yang merujuk pasien ketahuan dimana lokasinya. Memang bersyukur kali lah kita karena ada program EMAS”.

Bidan Desa “Pernah lah dek, itu kemarin kasusnya perdarahan post partum. Karena waktu itu kejadiannya tengah malam dan kak rasa puskesmas juga tidak sanggup menanganinya karena puskesmas tidak menyediakan transfuse darah. Ya Pasti nya kakak infus pasien nya dulu, obat-obatan juga kak suntikan supaya pasiennya itu stabil. Lalu kak lihat lah ada gak perubahan pada pasien setelah diberikan obat-obatan, kalau gak ada perubahan langsung kakak bilangin ke keluarganya pasien harus dirujuk ke rumah sakit. Terus kak rujuk pasien ke rumah sakit Rantau Prapat dan biasanya rumah sakit Rantau Prapat sudah menyiapkan semuanya untuk menangani kasus perdarahan post partum yang kak rujuk. Kan kakak juga kerja di puskesmas jadi kita dari puskesmas ada SIJARIEMAS, jadi kalau kita merujuk pasien harus pakai SIJARIEMAS”.

BAB V PEMBAHASAN

Dokumen terkait