• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kesimpulan dari hasil penelitian tentang komunikasi verbal bupati ialah pandangan seluruh informan kelemahan bupati dalam memahami bahasa daerah, sehingga banyak masyarakat tidak simpati terhadap kinerja bupati. Seorang pemimpin harus mampu memahami bahasa daerah, jika tidak akan mengakibatkan kurangnya kepercayaan masyarakat terhadap pemimpin. Pemimpin juga harus mampu membuat masyarakat percaya terhadap ucapan-ucapannya, oleh karena itu seorang pemimpin harus menjaga ucapan dan tidak mengeluarkan janji-janji kepada masyarakat jika tidak dapat direalisasikan hal ini disampaikan seluruh informan.

Kebohongan bupati menyebabkan masyarakat kurang percaya pada pemerintah, sehingga program pemerintah sering diabaikan masyarakat bahkan dianggap hanya angin lalu, sama halnya perestasi yang diraih Pemkab Pakpak Bharat dianggap prestasi yang dibeli. Menjadi seorang pemimpin didaerah tidaklah semudah di kota, selain dari pada memperbaiki jajaran pemerintahan juga gerak pemimpin mudah dipantau masyarakat. Kesalahan dari jajaran pemerintahan juga merupakan kesalahan bupati oleh karena itu bupati harus mampu memilih staf ahli atau konsultan yang dapat dipercaya dan mampu memberikan masukan-masukan yang membangun.

Bupati Pakpak Bharat menjaga percakapan untuk menghindari kesalah pahaman salama berbicara oleh karena itu bupati lebih memilih diam dan menganggukkan kepala, sedangkan dalam berpidato bupati sangat mahir menyusun kata-kata sehingga mudah dimengerti masyarakat. Kelebihan bupati saat ini ialah lulusan luar negeri dan berpendidikan sehingga banyak masyarakat merasa bupati bagus namun jajarannya yang tidak bagus.

Seluruh informan berpandangan bupati lebih mengayomi kaum ibu-ibu dari pada bapak-bapak disetiap acara juga terlihat bupati lebih sering duduk berbarengan dengan ibu- ibu. Program bupati juga terlihat lebih mengutamakan kaum ibu-ibu, seperti program “sms bunda”. Program lain yang dianggap kelebihan bupati adalah pemberian beasiswa kepada mahasiswa yang lulus di perguruan tinggi khususnya yang berdomisili di Pakpak Bharat.

Ketegasan dalam berbicara juga harus dimiliki seorang pemimpin, saat ini bupati kurang tegas dalam memutuskan suatu permasalahan, banyak pertimbangan sehingga menimbulkan permasalahan baru pada masyarakat hal ini disampiakan informan ke tiga. Pengambilan keputusan yang adil belum pasti diterima seluruh elemen masyarakat, namun dibutuhkan putusan yang jelas dari seorang pemimpin. Kesalahan yang sering terjadi bukan hanya karena bupati akan tetapi juga karena kepala dinas yang kurang peka terhadap permasalahan.

Bupati lemah lembut dalam berbicara sehingga kaum ibu-ibu suka mendengar bupati berbicara, bupati juga sering menundukkan badan untuk bersalaman dan memeluk orang tua yang sudah lanjut usia.

Postur tubuh bupati tinggi dan miliki warna kulit putih, komunikasi yang sering terjadi seperti gelengan kepala untuk mengatakan tidak dan menunduk untuk mengatakan ia, sedangkan gerakan tangan seperti bersalaman, menepuk pundak audiens dan membuka kedua telapak tangan, menaikan bahu dan menggelengkan kepala untuk mengatakan tidak tahu. Gerak tubuh lainnya mengacungkan jempol kepada orang yang dipuji bupati.

Gerak isyarat biasanya diberikan kepada orang-orang tertentu dan makna dari gerak isyarat tersebut hanya diketahui oleh orang-orang tertentu, gerak isyarat biasanya digunakan pada waktu-waktu tertentu. Kepada orang tua yang sudah lanjut usia bupati lebih sopan dan lebih ramah, saat berjumpa bupati memeluk dan menundukkan badan

ketika lebih pendek dari bupati, dalam kegiatan kemasyarakatan biasanya bupati duduk berbarengan dengan orang tua.

Dalam pembangunan daerah, bupati menunjukkan program-program yang memihak kepada masyarakat, seperti pemberian beasiswa untuk mahasiswa yang berkuliah di Universitas Negeri dan pelayanan kesehatan maksimal. Pemimpin yang baik memberikan pengalaman, keterampilan, dan sikap pribadinya untuk membangkitkan semangat dan tim kerja. Pemimpin yang efektif mampu memberikan pengarahan terhadap usaha semua pegawai dalam mencapai tujuan organisasi Menurut Trisnawati (2005).

Penggunaan komunikasi verbal dan non verbal bupati selalu diperhatikan oleh masyarakat karena postur tubuh bupati yang tinggi serta penampilan yang menarik, oleh karena itu bupati juga harus mampu menjaga citra dihadapan masyarakat atau memang langsung bersikap apa adanya. Masyarakat Pakpak Bharat sedikit sehingga ketika ada yang tidak baik dari pemimpin langsung sampai keseluruh elemen masyarakat bahkan anak-anak juga menilai dari gerak gerak bupati.

Dalam komunikasi verbal, lambang bahasa yang dipergunakan adalah bahasa verbal ucapan lisan, tertulis pada kertas, ataupun elektronik. Bahasa suatu bangsa atau suku berasal dari interaksi dan hubungan antara warganya satu sama lain. Informan I, IV, V, VI, VII dan VIII berpendapat Bupati Remigo Yolanda Berutu mampu menguasai bahasa dan meramu bahasa sehingga mudah untuk dimengerti masyarakat. Vokalnya juga jelas dengan nada yang tinggi, namun bupati lemah dalam menggunakan bahasa daerah.

Kegiatan sehari-hari saat bertemu dengan masyarakat bupati juga sering berinteraksi langsung kepada masyarakat dan menggunakan bahasa yang lembut, terlebih ketika bertemu dengan masyarakat yang jauh lebih tua dari bupati maka bupati sangat hormat.

Tanggapan informan “sebagai seorang penguasa sangatlah mampu menguasai bahasa dan mampu memberikan keterangan kepada masyarakat dengan jelas dan singkat.

Sedangkan Informan II, berpendapat Bupati Remigo Yolanda Berutu terlalu diplomatis terhadap masyarakat, sehingga seluruh kata-kata yang sampaikan dihadapan masyarakat adalah bahasa diplomatis untuk menghibur masyarakat “sudah sewajarnya bupati mensejahterakan masyarakat dan itu bukan kesuksesan seorang pemimpin akan tetapi bagaimana bupati mampu memotivasi masyarakat sehingga mampu membangun bersama”. Informan III menilai bupati tidak mampu menguasai bahasa daerah, merupakan kesalahan besar, karena bahasa merupakan hal yang penting untuk diketahui, seorang pemimpin harus mampu menguasai bahasa daerah dimana dia memimpin.

Bupati kurang memahami kata-kata kiasan suku Pakpak dan penyusunan kata-kata dalam bahasa daerah juga kurang efektif. Informan berpendapat kelemahan kepemimpinan Remigo Yolanda Berutu adalah penguasaan bahasa daerah. Suku dominan di Pakpak Bahrat adalah Pakpak namun Batak Toba dan karo juga ada. Bupati juga harus mampu menguasai bahasa Batak Toba dan Karo, agar keharmonisan ketika berjumpa dengan masyarakat.

Kelemahan bupati tidak mampu mengakomodir pimpinan setingkat dibawahnya seperti kepala dinas, masih banyak kepala dinas yang salah penempatan, sehingga apa yang menjadi tujuan bupati tidak dapat tercapai, hal ini yang menyebabkan pandangan masyarakat kalau bupati suka berbohong.

Masyarakat Pakpak Bharat berharap program yang langsung menyentuh dengan langsung merupakan program kerja unggulan. Isi pidato bupati tidak sebanding dengan realita kenyataan, namun bupati tidak sering mengumbar janji kepada masyarakat. Bupati

tidak membatasi untuk bertemu dengan masyarakat dan tidak membeda-bedakan masyarakat.

Komunikasi non verbal adalah komunikasi yang pesannya dikemas dalam bentuk non verbal, tanpa kata-kata. Hidup nyata komunikasi non verbal jauh lebih banyak dipakai dari pada komunikasi verbal. Dalam berkomunikasi hampir secara otomatis komunikasi non verbal ikut terpakai. Karena itu, komunikasi non verbal bersifat tetap dan selalu ada. Komunikasi non verbal lebih jujur mengungkapkan hal yang mau diungkapkan karena spontan. Komunikasi non verbal meliputi, paralanguage, bentuk vokal, wajah, pandangan mata, tubuh, gerak isyarat, sentuhan dan rabaan, ruang dan gerak.

Ketegasan seorang pemimpin sangat dibutuhkan untuk membangun kepercayaan masyarakat terhadap pemimpin tersebut. Tingginya perpecahan pada masyarakat karena pemimpin yang kurang tegas, pemimpin tempat pengaduan masyarakat agar lebih dekat. Beliau dinilai masyarakat kurang tegas, bahkan memilih-milih saat memutuskan permasalahan seperti terjadinya pembunuhan terhadap pendeta sampai saat ini belum ada penjelasan yang pasti dari bupati.

Bupati memiliki bentuk fisik yang tinggi, ideal, berkulit putih, setiap hari mengunakan pakaian rapi dan terlihat mewah. Masyarakat Pakpak Bharat dominan ekonomi menengah kebawah, mata pencaharian dengan bertani, cara berfikir masyarakat masih banyak yang primitif. Dalam hal ini seorang pemimpin harus mampu menyesuaikan diri. Kunjungan kerja serta menghadiri acara-acara bupati selalu tepat waktu, bahkan sering terlebih dahulu bupati sampai ditempat.

Seluruh pegawai negeri sipil dan pemerintahan non pegawai negeri sipil harus tepat waktu dalam saat kegiatan, untuk sistem administrasi pemerintahan juga diupayakan memaksimalkan waktu. Sistem pelayanan administrasi dipercepat, jika terdapat pegawai

yang memperlama pengurusan administrasi langsung ditegur oleh bupati, bupati juga selalu menyampaikan “jika ada urusan masyarakat yang dipersulit, maka secepatnya disampaikan dan langsung ditegur”. Memperbaiki managemen pemerintahan adalah program utama bupati.

Remigo Yolanda Berutu merupakan salah satu ciri pemimpin yang otoriter karena setiap kegiatan harus berlangsung sesuai dengan rencana bupati, bahkan program yang berjalan merupakan hasil buah pikirannya sendiri. Selama kepemimpinan Remigo juga pantau semaksimal mungkin agar tidak ada yang keluar dari jalur yang telah ditetapkan. Remigo juga menerima kritikan dari seluruh elemen bahkan jika ditemukan pegawai yang tidak melayani dengan baik langsung di beri peringatan bahkan memindahkan posisi.

BAB V PEMBAHASAN

5.1 Opini Pemuka Masyarakat Terhadap Gaya Komunikasi Verbal Bupati Pakpak

Dokumen terkait