• Tidak ada hasil yang ditemukan

Opini Pemuka Masyarakat Terhadap Gaya Komunikasi Pemimpin (Studi Kasus Gaya Komunikasi Verbal dan Non Verbal Bupati Pakpak Bharat Remigo Yolando Berutu) Chapter III VI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Opini Pemuka Masyarakat Terhadap Gaya Komunikasi Pemimpin (Studi Kasus Gaya Komunikasi Verbal dan Non Verbal Bupati Pakpak Bharat Remigo Yolando Berutu) Chapter III VI"

Copied!
112
0
0

Teks penuh

(1)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif. Metode penelitian kualitatif adalah metode untuk menyelidiki obyek yang tidak dapat diukur dengan angka-angka ataupun ukuran lain yang bersifat eksak. Penelitian kualitatif jauh lebih subyektif daripada penelitian atau survei kuantitatif. Penelitian kualitatif dapat diartikan sebagai penelitian yang menghasilkan data deskriptif mengenai kata-kata lisan maupun tertulis, dan tingkah laku yang dapat diamati dari orang-orang yang diteliti.

W. Lawrence Neuman (dalam Muliyana, 2007) mengidentifikasi empat faktor yang terkait dengan orientasi dalam penelitian yang menggunakan metode kualitatif. Orientasi pertama terkait dengan pendekatan yang digunakan terhadap data. Metode kualitatif memperlakukan data sebagai sesuatu yang bermakna secara intrinsik. Dengan demikian, data yang ada dalam penelitian kualitatif bersifat “lunak”, tidak sempurna, imaterial, kadang kala kabur dan seorang peneliti kualitatif tidak akan pernah mampu mengungkapkan semuanya secara sempurna. Namun demikian, data yang ada dalam penelitian kualitatif bersifat empiris, terdiri dari dokumentasi ragam peristiwa, rekaman setiap ucapan, kata dan gestures dari objek kajian, tingkah laku yang spesifik, dokumen-dokumen tertulis, serta berbagai imaji visual yang ada dalam sebuah fenomena sosial (Mulyana, 2003).

(2)

berusaha menjangkau berbagai aspek dari dunia sosial termasuk atmosfer yang membentuk suatu objek pengamatan yang sulit ditangkap melalui pengukuran yang presisif atau diekspresikan dalam angka. Dengan demikian, penelitian kualitatif lebih bersifat transendental, termasuk di dalamnya memiliki tujuan menghilangkan keyakinan palsu yang terbentuk pada sebuah objek kajian. Penelitian kualitatif berusaha memperlakukan objek kajian tidak sebagai objek, namun lebih sebagai proses kreatif dan mencerna kehidupan sosial sebagai sesuatu yang “dalam” dan penuh gelagak.

Orientasi ketiga adalah penggunaan logika penelitian yang bersifat “logic in practice”. Penelitian sosial mengikuti dua bentuk logika yaitu logika yang direkonstruksi (reconstructed logic) dan logika dalam praktek (logic in practice). Metode kuantitatif mengikuti logika yang direkonstruksi dimana metode diorganisir, diformalkan dan disistematisir secara ketat. Sementara pada metode kualitatif, penelitian secara aktual dijalankan secara tidak teratur, lebih ambigu, dan terikat pada kasus-kasus spesifik. Hal ini tentu saja, mengurangi perangkat aturan dan menggantungkan diri pada prosedur informal yang dibangun oleh pengalaman-pengalaman di lapangan yang ditemukan si peneliti (Basrowi, 2002).

(3)

berarti kualitas riset menjadi rendah, namun lebih pada cara untuk dapat menjalankan orientasi dalam mengkonstruksikan makna.

Menurut teori penelitian kualitatif, agar penelitinya dapat betul-betul berkualitas, maka data yang dikumpulkan harus lengkap, yaitu berupa data primer dan data sekunder. Data primer adalah data dalam bentuk verbal atau kata-kata yang diucapkan secara lisan, gerak-gerik atau perilaku yang dilakukan oleh subjek yang dapat dipercaya, dalam hal ini adalah subjek penelitian (informan) yang berkenaan dengan variabel yang diteliti. Sedangkan data sekunder adalah data yang diperoleh dari dokumen-dokumen grafis (tabel, catatan, notulen rapat, dll), foto-foto, film, rekaman video, benda-benda, dan lain-lain yang dapat memperkaya data primer (Lexy, 2012)

(4)

demikian mungkin data yang akan diperoleh lebih bisa dipertanggung jawabkan (lexy, 2012).

Penelitian ini menggunakan desain penelitian studi kasus (case study). Metode Studi kasus didefinisikan dan dipahami dengan berbagai cara. (Dalam Basrowi, 2002) berpendapat bahwa studi kasus merupakan sebuah pendekatan yang mampu meneliti tentang fenomena yang sederhana atau kompleks, dengan unit analisis yang bervariasi mulai dari individu hingga korporasi dan bisnis yang besar, yang melibatkan berbagai teknik pengumpulan data dan aplikasi teori. Berdasarkan pengertian tersebut, fokus dan pendekatan studi kasus dapat diarahkan sesuai dengan sudut pandang individu atau masyarakat. Karakter informasi yang diperoleh dengan menggunakan pendekatan studi kasus adalah informasi yang sangat kaya, detail, dan mendalam.

3.2 Metode Pengumpulan data

Metode pengumpulan data dalam penelitian kualitatif sangat beragam, hal ini disebabkan karena sifat dari penelitian kualitatif terbuka dan luas, disesuaikan dengan masalah, tujuan penelitian, serta sifat objek yang diteliti. Jika diperhatikan, metode yang paling banyak digunakan dalam penelitian kualitatif adalah metode wawancara dan observasi. Maka dengan itu, penelitian yang akan dilakukan ini pun menggunakan metode yang sama yaitu metode wawancara. Alasan dipilih metode wawancara dalam penelitian ini adalah karena didalam penelitian ini, informasi yang diperlukan adalah berupa kata-kata yang diungEkapkan subjek secara langsung, sehingga dapat dengan jelas menggambarkan perasaan subjek penelitian dan mewakili kebutuhan informasi dalam penelitian.

(5)

melakukan eksplorasi terhadap isu tersebut, suatu hal yang tidak dapat dilakukan melalui pendekatan lain. Menurut Suwandi dan Basrori (2008), wawancara adalah suatu proses komunikasi interaksional antara dua orang, setidaknya studi antaranya memiliki tujuan tertentu yang telah ditetapkan sebelumnya, dan biasanya melibatkan pemberian dan menjawab pertanyaan. Wawancara yang dilakukan dalam penelitian ini adalah wawancara mendalam yaitu wawancara yang tetap menggunakan pedoman wawancara, namun penggunaannya tidak seketat wawancara terstruktur.

Penelitian ini menggunakan pedoman wawancara yang bersifat umum, yaitu pedoman wawancara yang harus mencantumkan isu-isu yang harus diliputan pambentukan urutan pertanyaan. Pedoman wawancara digunakan untuk mengingatkan peneliti mengenai aspek-aspek yang harus dibahas, sekaligus menjadi daftar pengecek (checklist) apakah aspek-aspek relevan tersebut telah dibahas atau dinyatakan (Purwandari, 2007). Adapun aspek yang ingin diungkap penelitian melalui wawancara dalam penelitian ini adalah hal-hal yang berhubungan dengan gaya komunikasi verbal dan non verbal pemimpin.

3.2.1 Studi Lapangan (Field Research). 3.2.1.1 Observasi

(6)

sehingga peneliti dapat menentukan informan yang akan diteliti dan juga untuk mengetahui jabatan, tugas/kegiatan, alamat, nomor telepon dari calon informan sehingga mudah untuk mendapatkan informasi untuk kepentingan penelitian.

3.2.1.2 In-depth interview

Dalam teknik pengumpulan menggunakan wawancara hampir sama dengan kuesioner. Wawancara itu sendiri dibagi menjadi 3 kelompok yaitu wawancara terstruktur, wawancara semi-terstruktur, dan wawancara mendalam (in-depth interview). Namun disini peneliti memilih melakukan wawancara mendalam (in-depth interview), bertujuan untuk mengumpulkan informasi dengan kompleks, yang sebagian besar berisi pendapat, sikap, dan pengalaman pribadi.

Wawancara mendalam (in-Depth interviewing), Walliman menyatakan “Interviews, because of their flexibility, are a useful method of obtaining information and opinions from

expert during the early stages of the research project”. Pertanyaan-pertanyaan yang

diberikan kepada informan bersifat open ended dan mengarah kepada kedalaman informasi. Biasanya teknik ini dilengkapi dengan teknik cakap dengan dasar teknik pancing dan lanjutannya semuka (Lexy, 2012)

Menghindari kehilangan informasi maka peneliti meminta ijin kepada informan untuk menggunakan alat perekam. Sebelum dilangsungkan wawancara mendalam, peneliti menjelaskan atau memberikan sekilas gambaran dan latar belakang secara ringkas dan jelas mengenai topik penelitian.

3.2.2 Studi Pustaka (LibraryResearch),

(7)

3.3 Subjek Penelitian.

3.3.1 Karakteristik Informan.

Memudahkan peneliti dalam menentukan informan peneliti, maka perlu adanya karakteristik informan. Adapun karakteristik informan.

a. Tokoh Agama

b. Tokoh Masyarakat yang mengerti sejarah Pakpak Bharat. c. Tokoh Adat

d. Masyarakat pendatang, yang berpindah ke Pakpak Bharat untuk mencari nafkah dan sudah tinggal di Pakpak Bharat lebih dari lima tahun.

Penelitian kualitatif hal yang menjadi bahan pertimbangan utama dalam pengumpulan data adalah pemilihan informan. Dalam penelitian kualitatif tidak digunakan istilah populasi. Teknik sampling yang digunakan oleh peneliti adalah purposive sample. Purposive sample adalah teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu

(Sugiyono, 2009). Selanjutnya menurut (Arikunto, 2010) pemilihan sampel secara

purposive pada penelitian ini akan berpedoman pada syarat-syarat yang harus dipenuhi

sebagai berikut :

a. Pengambilan informan harus didasarkan atas ciri-ciri, sifat-sifat atau karakteristik tertentu, yang merupakan ciri-ciri pokok yang telah peneliti susun pada karakteristik informan.

b. Subjek yang diambil sebagai informan benar-benar merupakan subjek yang paling banyak mengandung ciri-ciri yang terdapat pada karakteristik informan.

(8)

informan kunci yang paling sesuai dan tepat ialah tokoh masyarakat yang mengerti tentang sejarah Pakpak Bharat. Dari informan kunci ini selanjutnya diminta untuk memberikan rekomendasi untuk memilih informan-informan berikutnya, dengan catatan memberikan beberapa informan yang lain, sehingga peneliti dapat memilih kembali dari yang direkomendasi informan pertama. Setiap karakteristik informan peneliti memilih dua orang informan, akan tetapi jika data masih kurang maka peneliti menambahkan informan sesuai dengan kebutuhan data. Dengan demikian jumlah informan dalam penelitian sementara delapan informan.

3.4 Motode Analisi Data

Metode analisis interaktif Miles dan Huberman, model ini Mengajukan model analisis data yang disebut sebagai model interaktif. Model interaktif terdiri dari tiga hal utama, reduksi data, penyajian data, penarikan kesimpulan. Ketiga kegiatan tersebut merupakan kegiatan yang jalin menjalin pada saat sebelum, selama, dan sesudah pengumpulan data dalam bentuk yang sejajar untuk membangun wawasan umum yang disebut analisis miles dan huberman, 1992).

Gambar 3.1

Gambar table pengumpulan data

Pengumpulan Data

Penyajian Data

Reduksi Data

(9)

Sumber : Miles dan Huberman, 1992

Model interaktif, tiga jenis kegiatan analisis dan kegiatan pengempulan data merupakan proses siklus dan interaktif. Dengan sendirinya peneliti harus memiliki kesiapan untuk bergerak aktif selama pengumpulan data, selanjutnya bergerak bola balik di antara kegiatan reduksi, penyajian, dan penarikan kesimpulan/verifikasi selama penelitian.

Miles dan Hubermen (1992), mengemukakan bahwa aktivitas dalam analisis data kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung secara terus menerus sampai tuntas, sehingga datanya jenuh. Ukuran kejenuhan data ditandai dengan tidak diperolehnya lagi data atau informasi bar u.

Aktivitas dalam analisis meliputi reduksi data (data reduction), penyajian data (data display) serta penarikan kesimpulan dan verifikasi (conclusion drawing / verification).

Sejumlah peneliti kualitatif berupaya mengumpulkan data selama mungkin dan bermaksud akan menganalisis setelah meninggalkan lapangan. Cara tersebut untuk peneliti kualitatif salah, karena banyak situasi atau konteks yang tak terekam dan peneliti lupa pada situasinya, sehingga berbagai hal yang terkait dapat berubah menjadi fragmen-fragmen tak berarti. Sehingga pekerjaan pengumpulan data bagi peneliti kualitatif harus langsung diikuti dengan pekerjaan menuliskan, mengedit, mengklasifikasikan, mereduksi, dan menyajikan yang selanjutnya.

3.4.1 Tahap Pengumpulan Data.

(10)

teknik seperti observasi, wawancara, dokumentasi dan menggunakan alat bantu yang berupa kamera, video tape. Pada tahapan penelitian ini melakukan proses pengumpulan data dengan menggunakan teknik pengumpulan data yang telah ditentukan sejak awal. Proses pengumpulan data melibatkan aktivitas, latar, dan konteks terjadinya pristiwa. Sebagai alat pengumpulan data (human instrument), peneliti harus pandai-pandai mengelola waktu yang dimilik, menampilkan diri, dan bergaul ditengah-tengah masyarakat Pakpak Bharat.

Data penelitian kualitatif bukan hanya sekedar terkait dengan kata-kata, tetapi sesunggunhnya yang dimaksud dengan data dalam penelitian kualitatif adalah segala sesuatu yang diperoleh dari yang dilihat, didengar, dan diamati, data dapat berupa catatan lapangan sebagai hasil pengamatan, deskripsi wawancara, catatan harian/pribadi, foto, pengalaman pribadi, jurnal, cerita sejarah, surat-surat, agenda, atribut seseorang dan simbol-simbol yang melekat.

3.4.2 Reduksi Data.

Reduksi Data dalam analisis data penelitian kualitatif menurut Miles dan Huberman (1992: 16) sebagaimana ditulis Malik diartikan sebagai proses pemilihan, pemusatan perhatian pada penyederhanaan, pengabstrakan, dan transformasi data “kasar” yang muncul dari catatan-catatan tertulis di lapangan. Reduksi data berlangsung terus menerus selama proyek yang berorientasi penelitian kualitatif berlangsung.

(11)

data/transformasi ini berlanjut terus sesudah penelitian lapangan, sampai laporan akhir lengkap tersusun.

Reduksi data merupakan bagian dari analisis. Reduksi data merupakan suatu bentuk analisis yang menajamkan, menggolongkan, mengarahkan, membuang yang tidak perlu, dan mengorganisasi data dengan cara sedemikian rupa hingga kesimpulan-kesimpulan finalnya dapat ditarik dan diverifikasi. Dengan “reduksi data” peneliti tidak perlu mengartikannya sebagai kuantifikasi. Data kualitatif dapat disederhanakan dan ditransformasikan dalam aneka macam cara, yakni: melalui seleksi yang ketat, melalui ringkasan atau uraian singkat, menggolongkan-nya dalam satu pola yang lebih luas. Kadangkala dapat juga mengubah data ke dalam angka-angka atau peringkat-peringkat, tetapi tindakan ini tidak selalu bijaksana.

Proses analisis data mestinya dimulai dengan menelaah seluruh data yang tersedia dari berbagai sumber. Setelah dikaji, langkah berikutnya adalah membuat rangkuman untuk setiap kontak atau pertemuan dengan informan. Dalam merangkum data biasanya ada satu unsur yang tidak dapat dipisahkan dengan kegiatan tersebut. Kegiatan yang tidak dapat dipisahkan ini disebut membuat abstraksi, yaitu membuat ringkasan yang inti, proses, dan persyaratan yang berasal dari responden tetap dijaga. Dari rangkuman yang dibuat ini kemudian peneliti melakukan reduksi data yang kegiatannya mencakup unsur-unsur spesifik termasuk;

1) Proses pemilihan data atas dasar tingkat relevansi dan kaitannya dengan setiap kelompok data,

(12)

3) Membuat koding data sesuai dengan kisi-kisi kerja penelitian.

Kegiatan lain yang masih termasuk dalam mereduksi data yaitu kegiatan memfokuskan, menyederhanakan dan mentransfer dari data kasar ke catatan lapangan. Dalam penelitian kualitatif-naturalistik, ini merupakan kegiatan kontinyu dan oleh karena itu peneliti perlu sering memeriksa dengan cermat hasil catatan yang diperoleh dari setiap terjadi kontak antara peneliti dengan informan

Sejumlah langkah analisis selama pengumpulan data menurut Miles dan Huberman adalah :

Pertama, meringkaskan data kontak langsung dengan orang, kejadian dan situasi di lokasi penelitian. Pada langkah pertama ini termasuk pula memilih dan meringkas dokumen yang relevan. Kedua pengkodean. Pengkodean hendaknya memperhatikan setidak-tidaknya empat hal :

a. Digunakan simbol atau ringkasan.

b. Kode dibangun dalam suatu struktur tertentu. c. Kode dibangun dengan tingkat rinci tertentu

d. Keseluruhannya dibangun dalam suatu sistem yang integratif.

(13)

Miles dan Huberman memisahkan komentar peneliti mengenai subtansi dan metodologinya. Komentar subtansial merupakan catatan marginal. Keenam, penyimpanan data. Untuk menyimpan data setidak-tidaknya ada tiga hal yang perlu diperhatikan :

a. Pemberian label

b. Mempunyai format yang uniform dan normalisasi tertentu c. Menggunakan angka indeks dengan sistem terorganisasi baik.

Ketujuh, analisis data selama pengumpulan data merupakan pembuatan memo. Memo yang dimaksud Miles dan Huberman (1992) adalah teoritisasi ide atau konseptualisasi ide, dimulai dengan pengembangan pendapat atau proposisi. Kedelapan, analisis antarlokasi. Ada kemungkinan bahwa studi dilakukan pada lebih dari satu lokasi atau dilakukan oleh lebih satu staf peneliti. Pertemuan antar peneliti untuk menuliskan kembali catatan deskriptif, catatan reflektif, catatan marginal dan memo masing-masing lokasi atau masing-masing peneliti menjadi yang konform satu dengan lainnya, perlu dilakukan. Kesembilan, pembuatan ringkasan sementara antar lokasi. Isinya lebih bersifat matriks tentang ada tidaknya data yang dicari pada setiap lokasi.

(14)

3.4.3 Display data

Pada tahap ini peneliti banyak terlibat dalam kegiatan penyajian atau penampilan (display) dari data yang dikumpulkan dan dianalisis sebelumnya, mengingat bahwa peneliti kualitatif banyak menyusun teks naratif. Display adalah format yang menyajikan informasi secara tematik kepada pembaca. Miles dan Huberman (1992) memperkenalkan dua macam format, yaitu : diagram konteks (context chart) dan matriks.

Penelitian kualitatif biasanya difokuskan pada kata-kata, tindakan- tindakan orang yang terjadi pada konteks tertentu. Konteks tersebut dapat dilihat sebagai aspek relevan segera dari situasi yang bersangkutan, maupun sebagai aspek relevan dari sistem sosial dimana seseorang berfungsi (ruang kelas, sekolah, departemen, keluarga, agen, masyarakat lokal), sebagai ilustrasi dapat dibaca Miles dan Huberman (1992)

Penyajian data diarahkan agar data hasil reduksi terorganisir, tersusun dalam pola hubungan, sehingga makin mudah dipahami dan merencanakan kerja penelitian selanjutnya. Pada langkah ini peneliti berusaha menyusun data yang relevan sehingga menjadi informasi yang dapat disimpulkan dan memiliki makna tertentu. Prosesnya dapat dilakukan dengan cara menampilkan data, membuat hubungan antar fenomena untuk memaknai apa yang sebenarnya terjadi dan apa yang perlu ditindak lanjuti untuk mencapai tujuan penelitian. Penyajian data yang baik merupakan satu langkah penting menuju tercapainya analisis kualitatif yang valid dan handal.

Miles and Hubermen (1992) menyatakan : ”the most frequent form of display data for qualitative research data in the post has been narrative text”/yang paling sering

(15)

dengan menggunakan tabel, grafik, amatrik dan semacamnya; bukan diisi dengan angka-angka melainkan dengan kata atau phase verbal.

Melakukan display data, selain dengan teks yang naratif juga dapat berupa : bagan, hubungan antar kategori, diagram alur (flow chart), pictogram, dan sejenisnya. Kesimpulan yang dikemukakan ini masih bersifat sementara dan akan berubah bila ditemukan bukti-bukti kuat yang mendukung tahap pengumpulan data berikutnya

3.4.4 Penarikan Kesimpulan/Verifikasi

Langkah selanjutnya adalah tahap penarikan kesimpulan berdasarkan temuan dan melakukan verifikasi data. Seperti yang dijelaskan di atas bahwa kesimpulan awal yang dikemukakan masih bersifat sementara dan akan berubah bila ditemukan bukti-bukti buat yang mendukung tahap pengumpulan data berikutnya. Proses untuk mendapatkan bukti-bukti inilah yang disebut sebagai verifikasi data. Apabila kesimpulan yang dikemukakan pada tahap awal didukung oleh bukti-bukti yang kuat dalam arti konsisten dengan kondisi yang ditemukan saat peneliti kembali ke lapangan maka kesimpulan yang diperoleh merupakan kesimpulan yang kredibel.

Langkah verifikasi yang dilakukan peneliti sebaiknya masih tetap terbuka untuk menerima masukan data, walaupun data tersebut adalah data yang tergolong tidak bermakna. Namun demikian peneliti pada tahap ini sebaiknya telah memutuskan antara data yang mempunyai makna dengan data yang tidak diperlukan atau tidak bermakna. Data yang dapat diproses dalam analisis lebih lanjut seperti absah, berbobot, dan kuat sedang data lain yang tidak menunjang, lemah, dan menyimpang jauh dari kebiasaan harus dipisahkan. Kualitas suatu data dapat dinilai melalui beberapa metode, yaitu :

(16)

c. Mengecek melalui triangulasi

d. Melakukan pembobotan bukti dari sumber data-data yang dapat dipercaya e. Membuat perbandingan atau mengkontraskan data

f. Menggunakan kasus ekstrim yang direalisasi dengan memaknai data negatif

Mengkonfirmasi makna setiap data yang diperoleh dengan menggunakan satu cara atau lebih, diharapkan peneliti memperoleh informasi yang dapat digunakan untuk mendukung tercapainya tujuan penelitian. Penarikan kesimpulan penelitian kualitatif diharapkan merupakan temuan baru yang belum pernah ada. Temuan tersebut dapat berupa deskripsi atau gambaran suatu objek yang sebelumnya remang-remang atau gelap menjadi jelas setelah diteliti. Temuan tersebut berupa hubungan kausal atau interaktif, bisa juga berupa hipotesis atau teori.

3.5 Sumber Data 3.5.1 Data primer

Data primer adalah data yang diperoleh melalui lapangan pada objek penelitian. Peneliti turun langsung ke objek penelitian untuk mengumpulkan data melalui wawancara dengan beberapa informan, mengamati lokasi penelitian dan mencatat data yang didapatkan dilapangan.

3.5.2 Data Sekunder

(17)

3.6 Lokasi Penelitian dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Kabupaten Pakpak Bharat sebagai salah satu kabupaten pemekaran dari Kabupaten Dairi. Menjadi alasan peneliti untuk memilih Kabupaten Pakpak Bharat adalah Kabupaten ini sudah mendapatkan beberapa prestasi penghargaan dari pemerintah pusat dan lokasi ini terpencil, sedangkan kabupaten masih muda. Pencapaian prestasi satu kabupaten tidaklah mudah oleh karena pemimpin perlu strategi baru.

(18)

BAB IV

TEMUAN PENELITIAN

4.1 Diskripsi Lokasi Penelitian.

Lokasi Penelitian dilakukan di Kabupaten Pakpak Bharat yang ibukotanya Salak, Provinsi Sumatera Utara. Kabupaten Pakpak Bharat memiliki delapan kecamatan antara lain, Kecamatan Kerajaan, Kecamatan Pagindar, Kecamatan Pergetteng Getteng Sengkut, Kecamatan Salak, Kecamatan Siempat Rube, Kecamatan Sitellu Tali Urang Jahe, Kecamatan Sitellu Tali Urang Julu, Kecamatan tinada dan 52 jumlah desa. Kabupaten Pakpak Bharat merupakan pemekaran dari Kabupaten Dairi yang dimekarkan pada tanggal 28 juli tahun 2003 bupati pelaksana pada saat itu adalah Tigor Solin (http://www.Pakpakbharatkab.go.id/content/ read/20/) dan masyarakat dominan etnis Pakpak. Bahasa sehari-hari yang digunakan masyarakat adalah Bahasa Pakpak dan masih banyak yang tidak memahami Bahasa Indonesia dengan baik, masyarakat Pakpak Bharat dominan beragama Kristen.

(19)

Informan dalam penelitian ini berjumlah delapan orang sebagai informan utama. Pemilihan informan juga akan merujuk pada karakteristik yang telah ditentukan lebih awal, Menurut Arikunto (2010) pemilihan sampel secara purposive pada penelitian ini akan berpedoman pada syarat-syarat yang harus dipenuhi. Informan diklasifikasikan menurut tokoh masyarakat, tokoh adat, tokoh agama dan mewakili dari pegawai negeri sipil. Informan yang terpilih telah dilakukan seleksi terlebih dahulu oleh peneliti, informan yang terpilih akan memberikan data yang akurat terkait yang dibutuhkan oleh peneliti.

Delapan informan terbagi dari dua orang dari tokoh agama Islam, dua orang tokoh agama Kristen, dua orang tokoh Adat dari suku pakpak yang marga Berutu dan marga Manik kedua mayoritas di Kabupaten Pakpak Bharat, dan dua orang dari pegawai pemerintahan. Kedelapan informan mewakili dari seluruh elemen masyarakat Pakpak Bharat dan perwakilan marga dipilih dari marga yang mayoritas. Delapan informan tersebut yang mampu dan mau memberikan informasi dengan detail tentang bupati dalam komunikasi verbal dan non verbal. Informan yang terpilih juga sudah pernah melihat, mendengar dan sering bertemu dengan bupati, untuk membantu informan lebih bebas dalam memberikan opini maka peneliti menyembunyikan data pribadi informan.Masyarakat Pakpak Bharat masih kental dengan hubungan adat istiadat juga masih sedikit masyarakatnya sehingga mudah untuk dikenali.Biasanya jika memberikan informasi tentang pemerintah terkait keburukan dan kelemahan akan dianggap sebagai masyarakat yang kontra dengan pemerintah.

4.3 Proses Penelitian

(20)

informan, agar mendapatkan informan yang akuntabel sehingga data yang dibutuhkan akurat dan terpercaya. Masyarakat Pakpak Bharat masih banyak yang kurang mampu dalam menggunakan bahasa Indonesia terutama tokoh adat dan tokoh masyarakatnya, sehingga dalam menggali informasi peneliti juga sering menggunakan Bahasa Pakpak.

Informan adalah tokoh masyarakat, tokoh adat, pemuka agama dan jajaran pemerintah Kabupaten Pakpak Bharat dengan menyesuaikan karakteristik yang telah peneliti tetapkan.Informan yang terpilih mewakili dari seluruh elemen masyarakat Pakpak Bharat.Data pribadi informan di samarkan, untuk menjaga privasi informan agar lebih terbuka dalam memberikan informasi yang peneliti butuhkan.

Setelah seminar proposal tesis peneliti langsung mengajukan surat pemberitahuan penelitianke Pemkab Pakpak Bharat melalui Bapollinmas. Penelitian dilaksanakan di Kabupaten Pakpak Bharat. Setelah itu peneliti melakukan penelitian dengan tahap awal pendekatan dengan masyarakat untuk mendapatkan informasi tentang informan, dan nantinya dapat memberikan informasi terkait data-data yang di butuhkan peneliti. Peneliti terkendala dalam melakukan proses observasi penelitian dikarenakan sistem administrasi Pemerintahan yang kurang tanggap terhadap penelitian mahasiswa, sehingga peneliti harus menunggu proses penelitian.

Pendekatan terhadap calon informan akan mempermudah peneliti dalam menetapkan informan. Keterkaitan akan “cerita” orang lain merupakan hal dasar motivasi seseorang untuk memahami orang lain melalui proses wawancara. Seidman (2006) menyatakan bahwa ketertarikan terhadap cerita orang lain adalah dasar memungkinkan penggalian nilai valuedari interview melalui kemampuan verbal responden.

(21)

Data yang diperoleh dari lapangan jumlahnya cukup banyak, sehingga perlu dicatat secara diteliti dan dirincikan. Seperti telah dikemukakan sebelumnya, semakin lama peneliti melakukan penelitiandi lapangan, maka jumlah data yang diperoleh akan semakin banyak, kompleks, dan rumit. Untuk itu perlu segera dilakukan analisis data melalui reduksi data.

Mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal yang pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting, serta mencari tema dan polanya. Dengan demikian data yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang lebih jelas, dan mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data,menganalisis data, dan mencari tambahan data apabila diperlukan. Dalam mereduksi data, setiap peneliti akan dipandu oleh tujuan yang akan dicapai. Tujuan utama dari penelitian kualitatif adalah pada temuan. Oleh karena itu, apabila peneliti dalam melakukan penelitian menemukan segala sesuatu yang dipandang asing, tidak dikenal, belum memiliki pola, justru itulah yang harus dijadikan perhatian peneliti dalam melakukan reduksi data.

Reduksi data merupakan proses berpikir sensitif yang memerlukan kecerdasan, keleluasaan, dan kedalaman wawasan yang tinggi. Bagi peneliti yang masih baru, dalam melakukan reduksi data dapat mendiskusikan dengan teman atau orang lain yang dipandang cukup menguasai permasalahan yang diteliti. Melalui diskusi itu, wawasan peneliti akan berkembang, sehingga dapat mereduksi data-data yang memiliki nilai temuan dan pengembangan teori yang signifikan.

Informan I

(22)

Islam yang terkemuka di Kabupaten Pakpak Bharat terlihat dari sikap dan penampilan.D.Berutu memiliki warna kulit hitam, berbadan tinggi, kurus dan rambut pendek. Kelebihan beliau dari tokoh lainnya beliau lebih dingin dan positif dalam menanggapi permasalahan pada masyarakat. Kegiatan kemasyarakatan D.Berutu selalu diutamakan untuk berbicara, namun dalam pandangan politik beliau tidak terpengaruh dan tidak masuk dukungan pada calon bupati berikutnya, sehingga peneliti memilih yang menjadi informan pertama dari tokoh agama Islam adalah D.Berutu.

Opini informan pertama, Remigo Yolando Berutu kurang dalam penguasaan bahasa daerah dan lebih sering menggunakan bahasa Indonesia. Informan berpendapat beliau bukan pemimpin yang sejati. Menutupi kelemahan bupati dalam penguasaan bahasa daerah menggabungkan bahasa Indonesia dengan bahasa Pakpak. Seorang pemimpin seharusnya mampu menguasai bahasa sehari-hari yang digunakan masyarakat. Bupati Pakpak memiliki legalitas pendidikan yang jelas dan lebih baik dari bupati Dairi sehingga ada nilai lebih untuk menutupi kekurangan bupati dalam menguasai bahasa daerah.

Bahasa merupakan alat komunikasi yang lebih efektif untuk melanjutkan pembangunan oleh karena itu pemimpin di Kabupaten Pakpak Bharat harus mampu dan mahir dalam menggunakan bahasa Pakpak, cara pandang masyarakat masih primitif dan suku dominan adalah suku pakpak. Penggunaan bahasa pakpak bupati terlihat kaku dan janggal sehingga informan berpandangan bupati terlihat sombong.

Beliau aktif dalam kegiatan masyarakat seperti pesta adat walau sebagai pelengkap penyempurna. Kehadiran bupati juga membantu untuk dapat menguasai bahasa daerah dan adat istiadat pakpak, dalam hal ini pandangan informan pertama tentang penguasaan bahasa bupati adalah:

(23)

lebih sering menggunakan bahasa Indonesia dari pada bahasa daerah. Setiap berjumpa dengan masyarakat selalu memberikan motivasi agar masyarakat tetap bersimpati kepada bupati. Dalam pertemuan persuasif bupati juga mampu menggunakan bahasa daerah namun tidak sempurna seperti masyarakat lain “ mer pasir-pasir” bercampur dengan bahasa pakpak dan bahasa Indonesia. Bupati menggunakan bahasa daerah terlihat janggal dan kaku, sehingga ada istilah baru “bahasa pakpak logat Jakarta” artinya menggunakan bahasa Pakpak namun nadanya seperti orang jawa. Bupati juga sering mengikuti kegitan pesta adat pakpak agar lebih cepat dalam memahami bahasa pakpak.”

Pesan yang disampaikan bupati singkat padat dan jelas sehingga masyarakat mudah untuk memahaminya. Penyampaian janji-janji bupati tak luput dari perhatian informan pertama dan dapat disimpulkan bupati tidak terlalu banyak menyampaikan janji-janji sehingga masyarakat lebih percaya saat bupati berpidato. Pandangan masyarakat melalui informan pertama tentang kata-kata bupati adalah mudah untuk dimengerti dan dipahami oleh masyarakat banyak. Selain itu, penyampaiannya sederhana dan tidak bertele-tele. Pergaulan bupati lebih sering kepada kalangan elit seperti legislatif, wartawan dan orang-orang yang ikut serta memenangkan bupati saat pilkada sedangkan pada masyarakat umum hanya sekedar tegur sapa.

Banyak pandangan positif yang diberikan masyarakat tidak dihiraukan begitu saja, sehingga masyarakat akan lebih memilih untuk mendengarkan hal yang disampaikan bupati. Informan pertama juga menegaskan dalam pandangan lain bupati memiliki banyak kata-kata yang sudah dianggap basa-basi oleh masyarakat karena setiap berjumpa dengan bupati banyak disampaikan namun lebih banyak lagi yang tidak terealisasi.

(24)

dengan menunjukkan jati diri sebagai suku Pakpak melalui kata-kata kiasan dan identitas adat istiadat.

Bupati menjaga percakapan dengan seluruh elemen masyarakat sesuai dengan kelasnya, karena jumlah masyarakat Pakpak Bharat masih sedikit sehingga percakapan bupati selalu tidak didengar oleh masyarakat dan menjadi perbincangan di warung kopi. Bupati kurang memahami bahasa daerah namun mahir dalam berbahasa inggris karena bupati merupakan lulusan luar negeri. Bupati hadir di kabupaten Pakpak Bharat setelah menjabat sebagai wakil bupati Sebelumnya bupati tinggal di ibu kota Jakarta.

“Bupati menjaga percakapan khususnya pada masyarakat, untuk menghindari maksud dari percakapan yang salah, dalam kondisi masyarakat dengan pola pikir yang masih primitif dalam pembicaraan sehingga akan melekat lama pada masyarakat tersebut. Bupati sering bercanda kepada masyarakat namun pada orang tertentu bupati jarang bercanda. Bupati high

class dalam berbicara, seolah-olah bupati lebih dari semua orang. Pada

dasarnya apa yang yang telah disampaikan bupati belum tentu dilaksanakannya. Bupati tidak banyak memebrikan janji-janji agar tidak benyak tagihan masyarakat. Pemberian bantuan kepada mahasiswa yang berkuliah di universitas negeri akan diseleksi dengan transparan namun kenyataannya tidak direalisasikan. Bupati sering memberikan harapan palsu, harapan yang telah dijanjikan diutarakan sehingga menarik simpati masyarakat.”

Bupati berbicara dengan masyarakat sesuai dengan usia, biasanya lebih terlihat lembut bupati kepada orang tua yang sudah lanjut usia. Gaya komunikasi bupati terlihat berbeda merangkul, memeluk dan memberikan kelebihan perhatian kepada orang tua tersebut. Karena perbedaan tersebut, lebih banyak kalangan orang tua lansia yang menyukai sikap bupati sedangkan untuk kalangan anak muda dan orang tua memandang bupati hanya sekedar saja.

(25)

Pada dasarnya bupati mudah untuk di ajak kerjasama dan selalu memberikan peluang kepada orang lain untuk berkarya namun banyak masyarakat dan jajaran pemerintahan yang merasa tidak diperhatikan oleh bupati. Berikut Opini informan:

“Pada kegiatan sehari-hari bupati berbincang dengan masyarakat tentang kegiatan yang telah dilaksanakan bupati. Gaya komunikasi bupati kepada orang tua yang sudah lanjut usia sangat berbeda. Penyambutan tamu-tamu dari luar kota selalu di utamakan bupati bahkan ketika ada kegiatan sering di kensel untuk menyambut tamu. Berjumpa dengan bupati harus melalui protokol dan penuh dengan pengamanan, sepertinya bupati sangat berhati-hati saat berjumpa dengan masyarakat. Sering bertolak belakang dengan kenyataan, seperti pemberian kebebasan untuk masyarakat mengadu kepadanya namun berjumpa saja harus penuh dengan syarat, menunggu dan pengamanannya sangatlah ketat, hal ini membuat masyarakat malas berjumpa.”

Remigo Yolando Berutu saat berpidato selalu menggebu-gebu penuh dengan semangat. Intonasi suara tinggi sehingga seluruh audiens tetap fokus mendengarkan pidato bupati. Nada suara yang tinggi untuk mepertegas dari isi pesan yang disampiaikan bupati kepada audiens, selain itu juga budaya di Pakpak Bharat berbicara dengan intonasi suara tinggi.

Remigo Yolando Berutu lemah dalam pengambilan keputusan pada permasalahan yang terjadi di sekitar masyarakat yang dipimpinnya, sering mempertimbangkan dengan tidak seimbang. Remigo Yolando Berutu lebih mengutamakan orang terdekat. Beliau juga sangat tegas dalam berbicara, penuh wibawa, kharismatik dan lantang. Inilah Opini informan:

(26)

Bupati sering menyampaikan kepada masyarakat “ketika ada pegawai pemerintahan mempersulit secepatnya dilaporkan”. Pada kenyataan laporang yang telah disampaika tidak pernah digubrisnya dan masyarakat menjadi tidak ingin memberikan kritik dan saran kepada bupati.

Vocal suara Remigo Yolando Berutu saat berbicara sangat jelas dan mudah untuk

dipahami,isi pesan yang disampaikan juga jelas sehingga masyarakat senang mendengar pidato bupati. Bupati berbincang untuk hal yang serius biasanya 30 menit selebihnya bupati akan berbicara dengan canda-candaan akan tetapi kepada pejabat pemerintahan lebih terlihat serius, biasanya hingga selesai rapat bupati selalu tegang dan terlihat serius.

“Bupati orang yang berpendidikan dan memiliki keluarga yang terpandang sehingga dari wawasan seharusnya sudah lebih jauh dipahami oleh bupati akan tetapi kalau dari kenyataan bupati tidak menerapkan ilmu yang dimiliki untuk mengayomi masyarakat, dalam kegiatan sehari-hari bupati selalu menggunakan alat bantu selama bupati ada di Pakpak Bharat tidak pernah terlepas dari body guard sehingga untuk berbicang dengan bupati tidak dapat Bebas dan harus diperiksa oleh ajudan baru dapat berjumpa dengan bupati dan ketika berjumpa lebih banyak bupati yang berbicara. Nasehat-nasehat banyak disampaikan bupati dengan makna yang tinggi namun yang disayangkan nasehat yang diberikan bupati sendiri tidak menjalankan.”

Bupati memiliki ciri khas yang berbeda dan cara bertingkah laku yang berbeda. Remigo adalah orang yang tidak mampu menyembunyikan perasaannyadan langsung terlihat dari raut wajahnya.Walaupun terkadang saat marah beliau tersenyum akan tetapi terlihat jelas dari senyumnya seperti terpaksa. Remigo Yolando Berutu pemimpin yang keras dan program harus jelas, terstruktur juga terjadwal jika tidak maka langsung diambil keputusan tersendiri.

(27)

“Pandangan mata Remigo Yolando Berutu tajam dan bola mata terlihat lebih besar seperti melotot, Remigo Yolando Berutu sering berkomunikasi dengan kedipan mata kepada individu-individu lainnya, menyampaikan pesan dengan tegas dan intonasi suara yang tinggi pandangan mata bupati terlihat tajam sehingga langsung menyentuh perasaan audiens”

Remigo Yolando Berutu sering memakai pakaian bermotif adat Pakpak berlengan pendek dan memakai jam tangan. Bupati terlihat formal hanya ketika mengikuti agenda-agenda resmi, namun jika kesehariannya bupati biasanya lebih terlihat gagah dengan postur tubuh yang dimilikinya. Gaya bupati banyak disukai kaum ibu-ibu karena gagah dan terlihat bersih setiap hari. Opini informan

“Penampilan bupati tidak terlalu mecolok bahkan lebih sering menggunakan pakain biasa. Dari gaya penampilan bupati juga perhatian masyarakat, bupati terlihat ramah didepan masyarkat banyak dan sifat aslinya akan terihat saar berjumpa berduan atau dialong tertutup, bupati juga orang yang tidak pernah berpikir gagal setiap yang dipikirkan bupati wajib tercapai.”

Belakangan ini bupati sering turun langsung kepada masyarakat untuk berdialong atau minum kopi bareng dan berdiskusi langsung kepada masyarakat. Banyak masyarakat menganggap kunjungan bupati untuk memperbaiki citra dan mengambil simpati masyarakat persiapan pilkada 2015. Seorang pemimpin yang memiliki jabatan politik sudah menjadi rahasia umum. Bahkan menghalalkan segala cara untuk mengambil jabatan tersebut, sehingga saat menjabat sebagai bupati akan mendahulukan kepentingan pribadi dari pada kepentingan orang banyak.

(28)

kepemimpinan bupati namun jika dilihat dari strategi bupati sangat efektif dan kenyataan sehingga tidak ada gejolak yang terjadi selama masa jabatan bupati.

“Acara ulang tahun Pakpak Bharat juga sebagai pesta rakyat Pakpak Bharat biasanya bupati berada di lingkaran masyarakat tidak menduduki kursi bupati yang telah disediakan, pada kegiatan-kegiatan yang melibatkan masyarakat banyak bupati selalu berada pada lingkaran masyarakat atau duduk disamping masyarakat dalam hal ini masyarakat sering memuji bupati dan memandang bupati orang yang sederhana rendah hati dan tidak terlalu menunjukkan jabatan, namun para pejabat pemerintahan seperti kepala dinas yang banyak unjuk gigi oleh karena itu banyak masyarakat yang cinta kepada bupati dan benci kepada jajaran pejabat pemkab. Kelemahan bupati adalah menyusun pejabat pemerintahan yang mampu mengikuti alur pemikiran bupati sehingga program yang disusun oleh bupati dapat dilasanakan sesuai harapan yang telah ditentukan”.

Bupati Pakpak Bharat sangat perhitungan dengan waktu. Setiap upacara bendera wajib tepat waktu, ketika ada pegawai yang terlambat langsung ditegur karena bupati tidak pernah terlambat untuk upacara. Begitu juga dengan apel pagi bagi pegawai tidak boleh lewat dari jadwal yang telah ditentukan. Kunjungan ke-masyarakat lebih sering bupati terlebih dahulu sampai di tempat dan menunggu masyarakat, dengan tujuan membangun citra baik kepada masyarakat oleh karena itu bupati mendapat julukan “pencitraan setiap saat”. Ketaatan bupati dengan waktu membuat semua program-program juga harus dapat diselesaikan sesuai dengan jadwal yang telah ditetapkan bahkan jika tidak terlaksana maka agenda yang telah dijadwalkan dialihkan atau diagendakan kembali.Masyarakat banyak suka dengan bupati karena tepat waktu sehingga masyarakat tidak lama menunggu.

(29)

membatalkan pertemuan karena kepentingan lain, sedangkan yang berkepentingan sudah lama menunggunya.

Informan II

Informan kedua bernama N.A Berutu dari tokoh agama Islam, jenis kelamin perempuan, berdomisili di Kecupak, pekerjaan sebagai ibu rumah tangga dan membantu suami bertani. N.A Berutu suku Pakpak, beragama Islam dan usia beliau 45 tahun. Ketokohan N.A Berutu dipandang masyarakat lebih memahami tentang hukum-hukum agama dan sering mengisi ceramah-ceramah diperwiritan.Bentuk fisik kurus dan wajah sudah terlihat tua, setiap harinya menggunakan jilbab ketika keluar rumah. Warna kulit gelap, dan tinggi badan 160 cm. N.A berutu lebih memahami perkembangan Pakpak Bharat dan pemimpinnya, sehinggabeliau mampu memberikan data yang lebih akuntabel. N.A Berutu juga sering mengikuti kegiatan-kegiatan kepemerintahan seperti kunjungan bupati, musrembang.Informan dari tokoh agama Islam berjenis kelamin Perempuan N.A Berutu lebih memahami perkembangan bupati secara subjektif dan mampu memberikan keterangan lebih detail.

(30)

“Bupati kurang memahami bahasa pakpak sehingga setiap berpidato menggunakan bahasa Indonesia. Pemimpin di Kabupaten Pakpak Bharat harus mampu dan mahir dalam menggunakan bahasa Pakpak, karena masyarakat masih banyak tidak memahami bahasa indoneisa dengans sempurna. Banyak orang yang berpendapat dari gaya bahasa bupati menunjukkan kesombongan namun yang menjadi permasalahan masyarakat yang kurang mampu memaknai bahasa atau ada sesuatu hal yang tidak disuka dengan bupati. Khusus daerah Kabupaten Pakpak Bharat masih banyak menggunakan sifat iri dari pada ingin belajar maju, jika ada kesalahan orang lain maka cepat dibicarakan namun tidak sadar apakah dia sudah benar”.

Pesan yang disampikan bupati singkat padat dan jelas sehingga masyarakat mudah untuk memahaminya. Penyampaian janji juga tidak terlalu banyak, sehingga masyarakat mudah untuk percaya kepada bupati karena janji nantinya belum tentu direalisasikan.

Bupati sering bergaul pada orang terdekat sedangkan pada masyarakat umum hanya sekedar “say-hello”. Orang terdekat bupati seperti wartawan, pengusaha, dewan, dan yang pernah menjadi bagian pemenangan bupati saat pilkada.

“pesan yang disampaikan bupati singkat padat dan jelas dan bupati tidak lama- lama berpidato. Bupat juga memilih kata-kata yang sederhana dan mudah untuk dimengeriti. Bupati lebih sering bergaula pada kalangan elit seperti wartawan, dewan, pengusaha dan time elit saat pemenangan.”

Seorang pemimpin harus dapat memahami adat istiadat daerah yang dipimpin, apalagi daerah yang masih primitif dan jauh dari perkotaan. Sampai saat ini Remigo Yolando Berutu harus belajar lebih giat dan intens untuk memahami adat istiadat Pakpak sehingga kedepan mampu memperkenalkan budaya Pakpak dimana pun dia berada.

(31)

Bupati sangat menjaga percakapan khususnya pada masyarakat, untuk menghindari percakapan yang salah. Bupati juga banyak membohongi yang telah dijanjikan kepada masyarakat, seperti pemberian bantuan kepada mahasiswa yang berkuliah di Universitas Negeri akan diseleksi dengan transparan namun kenyataannya tidak direalisasikan.

Kabupaten Pakpak Bharat masih muda sehingga masih banyak yang perlu dikerjakan, terutama pembangunan mental kepada masyarakat. membangun mental lebih sulit dari pada membangun infrastruktur kabupaten dalam hal ini sebagai pemimpin di daerah terpencil harus tegar dan kuat mental. Melakukan hal yang baik belum tentuk di pandang orang lain baik. Berikut opini informan.

“Bupati selalu menjaga percakapan dengan masyarakat karena sudah menjadi sorotan masyarakat, setiap bupati berbicara akan direkam dan diingat masyarakat dalam waktu lama, biasanya akan dibuat sebagai perbandingan percakapan bupati ditempat yang lain. Perkembangan kabupaten Pakpak Bharat adalah Kabupaten termuda dan masih banyak yang perlu dibenahi mulai dari pembangunan infrastruktur juga pembangunan mental bagi masyarakat.”

Bupati menarik simpati masyarakat yang sudah lanjut usia dengan gaya komunikasi lemah lembut sedangkan untuk kalangan anak muda dan orang tua bupati melakukan biasa-biasa saja. Tamu pemerintahan Kabupaten Pakpak Bharat juga merasa bupati luar biasa karena sangat mampu menutupi kelemahan kepada orang banyak. Kegiatan-kegiatan masyarakat biasa bupati jarang aktif dan ikut ambil bagian, namunjika ada hubungan dengan pejabat publik, maka beliau dapat hadir dan serba aktif.

Bupati selalu dikawal oleh asisten dan pengawalnya. Bertemu dengan bupatipun harus melalui protokol dan penuh dengan pengamanan. Bupati sangat berhati-hati untuk bertemu dengan masyarakat harus melalui prosedur dan sering juga bupati menghindar dengan alasa lagi sibuk.

(32)

muda biasa membawakan gaya anak muda dengan lebih gaul. Setiap kegiatan bupati selalu dikawal oleh asisten pribadinya, sehingga ingin berkunjung haru penuh dengan prosedur.”

Remigo Yolando Berutu berpidato selalu menggebu-gebu penuh dengan semangat dan intonasi yang tinggi, untuk membuat audiens terfokus mendengarkan pidato. Penyampaian pidato dengan menggunakan bahasa Indonesia seperti penceramah agama yang sedang menyampaikan nasehat kepada masyarakat.

Remigo Yolando Berutu sangat tegas dalam berbicara, penuh dengan wibawa, kharismatik dan lantang. Penguasaan materi dalam berpidato juga diapresiasi oleh masyarakat kera setiap berpidato jarang menggunakan teks.

Bupati juga banyak melanggar peraturan yang telah dirancang, namun masyarkat selalu ditanamkan untuk patuh pada aturan-aturan yang berjalan. kegiatan-kegiatan sosial bupati sering menyampaikan ketika ada pegawai pemerintahan mempersulit secepatnya dilaporkan. Berikut opini informan.

“Vokal suara Remigo Yolando Berutu saat berbicara atau berpidato sangat jelas dan mudah untuk dimengerti, isi pesan yang disampaikan juga jelas sehingga masyarakat senang mendengar pidato bupati. Bupati lebih sering menggunakan bahasa Indonesia jika menggunakan. Bupati juga sering melanggar peraturan yang telah dibuatnya sedangkan masyarakat dipaksa untuk patuh pada peraturan tersebut.”

Remigo Yolando Berutu memiliki kulit putih dan bersih bentuk wajah bulat dan lebar, fisik tinggi dan ideal, masyarakat Pakpak Bharat rata-rata pendek dan warna kulit sawo matang sedangkan bupati tinggi dan putih, bentuk wajah oval bersih. Setiap bertemu masyarakat penuh dengan senyuman akan tetapi pada jajaran pemerintahannya beliau menyesuaikan dengan keadaan.

(33)

Pemimpin biasanya harus mampu menyelesaikan masalah dengan bijaksana. Dia harus bisa mengendalikan mimik wajah saat marah, agar timbul rasa hormat dari rakyat yang dipimpinnya. Ketika suasana hati bupati bahagia biasanya wajahnya berseri-seri dan mudah untuk diajak berbincang-bincang, sehingga masyarakat jika ingin bertemu dengan bupati harus memperhatikan raut wajahnya.

Setiap bupati memiliki ciri khas dan gaya memimpin yang berbeda namun pada dasarnya pemimpin akan lebih mampu menyembunyikan apa yang sedang dirasakannya. Namun Remigo merupakan tipe orang yang tidak mampu menyembunyikan permasalahan dari raut wajahnya. Berikut opini informan.

“Ekspresi dari pandangan mata bupati biasanya mengikuti dengan ekspresi wajah dan senyuman, terkadang bupati juga berusaha membuat ekspresinya agar audiens tertawa. Banyak hal yang peril dipandang dari bupati dari penamampilan yang tidak pernah menutup-nutupi siapa dirinya. Untuk melihat kondisi bupati maka dari ruas wajahnya. Biasanya jika tidak suka dan marang langsung terlihat dengan jleas.”

Penampilan bupati terkesan mewah dan sering memakai pakaian bermotif adat Pakpak berlengan pendek memakai jam tangan. Bupati terlihat formal saat menghadiri agenda-agenda nasional, namun sehari-hari bupati biasanya lebih terlihat seperti gaul dengan satu kancing baju terbuka, sempit dan body terlihat gagah. Berikut opini informan

“Bupati juga menjadi contoh pada jajaran pemerintahan dalam berpenampilan. Pada siang hari bupati sering membuka satu kancing atas baju yang dikenakan Oleh bupati sehingga tampak baju kaos dalam bupati. Penggunaan baju dinas selalu saat acara-acara formal sedangkan sehari-hari biasa saja.”

(34)

masyarakat namun sifat aslinya akan terlihat saat menjalin komunikasi interpersonal atau dialog tertutup.

Kalangan orang tua yang sudah lanjut usia dan ibu-ibu lebih dekat kepada bupati sehingga banyak dari kalangan Ibu-ibu yang sangat fanatik dengan bupati hal ini merupakan salah satu cara bupati untuk mengcover jika ada orang yang tidak suka maka akan mengimbangi dari orang-orang yang tidak suka dengan kepemimpinan bupati namun jika dilihat dari strategi bupati sangat efektif dan kenyataan sehingga tidak ada gejolak yang terjadi selama masa jabatan bupati. Beliau juga menyusun pejabat pemerintahan yang mampu mengikuti alur pemikiran bupati sehingga program yang disusun oleh bupati dapat dilasanakan sesuai harapan yang telah ditentukan. Berikut opini informan.

“Berjumpa dengan masyarakat bupati menyalam, menyapa, menepuk-nepuk pundang untuk kalangan orang tua dan orang dekat bupati sedangkan para pejabat biasanya menyium pipi kiri dan kanan. Kalangan orang tua yang lebih dekat dengan bupati karena gaya untuk medekatkan diri juga berbeda. Untuk mengetahui sifat asli bupati biasanya saat berjumpa langsung jika di depan umum biasanya jarnag terlihat. Bupati juga menyusun jajaran pemerinta yang bisa satu visi dan misi dengan beliau.”

Bupati Pakpak Bharat sangat perhitungan dengan waktu, setiap upacara hari senin wajib tepat waktu ketika ada pegawai yang terlambat langsung ditegur karena bupati tidak pernah terlambat. Begitu juga dengan apel pagi bagi pegawai tidak boleh lewat dari jadwal yang telah ditentukan.

Ketaatan bupati dengan waktu membuat semua program-program harus diselesaikan sesuai dengan jadwal yang telah ditetapkan. bahkan jika tidak terlaksana maka agenda yang telah dijadwalkan dialihkan atau diagendakan kembali. Masyarakat banyak suka dengan bupati karena tepat waktu sehingga masyarakat tidak lama menunggu.

(35)

Informan ketiga dari pengurus gereja yang memahami perkembangan di kabupaten Pakpak Bharat. Informan terpilih setelah melakukan observasi terhadap tokoh-tokoh sebelumnya. Informan adalah A. Bancin, tinggal di kota salak, sekitar area gereja. Bertemu dengan informan harus di hari senin sampai sabtu, karena hari minggu fokus untuk kegiatan gereja. Informan A Bancin merupakan tokoh dari agama kristen, informan ini bersentuhan langsung terhadap penyiaran agama kristen dan sebagai pendeta di gereja. Informan ini tinggal di sekitar area Gereja.

Informan ketiga berusia empat puluh delapan tahun, berbadan gemuk, tinggi badan sekitar 150 cm, warna kulit gelap, informan ini suka bercanda dan ramah-tamah. Beliau sering hadir dalam kegiatan-kegiatan kepemerintahan baik dalam kegiatan jemaat gereja dan kegiatan sosial. A Bancin juga lebih memahami bahasa Indonesia dengan baik, tentunya mampu memberikan data sesuai kebutuhan peneliti. Informan A Bancin lebih memahami tentang pemerintahan Pakpak Bharat karena pada kepemimpinan sebelumnya A.Bancin juga ikut serta dalam pengembangan gereja.

Opini informan A.Bancin tentang kepemimpinan Remigo Yolando Berutu adalah dengan pendidikan yang tinggi maka gaya kepemimpinan pasti berbeda. Perbedaan tersebut belum tentu diterima oleh serluruh elemen masyarakat. Semakin tingginya level pendidikan seorang pemimpin maka semakin tinggi juga sorotan yang ada pada masyarakat. Bupati banyak memiliki kosa kata sehingga saat berpidato tidak kaku dan isi pidato langsung pada pokok permasalahan.

(36)

karena itu pemimpin di Kabupaten Pakpak Bharat Harus mampu dan mahir dalam menggunakan bahasa Pakpak. Seperti yang di terangkan oleh informan ketiga.

“Bupati menggunakan bahasa daerah terlihat janggal dan kaku, sehingga ada istilah baru “bahasa pakpak logat Jakarta” artinya menggunakan bahasa Pakpak namun nadanya seperti orang jawa. Bahasa yang digunakan tidak bertele-tele lebih mudah di mengerti masyarakat. Masyarakat Kabupaten Pakpak Bharat dominan suku pakpak sehingga bahasa sehari-hari menggunakan bahasa pakpak bahkan pada kalangan orang tua masih banyak yang kurang mahir mengunakan bahasa Indonesia.”

Bupati tidak banyak menyampaikan janji sehingga masyarakat lebih percaya kepada bupati walau nantinya janji yang ada belum tentu direalisasikan. Sebanyak janji yang disampikan pemimpin maka semakin banyak yang tidak suka dengan bupati lebih baik sedikit dan bisa direalisasikan. Janji pemimpin lebih lama diingat masyarakat dan langsung dituntut jik tidak direalisasikan.

Bupati sering bergaul dengan orang terdekat sedangkan pada masyarakat umum hanya sekedar “say-hello”saja. Orang terdekat bupati yakni Wartawan, Pengusaha, Dewan dan yang pernah menjadi bagian pemenangan bupati saat pilkada.

“Bupati tidak banyak menyampikan janji kepada masyarakat karena yang sedikit juga belum tentu direalisasikan. Sudah menjadi kebiasaan bupati membohongi janji-janji bahkan mengalihkan dengan halis. Bupati juga membedakan gaya pergaulan lebih dekat dengan kalangan elit seperti wartawan, dewan dan pengusaha.”

Bupati banyak berbicara artinya banyak kata-kata yang terucapkan sehingga banyak juga yang dilupakan, hal ini bisa saja suatu kewajaran karena banyak hal yang perlu dipikirkan namun menjadi seorang pemimpin yang banyak bicara pastinya kinerjanya belum tentu memuaskan sehingga timbul pandangan-pandangan negatif dari masyarakat.

(37)

Kelemahan bupati kurang memahami kata-kata kiasan Pakpak, walau pada dasarnya suku pakpak memiliki banyak kata kiasan sebagai pesan orang tua terdahulu.

Bupati selalu menjaga percakapan dengan masyarakat karena akan menjadi sorotan masyarakat. Setiap perkataan bupati akan direkam dan diingat masyarakat dalam waktu lama, dan akan menjadi perbandingan terhadap realitas di lapangan. Kabupaten Pakpak Bharat ini masih banyak yang perlu dibenahi mulai dari pembangunan infrastruktur juga pembangunan mental bagi masyarakat. Berikut opini informan.

“Bupati sangat menjaga percakapan khususnya pada masyarakat, untuk menghindari maksud dari percakapan yang salah, dalam kondisi masyarakat dengan pola pikir yang masih primitif. bupati sangat sering bercanda kepada masyarakat namun pada orang tertentu bupati jarang bercanda.”

Bupati hadir di kabupaten Pakpak Bharat setelah menjabat sebagai wakil bupati sebelumnya. Bupati sebelumnya tinggal di ibu kota Jakarta, dari tiga bupati yang telah menjabat Remigo Yolando Berutu merupakan bupati yang penuh dengan pencitraan. Setiap kegiatan harus diliput media dan isi berita harus dikoordinasikan dengan pihak humas terlebih dahulu.

Bupati membedakan cara bicara berdasarkan jenis kelamin, namun biasanya ada terlihat perbedaan pada orang tua yang sudah lanjut usia. Gaya komunikasi bupati terlihat berbeda dengan merangkul, memeluk dan memberikan kelebihan perhatian kepada orang tua tersebut. Berikut opini informan.

(38)

Remigo Yolando Berutu sering memakai pakaian bermotif adat Pakpak berlengan pendek dan memakai jam tangan. Bupati terlihat formal hanya agenda-agenda nasional jika sehari-hari bupati biasanya lebih terlihat sederhana, kancing baju satu terbuka, sempit dan body terlihat gagah.

Gaya penampilan bupati banyak disukai dari kaum ibu-ibu karena penampilan bupati rapi, gagah dan terlihat bersih setiap hari. Tidak semua pejabat terlihat bersih dan rapi banyak bupati yang terlihat kusam walau menggunakan pakaian dinas kebesaran akan tetapi, Remigo Yolando Berutu sangat terlihat rapi dan bersih juga bentuk sisiran rambut tidak pernah salah, bupati sangat menjaga penampilan.

Bupati Pakpak Bharat sangat perhitungan dengan waktu setiap upacara hari senin wajib tepat waktu ketika ada pegawai yang terlambat langsung ditegur. Bupati tidak pernah terlambat untuk upacara begitu juga dengan apel pagi bagi pegawai tidak boleh lewat dari jadwal yang telah ditentukan. Kunjungan ke-masyarakat lebih sering bupati terlebih dahulu sampai di tempat dan menunggu masyarakat.

Bupati menyusun waktu dan menyusun agenda dengan matang agar tidak terjadi tumpang tindih dan tidak ada yang merasa kecewa. Kebiasaan buruk seorang pemimpin ialah mengulur waktu sesuai dengan keinginan sendiri tanpa memperhitungkan keinginan orang lain, sehingga banyak kegiatan orang lain yang tertunda hanya menunggu agenda bupati. Berikut opini informan

“Penampilan sangat dijaga sehingga setiap hari bupati terlihat rapi, cara berpakaian, gaya penampilan, bentuk rambut selalu disesuaikan dengan keadaan. Bupati juga menjaga mepergunakan waktu sebaik mungkin sehingga pemerintahan juga dapat mengikutinya. Masyarakat sering memuji bupati dan memandang bupati orang yang sederhana rendah hati dan tidak terlalu menunnjukkan jabatan.”

(39)

Informan adalah B.Manik, informan keempat ini peneliti ambil dari berbeda gereja dan beda tempat tinggal sehingga sumber informasi yang baru tetang bupati. Peneliti juga melakukan pengklasifikasian sesuai dengan karakteristik, informan ke-empat dari tokoh Agama Kristen yang mengetahui perkembangan Kabupaten Pakpak Bharat.B.Manik bertempat tinggal di Kecupak Simerpara, sebagai pengurus gereja dan bersuku Pakpak.Usia 64 tahun, Tinggi badan sekitar 163 cm, warna kulit kuning langsat, berbadan ideal, mempunyai rambut pendek dan keriting, berbicara serius dan mengeluarkan kata-kata se-adanya saja. Kegiatan sehari-hari bertani.Peneliti menjadikannya sebagai informan, karena beliau lebih mengetahui maksud dari peneliti dan dapat membantu peneliti untuk mengumpulkan data.B.Manik juga memahami perkembangan Pakpak Bharat setiap periode kepemimpinan.B.Manik juga sering mengikuti kegiatan bupati bahkan sering juga memberikan masukan kepada bupati dalam pengembangan Pakpak Bharat.

Remigo Yolando Berutu hadir di Pakpak Bharat saat terpilih menjadi wakil bupati Pakpak Bharat. Belakangan ini bupati belajar untuk menguasai bahasa Pakpak walau ketika mengucapkan masih banyak gabungan dari Bahasa Indonesia. Remigo Yolando Berutu mahir dalam penguasaan bahasa, sehingga pesan yang disampaikan kepada masyarakat mudah untuk dimengerti. Biasanya bupati lebih sering menggunakan bahasa Indonesia dari pada bahasa daerah. Berikut opini informan.

“Bupati menggunakan bahasa daerah terlihat janggal dan kaku, sehingga ada istilah baru bahasa pakpak logat Jakarta artinya menggunakan bahasa Pakpak namun nadanya seperti orang jawa. Bahasa merupakan alat komunikasi yang lebih efektif untuk melanjutkan pembangunan oleh karena itu pemimpin di Kabupaten Pakpak Bharat harus mampu dan mahir dalam menggunakan bahasa Pakpak, cara pandang masyarakat masih primitif dan suku dominan adalah suku pakpak sehingga bahasa sehari-hari adalah bahasa Pakpak.”

(40)

menarik simpati masyarakat. Pesan yang disampikan bupati singkat padat dan jelas sehingga masyarakat mudah untuk memahaminya. Penyampaian janji juga tidak terlalu banyak, sehingga masyarakat mudah untuk percaya kepada bupati walau nantinya belum tentu direalisasikan.

Bupati selalu mendorong masyarakat untuk bekerja lebih giat agar tercapai kesejahteraan dan kehidupan yang layak.Bupati lebih sering menggunakan bahasa yang lembut dan mengajak (persuasive). Kata-kata yang sering dilontarkan bupati kepada masyarakat, “kune kabar.? Sehat ngo.? Merkade.?” Sehingga menjadi sebuah bahasa ngetren dengan logat bupati. Kata-kata mutiara juga sering disampaikan bupati untuk memberikan motivasi kerja kepada masyarakat dan staf pemerintahan. Bupati berusaha untuk meningkatkan rasa tanggung jawab seluruh masyarakat atas kerjasama untuk memajukan kabupaten tersebut.

Bupati menjaga perkataan yang akan dilontarkannya khususnya pada masyarakat. Hal ini untuk menghindari dari percakapan yang salah, dimana kondisi masyarakat dengan pola pikir yang masih primitifdalam pembicaraan sehingga akan melekat lama pada masyarakat jika salah dalam menyampaikan sesuatu. Bupati sangat sering bercanda kepada masyarakat namun pada orang tertentu bupati jarang bercanda. Bupati sering memberikan harapan palsu, harapan yang telah dijanjikan diutarakan sehingga menarik simpati masyarakat. Berikut opini informan

(41)

Pidato bupati di hadapan masyarakat secara umum, “selalu menyangkut pada kesehatan, pendidikan, membangun, saling bertanggung jawab dalam meningkatkan pembangunan. Pakpak Bharat telah berusia 11 tahun dan masih banyak yang harus diperbaiki sehingga perlunya pemimpin yang lebih pro rakyat.

Kelemahan kepemimpinan saat ini kurang menerima pandangan baru yang diberikan orang lain, sehingga banyak yang menganggap Remigo Yolando Berutu egois dan angkuh. Bupati hadir di kabupaten Pakpak Bharat setelah menjabat sebagai wakil bupati sebelumnya. Sebelumnya bupati tinggal di ibu kota Jakarta. Berikut opini informan.

“Bupati sering melontarkan bahasa candaan kepada masyarakat untuk mendekatkan diri kepada masyarakat. Bupati makmur Berasa berbahasa diplomatis dan seadaanya, Makmur berasa terkenal dengan jaim. Biasanya bupati lebih menjaga percakapan kepada masyarakat agar tetap menjaga marwah sebagai pemimpin. Berbeda pula dengan Muger Herry Berutu, yang tidak memperdulikan jabatan sebagai bupati, bahkan sering berangkat ke-kantor dengan menggunakan angkot atau naik motor sendiri, sehingga masyarakat sangat dekat dengan Almarhum, hal ini menyebabkan masyarakat menerima kehadiran Remigo Yolando Berutu sebagai Wakil bupati. Pidato bupati biasanya lebih diplomatis dan hanya sebagai tanggung jawab sebagai bupati untuk menyampaikan pesan kepada masyarakat, Isi pidato bupati tersusun dengan baik dan rapi karena sebelumnya telah disusun oleh staf terlebih dahulu. Pada kegiatan sehari-hari bupati berbincang dengan masyarakat tentang kegiatan yang telah dilaksanakan bupati,

Bertemu dengan bupati harus melalui protokol dan penuh dengan pengamanan, bupati sangat berhati-hati untuk bertemu dengan masyarakat. Bertemu saja harus melalui berbagai prosedur, pengamanannya sangatlah ketat.Inilah yang membuat masyarakat malas bertemu bupati untuk mgengutarakan aspirasinya.

(42)

“Remigo Yolando Berutu saat berpidato selalu menggebu-gebu penuh dengan semangat. Intonasi suara juga tinggi sehingga seluruh audiens tetap fokus mendengarkan pidato bupati. Pesan yang disampikan sesuai dengan kebutuhan masyarakat, sehingga masyarakat fokus mendengarkan pidato bupati.”

Bupati lebih terlihat tegak ketika berbicara dengan pejabat pemerintah sedangkan kepada masyarakat hanya sekedar dan lebih banyak bercanda. Bupati orang yang seloro, saat berdialog dengan masyarakat selalu lembut dan penuh dengan pengayoman. Pendekatan yang dilakukan bupati agar lebih mudah mempimpin kabupaten dan dapat menjalankan visi dan misi untuk memipin Pakpak Bharat.

Pandangan mata Remigo Yolando Berutu tajam dan bola mata terlihat lebih besar seperti melotot. Beliau sering berkomunikasi dengan isyarat mata kepada orang tertentu.pesandisampaikan dengan tegas dan intonasi suara yang tinggi. Ekspresi wajah bupatiterlihat lucu dengan senyumannya.Terkadang bupati juga berusaha membuat ekspresinya agar audiens tertawa.

Remigo Berutu memiliki Postur tubuh ideal dengan tingginya dan warna kulit yang putih. Dari ketiga bupati yang telah menjabat di Pakpak Bharat yang lebih tinggi adalah bupati yang menjabat saat ini. Memiliki Postur tubuh yang tinggi membuat bupati saat bertemu masyarakatnya dengan sedikit menunduk. Berikut opini informan.

“Ekspresi wajah bupati berhadapan dengan masyarakat lembut dan penuh dengan senyuman. Mengambil hati masyarakat harus penuh dengan rintangan dan penuh dengan pesona. bupati menunjukkan ekspresi wajah yang lembut agar mendapatkan simpati masyarakat. Gerak tubuh bupati Saat berpidato selalu dilakukan terutama dengan tangan dan mimik wajah untuk menegaskan yang disampaikan.”.

(43)

tidak menggunakan perhiasan, akan tetapi mengunakan pakaian yang bercorak adat Pakpak dan selalu didampingi oleh staf. Berikut opini informan.

“Keluarga bupati juga mendukung dengan sifat dan penampilan beliau, tidak menggunakan perhiasan, sederhana dan rapi. Instri bupati biasanya menyesuaikan diri dengan masyarakat”.

Bupati senang eksis tampil dimedia cetak dan elektronik bahkan di juga TV, baik dalam berita atau sebagai narasumber. Beliau juga masih muda sehingga darah mudanya yang membuatnya selalu aktif dan eksis. Beliau juga sering tampil bernyanyi dengan lagu kesukaannya di sela-sela kegiatannya.

Berkomunikasi dengan masyarakat saat bersosialisasi atau mengadakan kegiatan tahunan, bupati selalu mendekatkan diri dengan masyarakat. sedangkan saat dikantor sangat sulit bertemu dengan bupati, karena ada ajudan bupati yang selalu menghalangi.

Berjumpa dengan bupati harus melewati banyak prosedur dan memiliki orang terdekat dengan bupati untuk dapat memuluskan berjumpa dengan bupati, bahkan untuk urusan-urusan yang penting banyak yang bermasalah karena orang yang di sekeliling.

Kelemahan bupati adalah menyusun pejabat pemerintahan yang mampu mengikuti alur pemikiran bupati sehingga program yang disusun oleh bupati dapat dilasanakan sesuai harapan yang telah ditentukan.

(44)

Bupati tidak membatasi ruang dan waktu kepada masyarakat berjumpa dan berdisukusi. Warung kopi juga sering menjadi tempat dialog bupati dengan masyarakat, terutama kalangan wartawan dan orang tua. Menunggu waktu yang tepat susah untuk jumpa karena banyak agenda yang dijadwalkan sehingga perlu memanfaatkan keadaan untuk berdialog landing. Berikut opini masyarakat.

“Bupati penuh dengan pencitraan sehingga sering hadir dimedia elektronik dan Koran. untukKetaatan bupati dengan waktu membuat semua program-program juga harus dapat diselesaikan sesuai dengan jadwal yang telah ditetapkan bahkan namun karena agenda mendadak jadwalkan dialihkan. Untuk menghindari kekecewaan masyarakat bupati menggunkan setiap tempat untuk dapat berdialog dengan masyarakat. Sebagai seorang bupati harus mampu menyusun waktu dan menyusun agenda dengan mateng agar tidak terjadi tumpang tindih dan tidak ada yang merasa kecewa.”

Informan V

Informan kelima dari suku mayoritas di Pakpak Bharat yaitu marga/suku Berutu, setelah melakukan dialog dengan beberapa masyarakat juga kepada informan sebelumnya. Informan kelima sesuai dengan karakteristik yang telah peneliti tentukan.Informan kelima adalah M.L. Berutu, beralamat di Desa Simerpara yang merupakan tempat lahirnya suku Pakpak yang bermarga Berutu.Kegiatan sehari-harinya sebagai petani, beragama Islam, usia 65 tahun, tinggi badan 164, warna kulit kuning langsat, dan berbadan kurus. M.L.Berutu merupakan tokoh bermarga berutu, kegiatan sehari-hari bertani dan hobi minum diwarung kopi dipagi hari. M.L.Berutu sering dialog-dialog politik dan perkembangan negara di pagi hari. Beliau kenal dekat dengan bupatiakan tetapi bukan bagian politik bersama dengan bupati “jika ada yang lain kenapa harus dia” argument dari M.L.Berutu.

(45)

sering menggunakan bahasa Indonesia dari pada bahasa daerah. Penguasaan bahasa Indonesia merupakan kelebihan Remigo Yolando Berutu dalam menjalankan roda pemerintahannya.

Berjumpa dengan masyarakat beliau selalu memberikan motivasi agar masyarakat tetap bersimpati kepada bupati. Pertemuan persuasive bupati juga mampu menggunakan bahasa daerah namun tidak sempurna seperti masyarakat lain bercampur dengan bahasa Pakpak dan bahasa Indonesia. Berikut opini informan.

“Bahasa merupakan alat komunikasi yang lebih efektif untuk melanjutkan pembangunan oleh karena itu pemimpin di Kabupaten Pakpak Bharat harus mampu dan mahir dalam menggunakan bahasa Pakpak, cara pandang masyarakat masih primitif dan suku dominan adalah suku pakpak sehingga bahasa sehari-hari adalah bahasa Pakpak. Setiap pernyataan dari bupati harus diikuti tanpa negoisasi dan setiap pejabat Pakpak Bharat sangat tidak ada satupun yang berani membantah bupati bahkan dalam memberikan masukan pun tidak ada.

Pesan yang disampaikan bupati singkat padat dan jelas sehingga masyarakat mudah untuk memahaminya. Penyampaian janji juga tidak terlalu banyak, sehingga masyarakat mudah untuk percaya kepada bupati walau nantinya belum tentu direalisasikan. Bupati sering bergaul pada orang terdekat sedangkan pada masyarakat umum hanya sekedar saja “say-hello”.

Remigo Yolando Berutu orang yang diplomatis saat masyarakat memberikan masukan atau menyudutkan selalu ada jawaban untuk mengalihkan perhatian masyarakat terhadap persoalan tersebut. Melaksanakan roda pemerintahan Remigo Yolando Berutu akan menjalankan sesuai dengan kegiatannya.

(46)

Penguasaan kosakata dalam bahasa Indonesia bupati sangat mahir dan bisa menjadi contoh bagi tokoh-tokoh lainnya agar belajar untuk memahami komunikasi keluar daerah untuk mengembangkan diri juga dapat membangun suku Pakpak ke kota-kota lainnya.

Remigo Yolando Berutu sangat menjaga percakapan khususnya pada masyarakat, untuk menghin dari dari percakapan yang salah, dalam kondisi masyarakat dengan pola pikir yang masih primitif dalam pembicaraan sehingga akan melekat lama pada masyarakat tersebut. Bupati sering bercanda kepada masyarakat namun pada orang tertentu bupati jarang bercanda. Pada dasarnya apa yang telah disampaikan bupati belum tentu dilaksanakannya.

Bupati juga banyak membohongi janji-janji yang telah disampaikan, seperti pemberian bantuan kepada mahasiswa yang berkuliah di universitas negeri akan diseleksi dengan transparan, namun kenyataannya tidak direalisasikan, bupati juga sering menjanjikan sesuatu kepada individu-individu juga tidak terlaksana. Berikut opini informan.

“Bupati selalu menjaga percakapan dengan masyarakat karena sudah menjadi sorotan masyarakat, setiap bupati berbicara akan direkam dan diingat masyarakat dalam waktu lama, biasa akan dibuat sebagai perbandingan percakapan bupati ditempat yang lain. Perkembangan kabupaten Pakpak Bharat adalah Kabupaten termuda dan masih banyak yang perlu dibenahi mulai dari pembangunan infrastruktur juga pembangunan metal bagi masyarakat.”

(47)

Remigo Yolando Berutu tidak membedakan bahasa antara jenis kelamin namun biasanya ada terlihat perbedaan pada orang tua yang sudah lanjut usia, gaya komunikasi bupati terlihat berbeda merangkul memeluk dan memberikan kelebihan perhatian kepada orang tua tersebut. Berikut opini informan.

“Pidato bupati tersusun dengan baik dan rapi karena sebelumnya telah disusun oleh staf terlebih dahulu. Pada kegiatan sehari-hari bupati berbincang dengan masyarakat tentang kegiatan yang telah dilaksanakan bupati, bupati juga menyelenggarakan pengaduan masyarakat tentang kinerja SKPD secara terbuka luas namun ketika ada pengaduan selalu diabaikan. Berjumpa dengan bupati harus melalui protokoler dan penuh dengan pengamanan, sepertinya bupati sangat berhati-hati saat berjumpa dengan masyarakat.”

Remigo Yolando Berutu saat berpidato selalu menggebu-gebu penuh dengan semangat. Intonasi suara juga tinggi sehingga seluruh audiens tetap fokus mendengarkan pidato bupati. Remigo Yolando Berutu lemah dalam pengambilan keputusan pada permasalahan yang terjadi disekitar masyarakat yang dipimpinnya, sering mempertimbangkan dengan tidak seimbang.

Remigo Yolando Berutu lebih mengutamakan orang terdekat bupati. Remigo Yolando Berutu sangat tegas dalam berbicara, penuh dengan wibawa, kharismatik dan lantang, Remigo Yolando Berutu tidak membedakan gaya berbicara kepada anak muda maupun dengan orang tua. Berikut opini informan.

“Ketegasan bupati dalam berbicara membuat audiens tidak pernah membantah ucapan bupati pada saat itu namun kebanyakan setelah bupati berpidato jarang ada yang memperdulikan pesan yang disampaikan.”

Gambar

Gambar table pengumpulan data
Tabel 4.5.1
Tabel 4.5.2
Table 4.5.2 lanjutan

Referensi

Dokumen terkait

(e) Pengukuran dan penandaan diameter dan panjang bibit (f) Bibit R.mucronata pada naungan 25% (g) Bibit R.mucronata pada intensitas 0% (h) Pemanenan bibit (i) Akar bibit

Terkait permasalahan yang ada, maka tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis karakteristik industri batik tulis Giriloyo, menganalisis daya saing industri

ciri – ciri kreativitas, strategi pengembangan kreativitas anak usia dini dan pengertian model Guided Discovery Learning, serta prosedur penerapan model. Guided

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan dan mengetahui proses berpikir siswa dengan kemampuan matematika tinggi, sedang, dan rendah dalam menyelesaikan soal

Menyampaikan rekomendasi hasil penilaian atas usulan penetapan Satuan Kerja Instansi Pemerintah untuk menerapkan PK-BLUD kepada Menteri Keuangan2. Melaksanakan tugas-tugas

Permasalahan yang terjadi adalah masih ditemukan sekolah yang kurang mengembangkan kreativitas dan hanya berfokus pada baca, tulis dan hitung sedangkan kreativitas

IPO (Initial Public Offering) atau sering pula disebut Go Public adalah kegiatan penawaran saham atau Efek lainnya yang dilakukan oleh Emiten (perusahaan yang akan go public) untuk

unit simpan pinjam Koperasi Syariah dalam metode pencatatan akuntansinya standar yang digunakan menggunakan PSAK dari IAI, yaitu PSAK No3. Dengan demikian, secara