• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Akne Vulgaris

2.1.9. Penatalaksanaan Akne Vulgaris

Penatalaksanaan harus dimulai sedini mungkin untuk meminimalkan resiko jaringan parut atau efek psikologis yang merugikan. Tujuan penatalaksanaan ini untuk mengurangi lesi non-inflamasi, memperbaiki lesi

inflamasi yang ada, dan menekan jumlah P.acnes (Ayer dan Burrows, 2006). Pengobatan akne dapat dilakukan dengan cara memberikan obat-obat topikal, obat sistemik, bedah kulit atau kombinasi cara-cara tersebut (Wasitaatmadja, 2011).

1. Pengobatan topikal dilakukan untuk mencegah pembentukan komedo, menekan peradangan, dan mempercepat penyembuhan lesi, tediri atas:

 Bahan iritan yang dapat mengelupas kulit (sulfur, benzoil peroksida, retinoid, dll)

 Antibiotika topikal untuk mengurangi jumlah mikroba dalam folikel (oksitetrasiklin, eritomisin, klindamisin fosfat)

 Antiperadangan topikal, salap atau krim kortikosteroid ringan atau sedang (hidrokortison 1-2,5%)

 Lainnya misalnya etil laktat yang dapat menghambat pertumbuhan jasad renik.

2. Pengobatan sistemik untuk menekan aktivitas jasad renik, mengurangi reaksi radang, menekan produksi sebum dan mempengaruhi keseimbangan hormonal, terdiri atas:

 Antibakteri sistemik (tetrasiklin, azitromisin, klindamisin, dll)  Obat hormonal untuk menekan produksi androgen dan secara

kompetitif menduduki reseptor organ target di kelenjar sebasea, misalnya estrogen atau antiandrogen siproteron asetat. Kortikosteroid sistemik diberikan untuk menekan peradangan dan menekan sekresi kelenjar adrenal, misalnya prednison atau deksametason

 Vitamin A dan retinoid oral sebagai antikeratinisasi  Antiinflamasi non-steroid (ibuprofen,dapson,dll).

3. Bedah kulit diperlukan untuk memperbaiki jaringan parut. Tindakan dilakukan setelah akne vulgarisnya sembuh. Jenis-jenis bedah kulit adalah bedah skalpel, bedah listrik, bedah kimia, bedah beku, dermabrasi.

4. Terapi terbaru dengan spironolakton untuk menambah efikasi terapi kombinasi hormonal estrogen dan antiandrogen terhadap akne apabila akne disertai gejala sebore dan hipertrikosis.

5. Terapi sinar

Terapi Sinar Biru (Blue Light Therapy): membasmi P.acnes dengan cara merusak porfirin dalam sel bakteri.

Photodynamic Therapy (PDT)

2.2. Susu

2.2.1. Defenisi Susu

Susu adalah cairan bergizi yang dihasilkan oleh kelenjar susu pada mamalia betina dan diolah menjadi berbagai produk, seperti mentega, yoghurt, es krim, keju, susu kental manis, susu bubuk, serta lain-lainnya guna dikonsumsi oleh manusia, dan dinilai oleh banyak pakar nutrisi sebagai salah satu jenis makanan yang mengandung semua komponen gizi, yaitu karbohidrat, protein, lemak, vitamin, dan mineral. (Oski, 2013; Putra, 2013).

2.2.2. Komposisi Susu

Menurut Hadiwiyoto (1994) dalam Wijayanti (2009), dan menurut Putra (2013), komposisi susu secara umum:

1. Air (water)

Komponen terbanyak susu adalah air, jumlahnya mencapai 64,89%.

2. Lemak susu (milk fat)

Lemak merupakan komponen susu yang penting. Lemak dapat memberikan energi lebih besar daripada protein maupun karbohidrat karena lemak mempunyai nilai gizi yang tinggi.

3. Bahan kering tanpa lemak (solids nonfat) yang terbagi atas:  Protein

Protein susu terdiri atas kasein, laktaalbumin (protein albumin) dan laktaglobulin (jenis protein susu yang larut dalam alkohol). Protein susu yang jumlahnya terbanyak adalah kasein. Kasein merupakan jenis protein terpenting dalam susu dan terdapat dalam bentuk kalsium kasenat.

 Laktosa

Dalam susu, hidrat arang paling banyak terdapat dalam bentuk disakarida, yaitu laktosa.

 Mineral

Susu mengandung berbagai macam mineral, seperti garam kalsium, kalium, dan fosfat

 Asam (sitrat, format, asetat, laktat, dan oksalat)  Enzim (peroksidase, katalase, pospatase, dan lipase)

Enzim merupakan katalisator biologik yang dapat mempercepat reaksi kimiawi.

 Gas (oksigen dan nitrogen)

 Vitamin (vitamin A, C, D, tiamin, dan riboflavin)

Susu mengandung berbagai macam vitamin baik yang larut dalam lemak maupun yang larut dalam air. Vitamin yang larut dalam lemak adalah vitamin A, D, E, dan vitamin K. Sedangkan vitamin yang larut dalam air adalah vitamin B kompleks

2.2.3. Manfaat Susu

Selain mengandung kalsium dan protein hewani yang dibutuhkan oleh manusia, susu sapi mengandung banyak manfaat lain. Susu yang banyak digemari oleh anak-anak ini juga disebut “darah putih bagi tubuh” karena mengandung banyak vitamin serta berbagai asam amino yang baik bagi kesehatan. Dalam segelas susu terdapat manfaat yang begitu besar, antara lain (Putra, 2013):

1. Potasium, yang menggerakkan dinding pembuluh darah agar tetap stabil, sehingga terhindar dari penyakit darah tinggi dan jantung

2. Zat besi, yang berfungsi mempertahankan kulit agar tetap bersinar

3. Tirosin, mendorong hormone kegembiraan dan membuat tidur lebih nyenyak

4. Kalsium, menguatkan tulang

5. Magnesium, menguatkan jantung dan sistem saraf, sehingga tidak mudah lelah

6. Yodium, meningkatkan kerja otak besar 7. Seng, menyembuhkan luka dengan cepat

8. Vitamin B2, meningkatkan ketajaman penglihatan

2.2.4. Jenis-Jenis Susu

Beberapa jenis susu adalah sebagai berikut (Rizki, 2012; Simangunsong, 2012; Tambunan, 2012):

 Susu segar

Susu segar adalah hasil pemerasan sapi secara langsung, tanpa ditambah zat-zat lain ataupun mengalami pengolahan. Susu ini tidak begitu manis dan mengandung protein kira-kira tiga kali konsentrasinya dalam ASI.

 Susu asam

Susu asam adalah susu segar yang diasamkan dengan menggunakan bakteri Laktobacillus spp. Ada pendapat bahwa kondisi asam ini menghambat pertumbuhan bakteri-bakteri pembusuk didalam rongga usus sehingga produk pembusukan yang lebih merugikan konsumen (terutama bayi) dapat dihindarkan atau setidaknya dihambat. Untuk orang dewasa susu asam ini terdapat dalam bentuk yoghurt.

 Susu skim

Susu ini sebenarnya limbah produksi mentega, setelah lemak dalam susu tersebut diambil untuk dijadikan mentega. Susu skim mengandung energi lebih rendah karena diambil lemaknya hingga kandungan lemaknya kurang dari 1%. Jenis susu ini masih baik dikonsumsi sebagai suplemen protein, yang masih tetap berkualitas baik dan bahkan konsentrasinya meningkat dengan pengurangan lemak tersebut. Kerugian lain dari susu skim adalah kurangnya vitamin-vitamin yang larut lemak, terutama vitamin A dan D.  Susu bubuk

Susu bubuk dibuat dengan mengeringkan susu sehingga komponen terpadat dari susu tersebut tertinggal. Komponen padat ini merupakan sekitar 14% dari susu asalnya. Pada proses pengeringan ini terjadi perubahan atau kerusakan pada beberapa zat gizi komponennya, diantaranya vitamin A dan beberapa vitamin anggota B kompleks. Karena itu pada susu bubuk ditambahkan berbagai zat gizi yang rusak atau berkurang itu.

Susu kental manis (full cream)

Susu kental manis dihasilkan dengan menguapkan sebagian airnya dari susu segar. Susu ini tidak baik diberikan pada bayi tetapi masih dapat dikonsumsi oleh orang dewasa. Karena sangat manis, biasannya susu kental manis dipakai sebagai campuran dalam air kopi, air teh, air cokelat,

atau air hangat. Susu kental manis mengandung 4% lemak dan umumnya banyak mengandung vitamin A dan vitamin D, dan juga lebih tahan bila dibuka kalengnya karena mengandung gula dengan kadar yang tinggi. Namun demikian jangan dibiarkan terlalu lama karena dapat juga terjadi pembusukkan.

 Susu kaleng tanpa perubahan atau penambahan zat lain (Susu pasteurisasi) Susu ini sama dengan susu segar komposisinya, hanya mengalami proses penstrelilan (pasteurisasi) sebelum dikemas. Proses pasteurisasi termasuk proses pemanasan setiap komponen (partikel) dalam susu pada suhu 62oC selama 30 menit, atau pemanasan pada suhu 72oC selama 15 detik, yang segera diikuti dengan proses pendinginan.

Tujuan Pasteurisasi:

a. Untuk membunuh bakteri patogen yang dapat menyebabkan penyakit.

b. Untuk mempertinggi atau memperpanjang daya simpan bahan. c. Dapat memberikan atau menimbulkan cita rasa yang lebih menarik

konsumen.

d. Pada pasteurisasi susu, proses ini dapat menginaktifkan fosfatase dan katalase, yaitu enzim-enzim yang membuat susu cepat rusak.

 Susu Kedelai

Susu kedelai adalah minuman yang terbuat dari kacang kedelai. Kandungan yang terdapat pada susu kedelai adalah protein, lemak, dan karbohidrat. Kadar protein dan asam amino yang dimiliki susu kedelai hampir sama dengan susu sapi. Keunggulan lain dari susu kedelai ketimbang susu sapi adalah sama sekali tidak mengandung kolesterol. Namum umumnya susu kedelai mempunyai aroma yang kurang disukai yaitu beany flavor atau bau lungu. Bau ini disebabkan enzim lipooksigenase yang terdapat dalam kacang kedelai.

Susu evaporasi

Susu evaporasi adalah susu yang telah diuapkan sebagian airnya sehingga menjadi kental. Mirip dengan susu kental manis, tetap susu jenis ini rasanya tawar.

Low fat

Susu rendah lemak, karena kandungan lemaknya hanya setengah dari susu full cream.

Flavoured

Susu flavoured sebenarnya adalah susu full cream yang ditambahkan rasa tertentu sebagai variasi. Misalnya susu coklat, strawberry, pisang dan rasa lainnya. Umumnya memiliki kandungan gula yang lebih banyak karena penambahan rasa.

Calcium enriched

Susu ini adalah susu yang ditambah dengan kandungan kalsium dan kandungan lemaknya telah dikurangi.

 UHT

UHT merupakan singkatan dari Ultra High Temperature-Treated. Susu jenis ini adalah susu yang dipanaskan dalam suhu tinggi (140˚C) selam 2 detik, kemudian dimasukkan dalam karton kedap udara. Susu ini dapat disimpan dalam waktu lama.

 CLA

Susu ini bermanfaat bagi yang ingin merampingkan tubuh. Kepanjangan dari CLA adalah Conjugated Linoleic Acid yang akan membantu dalam pembentukan otot dan memperpanjang lemak.

Dokumen terkait