DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Nama : Regina Maharani Tambunan Tempat / Tanggal Lahir : Medan / 7 September 1993 Agama : Kristen Protestan
Alamat : Jl.Seksama Blok A No.18 Simpang Limun, Medan Nama Orang Tua : Mangasi Tambunan, S.H., M.H.
Dominika Marpaung
Riwayat Pendidikan : 1. TK Santo Antonius Medan (1997 – 1999) 2. SD Santo Antonius VI Medan (1999 – 2005) 3. SMP Santo Thomas I Medan (2005 – 2008) 4. SMA Santo Thomas I Medan (2008 – 2011) 5. Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera
LEMBAR PENJELASAN
Saudara Yth,
Nama saya, Regina Maharani Tambunan, mahasiswa yang sedang menjalani pendidikan dokter di Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara. Saya sedang melakukan penelitian dengan judul “Hubungan Konsumsi Susu dengan Kejadian Akne Vulgaris pada Mahasiswa FK USU Angkatan 2011 – 2013”.
Adapun tujuan penelitian ini adalah mengetahui adanya hubungan konsumsi susu dengan kejadian akne vulgaris pada mahasiswa FK USU angkatan 2011 – 2013. Konsumsi susu dapat mempengaruhi kejadian akne vulgaris, berkontribusi terhadap pengaruh komposisi susu terhadap kelenjar sebasea, menyebabkan hipersekresi, dan selanjutnya berdampak besar terhadap kejadian akne vulgaris. Oleh karena itu, saya tertarik meneliti apakah konsumsi susu memiliki hubungan dengan kejadian akne vulgaris.
Manfaat penelitian ini adalah meningkatkan pengetahuan mengenai hubungan konsumsi susu terhadap kejadian akne vulgaris dan meningkatkan usaha pencegahan akne vulgaris.
Saya akan melakukan wawancara dengan bantuan kuesioner yang berisi pertanyaan mengenai faktor risiko akne vulgaris dan riwayat konsumsi susu. Partisipasi Saudara bersifat sukarela, tanpa paksaan maupun tekanan dari pihak manapun. Setiap data dalam penelitian ini akan dirahasiakan dan digunakan untuk kepentingan penelitian. Setelah memahami berbagai hal yang menyangkut penelitian ini, diharapkan Saudara yang terpilih, responden dalam penelitian ini, dapat mengisi lembar persetujuan, turut serta dalam penelitian ini dan mengisi kuesioner di bawah ini dengan jujur dan terbuka sesuai dengan keadaan Saudara.
Nama : Regina Maharani Tambunan Alamat : Jl. Seksama Blok A No. 18, Medan No. HP : 081361931177
Atas perhatian Saudara, saya ucapkan terima kasih.
Medan, 2014 Hormat saya,
LEMBAR PERSETUJUAN SETELAH PENJELASAN (PSP) /
INFORMED CONSENT
Saya yang bertanda tangan di bawah ini: Nama :
Umur : tahun
Pekerjaan : Mahasiswa FK USU Angkatan Alamat :
Setelah mendapat keterangan dan penjelasan dari peneliti secara lengkap dan saya telah memahaminya, maka dengan ini saya secara sukarela, penuh kesadaran dan tanpa paksaan, saya menandatangani dan menyatakan bersedia berpartisipasi dalam penelitian ini. Jika saya ingin mendapatkan penjelasan lebih lanjut, saya dapat mendapatkannya dari peneliti. Demikianlah surat perjanjian ini saya perbuat tanpa paksaan dan apabila di kemudian hari saya mengundurkan diri, kepada saya tidak akan dituntut apapun.
Medan, 2014
Responden Penelitian
KUESIONER PENELITIAN HUBUNGAN KONSUMSI SUSU TERHADAP KEJADIAN AKNE VULGARIS PADA MAHASISWA FK USU ANGKATAN 2011 – 2013
NAMA : ………
USIA : ………
ANGKATAN : ………
HP/ TELEPON : ………
PETUNJUK PENGISIAN:
• Mohon kuisioner ini diisi oleh Saudara untuk menjawab seluruh pertanyaan yang ada.
• Berilah tanda benar(√) pada kolom yang tersedia dan pilih sesuai keadaan yang sebenarnya
No. PERTANYAAN YA TIDAK
1. Apakah saudara mendapat pengobatan akne vulgaris dalam 1 bulan ini?
2. Apakah saudara mengkonsumsi obat-obatan kortikosteroid, antiepilepsi, antidepresan, antituberkulosis, antineoplastik, antiviral, antipsikosis dalam 1 bulan ini?
3. Apakah saudara merokok?
4. Apakah saudara memakai minyak rambut?
5. Apakah durasi tidur saudara kurang dari tujuh jam? 6. Apakah saudara menderita diabetes mellitus?
7. Apakah orang tua saudara (khususnya Ibu) memiliki skar akne?
• Jika Saudara memberikan jawaban tidak pada pertanyaan nomor 1 – 7, Saudara dapat menjawab pertanyaan selanjutnya.
8. Apakah saudara menderita akne vulgaris? (Sejak umur: ……… tahun)
9. Apakah sejak kecil saudara sudah mengkonsumsi susu?
(Sejak umur: ……… tahun)
10.
Apakah saudara mengkonsumsi susu low fat ≥1 x/minggu?
Susu asam (frekuensi: ……… x/minggu) Susu skim (frekuensi: ……… x/minggu) Susu kedelai (frekuensi: ……… x/minggu)
Susu kental manis (frekuensi: ……… x/minggu) Flavoured (frekuensi: ……… x/minggu)
12. Apakah sejak kecil saudara sudah mengkonsumsi makanan yang mengandung susu?
(Sejak umur: ……… tahun)
13.
Apakah saudara mengkonsumsi makanan yang mengandung susu ≥1 x/minggu?
FOOD RECALL 24 JAM
Tulislah menu makanan yang Saudara konsumsi 1 HARI SEBELUM hari ini.
Waktu
Makan Menu Jenis Bahan Pangan Urt
Pagi
Selingan
Siang
Malam
DATA INDUK
No Usia Angkatan Status Susu Jenis Frekuensi Low Fat 1 21 2011 Menderita Mengkonsumsi Full Cream Selalu Tidak Mengkonsum
2 21 2011 Menderita Mengkonsumsi Low Fat dan Full Cream Selalu Mengkonsumsi
3 20 2011 Menderita Mengkonsumsi Low Fat dan Full Cream Selalu Mengkonsumsi
4 21 2011 Menderita Mengkonsumsi Full Cream Selalu Tidak Mengkonsum
5 20 2011 Menderita Mengkonsumsi Full Cream Selalu Tidak Mengkonsum
6 22 2011 Menderita Mengkonsumsi Low Fat dan Full Cream Selalu Mengkonsumsi
7 20 2011 Menderita Mengkonsumsi Low Fat dan Full Cream Selalu Mengkonsumsi
8 20 2011 Menderita Mengkonsumsi Low Fat dan Full Cream Kadang-kadang Mengkonsumsi
9 21 2011 Menderita Mengkonsumsi Low Fat dan Full Cream Selalu Mengkonsumsi 10 21 2011 Menderita Mengkonsumsi Low Fat dan Full Cream Kadang-kadang Mengkonsumsi
11 21 2011 Menderita Mengkonsumsi Low Fat Kadang-kadang Mengkonsumsi
12 20 2011 Menderita Mengkonsumsi Low Fat Kadang-kadang Mengkonsumsi
13 20 2011 Menderita Mengkonsumsi Low Fat dan Full Cream Selalu Mengkonsumsi
14 21 2011 Menderita Tidak mengkonsumsi Tidak Mengkonsumsi Tidak Pernah Tidak Mengkonsum
15 21 2011 Menderita Mengkonsumsi Low Fat dan Full Cream Kadang-kadang Mengkonsumsi
16 20 2012 Menderita Mengkonsumsi Low Fat Selalu Mengkonsumsi
17 21 2012 Menderita Mengkonsumsi Full Cream Selalu Tidak Mengkonsum 18 19 2012 Menderita Tidak mengkonsumsi Tidak Mengkonsumsi Tidak Pernah Tidak Mengkonsum
19 19 2012 Menderita Mengkonsumsi Full Cream Kadang-kadang Tidak Mengkonsum
20 20 2012 Menderita Tidak mengkonsumsi Tidak Mengkonsumsi Tidak Pernah Tidak Mengkonsum
21 20 2012 Menderita Mengkonsumsi Low Fat dan Full Cream Selalu Mengkonsumsi
22 20 2012 Menderita Mengkonsumsi Full Cream Selalu Tidak Mengkonsum
23 20 2012 Menderita Mengkonsumsi Full Cream Kadang-kadang Tidak Mengkonsum
24 20 2012 Menderita Mengkonsumsi Full Cream Selalu Tidak Mengkonsum
25 19 2012 Menderita Mengkonsumsi Low Fat dan Full Cream Selalu Mengkonsumsi
28 22 2012 Menderita Mengkonsumsi Full Cream Kadang-kadang Tidak Mengkonsum
29 19 2012 Menderita Mengkonsumsi Low Fat dan Full Cream Selalu Mengkonsumsi
30 19 2012 Menderita Mengkonsumsi Low Fat Kadang-kadang Mengkonsumsi
31 18 2013 Menderita Mengkonsumsi Low Fat Selalu Mengkonsumsi
32 17 2013 Menderita Mengkonsumsi Low Fat dan Full Cream Kadang-kadang Mengkonsumsi
33 19 2013 Menderita Tidak mengkonsumsi Tidak Mengkonsumsi Tidak Pernah Tidak Mengkonsum
34 19 2013 Menderita Mengkonsumsi Full Cream Selalu Tidak Mengkonsum
35 18 2013 Menderita Mengkonsumsi Low Fat dan Full Cream Selalu Mengkonsumsi
36 18 2013 Menderita Mengkonsumsi Low Fat dan Full Cream Selalu Mengkonsumsi
37 19 2013 Menderita Mengkonsumsi Full Cream Selalu Tidak Mengkonsum
38 18 2013 Menderita Mengkonsumsi Full Cream Selalu Tidak Mengkonsum
39 19 2013 Menderita Mengkonsumsi Low Fat dan Full Cream Selalu Mengkonsumsi
40 19 2013 Menderita Mengkonsumsi Low Fat Kadang-kadang Mengkonsumsi
41 18 2013 Menderita Mengkonsumsi Full Cream Selalu Tidak Mengkonsum
42 18 2013 Menderita Mengkonsumsi Full Cream Kadang-kadang Tidak Mengkonsum
43 18 2013 Menderita Mengkonsumsi Full Cream Selalu Tidak Mengkonsum
44 17 2013 Menderita Mengkonsumsi Low Fat dan Full Cream Selalu Mengkonsumsi
45 19 2013 Menderita Mengkonsumsi Full Cream Selalu Tidak Mengkonsum
k1 21 2011 Tidak Menderita Mengkonsumsi Full Cream Kadang-kadang Tidak Mengkonsum
k2 21 2011 Tidak Menderita Tidak mengkonsumsi Tidak Mengkonsumsi Tidak Pernah Tidak Mengkonsum
k3 20 2011 Tidak Menderita Mengkonsumsi Full Cream Selalu Tidak Mengkonsum
k4 20 2011 Tidak Menderita Mengkonsumsi Low Fat dan Full Cream Kadang-kadang Mengkonsumsi
k5 19 2011 Tidak Menderita Mengkonsumsi Full Cream Selalu Tidak Mengkonsum
k6 21 2011 Tidak Menderita Mengkonsumsi Full Cream Selalu Tidak Mengkonsum
k8 21 2011 Tidak Menderita Mengkonsumsi Low Fat Selalu Mengkonsumsi
k9 21 2011 Tidak Menderita Mengkonsumsi Full Cream Kadang-kadang Tidak Mengkonsum
k10 22 2011 Tidak Menderita Mengkonsumsi Full Cream Selalu Tidak Mengkonsum
k11 20 2011 Tidak Menderita Tidak mengkonsumsi Tidak Mengkonsumsi Tidak Pernah Tidak Mengkonsum
k12 22 2011 Tidak Menderita Mengkonsumsi Full Cream Selalu Tidak Mengkonsum
k13 21 2011 Tidak Menderita Mengkonsumsi Low Fat dan Full Cream Selalu Mengkonsumsi
k14 22 2011 Tidak Menderita Mengkonsumsi Full Cream Selalu Tidak Mengkonsum
k15 22 2011 Tidak Menderita Mengkonsumsi Full Cream Kadang-kadang Tidak Mengkonsum
k16 20 2012 Tidak Menderita Mengkonsumsi Low Fat dan Full Cream Kadang-kadang Mengkonsumsi
k17 20 2012 Tidak Menderita Mengkonsumsi Full Cream Kadang-kadang Tidak Mengkonsum
k18 19 2012 Tidak Menderita Mengkonsumsi Low Fat Kadang-kadang Mengkonsumsi
k19 20 2012 Tidak Menderita Mengkonsumsi Full Cream Kadang-kadang Tidak Mengkonsum
k20 20 2012 Tidak Menderita Mengkonsumsi Full Cream Kadang-kadang Tidak Mengkonsum
k21 20 2012 Tidak Menderita Mengkonsumsi Full Cream Kadang-kadang Tidak Mengkonsum
k22 20 2012 Tidak Menderita Mengkonsumsi Low Fat Selalu Mengkonsumsi
k23 19 2012 Tidak Menderita Mengkonsumsi Low Fat Selalu Mengkonsumsi
k24 21 2012 Tidak Menderita Tidak mengkonsumsi Tidak Mengkonsumsi Tidak Pernah Tidak Mengkonsum
k25 20 2012 Tidak Menderita Mengkonsumsi Low Fat Selalu Mengkonsumsi
k26 21 2012 Tidak Menderita Tidak mengkonsumsi Tidak Mengkonsumsi Tidak Pernah Tidak Mengkonsum
k27 20 2012 Tidak Menderita Mengkonsumsi Low Fat Kadang-kadang Mengkonsumsi
k28 20 2012 Tidak Menderita Mengkonsumsi Low Fat dan Full Cream Selalu Mengkonsumsi
k29 20 2012 Tidak Menderita Mengkonsumsi Full Cream Kadang-kadang Tidak Mengkonsum
k30 19 2012 Tidak Menderita Mengkonsumsi Full Cream Selalu Tidak Mengkonsum
k31 18 2013 Tidak Menderita Mengkonsumsi Full Cream Selalu Tidak Mengkonsum
k33 18 2013 Tidak Menderita Mengkonsumsi Full Cream Selalu Tidak Mengkonsum
k34 18 2013 Tidak Menderita Mengkonsumsi Full Cream Selalu Tidak Mengkonsum
k35 19 2013 Tidak Menderita Mengkonsumsi Low Fat Selalu Mengkonsumsi
k36 20 2013 Tidak Menderita Mengkonsumsi Low Fat dan Full Cream Kadang-kadang Mengkonsumsi
k37 19 2013 Tidak Menderita Mengkonsumsi Full Cream Selalu Tidak Mengkonsum
k38 19 2013 Tidak Menderita Tidak mengkonsumsi Tidak Mengkonsumsi Tidak Pernah Tidak Mengkonsum
k39 18 2013 Tidak Menderita Mengkonsumsi Low Fat dan Full Cream Kadang-kadang Mengkonsumsi
k40 18 2013 Tidak Menderita Mengkonsumsi Low Fat Kadang-kadang Mengkonsumsi
k41 18 2013 Tidak Menderita Mengkonsumsi Full Cream Kadang-kadang Tidak Mengkonsum
k42 18 2013 Tidak Menderita Mengkonsumsi Full Cream Kadang-kadang Tidak Mengkonsum
k43 18 2013 Tidak Menderita Mengkonsumsi Low Fat Kadang-kadang Mengkonsumsi
k44 19 2013 Tidak Menderita Mengkonsumsi Low Fat dan Full Cream Kadang-kadang Mengkonsumsi
HASIL PENGOLAHAN DATA
1. Analisis Deskriptif Data Kontinu
Statistics Usia
N Valid 90
Missing 0
Mean 19.68
Median 20.00
Mode 20
Minimum 17
Maximum 22
2. Analisis Frekuensi Angkatan
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid 2011 30 33.3 33.3 33.3
2012 30 33.3 33.3 66.7
2013 30 33.3 33.3 100.0
Total 90 100.0 100.0
Usia
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid 17 2 2.2 2.2 2.2
18 16 17.8 17.8 20.0
19 21 23.3 23.3 43.3
20 27 30.0 30.0 73.3
21 18 20.0 20.0 93.3
22 6 6.7 6.7 100.0
Konsumsi Susu
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid Low Fat 16 17.8 17.8 17.8
Full Cream 39 43.3 43.3 61.1
Low Fat dan Full Cream 24 26.7 26.7 87.8
Tidak Mengkonsumsi 11 12.2 12.2 100.0
Total 90 100.0 100.0
Konsumsi Susu Low Fat
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid Tidak Mengkonsumsi 50 55.6 55.6 55.6
Susu Asam 13 14.4 14.4 70.0
Susu Skim 9 10.0 10.0 80.0
Susu Kedelai 9 10.0 10.0 90.0
Susu Asam dan Susu
Kedelai 3 3.3 3.3 93.3
Susu Skim dan Susu
Kedelai 3 3.3 3.3 96.7
Ketiganya 3 3.3 3.3 100.0
Total 90 100.0 100.0
Konsumsi Susu Full Cream
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid Tidak Mengkonsumsi 27 30.0 30.0 30.0
Susu Kental Manis 26 28.9 28.9 58.9
Flavoured 24 26.7 26.7 85.6
Susu Kental Manis dan
Flavoured 13 14.4 14.4 100.0
Frekuensi Konsumsi Susu
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid Selalu 47 52.2 52.2 52.2
Kadang-kadang 32 35.6 35.6 87.8
Tidak Pernah 11 12.2 12.2 100.0
Total 90 100.0 100.0
Frekuensi Konsumsi Susu Low Fat
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid Selalu 13 14.4 14.4 14.4
Kadang-kadang 27 30.0 30.0 44.4
Tidak Pernah 50 55.6 55.6 100.0
Total 90 100.0 100.0
Frekuensi Konsumsi Susu Full Cram
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid Selalu 33 36.7 36.7 36.7
Kadang-kadang 30 33.3 33.3 70.0
Tidak Pernah 27 30.0 30.0 100.0
Konsumsi Produk Olahan Susu
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid Tidak Mengkonsumsi 20 22.2 22.2 22.2
Keju 8 8.9 8.9 31.1
Es Krim 2 2.2 2.2 33.3
Coklat 17 18.9 18.9 52.2
Keju dan Mentega 1 1.1 1.1 53.3
Keju dan Coklat 10 11.1 11.1 64.4
Es krim dan Coklat 11 12.2 12.2 76.7
Keju, Es Krim dan Coklat 11 12.2 12.2 88.9
Keju, Mentega, dan Coklat 8 8.9 8.9 97.8
Keju, Es krim, Mentega, dan
Coklat 2 2.2 2.2 100.0
Total 90 100.0 100.0
Frekuensi Konsumsi Produk Susu
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid Selalu 21 23.3 23.3 23.3
Kadang-kadang 49 54.4 54.4 77.8
Tidak Pernah 20 22.2 22.2 100.0
Total 90 100.0 100.0
Status Akne Vulgaris
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid Tidak Menderita 45 50.0 50.0 50.0
Menderita 45 50.0 50.0 100.0
3. Analisis Inferensial
Crosstab Konsumsi Susu – Angkatan
Angkatan
Total 2011 2012 2013
Low Fat Count 3 8 5 16
% within Angkatan 10.0% 26.7% 16.7% 17.8%
Full Cream Count 13 12 14 39
% within Angkatan 43.3% 40.0% 46.7% 43.3%
Low Fat dan Full Cream Count 11 5 8 24
% within Angkatan 36.7% 16.7% 26.7% 26.7%
Tidak Mengkonsumsi Count 3 5 3 11
% within Angkatan 10.0% 16.7% 10.0% 12.2%
Total Count 30 30 30 90
% within Angkatan 100.0% 100.0% 100.0% 100.0%
Crosstab Konsumsi Produk Susu - Angkatan
Angkatan
Total 2011 2012 2013
produksusu Mengkonsumsi Count 24 25 21 70
% within Angkatan 80.0% 83.3% 70.0% 77.8%
Tidak Mengkonsumsi Count 6 5 9 20
% within Angkatan 20.0% 16.7% 30.0% 22.2%
Total Count 30 30 30 90
Crosstab Konsumsi Susu – Usia
Usia
Total
17 18 19 20 21 22
Low Fat Count 0 3 6 5 2 0 16
% within Usia 0.0% 18.8% 28.6% 18.5% 11.1% 0.0% 17.8%
Full Cream Count 0 10 7 10 7 5 39
% within Usia 0.0% 62.5% 33.3% 37.0% 38.9% 83.3% 43.3%
Low Fat dan Full
Cream
Count 2 3 4 9 5 1 24
% within Usia 100.0% 18.8% 19.0% 33.3% 27.8% 16.7% 26.7%
Tidak Mengkonsumsi Count 0 0 4 3 4 0 11
% within Usia 0.0% 0.0% 19.0% 11.1% 22.2% 0.0% 12.2%
Total Count 2 16 21 27 18 6 90
% within Usia 100.0% 100.0% 100.0% 100.0% 100.0% 100.0% 100.0%
Crosstab Konsumsi Produk Susu – Usia
Usia
Total
17 18 19 20 21 22
Mengkonsumsi Count 2 11 19 19 14 5 70
% within Usia 100.0% 68.8% 90.5% 70.4% 77.8% 83.3% 77.8%
Tidak
Mengkonsumsi
Count 0 5 2 8 4 1 20
% within Usia 0.0% 31.3% 9.5% 29.6% 22.2% 16.7% 22.2%
Total Count 2 16 21 27 18 6 90
Crosstab Akne Vulgaris-Konsumsi Susu
Status Akne Vulgaris
Total Tidak Menderita Menderita
Jenis
Susu
Yang
Dikon
sumsi
Low Fat Count 9 7 16
% within Status Akne Vulgaris 20.0% 15.6% 17.8%
Full Cream Count 23 16 39
% within Status Akne Vulgaris 51.1% 35.6% 43.3%
Low Fat dan Full Cream Count 7 17 24
% within Status Akne Vulgaris 15.6% 37.8% 26.7%
Tidak Mengkonsumsi Count 6 5 11
% within Status Akne Vulgaris 13.3% 11.1% 12.2%
Total Count 45 45 90
% within Status Akne Vulgaris 100.0% 100.0% 100.0%
Crosstab Akne Vulgaris – Produk Susu
Status Akne Vulgaris
Total Tidak Menderita Menderita
produksusu Mengkonsumsi Count 33 37 70
% within Status Akne
Vulgaris 73.3% 82.2% 77.8%
Tidak Mengkonsumsi Count 12 8 20
% within Status Akne
Vulgaris 26.7% 17.8% 22.2%
Total Count 45 45 90
% within Status Akne
Crosstab Akne Vulgaris-Frekuensi Konsumsi Susu
Status Akne Vulgaris
Total Tidak Menderita Menderita
frekuensisusu Selalu Count 19 28 47
% within Status Akne
Vulgaris 42.2% 62.2% 52.2%
Kadang-kadang Count 20 12 32
% within Status Akne
Vulgaris 44.4% 26.7% 35.6%
Tidak Pernah Count 6 5 11
% within Status Akne
Vulgaris 13.3% 11.1% 12.2%
Total Count 45 45 90
% within Status Akne
Vulgaris 100.0% 100.0% 100.0%
Crosstab Akne Vulgaris-Frekuensi Konsumsi Produk Susu
Status Akne Vulgaris
Total Tidak Menderita Menderita
fkps Selalu Count 6 15 21
% within Status Akne
Vulgaris 13.3% 33.3% 23.3%
Kadang-kadang Count 27 22 49
% within Status Akne
Vulgaris 60.0% 48.9% 54.4%
Tidak Pernah Count 12 8 20
% within Status Akne
Vulgaris 26.7% 17.8% 22.2%
Total Count 45 45 90
% within Status Akne
Case Processing Summary
Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent
Konsumsi Susu * Status
Akne Vulgaris 90 100.0% 0 0.0% 90 100.0%
Konsumsi Susu * Status Akne Vulgaris Crosstabulation
Status Akne Vulgaris
Total Tidak Menderita Menderita
Konsumsi
Susu
Tidak mengkonsumsi Count 6 5 11
% within Status Akne
Vulgaris 13.3% 11.1% 12.2%
Mengkonsumsi Count 39 40 79
% within Status Akne
Vulgaris 86.7% 88.9% 87.8%
Total Count 45 45 90
% within Status Akne
Vulgaris 100.0% 100.0% 100.0%
Chi-Square Tests
Value df
Asymp. Sig.
(2-sided)
Exact Sig.
(2-sided)
Exact Sig.
(1-sided)
Pearson Chi-Square .104a 1 .748
Continuity Correctionb .000 1 1.000
Likelihood Ratio .104 1 .747
Fisher's Exact Test 1.000 .500
Linear-by-Linear Association .102 1 .749
N of Valid Cases 90
a. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 5.50.
DAFTAR PUSTAKA
Adebamowo, C.A., et al., 2008. Milk Consumption and Acne in Teenaged Boys. Journal of American Academy of Dermatology, 58 (5): 787 – 793.
Adityan, B. dan Thappa, D.M., 2009. Profile of Acne Vulgaris–A Hospital-Based Study from South India. Indian J Dermatol Venereol Leprol, 75: 272 – 278. Adityan, B., Kumari, R., dan Thappa, D.M., 2009. Scoring Systems in Acne
Vulgaris. Indian J Dermatol Venerol Leprol, 75 (3): 323 – 326.
Al-Hoqail, I.A., 2003. Knowledge, Beliefs and Perceptions of Youth Toward Acne Vulgaris. Saudi Med J, 24: 765 – 768.
Anggraini, Y.D., 2012. Konsumsi Susu dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya pada Balita di Wilayah Kelurahan Pekayon Kecamatan Pasar Rebo Jakarta Timur Tahun 2012, Universitas Indonesia.
Ascenso, A. dan Marques, H.C., 2009. Acne in The Adult. Mini-Reviews in Medicinal Chemistry, 9 (1): 1 – 10.
Astuti, D.W., 2011. Hubungan Antara Menstruasi dengan Angka Kejadian Akne Vulgaris pada Remaja Fakultas Kedokteran, Universitas Sumatera Utara.
Ayer, J. dan Burrows, N., 2006. Acne: More Than Skin Deep. Postgrad Med J, 82: 500 – 506.
Bancin, B.E.P., 2010. Hubungan Konsumsi Makanan Cepat Saji dengan Kejadian Akne Vulgaris pada Mahasiswa FK USU Angkatan 2007, Universitas Sumatera Utara.
Chan, J.J. dan Rohr, J.B., 2000. Acne Vulgaris: Yesterday, Today, and Tomorrow. Australas J Dermatol, 41: 69 – 72.
Collier, A.P., Freeman, S.R., dan Dellavalle, R.P., 2008. Acne Vulgaris. Dalam: Williams, H.C., et al., eds. Evidence-Based Dermatology. 2nd ed. UK: Blackwell Publishing, 83 – 105.
Cordain, L., 2005. Implications for The Role of Diet in Acne. Semin Cutan Med Surg, 24: 84 – 91.
Cunliffe, W.J., 1980. Acne Vulgaris: Pathogenesis and Treatment. British Medical Journal, 1394 – 1396.
Danby, F.W., 2005. Acne and Milk, The Diet Myth, and Beyond. J Am Acad Dermatol, 52: 360 – 362.
Danby, F.W., 2011. Acne: Diet and Acnegenesis. Indian Dermatol Online, 2 (1): 2 – 5.
Dawson, A.L. dan Dellavalle, R.P., 2013. Acne Vulgaris. BMJ, 1 – 7.
Donnet-Hughes, A., Duc, N., Serrant, P., Vidal, K., dan Schiffrin, E.J., 2000. Bioactive Molecules in Milk and Their Role in Health and Disease: The role of Transformation Growth Factor-Beta. Immunol Cell Biol, 78: 74 – 79. Ebling, F.J. dan Rook, A., 1972. The Sebaceous Gland. Dalam: Rook, A.,
Wilkinson, D.S., dan Ebling, F.J.G., eds. Textbook of Dermatology. Australia: Blackwell Scientific Publications, 2 (2): 1526 – 1558.
Efendi, Z., 2003. Peranan Kulit dalam Mengatasi Terjadinya Akne Vulgaris, Universitas Sumatera Utara.
Fulton, J. dan Harper, J.C., 2013. Acne Vulgaris. Diunduh dari: http://emedicine.medscape.com/article/1069804-followup#showall. [Diakses 17 April 2014].
Graham-Brown, R. dan Burns, T., 2005. Lecture Notes on Dermatology. Edisi ke-8. Jakarta: Erlangga.
Gurriannisha, R., 2010. Gambaran Tingkat Pengetahuan dan Sikap Siswa SMA
Negeri 5 Medan terhadap Jerawat Tahun 2010, Universitas Sumatera Utara.
Halvorsen, J.A., Dalgard, F., Thoresen, M., Bjertness, E., dan Lien, L., 2009. Is The Association Between Acne and Mental Distress Influenced by Diet? Results from A Cross-Sectional Population Study Among 3775 Late Adolescents in Oslo, Norway. BMC Public Health, 9 (340): 1 – 8.
Harahap, M., 2013. Ilmu Penyakit Kulit. Jakarta: Hipokrates.
Hardinsyah, Damayanthi, E., dan Zulianti, W., 2008. Hubungan Konsumsi Susu dan Kalsium dengan Densitas Tulang dan Tinggi Badan Remaja. Jurnal Gizi dan Pangan, 3 (1): 43 – 48.
Hartmann, S., Lacorn, M., dan Steinhart, H., Natural Occurance of Steroid Hormones in Food. Food Chem, 62: 7 – 20.
Hoyt, G., Hickey, M.S., dan Cordain, L., 2005. Dissociation of The Glycemic and Insulinemic Responses to Whole and Skimmed Milk. Br J Nutr, 93: 175 – 177.
Indrawan, N., 2013. Hubungan Asupan Lemak Jenuh dengan Kejadian Akne Vulgaris, Universitas Diponegoro.
Kabau, S., 2012. Hubungan Antara Pemakaian Jenis Kosmetik dengan Kejadian Akne Vulgaris, Universitas Diponegoro.
Kairavee, D. dan Vivek, C., 2010. Factors Aggravating Or Precipitating Acne. National Journal of Community Medicine, 1 (1): 44 – 46.
Lawrence, A.S., 2012. Milk and Milk Products. Dalam: Mann, J., Truswell, A.S., eds. Essentials of Human Nutrition. 4th ed. New York: Oxford University Press, 420 – 423.
Lubis, R.D., 2008. Perbedaan Siringoma, Milium, Akne Vulgaris, Universitas Sumatera Utara.
Madiyono, B., Moeslichan, S., Sastroasmoro, S., Budiman, I., dan Purwanto, S.H., 2011. Perkiraan Besar Sampel. Dalam: Sastroasmoro, S. dan Ismael, S., eds. Dasar-dasar Metodologi Penelitian Klinis. Jakarta: Sagung Seto, 348 – 382.
Magin, P.J., Adams, J., Heading, G.S., Pond, C.D., 2009. Patients with Skin Disease and Their Relationships with Their Doctors: A Qualitative Study of Patients with Acne, Psoriasis, and Eczema. MJA, 190 (2): 62 – 64.
Margaretha, C., 2013. Hubungan Konsumsi Produk Olahan Susu (Dairy Products) dengan Kejadian Akne Vulgaris pada Mahasiswa FK USU Angkatan 2010, Universitas Sumatera Utara.
McCalmont, T.H., 2011. Penyakit Kulit. Dalam: McPhee, S.J. dan Ganong, W.F., eds. Patofisiologi Penyakit. Jakarta: EGC, 205 – 234.
Melnik, B.C., 2009. Evidence for Acne-Promoting Effects of Milk and Other Insulinotropic Dairy Products. Diunduh dari: http://www.researchgate.net/publication/49850224_Evidence_for_acne-promoting_effects_of_milk_and_other_insulinotropic_dairy_products. [Diakses 26 Oktober 2014].
Melnik, B.C., 2012. Dietary Intervention in Acne. Dermato-Endocrinology, 4 (1): 20 – 32.
Mitchell, R.N., et al., 2009. Buku Saku Dasar Patologis Penyakit. Edisi ke-7. Jakarta: EGC.
Mohan, 2007. Acne Vulgaris: Clinical Features and Pathogenesis. Diunduh dari: http://www.shvoong.com/medicine-and-health/dermatology/1721418-acne-vulgaris-clinical-features-pathogenesis/. [Diakses 11 April 2014].
Munawar, S., et al., 2009. Precipitating Factors of Acne Vulgaris in Females. Ann Pak Inst Med Sci, 5 (2): 104 – 107.
Oski, F.A., 2013. Don’t Drink Your Milk. Jakarta: Noura Books.
Pampaniya, P.V. dan Pandya, D.H., 2013. Effect of Shalmalyadilepa and Guduchyadivati in The Management of Yauvanapidika (Acne). Ayu, 34 (2): 174 – 179.
Pappas, A., 2009. The Relationship of Diet and Acne. Dermato-Endocrinology, 1 (5): 262 – 267.
Pontes, T.C., Trindade, A.S.P., Filho, G.M.C.F., Filho, J.F.S., 2013. Incidence of Acne Vulgaris in Young Adult Users of Protein-Calorie Supplements in The City of João Pessoa – PB. An Bras Dermatol, 88 (6): 907 – 912.
Purnamasari, D., Indarastiti, R., dan Ratnaningrum, K., 2012. Hubungan Pengetahuan dan Perilaku dengan Derajat Keparahan Akne Vulgaris pada Siswa-Siswi SMA Negri 14 Semarang. Universitas Muhammadiyah Semarang.
Putra, S.R., 2013. Pengantar Ilmu Gizi dan Diet. Jogjakarta: D-Medika.
Rathi, S.K., 2011. Acne Vulgaris Treatment: The Current Scenario. Indian J Dermatol, 56 (1): 7 – 13.
Ravi, T., 2011. Kualitas Hidup pada Pasien Akne Vulgaris, Universitas Sumatera Utara.
Ray, C., Trivedi, P., dan Sharma, V., 2013. Acne and Its Treatment Lines. International Journal of Research in Pharmaceutical and Biosciences, 3 (1): 1 – 16.
Rezaković, S., Mokos, Z.B., dan Basta-Juzbašić, A., 2012. Acne and Diet: Facts and Controversies. Acta Dermatovenerol Croat, 20 (3): 170 – 174.
Rigopoulos, D., et al., 2007. Coping With Acne: Beliefs And Perceptions in A Sample of Secondary School Greek Pupils. J Eur Acad Dermatol Venereol, 21: 806 – 810.
Rivera, R. dan Guerra, A., 2009. Management of Acne in Women Over 25 Years of Age. Actas Dermosifiliogr, 100: 33 – 37.
Rizki, L., 2012. Gambaran Pengetahuan Remaja Tentang Khasiat Susu Bagi Kesehatan, Universitas Sumatera Utara.
Selak, S., 2013. The Role of P.acnes in The Pathogenesis of Acne Vulgaris,
Origimm Biotechnology. Diunduh dari:
Simangunsong, O.K.N.Y., 2012. Gambaran Karakteristik Siswa SD dan Kebiasaan Minum Susu di SD Budi Murni 1 Medan Tahun 2012, Universitas Sumatera Utara.
Siregar, R.S., 2005. Atlas Berwarna Saripati Penyakit Kulit. Edisi ke-2. Jakarta: EGC.
Smith, R.N., et al., 2007. A-Low-Glycemic-Load Diet Improves Symptoms in Acne Vulgaris Patients: A Randomized Controlled Trial. Am J Clin Nutr, 86: 107 – 115.
Strasburger, V.C., et al., 2006. Adolescent Medicine: A Handbook for Primary Care. U.S.: Lippincott Williams & Wilkins.
Sutanto, R.S., 2013. Derajat Penyakit Akne Vulgaris Berhubungan Positif dengan Kadar MDA, Universitas Udayana.
Tahir, M., 2010. Pathogenesis of Acne Vulgaris: Simplified. Journal of Pakistan Association of Dermatologists, 20: 93 – 97.
Tambunan, C.N., 2012. Hubungan Pengetahuan Tentang Osteoporosis dengan Konsumsi Susu Pada Wanita Premenopause di Lingkungan I Kelurahan Padang Bulan Medan Tahun 2012, Universitas Sumatera Utara.
Treloar, V., 2012. Acne and Diet. Dalam: Kohlstadt, I., ed. Advancing Medicine with Food and Nutrients. 2nd ed. U.S.: CRC Press, 417 – 434.
Veith, W.B. dan Silverberg, N.B., 2011. The Association of Acne Vulgaris With Diet. Cutis, 88: 84 – 91.
Wijayanti, S., 2009. Identifikasi dan Pemeriksaan Jumlah Total Bakteri Susu Sapi Segar dari Koperasi Unit Desa di Kabupaten Boyolali, Universitas Muhammadiyah Surakarta.
Williams, H.C., Dellavalle, R.P., dan Garner, S., 2012. Acne Vulgaris. Lancet, 379: 361 – 372.
Wiseman, G., 2002. Nutrition and Health. London: Taylor&Francis.
BAB 3
KERANGKA KONSEP PENELITIAN DAN DEFENISI OPERASIONAL
3.1. Kerangka Konsep Penelitian
Berdasarkan tujuan penelitian maka kerangka konsep dalam penelitian ini adalah:
[image:30.595.140.504.301.369.2]Variabel Independen Variabel Dependen
Gambar 3.1. Kerangka Konsep Penelitian
Variabel Independen Variabel Dependen Populasi Konsumsi (+)
Akne vulgaris Konsumsi (-)
Sampel Konsumsi (+)
Non akne vulgaris Konsumsi (-)
Gambar 3.2. Alur Penelitian
Variabel independen pada penelitian ini adalah kebiasaan mengonsumsi susu pada mahasiswa FK USU angkatan 2011 – 2013 dan variabel independen pada
Konsumsi Susu Kejadian Akne
[image:30.595.129.489.377.678.2]penelitian ini adalah kejadian akne vulgaris pada mahasiswa FK USU angkatan 2011 – 2013.
3.2. Definisi Operasional
1. Akne vulgaris adalah kondisi subjek penelitian yang mengalami peradangan menahun folikel pilosebasea yang terdiri atas berbagai kelainan kulit berupa komedo, papula, pustula, nodul, dan jaringan parut yang terjadi akibat kelainan aktif tersebut, baik jaringan parut yang hipotrofik maupun yang hipertrofik. Dalam hal ini perbedaan derajat keparahan akne vulgaris yang diderita sampel tidak diperhitungkan, hanya dibedakan berdasarkan ada tidaknya akne vulgaris.
Cara Ukur : Wawancara Alat Ukur : Kuesioner
Hasil Ukur : - Menderita: ditemukan akne vulgaris (derajat ringan – berat) pada saat wawancara - Tidak menderita: tidak ditemukan akne
vulgaris (tidak termasuk derajat ringan, sedang, dan berat) pada saat wawancara Skala Pengukuran : Nominal
2. Susu adalah cairan bergizi yang diolah menjadi berbagai produk dan dikelompokkan menjadi low fat (susu asam, susu skim, dan susu kedelai) dan full cream (susu kental manis, dan flavoured atau susu dengan tambahan rasa coklat, strawberry, pisang, dll) guna dikonsumsi oleh manusia.
Cara Ukur : Wawancara Alat Ukur : Kuesioner
3. Frekuensi konsumsi susu dalam penelitian ini terbagi menjadi: Selalu : ≥ 7 kali/ minggu
Kadang-kadang : 1 – 6 kali/ minggu Tidak Pernah : < 1 kali/ minggu Cara Ukur : Wawancara Alat Ukur : Kuesioner
Hasil Ukur : Selalu, kadang-kadang, tidak pernah Skala Pengukuran : Ordinal
4. Takaran konsumsi susu dalam penelitian ini terbagi menjadi: a. 1 gelas per hari
b. ≥ 2 gelas per hari
5. Produk olahan susu adalah makanan yang mengandung susu sebagai salah satu bahan utamanya dan sekarang telah banyak dikonsumsi dalam bentuk:
a. Keju :35 gr keju (3 slices) = 1 gelas susu (200 cc) b. Es krim :160 gr es krim (1 scoop) = 1 gelas susu (200 cc) c. Coklat :200 gr coklat = ½ gelas susu (100 cc)
d. Mentega :3 sdt (15 gr) = 1 gelas susu (200 cc) Cara Ukur : Wawancara
Alat Ukur : Kuesioner
Hasil Ukur : Mengkonsumsi, tidak mengkonsumsi Skala Pengukuran : Nominal
6. Frekuensi konsumsi produk olahan susu dalam penelitian ini terbagi menjadi:
Selalu : ≥ 7 kali/minggu Kadang-kadang : 1 – 6 kali/minggu Tidak Pernah : < 1 kali/minggu Cara Ukur : Wawancara Alat Ukur : Kuesioner
3.3. Hipotesis
BAB 4
METODE PENELITIAN
4.1. Rancangan Penelitian
Rancangan penelitian ini adalah studi analitik. Pendekatan dilakukan dengan metode case-control (kasus kontrol).
4.2. Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian akan dilaksanakan pada bulan September 2014 sampai jumlah sampel terpenuhi. Lokasi penelitian adalah Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara, Medan, Provinsi Sumatera Utara. Lokasi ini dipilih berdasarkan kesesuaian penelitian yang dilakukan oleh peneliti. Tempat ini memiliki populasi yang cukup besar, selain itu, mahasiswa kedokteran dinilai dapat mengenali akne vulgaris dengan baik sehingga diasumsikan dapat menjawab pertanyaan dalam kuesioner dengan baik.
4.3. Populasi dan Sampel Penelitian 4.3.1. Populasi
Mahasiswa FK USU yang menderita akne vulgaris dan tidak menderita akne vulgaris.
4.3.2. Populasi Terjangkau
4.3.3. Sampel Penelitian
Mahasiswa FK USU angkatan 2011 – 2013, yang menderita akne vulgaris dan tidak menderita akne vulgaris, dan memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi sebagai berikut:
A. Kriteria Inklusi untuk Kasus a. Mahasiswa pria.
b. Menderita akne vulgaris (semua derajat/grade). c. Usia 17 – 25 tahun.
d. Bersedia untuk ikut dalam penelitian dan menandatangani informed consent.
B. Kriteria Eksklusi untuk Kasus a. Perokok.
b. Memakai minyak rambut.
c. Jam tidur per hari kurang dari 7 jam.
d. Mahasiswa yang mengkonsumsi makanan berlemak (selain susu dan produknya) setiap hari.
e. Mahasiswa yang menderita penyakit hati. f. Mahasiswa yang menderita diabetes mellitus.
g. Memiliki riwayat akne vulgaris derajat berat (dinilai dari adanya skar) dalam keluarga.
h. Mendapat pengobatan berupa antibiotika topikal ataupun antibiotika oral dalam waktu 2 bulan sebelum dilakukan penelitian.
i. Mendapat pengobatan untuk akne vulgaris berupa isotretionin oral maupun pengobatan hormonal dalam waktu 1 bulan, sebelum dilakukan penelitian.
(difenilhidantoin, fenobarbital, dan trimetandion), antidepresan, INH, antineoplastik, antiviral, tetrasiklin, vitamin B12, antipsikosis, dan yodida dalam waktu 1 bulan sebelum mengikuti penelitian.
C. Kriteria Inklusi untuk Kontrol a. Mahasiswa pria
b. Tidak menderita akne vulgaris. c. Usia 17 – 25 tahun.
d. Bersedia untuk ikut dalam penelitian dan menandatangani informed consent.
D. Kriteria Eksklusi untuk Kontrol a. Perokok.
b. Memakai minyak rambut.
c. Jam tidur per hari kurang dari 7 jam.
d. Mahasiswa yang mengkonsumsi makanan berlemak (selain susu dan produknya) setiap hari.
e. Mahasiswa yang menderita penyakit hati. f. Mahasiswa yang menderita diabetes mellitus.
g. Memiliki riwayat akne vulgaris derajat berat (dinilai dari adanya skar) dalam keluarga.
h. Mendapat pengobatan berupa antibiotika topikal ataupun antibiotika oral dalam waktu 2 bulan sebelum dilakukan penelitian.
i. Mendapat pengobatan untuk akne vulgaris berupa isotretionin oral maupun pengobatan hormonal dalam waktu 1 bulan, sebelum dilakukan penelitian.
E. Besar Sampel
Jumlah sampel pada penelitian ini dihitung berdasarkan rumus sebagai berikut (Madiyono, Moeslichan, Sastroasmoro, Budiman, dan Purwanto, 2011):
n1= n2= ( √ √
)
n1= n2= √ √
n1= n2= 38,49 ≈ 45
n1 = jumlah pasien akne vulgaris n2 = jumlah pasien kontrol
zα = deviat baku alfa, CI= 95%, kesalahan tipe 1 = 5% = 1,960
zβ = deviat baku beta , kesalahan tipe 2= 20 % = 0,842 P1 = proporsi standar dari pustaka
P2 = proporsi pada kelompok yang merupakan judgement dari peneliti P = proporsi total =
Q = 1-P
Sampel untuk setiap kelompok yaitu kelompok kasus dan kelompok kontrol masing-masing adalah 45, sehingga jumlah sampel adalah 90. Sampel tersebut kemudian didistribusikan sesuai angkatan sebagai berikut:
4.4. Metode Pengumpulan Data
Pengambilan sampel dilakukan dengan metode non-probability sampling yaitu consecutive sampling. Pada penelitian ini, semua subjek yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi dimasukkan dalam penelitian sampai jumlah sampel yang diperlukan terpenuhi.
4.4.1. Data Primer
[image:38.595.130.517.463.755.2]Data primer adalah data yang berasal dari sampel penelitian. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan instrumen kuesioner. Kuesioner yang telah disusun dilakukan uji validitas dan reliabilitas terlebih dahulu sehingga alat ukur menjadi valid. Jumlah sampel dalam uji validitas dan reabilitas ini adalah sebanyak 20 orang. Hasil dari jawaban kuesioner diolah dengan menggunakan program SPSS dengan hasil yang dapat dilihat pada tabel 4.1. Tabel 4.1. Data hasil uji validitas dan reliabilitas
Nomor Pertanyaan
Total
Pearson Correlation Status Alpha Status
1 0,620 Valid 0,866 Reliabel
2 0,706 Valid Reliabel
3 0,591 Valid Reliabel
4 0,594 Valid Reliabel
5 0,588 Valid Reliabel
6 0,706 Valid Reliabel
7 0,633 Valid Reliabel
8 0,810 Valid Reliabel
9 0,591 Valid Reliabel
10 0,613 Valid Reliabel
11 0,633 Valid Reliabel
4.4.2. Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang didapat dari pihak perguruan tinggi yang berhubungan dengan jumlah mahasiswa yang aktif dalam perkuliahan di tempat tersebut.
[image:39.595.118.519.309.396.2]4.5. Metode Pengolahan dan Analisis Data
Tabel 4.2. Gambaran metode analisis penelitian dengan chi square Akne vulgaris (+) Akne vulgaris (-) Jumlah
Konsumsi (+) A B A+B
Konsumsi (-) C D C+D
Jumlah A+C B+D A+B+C+D
Analisis statistik diolah dengan menggunakan software SPSS. Analisis data antara variabel konsumsi susu dan akne vulgaris dilakukan uji hipotesis dengan analisis bivariat chi square berupa table 2x2 untuk melihat besar hubungannya.
BAB 5
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
5.1. Deskripsi Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara yang berlokasi di Jl. Dr. Mansyur No.5 Medan, Kelurahan Padang Bulan, Kecamatan Medan Baru dengan batas wilayah:
a. Batas utara : Jalan Dr. Mansyur, Padang Bulan b. Batas selatan : Fakultas Kesehatan Masyarakat USU c. Batas timur : Jalan Universitas, Padang Bulan d. Batas barat : Fakultas Psikologi USU
Kampus ini memiliki luas sekitar 122 Ha, dengan zona akademik seluas sekitar 100 Ha yang berada di tengahnya. Fakultas ini memiliki beberapa ruang kelas, ruang administrasi, ruang laboratorium, ruang skills lab, ruang seminar, perpustakaan, kedai mahasiswa, ruang PEMA, ruang POM, kantin, kamar mandi, dan mushola. Pada tahun 2014, terdapat 4 angkatan yang sedang mengikuti pendidikan yang meliputi angkatan 2011, 2012, 2013, dan 2014.
5.2. Deskripsi Karakteristik Sampel
5.2.1. Karakteristik Sampel Berdasarkan Angkatan
[image:41.595.110.512.237.344.2]Pada penelitian ini, sampel didistribusikan sesuai angkatan. Dari 90 orang mahasiswa, terdapat 30 orang (33.3%) mahasiswa angkatan 2011, 30 orang (33.3%) mahasiswa angkatan 2012, 30 orang (33.3%) mahasiswa angkatan 2013.
Tabel 5.1. Distribusi Karakteristik Sampel Berdasarkan Angkatan
Angkatan Frekuensi Persentase (%)
2011 30 33.3
2012 30 33.3
2013 30 33.3
Total 90 100.0
5.2.2. Karakteristik Sampel Berdasarkan Usia
Responden yang dimasukkan sebagai sampel pada penelitian ini memiliki latar belakang usia yang cukup bervariasi.
Tabel 5.2. Distribusi Karakteristik Sampel Berdasarkan Usia
Usia Frekuensi Persentase (%)
17 2 2.2
18 16 17.8
19 21 23.3
20 27 30.0
21 18 20.0
22 6 6.7
Total 90 100.0
[image:41.595.115.512.467.635.2]Rata-rata usia sampel adalah 19,68 dengan median 20 tahun. Usia termuda adalah 17 tahun, sedangkan usia tertua adalah 22 tahun dan usia yang paling banyak ditemukan pada penelitian ini adalah 20 tahun.
5.2.3. Karakteristik Sampel Berdasarkan Kebiasaan Mengkonsumsi Susu Sampel yang mengkonsumsi susu ditemukan lebih banyak daripada sampel yang tidak mengkonsumsi susu pada penelitian ini.
[image:42.595.111.512.317.469.2]
Tabel 5.3. Distribusi Karakteristik Sampel Berdasarkan Kebiasaan Mengkonsumsi Susu
Konsumsi Susu Frekuensi Persentase (%)
Tidak mengkonsumsi 11 12.2
Mengkonsumsi 79 87.8
Low Fat 16 17.8
Full Cream 39 43.3
Low Fat dan Full Cream 24 26.7
Total 90 100.0
Dari 90 orang sampel, terdapat 11 orang (12,2%) mahasiswa yang tidak mengkonsumsi susu, 16 orang (17,8%) mahasiswa yang mengkonsumsi susu low fat, 39 orang (43,3%) mahasiswa yang mengkonsumsi susu full cream, serta 24 orang (26,7%) mahasiswa yang mengkonsumsi susu low fat dan full cream. Pada penelitian ini mahasiswa yang mengkonsumsi susu full cream adalah kelompok yang terbanyak ditemukan.
mengkonsumsi susu asam dan susu kedelai, 3 orang (3,3%) mahasiswa yang mengkonsumsi susu skim dan susu kedelai, dan 3 orang (3,3%) mahasiswa yang mengkonsumsi ketiga jenis susu low fat tersebut. Tidak ada mahasiswa yang mengkonsumsi susu asam dan susu skim.
Tabel 5.4. Distribusi Karakteristik Sampel Berdasarkan Jenis Susu yang Dikonsumsi
Jenis Susu Frekuensi Persentase (%)
1. Low Fat
Tidak Mengkonsumsi 50 55.6
Mengkonsumsi 40 44.4
Susu Asam 13 14.4
Susu Skim 9 10.0
Susu Kedelai 9 10.0
Susu Asam dan Susu Skim - -
Susu Asam dan Susu Kedelai 3 3.3
Susu Skim dan Susu Kedelai 3 3.3
Ketiganya 3 3.3
Total 90 100.0
2. Full Cream
Tidak Mengkonsumsi 26 28.9
Mengkonsumsi 64 71.1
Susu Kental Manis 27 30
Flavored 24 26.7
Keduanya 13 14.4
Total 90 100.0
yang mengkonsumsi susu kental manis, 24 orang (26,7%) mahasiswa yang mengkonsumsi susu flavored dan 13 orang (14,4%) mahasiswa yang mengkonsumsi kedua jenis susu full cream tersebut.
5.2.4. Karakteristik Sampel Berdasarkan Frekuensi Konsumsi Susu
[image:44.595.119.516.362.466.2]Pada penelitian ini juga terdapat frekuensi mahasiswa FK USU angkatan 2011 – 2013. Frekuensi konsumsi susu terbanyak dalam 1 minggu pada sampel penelitian ini adalah 22 kali dalam seminggu, dan yang paling sedikit adalah 0 atau tidak pernah mengkonsumsi susu.
Tabel 5.5. Distribusi Karakteristik Sampel Berdasarkan Frekuensi Konsumsi Susu
Frekuensi Konsumsi Susu Frekuensi Persentase (%)
Selalu (≥7 kali/minggu) 47 52.2
Kadang-kadang (1 – 6 kali/minggu) 32 35.6 Tidak Pernah (<1kali/minggu) 11 12.2
Total 90 100.0
Mahasiswa yang “selalu” mengkonsumsi susu merupakan kelompok sampel yang ditemukan paling banyak yaitu 47 orang (52,2%) mahasiswa. Sebagian lagi
adalah mahasiswa yang “kadang-kadang” mengkonsumsi susu yaitu 32 orang
(35,6%) mahasiswa dan “tidak pernah” mengkonsumsi sebanyak 11 orang
(12,2%) mahasiswa.
Rata-rata frekuensi konsumsi susu low fat adalah “tidak pernah” yaitu 50 orang (55,6%) mahasiswa. Dari tabel 5.6 dapat diketahui bahwa sampel yang
“selalu” mengkonsumsi susu low fat sebanyak 13 orang (14,4%) mahasiswa dan
sampel yang “kadang-kadang” mengkonsumsi sebanyak 27 orang (30%) mahasiswa.
(33,3%) mahasiswa dan sampel yang “tidak pernah” mengkonsumsi sebanyak 27
[image:45.595.112.512.216.450.2]orang (30%) mahasiswa.
Tabel 5.6. Distribusi Karakteristik Sampel Berdasarkan Frekuensi Konsumsi Susu dengan Jenis Susu Dibedakan
Frekuensi Konsumsi Susu Frekuensi Persentase (%) 1. Susu Low Fat
Selalu 13 14.4
Kadang-kadang 27 30.0
Tidak Pernah 50 55.6
Total 90 100.0
2. Susu Full Cream
Selalu 33 36,7
Kadang-kadang 30 33.3
Tidak Pernah 27 30.0
Total 90 100.0
mahasiswa yang tidak mengkonsumsi produk olahan susu ditemukan sebanyak 20 orang (22,2%) mahasiswa.
Tabel 5.7. Distribusi Karakteristik Sampel Berdasarkan Konsumsi Produk Olahan Susu
Produk Olahan Susu Frekuensi Persentase (%)
Tidak Mengkonsumsi 20 22.2
Mengkonsumsi 70 77.8
Keju 8 8.9
Es Krim 2 2.2
Coklat 17 18.9
Keju dan Mentega 1 1.1
Keju dan Coklat 10 11.1
Es krim dan Coklat 11 12.2
Keju, Es Krim dan Coklat 11 12.2
Keju, Mentega, dan Coklat 8 8.9
Keju, Es krim, Mentega, dan Coklat 2 2.2
Total 90 100.0
5.2.6. Karakteristik Sampel Berdasarkan Frekuensi Konsumsi Produk Olahan Susu
Rata-rata frekuensi konsumsi produk olahan susu pada sampel penelitian adalah 4 kali dalam seminggu. Frekuensi konsumsi terendah adalah 0 atau tidak mengkonsumsi, sedangkan frekuensi konsumsi tertinggi adalah 21 kali dalam
seminggu. Pada penelitian ini, mahasiswa yang “kadang-kadang” mengkonsumsi produk olahan susu sebanyak 49 orang (54,4%) mahasiswa ditemukan lebih
banyak daripada mahasiswa yang “selalu” mengkonsumsi yaitu 21 orang (23,3%)
Tabel 5.8. Distribusi Karakteristik Sampel Berdasarkan Frekuensi Konsumsi Produk Olahan Susu
Frekuensi Konsumsi Frekuensi Persentase (%)
Selalu (≥7 kali/minggu) 21 23.3
Kadang-kadang (1 – 6 kali/minggu) 49 54.4 Tidak Pernah (<1kali/minggu) 20 22.2
Total 90 100.0
5.2.8. Karakteristik Sampel Berdasarkan Kejadian Akne Vulgaris
Distribusi sampel berdasarkan kejadian akne vulgaris dapat dilihat dari tabel berikut:
Tabel 5.9. Distribusi Karakteristik Sampel Berdasarkan Kejadian Akne Vulgaris Kejadian Akne Vulgaris Frekuensi Persentase (%)
Tidak Menderita 45 50.0
Menderita 45 50.0
Total 90 100.0
Dari tabel 5.9. diketahui bahwa dari seluruh sampel terdapat 45 orang (50%) mahasiswa yang tidak menderita akne vulgaris, sedangkan sebagian lagi 45 orang (50%) mahasiswa menderita akne vulgaris. Pada penelitian ini, mahasiswa yang tidak menderita akne vulgaris dikelompokkan menjadi kelompok kontrol dan mahasiswa yang menderita akne vulgaris dikelompokkan menjadi kelompok kasus.
5.3. Hasil Analisis Data
[image:47.595.112.513.365.448.2]5.3.1. Karakteristik Konsumsi Susu dan Produk Olahan Susu Mahasiswa FK USU Angkatan 2011 – 2013 Berdasarkan Angkatan dan Usia.
Dari 90 orang sampel, terdapat 11 orang (12,2%) mahasiswa yang tidak mengkonsumsi susu dan 79 orang (87,8%) mahasiswa yang mengkonsumsi susu, Mahasiswa yang mengkonsumsi susu low fat terbanyak adalah mahasiswa FK USU angkatan 2012, yaitu 8 orang (26,7%) mahasiswa. Mahasiswa yang mengkonsumsi susu full cream paling banyak adalah mahasiswa FK USU angkatan 2013, yaitu 14 orang (46,7%) mahasiswa. Mahasiswa FK USU angkatan 2011 adalah kelompok yang mengkonsumsi susu low fat dan full cream terbanyak yaitu 11 orang (36,7%) mahasiswa.
[image:48.595.106.518.442.743.2]Sedangkan untuk mahasiswa yang mengkonsumsi produk olahan susu terbanyak adalah mahasiswa FK USU angkatan 2012, yaitu 25 orang (83,3%) mahasiswa dan terdapat 5 orang (16,7%) mahasiswa yang tidak mengkonsumsi.
Tabel 5.10. Distribusi Karakteristik Konsumsi Susu dan Produk Olahan Susu Berdasarkan Angkatan
Konsumsi
Angkatan
Total
2011 2012 2013
N % n % n % n %
1.Susu
Tidak Mengkonsumsi 3 10.0 5 16.7 3 10.0 11 12.2 Mengkonsumsi 27 90.0 25 83.3 27 90.0 79 87.8
Low Fat 3 10.0 8 26.7 5 16.7 16 17.8 Full Cream 13 43.3 12 40.0 14 46.7 39 43.3 Keduanya 11 36.7 5 16.7 8 26.7 24 26.7 Total 30 100.0 30 100.0 30 100.0 90 100.0 2.Produk Olahan Susu
Tabel 5.11. Distribusi Karakteristik Konsumsi Susu dan Produk olahan susu Berdasarkan Usia
Konsumsi
Usia
Total
17 18 19 20 21 22
n % N % n % n % n % n % n %
1.Susu Tidak
Mengkonsumsi 0 0.0 0 0.0 4 19.0 3 11.1 4 22.2 0 0.0 11 12.2 Mengkonsumsi 2 100.0 16 100.0 17 81.0 24 88.9 14 77.8 6 100.0 79 87.8 Low Fat 0 0.0 3 18.8 6 28.6 5 18.5 2 11.1 0 0.0 16 17.8 Full Cream 0 0.0 10 62.5 7 33.3 10 37.0 7 38.9 5 83.3 39 43.3 Keduanya 2 100.0 3 18.8 4 19.0 9 33.3 5 27.8 1 16.7 24 26.7 Total 2 100.0 16 100.0 21 100.0 27 100.0 18 100.0 6 100.0 90 100.0 2. Produk Olahan Susu
Mengkonsumsi 2 100.0 11 68.8 19 90.5 29 70.4 14 77.8 5 83.3 70 77.8 Tidak
Mengkonsumsi 0 0.0 5 31.3 2 9.5 8 29.6 4 22.2 1 16.7 20 22.2 Total 2 100.0 16 100.0 21 100.0 27 100.0 18 100.0 6 100.0 90 100.0
Dari tabel 5.11 dapat ditarik kesimpulan bahwa susu full cream merupakan susu yang paling banyak dikonsumsi oleh sampel pada penelitian ini, yaitu sekitar 39 orang (43,3%). Dari 39 orang tersebut, tidak ada kelompok sampel berusia 17 tahun yang mengkonsumsi tetapi ditemukan 10 orang (62.5%) mahasiswa kelompok usia 18 tahun yang mengkonsumsi, 7 orang (33,3%) mahasiswa kelompok usia 19 tahun, 10 orang (37%) mahasiswa kelompok usia 20 tahun, 7 orang (38,9%) mahasiswa kelompok usia 21 tahun, dan 5 orang (83,3%) mahasiswa kelompok usia 22 tahun.
5.3.2. Karakteristik Kejadian Akne Vulgaris Pada Mahasiswa FK USU Angkatan 2011 – 2013 Berdasarkan Angkatan dan Usia.
[image:50.595.114.512.382.741.2]Pada penelitian ini, sampel yang menderita akne vulgaris dikelompokkan sebagai kelompok kasus dan yang tidak menderita akne vulgaris dikelompokkan sebagai kelompok kontrol. Kasus dan kontrol didistribusikan secara merata disetiap angkatan, yaitu 15 orang (33,3%) mahasiswa sebagai kontrol di setiap angkatan yaitu 2011, 2012 dan 2013 dan 15 orang (33,3%) mahasiswa sebagai kasus. Dari 45 orang (50%) kelompok kasus didapat kelompok usia 19 tahun yang paling banyak, yaitu 13 orang (28,9%) mahasiswa dan sisanya 8 orang (17,8%) mahasiswa sebagai kontrol.
Tabel 5.12. Distribusi Karakteristik Kejadian Akne Vulgaris Berdasarkan Angkatan dan Usia
Karakteristik
Akne Vulgaris
Total Tidak Menderita
(Kontrol)
Menderita (Kasus)
n % n % n %
1. Angkatan
2011 15 33.3 15 33.3 30 33.3
2012 15 33.3 15 33.3 30 33.3
2013 15 33.3 15 33.3 30 33.3
Total 45 100.0 45 100.0 90 100.0
2. Usia
17 0 0.0 2 4.4 2 2.2
18 9 20.0 7 15.6 16 17.8
19 8 17.8 13 28.9 21 23.3
20 15 33.3 12 26.7 27 30.0
21 9 20.0 9 20.0 18 20.0
22 4 8.9 2 4.4 6 6.7
5.3.3. Karakteristik Kejadian Akne Vulgaris Pada Mahasiswa FK USU Angkatan 2011 – 2013 Berdasarkan Kebiasaan Mengkonsumsi Susu dan Produk Olahan Susu serta Frekuensinya.
Dari tabel 5.13, jumlah kasus yang mengkonsumsi susu ditemukan lebih banyak dari jumlah kontrol yang mengkonsumsi susu, yaitu 40 orang (88,9%) mahasiswa. Kelompok kontrol ditemukan paling banyak pada kelompok yang mengkonsumsi susu full cream, yaitu 23 orang (51,1%) mahasiswa. Kelompok kasus paling banyak ditemukan pada kelompok yang mengkonsumsi kedua jenis susu tersebut (low fat dan full cream), yaitu 17 orang (37,8%) mahasiswa.
Sedangkan untuk produk olahan susu, kelompok kasus ditemukan lebih banyak mengkonsumsi produk olahan susu, yaitu 37 orang (82,2%) mahasiswa dibandingkan kelompok kontrol, yaitu 33 orang (73,3%) mahasiswa. Kelompok kasus yang mengkonsumsi produk olahan susu ditemukan paling banyak pada kelompok yang mengkonsumsi keju dan coklat, yaitu sebanyak 8 orang (17,8%) mahasiswa, sedangkan kelompok kontrol yang mengkonsumsi produk olahan susu ditemukan paling banyak mengkonsumsi coklat, yaitu sebanyak 10 orang (22,2%) mahasiswa.
[image:51.595.112.513.524.734.2]
Tabel 5.13. Distribusi Karakteristik Akne Vulgaris Berdasarkan Konsumsi Susu dan Produk Olahan Susu
Konsumsi
Akne Vulgaris
Total Kontrol Kasus
n % n % n %
1. Susu
Tidak Mengkonsumsi 6 13.3 5 11.1 11 12.2
Mengkonsumsi 39 86.7 40 88.9 79 87.8
Low Fat 9 20.0 7 15.6 16 17.8 Full Cream 23 51.1 16 35.6 39 43.3 Keduanya 7 15.6 17 37.8 24 26.7
2. Produk Olahan Susu
Tidak Mengkonsumsi 12 26.7 8 17.8 20 22.2
Mengkonsumsi 33 73.3 37 82.2 70 77.8
Keju 4 8.9 4 8.9 8 8.9
Es Krim 1 2.2 1 2.2 2 2.2 Coklat 10 22.2 7 15.6 17 18.9 Keju dan Mentega 0 0.0 1 2.2 1 1.1 Keju dan Coklat 2 4.4 8 17.8 10 11.1 Es krim dan Coklat 9 20.0 2 4.4 11 12.2 Keju, Es Krim dan Coklat 4 8.9 7 15.6 11 12.2 Keju, Mentega, dan Coklat 2 4.4 6 13.3 8 8.9 Keempatnya 1 2.2 1 2.2 2 2.2
Total 45 100.0 45 100.0 90 100.0
Kelompok kasus ditemukan lebih banyak “selalu” mengkonsumsi susu
daripada kelompok kontrol, yaitu 28 orang (62.2%) mahasiswa, sedangkan
kelompok kontrol yang “selalu” mengkonsumsi susu hanya sebanyak 19 orang
(42,2%) mahasiswa. Kelompok kontrol ditemukan paling banyak pada kelompok yang mengkonsumsi susu full cream dengan frekuensi “kadang-kadang”, yaitu 17 orang (37,8%) mahasiswa. Sedangkan kelompok kasus ditemukan paling banyak pada kelompok yang mengkonsumsi susu full cream dengan frekuensi “selalu”, yaitu 20 orang (44,4%) mahasiswa.
Rata-rata kelompok kasus dan kelompok kontrol mengkonsumsi produk
olahan susu dengan frekuensi “kadang-kadang”. Dari 49 orang (54,4%)
mahasiswa yang “kadang-kadang” mengkonsumsi produk olahan susu, kelompok kontrol ditemukan sebanyak 27 orang (60%) mahasiswa, sedangkan kelompok kasus ditemukan sebanyak 22 orang (48,9%) mahasiswa. Kelompok kasus lebih
banyak mengkonsumsi produk olahan susu dengan frekuensi “selalu”, yaitu 15
Tabel 5.14. Distribusi Karakteristik Akne Vulgaris Berdasarkan Frekuensi Mengkonsumsi Susu
Frekuensi
Akne Vulgaris
Total Kontrol Kasus
n % n % n %
Selalu 19 42.2 28 62.2 47 52.2
Kadang-kadang 20 44.4 12 26.7 32 35.6 Tidak Pernah 6 13.3 5 11.1 11 12.2
Total 45 100.0 45 100.0 90 100.0
1.Susu Low Fat
Selalu 6 13.3 7 15.6 13 14.4
Kadang-kadang 10 22.2 17 37.8 27 30.0 Tidak Pernah 29 64.4 21 46.7 50 55.6
Total 45 100.0 45 100.0 90 100.0
2. Susu Full Cream
Selalu 13 28.9 20 44.4 33 36.7
Kadang-kadang 17 37.8 13 28.9 30 33.3 Tidak Pernah 15 33.3 12 26.7 27 30.0
Total 45 100.0 45 100.0 90 100.0
Tabel 5.13. Distribusi Karakteristik Akne Vulgaris Berdasarkan Konsumsi Susu dan Produk Olahan Susu
Frekuensi Konsumsi Produk Susu
Akne Vulgaris
Total Kontrol Kasus
n % n % n %
Selalu 6 13.3 15 33.3 21 23.3
Kadang-kadang 27 60.0 22 48.9 49 54.4 Tidak Pernah 12 26.7 8 17.8 20 22.2
[image:53.595.113.512.585.733.2]5.3.4. Hubungan Konsumsi Susu Terhadap Kejadian Akne Vulgaris pada Mahasiswa FK USU Angkatan 2011 – 2013.
Mahasiswa yang menderita akne vulgaris atau kelompok kasus ditemukan lebih banyak pada mahasiswa yang mengkonsumsi susu (40 orang (88,9%)) daripada mahasiswa yang tidak mengkonsumsi susu (5 orang (11,1%)). Mahasiswa yang tidak menderita akne vulgaris atau kelompok kontrol juga ditemukan lebih banyak pada mahasiswa yang mengkonsumsi susu (39 orang (86,7%)) daripada mahasiswa yang tidak mengkonsumsi susu (6 orang (13,3%)).
Tabel 5.16. Distribusi Karakteristik Kejadian Akne Vulgaris Mahasiswa FK USU Angkatan 2011 – 2013 Berdasarkan Kebiasaan Mengkonsumsi Susu
Konsumsi Susu
Akne Vulgaris
Total OR
(95% CI) p Menderita Tidak
Menderita
n % n % n %
Mengkonsumsi 40 88.9 39 86.7 79 87.8
1.23
(1.12 – 1.34) 0.748 Tidak Mengkonsumsi 5 11.1 6 13.3 11 12.2
Total 45 100.0 45 100.0 90 100.0
Berdasarkan analisis statistik yang telah dilakukan dengan metode chi square, p value adalah 0,748 dan α adalah 0,050 (95% CI). Hipotesis nol diterima bila p value lebih besar dari α, sedangkan hipotesis alternatif ditolak. Hasil perhitungan
5.4. Pembahasan
5.4.1. Karakteristik Konsumsi Susu dan Produk Olahan Susu Mahasiswa FK USU Angkatan 2011 – 2013 Berdasarkan Angkatan dan Usia.
Penelitian ini mendapatkan mahasiswa yang mengkonsumsi susu ditemukan paling banyak pada angkatan 2011 (90%) dan angkatan 2013 (90%) dengan usia 20 tahun (88,9%) serta mahasiswa yang mengkonsumsi produk olahan susu paling banyak pada angkatan 2012 (83,3%) dengan usia 20 tahun (70,4%). Susu low fat paling banyak dikonsumsi oleh mahasiswa angkatan 2012 sebanyak 8 orang (50%) mahasiswa, susu full cream paling banyak dikonsumsi oleh mahasiswa angkatan 2013 sebanyak 14 orang (35,9%) mahasiswa, sedangkan mahasiswa angkatan 2011 merupakan kelompok mahasasiswa yang paling banyak mengkonsumsi kedua jenis susu tersebut sekaligus yaitu sebanyak 11 orang (45,8%) mahasiswa.
Susu merupakan salah satu jenis makanan atau minuman yang memiliki kandungan gizi yang cukup lengkap dan mudah untuk dikonsumsi. Dalam pedoman Empat Sehat Lima Sempurna yang sebelumnya dipakai di Indonesia sebelum diubah menjadi Pedoman Umum Gizi Seimbang (PUGS), susu menjadi penyempurna makanan. Susu merupakan makanan atau minuman sebagai sumber protein hewani, vitamin, dan beberapa mineral yang baik untuk tubuh (Anggraini, 2012).
mengkonsumsi. Dari penelitian tersebut dapat diperoleh bahwa terjadi peningkatan konsumsi produk olahan susu dari tahun 2013 ke tahun 2014. Konsumsi susu secara rutin disarankan secara rutin guna memenuhi angka kecukupan kalsium harian karena susu memiliki kandungan kalsium yang tinggi dan merupakan penyumbang kalsium terbesar dari konsumsi kalsium harian (Wiseman, 2002; Lawrence, 2012).
5.4.2. Karakteristik Kejadian Akne Vulgaris Pada Mahasiswa FK USU Angkatan 2011 – 2013 Berdasarkan Angkatan dan Usia.
Penelitian ini membagi kelompok akne vulgaris secara merata pada tiap stambuk (33,3%). Jenis kelamin tidak dimasukkan sebagai kriteria pengelompokan karena pada penelitian ini hanya mahasiswa yang berjenis kelamin laki-laki yang diikutsertakan sebagai sampel penelitian, sedangkan mahasiswa yang berjenis kelamin perempuan tidak. Hal ini dikarenakan peningkatan hormon sebelum menstruasi pada wanita dapat mempengaruhi eksaserbasi serta memperburuk akne vulgaris (Astuti, 2011).
Meskipun sebagian besar kasus akne vulgaris didapatkan pada usia remaja, namun akhir-akhir ini mulai didapatkan peningkatan kasus akne vulgaris pada usia dewasa, yaitu akne yang muncul setelah usia 25 tahun (Ascenso dan Marques, 2009). Akne vulgaris yang didapatkan pada usia dewasa ini dapat merupakan akne yang persisten atau akne dengan awitan lambat atau late onset (Rivera dan Guerra, 2009).
5.4.3. Karakteristik Kejadian Akne Vulgaris Pada Mahasiswa FK USU Angkatan 2011 – 2013 Berdasarkan Kebiasaan Mengkonsumsi Susu dan Produk Olahan Susu serta Frekuensinya.
Meskipun akne vulgaris lebih sering terjadi pada perempuan, secara keseluruhan dibawah usia 12 tahun dan diatas usia 15 tahun sedikit lebih banyak didapat pada laki-laki (Chan dan Rhor, 2004). Etiologi yang pasti dari akne vulgaris belum diketahui, namun ada berbagai faktor yang berkaitan dengan patogenesis penyakit (Wasitaatmadja, 2011). Salah satu faktor resiko timbulnya akne vulgaris adalah kebiasaan mengkonsumsi susu. Konsumsi susu dapat mempengaruhi komedogenesis karena susu mengandung hormon androgen, 5α -reduced steroids (prekursor hormon dihidrotestosteron), dan faktor-faktor pertumbuhan non-steroid lainnya yang dapat mempengaruhi kelenjar pilosebasea (Hartmann et al., 1998; Donnet-Hughes et al., 2000; Cordain, 2005; Hoyt et al., 2005).
banyak mengkonsumsi susu full cream (51,1%) dengan frekuensi “kadang-kadang (1 –6 kali per minggu)” (44,4%).
Hasil yang sama juga didapatkan pada penelitian Indrawan (2013) pada 60 responden mengenai hubungan asupan lemak jenuh dengan kejadian akne vulgaris. Pada penelitian tersebut ditemukan lebih banyak kelompok responden yang menderita akne vulgaris yang mengkonsumsi susu (50 orang) daripada kelompok responden yang tidak menderita akne vulgaris (10 orang). Penelitian mengenai hubungan konsumsi susu dan kejadian akne vulgaris pada laki-laki sebelumnya juga pernah dilakukan oleh Adebamowo et al. (2008). Setelah menyesuaikan kriteria sampel berdasarkan usia, tinggi badan, dan asupan energi, penelitian tersebut (95% CI) menemukan konsumsi susu tertinggi terdapat pada kelompok sampel yang menderita akne vulgaris dengan frekuensi konsumsi susu tertinggi adalah lebih dari dua kali per hari.
Mahasiswa yang menderita akne vulgaris pada penelitian ini juga merupakan mahasiswa yang paling banyak mengkonsumsi produk susu (82,2%) dengan
frekuensi “kadang-kadang” (48,9%) dan jenis produk susu yang paling banyak dikonsumsi adalah kombinasi keju dan coklat (17,8%). Penelitian dengan desain kasus kontrol yang dilakukan oleh Ismail, Manaf, dan Azizan (2012) pada 44 orang pasien akne vulgaris dan 44 orang kontrol yang berusia 18 – 30 tahun di Malaysia juga mendapat hasil yang sama. Pada penelitian tersebut didapat bahwa kelompok kasus memiliki indeks glikemik pada makanan, termasuk konsumsi susu dan produk susu seperti es krim, yang lebih tinggi (175 ± 35) dibanding dengan kelompok kontrol (122 ± 28) (p < 0,001).
yang tidak menderita akne vulgaris lebih banyak mengkonsumsi produk olahan susu daripada kelompok mahasiswa yang menderita akne vulgaris.
5.4.4. Hubungan Konsumsi Susu Terhadap Kejadian Akne Vulgaris pada Mahasiswa FK USU Angkatan 2011 – 2013.
Pengaruh makanan dalam perkembangan akne vulgaris sampai sekarang masih merupakan sebuah perdebatan panjang karena penderita akne vulgaris selalu bertanya apakah makanan merupakan salah satu penyebab. Penelitian terbaru pada dewasa muda menujukkan 62 – 72% percaya bahwa makanan merupakan salah satu faktor dalam pembentukan akne vulgaris (Al-Hoqail, 2003; Rigopoulos 2007). Pada penelitian ini peneliti mencoba untuk mencari hubungan konsumsi susu terhadap kejadian akne vulgaris.
Dari data pada tabel 5.16 didapatkan mahasiswa yang menderita akne vulgaris ditemukan lebih banyak pada mahasiswa yang mengkonsumsi susu (40 orang mahasiswa (88,9%)). Mahasiswa yang tidak menderita akne vulgaris juga ditemukan lebih banyak pada mahasiswa yang mengkonsumsi susu (39 orang mahasiswa (86,7%)). Berdasarkan uji chi square, tidak terdapat hubungan konsumsi susu dengan kejadian akne vulgaris pada mahasiswa FK USU angkatan 2011 – 2013 (p value = 0,748 > α = 0,050 (95% CI)) dengan Odds Ratio 1,23 (95% CI: 1,12 – 1,34)) yang berarti bahwa konsumsi susu tidak memiliki pengaruh dalam terjadinya akne vulgaris.
Hal ini serupa dengan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Grant dan Anderson tahun 1965 dan Fulton pada tahun 1969 dimana tidak dijumpai adanya hubungan konsumsi coklat dengan kejadian akne vulgaris (Veith dan Silverberg, 2011). Begitu juga dengan hasil