• Tidak ada hasil yang ditemukan

Penatalaksanaan hipertensi dapat dilakukan dengan: 2.9.1. Terapi Nonfarmakologi

Mengubah gaya hidup dapat digunakan sebagai cara yang baik, baik untuk populasi maupun perorangan. Pada pasien perorangan, berbagai perubahan gaya hidup berguna untuk menurunkan tekanan darah, menghindari atau mengurangi kebutuhan akan obat antihipertensi dan mengendalikan faktor risiko yang berkaitan. Pada populasi, berbagai perubahan itu bermanfaat untuk mengurangi risiko berkembangnya hipertensi dan aneka penyakit lain yang berkaitan dengan gaya hidup. Akan tetapi, kita memahami pula bahwa perubahan gaya hidup dalam jangka panjang sulit dipertahankan, dan sangat penting mencari cara untuk meningkatkan pengetahuan dalam mengubah prilaku ini dan cara untuk mempertahankannya.

Hipertensi tidak akan muncul begitu saja. Naiknya tekanan darah, biasanya merupakan akumulasi dari sikap hidup yang tidak sehat dan sudah berlangsung dalam kurun waktu yang lama. Semua kebiasaan-kebiasaan yang buruk dalam kehidupan dan pola makan yang tidak sehat akan menambah daftar buruk yang memicu terjadinya hipertensi.

Untuk melakukan pencegahan hipertensi, hampir sama seperti pencegahan dalam berbagai penyakit secara umum yaitu adanya pola makan sehat dan pola hidup sehat. Biasanya segala macam penyakit akut, selain karena keturunan yang bersifat genetis, sebagian besar disebabkan oleh pola makan tidak sehat dan pola hidup yang tidak sehat.

Sebagai langkah langkah antisipasi yang paling jitu adalah menjalankan pola makan sehat dan pola hidup sehat. Pola ini, walaupun sangat manjur untuk mencegah berbagai macam penyakit penyakit tetapi tidak banyak orang yang mau melakukannya karena dianggap membosankan dan sangat tidak menyenangkan. Padahal jika tahu cara bagaimana mengaturnya, pola hidup sehat dan pola makan sehat tetap bisa dibuat dengan menyenangkan.

1. Pola Makan Sehat

Inti dari pola makan sehat adalah makan makanan yang mengandung kalori dan kebutuhan nutrisi sesuai dengan keperluan kita. Pola makan sehat masing-masing orang sebenarnya tidak sama, untuk mengetahui pola makan sehat dan berapa kadar kalori maupun nutrisi yang diperlukan secara pasti, sebaiknya berkonsultasi dengan dokter atau ahli gizi yang dipercaya. Tidak mengira-ngira sendiri dan dapat mengetahui secara pasti keperluan energi.

Ada beberapa patokanpola makan sehat yang dapat dijadikan panduan bagi para penderita hipertensi. Berikut ini uraiannya.

a. Kurangi konsumsi garam dalam makanan sehari-hari. Jika sudah menderita tekanan darah tinggi sebaiknya kita menghindari makanan yang mengandung garam. Terlalu banyak mengonsumsi garam dapat meningkatkan tekanan darah hingga ketingkat yang membahayakan. Panduan terkini dari British Hypertension Society menganjurkan asupan garam natrium dibatasi sampai kurang dari 2,4 g sehari. Jumlah tersebut setara dengan 6 g garam, yaitu sekitar 1 sendok teh per hari.

Lakukan diet rendah sodium, anjurannyamengurangi diet sodium, tidak lebih dari 100 meq/L (2,4 g sodium atau 6 g sodium klorida), kira-kira penurunan tekanan darah 2-8 mmHg.

b. Konsumsi makanan yang mengandung kalium, magnesium dan kalsium. Kalium, magnesium dan kalsium mampu mengurangi hipertensi. Mengadopsi pola makan DASH (Dietary Approach to Stop Hypertension) yang kaya akan kalium dan kalsium, diet rendah natrium.

c. Kurangi minum minuman beralkohol. Konsumsi alkohol dalam jumlah sedang sebagai bagian dari pola makan yang sehat dan bervariasi tidak merusak kesehatan. Namun demikian, minum alkohol secara berlebihan telah dikaitkan dengan peningkatan tekanan darah. Jika menderita tekanan darah tinggi, sebaiknya hindari konsumsi alkohol secara berlebihan. Untuk laki-laki yang menderita hipertensi, jumlah alkohol yang diijinkan maksimal 30 ml alkohol perhari (21 unit per minggu) dan untuk wanita 15 ml per hari (14 unit per minggu).

Meminum alkohol sedikit saja, anjurannyalimit minum alkohol tidak lebih dari 2/hari (30 ml etanol (mis.720 ml beer, 300ml wine)) untuk laki-laki dan 1/hari untuk perempuan, kira-kira penurunan tekanan darah 2-4 mmHg.

d. Makan sayur dan buah-buahan yang berserat tinggi sepert sayuran hijau, pisang, tomat, wortel, melon dan jeruk.

Mengadopsi pola makan DASH, anjurannya diet kaya dengan buah, sayur, dan produk susu rendah lemak, kira-kira penurunan tekanan darah 8-14 mmHg.

e. Kendalikan kolesterol. Kurangi makanan yang mengandung lemak jenuh. Lemak tak jenuh tunggal (misalnya minyak zaitun) dan lemak tak jenuh ganda (misalnya omega-3 dalam minyak ikan) telah terbukti dapat menurunkan kadar kolesterol dan tekanan darah, sehingga keduanya dapat menurunkan risiko penyakit jantung. Disarankan mengganti lemak jenuh dengan lemak tak jenuh tunggal dan lemak tak jenuh ganda omega-3 untuk menurunkan tekanan darah. Tingginya kolesterol dalam tubuh akan menyebabkan terjadinya plak-plak yang menyumbat aliran darah, sehingga tekanan darah makin tinggi. Kadar kolesterol normal dalam darah dibatasi maksimal 200 mg-250 mg per cc serum darah. Untuk menjaga agar kadar kolesterol darah tidak bertambah tinggi. Himpunan Ahli Jantung Amerika (America Heart Association) menganjurkan agar konsumsi kolesterol dalam makanan dibatasi tidak lebih dari 300 mg setiap hari.

f. Kendalikan diabetes bila ternyata kita juga menderita diabetes. Konsumsilah makanan yang sehat. Jangan menggunakan obat-obatan pengendali diabetes yang memicu komplikasi penyakit lainnya.

2. Pola Hidup Sehat

Pola hidup sehat sangat penting karena akan membuat sehat secara keseluruhan. Berikut ini pola hidup sehat yang harus dijalani oleh penderita hipertensi.

a. Menghindari kegemukan (obesitas) dengan menjaga berat badan (bb) normal atau tidak berlebihan. Batasan kegemukan adalah jika berat badan lebih 10% dari berat badan normal. Cara penentuan berat badan normal dan berat badan ideal ada beberapa macam, tetapi agar praktis dan mudah dapat digunakan rumus Bioca:

BB. Normal = TB. – 100

BB. Ideal = (TB. – 100) – 10% (TB. – 100) Keterangan:

BB : Berat Badan (kg), TB : Tinggi Badan (cm) (Gunawan L, 2001).

Lakukan penurunan berat badan (BB), anjurannya pelihara berat badan normal (BMI 18,5-24,9), kira-kira penurunan tekanan darah 5-20 mmHg/10 kg penurunan BB.

b. Aktifitas fisik dapat menurunkan tekanan darah. Olahraga aerobik secara teratur paling tidak 30 menit/hari beberapa hari per minggu ideal untuk kebanyakan pasien. Studi menunjukkan olah raga aerobik, seperti jogging, berenang, jalan kaki, dan menggunakan sepeda, dapat menurunkan tekanan darah. Keuntungan ini dapat terjadi walaupun tanpa disertai penurunan berat

badan. Pasien harus konsultasi dengan dokter untuk mengetahui jenis olahraga mana yang terbaik terutama untuk pasien dengan kerusakan organ target. Lakukan aktivitas fisik regular, anjurannya aktivitas fisik aerobik seperti jalan kaki 30 menit/hari, beberapa hari/minggu, kira-kira penurunan tekanan darah 4-9 mmHg.

c. Jalankan terapi anti stres agar mengurangi stres dan mampu mengendalikan emosi secara stabil. Mengendalikan dan menghadapi stres cara dengan bijak, dapat memanfaatkan stres untuk kemajuan hidup.

d. Berhenti merokok juga berperan besar untuk mengurangi hipertensi. Rokok banyak mengandung nikotin. Selain buruk bagi tekanan darah, nikotin juga sangat buruk bagi kesehatan secara umum. Berhenti merokok sebenarnya adalah jalan cepat dan praktis untuk menghindarkan diri dari berbagai penyakit.

e. Mendekatkan diri pada Tuhan sehingga tiap ada persoalan besar tidak langsung emosi tinggi dan stres yang memicu tekanan darah tinggi (Susilo Y, dan Ari W, 2011).

2.9.2. Terapi Farmakologi

Pengobatan hipertensi adalah pengobatan jangka panjang, bahkan sampai seumur hidup. Pengobatan secara farmakologis dapat dilakukan dengan panduan dari National Institute of Health, sebagai berikut:

1. Hipertensi derajat 1, tekanan darah 140-159/90-99 mmHg: melalui pola hidup sehat ditambah satu jenis obat hipertensi.

2. Hipertensi derajat 2, tekanan darah 160/100 mmHg atau lebih: pola hidup sehat ditambah dua jenis atau obat hipertensi.

Pengobatan hipertensi sekunder ditujukan kepada sumber penyakit penyebabnya. Mengatasi penyakit ginjal kadang dapat mengembalikan tekanan darah ke normal atau setidaknya tekanan darah akan menurun. Penyempitan arteri bisa diatasi dengan memasukkan selang dengan mengembangkan balon yang terdapat di ujung selang. Atau, bisa juga dilakukan pembedahan untuk membuat jalan pintas (operasi bypass).

Penanganan hipertensi dewasa ini dapat dilakukan dengan menggunakan pengobatan modern dari berbagai golongan, antara lain:

a. Golongan Diuretik. Diuretik membantu ginjal membuang garam dan air, yang akan mengurangi volume cairan di seluruh tubuh sehingga menurunkan tekanan darah.

b. Angiotensin converting enzyme inhibitor (ACE- inhibitor). Penurunan tekanan darah dengan cara menghambat enzim yang memproduksi Angiotensin II, serta merangsang pelepasan hormon aldosteron yang bersifat menahan dan air dalam tubuh.

c. Angiotensin-II-receptor blocker (ARB). ARB menyebabkaan penurunan tekanan darah dengan mekanisme yang mirip dengan ACE-inhibitor, yaitu dengan menghambat kerja angiotensin II.

d. Antagonis kalsium. Dengan melebarkan pembuluh darah melalui mekanisme yang sangat berbeda dari golongan lainnya, yaitu dengan menghambat jalur kalsium pada sel otot polos dinding pembuluh darah arteri.

e. Vasodilator yang langsung bekerja pada saraf pusat. Obat ini bekerja langsung pada otak, dengan mencegah otak mengirimkan sinyal kepada sistem saraf yang meningkatkan denyut jantung dan menyempitkan pembuluh darah arteri (hipertensi).

f. Vasodilator lain. Obat jenis ini bekerja pada otot polos pembuluh darah dan mencegahnya agar tidak berkontraksi, sehingga tekanan darah turun.

g. Obat kedaruratan hipertensi. Penderita hipertensi maligna memerlukan obat yang dapat menurunkan tekanan darah dengan cepat. Beberapa obat bisa nenurunkan tekanan darah dengan cepat dan sebagian besar diberikan secara intravena (melalui pembuluh darah), yaitu antara lain diazoxide.

h. Terapi kombinasi obat modern. Umumnya penderita hipertensi derajat ringan sampai sedang dapat mengendalikan tensinya dengan satu obat saja. Satu obat tidak bekerja dengan baik, terutama pada hipertensi berat, terapi kombinasi dengan beberapa obat dapat dipertimbangkan (Junaidi Iskandar, 2010).

Dokumen terkait