• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II PENELAAHAN PUSTAKA

C. Penatalaksanaan PMS

C. Penatalaksanaan PMS 1. Pengobatan gonore

Gonore merupakan PMS yang disebabkan oleh gonokok yang ditemukan oleh Neisser pada tahun 1879 dan baru diumumkan pada tahun 1882. Kuman penyebab penyakit ini adalah Neisseria gonnorrhoeae. Kuman ini bersifat

gram-negatif, tampak didalam leukosit, tidak tahan lama di udara bebas, cepat mati dalam keadaan kering, tidak tahan suhu diatas 390C dan tidak tahan zat

disinfektan.

Daerah yang paling mudah terinfeksi adalah daerah dengan mukosa epitel kuboid atau lapis pipih yang belum berkembang (immatur). Banyak antibiotika yang aman dan efektif untuk mengobati gonore, membasmi N.gonorrhoeae,

menghentikan rantai penularan, mengurangi gejala dan mengurangi kemungkinan terjadinya gejala sisa. Pemilihan utama adalah penisilin ditambahkan probenesid. Macam-macam obat yang dapat dipakai adalah :

a. Penisilin

Yang efektif ialah penisilin G prokain akua. Dosis 3-4,8 juta unit ditambah 1 gram probenesid. Kontraindikasinya ialah alergi penisilin.

b. Ampisilin dan Amoksisilin

Ampisilin dosisnya ialah 3,5 gram ditambah 1 gram probenesid, dan Amoksisilin 3 gram ditambah 1 gram probenesid. Kontraindikasinya ialah alergi penisilin.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

c. Sefalosporin

Sefriakson (generasi ke-3) cukup efektif dengan dosis 250 mg i.m. Sefoperazon dengan dosis 0,50 sampai 1,00 g secara intramuskular. Sefiksim 400 mg merupakan obat pilihan baru dari golongan sefalosporm yang dapat diberikan secara oral. Dosis ini cukup aman dan efektif untuk mengobati gonore tanpa komplikasi disemua tempat. Obat ini dapat menutupi gejala sifilis.

d. Spektinomisin

Dosisnya ialah 2 gram i.m baik untuk penderita yang alergi penisilin, yang mengalami kegagalan pengobatan dengan penisilin, dan terhadap penderita yang juga tersangka menderita sifilis karena obat ini tidak menutupi gejala sifilis. e. Kuinolon

Obat yang menjadi pilihan adalah ofloksasin 400 mg dan siprofloksasin 500 mg, secara oral (Daili, 2001).

Obat dosis tunggal yang tidak efektif lagi untuk pengobatan gonore saat ini adalah tetrasiklin, streptomisin, dan spiramisin. Obat-obatan yang dapat digunakan untuk pengobatan gonore dengan galur N.gonorrhoeae penghasil

penisilinase ialah spektinomisin, sefalosporin, ofloksasin, dan sefiksim. Peningkatan frekuensi timbulnya galur pengobatan gonore dengan penisilin dan derivatnya perlu dipikirkan efektivitasnya. (Daili, 2001).

2. Pengobatan Sifilis

Sifilis adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh Treponema pallidum,

13

dapat menyerang seluruh organ tubuh, ada masa laten tanpa manifestasi lesi di tubuh, dan dapat ditularkan kepada bayi di dalam kandungan.

Treponema pallidum merupakan spesies Treponema dari famili

Spirochaetaceae, ordo Spirochaetales. Klasifikasi sangat sulit dilakukan, karena

spesies Treponema tidak dibiakkan in vitro.

Treponema pallidum berbentuk spiral, negatif-Gram dengan panjang

rata-rata 11µm (antara 6-20 µm) dengan diameter antara 0,09 sampai dengan 0,18 µm. Pada umumnya dijumpai 10 busur dengan panjang gelombang sekitar 1 µm, amplitudo sekitar 0,2-0,7 µm. Treponema pallidum mempunyai titik ujung

terakhir dengan aksial fibril yang keluar dari bagian ujung lapisan bawah.

Hingga saat ini pengobatan sifilis menggunakan obat dengan pilihan utama ialah penisilin, bila ternyata alergi terhadap penisilin, diberikan antibiotika lain. Diperlukan konsentrasi yang cukup dalam serum untuk membunuh Treponema.

Secara in vitro, T. pallidum sensitif terhadap penisilin dengan konsentrasi sekitar

0,01 µ/ml. Dengan demikian konsentrasi 0,03 µ/ml dalam serum dapat diperoleh dengan memberikan penisilin yang bersifat long acting. Pemberian penisilin oral

tidak dianjurkan, sebab konsentrasi dalam serum rendah akibat absorbsi yang kurang baik. Pengobatan tidak hanya untuk membunuh Treponema di dalam

darah, akan tetapi juga di dalam jaringan terutama limfe dan susunan syaraf pusat. Belum begitu jelas diketahui mengenai konsentrasi penisilin di dalam jaringan, karena setelah pemberian pengobatan masih ditemukan Treponema di dalam

cairan sumsum tulang belakang.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Pengobatan sifilis dini (primer, sekunder, laten dini tidak lebih dari 2 tahun).

a. Penisilin G benzatin 2,4 juta unit satu kali suntikan intramuskular (IM), atau b. Penisilin G prokain dalam akua 600.000 µ IM selama 10 hari. Pemberian 10 hari pada sifilis primer seronegatif, sedangkan pada keadaan seropositf dan sifilis sekunder diberikan selama 14 hari. Pada laten dini sering sulit diketahui lamanya infeksi, sebaiknya dilakukan pemeriksaan cairan sumsum tulang belakang, sebab bila ada kelainan, diagnosis sudah menunjukkan neurosifilis asimtomatik sehingga pemberian penisilin perlu selama 21 hari. Penderita sifilis sekunder sebaliknya dirawat inap selama 1-2 hari, sebab mungkin terjadi reaksi Jarish-Herxheimer. Penggobatan terhadap sifilis dini dan yang alergi terhadap penisilin Tetrasiklin hidrokarbon, 4 x 500 mg oral selama 30 hari (bukan estolat).

Pengobatan terhadap sifilis lanjut, sifilis dengan waktu lebih dari 2 tahun, sifilis laten yang tidak diketahui lama infeksi, atau lebih dari dua tahun, sifilis kardiovaskuler, sifilis lanjut benigna, kecuali neurosifilis.

a. Penisilin G benzatin 2,4 juta unit , IM setiap minggu, selama 3 x berturut-turut, atau

b. Dengan penisilin G prokain 600.000 IM hari selama 21 hari (Daili, 2001).

3. Pengobatan Herpes Genital

Herpes genital adalah infeksi pada genital yang disebabkan oleh Herpes

simplex virus (HSV) dengan gejala khas berupa vesikel yang berkelompok dengan

15

Gejala-gejala biasanya sangat ringan dan mungkin meliputi rasa gatal atau terbakar rasa nyeri di kaki, pantat atau daerah kelamin adanya keputihan. Bintil-bintil berair atau luka terbuka yang terasa nyeri juga mungkin terjadi, biasanya di daerah kelamin, pantat, anus dan paha, walaupun dapat juga terjadi di bagian tubuh yang lain. Luka-luka tersebut akan sembuh dalam beberapa minggu tetapi dapat muncul kembali (Qomariyah, 2003).

a. Pengobatan non-spesifik

1) Rasa nyeri dan gejala lain bervariasi, sehingga pemberian analgesik antipiretik dan antipruritus disesuaikan dengan kebutuhan individual.

2) Zat-zat pengering yang bersifat antiseptik, seperti jodium povidon secara topikal mengeringkan lesi, mencegah infeksi sekunder dan mempercepat waktu penyembuhan.

3) Antibiotika atau kotrimoksasol dapat diberikan untuk mencegah infeksi sekunder.

b. Pengobatan spesifik

Berbagai macam obat antivirus telah pernah dipakai untuk mengatasi penyakit herpes genitalis, misalnya idoksuridin topical, sitarabin (Ara-C) dan vidarabin (Ara-A) secara intravena, inosipleks (isoprinosin), dan interferon. Obat antivirus yang kini telah banyak dipakai ialah asiklovir, dan saat ini ada 2 macam obat antivirus baru yaitu valasiklovir dan famsiklovir (Daili, 2001).

4. Pengobatan Klamidia

Penyakit Klamidia disebabkan oleh Chlamydia trachomatis. Masa tanpa

gejala berlangsung 7-21 hari. Gejalanya adalah timbul peradangan pada alat

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

reproduksi laki-laki dan perempuan. Pada perempuan, gejalanya bisa berupa: keluarnya cairan dari alat kelamin atau keputihan encer berwarna putih kekuningan, rasa nyeri di rongga panggul, perdarahan setelah hubungan seksual. Pada laki-laki gejalanya adalah: rasa nyeri saat kencing, keluar cairan bening dari saluran kencing bila ada infeksi lebih lanjut, cairan semakin sering keluar dan bercampur darah. Tidak jarang pula gejala tidak muncul sama sekali, padahal proses infeksi sedang berlangsung. Oleh karena itu penderita tidak sadar sedang menjadi pembawa PMS dan menularkannya kepada pasangannya melalui hubungan seksual. Akibat terkena Klamidia pada perempuan adalah cacatnya saluran telur dan kemandulan, radang saluran kencing, robeknya saluran ketuban sehingga terjadi kelahiran bayi sebelum waktunya (prematur). Sementara pada laki-laki akibatnya adalah rusaknya saluran air mani dan mengakibatkan kemandulan, serta radang saluran kencing. Pada bayi, 60%-70% terkena penyakit mata atau saluran pernafasan (pneumonia) (Anonim, 2005).

Pengobatan yang direkomendasikan untuk infeksi Chlamidia trachomatis

adalah single-dose azithromisin (1 g peroral), doksisiklin 100 mg peroral 2 kali

sehari selama 7 hari, dan eritromisin 50 mg/kg setiap hari 4 kali sehari selama 10-14 hari (Wells, Dipiro, Schwinghammer dan Hamilton, 2003).

5. Pengobatan Trikomoniasis

Trikomoniasis adalah PMS yang disebabkan oleh parasit Trichomonas

vaginalis. Gejala dan tanda-tandanya adalah: cairan vagina encer, berwarna

17

gatal dan terasa tidak nyaman, nyeri saat berhubungan seksual atau saat kencing (Anonim, 2005).

Obat yang efektif untuk melawan infeksi T. vaginalis adalah metronidazole

dengan dosis 500 mg 2 kali sehari selama 7 hari. Efek samping yang biasa dirasakan adalah tidak bisa tidur, nausea, muntah dan diare (Wells, Dipiro,

Schwinghammer dan Hamilton, 2003).

Dokumen terkait