• Tidak ada hasil yang ditemukan

KONDISI UMUM

4.8 Kondisi Sosial Ekonomi dan Budaya 1 Pusat kegiatan perekonomian

4.8.2 Mata pencaharian dan perekonomian lokal

Mata pencaharian sebagian besar penduduk desa sekitar areal kerja IUPHHK-HA CV. Pangkar Begili sebagai petani ladang berpindah. Selain itu terdapat juga masyarakat yang bermata pencaharian sebagai pedagang, karyawan perusahaan IUPHHK, PNS dan penambang emas. Pada umumnya masyarakat yang bermata pencaharian sebagai petani berladang masih menggunakan cara-cara tradisional dalam melakukan budidaya pertanian sistem berladang. Tanaman yang dibudidayakan dalam kegiatan berladang selain padi adalah jenis sayuran seperti kacang panjang, bayam, terong, cabe, singkong dan lain-lain. Kegiatan sambilan yang dilakukan oleh petani berladang antara lain menoreh karet dan kegiatan berburu (CV. Pangkar Begili 2011).

4.8.3 Kependudukan

Penduduk kecamatan Nanga Serawai sebagian besar merupakan penduduk dari etnis Dayak dan Melayu. Luas wilayah Kecamatan Nanga Serawai adalah 2.128 km² dengan jumlah penduduk pada tahun 2008. Berdasarkan data

Kecamatan Nanga Serawai dalam angka tahun 2008 jumlah penduduk di kecamatan Nanga Serawai menurut kelompok kelaminnya, disajikan pada Tabel 7 (CV. Pangkar Begili).

Tabel 7 Jumlah penduduk dan rasio jenis kelamin

Desa Penduduk (Jiwa) Rasio

Laki-laki Perempuan Jumlah Kec. Serawai Nanga Serawai 2606 2302 4908 0.88 Tanjung Raya 526 486 1012 0.92 Kec. Melawi Menukung 594 570 1164 0.96 Jumlah 3726 3358 7084 0.90

Sumber: CV. Pangkar Begili (2011)

4.8.4 Kondisi Tatanan Kelembagaan Dalam Masyarakat

Kelembagaan formal di wilayah desa sekitar areal IUPHHK-HA telah terbentuk sejak lama. Kepala desa selaku tokoh formal terdekat dengan masyarakat biasa disebut penghulu. Terdapat tokoh yang dituakan sebagai panutan masyarakat dimana pengaruhnya cukup berperan dalam masyarakat. Tokoh ini disebut ketua adat, tidak dipilih secara formal akan tetapi biasanya tumbuh dengan sendirinya hasil dari pengakuan masyarakat itu sendiri yang tumbuh secara perlahan.

Adanya tokoh informal tersebut bukannya mematikan wujud dan kiprah dari kegiatan-kegiatan lembaga formal yang ada, bahkan sebaliknya sangat mendukung kegiatan yang berhubungan dengan pemerintahan seperti di tingkat desa maupun di lingkup yang lebih kecil lagi.

Lebih jauh lagi sosok tokoh informal sangat menunjang terutama dalam penyelesaian masalah-masalah yang timbul dalam masyarakat setempat yang mungkin sewaktu-waktu dapat terjadi. Hal ini dapat dimengerti pula karena keberadaan tokoh informal tersebut merupakan suatu tokoh panutan yang bersifat kekeluargaan atau kekerabatan (CV. Pangkar Begili 2011).

4.8.5 Penduduk menurut Agama

Penduduk di desa-desa sekitar areal IUPHHK CV. Pangkar Begili, sebagian besar beragama Katolik, Kristen Protestan dan Islam. Desa-desa terbagi dalam

dusun-dusun yang memiliki latar belakang etnis yang berbeda, yakni masyarakat yang berasal dari etnis Dayak sebagian besar beragama Kristen, sedangkan yang berasal dari etnis melayu seluruhnya beragama Islam. Tempat ibadah berupa satu buah masjid terdapat di dusun Nanga Serawai dan lima buah gereja terdapat di Desa Tontang dan Karya Jaya (CV. Pangkar Begili 2011).

4.8.6 Tingkat Pendidikan Masyarakat

Tingkat pendidikan penduduk di desa sekitar areal IUPHHK CV. Pangkar Begili umumnya masih relatif rendah, yaitu sebagian besar masih berpendidikan SD ke bawah. Hal ini disebabkan karena sarana prasarana pada sebagian besar desa masih terbatas sampai tingkat SD, sedangkan SLTP terdapat di kota Kecamatan Nanga Serawai yang jaraknya dari desa lain cukup jauh dengan sarana perhubungan yang masih sangat terbatas. Di kecamatan ini belum terdapat SLTA, sehingga lulusan SLTP yang hendak melanjutkan pendidikan harus ke kecamatan Nanga Pinoh atau ke ibukota kabupaten dan ke kota lainnya (CV. Pangkar Begili 2011).

4.8.7 Adat Istiadat

Penduduk dan etnis Dayak pada umumnya masih sangat kuat memegang tradisi yang berasal dan nenek moyangnya. Hal ini antara lain terlihat pada upacara-upacara adat ketika memulai membuka lahan untuk ladang, upacara adat setelah panen ladang, upacara perkawinan dan kematian, serta pengobatan secara adat oleh dukun. Disamping itu wilayah yang mereka klaim sebagai wilayah adat cukup luas, yakni meliputi wilayah yang secara turun temurun menjadi wilayah kegiatan sosial ekonomi dan budaya mereka, baik untuk kegiatan perladangan, beburu, mencari tanaman obat, pemakaman nenek moyang, atau bekas-bekas pemukiman lama. Mereka juga beranggapan bahwa kawasan hutan di sekitar mereka tinggal merupakan hutan milik masyarakat adat yang berasal dari nenek moyang mereka. Anggapan tersebut membawa konsekuensi terhadap keberadaan IUPHHK CV. Pangkar Begili dalam melaksanakan kegiatan usaha pemanfaatan hasil hutan kayu yang telah dipercayakan oleh pemerintah (CV. Pangkar Begili 2011) .

4.9 Pola Kebiasaan dan Hak Ulayat 4.9.1 Kebiasaan bangunan rumah

Penduduk di sekitar areal IUPHHK-HA, umumnya menghuni rumah-rumah panggung, dengan bahan kayu tenggelam dan tahan lapuk. Meskipun ada diantaranya telah menghuni rumah duduk dengan bangunan permanen dan semi permanen yang terbuat dari semen.

Atap umumnya menggunakan seng atau asbes gelombang bagi masyarakat yang mampu dan sebagian beratapkan rumbia. Dinding dan lantai terbuat dari kayu tanpa menggunakan plafon. Bagi yang status sosialnya lebih baik, dinding terbuat dari tembok semen dengan bahan bata dan lantai semen. Bahan bangunan tersebut harus didatangkan dari luar wilayah, sehingga harganya cukup tinggi. Pola pemukiman terletak di sepanjang garis sempadan sungai, baik masyarakat asli maupun pendatang (CV. Pangkar Begili 2011).

4.9.2 Kebiasaan makan

Makanan pokok masyarakat setempat sebagaimana umumnya adalah nasi, terbiasa makan dua kali sehari dan sudah memasukkan sayuran dalam menunya di samping lauk ikan segar atau ikan kering. Kecuali sayuran, ikan segar relatif mudah didapat mengingat daerah ini terletak di punggir sungai dimana kandungan ikannya cukup potensial. Mengingat penduduk berdomisi berdekatan dengan sungai, maka hampir setiap keluarga memiliki alat untuk menangkap ikan berupa jaring atau alat tangkap ikan lainnya yang lebih kecil. Kebutuhan akan ikan untuk dikonsumsi keluarga, tidak harus membeli secara khusus atau didatangkan dari luar wilayah (CV. Pangkar Begili 2011).

HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1 Struktur Organisasi IUPHHK-HA CV. Pangkar Begili

Struktur organisasi yang dimiliki oleh IUPHHK-HA CV. Pangkar Begili terdapat pada gambar 2. Garis putus-putus menunjukkan pembagian organisasi di kantor pusat (Pontianak) dan di lapangan (Camp Lodeh). Untuk operasional di kantor pusat dipimpin oleh komanditer dan untuk kegiatan operasional di lapangan (Camp Lodeh) dipimpin oleh manager camp.

Bentuk stuktur organisasi yang digunakan oleh CV. Pangkar Begili adalah struktur organisasi berbentuk segitiga vertikal sehingga tingkatan manajer dan kedudukannya dalam organisasi dapat diketahui dengan jelas (Hasibuan 2008).

Tipe organisasi yang ditunjukkan oleh struktur organisasi CV. Pangkar Begili adalah organisasi fungsional, dimana organisasi tersebut disusun berdasarkan sifat dan macam pekerjaan yang harus dilakukan. Menurut Hasibuan (2008) pada tipe organisasi fungsional ini masalah pembagian kerja mendapat perhatian yang sungguh-sungguh.

Berdasarkan struktur organisasi tersebut, setidaknya terdapat empat pilar (building blok) yang menjadi dasar dalam struktur organisasi tersebut, yaitu pembagian kerja (division of work), pengelompokkan pekerjaan (

departmentalization), relasi antar bagian dalam organisasi ( hierarchy), serta mekanisme untuk mengintegrasikan aktivitas antar bagian dalam organisasi atau koordinasi.

Menurut Saefullah dan Sule (2008) pembagian kerja (division of work) merupakan upaya untuk menyederhanakan keseluruhan kegiatan dan pekerjaan yang bersifat kompleks menjadi lebih sederhana dan spesifik dimana setiap orang akan ditempatkan dan ditugaskan untuk kegiatan sederhana dan spesifik. Adapun pembagian kerja yang ada di IUPHHK-HA CV. Pangkar Begili terdiri atas bagian umum dan sumber daya manusia, bagian keuangan, bagian logistik, bagian perencanaan, bagian pembinaan hutan dan bagian produksi.

Pusat Daerah

Gambar 2. Struktur Organisasi CV. Pangkar Begili

RUPS CV PANGKAR BEGILI

KOMANDITER Ir. Hendri Gunawan

Wakil Direktur Umum & SDM Erwin Setiawan Direktur Yanti, SE Kabag perencanaan Ir. Bakri Kabag logistic

Lim Weng Thiam Kabag Keuangan

Harun Pasani Kabag Umum dan SDM

Hendri.S. Dekina, SH, MM

Wakil Direktur Operasional Ir. Abner Pangaribuan, MM

Kasi spare part & BBM Frasiska Ami

Kabag produksi M. Bintang Kabag pembinaan

Ir. Syarif Subhan

Kabag logistic Salbani Manager produksi

Yanto Manager camp

Ir. Hendri Supriadi

Kasir Sasmita Kabag keuangan & umum

Iskandar, Amd

Kasi TUK Abang Syafudin Kasi kualitas log Pinten Siahaan Kasi penebangan Ardian Dwi Yunanto, ST

Kabag produksi Juliansyah Kabag Pembinaan Hutan

Ucep Rimbawan, Bsc. F

Kasi pembinaan hutan/TPTI Martius Senang

Chief mekanik Apen Kasi perpetaan

Agus Sarjito

Kasi litbang &PUP K. sanim Kasi PAK

M. Sukidi Kabag Perencanaan hutan

Dedy Chayadi, Bsc.F Kasi workshop Agus Santoso Kasi ITSP Siransyah Kasi PWH Fachurazi Kasi Adm & SDM

Enni Selvianna

Kasi kelola lingkungan Kodim

Kasi pengangkutan Rizad Idris

Pengelompokan pekerjaan (departmentalization) merupakan proses penentuan bagian-bagian dalam organisasi yang akan bertanggung jawab dalam melakukan bermacam jenis pekerjaan yang telah dikategorikan berdasarkan faktor-faktor tertentu dalam kegiatan pembagian kerja. Seperti yang telah digambarkan pada struktur organisasi tersebut, dapat diketahui bahwa bagian produksi mempunyai pekerjaan berupa penebangan, pengukuran kualitas log, tata usaha kayu, logistik produksi, penyediaan spare part alat berat, mekanik dan pengoperasian alat berat.

Pendekatan yang digunakan dalam kegiatan pengelompokan pekerjaan

(departmentalization) merupakan pendekatan fungsional. Berdasarkan pendekatan

ini, proses departementalisasi dilakukan berdasarkan fungsi-fungsi tertentu yang harus dijalankan dalam sebuah organisasi. Seperti yang telah ditunjukkan dalam struktur organisasi tersebut, setiap bagian dalam struktur organisasi dibentuk untuk menjalankan berbagai fungsi yang terkait dengan kegiatan di IUPHHK-HA CV. Pangkar Begili. Bagian umum dan sumber daya manusia, bagian keuangan, bagian logistik, bagian perencanaan, bagian pembinaan dan bagian produksi mempunyai fungsi yang khas dalam setiap pekerjaannya. Setiap bagian tersebut secara lebih rinci diturunkan ke sub-sub bagian tertentu, seperti bagian produksi lebih dirinci menjadi sub bagian produksi di lapangan, sub bagian penebangan, sub bagian tata usaha kayu, sub bagian kualitas log, sub bagian operator, sub bagian mekanik, sub bagian spare part dan sub bagian logistik. Bagian pembinaan hutan terdiri atas sub pembinaan hutan di lapangan, sub bagian litbang dan PUP, sub bagian kelola sosial. Bagian perencanaan hutan terdiri atas sub bagian perencanaan hutan di lapangan, sub bagian penataan areal kerja, sub bagian perpetaan, sub bagian ITSP dan sub bagian PWH. Sedangkan bagian keuangan terdiri atas sub bagian keuangan dan umum serta sub bagian kasir.

Pilar selanjutnya yang terkandung dalam bagan organisasi tersebut adalah relasi antar bagian dalam organisasi (hierarchy). Terdapat dua hal penting dalam relasi antar bagian dalam organisasi yaitu span of management control dan chain

of command. Span of management control terkait dengan jumlah orang atau

bagian di bawah departemen yang akan bertanggung jawab terhadap departemen atau bagian tertentu. Untuk mengetahui lebih jelas mengenai span of management

control akan dijelaskan pada pembahasan selanjutnya, sedangkan chain of

command menjelaskan bagaimana batasan kewenangan dibuat dan bagian mana

akan melapor kemana. Chain of command juga menunjukkan garis perintah dalam sebuah organisasi dari hierarki yang paling tinggi ke hierarki paling rendah. Berdasarkan Gambar 2 dapat diketahui sub bagian keuangan dan kasir mempunyai batasan kewenangan untuk bekerja dibagian keuangan dan bertanggung jawab kepada manager camp secara langsung dan melalui manager camp sub bagian keuangan dan kasir bertanggung jawab kepada direktur. Sub bagian perencanaan hutan mempunyai wewenang pekerjaan di bagian perencanaan hutan dan secara langsung bertanggung jawab kepada manager camp

dan melalui manager camp bertanggung jawab kepada bagian di atasnya yang kedudukannya lebih tinggi.

Sub bagian produksi, penebangan, kualitas log, tata usaha kayu, logistik,

spare part, mekanik dan alat berat mempunyai wewenang pekerjaan di bagian produksi, bertanggung jawab secara langsung kepada manajer produksi dan melalui manajer produksi bertanggung jawab kepada bagian di atasnya (yang berada di kantor pusat). Begitu pula untuk sub bagian pembinaan hutan dan bagian operasional di kantor pusat.

Jenis hierarki yang digunakan pada bagan organisasi IUPHHK-HA CV. Pangkar Begili adalah hierarki vertikal yaitu meminimalkan bagian-bagian organisasi ke samping secara horisontal dan memperbanyak sub bagian atau departemen secara vertikal. Menurut Sule dan Saefullah (2008) hierarki vertikal mempunyai kelebihan yaitu para penanggung jawab di setiap departemen atau bagian tidak terlalu banyak dibebani sub departemen atau sub bagian yang banyak, sehingga dalam hal koordinasi relatif dapat dilakukan lebih cepat karena bagian yang dikoordinir lebih cepat. Namun bentuk hierarki ini mempunyai kelemahan dalam hal pengambilan keputusan yang bersifat menyeluruh. Untuk dapat mengambil keputusan bagi keseluruhan organisasi dari bagian terbawah organisasi akan memerlukan proses yang lebih lama, misalnya persoalan muncul di bagian perencanaan maka dapat berdampak pada bagian produksi sehingga pengambilan keputusan harus dilakukan dengan cara menyelesaikan persoalan di bidang perencanaan terlebih dahulu agar tidak berdampak pada bagian yang lain.

Kegiatan koordinasi merupakan hal yang penting dalam sebuah organisasi. Tanpa koordinasi, berbagai kegiatan yang dilakukan di setiap bagian organisasi tidak akan terarah dan cenderung hanya membawa misi masing-masing bagian. Sebagai contoh adalah koordinasi antara bagian perencanaan dengan bagian produksi di Unit Camp Lodeh. Kegiatan penebangan yang merupakan bagian dari kegiatan produksi harus berdasarkan kegiatannya dengan data LHC yang dilakukan oleh bagian perencanaan. Sehingga perlu adanya koordinasi antara bagian perencanaan dan bagian produksi sehingga tidak terjadi kekeliruan pada saat kegiatan penebangan.

5.2Job Description di IUPHHK-HA CV. Pangkar Begili

Menurut Flippo (1984) job description (uraian pekerjaan) merupakan suatu pernyataan faktual yang diorganisasikan yang menyangkut tugas-tugas dan tanggungjawab dari suatu pekerjaan tertentu. Pada penelitian ini, peneliti tidak melakukan telaah lebih lanjut tentang penerapan job description di lapangan. Adapun uraian job description secara lengkap dijelaskan dalam RKU Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu dalam Hutan Alam pada Hutan Produksi CV. Pangkar Begili (2011) sebagai berikut:

5.2.1 Job Description Komanditer

1. Memastikan bahwa perusahaan dikelola sesuai dengan visi, misi dan tujuan perusahaan yang telah ditentukan.

2. Memastikan bahwa komitmen perusahaan untuk melaksanakan pemanfaatan hasil hutan pada hutan alam yang telah berkesinambungan selalu dipegang teguh oleh penyelenggara perusahaan pada semua level.

3. Mengawasi dan memberikan bimbingan kepada direksi dalam menjalankan program perusahaan.

4. Berhak memeriksa semua fasilitas dan dokumen perusahaan termasuk keuangan dan kas negara.

5. Melakukan pengawasan terhadap kinerja direksi baik yang sedang maupun yang telah dilaksanakan.

6. Berdasarkan suara terbanyak, komisaris dapat menghentikan sementara waktu para anggota direksi jika bertidak tidak sesuai dengan anggaran dasar perusahaan.

8. Berhak mengundang direksi untuk mengadakan pertemuan di luar jadwal rutin, jika ada suatu permasalahan yang harus segera diklarifikasi.

5.2.2 Job Description Direktur

1. Direktur utama bertanggung jawab kepada Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS).

2. Memegang teguh komitmen perusahaan untuk melaksanakan pengelolaan hutan produksi lestari.

3. Memimpin dan mengurus perusahaan sesuai dengan visi, misi dan tujuan perusahaan.

4. Secara rutin melakukan evaluasi terhadap kemajuan pencapaian upaya Pengelolaan Hutan Alam Produksi Lestari (PHAPL).

5. Mengawasi, memelihara dan mengurus aset perusahaan.

6. Mewakili perusahaan di dalam dan di luar pengadilan dengan memperhatikan batasan–batasan yang telah ditetapkan dalam anggaran dasar perusahaan. 7. Menyampaikan RKAP, rencana pengembangan perusahaan dan rencana

lainnya kepada dewan komisaris dan pemegang saham.

8. Mengatur, membimbing dan mengawasi perhitungan hasil usaha tahunan serta menyampaikannya kepada dewan komisaris dan pemegang saham menurut cara dan waktu yang telah ditetapkan.

9. Menandatangani surat–surat keputusan, surat perjanjian kerja dengan pihak ketiga, rencana kerja dan rencana anggaran, serta pedoman pelaksanaan kegiatan perusahaan.

10. Menentukan kebijakan organisasi dan kepegawaian, termasuk mengangkat, mengatur dan menghentikan karyawan setelah mendapat persetujuan dewan komisaris.

11. Menetapkan kebijakan dan memutuskan hal–hal di bidang pemasaran.

12. Menyampaikan laporan keuangan dan laporan perusahaan lainnya menurut ketentuan anggaran dasar perusahaan dan peratura perundang-undangan. 13. Menyelenggarakan dan memimpin rapat direksi sesuai dengan waktu yang

telah ditentukan.

14. Memberikan instruksi khusus untuk pelaksanaan internal audit. 15. Bertanggung jawab terhadap pengelolaan keuangan perusahaan.

16. Melaksanakan tugas-tugas sesuai dengan anggaran dasar dan petunjuk/hasil RUPS.

17. Merealisasikan visi, misi dan tujuan perusahaan.

18. Dalam mewujudkan tujuan perusahaan, direktur harus selalu memegang teguh komitmen perusahaan untuk melaksanakan kegiatan pengelolaan hutan lestari.

19. Bertanggung jawab penuh terhadap usaha-usaha pencapaian Pengelolaan Hutan Alam Produksi Lestari (PHAPL).

20. Bersama direktur lain, secara rutin melakukan evaluasi atas kemajuan pencapaian Pengelolaan Hutan Alam Produksi Lestari (PHAPL).

21. Memimpin dan melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan kebijakan direksi.

22. Bertanggung jawab atas nama perusahaan terhadap pelaksanaan kelola produksi, kelola lingkungan dan kelola sosial.

23. Menetapkan keputusan operasional di bidang produksi dan operasional lainnya.

24. Membantu direksi dalam menyelesaikan permasalahan yang berhubungan dengan instansi/lembaga lain.

25. Mengkoordinir pelaksanaan pengamanan atas areal hutan dan hasil hutan. 26. Melaksanakan tugas-tugas khusus dari komanditer.

5.2.3 Job Description Wakil Direktur Umum dan SDM

Fungsi:

1. Melaksanakan tugas-tugas dan pekerjaan sebagai pembantu direktur menjalankan visi dan misi perusahaan CV. Pangkar Begili.

2. Direktur dan wakil direktur secara bersama menentukan arah dan kebijakan perusahaan yang lebih komprehensif.

Tugas:

1. Menjabarkan tugas-tugas yang telah diberikan oleh direksi untuk mencapai target perusahaaan sesuai dengan visi dan misi.

2. Membuat program kerja terutama yang berhubungan dengan urusan umum dan sumber daya manusia.

3. Mengevaluasi dan menilai kinerja karyawan untuk memberikan job description

pada level tertentu sesuai dengan struktur organisasi.

4. Membantu direktur dalam hal memasarkan hasil produksi untuk kelancaran finansial dan operasional di lapangan.

5. Memberikan keputusan yang bersifat umum untuk efektivitas dan efisiensi tugas pekerjaan di lapangan.

Wewenang:

1. Mengatur dan mengontrol penjualan hasil produksi untuk kelancaran operasional dan finansial.

2. Ikut bertanggung jawab mengatur dan mengontrol sarana dan prasarana yang meliputi angkutan produksi termasuk alat berat dan sarana prasarana tempat tinggal karyawan serta kesejahteraan sosial.

3. Mengangkat dan memberhentikan karyawan pada level tertentu serta memberikan pertimbangan terhadap karyawan yang berprestasi untuk diberikan kompensasi berupa insentif, tunjangan dan lain-lain.

Tanggung jawab:

Wakil Direktur Umum dan SDM bertanggung jawab penuh kepada direktur maupun komanditer dalam hal menjalani visi dan misi perusahaan.

Hubungan:

1. Atasan: Wakil direktur umum dan SDM bertanggung jawab langsung kepada direktur dan komanditer.

2. Bawahan: mengawasi keseluruhan kabag yang berada di lapangan maupun di kantor.

5.2.4 Job Description Wakil Direktur Operasional

Fungsi:

1. Melaksanakan tugas dan pekerjaan sebagai pembantu direktur menjalankan visi dan misi perusahaan CV. Pangkar Begili.

2. Direktur dan wakil direktur secara bersama menentukan arah dan tujuan perusahaan ke depan agar lebih komprehensif.

Tugas:

1. Menjabarkan tugas-tugas yang telah diberikan oleh direksi untuk mencapai target perusahaan sesuai dengan visi dan misi.

2. Membuat program kerja perusahaan terutama yang berhubungan dengan instansi kehutanan baik di tingkat pusat maupun daerah.

3. Mengawasi pelaksanaan operasional perusahaan di lapangan maupun di base camp yang berhubungan dengan kegitan perencanaan, pembinaan, umum dan kemasyarakatan.

4. Mengecek realisasi pelaksanaan operasional perusahaan, memberikan arahan dan petunjuk teknis pelaksanaan tugas masing-masing pada level yang ditentukan.

5. Melakukan perincian/evaluasi karyawan secara berkesinambungan untuk memberikan job description karyawan termasuk pengangkatan dan pemberhentian pada level tertentu.

Wewenang:

Selaku wakil direktur operasional diberi wewenang untuk mengontrol kegiatan operasional di lapangan yang bersifat teknis maupun non teknis.

Tanggung jawab:

Wakil direktur operasional bertanggung jawab penuh kepada direktur maupun komanditer dalam hal menjalankan visi dan misi perusahaan.

Hubungan:

1. Atasan: wakil direktur operasional bertanggung jawab langsung kepada direktur dan komanditer.

2. Bawahan: mengawasi langsung kepala bagian secara keseluruhan.

5.2.5 Job DescriptionManager Camp

Fungsi:

Melaksanakan pekerjaan, mengatur karyawan di level kepala bagian, mengevaluasi seluruh bagian pekerjaan serta membuat laporan kegiatan baik internal maupun eksternal dan memajukan serta membangun perusahaan yang berorientasi pada peningkatan profit perusahaan.

Tugas:

1. Memimpin serta mengawasi seluruh kegiatan dan pelaksanaan pekerjaan di unit atau masing-masing bagian.

2. Membuat laporan pertanggungjawaban kegiatan secara berkala tentang kegiatan produksi, keadaan karyawan, keamanan di lingkungan atau unit kerja.

3. Melakukan hubungan kemasyarakatan di areal IUPHHK-HA.

4. Melakukan hubungan dengan institusi pemerintah di tingkat kabupaten dan kecamatan yang berhubungan dengan kegiatan IUPHHK-HA.

5. Melakukan hubungan dengan pihak keamanan/aparat kepolisian untuk ketertiban dan keamanan di lingkungan base camp.

6. Berpartisipasi dalam merencanakan dan merekrut karyawan apabila dibutuhkan tenaga kerja dibagian tertentu dengan terlebih dahulu meminta persetujuan dari direktur.

7. Bertanggung jawab dalam menjaga, merawat dan mengamankan aset-aset perusahaan.

8. Memberikan arahan, pembinaan dan latihan kerja kepada bawahannya untuk menunjang produktivitas perusahaan.

9. Melakukan koordinasi dan komunikasi kepada direktur melalui wakil direktur menyangkut hal-hal yang berkaitan dengan situasi produksi, kondisi lapangan dan karyawan.

10. Menandatangani surat-surat atau dokumen yang berkaitan dengan kegiatan produksi.

Wewenang:

1. Mengambil keputusan mengenai hal-hal yang berkaitan dengan operasional di lapangan/base camp.

2. Memberikan penilaian kinerja kepada karyawan atau bawahan. Dengan persetujuan direktur, manager camp dapat memberhentikan atau mengambil tindakan terhadap karyawan di level kepala bagian dan staf.

Dokumen terkait