Pencapaian kinerja adalah hasil kerja yang dicapai organisasi sesuai dengan wewenang dan tanggung jawabnya dalam rangka mencapai tujuan organisasi. Dalam mencapai tujuan untuk mewujudkan visi dan misi Deputi Bidang Restrukturisasi Usaha telah ditetapkan sasaran dan target kinerja. Sasaran dan target kinerja tersebut dicapai melalui pelaksanaan program dan kegiatan sebagaimana telah disampaikan pada Bab II. Pencapaian masing-masing sasaran dan target yang direncanakan dalam Tahun 2020 berdasarkan Perjanjian Kinerja, dapat dilihat pada tabel berikut:
Laporan Kinerja Deputi Bidang Restrukturisasi Usaha Tahun 2020 27
Tabel 3.1 Capaian Sasaran Strategis Deputi Bidang Restrukturisasi Usaha Tahun 2020
No. Sasaran Strategis No. Indikator Kinerja Target Capaian
1. Meningkatnya Daya Saing Koperasi dan UKM
1. Persentase Peningkatan Volume Usaha KUMKM yang Mendapatkan Pendampingan
15 % 17,87 % 2. Presentase Peningkatan
Volume Usaha KUMKM yang difasilitasi Kemitraan
10 % 9 % 3. Persentase Peningkatan
Volume Usaha UMK di Wilayah Bencana yang Aktif Pasca Pemulihan Usaha
10 % 18.45 % 2. Meningkatnya Dukungan Manajemen pada Deputi Bidang Restrukturisasi Usaha
1. Nilai Opini laporan Keuangan
Deputi Restrukturisasi Usaha WTP - 2. Akuntabilitas Kinerja Deputi
Bidang Restrukturisasi Usaha Nilai B Nilai A 3. Tingkat Kepuasan Masyarakat
terhadap Pelayanan di Deputi Bidang Restrukturisasi Usaha
90 % 90 %
Berdasarkan tabel di atas, berikut diuraikan capaian kinerja Deputi Bidang Restrukturisasi Usaha untuk masing-masing sasaran yang telah ditetapkan dalam Perjanjian Kinerja untuk setiap perspektif sebagai berikut:
Sasaran Strategis:
Meningkatnya Daya Saing Koperasi dan UKM
Tabel 3.2: Capaian Indikator Persentase Peningkatan Volume Usaha KUMKM yang mendapatkan pendampingan
Capaian indikator Persentase peningkatan volume usaha KUMKM yang mendapatkan pendampingan sebesar 17.87 % dari target peningkatan volume usaha 15%.
Indikator ini diukur menggunakan peningkatan volume usaha/Omset KUMKM yang meningkat sebesar 17,87 % yang merupakan KUMKM terdampak Covid di 60 (Enam Puluh) PLUT KUMKM.
Indikator Kinerja 1:
Persentase Peningkatan Volume Usaha KUMKM yang mendapatkan Pendampingan
2019 2020
Target Realisasi Target Realisasi
Laporan Kinerja Deputi Bidang Restrukturisasi Usaha Tahun 2020 28
Sumber: https://cis-nasional.id/
Dari diagram 1. dapat di jelaskan jumlah Koperasi dan UKM yang di layani PLUT-KUMKM tahun 2020 mengalami penurunan di bandingkan Tahun 2019.
Sumber: Data Lapangan dari PLUT-KUMKM di Daerah
Dari diagram 2 hasil peningkatan volume usaha UKM yang terdampak covid baik dari segi omset maupun melakukan PHK karyawannya ada 1.595 UKM, dimana data yang dapat tervalidasi adalah 1.441 UKM, berdasarkan data sebelum pandemi covid total omset Rp. 6,532,623,000,- (Enam milyar lima ratus tiga puluh dua juta enam ratus ribu dua puluh tiga
2,000 4,000 6,000 8,000 Koperasi UKM
KOPERASI DAN UKM YANG DI LAYANI PLUT-KUMKM TAHUN
2020
Tahun 2020 Tahun 2019 Diagram 1. DALAM (Rp) % 5,000,000,000 10,000,000,000SEBELUM COVID KONDISI COVID SETELAH
PENDAMPINGAN
PERSENTASE PROGRES PENDAMPINGAN UKM TERDAMPAK
COVID-19
DALAM (Rp) %
Laporan Kinerja Deputi Bidang Restrukturisasi Usaha Tahun 2020 29
ribu rupiah); ketika terjadi pandemi menjadi Rp. 2,711,129,000 (dua milyar tujuh ratus sebelas juta seratus dua puluh Sembilan ribu rupiah) mengalami penurunan omset rata-rata 23 %, karena ada 21 UKM yang masa pandemi mengalami kenaikan omset signifikan. Setelah beberapa bulan di lakukan pendampingan oleh konsultan pendamping Omset dari 1.441 UKM menjadi Rp. 3,199,488,000,- (tiga milyar seratus Sembilan puluh Sembilan juta empat ratus delapan puluh delapan ribu rupiah) naik sebesar 17,87 %. Hal ini melebihi target yang dicapai Asdep Pendampingan Usaha sebesar 15%.
Hasil capaian kinerja Penguatan Pendamping UMKM Dalam Rangka Sertifikasi SKKNI dan Sertifikasi Kompetensi Bidang Pendamping UMKM semula target sasaran sebanyak 130 konsultan tersertifikasi tidak memenuhi target sasaran dikarenakan refocusing untuk Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) akibat pandemi Covid-19 yang berdampak terhadap para pelaku UMKM menjadi target sasaran sebanyak 100 orang tersertifikasi.
Pelaksanaan kegiatan Penguatan Pendamping UMKM Dalam Rangka Sertifikasi SKKNI dan Sertifikasi Kompetensi Bidang Pendamping UMKM Tahun 2020 telah dilaksanakan di 5 (lokasi) yaitu Semarang, Surabaya, Bandung, Bandung dan Surakarta dengan hasil pada tabel sebagai berikut:
Tabel 3.2 : Penguatan Pendamping UMKM Dalam Rangka Sertifikasi SKKNI dan Sertifikasi Kompetensi Bidang Pendamping UMKM Tahun 2020
No. Tenaga Pendamping Peserta Kompeten Sudah Kompeten Belum
1. PLUT-KUMKM 22 21 1
2. ABDSI 78 71 7
JUMLAH 100 92 8
Sumber: Data Konsultan Pendamping PLUT-KUMKM yang mengikuti Sertifikasi SKKNI di 5 lokasi
Dari hasil pelaksanaan terdapat 21 orang konsultan pendamping PLUT-KUMKM Provinsi/Kabupaten/Kota yang sudah kompeten kemudian masing-masing dari mereka diwajibkan untuk memberikan bukti laporan hasil pendampingan sebanyak 1 (satu) KUMKM binaan dengan jumlah 21 laporan hasil dampingan.
Meningkatnya kapasitas usaha KUMKM yang sudah didampingi konsultan pendamping PLUT-KUMKM yang sudah kompeten sebesar Rp. 376.900.000,- dari saat awal sebelum
Laporan Kinerja Deputi Bidang Restrukturisasi Usaha Tahun 2020 30
pendampingan sebesar Rp. 315.750.000,- atau dengan persentase 19,37%. Hal ini telah melebihi target yang dicapai sebesar 15%.
Pada tahun anggaran 2020 Bidang Kerjasama Pendampingan Usaha sedianya diberi tugas untuk melaksanakan Fasilitasi Pendampingan Peningkatan Kapasitas Usaha UMKM di 40 (empat puluh) lokasi kegiatan dengan 30 (tiga puluh) peserta pada masing-masing lokasi, namun demikian karena perubahan postur anggaran atau refocusing penanggulangan Covid-19, Bidang Kerjasama Pendampingan Usaha hanya melaksanakan pada 11 (sebelas) lokasi kegiatan dengan total peserta sebanyak 330 (tiga ratus tiga puluh) UMKM yang terfasilitasi.
Berikut ini Tabel Pelaksanaan Fasilitasi Kegiatan Pendampingan Peningkatan Kapasitas Usaha UMKM melalui PLUT sebagai berikut:
Tabel 3.3 : Pelaksanaan Fasilitasi Kegiatan Pendampingan Peningkatan Kapasitas Usaha UMKM melalui PLUT
No. Lokasi
PLUT-KUMKM Pelaksanaan Tanggal Peserta Jumlah Materi
1. Kab. Kendal 24 Januari 2020 30 Keamanan Pangan &
Digitalisasi Pemasaran
2. Kota Banjarbaru 8 Februari 2020 30 Fasilitasi HaKI
3. Kab. Pacitan 14 Februari 2020 30 Fasilitasi HaKI
4. Kab. Lombok Utara 19 Februari 2020 30 Fasilitasi HaKI & Digitalisasi Pemasaran
5. Kab. Malang 4 Maret 2020 30 Keamanan Pangan &
Digitalisasi Pemasaran
6. Prov. Jawa Barat 5 Maret 2020 30 Digitalisasi
Manajemen Bisnis UKM
7. Kab. Cianjur 12 Maret 2020 30 Pengelolaan Data
Koperasi dan UKM
8. Kab. Subang 30 Juni 2020 30 Desain Kemasan &
Digitalisasi Pemasaran
Laporan Kinerja Deputi Bidang Restrukturisasi Usaha Tahun 2020 31
9. Kab. Tasikmalaya 10 Juli 2020 30 Digitalisasi
Pemasaran
10. Kab. Cianjur 28 Juli 2020 30 Desain Kemasan &
Digitalisasi Pemasaran
11. Prov. Banten 4 September 2020 30 E-Catalog &
Digitalisasi Pemasaran
Sumber: Daftar peserta yang mengikuti Pendampingan Peningkatan Kapasitas
Secara umum tujuan dilaksanakannya kegiatan yaitu untuk meningkatakan kapasitas usaha KUMKM agar lebih berdaya saing dan naik kelas dengan sasaran:
1. Membuka wawasan usaha di Era Digital; 2. Meningkatkan kualitas produk KUMKM;
3. Mendorong produk KUMKM memiliki Sertifikasi;
4. Memfasilitasi produk KUMKM masuk ke pasar online / marketplace.
Laporan Kinerja Deputi Bidang Restrukturisasi Usaha Tahun 2020 32
Tabel 3.4 : Capaian Indikator Persentase peningkatan volume usaha KUMKM yang difasilitasi Kemitraan
Capaian indikator Persentase peningkatan volume usaha KUMKM yang difasilitasi Kemitraan sebesar 9 % dari target peningkatan volume usaha 10%.
Dari hasil penilaian dan evaluasi kinerja unit Asisten Deputi Pengembangan dan Penguatan Usaha sampai dengan bulan Desember 2020 secara umum sudah menunjukkan hasil yang cukup baik, dengan target indikator kerja sebesar 10% dari Peningkatan Volume Usaha KUMKM melalui Pengembangan dan Penguatan Usaha. Berdasarkan hasil tabulasi silang yang ditunjukkan pada tabel 4, hasil tabulasi menunjukkan bahwa mayoritas responden atau sebanyak 47% responden mengalami peningkatan <25% pada sisi produksi, dan 40% pada sisi omzet dan keuntungan usaha. Dari hal tersebut dapat disimpulkan bahwa kegiatan pengembangan dan penguatan usaha memiliki dampak terhadap peningkatan kinerja KUMKM, walaupun tentunya terdapat faktor pendukung lain yang turut mendorong terciptanya kemajuan kinerja KUMKM.
Tabel 3.5. : Hubungan Program Pengembangan dan Penguatan Usaha terhadap Kinerja Usaha KUMKM
Namun dari hasil tabulasi tersebut di atas juga bahwa terdapat 20% KUMKM yang mengalami penurunan omzet usaha dan keuntungan setelah mendapatkan fasilitasi
Indikator Kinerja 2:
Persentase peningkatan volume usaha KUMKM yang difasilitasi Kemitraan
2019 2020
Target Realisasi Target Realisasi
10 % 38 % 10 % 9 %
Besarnya Dampak Program Pengembangan dan Penguatan Usaha
Persentase UMKM Berdasarkan Kinerja Produksi Omzet Keuntungan
a. Tetap 33% 27% 27% b. Menurun 0% 20% 20% c. Meningkat < 25% 47% 40% 40% d. Meningkat 25 ≤ sd < 50% 0% 0% 0% e. Meningkat ≥ 50% 20% 13% 13% Total 100% 100% 100%
Laporan Kinerja Deputi Bidang Restrukturisasi Usaha Tahun 2020 33
pengembangan dan penguatan usaha. Terdapat beberapa faktor yang mengakibatkan penurunan kinerja pada usaha KUMKM, salah satunya akibat pandemi Covid-19 yang sedang dihadapi dunia di tahun 2020. KUMKM merupakan salah satu sektor yang terdampak oleh pandemi Covid-19. Data survei Kementerian Koperasi dan UKM menyebutkan bahwa sektor UMKM yang paling banyak terdampak pandemi Covid-19 adalah penyedia akomodasi dan makan minum (36%), pedagang besar dan eceran (23%) dan industri pengolahan (18%). Adapun permasalahan yang paling banyak dihadapi di masa pandemi Covid-19, antara lain penjualan/permintaan menurun (23%), distribusi terhambat (20%) dan permodalan (19%).
Gambar 3.2. Rata-rata Persentase Peningkatan Kinerja Usaha KUMKM
Dampak yang ditunjukkan oleh tabel 4 mungkin belum cukup untuk mengetahui pencapaian Perjanjian Kinerja pada unit Asisten Deputi Pengembangan dan Penguatan Usaha. Gambar 20 menunjukkan data rata-rata persetase peningkatan kinerja yang dialami oleh KUMKM yang diukur melalui peningkatan produksi, omzet dan keuntungan. Terlihat bahwa rata-rata peningkatan indikator produksi meningkat sebesar 6%, omzet 7% dan keuntungan 9%. Hal tersebut menunjukkan bahwa di tahun anggaran 2020, peningkatan volume usaha/kinerja KUMKM sebesar KUMKM tidak mencapai persentase 10%. Namun, hal ini tidak langsung mengindikasikan buruknya kinerja pada unit Asisten Deputi Pengembangan dan Penguatan Usaha. Terdapat beberapa faktor yang dapat menyebabkan hal tersebut, diantaranya:
9%
7% 6%
Laporan Kinerja Deputi Bidang Restrukturisasi Usaha Tahun 2020 34
Berdasarkan gambar 21 menunjukkan adanya perubahan jumlah produksi usaha KUMKM per bulan, dimana terjadi penurunan sebesar -0,87%. Sama halnya dengan produksi, hasil survei responden menunjukkan bahwa adanya penurunan dari sisi keuntungan dan omzet antara sebelum dan sesudah pandemi Covid-19, yaitu sebesar -18,02% pada keuntungan dan -19,62% pada omzet.
a. Pandemi Covid-19 yang menghantam seluruh lini kehidupan tidak hanya Indonesia, bahkan dunia, tidak hanya dari sisi ekonomi melainkan lingkungan, sosial, dll.
b. Sikap pelaku usaha yang enggan berubah, hal ini terlihat dari data survei yang menunjukkan sebanyak 15% responden belum melek sosial media dan hanya 9% responden yang sudah bergabung pada marketplace. Perubahan sangat dibutuhkan terutama di masa pandemi saat ini. Langkah kecil yang dapat diambil oleh pelaku usaha adalah beralih dari metode offline ke online marketing.
c. Kurang optimalnya pelaksanaan kegiatan, mengingat terbatasnya sumber daya yang dapat dialokasikan di masa pandemi Covid-19.
Gambar 3.3. Perkembangan Produksi Sebelum dan Sesudah Pandemi Covid-19 1.07 3.57 -2.50 -0.87 -3.00 -2.00 -1.00 0.00 1.00 2.00 3.00 4.00 1
Produksi/Bulan
Rata-Rata Saat Pandemi Covid-19 (ribu)
Rata-Rata Sebelum Masa Pandemi Covid-19 (ribu) Selisih Sebelum dan Saat Pandemi Covid-19 (ribu) Persentase Perubahan (%)
Laporan Kinerja Deputi Bidang Restrukturisasi Usaha Tahun 2020 35
Gambar 3.4. Perkembangan Keuntungan Sebelum dan Sesudah Pandemi Covid-19
Gambar 3.5. Perkembangan Omzet Sebelum dan Sesudah Pandemi Covid-19
14.17 22.28 -8.11 -19.64 -30.00 -20.00 -10.00 0.00 10.00 20.00 30.00 1
Omset/Bulan
Rata-Rata Saat Pandemi Covid-19 (Juta Rp)
Rata-Rata Sebelum Masa Pandemi Covid-19 (Juta Rp) Selisih Sebelum dan Saat Pandemi Covid-19 (Juta Rp) Persentase Perubahan (%) 6.29 10.01 (3.71) (18.02) (20.00) (15.00) (10.00) (5.00) 5.00 10.00 15.00 1
Keuntungan/Bulan
Rata-Rata Saat Pandemi Covid-19 (Juta Rp)
Rata-Rata Sebelum Masa Pandemi Covid-19 (Juta Rp) Selisih Sebelum dan Saat Pandemi Covid-19 (Juta Rp) Persentase Perubahan (%)
Laporan Kinerja Deputi Bidang Restrukturisasi Usaha Tahun 2020 36
Gambar 3.6. Dokumentasi Kegiatan UMKM yang didampingi
Tabel 3.6: Persentase Peningkatan Volume Usaha UMK di Wilayah Bencana yang Aktif Pasca Pemulihan Usaha
Indikator Kinerja 3:
Persentase Peningkatan Volume Usaha UMK di Wilayah Bencana yang Aktif Pasca Pemulihan Usaha
2019 2020
Target Realisasi Target Realisasi
- - 10 % 18.45 %
Capaian indikator Persentase Peningkatan Volume Usaha UMK di Wilayah Bencana yang Aktif Pasca Pemulihan Usaha sebesar 18.45 % dari target peningkatan volume usaha 10%. Persentase KUMKM yang mengalami pemulihan usaha pascabencana dengan target 10% dari 300 UMK di wilayah bencana dapat diukur dengan cara membandingkan antara kondisi UMK pasca bencana sebelum mendapat fasilitasi Pemberdayaan KUMKM di Wilayah Bencana dibandingkan dengan UMK pasca bencana setelah mendapat fasilitasi Pemberdayaan KUMKM di Wilayah Bencana melalui Sosialisasi dan Bantuan Pemerintah sebagai stimulan untuk permodalan dan investasi.
Laporan Kinerja Deputi Bidang Restrukturisasi Usaha Tahun 2020 37
Rekapitulasi Perkembangan UMK terdampak bencana yang memperoleh bantuan pemerintah di Provinsi Sulawesi Tengah dan Nusa Tenggara Barat Tahun 2020 sebagai berikut:
Tabel 3.7. : Perkembangan Asset, Omset dan Tenaga Kerja
Sebelum Sesudah Perkembangan
(+/-) % Sebelum Sesudah
Perkembangan
(+/-) % Sebelum Sesudah
Perkembangan
(+/-) %
1 Sulawesi Tengah 817.350.000 1.287.050.000 469.700.000 57,47% 2.769.552.000 3.455.676.000 686.124.000 24,77% 132 132 0,00%
-2 Nusa Tenggara Barat -2.989.885.000 3.342.216.500 352.331.500 11,78% 6.093.813.000 7.042.564.000 948.751.000 15,57% 327 347 6,12%20
3.807.235.000
4.629.266.500 822.031.500 21,59% 8.863.365.000 10.498.240.000 1.634.875.000 18,45% 459 479 4,36%20
Asset (Rp) Omset/Tahun (Rp) Tenaga Kerja
TOTAL
No Provinsi
Dari data tersebut menunjukkan adanya peningkatan volume usaha UMK terdampak bencana di Provinsi Sulawesi Tengah dan Nusa Tenggara Barat Tahun 2020 dari segi peningkatan omset/penjualan sebesar 18,45% melebihi target yang ditetapkan sebesar 10%.
Telah tercapainya target program pemberdayaan KUKM di wilayah bencana TA 2020 yaitu 300 KUMKM dapat melaksanakan usahanya kembali, tidaklah lepas dari dukungan berbagai faktor sebagai berikut :
a) Perencanaan program/kegiatan yang tepat dalam pencapaian target dan sasaran. b) Tersedianya Petunjuk Pelaksanaan Program Bantuan Pemerintah.
c) Adanya dukungan dari Dinas yang membidangi Koperasi dan UKM di Prov/Kab/Kota di Nusa Tenggara Barat dan Sulawesi Tengah dalam menentukan Peserta Pemberdayaan KUMKM di Wilayah bencana.
d) Materi Bimbingan Teknis bagi UMK penerima bantuan sehingga administrasi pertanggung jawaban keuangan lebih mudah direalisasikan.
Program Perizinan Usaha Mikro dan Kecil Melalui Online Single Submission (OSS)
Dalam rangka mewujudkan pencapaian sasaran strategis melalaui indikator kinerja yang telah ditetapkan yaitu peningkatan volume usaha UMK yang mendapat perizinan usaha melalui Online Single Submission (OSS) sebesar 10%. Asisten Deputi Perlindungan Usaha telah menetapkan metode sampling atau uji petik kepada pelaku usaha mikro dan kecil
Laporan Kinerja Deputi Bidang Restrukturisasi Usaha Tahun 2020 38
yang telah mendapatkan perizinan usaha melalui OSS tahun 2020 di 3 (tiga) daerah destinasi wisata yaitu Tanjung Kalayang Kabupaten Belitung, Tanjung Lesung Kabupaten Pandeglang dan Borobudur Kabupaten Magelang.
Metode sampling menjadi pilihan karena jumlah pelaku usaha mikro dan kecil yang telah mendapatkan IUMK melalui pendampingan tahun 2020 cukup banyak yaitu 1.000 PUMK yang tersebar pada 3 (tiga) daerah destinasi wisata yaitu Tanjung Kalayang Kabupaten Belitung, Tanjung Lesung Kabupaten Pandeglang dan Borobudur Kabupaten Magelang, waktu monitoring yang sangat singkat dan biaya yang terbatas. Disamping itu, kondisi wilayah akibat pandemi Covid-19 dari bulan Maret hingga akhir tahun 2020, tidak dimungkinkan untuk dilakukan monitoring langsung secara keseluruhan kepada pelaku usaha mikro dan kecil yang telah mendapatkan IUMK tahun 2020.
Peningkatan volume usaha mikro dan kecil rata-rata 10% diukur dengan cara membandingkan antara volume usaha (omzet) sebelum dengan setelah pelaku usaha mikro dan kecil mendapatkan IUMK berdasarkan data hasil uji petik. Adapun metode pengumpulan data dan informasi yang dipakai adalah metode observasi yaitu data yang diperoleh berdasarkan pengamatan langsung pendamping kepada Pelaku Usaha Mikro dan Kecil (PUMK), laporan tertulis PUMK atau sumber lainnya yang dapat dipertanggungjawabkan yang dihimpun oleh Dinas yang membidangi Koperasi dan UKM Provinsi/DI atau Kabupaten/Kota dan dilaporkan kepada Asisten Deputi Perlindungan Usaha, Deputi Bidang Restrukturisasi Usaha Kementerian Koperasi dan UKM.
Untuk mengetahui pencapaian sasaran strategis sebagaimana diuraikan diatas, berdasarkan laporan Dinas yang membidangi Koperasi dan UKM Kabupaten Belitung, Kabupaten Pandeglang dan Kabupaten Magelang, telah dilakukan uji petik periode bulan Nopember sampai dengan Desember 2020 kepada 100 PUMK dengan rincian sebagai berikut :
Laporan Kinerja Deputi Bidang Restrukturisasi Usaha Tahun 2020 39
Tabel 3.8. : Hasil Uji Petik di 3 Lokasi Pasca Pemberian Bantuan
NO. KABUPATEN JLM UKM
OMZET (VOLUME USAHA)
PERSENTASE SEBELUM SESUDAH 1 KAB. BELITUNG 50 1.700.600.000 1.617.400.000 (4,89) 2 KAB. PANDEGLANG 30 417.000.000 763.000.000 82,97 3 KAB. MAGELANG 20 1.043.600.000 1.135.500.000 8,81 TOTAL 100 3.161.200.000 3.515.900.000 11,22 Sumber: Data Hasil Uji Petik di 3 Lokasi Pasca Pemberian Bantuan
Hasil uji petik terhadap 100 PUMK di tiga Kabupaten sebagaimana tabel di atas, menunjukkan bahwa secara lokal persentase perkembangan PUMK di tiga Kabupaten pasca penerbitan IUMK sangat bervariatif. Di Kabupaten Belitung terjadi penurunan nilai omzet (volume usaha) sebesar 4.89%, sementara di Kabupaten Pandeglang mengalami peningkatan omzet sebesar 82,97% dan di Kabupaten Magelang terjadi peningkatan omzet sebesar 8,81%.
Secara keseluruhan dilihat dari total nilai omzet (volume usaha) hasil uji petik terhadap 100 PUMK di 3 (tiga) Kabupaten periode bulan Nopember sampai dengan Desember 2020, sebelum memperoleh IUMK total omzet sebesar Rp3.161.200.000,- menjadi Rp3.515.900.000,- atau meningkat 11,22% setelah memperoleh IUMK.
Melihat perkembangan hasil uji petik sebagaimana diatas, dimana sebagian besar usaha mikro dan kecil yang telah memperoleh IUMK mengalami peningkatan nilai omzet, menunjukkan bahwa IUMK telah dimanfaatkan oleh sebagian PUMK untuk pengembangan usaha, meskipun tidak selalu berbanding lurus dengan peningkatan omzet.
Dengan demikian sasaran strategis program fasilitasi penerbitan IUMK yang mengharapkan meningkatnya daya saing Koperasi dan UMKM melalui pengembangan perlindungan usaha sebesar 10% yang diukur dengan indikator kinerja meningkatnya volume usaha mikro dan kecil yang telah memperoleh perizinan usaha melalui OSS, sebagaimana tertuang dalam perjanjian kinerja antara Asisten Deputi Perlindungan Usaha dengan Deputi Bidang Restrukturisasi Usaha Tahun 2020 tercapai dengan persentase sebesar 11,22%.
Laporan Kinerja Deputi Bidang Restrukturisasi Usaha Tahun 2020 40
Gambar 3.7 : Dokumentasi Kegiatan Pelaksanaan Bantuan Pemerintah di Lokasi terdampak bencana
Sasaran I
Nilai Opini Laporan Keuangan Deputi Restrukturisasi Usaha
Tabel 3.9: Capaian Indikator Nilai Opini Laporan Keuangan Deputi Restrukturisasi Usaha
Indikator Kinerja 1:
Nilai Opini Laporan Keuangan Deputi Bidang Restrukturisasi Usaha
2019 2020
Target Realisasi Target Realisasi
- - WTP -
Capaian indikator kinerja Deputi Bidang Restrukturisasi Usaha pada tahun 2020 terhadap nilai opini laporan keuangan Deputi Bidang Restrukturisasi Usaha belum dapat dimunculkan mengingat opini laporan keuangan ini hanya ditujukan kepada Satker Induk Kementerian Koperasi dan UKM.
Terwujudnya Deputi Bidang Restrukturisasi Usaha yang berkinerja Tinggi dan Akuntabel
Tabel 3.10: Capaian Indikator Akuntabilitas Kinerja Deputi Bidang Restrukturisasi Usaha
Indikator Kinerja 2:
Akuntabilitas Kinerja Deputi Bidang Restrukturisasi Usaha
2019 2020
Target Realisasi Target Realisasi
Laporan Kinerja Deputi Bidang Restrukturisasi Usaha Tahun 2020 41
Capaian indikator akuntabilitas kinerja deputi bidang restrukturisasi usaha pada tahun 2020 memperoleh predikat A, dari target yang ditetapkan memperoleh predikat B.
Sebagaimana kita ketahui Laporan kinerja disusun sebagai bentuk akuntabilitas dari pelaksanaan tugas dan fungsi yang dipercayakan kepada setiap instansi Pemerintah atas penggunaan anggaran. Deputi Bidang Restrukturisasi sebagai salah satu satker di bawah Kementerian Koperasi dan UKM secara periodik telah menyusun laporan Kinerja berdasarkan pada perjanjian kinerja yang telah ditandatangani pada awal tahun. Pada tahun 2019 Deputi Bidang Restrukturisasi Usaha telah menyusun laporan kinerja yang telah dinilai oleh Inspektorat Kementerian Koperasi dan UKM. Berikut disajikan hasil penilaian Inspektorat kementerian Koperasi dan UKM atas Sistem Akuntabilitas Kinerja Deputi Bidang Restrukturisasi Usaha:
Tabel 3.11: Hasil Penilaian SAKIP Tahun 2020
Sumber: Hasil Penilaian SAKIP Tahun 2020 oleh Inspektorat, Kementerian Koperasi dan UKM
Tabel 3.12: Capaian Indikator Tingkat Kepuasan Masyarakat terhadap Pelayanan Deputi Bidang Restrukturisasi Usaha
Indikator Kinerja 3:
Tingkat Kepuasan Masyarakat terhadap pelayanan Deputi Bidang Restrukturisasi Usaha
2019 2020
Target Realisasi Target Realisasi
“Puas” “Puas” 90 % 90 %
Capaian indikator tingkat kepuasan masyarakat terhadap pelayanan Deputi Bidang Restrukturisasi Usaha pada tahun 2020 mencapai 90 %, dari target yang ditetapkan sebesar 90 %.
No. Komponen yang dinilai Hasil Penilaian Bobot Kinerja a. Evaluasi atas Perencanaan Kinerja 30 26,37 b. Evaluasi atas Pengukuran Kinerja 25 18,44 c. Evaluasi atas Pelaporan Kinerja 15 12,76 d. Evaluasi atas Evaluasi Internal 10 4,46 e. Evaluasi atas capaian kinerja 20 18,19
Nilai Akhir 100 80,22
Laporan Kinerja Deputi Bidang Restrukturisasi Usaha Tahun 2020 42
Indikator tingkat kepuasan masyarakat terhadap pelayanan Deputi Bidang Rerstrukturisasi Usaha didapat dari perhitungan survey kepuasan masyarakat yang ada dalam unit layanan Deputi Bidang Restrukturisasi Usaha. Dalam lembar survey kepuasan masyarakat, terdapat 13 pertanyaan dan satu lembar saran dan masukan. Dalam survey kuesioner tersebut terbagi menjadi 5 tingkat pilihan jawaban yang diartikan menjadi tingkat kepuasan dalam menyusun predikat dalam pelaporan kinerja ini:
Tabel 3.13: Tingkat Jawaban dalam lembar survey pelayanan masyarakat
Jawaban dalam Kuesioner Interpretasi
Tidak Mudah Sangat Tidak Puas
Kurang Mudah Tidak Puas
Netral Cukup Puas
Cukup Mudah Puas
Sangat Mudah Sangat Puas
Hasil pengisian menunjukkan bahwa kertas kerja kepuasan diisi oleh tamu yang datang ke Deputi Bidang Restrukturisasi Usaha untuk melakukan kunjungan dan konsultasi kepada unit-unit pelayanan terkait dengan program dan kegiatan yang ada di Deputi Bidang Restrukturisasi Usaha serta para peserta program di daerah yang telah mengikuti program kegiatan dari Deputi Bidang Restrukturisasi Usaha.