LAPORAN KINERJA
TAHUN 2020
DEPUTI BIDANG
RESTRUKTURISASI USAHA
KEMENTERIAN KOPERASI DAN UKMi
KATA PENGANTAR
Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah mencurahkan rahmat dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan Laporan Kinerja (LAPKIN) Deputi Bidang Restrukturisasi Usaha Tahun 2020.
Deputi Bidang Restrukturisasi Usaha terus berupaya meningkatkan perannya sesuai tugas yang diamanatkan dalam Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 62 Tahun 2015 sebagai penyelenggara perumusan kebijakan serta
koordinasi dan sinkronisasi pelaksanaan kebijakan di bidang penyusunan strategi pengembangan usaha, pemetaan kondisi dan peluang usaha, pendampingan usaha, pengembangan dan penguatan usaha, perlindungan usaha, dan pengembangan investasi usaha baru koperasi dan usaha mikro, kecil dan menengah, dengan memberikan kontribusi dalam upaya mengatasi permasalahan
yang dihadapi Koperasi dan UMKM, melalui program peningkatan daya saing Koperasi dan UMKM maupun kegiatan strategis dan pendukung Deputi Bidang Restrukturisasi Usaha Tahun 2020.
Dari hasil pencapaian tugas Deputi Bidang Restrukturisasi Usaha Tahun 2020 seluruh program dan kegiatan telah berhasil dilaksanakan dengan baik serta telah mendapatkan pencapaian dari sebagian besar sasaran strategis, indikator dan target yang telah ditetapkan dalam penetapan kinerja tahun 2020.
Selanjutnya hasil pencapaian keberhasilan kinerja tersebut akan dijelaskan dalam LAPKIN Deputi Bidang Restrukturisasi Usaha Tahun 2020 ini untuk dapat dipahami, bermanfaat dan memberikan informasi atas pencapaian kinerja Deputi Bidang Restrukturisasi Usaha Tahun 2020, sebagai salah satu unit kerja Kementerian Koperasi & UKM lembaga yang menyelenggarakan sebagian urusan pemerintahan di bidang Koperasi dan UKM.
Semoga Tuhan Yang Maha Esa selalu memberikan bimbingan dan petunjuk-Nya kepada kita semua, Amin.
Jakarta, 25 Januari 2021
Deputi Bidang Restrukturisasi Usaha
Laporan Kinerja Deputi Bidang Restrukturisasi Usaha Tahun 2020 1
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ... i DAFTAR ISI ... 1 LAMPIRAN ... 2 BAB I ... 3 PENDAHULUAN ... 3 A. Latar Belakang ... 3B. Maksud dan Tujuan ... 5
C. Tugas Pokok dan Fungsi ... 6
D. Sumber Daya Manusia ... 7
E. Sistematika Penyusunan Laporan Kinerja ... 9
BAB II ... 10
PERENCANAAN KINERJA ... 10
A. RENCANA STRATEGIS DEPUTI BIDANG RESTRUKTURISASI USAHA... 10
1. Visi dan Misi ... 10
2. Arah Kebijakan Deputi Bidang Restrukturisasi Usaha ... 19
B. PENETAPAN KINERJA DEPUTI BIDANG RESTRUKTURISASI USAHA ... 20
1. Sasaran Indikator dan Target ... 20
2. Penetapan Kinerja ... 21
BAB III ... 26
AKUNTABILITAS KINERJA... 26
A. Pencapaian Kinerja Deputi Bidang Restrukturisasi Usaha ... 26
B. REALISASI ANGGARAN ... 42
BAB IV ... 45
Laporan Kinerja Deputi Bidang Restrukturisasi Usaha Tahun 2020 2
LAMPIRAN
PERJANIAN KINERJA ... 46 RENCANA KERJA TAHUNAN ... 52 RENCANA AKSI ... 56
Laporan Kinerja Deputi Bidang Restrukturisasi Usaha Tahun 2020 3 BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pemberdayaan Koperasi dan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) merupakan salah satu upaya pencapaian tujuan negara dan bangsa Indonesia dalam rangka untuk memajukan kesejahteraan umum sesuai Pembukaan Undang-Undang Dasar (UUD) Negara Republik Indonesia Tahun 1945, yang pelaksanaannya menggunakan landasan azas kekeluargaan (pasal 33 ayat 1) dan demokrasi ekonomi (pasal 33 ayat 4).
Pelaksanaan Pemberdayaan Koperasi dan UMKM terutama juga telah diamanatkan dalam Undang-Undang (UU), yaitu:
(1) UU No. 25 Tahun 1992 tentang Perkoperasian, yaitu pembangunan koperasi merupakan tugas dan tanggung jawab Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah, dunia usaha dan seluruh rakyat Indonesia yang diarahkan untuk membangun koperasi yang kuat dan mandiri berdasarkan prinsip koperasi sehingga mampu berperan serta untuk mewujudkan masyarakat yang maju, adil dan makmur berlandaskan Pancasila dan UUD 1945;
(2) UU No. 20 Tahun 2008 tentang Usaha Mikro Kecil dan Menengah yaitu pemberdayaan UMKM merupakan bagian yang integral dalam pembangunan perekonomian nasional yang diselenggarakan secara menyeluruh, optimal, dan berkesinambungan melalui pengembangan iklim yang kondusif, pemberian kesempatan berusaha, dukungan, perlindungan, dan pengembangan usaha seluas-luasnya, sehingga mampu meningkatkan kedudukan, peran, dan potensi UMKM dalam mewujudkan pertumbuhan ekonomi, pemerataan dan peningkatan pendapatan rakyat, penciptaan lapangan kerja, dan pengentasan kemiskinan.
Lebih lanjut pondasi pemberdayaan Koperasi dan UMKM juga telah diamanatkan dalam UU No. 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) Tahun 2005-2025, dengan Visi Pembangunan “INDONESIA YANG MANDIRI, MAJU, ADIL DAN MAKMUR”. Sejalan dengan Visi Pembangunan Nasional Tahun 2005–2025, maka memasuki Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) ke-4 Tahun
2020-Laporan Kinerja Deputi Bidang Restrukturisasi Usaha Tahun 2020 4
2024 yang sekaligus merupakan penjabaran Visi Presiden, yaitu: terwujudnya Indonesia maju yang berdaulat, mandiri, dan berkepribadian, berlandaskan gotong-royong, maka untuk mendukung Visi Pembangunan Nasional dan menjalankan Visi Presiden serta untuk pencapaian kinerja yang lebih optimal dan fokus dalam pengembangan KUMKM, Kementerian Koperasi dan UMKM dalam 5 tahun kedepan (Tahun 2020-2024) memiliki Visi: Terwujudnya Koperasi Modern dan UMKM Naik Kelas dalam mewujudkan Indonesia Maju yang Berdaulat, Mandiri, dan Berkepribadian berlandaskan Gotong Royong.
Dalam rangka mewujudkan Visi tersebut, Tujuan Pengembangan Koperasi dan UMKM 2020-2024 diarahkan untuk: 1). Terwujudnya Koperasi Generasi Baru yang Maju dan Modem, dengan hasil : (a) Modernisasi Koperasi; (b) Melahirkan Wirausaha Baru (New
Enterpreuner); 2). Terwujudnya UMKM yang Mampu Bersaing di Pasar Domestik dan
Global, dengan hasil: (a). Integrasi UMKM dalam Global Value Chains (GVC); (b). UMKM Naik Kelas (Scalling Up); 3. Terwujudnya Kementerian Koperasi dan UKM yang Profesional dan Berkinerja Tinggi, dengan hasil: (a) Indeks Reformasi Birokrasi, Kementerian Koperasi dan UKM; (b) Nilai Akuntabilitas Kinerja Kementerian Koperasi dan UKM.
Selanjutnya untuk mendukung pencapaian visi dan misi Kementerian Koperasi dan
UKM, Rencana Strategis (Renstra) Deputi Bidang Restrukturisasi Usaha didalamnya telah
menjabarkan arah dan tujuan Deputi Bidang Restrukturisasi usaha selama lima tahun dengan memperhatikan arahan sasaran strategis nasional yang tercantum dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2020-2024, dengan Visi Deputi Bidang
Restrukturisasi Usaha 2020-2024: “Menjadi Unit Kerja yang Kredibel dan Efektif dalam
mewujudkan Usaha Koperasi Dan UMKM yang Sehat, Maju dan Mandiri serta Mampu Tumbuh Menjadi Usaha Yang Berkelanjutan dengan Skala Usaha Yang Lebih Besar (“Naik Kelas” Atau Scaling-Up).
Atas dasar pertimbangan tersebut, maka memasuki periode I Pembangunan Nasional Jangka Menengah Tahun 2020-2024, Deputi Bidang Restrukturisasi telah melaksanakan serangkaian program/kegiatan pada tahun 2020 berdasarkan sasaran dan indicator kinerja, yang meliputi Program generik yaitu program dukungan layanan berupa Layanan Koordinasi Perencanaan, Pelaksanaan, dan Monev serta Layanan Keuangan, Umum dan Kepegawaian Unit Eselon I dan program teknis yaitu Program Peningkatan Daya Saing KUMKM berupa Pemetaan Kondisi dan Peluang Usaha, Pendampingan Usaha, Pengembangan dan Penguatan Usaha, Perlindungan Usaha serta Pengembangan Investasi
Laporan Kinerja Deputi Bidang Restrukturisasi Usaha Tahun 2020 5
Usaha. Dalam rangka pertanggungjawaban pelaksanaan program/kegiatan tersebut, maka perlu dilaporkan dalam bentuk Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LAPKIN).
Penyusunan Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LAPKIN) Deputi Bidang Restrukturisasi di tahun 2020 disusun berdasarkan Perjanjian Kinerja yang telah ditandatangani Deputi pada awal tahun aggaran berjalan. Penyusunan LAPKIN pada Deputi Bidang Restrukturisasi Usaha ini merupakan bentuk akuntabilitas dari pelaksanaan tugas pokok dan fungsi yang dipercayakan atas penggunaan anggaran, sesuai amanat dari Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah dan Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah, yang pelaksanaaannya lebih lanjut merujuk pada Pedoman Penyusunan Penetapan Kinerja dan Pelaporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah sesuai Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Reviu atas LAKIP.
Harapannya LAPKIN yang disusun ini dapat menjadi pertanggunggjawaban Kinerja Deputi Restrukturisasi Usaha dan Kedepannya dapat menjadi evaluasi dalam pelaksanaan program dan kegiatan di tahun yang akan datang.
B. Maksud, Tujuan dan Fungsi
Maksud disusunnya LAPKIN Deputi Bidang Restrukturisasi Usaha ini sebagai wujud pertanggungjawaban dalam mencapai misi dan tujuan organisasi, serta menyampaikan Laporan Kinerja pada setiap akhir tahun kepada presiden melalui Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi, berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah serta Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah
Tujuan Penyusunan Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerinah (LAKIP) adalah:
1. Terwujudnya akuntabilitas kinerja Satuan Kerja (Satker) Deputi Bidang Restrukturisasi Usaha;
Laporan Kinerja Deputi Bidang Restrukturisasi Usaha Tahun 2020 6
2. Memberikan umpan balik tentang perjanjian kinerja perencanaan program/kegiatan Deputi Bidang Restrukturisasi Usaha; serta
3. Pengambilan kebijakan strategis dan peningkatan kinerja Satker Deputi Bidang Restrukturisasi Usaha.
Fungsi LAPKIN Deputi Bidang Restrukturisasi Usaha memiliki dua fungsi. Pertama, sebagai sarana bagi organisasi untuk menyampaikan pertanggungjawaban kinerjanya kepada Menteri Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah, melalui Deputi Bidang Resrukturisasi Usaha. Kedua, sebagai sarana evaluasi atas pencapaian kinerja organisasi dalam upaya memperbaiki kinerja di masa yang akan mendatang. Dua fungsi tersebut merupakan cerminan dari maksud dan tujuan penyusunan dan penyampaian LAPKIN oleh setiap instansi Pemerintah.
C. Tugas Pokok dan Fungsi
Berdasarkan Peraturan Presiden (Perpres) Republik Indonesia Nomor 62 tahun 2015 tentang Kementerian Koperasi dan UKM, Deputi Bidang Restrukturisasi merupakan Unit Eselon I yang berada di bawah Menteri Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah.
Peraturan Menteri Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah nomor:
08/PER/M.KUKM/IX/2015 tentang Tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah menetapkan fungsi Deputi Bidang Restrukturisasi Usaha, antara lain:
1. Perumusan kebijakan di bidang penyusunan strategi pengembangan usaha, pemetaan kondisi dan peluang usaha, pendampingan usaha, pengembangan dan penguatan usaha, perlindungan usaha, dan pengembangan investasi usaha baru koperasi dan usaha mikro, kecil dan menengah;
2. Koordinasi dan sinkronisasi pelaksanaan kebijakan di bidang penyusunan strategi pengembangan usaha, pemetaan kondisi dan peluang usaha, pendampingan usaha, pengembangan dan penguatan usaha, perlindungan usaha, dan pengembangan investasi usaha baru koperasi dan usaha mikro, kecil dan menengah;
3. Pemantauan, analisis, evaluasi, dan pelaporan di bidang penyusunan strategi pengembangan usaha, pemetaan kondisi dan peluang usaha, pendampingan usaha,
Laporan Kinerja Deputi Bidang Restrukturisasi Usaha Tahun 2020 7 Deputi Bidang Restrukturisasi Usaha Asdep Pemetaan Kondisi dan Peluang Usaha Asdep Pendampingan Usaha Asdep Pengembangan dan Penguatan Usaha Asdep Perlindungan Usaha Asdep Pengembangan Investasi Usaha Sekretaris Deputi Bidang Restrukturisasi Usaha Kepala Bagian Perencanaan Kepala Bagian Umum
pengembangan dan penguatan usaha, perlindungan usaha, dan pengembangan investasi usaha baru koperasi dan usaha mikro, kecil dan menengah;
4. Pelaksanaan administrasi Deputi Bidang Restrukturisasi Usaha; dan 5. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Menteri.
D. Sumber Daya Manusia
Mengacu Peraturan Menteri Koperasi dan UKM Nomor: 08/PER/M.KUKM/IX/2015 tentang Tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah, unit Kerja Deputi Bidang Restrukturisasi Usaha meliputi:
1) Sekretaris Deputi Bidang Restrukturisasi Usaha 2) Asisten Deputi Pemetaan Kondisi dan Peluang Usaha 3) Asisten Deputi Pendampingan Usaha
4) Asisten Deputi Pengembangan dan Penguatan Usaha 5) Asisten Deputi Perlindungan Usaha
6) Asisten Deputi Pengembangan Investasi Usaha
GAMBAR 1
STRUKTUR ORGANISASI DEPUTI BIDANG RESTRUKTURISASI USAHA
Kabid Peringatan Dini Restrukturisasi Usaha Kabid Standarisasi Restrukturisasi Usaha Kabid Pengembangan Skema Restrukturisasi Usaha Kabid Pendampingan Usaha Terpadu Kabid Kelembagaan Pendampingan Usaha Kabid Kerjasama Pendampingan Usaha Kabid Kemitraan Usaha Kabid Penguatan Usaha Kabid Pemantauan Kemitraan Usaha Kabid Advokasi Usaha Kabid Fasilitasi Mitigasi Resiko Usaha Dampak Globalisasi Kabid Perlindungan Legalitas Usaha dan Dampak BencanaUsaha Kabid Fasilitasi Kerjasama Investasi Kabid Fasilitasi Investasi Produk Unggulan Kabid Fasilitasi Pencadangan UsahaUsaha
Laporan Kinerja Deputi Bidang Restrukturisasi Usaha Tahun 2020 8
Jumlah Pegawai Deputi Bidang Restrukturisasi Usaha sebanyak 103 orang yang terdiri atas 80 pegawai berstatus Aparatur Sipil Negara (ASN) dan 23 pegawai berstatus sebagai Non ASN/pegawai honorer. Adapun Pegawai Di Deputi Bidang Restrukturisasi dapat dilkasifikasikan, dengan komposisi sebagai berikut :
GAMBAR 2
KOMPOSISI PEGAWAI DEPUTI BIDANG RESTRUKTURISASI USAHA
TABEL 1
KOMPOSISI PEGAWAI ASN DAN NON ASN DEPUTI BIDANG RESTRUKTURISASI USAHA BERDASARKAN TINGKAT PENDIDIKAN
No. Pendidikan ASN Non ASN
1. S3 - Doktor - - 2. S2 – Pasca Sarjana 18 1 3. S1 - Sarjana 55 15 4. D1 - D3- Sarjana Muda 2 1 5. SLTA 5 6 6. SD/SLTP - - Jumlah 80 23
ASN
80 Orang
23 orang
Non ASN
Laporan Kinerja Deputi Bidang Restrukturisasi Usaha Tahun 2020 9 E. Sistematika Penyusunan Laporan Kinerja
Kata Pengantar Ikhtisar Eksekutif Daftar Isi
BAB I Pendahuluan
Pada Bab ini disajikan penjelasan umum organisasi, dengan penekanan kepada aspek strategis organisasi dan permasalahan utama (strategic issued) yang sedang dihadapi organisasi.
A. Latar Belakang
B. Maksud dan Tujuan
C. Tugas Pokok dan Fungsi
D. Sumber Daya Manusia
E. Sistematika Penyusunan laporan Kinerja
BAB II Perencanaan kinerja
Pada Bab ini diuraikan ringkasan/ikhtisar perjanjian kinerja tahun yang bersangkutan
A. Rencana Strategis 1. Visi dan Misi 2. Arah Kebijakan B. Penetapan kinerja
1. Sasaran, Indikator dan Target 2. Penetapan Kinerja Deputi
BAB III Akuntabilitas Kinerja
A. Capaian Kinerja Organisasi
Pada sub bab ini disajikan capaian kinerja organisasi sesuai dengan hasil pengukuran kinerja sasaran strategis tersebut dilakukan analisis capaian kinerja. Uraian masing-masing sasaran strategis meliputi :
1. Membandingkan antara target dan realisasi kinerja tahun 2019;
2. Progam/kegiatan yang mendukung pencapaian sasaran strategis beserta hasilnya
3. Analisis penyebab keberhasilan dan/atau kegagalan serta peningkatan dan/atau penurunan kinerja serta alternatif solusi yang telah dilakukan; B. Realisasi Anggaran
Pada sub bab ini diuraikan realisasi anggaran yang digunakan dan yang telah digunakan untuk mencapai target kinerja organisasi sesuai dengan dokumen perjanjian kinerja
BAB IV Penutup
Pada bab ini diuraikan simpulan umum atas capaian kinerja organisasi serta rekomendasi dan langkah yang akan dilakukan organisasi di masa yang akan datang untuk meningkatkan kinerjanya.
Lampiran :
1) Perjanjian Kinerja
2) Rencana Kinerja Tahunan 3) Rencana Aksi
Laporan Kinerja Deputi Bidang Restrukturisasi Usaha Tahun 2020 10
BAB II
PERENCANAAN KINERJA
A. RENCANA STRATEGIS DEPUTI BIDANG RESTRUKTURISASI USAHA
1. Visi dan Misi
Visi Pembangunan Jangka Panjang Nasional Tahun 2005–2025 adalah INDONESIA
YANG MANDIRI, MAJU, ADIL DAN MAKMUR. Dalam Rencana Pembangunan Jangka
Panjang Nasional (RPJPN) Tahun 2005-2025, secara tersurat telah dinyatakan bahwa pembangunan Koperasi dan UMKM, ditujukan dalam rangka:
a) peningkatan daya saing usaha kecil dan menengah (UKM) di berbagai wilayah di
Indonesia sehingga menjadi bagian integral dari kegiatan ekonomi dan memperkuat basis ekonomi dalam negeri;
b) pengembangan UKM diarahkan agar menjadi pelaku ekonomi yang makin berbasis
iptek dan berdaya saing dengan produk impor, khususnya dalam menyediakan barang dan jasa kebutuhan masyarakat sehingga mampu memberikan kontribusi yang signifikan dalam perubahan struktural dan memperkuat perekonomian domestik;
c) koperasi yang didorong berkembang luas sesuai kebutuhan menjadi wahana yang
efektif untuk meningkatkan posisi tawar dan efisiensi kolektif para anggotanya, baik produsen maupun konsumen di berbagai sektor kegiatan ekonomi sehingga menjadi gerakan ekonomi yang berperan nyata dalam upaya peningkatan kesejahteraan sosial dan ekonomi masyarakat; dan
d) pemberdayaan usaha mikro menjadi pilihan strategis untuk meningkatkan
pendapatan kelompok masyarakat berpendapatan rendah dalam rangka mengurangi kesenjangan pendapatan dan kemiskinan melalui peningkatan kapasitas usaha dan ketrampilan pengelolaan usaha serta sekaligus mendorong adanya kepastian, perlindungan, dan pembinaan usaha.
Sejalan dengan Visi dan Misi Pembangunan Nasional Tahun 2005–2025, maka Visi Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) ke-4 Tahun 2020-2024, yang merupakan tahapan terakhir dari Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) 2005-2025, dan merupakan penjabaran Visi Presiden yaitu “terwujudnya Indonesia maju
Laporan Kinerja Deputi Bidang Restrukturisasi Usaha Tahun 2020 11 yang berdaulat, mandiri, dan berkepribadian, berlandaskan gotong-royong” Visi ini dijabarkan lebih lanjut dalam 9 (sembilan) misi dan program-program singkat, sebagai berikut:
1) Peningkatan Kualitas Manusia Indonesia, yaitu: Mengembangkan Sistem Jaringan
Gizi dan Tumbuh Kembang Anak; Mengembangkan Reformasi Sistem Kesehatan; Mengembangkan Reformasi Sistem Pendidikan; Revitalisasi Pendidikan dan Pelatihan Vokasi; Menumbuhkan Kewirausahaan; Menguatkan Kesetaraan Gender dan Pemberdayaan Perempuan.
2) Struktur Ekonomi yang Produktif, Mandiri, dan Berdaya Saing yaitu: Memantapkan
Penyelenggaraan Sistem Ekonomi Nasional yang Berlandaskan Pancasila; Meningkatkan nilai tambah dari pemanfaatan infrastruktur; Melanjutkan Revitalisasi Industri dan Intrastruktur Pendukungnya untuk Menyongsong Revolusi Industri 4.0; Mengembangkan Sektor-Sektor Ekoromi Baru; Mempertajam Reformasi Struktural dan Fiskal; Mengembangkan Reformasi Ketenagakerjaan.
3) Pembangunan yang Merata dan Berkeadilan yaitu: Redistribusi Aset Demi
Pembangunan Berkeadilan; Mengembangkan Produktivitas dan Daya Saing UMKM Koperasi; Mengembangkan Ekonomi Kerakyatan; Mengembangkan Reformasi Sistem Jaminan Perlindungan Sosial; Melanjutkan Pemanfaatan Dana Desa untuk Pengurangan Kemiskinan dan Kesenjangan Di pedesaan; Mempercepat Penguatan Ekonomi Keluarga; Mengembangkan Potersi Ekonomi Daerah Untuk Pemerataan Pembangunan Antar Wilayah.
4) Mencapai Lingkungan Hidup Yang Berkelanjutan yaitu: Pengembangan Kebijakan
Tata Ruang Terintegrasi; Mitigasi Perubahan Iklim; Penegasan Hukum dan Rehabilitasi Lingkungan Hidup.
5) Kemajuan Budaya yang Mencerminkan Kepribadian Bangsa yaitu: Pembinaan
Ideologi Pancasila; Revitalisasi Revolusi Mental;Restorasi Toleransi dan Kerukunan Sosial; Mengembangkan Pemajuan Seni Budaya; Meningkatkan Kepeloporan Pemuda dalam Pemajuan Kebudayaan; Mengembangkan Olahraga untuk Tumbuhkan Budaya Sportifitas dan Berprestasi.
6) Penegakan Sistem Hukum yang Bebas korupsi, Bermartabat, dan Terpercaya yaitu:
Melanjutkan Penataan Regulasi; Melanjutkan Reformasi Sistem dan Proses Penegakan Hukum; Pencegahan dan Pemberantasan Korupsi; Penghormatan, Perlindungon dan Pemenuhan HAM; Mengembangkan Budaya Sadar Hukum.
Laporan Kinerja Deputi Bidang Restrukturisasi Usaha Tahun 2020 12
7) Perlindungan Bagi Segenap Bangsa dan Memberikan Rasa Aman pada Seluruh
Warga yaitu: Melanjutkan Haluan Politik Luar Negeri yang Bebas Aktif; Melanjutkan Transformasi Sistem Pertahanan yang Modern dan TNI yang Profesional; Melanjutkan Reformasi Keamanan dan Intelejen Yang Profesional dan Terpercaya.
8) Pengelolaan Pemerintahan yang Bersih, Efektif, dan Terpercaya yaitu: Aktualisasi
Demokrasi Pancasila; Mengembangkan Aparatur Sipil Negara yang Profesional; Reformasi Sistem Perencanaan, Penganggaran, dan Akuntabilitas Birokrasi; Reformasi Kelembagaan Birokrasi Yang Efektif dan Efisien; Percepatan Sistem Pemerintahan Berbasis Elektronik; Reformasi Pelayanan Publik.
9) Sinergi Pemerintah Daerah dalam Kerangka Negara Kesatuan yaitu: Menata
Hubungan Pusat Dan Daerah Yang Lebih Sinergis; Meningkatkan Kapasitas Daereh Otonom dan Daerah Khusus/Daerah Istimewa dalam Pelayanan Publik dan Peningkatan Daya Saing Daerah; Mengembangkan Kerjasama Antar Daerah Otonom Dalam Peningkatan Pelanyanan Publik dan Membangun Sentra-Sentra Ekonomi Baru.
Visi dan misi tersebut, kemudian diterjemahkan kedalam 5 (lima) arahan pembangunan, yaitu:
1). Pembangunan SDM. Membangun SDM pekerja keras yang dinamis, produktif,
terampil, menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi didukung dengan kerjasama industri dan talenta global.
2). Pembangunan Infrastruktur. Melanjutkan pembangunan infrastruktur untuk
menghubungkan kawasan produksi dengan kawasan distribusi, mempermudah akses ke kawasan wisata, mendongkrak lapangan kerja baru, dan mempercepat peningkatan nilai tambah perekonomian rakyat .
3). Penyederhanaan Regulasi Menyederhanakan segala bentuk regulasi dengan
pendekatan Omnibus Law, terutama menerbitkan 2 undang-undang. Pertama, UU Cipta Lapangan Kerja. Kedua, UU Pemberdayaan UMKM.
4). Penyederhanaan Birokrasi Memprioritaskan investasi untuk penciptaan lapangan
kerja, memangkas prosedur dan birokrasi yang panjang, dan menyederhanakan eselonisasi.
Laporan Kinerja Deputi Bidang Restrukturisasi Usaha Tahun 2020 13
5). Transformasi Ekonomi Melakukan transformasi ekonomi dari ketergantungan SDA
menjadi daya saing manufaktur dan jasa modern yang mempunyai nilai tambah tinggi bagi kemakmuran bangsa demi keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
Dari 5 (lima) arahan tersebut diterjemahkan ke dalam 7 (tujuh) agenda pembangunan, yang didalamnya terdapat Program Prioritas, Kegiatan Prioritas, dan Proyek Prioritas, sebagai berikut:
1) Memperkuat Ketahanan Ekonomi untuk Pertumbuhan yang Berkualitas dan
berkeadilan. Peningkatan inovasi dan kualitas Investasi merupakan modal utama untuk mendorong pertumbuhan ekonomi yang lebih tinggi, berkelanjutan dan mensejahterakan secara adil dan merata. Pembangunan ekonomi akan dipacu untuk tumbuh lebih tinggi, inklusif dan berdaya saing melalui: a) Pengelolaan sumber daya ekonomi yang mencakup pemenuhan pangan dan pertanian serta pengelolaan kelautan, sumber daya air, sumber daya energi, serta kehutanan; dan b) Akselerasi peningkatan nilai tambah agro, kemaritiman, energi, industri, pariwisata, serta ekonomi kreatif dan digital.
2) Mengembangkan Wilayah untuk Mengurangi Kesenjangan dan Menjamin
Pemerataan. Pengembangan wilayah ditujukan untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan pemenuhan pelayanan dasar dengan harmonisasi rencana pembangunan dan pemanfaatan ruang. Pengembangan wilayah yang mampu menciptakan berkelanjutan dan inklusif melalui: 1) Pengembangan sektor/ komoditas/ kegiatan unggulan daerah; 2) Penyebaran pusat-pusat pertumbuhan ke wilayah yang belum berkembang; 3) Penguatan kemampuan SDM dan Iptek berbasis keunggulan wilayah; 4) Peningkatan infrastruktur dan pelayanan dasar secara merata; dan 5) Peningkatan daya dukung lingkungan serta ketahanan bencana dan perubahan iklim.
3) Meningkatkan Sumber Daya Manusia yang Berkualitas dan Berdaya Saing. Manusia
merupakan modal utama pembangunan nasional untuk menuju pembangunan yang inklusif dan merata di seluruh wilayah. Peningkatan kualitas dan daya saing SDM yaitu manusia yang sehat dan cerdas, adaptif, inovatif, terampil, dan berkarakter, melalui: 1) Pengendalian penduduk dan penguatan tata kelola kependudukan; 2) Penguatan pelaksanaan perlindungan sosial; 3) Peningkatan
Laporan Kinerja Deputi Bidang Restrukturisasi Usaha Tahun 2020 14
pelayanan kesehatan menuju cakupan kesehatan semesta; 4) Peningkatan pemerataan layanan pendidikan berkualitas; 5) Peningkatan kualitas anak, perempuan, dan pemuda; 6) Pengentasan kemiskinan; dan 7) Peningkatan produktivitas dan daya saing.
4) Revolusi Mental dan Pembangunan Kebudayaan. Revolusi mental sebagai gerakan
kebudayaan memiliki kedudukan penting dan berperan sentral dalam pembangunan untuk mengubah cara pandang, sikap, perilaku yang berorientasi pada kemajuan dan kemodernan. Revolusi mental dan pembangunan kebudayaan dilaksanakan secara terpadu melalui: 59 1) Revolusi mental dan pembinaan ideologi Pancasila; 2) Pemajuan dan pelestarian kebudayaan; 3) Moderasi beragama; dan 4) Penguatan budaya literasi, inovasi, dan kreativitas.
5) Memperkuat Infrastruktur untuk Mendukung Pengembangan Ekonomi &
Pelayanan Dasar. Perkuatan infrastruktur ditujukan untuk mendukung aktivitas perekonomian serta mendorong pemerataan pembangunan nasional. Melalui: 1) Pembangunan infrastruktur pelayanan dasar; 2) Pembangunan konektivitas multimoda untuk mendukung pertumbuhan ekonomi; 3) Pembangunan infrastruktur perkotaan; 4) Pembangunan energi dan ketenaga listrikan; dan 5) Pembangunan dan pemanfaatan infrastruktur TIK untuk transformasi digital.
6) Membangun Lingkungan Hidup, Meningkatkan Ketahanan Bencana dan Perubahan
Iklim. Pembangunan nasional perlu memperhatikan daya dukung sumber daya alam dan daya tampung lingkungan hidup, kerentanan bencana, dan perubahan iklim. Pembangunan lingkungan hidup, serta peningkatan ketahanan bencana dan perubahan iklim diarahkan melalui: 1) Peningkatan Kualitas Lingkungan Hidup; 2) Peningkatan Ketahanan Bencana dan Perubahan Iklim; dan 3) Pembangunan Rendah Karbon.
7) Memperkuat Stabilitas Polhukhankam dan Transformasi Pelayanan Publik. Negara
wajib hadir dalam melayani dan melindungi segenap bangsa, serta menegakkan kedaulatan negara. Melalui: 1) Reformasi kelembagaan birokrasi untuk pelayanan publik berkualitas; 2) Penataan kapasitas lembaga demokrasi, penguatan kesetaraan dan kebebasan; 3) Perbaikan sistem peradilan, penataan regulasi dan tata kelola keamanan siber; 4) Peningkatan akses terhadap keadilan dan sistem anti korupsi; 5) Peningkatan pelayanan dan perlindungan WNI di luar negeri; dan 6)
Laporan Kinerja Deputi Bidang Restrukturisasi Usaha Tahun 2020 15
Peningkatan rasa aman, penguatan kemampuan pertahanan dan Industri Pertahanan.
Atas dasar hal tersebut, maka visi Kementerian Koperasi dan UMKM dalam 5 tahun kedepan (Tahun 2020-2024) adalah: Terwujudnya Koperasi Modern dan UMKM Naik
Kelas dalam mewujudkan Indonesia Maju yang Berdaulat, Mandiri, dan Berkepribadian berlandaskan Gotong Royong.
Visi tersebut diarahkan untuk mendukung Presiden dalam mewujudkan misinya yaitu “Koperasi dan UMKM yang Maju, Berdaulat dan Mandiri untuk mendukung Presiden mewujudkan Misi Struktur Ekonomi Yang Produktif, Mandiri dan Berdaya Saing”. Maju bermakna Koperasi Generasi Baru Yang Maju dan Modem. Berdaulat dan Mandiri bermakna UMKM yang Mampu Bersaing di Pasar Domestik dan Global. Sedangkan Misi Kementerian Koperasi dan UMKM 2020-2024 merupakan penjabaran Pokok dari Visi tersebut, yaitu: (1) Maju yaitu dengan Misi, Mewujudkan Koperasi Generasi Baru Yang Maju dan Modern; (2) Berdaulat dan Mandiri dengan Misi, Mewujudkan UMKM yang Mampu Bersaing di Pasar Domestik dan Global.
Dalam rangka mewujudkan visi dari Pengembangan Koperasi dan UMKM yang telah ditetapkan, maka Tujuan Pengembangan Koperasi dan UMKM 2020-2024 diarahkan untuk: 1). Terwujudnya Koperasi Generasi Baru yang Maju dan Modem, dengan hasil: (a) Modernisasi Koperasi; (b) Melahirkan Wirausaha Baru (New Enterpreuner); 2). Terwujudnya UMKM yang Mampu Bersaing di Pasar Domestik dan Global, dengan hasil: (a). Integrasi UMKM dalam Global Value Chains (GVC); (b). UMKM Naik Kelas (Scalling-Up); 3). Terwujudnya Kementerian Koperasi dan UKM yang Profesional dan Berkinerja Tinggi, dengan hasil: (a) Indeks Reformasi Birokrasi, Kementerian Koperasi dan UKM; (b) Nilai Akuntabilitas Kinerja Kementerian Koperasi dan UKM.
Dalam rangka mendukung visi dan misi Kementerian Koperasi dan UKM, maka Visi Deputi Bidang Restrukturisasi Usaha Kementerian Koperasi dan UKM tahun 2020-2024 adalah: “Menjadi Unit Kerja yang Kredibel dan Efektif dalam mewujudkan Usaha Koperasi
Dan UMKM yang Sehat, Maju dan Mandiri serta Mampu Tumbuh Menjadi Usaha Yang Berkelanjutan dengan Skala Usaha Yang Lebih Besar (“Naik Kelas” Atau Scaling-Up). Unit
Kerja yang Kredibel artinya Deputi yang memiliki reputasi baik, dapat dipercaya dan bisa dipertanggung jawabkan. Efektif memiliki makna bahwa terlaksananya seluruh aktivitas
Laporan Kinerja Deputi Bidang Restrukturisasi Usaha Tahun 2020 16
pembangunan Koperasi dan UMKM tepat waktu sesuai rencana yang telah ditetapkan, dengan melibatkan peran aktif sumberdaya SDM yang tersedia. Koperasi dan UMKM yang Sehat bermakna kelembagaan usaha koperasi dan UMKM berjalan sesuai kaidah dan prinsip pengelolaan usaha yang profesional, efektif dan efisien. Maju dan Mandiri bermakna mampu membangun dan mengembangkan produk dan jasa layanan usaha Koperasi dan UMKM yang mampu memenuhi tuntutan/kebutuhan pasar, dengan memanfaatkan sumber daya alam yang tersedia yang didukung oleh penguasaan dan penerapan teknologi yang semakin berkembang serta peningkatan produktivitas SDM. Usaha yang berkelanjutan dengan skala usaha yang lebih besar (Naik Kelas) bermakna mampu mempertahankan keberlangsungan usahanya dan bahkan mampu meningkatkan dan mengembangkan usahanya lebih baik dari sebelumnya, yang ditunjukan dengan peningkatan asset dan omzet koperasi dan UMKM.
Sesuai tugas pokok dan fungsi, maka Misi Deputi Bidang Restrukturisasi Usaha Kementerian Koperasi dan UKM Tahun 2020-2024 merupakan penjabaran dari 4 (empat) Pokok Visi tersebut di atas, yaitu:
1). Sehat, yaitu: Mewujudkan kelembagan usaha Koperasi dan UMKM yang sehat
sesuai kaidah dan prinsip pengelolaan usaha yang efektif, efisien dan profesional;
Misi ini terkait dengan tujuan pembangunan sebagai upaya mewujudkan sumber daya manusia pengelola usaha koperasi dan UMKM yang berkualitas dan berdaya saing sehingga mampu menggerakan kelembagaan usaha Koperasi dan UMKM secara profesional, efektif dan efisien. Upaya yang ditempuh adalah memberikan pendampingan kepada pengelola koperasi dan UMKM dalam merestrukturisasi dan menataulang kelembagaan bisnis baik struktur organisasi/kelembagaan, Visi, misi, tujuan, sasaran, program kerja dan anggaran/pembiaya organisasi, legalitas usaha, pencadangan lokasi/sentra dan klaster bisnis, pengembangan manajemen usaha
dan optimalisasi sistem pengendalian internal (SPI),
pertanggungjawaban/akuntabilitas melalui advokasi, bimbingan, pembinaan, pelatihan dan pemagangan serta peningkatan kapasitas SDM.
2). Maju dan Mandiri, yaitu: Mewujudkan Usaha Koperasi dan UMKM yang mampu
membangun dan mengembangkan produk dan jasa layanan usaha Koperasi dan UMKM yang mampu memenuhi kebutuhan pasar local/domestik dan eksport,
Laporan Kinerja Deputi Bidang Restrukturisasi Usaha Tahun 2020 17
dengan memanfaatkan sumber daya alam yang tersedia yang didukung oleh peningkatan produktivitas SDM serta penguasaan dan penerapan teknologi yang semakin berkembang. Misi ini terkait dengan upaya mendorong Koperasi dan UMKM mampu memetakan kondisi dan peluang usaha, mampu mengelola portofolio bisnis yang memberikan jasa layanan yang efektif dan efisien serta menguntungkan, menggali potensi dan peluang produk unggulan daerah berbasis sumber daya lokal yang tersedia, dengan mengembangkan bisnis/produk dengan memanfaatkan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang terus berkembang, serta mendorong pengembangan investasi, yang memberikan manfaat bagi pengembangan bisnis secara mandiri dan berdampak positif terhadap masyarakat disekitarnya serta memberikan kemudahan (khusnya pemasaran produk baik didalam dan luar negeri baik secara luring (offline) dan daring (online), pengembangan dan penguatan usaha terhadap bidang-bidang usaha yang mampu dan layak dikembangkan Koperasi dan UMKM maupun yang berpotensi untuk dimitrakan sesuai pola dan prinsip kemitraan yang adil dan responsif gender serta memberikan kontribusinya terhadap penciptaan lapangan kerja dan penyerapan angka pengangguran, kemiskinan dan kontribusinya terhadap perekonomian nasional.
3). Usaha yang berkelanjutan dengan Skala yang lebih besar, yaitu: Mewujudkan Koperasi dan UMKM yang mampu mempertahankan keberlangsungan dan bahkan mampu meningkatkan dan mengembangkan usahanya lebih baik dari sebelumnya, yang ditunjukan dengan peningkatan asset dan omzet/ volume usaha
koperasi dan UMKM. Misi ini terkait dengan upaya mendorong Koperasi dan UMKM untuk terus tumbuh dan berkembang dengan berbagai inovasi baru dengan memanfaatkan sumber daya yang dimiliki, mampu mengelola sumber-sumber pendanaan secara kredible dan akuntabel, sehingga mampu mengembangkan bisnis/usahanya secara mandiri yang bersumber dari pemupukan modal kerja dan investasi secara mandiri, melalui penyisihan bagian dari SHU/laba usahanya, pencadangan/penyisihan untuk biaya resiko bisnis ataupun sumber pendanaan luar dengan memperhitungkan biaya modal (cost of capital/fund) serta mampu menghadapi tantangan dan hambatan yang datang, baik terkait dengan persaingan
Laporan Kinerja Deputi Bidang Restrukturisasi Usaha Tahun 2020 18
usaha yang semakin kompetitif, terjadinya krisis ekonomi maupun faktor-faktor non ekonomi dan/atau bencana alam (force majeur), dengan memberikan dukungan dan fasilitasi dalam rangka pengembangan kerjasama investasi dan perlindungan usaha terhadap dampak bencana, sehingga memberikan kemampuan terhadap keberlangsungan dan pengembangan Koperasi dan UMKM.
4). Menjadi Unit Kerja yang Kredibel dan Efektif dalam mewujudkan Usaha Koperasi
Dan UMKM: Mewujudkan Unit Kerja Deputi Bidang Restrukturisasi Usaha yang
memiliki kredibilitas dan efektivitas kebijakan dan program dan sinergi antar Kementerian/Lembaga dan pemerintah daerah serta pihak terkait (Stakeholder) dalam pemberdayaan Koperasi dan UMKM Misi ini terkait dengan upaya mendorong dan memberikan dukungan jasa layanan publik yang semakin profesional, transparan, akuntable kepada aparatur dilingkungan Deputi Bidang Restrukturisasi Usaha, serta mengefektifkan dan mengembangkan fungsi-fungsi manajemen dalam rangka koordinasi, sinkronisasi dan integrasi pelaksanaan kebijakan, program, kegiatan dan anggaran dengan Kementerian/Lembaga (K/L) terkait pemberdayaan Koperasi dan UMKM sesuai amanat undang-undang dan peraturan/ketentuan yang berlaku.
Tujuan Deputi Bidang Restrukturisasi Usaha Kementerian Koperasi dan UKM merupakan penjabaran dari visi dan misi yang akan dicapai atau dihasilkan. Tujuan dapat berupa target yang dapat terukur, baik secara kuantitatif maupun kualitatif. Penyusunan tujuan secara tidak langsung harus dapat mendukung pencapaian tujuan nasional. Selain itu, perumusan tujuan juga harus dapat merangsang pencapaian visi dari K/L tersebut.
Dalam rangka mewujudkan misi yang telah ditetapkan maka, Tujuan Deputi Bidang Restrukturisasi Usaha Kementerian Koperasi dan UKM 2020-2024 diarahkan untuk mendukung terwujudnya misi dan tujuan Kementerian Koperasi dan UKM, yaitu:
1) Misi Pertama adalah Mewujudkan kelembagan usaha Koperasi dan UMKM yang sehat sesuai kaidah dan prinsip pengelolaan usaha yang efektif, efisien dan profesional. Dalam rangka mewujudkan misi pertama tersebut maka tujuan yang
akan dicapai adalah: Meningkatnya Tata Kelola Kelembagaan Usaha Koperasi dan UMKM, melalui legalisasi badan hukum dan perizinan, organisasi dan manajemen;
Laporan Kinerja Deputi Bidang Restrukturisasi Usaha Tahun 2020 19
peningkatan kapasitas SDM Koperasi dan UMKM sehingga terwujudnya Koperasi yang maju dan modern serta tumbuhnya wirausaha baru.
2) Misi kedua adalah: Mewujudkan Usaha Koperasi dan UMKM yang mampu membangun dan mengembangkan produk dan jasa layanan usaha Koperasi dan UMKM yang mampu memenuhi kebutuhan pasar local/domestik dan eksport,
dengan memanfaatkan sumber daya alam yang tersedia yang didukung oleh peningkatan produktivitas SDM serta penguasaan dan penerapan teknologi yang semakin berkembang. Dalam rangka mewujudkan Misi Kedua tersebut maka tujuan yang akan dicapai adalah: Peningkatan dan Pengembangan Usaha Koperasi dan UMKM yang memiliki Usaha unggulan, terstandarisasi, berorientasi kebutuhan local dan eksport.
3) Misi Ketiga adalah Mewujudkan Koperasi dan UMKM yang memiliki usaha berkelanjutan dan atau mampu meningkatkan dan mengembangkan usahanya lebih baik dari sebelumnya. Dalam rangka mewujudkan Misi Ketiga tersebut maka
tujuan yang akan dicapai adalah: Meningkatnya akuntabilitas kinerja keuangan dan permodalan Usaha Koperasi dan UMKM yang berdampak pada peningkatan asset dan omzet/volume usaha Koperasi dan UMKM.
4) Misi Keempat adalah Mewujudkan Unit Kerja Deputi Bidang Restrukturisasi Usaha yang memiliki kredibilitas dan efektivitas dalam pemberdayaan usaha Koperasi dan UMKM. Dalam rangka mewujudkan Misi Keempat tersebut maka
tujuan yang akan dicapai adalah: Unit kerja Deputi Bidang Restrukturisasi Usaha Kementerian Koperasi dan UKM yang professional dan berkinerja tinggi.
2. Arah Kebijakan Deputi Bidang Restrukturisasi Usaha
Mengacu pada arah kebijakan dan strategi Kementerian Koperasi dan UKM tahun 2020-2024, maka arah kebijakan Deputi Bidang Restrukturisasi Kementerian Koperasi dan UKM tahun 2020-2024 ditujukan dalam rangka Penataan Ulang, Peningkatan dan Pengembangan Potensi Sumber Daya Koperasi dan UMKM agar mampu tumbuh dan berkembang secara produktif, inovatif dan memiliki daya saing serta mampu memberikan kontribusi dalam mendukung pemerataan kesempatan berusaha, kesejahteraan dan kemandirian perekonomian nasional. Dalam rangka melaksanakan arah kebijakan pokok
Laporan Kinerja Deputi Bidang Restrukturisasi Usaha Tahun 2020 20
tersebut, Deputi Restrukturisasi Usaha Kementerian Koperasi melaksanakan Strategi sebagai berikut:
1) Pemetaan Kondisi dan Peluang Usaha Koperasi dan UMKM dalam rangka
restrukturisasi usaha, dengan langkah teknis: a. penerapan sistem peringatan dini (early warning system) Koperasi dan UMKM; b. Inventarisasi kondisi dan peluang usaha; c. penerapan standarisasi restrukturisasi usaha; dan d. penerapan skema restrukturisasi usaha.
2) Pendampingan Usaha bagi Koperasi dan UMKM, dengan langka teknis: a.
Pengembangan dan penguatan pendampingan usaha terpadu; b. penguatan kelembagaan pendampingan usaha; c. Pengembangan kerjasama pendampingan usaha.
3) Pengembangan dan Penguatan Usaha, dengan langkah teknis: a. pengembangan
kemitraan usaha/rantai nilai pasok; b. penguatan usaha koperasi dan usaha mikro, kecil, dan menengah; dan c. pemantauan usaha koperasi dan usaha mikro, kecil, dan menengah.
4) Perlindungan Usaha, dengan langkah teknis: a. Advokasi Usaha; b.fasilitasi mitigasi
reiko usaha dampak globaliasi; dan c. perlindungan legalitas usaha dan dampak bencana.
5) Pengembangan Investasi,dengan langkah teknis: a. fasilitasi kerjasama investasi
bilateral dan multilateral; b. fasilitasi investasi produk unggulan; dan fasilitasi pencadangan usaha bagi koperasi dan usaha mikro, kecil, dan menengah
B. PENETAPAN KINERJA DEPUTI BIDANG RESTRUKTURISASI USAHA
1. Sasaran Indikator dan Target
Matriks Indikator dan Terget Kegiatan Deputi Bidang Restrukturisasi Usaha tahun 2020 sebagai berikut:
Laporan Kinerja Deputi Bidang Restrukturisasi Usaha Tahun 2020 21
Tabel 2.1. Indikator dan Terget Kegiatan Deputi Bidang Restrukturisasi Usaha tahun 2020
No Indikator Kegiatan Target
1 Koordinasi Perencanaan, Pelaksanaan dan
Monev Urusan Restrukturisasi Usaha
2 Layanan
2 Pengembangan Kemitraan dan Kerjasama
Investasi
150 KUMKM
3 Peningkatan daya saing UMKM dan
Koperasi Melalui Layanan Usaha Terpadu
12 Unit
4 Pengembangan Investasi Usaha 304 KUMKM
5 Pemetaan Kondisi dan Peluang Usaha 300 KUMKM
6 Perlindungan Usaha 1.300 UMK
Sumber: DIPA Deputi Bidang Restrukturisasi Usaha Tahun 2020 Revisi Ke-07
2. Penetapan Kinerja
Perencanaan kinerja merupakan proses penyusunan rencana kinerja sebagai penjabaran dari sasaran dan program yang telah ditetapkan dalam rencana strategis, yang dilaksanakan oleh instansi pemerintah melalui berbagai kegiatan tahunan. Didalam rencana kinerja ditetapkan rencana capaian kinerja tahunan untuk seluruh indikator kinerja yang ada pada tingkat sasaran dan kegiatan. Penyusunan rencana kinerja dilakukan seiring dengan agenda penyusunan dan kebijakan anggaran, serta merupakan komitmen bagi instansi untuk mencapainya dalam tahun tertentu.
Perjanjian Kinerja pada dasarnya adalah pernyataan komitmen yang merepresentasikan tekad dan janji untuk mencapai kinerja yang jelas dan terukur dalam rentang waktu satu tahun tertentu dengan mempertimbangkan sumber daya yang dikelolanya. Tujuan khusus perjanjian kinerja antara lain adalah untuk meningkatkan akuntabilitas, transparansi, dan kinerja aparatur; sebagai wujud nyata komitmen antara
penerima amanah dengan pemberi amanah; sebagai dasar penilaian
keberhasilan/kegagalan pencapaian tujuan dan sasaran organisasi; menciptakan tolok ukur kinerja sebagai dasar evaluasi kinerja aparatur; dan sebagai dasar pemberian penghargaan (reward) dan sanksi (punishment).
Berdasarkan hasil evaluasi akuntabilitas kinerja Deputi Bidang Restrukturisasi Usaha tahun 2019, kinerja Deputi Bidang Restrukturisasi Usaha sudah didorong untuk dapat menggambarkan pencapaian outcome, sebagaimana dituangkan Perjanjian Kinerja yang berorientasi ke pencapaian outcome. Atas dasar tersebut maka pada awal tahun 2020
Laporan Kinerja Deputi Bidang Restrukturisasi Usaha Tahun 2020 22
Deputi Bidang Restrukturisasi Usaha telah melanjutkan menyusun Perjanjian Kinerja yang berorientasi ke pencapaian outcome. Perjanjian Kinerja Deputi Bidang Restrukturisasi Usaha di 2020 lebih banyak diukur dari peningkatan omzet atau volume usaha Koperasi dan UMKM berdasarkan alokasi anggaran dalam pemberdayaan koperasi dan UMKM. Penetapan Kinerja Deputi Bidang restrukturisasi tahun 2020 dibandingkan dengan tahun 2019 sebagai berikut:
Target pencapaian Indikator Kinerja Deputi Bidang Restrukturisasi Usaha didukung oleh target sekretariat dan setiap unit kerja eselon II di Satker Deputi Bidang Restrukturisasi Usaha. Casecading Indikator Kinerja Deputi Bidang Restrukturisasi Usaha Tahun 2020 sebagai berikut:
No.
Tahun Sasaran Strategis No. Indikator Kinerja Target
1. 2020 Meningkatnya Daya Saing Koperasi dan UKM
1. Persentase Peningkatan Volume Usaha KUMKM yang Mendapatkan
Pendampingan
15 % 2. Presentase Peningkatan Volume Usaha
KUMKM yang difasilitasi Kemitraan 10 % 3. Persentase Peningkatan Volume Usaha
UMK di Wilayah Bencana yang Aktif Pasca Pemulihan Usaha
10 %
2. Meningkatnya Dukungan
Manajemen pada Deputi Bidang Restrukturisasi Usaha
1. Nilai Opini laporan Keuangan Deputi
Restrukturisasi Usaha WTP
2. Akuntabilitas Kinerja Deputi Bidang
Restrukturisasi Usaha Nilai B 3. Tingkat Kepuasan Masyarakat terhadap
Pelayanan di Deputi Bidang Restrukturisasi Usaha
90 % 3. 2019 Terwujudnya Deputi Bidang
Restrukturisasi Usaha yang berkinerja Tinggi dan Akuntabel
1 Akuntabilitas Kinerja Deputi Bidang
Restrukturisasi Usaha Nilai B
2 Tingkat Kepuasan Masyarakat
terhadap pelayanan Deputi Bidang Restrukturisasi Usaha
Puas 4. Meningkatnya daya saing
Koperasi dan UKM melalui Restrukturisasi Usaha
1 Persentase peningkatan volume usaha KUMKM yang mendapatkan
pendampingan
15 % 2 Persentase peningkatan volume usaha
KUMKM yang bermitra 10%
3 Persentase peningkatan produktivitas
Laporan Kinerja Deputi Bidang Restrukturisasi Usaha Tahun 2020 23
1. Deputi Bidang Restrukturisasi Usaha
2. Sekretaris Deputi Bidang Restrukturisasi Usaha
3. Asisten Deputi Pemetaan Kondisi dan Peluang Usaha
No. Sasaran Strategis No. Indikator Kinerja
1. Meningkatnya Daya Saing Koperasi dan UKM
1. Persentase Peningkatan Volume Usaha KUMKM yang Mendapatkan Pendampingan
2. Presentase Peningkatan Volume Usaha KUMKM yang difasilitasi Kemitraan
3. Persentase Peningkatan Volume Usaha UMK di Wilayah Bencana yang Aktif Pasca Pemulihan Usaha 2. Meningkatnya Dukungan Manajemen
pada Deputi Bidang Restrukturisasi Usaha
1. Nilai Opini laporan Keuangan Deputi Restrukturisasi Usaha
2. Akuntabilitas Kinerja Deputi Bidang Restrukturisasi Usaha
3. Tingkat Kepuasan Masyarakat terhadap Pelayanan di Deputi Bidang Restrukturisasi Usaha
No. Sasaran Strategis No. Indikator Kinerja
1. Meningkatnya Dukungan Manajemen pada Deputi Bidang Restrukturisasi Usaha
1. Persentase Efektivitas Pengelolaan Keuangan
2. Akuntabilitas Kinerja Deputi Bidang Restrukturisasi Usaha
3. Indeks Kepuasan Pelayanan Internal Deputi Bidang Restrukturisasi Usaha
4. Rata-rata nilai e-kinerja ASN di Deputi Bidang Restrukturisasi Usaha
No. Sasaran Strategis No. Indikator Kinerja
1. Meningkatnya Kapasitas Usaha Koperasi dan UMKM
1. Jumlah Koperasi yang menerapkan Sistem Peringatan Dini (EWS) di Destinasi Wisata
2. Jumlah UMKM yang menerapkan Sistem Peringatan Dini (EWS) di Destinasi Wisata
3. Prosentase Koperasi yang melakukan Pemetaan Usaha melalui UKM Indonesia
4. Prosentase UMKM yang melakukan Pemetaan Usaha melalui UKM Indonesia
5. Prosentase Koperasi yang menerapkan skema restrukturisasi usaha koperasi
6. Prosentase UMKM yang menerapkan skema restrukturisasi usaha UMKM
Laporan Kinerja Deputi Bidang Restrukturisasi Usaha Tahun 2020 24
4. Asisten Deputi Pendampingan Usaha
5. Asisten Deputi Pengembangan dan Penguatan Usaha
6. Asisten Deputi Perlindungan Usaha
7. Asisten Deputi Pengembangan Investasi Usaha
Untuk mewujudkan kinerja tersebut Deputi Bidang Restrukturisasi Usaha mendapat dukungan anggaran dari Anggaran Pendapatan Belanja Nasional (APBN) sebesar Rp 14.129.156.000,- yang digunakan untuk melaksanakan Program Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya dan Program Peningkatan Daya Saing UMKM dan Koperasi. Rincian alokasi anggaran dan kegiatan Deputi Bidang Restrukturisasi Usaha sebagai berikut:
No. Sasaran Strategis No. Indikator Kinerja
1. Meningkatnya Kualitas Layanan PLUT-KUMKM terhadap Koperasi, Usaha Mikro, Kecil dan Menengah
1. Persentase Peningkatan Kapasitas Usaha KUMKM yang didampingi Konsultas Pendamping PLUT-KUMKM yang Kompeten
No. Sasaran Strategis No. Indikator Kinerja
1. Meningkatnya Daya Saing Koperasi dan UMKM melalui Pengembangan dan Penguatan Usaha
1. Persentase Peningkatan Volume Usaha KUMKM melalui Pengembangan dan Penguatan Usaha
No. Sasaran Strategis No. Indikator Kinerja
1. Meningkatnya Daya Saing Koperasi dan UMKM melalui Perlindungan Usaha
1. Persentase Peningkatan Volume Usaha UMK di wilayah bencana yang aktif pasca pemulihan usaha 2. Persentase Peningkatan Volume Usaha UMK yang
mendapat perizinan usaha melalui OSS
No. Sasaran Strategis No. Indikator Kinerja
1. Meningkatnya Daya Saing Koperasi dan UMKM melalui Investasi Usaha
1. Persentase Koperasi yang meningkat modal dan volume usahanya melalui kerjasama dengan investor
2. Persentase UMKM yang meningkat modal dan volume usahanya melalui kerjasama dengan investor
3. Persentase peningkatan volume usaha Koperasi yang mengelola resi gudang
Laporan Kinerja Deputi Bidang Restrukturisasi Usaha Tahun 2020 25
Tabel 2.2. Alokasi Anggaran Deputi Bidang Restrukturisasi Usaha Tahun 2020
No. Sasaran Strategis Indikator Kinerja Jumlah
Anggaran
Deputi Bidang Restrukturisasi Usaha 14.129.156.000
1. Meningkatnya Dukungan Manajemen pada Deputi Bidang Restrukturisasi Usaha
1) Persentase Efektivitas Pengelolaan Keuangan 3.946.395.000,- 2) Akuntabilitas Kinerja Deputi Bidang Restrukturisasi Usaha
3) Indeks Kepuasan Pelayanan Internal Deputi Bidang Restrukturisasi Usaha 4) Rata-rata nilai e-kinerja ASN di Deputi Bidang Restrukturisasi Usaha
2. Meningkatnya daya saing koperasi dan UMKM melalui restrukturisasi usaha
1). Jumlah Koperasi yang menerapkan Sistem Peringatan Dini (EWS) di Destinasi Wisata
959.060.000,- 2). Jumlah UMKM yang menerapkan Sistem Peringatan Dini (EWS) di Destinasi
Wisata
3) Persentase Koperasi yang melakukan Pemetaan Usaha melalui UKM Indonesia 4) Persentase UMKM yang melakukan Pemetaan Usaha
5) Prosentase Koperasi yang menerapkan skema restrukturisasi usaha Koperasi 6). Prosentase UMKM yang menerapkan skema restrukturisasi usaha UMKM
3. Meningkatnya Kualitas Layanan PLUT KUMKM terhadap Koperasi, Usaha Mikro, Kecil dan Menengah
1). Persentase Peningkatan Kapasitas Usaha UMKM yang didampingi Konsultan Pendamping PLUT-KUMKM
3.265.748.000,-
4. Meningkatnya daya saing Koperasi dan UKM melalui Pengembangan dan Penguatan Usaha
1). Presentase peningkatan volume usaha KUMKM melalui Pengembangan dan Penguatan Usaha
2.368.799.000,-
5. Meningkatnya daya saing Koperasi dan UMKM melalui pengembangan perlindungan usaha
1). Persentase peningkatan volume usaha UMK di wilayah bencana yang aktif pasca pemulihan usaha
2.682.647.000,- 2). Persentase peningkatan volume usaha UMK yang mendapat perizinan usaha
melalui OSS
6. Meningaknya daya saing koperasi dan UMKM melalui investasi usaha
1). Persentase Koperasi yang meningkat modal dan volume usahanya melalui kerjasama dengan investor
906.507.000,- 2). Persentase UMKM yang meningkat modal dan volume usahanya melalui
kerjasama dengan investor
3) Presentase Peningkatan volume usaha koperasi yang mengelola resi gudang Sumber: DIPA Deputi Bidang Restrukturisasi Usaha Tahun 2020 Revisi Ke-07
Laporan Kinerja Deputi Bidang Restrukturisasi Usaha Tahun 2020 26
BAB III
AKUNTABILITAS KINERJA
Akuntabilitas kinerja adalah pertanggungjawaban kinerja instansi dalam mencapai tujuan dan sasaran strategis instansi dan digunakan sebagai dasar untuk menilai keberhasilan dan kegagalan pelaksanaan kegiatan sesuai sasaran dan tujuan yang telah ditetapkan dalam rangka mewujudkan visi dan misi. Untuk itu Deputi Bidang Restrukturisasi Usaha berkewajiban untuk melaporkan akuntabilitas kinerja melalui penyajian Laporan Kinerja. Laporan tersebut menggambarkan tingkat keberhasilan dan kegagalan selama kurun waktu 1 (satu) tahun berdasarkan sasaran, program dan kegiatan yang telah ditetapkan
A. Pencapaian Kinerja Deputi Bidang Restrukturisasi Usaha
Pencapaian kinerja adalah hasil kerja yang dicapai organisasi sesuai dengan wewenang dan tanggung jawabnya dalam rangka mencapai tujuan organisasi. Dalam mencapai tujuan untuk mewujudkan visi dan misi Deputi Bidang Restrukturisasi Usaha telah ditetapkan sasaran dan target kinerja. Sasaran dan target kinerja tersebut dicapai melalui pelaksanaan program dan kegiatan sebagaimana telah disampaikan pada Bab II. Pencapaian masing-masing sasaran dan target yang direncanakan dalam Tahun 2020 berdasarkan Perjanjian Kinerja, dapat dilihat pada tabel berikut:
Laporan Kinerja Deputi Bidang Restrukturisasi Usaha Tahun 2020 27
Tabel 3.1 Capaian Sasaran Strategis Deputi Bidang Restrukturisasi Usaha Tahun 2020
No. Sasaran Strategis No. Indikator Kinerja Target Capaian
1. Meningkatnya Daya Saing Koperasi dan UKM
1. Persentase Peningkatan Volume Usaha KUMKM yang Mendapatkan Pendampingan
15 % 17,87 % 2. Presentase Peningkatan
Volume Usaha KUMKM yang difasilitasi Kemitraan
10 % 9 % 3. Persentase Peningkatan
Volume Usaha UMK di Wilayah Bencana yang Aktif Pasca Pemulihan Usaha
10 % 18.45 % 2. Meningkatnya Dukungan Manajemen pada Deputi Bidang Restrukturisasi Usaha
1. Nilai Opini laporan Keuangan
Deputi Restrukturisasi Usaha WTP - 2. Akuntabilitas Kinerja Deputi
Bidang Restrukturisasi Usaha Nilai B Nilai A 3. Tingkat Kepuasan Masyarakat
terhadap Pelayanan di Deputi Bidang Restrukturisasi Usaha
90 % 90 %
Berdasarkan tabel di atas, berikut diuraikan capaian kinerja Deputi Bidang Restrukturisasi Usaha untuk masing-masing sasaran yang telah ditetapkan dalam Perjanjian Kinerja untuk setiap perspektif sebagai berikut:
Sasaran Strategis:
Meningkatnya Daya Saing Koperasi dan UKM
Tabel 3.2: Capaian Indikator Persentase Peningkatan Volume Usaha KUMKM yang mendapatkan pendampingan
Capaian indikator Persentase peningkatan volume usaha KUMKM yang mendapatkan pendampingan sebesar 17.87 % dari target peningkatan volume usaha 15%.
Indikator ini diukur menggunakan peningkatan volume usaha/Omset KUMKM yang meningkat sebesar 17,87 % yang merupakan KUMKM terdampak Covid di 60 (Enam Puluh) PLUT KUMKM.
Indikator Kinerja 1:
Persentase Peningkatan Volume Usaha KUMKM yang mendapatkan Pendampingan
2019 2020
Target Realisasi Target Realisasi
Laporan Kinerja Deputi Bidang Restrukturisasi Usaha Tahun 2020 28
Sumber: https://cis-nasional.id/
Dari diagram 1. dapat di jelaskan jumlah Koperasi dan UKM yang di layani PLUT-KUMKM tahun 2020 mengalami penurunan di bandingkan Tahun 2019.
Sumber: Data Lapangan dari PLUT-KUMKM di Daerah
Dari diagram 2 hasil peningkatan volume usaha UKM yang terdampak covid baik dari segi omset maupun melakukan PHK karyawannya ada 1.595 UKM, dimana data yang dapat tervalidasi adalah 1.441 UKM, berdasarkan data sebelum pandemi covid total omset Rp. 6,532,623,000,- (Enam milyar lima ratus tiga puluh dua juta enam ratus ribu dua puluh tiga
2,000 4,000 6,000 8,000 Koperasi UKM
KOPERASI DAN UKM YANG DI LAYANI PLUT-KUMKM TAHUN
2020
Tahun 2020 Tahun 2019 Diagram 1. DALAM (Rp) % 5,000,000,000 10,000,000,000SEBELUM COVID KONDISI COVID SETELAH
PENDAMPINGAN
PERSENTASE PROGRES PENDAMPINGAN UKM TERDAMPAK
COVID-19
DALAM (Rp) %
Laporan Kinerja Deputi Bidang Restrukturisasi Usaha Tahun 2020 29
ribu rupiah); ketika terjadi pandemi menjadi Rp. 2,711,129,000 (dua milyar tujuh ratus sebelas juta seratus dua puluh Sembilan ribu rupiah) mengalami penurunan omset rata-rata 23 %, karena ada 21 UKM yang masa pandemi mengalami kenaikan omset signifikan. Setelah beberapa bulan di lakukan pendampingan oleh konsultan pendamping Omset dari 1.441 UKM menjadi Rp. 3,199,488,000,- (tiga milyar seratus Sembilan puluh Sembilan juta empat ratus delapan puluh delapan ribu rupiah) naik sebesar 17,87 %. Hal ini melebihi target yang dicapai Asdep Pendampingan Usaha sebesar 15%.
Hasil capaian kinerja Penguatan Pendamping UMKM Dalam Rangka Sertifikasi SKKNI dan Sertifikasi Kompetensi Bidang Pendamping UMKM semula target sasaran sebanyak 130 konsultan tersertifikasi tidak memenuhi target sasaran dikarenakan refocusing untuk Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) akibat pandemi Covid-19 yang berdampak terhadap para pelaku UMKM menjadi target sasaran sebanyak 100 orang tersertifikasi.
Pelaksanaan kegiatan Penguatan Pendamping UMKM Dalam Rangka Sertifikasi SKKNI dan Sertifikasi Kompetensi Bidang Pendamping UMKM Tahun 2020 telah dilaksanakan di 5 (lokasi) yaitu Semarang, Surabaya, Bandung, Bandung dan Surakarta dengan hasil pada tabel sebagai berikut:
Tabel 3.2 : Penguatan Pendamping UMKM Dalam Rangka Sertifikasi SKKNI dan Sertifikasi Kompetensi Bidang Pendamping UMKM Tahun 2020
No. Tenaga Pendamping Peserta Kompeten Sudah Kompeten Belum
1. PLUT-KUMKM 22 21 1
2. ABDSI 78 71 7
JUMLAH 100 92 8
Sumber: Data Konsultan Pendamping PLUT-KUMKM yang mengikuti Sertifikasi SKKNI di 5 lokasi
Dari hasil pelaksanaan terdapat 21 orang konsultan pendamping PLUT-KUMKM Provinsi/Kabupaten/Kota yang sudah kompeten kemudian masing-masing dari mereka diwajibkan untuk memberikan bukti laporan hasil pendampingan sebanyak 1 (satu) KUMKM binaan dengan jumlah 21 laporan hasil dampingan.
Meningkatnya kapasitas usaha KUMKM yang sudah didampingi konsultan pendamping PLUT-KUMKM yang sudah kompeten sebesar Rp. 376.900.000,- dari saat awal sebelum
Laporan Kinerja Deputi Bidang Restrukturisasi Usaha Tahun 2020 30
pendampingan sebesar Rp. 315.750.000,- atau dengan persentase 19,37%. Hal ini telah melebihi target yang dicapai sebesar 15%.
Pada tahun anggaran 2020 Bidang Kerjasama Pendampingan Usaha sedianya diberi tugas untuk melaksanakan Fasilitasi Pendampingan Peningkatan Kapasitas Usaha UMKM di 40 (empat puluh) lokasi kegiatan dengan 30 (tiga puluh) peserta pada masing-masing lokasi, namun demikian karena perubahan postur anggaran atau refocusing penanggulangan Covid-19, Bidang Kerjasama Pendampingan Usaha hanya melaksanakan pada 11 (sebelas) lokasi kegiatan dengan total peserta sebanyak 330 (tiga ratus tiga puluh) UMKM yang terfasilitasi.
Berikut ini Tabel Pelaksanaan Fasilitasi Kegiatan Pendampingan Peningkatan Kapasitas Usaha UMKM melalui PLUT sebagai berikut:
Tabel 3.3 : Pelaksanaan Fasilitasi Kegiatan Pendampingan Peningkatan Kapasitas Usaha UMKM melalui PLUT
No. Lokasi
PLUT-KUMKM Pelaksanaan Tanggal Peserta Jumlah Materi
1. Kab. Kendal 24 Januari 2020 30 Keamanan Pangan &
Digitalisasi Pemasaran
2. Kota Banjarbaru 8 Februari 2020 30 Fasilitasi HaKI
3. Kab. Pacitan 14 Februari 2020 30 Fasilitasi HaKI
4. Kab. Lombok Utara 19 Februari 2020 30 Fasilitasi HaKI & Digitalisasi Pemasaran
5. Kab. Malang 4 Maret 2020 30 Keamanan Pangan &
Digitalisasi Pemasaran
6. Prov. Jawa Barat 5 Maret 2020 30 Digitalisasi
Manajemen Bisnis UKM
7. Kab. Cianjur 12 Maret 2020 30 Pengelolaan Data
Koperasi dan UKM
8. Kab. Subang 30 Juni 2020 30 Desain Kemasan &
Digitalisasi Pemasaran
Laporan Kinerja Deputi Bidang Restrukturisasi Usaha Tahun 2020 31
9. Kab. Tasikmalaya 10 Juli 2020 30 Digitalisasi
Pemasaran
10. Kab. Cianjur 28 Juli 2020 30 Desain Kemasan &
Digitalisasi Pemasaran
11. Prov. Banten 4 September 2020 30 E-Catalog &
Digitalisasi Pemasaran
Sumber: Daftar peserta yang mengikuti Pendampingan Peningkatan Kapasitas
Secara umum tujuan dilaksanakannya kegiatan yaitu untuk meningkatakan kapasitas usaha KUMKM agar lebih berdaya saing dan naik kelas dengan sasaran:
1. Membuka wawasan usaha di Era Digital; 2. Meningkatkan kualitas produk KUMKM;
3. Mendorong produk KUMKM memiliki Sertifikasi;
4. Memfasilitasi produk KUMKM masuk ke pasar online / marketplace.
Laporan Kinerja Deputi Bidang Restrukturisasi Usaha Tahun 2020 32
Tabel 3.4 : Capaian Indikator Persentase peningkatan volume usaha KUMKM yang difasilitasi Kemitraan
Capaian indikator Persentase peningkatan volume usaha KUMKM yang difasilitasi Kemitraan sebesar 9 % dari target peningkatan volume usaha 10%.
Dari hasil penilaian dan evaluasi kinerja unit Asisten Deputi Pengembangan dan Penguatan Usaha sampai dengan bulan Desember 2020 secara umum sudah menunjukkan hasil yang cukup baik, dengan target indikator kerja sebesar 10% dari Peningkatan Volume Usaha KUMKM melalui Pengembangan dan Penguatan Usaha. Berdasarkan hasil tabulasi silang yang ditunjukkan pada tabel 4, hasil tabulasi menunjukkan bahwa mayoritas responden atau sebanyak 47% responden mengalami peningkatan <25% pada sisi produksi, dan 40% pada sisi omzet dan keuntungan usaha. Dari hal tersebut dapat disimpulkan bahwa kegiatan pengembangan dan penguatan usaha memiliki dampak terhadap peningkatan kinerja KUMKM, walaupun tentunya terdapat faktor pendukung lain yang turut mendorong terciptanya kemajuan kinerja KUMKM.
Tabel 3.5. : Hubungan Program Pengembangan dan Penguatan Usaha terhadap Kinerja Usaha KUMKM
Namun dari hasil tabulasi tersebut di atas juga bahwa terdapat 20% KUMKM yang mengalami penurunan omzet usaha dan keuntungan setelah mendapatkan fasilitasi
Indikator Kinerja 2:
Persentase peningkatan volume usaha KUMKM yang difasilitasi Kemitraan
2019 2020
Target Realisasi Target Realisasi
10 % 38 % 10 % 9 %
Besarnya Dampak Program Pengembangan dan Penguatan Usaha
Persentase UMKM Berdasarkan Kinerja Produksi Omzet Keuntungan
a. Tetap 33% 27% 27% b. Menurun 0% 20% 20% c. Meningkat < 25% 47% 40% 40% d. Meningkat 25 ≤ sd < 50% 0% 0% 0% e. Meningkat ≥ 50% 20% 13% 13% Total 100% 100% 100%
Laporan Kinerja Deputi Bidang Restrukturisasi Usaha Tahun 2020 33
pengembangan dan penguatan usaha. Terdapat beberapa faktor yang mengakibatkan penurunan kinerja pada usaha KUMKM, salah satunya akibat pandemi Covid-19 yang sedang dihadapi dunia di tahun 2020. KUMKM merupakan salah satu sektor yang terdampak oleh pandemi Covid-19. Data survei Kementerian Koperasi dan UKM menyebutkan bahwa sektor UMKM yang paling banyak terdampak pandemi Covid-19 adalah penyedia akomodasi dan makan minum (36%), pedagang besar dan eceran (23%) dan industri pengolahan (18%). Adapun permasalahan yang paling banyak dihadapi di masa pandemi Covid-19, antara lain penjualan/permintaan menurun (23%), distribusi terhambat (20%) dan permodalan (19%).
Gambar 3.2. Rata-rata Persentase Peningkatan Kinerja Usaha KUMKM
Dampak yang ditunjukkan oleh tabel 4 mungkin belum cukup untuk mengetahui pencapaian Perjanjian Kinerja pada unit Asisten Deputi Pengembangan dan Penguatan Usaha. Gambar 20 menunjukkan data rata-rata persetase peningkatan kinerja yang dialami oleh KUMKM yang diukur melalui peningkatan produksi, omzet dan keuntungan. Terlihat bahwa rata-rata peningkatan indikator produksi meningkat sebesar 6%, omzet 7% dan keuntungan 9%. Hal tersebut menunjukkan bahwa di tahun anggaran 2020, peningkatan volume usaha/kinerja KUMKM sebesar KUMKM tidak mencapai persentase 10%. Namun, hal ini tidak langsung mengindikasikan buruknya kinerja pada unit Asisten Deputi Pengembangan dan Penguatan Usaha. Terdapat beberapa faktor yang dapat menyebabkan hal tersebut, diantaranya:
9%
7% 6%
Laporan Kinerja Deputi Bidang Restrukturisasi Usaha Tahun 2020 34
Berdasarkan gambar 21 menunjukkan adanya perubahan jumlah produksi usaha KUMKM per bulan, dimana terjadi penurunan sebesar -0,87%. Sama halnya dengan produksi, hasil survei responden menunjukkan bahwa adanya penurunan dari sisi keuntungan dan omzet antara sebelum dan sesudah pandemi Covid-19, yaitu sebesar -18,02% pada keuntungan dan -19,62% pada omzet.
a. Pandemi Covid-19 yang menghantam seluruh lini kehidupan tidak hanya Indonesia, bahkan dunia, tidak hanya dari sisi ekonomi melainkan lingkungan, sosial, dll.
b. Sikap pelaku usaha yang enggan berubah, hal ini terlihat dari data survei yang menunjukkan sebanyak 15% responden belum melek sosial media dan hanya 9% responden yang sudah bergabung pada marketplace. Perubahan sangat dibutuhkan terutama di masa pandemi saat ini. Langkah kecil yang dapat diambil oleh pelaku usaha adalah beralih dari metode offline ke online marketing.
c. Kurang optimalnya pelaksanaan kegiatan, mengingat terbatasnya sumber daya yang dapat dialokasikan di masa pandemi Covid-19.
Gambar 3.3. Perkembangan Produksi Sebelum dan Sesudah Pandemi Covid-19 1.07 3.57 -2.50 -0.87 -3.00 -2.00 -1.00 0.00 1.00 2.00 3.00 4.00 1
Produksi/Bulan
Rata-Rata Saat Pandemi Covid-19 (ribu)
Rata-Rata Sebelum Masa Pandemi Covid-19 (ribu) Selisih Sebelum dan Saat Pandemi Covid-19 (ribu) Persentase Perubahan (%)
Laporan Kinerja Deputi Bidang Restrukturisasi Usaha Tahun 2020 35
Gambar 3.4. Perkembangan Keuntungan Sebelum dan Sesudah Pandemi Covid-19
Gambar 3.5. Perkembangan Omzet Sebelum dan Sesudah Pandemi Covid-19
14.17 22.28 -8.11 -19.64 -30.00 -20.00 -10.00 0.00 10.00 20.00 30.00 1
Omset/Bulan
Rata-Rata Saat Pandemi Covid-19 (Juta Rp)
Rata-Rata Sebelum Masa Pandemi Covid-19 (Juta Rp) Selisih Sebelum dan Saat Pandemi Covid-19 (Juta Rp) Persentase Perubahan (%) 6.29 10.01 (3.71) (18.02) (20.00) (15.00) (10.00) (5.00) 5.00 10.00 15.00 1
Keuntungan/Bulan
Rata-Rata Saat Pandemi Covid-19 (Juta Rp)
Rata-Rata Sebelum Masa Pandemi Covid-19 (Juta Rp) Selisih Sebelum dan Saat Pandemi Covid-19 (Juta Rp) Persentase Perubahan (%)
Laporan Kinerja Deputi Bidang Restrukturisasi Usaha Tahun 2020 36
Gambar 3.6. Dokumentasi Kegiatan UMKM yang didampingi
Tabel 3.6: Persentase Peningkatan Volume Usaha UMK di Wilayah Bencana yang Aktif Pasca Pemulihan Usaha
Indikator Kinerja 3:
Persentase Peningkatan Volume Usaha UMK di Wilayah Bencana yang Aktif Pasca Pemulihan Usaha
2019 2020
Target Realisasi Target Realisasi
- - 10 % 18.45 %
Capaian indikator Persentase Peningkatan Volume Usaha UMK di Wilayah Bencana yang Aktif Pasca Pemulihan Usaha sebesar 18.45 % dari target peningkatan volume usaha 10%. Persentase KUMKM yang mengalami pemulihan usaha pascabencana dengan target 10% dari 300 UMK di wilayah bencana dapat diukur dengan cara membandingkan antara kondisi UMK pasca bencana sebelum mendapat fasilitasi Pemberdayaan KUMKM di Wilayah Bencana dibandingkan dengan UMK pasca bencana setelah mendapat fasilitasi Pemberdayaan KUMKM di Wilayah Bencana melalui Sosialisasi dan Bantuan Pemerintah sebagai stimulan untuk permodalan dan investasi.