• Tidak ada hasil yang ditemukan

A. Program KB – KR

1. Pasangan Usia Subur (PUS)

Program Usia Subur (PUS) yang merupakan sasaran langsung program KB, jumlahnya terus meningkat setiap tahunnya. Tahun 2006 jumlah PUS sebesar 6.185.410 dan pada tahun 2007 menjadi 6.248.972

Tabel. 6

Perkembangan Jumlah PUS

Tahun Jumlah PUS

2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 5.728937 5.772.970 5.918.295 6.016.964 6.108.103 6.185.410 6.248.972

Pus tersebut diharapkan semakin banyak yang berpartisipasi dalam pemakaian kontrasepsi.

2. Partisipasi Masyarakat Dalam Pemakaian Kontrasepsi (Peserta KB)

2.1. Peserta KB Baru

Peserta KB baru diaktifkan setelah peserta KB yang menggunakan kontrasepsi untuk pertama kalinya atau setelah melahirkan / keguguran. Dalam upaya

mengajak PUS untuk menjadi perserta KB, melibatkan berbagai unsur terkait antara lain Kader, PLKB, maupun tenaga medis. Pada tahun 2007 jumlah peserta KB Baru yang berhasil diperoleh sebanyak 746.701 atau 104,93% dari PPM 711.600, dengan rincian hormonal 688.117 (92,15%) dan non hormonal 58.584 (7,85%).

Pencapaian Perserta KB Baru tertinggi adalah Kab. Jepara 132,29 % dan terendah Kab. Kudus 71,45 % dari PPM masing-masing Kab/Kota.

Jika dibanding tahun sebelumnya (2006) pencapaian diatas lebih besar. Pencapaian PB tahun 2006 sebanyak 709.250 atau 104 % dari PPM 681.994. Dari jumlah peserta KB baru sebanyak 746.701 (2007) yang mendapatkan pelayanan swasta sebesar 372.605 atau 49,90%, sedangkan peserta KB baru pria sebanyak 21.465 (2,87%).

Peserta KB baru tahun 2007 yang mendapatkan pelayanan Askeskin sebesar 171.632 (22,29%), lebih besar dibandng tahun 2006 sebanyak 31.612 (4,46%) 2.2. Peserta KB Aktif

Peserta KB yang menggunakan kontrasepsi secara terus menerus adalah yang diharapkan. Untuk itu PUS yang berhasil dibina pada tahun 2006 mencapai 4.778.608 (77.26%) dari PUS sejumlah 6.185.410, lebih tinggi dibanding tahun 2007 (4.861.221) atau

77,79%, sedangkan peserta KB aktif pria 2,60% (2006) dan 2,65% (2007).

2.3. PUS Bukan Peserta KB

Sampai dengan akhir bulan Desember 2007 PUS bukan peserta KB sebesar 1.387.751 dengan rincian :

- Hamil : 200.651

- IAS : 411.933

- IAT : 334.886

- TIA : 440.281

Jumlah diatas lebih kecil dibanding tahun 2006 sebesar 1.408.802

B. Program Kesehatan Reproduksi Remaja

Perkembangan pelaksanaan program KRR di Jawa Tengah, dari tahun ketahun terus meningkat, pada tahun 2006 telah terbentuk Pusat Informasi Konseling dan Kesehatan Reproduksi Remaja (PIK-KRR) sebanyak 147. Tahun 2007 meningkat menjadi 532, bila dibandingkan dengan jumlah kecamatan PIK-KRR tersebut baru mencapai 93,66%. Sedangkan keberadaan Pendidik Sebaya ( PS ) sebanyak 308 (481 th 2006 ) dan Konselor Sebaya (KS) 249 (410 th 2006), jadi rata-rata keberadaan PS dan KS di PIK-KRR kurang dari 1 (satu) orang.

Klasifikasi PIK-KRR sebanyak 532 pada tahun 2007 dapat dirinci sbb:

- Tahap tumbuh : 515

- Tahap tegak : 15

- Tahap tegar : 2

Keberadaan PIK-KRR tersebut terdapat pada basis :

- Sekolah umum/keagamaan : 169

- Organisasi keagamaan : 74

- LMS/organisasi kepemudaan : 289

C. Program Ketahanan dan Pemberdayaan Keluarga

Program ini diarahkan pada upaya pemberdayaan ekonomi keluarga serta meningkatkan ketahanan keluarga dari mulai balita hingga lansia.

1. Pembinaan Ketahanan Keluarga.

Disamping pemberdayaan secara ekonomi, keluarga juga mendapat perhatian dalam pembinaan mental, khususnya dalam membentuk keluarga sejahtera. Upaya tersebut dilakukan melalui program pembinaan ketahanan antara lain dengan membangun :

- Bina Keluarga Balita (BKB) - Bina Keluarga Remaja (BKR) - Bina Keluarga Lansia (BKL) - Bina Lingkungan Keluarga (BLK) 1.1. Bina Keluarga Balita

Program ini diarahkan pada keluarga-keluarga yang memiliki Balita diberikan pengetahuan dan

ketrampilan dalam membina tumbuh kembangkan anak, sehingga dapat berkembang sesuai tahapannya.

Pembinaan tersebut dilakukan dengan pembentukan kelompok Bina Keluarga Balita, disetiap wilayah RW. Pada tahun 2006, telah terbentuk 20.688 kelompok BKB di Jawa Tengah, jumlah tersebut mengalami penurunan dibandingkan tahun 2007 (18.780). Jika dibandingkan dengan tingkat wilayah (RW), tahun 2006 baru 42,31 % dari seluruh RW (48.892), sedang pada tahun 2007 ada 18.780 BKB dari 48.628 RW (38,60 %) Penurunan tersebut erat kaitannya dengan semakin kecilnya keluarga yang memiliki Balita, yang berarti berhenti dari kegiatan tersebut.

1.2. Bina Keluarga Remaja.

Analog dengan Keluarga Balita, perbedaan terletak pada anggota keluarga yang dimiliki, BKR diberikan kepada keluarga-keluarga yang memiliki anggota berusia remaja. Keluarga dibimbing dan dibina bagaimana memperlakukan remaja yang merupakan usia transisi dari Balita ke Remaja/ Dewasa.

Jumlah kelompok BKR pada tahun 2006 tercatat 6.617 atau lebih kecil dibanding kondisi tahun 2007 (6.756).

Anggota yang aktif mengikuti kegiatan pada tahun 2007 ada 343.659 kelompok. Rata-rata setiap kelompok beranggotakan 51 keluarga, sedangkan keberadaan BKR 6.756 tersebut dibanding jumlah

desa 8.573 mencapai 78,81 %, jadi belum setiap desa tumbuh BKR.

1.3. Bina Keluarga Lansia

Sesuai dengan hasil Analisa Hasil Susenas tahun 2006, jumlah penduduk berusia lansia (>65) terus meningkat, tahun 2005 berjumlah 2.228.703 dibanding tahun 2006 (2.281.200). Jumlah yang terus meningkat tersebut mendorong keluarga untuk dapat memberikan perlakuan yang tepat dalam keluarganya, sehingga para lansia benar-benar memperoleh kebahagiaan diusia tuanya. Untuk itu peran kelompok Bina Keluarga Lansia sangat diharapkan untuk memberikan pengetahuan dan ketrampilan tentang penanganan Lansia. Pembinaan dilakukan melalui program kelompok BKL yang jumlahnya menurun menjadi 7.224 (2007) dari 13.365 (2006). Sedangkan jumlah anggotanya tahun 2007 mencapai 328.770 atau rata-rata 46 keluarga setiap kelompok. Dikaitkan dengan jumlah desa (8.573) sudah mencapai 84,26 %.

1.4. Bina Lingkungan Keluarga

Mulai tahun 2004 di Jawa Tengah dibentuk model upaya Pembinaan Kualitas Lingkungan Keluarga (PKLK) di lapangan melalui kelompok Bina Lingkungan Keluarga, dengan dasar pembentukan SK Gubernur Jateng No. 400/24/2005 tertanggal 21 April 2005. Diharapkan sampai dengan tahun akhir 2006 disetiap kecamatan telah dibentuk minimal 1

(satu) kelompok BLK disetiap kecamatan dan tahun 2009 ada 2 kelompok BLK percontohan disetiap kecamatan. Tahun 2005 BLK ada 60 dan tahun 2006 sudah ada 594 kelompok dan tahun 2007 berkembang menjadi 606, yang sudah mencapai 106,70 % dibanding jumlah kecamatan

2. Pemberdayaan Ekonomi Keluarga

Keluarga-keluarga Kukesra para akseptor dalam upaya meningkatkan ekonomi keluarga melalui kegiatan kelompok yang dinamakan Usaha Peningkatan Pendapatan Keluarga Sejahtera (UPPKS). Jumlah kelompok ini tersebar di seluruh pelosok Jawa Tengah yang pada tahun 2006 berjumlah 75.752 kelompok dengan jumlah anggota 2.063.679, yang berusaha 1.026.539 (47,74%). Sedangkan pada tahun 2007 jumlah kelompok UPPKS 62.197 dengan anggota 2.645.380. Jumlah keluarga Pra S dan KS I yang menjadi anggota kelompok UPPKS sebanyak 3.084.886 (53,79%) dari total keluarga yang menjadi anggota sejumlah 5.734.905. Sedangkan jumlah anggota UPPKS dari keluarga Pra S dan KS I sebanyak 1.214.448 yang berusaha sebesar 717.767 (59,10%).

3. Penggunaan Bantuan Modal

Dalam upaya memberikan dorongan kepada para keluarga yang tergabung dalam UPPKS, pemerintah memberikan bantuan modal berupa program kredit usaha

keluarga sejahtera, dengan tujuan meningkatkan kegiatan usahanya yang pada gilirannya akan meningkatkan pula kesejahteraan anggotanya.

Sampai dengan bulan Desember tahun 2007, jumlah anggota yang memanfaatkan bantuan modal sebanyak 814.106 atau 47,44 % dari seluruh anggota sebanyak 1.716.164.

D. Program Penguatan Pelembagaan Keluarga Kecil Berkualitas

Program ini diarahkan untuk meningkatkan kemandirian sekaligus meningkatkan cakupan dan kualitas pelayanan Kependudukan dan Keluarga Berencana / Kesehatan Reproduksi serta Pemberdayaan Keluarga, terutama yang diselenggarakan oleh masyarakat, dan juga dimaksudkan untuk meningkatkan mutu kinerja para pengelola dan pelaksana di lapangan. Program ini juga bertujuan untuk penguatan kelembagaan dan peningkatan kapasitas kinerja, termasuk dalam pengembangan kebijakan pembangunan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional yang kuat dan terintegrasi.

1. Pembantu Pembina Keluarga Berencana Desa (PPKBD) Keberadaannya sangat strategis dalam operasional di lini lapangan, melalui kader-kader inilah pelaksanaan program KB di desa digerakan secara intensif.

Tahun 2006 jumlah PPKBD 8.836, tahun 2007 sedikit menurun menjadi 8.634. Prosentasenya bila dibanding

dengan jumlah desa 8.573 adalah sebesar 100,71%, jadi disetiap desa sudah ada 1 PPKBD.

2. Sub Pembantu Pembina Keluarga Berencana Desa (Sub PPKBD)

Institusi pengelola program KB yang mempunyai fungsi dan tujuan sama seperti PPKBD yaitu Sub PPKBD tetapi keberadaannya diwilayah yang lebih rendah (RW). Jumlah Sub PKBD tahun 2006 sebanyak 50.142, tahun 2007 meningkat menjadi 50.795. Jika diprosentase dengan RW sejumlah 48.628 adalah 95,73 %, maka hampir disetiap RW sudah ada 1 Sub PPKBD.

3. Kelompok Peserta KB (Pok KB)

Para peserta KB membentuk kelompok paguyuban ditingkat RT untuk membantu pemerintah dalam KIE terhadap masyarakat, karena mereka memiliki pengalaman yang baik sebagai peserta KB di wilayahnya, PUS yang belum ber-KB diharap lebih mudah diajak aktif dalam ber KB dengan memberikan motivasi dilingkungannya.

Jumlah Pok KB tahun 2006 sekitar 193.038 dan meningkat pada tahun 2007 menjadi 193.911 dengan jumlah RT sebanyak 201.014, bila diprosentasekan adalah 96,47 %, jadi hampir di semua RT sudah ada Pok KB.

4. Tahapan Keluarga

Jumlah keluarga Jawa Tengah tahun 2007 berdasarkan hasil pendataan keluarga berjumlah 9,109,422 atau lebih besar dibanding tahun 2006 sebesar 8,935,754, berarti ada kenaikan 173.668, yang merupakan keluarga pendatang (pindahan dari daerah lain) maupun keluarga baru. Dari hasil pendataan keluarga tahun 2007, kalau diperhatikan setiap daerah, terlihat Kabupaten Brebes merupakan daerah dengan jumlah keluarga terbanyak yaitu 488,423 (5.36%), dan paling sedikit Kota Magelang berjumlah 31,831 (0.35%).

Jumlah KK tersebut menurut tahapan terbagi menjadi 5 tahapan : Keluarga Pra Sejahtera, Keluarga sejahtera I, Keluarga Sejahtera II, Keluarga Sejahtera III dan Keluarga Sejahtera III Plus.

Tabel. 7

Jumlah KK Berdasarkan Tahapan

TAHUN % No Tahapan 2006 2007 2006 2007 Kel Pra S KS. I KS. II KS. III KS. III+ 3,198,596 1,768,473 1,857,339 1,786,631 324,715 3,138,808 1,709,963 1,944,991 1,972,391 343,269 35.80 19.79 20.79 19.99 3.63 34.46 18.77 21.35 21.65 3.77 1 2 3 4 5 Jumlah 8,935,754 9,109,442 100 100

3.1. Keluarga Pra Sejahtera

Keluarga ini merupakan keluarga yang belum dapat memenuhi kebutuhan dasarnya secara minimal, jumlahnya pada tahun lalu (2006) sebanyak 3,198,596 (35,80%), mengalami sedikit penurunan pada tahun 2007 menjadi 3,138,808 (34,46%).

Tabel. 8

Jumlah Keluarga Pra KS Tahun 2006-2007 Phisik % No Tahapan 2006 2007 2006 2007 1. K PRA S 3.198.596 3.138.808 35,80 34,46 3.2. Keluarga Sejahtera I

Tahun 2006 Jawa Tengah terdapat Keluarga Sejahtera I sebanyak 1.768.473 KK atau 19,79%, ada penurunan pada tahun 2007 menjadi 1.709.963 (18,77%).

Daerah dengan kondisi diatas (tahun 2007) rata-rata diatas Provinsi ada 13 Kab/Kota (37,14%), daerah dibawah rata-rata Provinsi 22 Kab/Kota (62,86%). Daerah paling tinggi Kota Tegal (25,71%) dan terendah Kab. Rembang (7,20%).

Tabel.9

Jumlah Keluarga Sejahtera I Jateng Tahun 2006-2007 Phisik % No Tahapan 2006 2007 2006 2007 1 KS.I 1.768.473 1.709.963 19,79 18,77 3.3. Keluarga Sejahtera II

Jumlah Keluarga Sejahtera Tahap II (KS II) pada tahun 2007 :1.944.991 atau 21,35% dari seluruh KK di Jateng, dengan posisi 17 daerah (48.57%) diatas rata-rata Provinsi dan selisihnya 51.43 % masih dibawah Provinsi.

Tabel.10

Jumlah Keluarga Sejahtera II Jateng Tahun 2006-2007

Phisik % No Tahapan

2006 2007 2006 2007

1 KS.II 1.857.339 1.944.991 20,79 21,35

3.4. Keluarga Sejahtera III

Keluarga dengan tahapan seperti ini adalah yang diharapkan, karena tingkat kesejahteraan cukup baik dengan memiliki kesempatan kepedulian

terhadap keluarga-keluarga dengan tahapan dibawahnya. Jumlah keluarga ini pada tahun 2007 sebanyak 1.972.391 (21,65%) dari seluruh KK.

3.5. Keluarga Sejahtera III Plus (+)

Keluarga ini merupakan keluarga ideal, dimana dari 23 indikator dapat dipenuhi semuanya, jumlah tahun 2007 masih belum banyak baru, sebesar 343.269 KK atau 3,77% dari seluruh KK di Jateng yang mencapai 9.109.442. Namun demikian kondisi tersebut cukup baik menunjukkan adanya peningkatan sebesar 18.554 KK dari posisi tahun 2006 sebesar 324.715 KK.

Dokumen terkait