• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pencapaian Sasaran Strategis Kegiatan Pusat Data dan Sistem

AKUNTABILITAS KINERJA

3.2 Pencapaian Sasaran Strategis Kegiatan Pusat Data dan Sistem

Adapun rincian output berdasarkan Penetapan Kinerja yang ditanda tangani Kepala Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian T.A 2012 adalah seperti tersebut pada Tabel 4.

Tabel.6Capaian Output sesuai dengan Penetapan Kinerja Kegiatan Pusat Data Dan Sistem Informasi Pertanian T.A 2012

Kode Output Jumlah % Target Volume Realisasi Volume

01 Laporan Penyusunan,Pengkajian dan Pengembangan Data dan Informasi

20 lap 20 lap 100

02 Laporan Pembinaan,

Pengembangan,Pemanfaatan dan Analisis Data dan Informasi

7 lap 7 lap 100

03. Laporan Pembuatan/Pengembangan Sistem, Data, Statistik dan Informasi

11 Lap 11 lap 100

04. Pelatihan dan Pengembangan SDM 1.409 org 2.083 org 147,84 06. Dokumen Perencanaan dan

Pengelolaan Anggaran

7 dok 7 dok 100

07. Laporan Penyusunan Laporan dan Monitoring Evaluasi Kegiatan

7 lap 7 lap 100

10. Alat Pengolah Data dan Multimedia 82 unit 82 unit 100

994. Layanan Perkantoran 12 bln 12 bln 100

Jumlah Anggaran Rp. 43.954.500.000,-

Kegiatan Pengembangan Perstatistikan dan Sistem Informasi Pertanian

3.2 Pencapaian Sasaran Strategis Kegiatan Pusat Data dan Sistem

Informasi Pertanian Yang Mendukung Program Kementerian Pertanian antara lain meliputi :

3.2.1 Dibidang Pengembangan Statistik

3.2.1.1 Kegiatan Upaya Percepatan Penyediaan data dan Kualitas Data Tanaman Pangan Berkesinambungan Pada Skala Nasional’

Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian sebagai salah satu unit instansi di Kementerian Pertanian mempunyai kewajiban untuk mengumpulkan data, mengolah, menganalisis dan membuat kajian

36 komoditas tanaman pangan khususnya padi/beras, jagung, kedelai dan komoditas pangan lainnya yang berguna untuk membantu dalam perumusan kebijakan, perencanaan, evaluasi dan monitoring oleh para pengambil kebijakan.

Data padi dan palawija yang dihasilkan dari produksi dalam negeri, didapatkan dari sumber data terendah yakni mulai dari level kecamatan yang secara berjenjang dilaporkan pada level di atasnya yaitu kabupaten/kota, provinsi dan pusat. Selanjutnya data tersebut diolah bersama antara Kementerian Pertanian dengan BPS menjadi data resmi yang dipublikasikan sebanyak tiga kali dalam setahun atau secara subround. Namun pada saat ini dengan semakin intensifnya perencanaan yang memerlukan data setiap bulan, maka dengan mengandalkan data yang dipublikasikan setiap subround (4 bulan) dirasa tidak cukup. Para pengambil kebijakan memerlukan informasi terkini setiap bulannya.Pemenuhan data setiap bulan secara real time sangat memungkinkan untuk didapatkan, karena formulir pengumpulan data padi biasa dilaporkan bulanan.

Berdasarkan hal tersebut, maka perlu terobosan baru untuk mengalirkan data dari daerah ke pusat. Dengan terobasan baru ini, diharapkan data akan tersedia secara tepat setiap bulannya. Melalui kegiatan „Upaya Percepatan Penyediaan data dan Kualitas Data Tanaman Pangan Berkesinambungan Pada Skala Nasional‟ diharapkan ketersediaan data akan dapat diperoleh secara berkesinambungan, sehingga informasi perkembangan kondisi tanaman padi di lapang dapat dipantau dengan baik.

Metode yang digunakan dalam analisis data hasil kegiatan „Upaya Percepatan Penyediaan data dan Kualitas Data Berkesinambungan Pada Skala Nasional‟ adalah analisis diskriptif sederhana yang mengulas tentang situasi pertanaman meliputi analisis situasi luas tanam, luas panen komoditas pada jangka waktu n-1. Dalam analisis juga mengulas

37 potensi produksi komoditas pada periode n-1 dan prediksi potensi produksi komoditas pada beberapa bulan ke depan.

Hasil Yang Telah Dicapai dari target 1 laporan terealisasi 1 laporan dengan lampiran sbb:

a. Lampiran 1. Database SP-TP berupa raw data SP-PADI dan SP-PALAWIJA Bulan Januari – Desember 2012 (sofcopy-CD)

b. Lampiran 2. Buletin Situasi Pertanaman Padi, Jagung dan Kedelai Bulan Januari-Desemvber 2012 softcopy (dalam bentuk pdf -CD) dan hardcopy (616 hal) dicetak 17 eksp c. Lampiran 3. Bahan Tayangan Rapat Pimpinan Kementerian

Pertanian Bulan Mei – Desember 2012 (softcopy (CD) dan hardcopy (396 hal) dicetak 17 eksp

d. Lampiran 4. Rekap Data SP-TP (luas tanam, luas panen dan luas puso) untuk bahan diseminasi ke Instansi terkait (Direktorat teknis linkup Ditjen Tanaman Pangan dan Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi (Softfile – dikirim by email)

e. Buku Petunjuk Administrasi Teknis Kegiatan

3.2.1.2 Indikator Makro Sektor Pertanian

Kondisi perkembangan sektor pertanian dilihat dari kontribusinya terhadap PDB menunjukkan kinerja yang cukup baik. Selama lima tahun terakhir dari tahun 2007 hingga 2011, PDB sektor pertanian mengalami pertumbuhan rata-rata sebesar 3,64%, suatu angka pertumbuhan yang tidak terlalu rendah. Demikian pula apabila dilihat dari sisi struktur perekonomian nasional, pangsa sektor pertanian primer mengalami peningkatan, yakni dari 13,72% pada tahun 2007 menjadi 14,72% pada tahun 2011.

38 Sektor pertanian diposisikan sebagai motor penggerak pembangunan pertanian, melalui pencapaian 4 target utama pembangunan pertanian, yakni (1) pencapaian swasembada dan swasembada berkelanjutan, (2) Peningkatan diversifikasi pangan, (3) peningkatan nilai tambah, daya saing dan ekspor, serta (4) peningkatan kesejahteraan petani.

Walaupun sektor pertanian memiliki posisi yang strategis, pada kenyataannya kebijakan yang diambil baik pada tingkat konsep maupun implementasi belum sepenuhnya berjalan sesuai yang diharapkan serta berpihak kepada sektor pertanian. Proteksi terhadap sektor pertanian jauh lebih rendah dibandingkan sektor industri. Penerapan nilai tukar yang over valued pada masa orde baru menempatkan sektor pertanian sulit melakukan ekspor karena harga menjadi lebih mahal, sehingga kurang kompetitif di pasar global. Sedangkan sektor industri akan memperoleh subsidi terhadap bahan baku dan bahan penolong dengan penerapan yang over valued tersebut.

Krisis ekonomi yang pernah terjadi di Indonesia telah menimbulkan kesadaran mengenai pentingnya sektor pertanian. Sektor pertanian menjadi katup pengaman dari krisis yang terjadi dengan menjadi satu-satunya sektor yang mampu bertahan dengan pertumbuhan yang positif, sedangkan sektor lainnya mengalami penurunan yang cukup signifikan. Hanya saja peningkatan ekspor selama krisis tersebut justru berbalik mengalami penurunan pada tahun-tahun berikutnya. Fakta ini memperlihatkan secara relatif sektor pertanian belum mampu memanfaatkan momentum melemahnya rupiah untuk meningkatkan ekspor dengan meningkatkan produktivitas dan kualitas produk sesuai dengan preferensi pasar ekspor.

39 a) Tersedianya data ekspor impor komoditas pertanian, investasi, Indeks

Harga Konsumen (IHK), inflasi, Nilai Tukar Petani (NTP), tingkat suku bunga, upah buruh tani, serta perkreditan pertanian.

b) Tersediaan database ekspor-impor komoditas pertanian yang tertata dengan baik.

c) Tersusunnya buku saku indikator makro sektor pertanian dan buku statistik makro sektor pertanian.

d) Terlaksananya analisis data indikator makro sektor pertanian serta terbitnya buletin indikator makro secara kontinyu, yang meliputi Buletin ringkas bulanan dan Buletin triwulanan.

e) Terdistribusinya data dan hasil analisis makro sebagai informasi pendukung kebijakan sektor pertanian.

Hasil yang telah dicapai dari target 1laporan terealisasi 1 laporan dengan lampiran sbb:

1) Buku Statistik Makro Sektor Pertanian 2012 sebanyak 120