• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pencapaian Target Tahun 2015

BAB II. PENCAPAIAN PROGRAM DMO BOROBUDUR TAHUN 2015

1. Pencapaian Target Tahun 2015

Pelaksanaan Program DMO Borobudur pada bulan April 2014 masih pada tahap penyusunan rencana kerja dan persiapan pelaksanaan kegiatan. Kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan pada bulan April adalah finalisasi dan sosialisasi rencana kerja DMO Borobudur tahun 2014 kepada LWG DMO Borobudur.

Selain finalisasi dan sosialisasi rencana kerja, pada bulan ini juga dilakukan rapat persiapan pembukaan Gerai Kuliner Khas Borobudur pada Kamis, 17 April 2014 di Kantor BUMDes Mandala Borobudur. Para peserta rapat menyetujui bentuk kerja sama berikut ini.

a. Pencapaian Bulan Juli 2015

Pelaksanaan kegiatan DMO pada bulan Juni meliputi kegiatan Penguatan Kelompok Kerja Lokal Pariwisata/ Local Working Group guna persiapan pembentukan Forum Tata Kelola Pariwisata, mengumpulkan seluruh elemen destinasi wisata untuk duduk bersama membahas problematika pariwisata kawasan Borobudur baik dalam segi Infrastruktur, promosi, budaya dll. Membahas pula kendala-kendala yang selanjutnya dibahas dan dicarikan jalan keluar bersama.

Kegiatan diawali dengan pertemuan bersama seluruh pengurus inti, yang meliputi pengurus harian dan dewan penasehat. Dalam pertemuannya dibahas pola penguatan kelembagaan dan peninjauan struktur organisasi dan peninjauan kembali Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga forum tata kelola pada DMO Borobudur.

Beberapa kegiatan yang dilaksanakan pada bulan Juli 2015 merupakan derivasi dari kegiatan Peningkatan peran dan kapasitas masyarakat Borobudur secara lebih luas dalam perencanaan, pengelolaan, dan pengendalian pembangunan kepariwisataan berkelanjutan, serta upaya optimalisasi gedung TIC & Panggung Terbuka. Kegiatan tersebut telah direncanakan dan terdapat pada Desain Strategi dan Rencana Aksi DMO Borobudur tahun 2013 hingga tahun 2015

Laporan Tahunan DMO Borobudur

2015

17

Sasaran dari kegiatan tersebut adalah penguatan fungsi kelembagaan/organisasi yang telah ada dan pengembangan peran aktif masyarakat, pelaku usaha, pemerintah dan perguruan tinggi dalam pengelolaan secara terpadu dan berkelanjutan.

Upaya pencapaian sasaran tersebut dilakukan melalui;

1) Koordinasi dengan Kepala Dinas Pariwisata Kab. Magelang, dilanjutkan dengan pertemuan FTKP di Borobudur

DMO sebagai program yang bertujuan untuk mewujudkan tata kelola destinasi pariwisata yang terstruktur dan sinergis, yang mencakup fungsi koordinasi, perencanaan, implementasi, dan pengendalian organisasi destinasi secara inovatif dan sistemik melalui pemanfaatan jejaring, informasi, dan teknologi dan yang terpimpin secara terpadu dengan peran serta masyarakat, pelaku/asosiasi, industri, akademisi dan pemerintah. Tidak akan mencapai tujuan dalam meningkatkan kualitas pengelolaan, volume kunjungan wisata, lama tinggal dan besaran pengeluaran wisatawan serta manfaat bagi masyarakat lokal, bila tidak dilakukan melalui fungsi koordinasi dengan pemangku kepentingan.

Dalam hal tersebut sebelum pelaksanaan program, terlebih dahulu dilakukan koordinasi dengan Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Magelang untuk mendapatkan dukungan dan sinergitas program dalam pengembangan kepariwisataan di Kabupaten Magelang khususnya kawasan wisata Borobudur. Hasil koordinasi tersebut berupa kesepakatan dan sharing program untuk optimalisasi fungsi TIC sebagai sarana informasi, promosi dan market bagi kepariwisataan di Magelang. Share program yang dapat dijanjikan Kepala Dinas Pariwisata, berupa kesanggupan penambahan sarana informasi dan sarana pendukung lainnya.

Kegiatan optimalisasi TIC dihadiri oleh :

1. Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Magelang, Bpk. Drs Edy Susanto

2. Fasilitator Destinasi Borobudur, Ibu Yani Adriani

3. Fasilitator Destinasi Borobudur (pengganti), Oesman Raliby dan Retno Rusdjijati

Laporan Tahunan DMO Borobudur

2015

18

4. Pelaksana Teknis DMO Borobudur, Undhan S.

5. Fasilitator Lokal, Abbet Nugroho dan 6. Dua Orang Staff Kementerian Pariwisata

Program optimalisasi TIC ini menjadi perioritas kegiatan bagi program pengembangan pariwisata di Borobudur pada tahun 2015.

2) Koordinasi dengan Pengelola FTKP Borobudur

Koordinasi dengan pengurus inti Forum Tata Kelola Pariwisata Borobudur dilakukan sebagai prakegiatan pengembangan kepariwisataan di Borobudur, selain untuk sosialisasi atau pengenalan terhadap fasdes dan faslok yang baru. Dalam pertemuan atau silaturrahmi tersebut mendapatkan beberapa masukan terkait dengan pengembangan kepariwisataan Borobudur kedepan. Dibahas pula rencana tindak yang akan dipaparkan pada pertemuan dengan seluruh pengelola FTKP Borobudur

Kegiatan tersebut dihadiri antara lain, Wakil ketua FTKP, Sekretaris, Bendahara, Faslok lama, Komisi industri kecil, fasdes, staff kementerian pariwisata, dan narasumber (fasdes lama).

3) Koordinasi dengan Dir. PT TWCB dan Kepala Balai konservasi Kab. Magelang

Upaya koordinasi juga dilakukan dengan Dir. PT TWCB dan Kepala Balai konservasi Kab. Magelang. Kegiatan koordinasi dilakukan untuk sosialissai dan sharing kegiatan serta dukungan kegiatan pengembangan kepariwisatan di Borobudur. Upaya tersebut dimaksudkan agar terjadi sinergitas kegiatan dan atau program yang dapat dilaksanakan secara bersama.. Dukungan program di berikan baik oleh PT. TWCB maupun Balai konservasi dalam kerangka kemitraan kegiatan

4) Rapat koordinasi dengan FTKP, Pembahasan perioritas program, Pemetaan Program kerja.

Laporan Tahunan DMO Borobudur

2015

19

Koordinasi dengan pengurus FTKP borobudur dilakukan dalam kerangka pemetakan program yang telah dirancang dan dituangkan dalam dokumen DSRA Borobudur.Kegiatan diawali dan diarahkan oleh Fasdes pengganti, Oesman Raliby mengenai keterlambatan dalam memulai kegiatan pengembangan kepariwisataan tahun 2015.

Berikutnya penyampaian dan evaluasi kinerja FTKP yang dipaparkan oleh Fasilitator Lokal Adji Nugroho. Dalam paparannya dikatakan adanya beberapa kegiatan yang harus mendapatkan stressing untuk kegiatan berikutnya, antara lain masalah kelembagaan.Kesepakatan program kegiatan tahun 2015

Kegiatan dihadiri oleh Pembina FTKP, Wakil Ketua FTKP, Fasdes, faslok, dan unsur sekretariat.

Dalam rapat perdana FTKP tersebut berdasarkan masukan-masukan dari pembina, disepakati beberapa perioritas program antara lain:

a) Penguatan Kelembagaan FTKP melalui Revitalisasi Pengurus inti b) Peninjauan dan pemberlakukan AD-ART FTKP

c) Memfungsikan gedung TIC sebagai basecamp / sekretariat FTKP Borobudur

d) Palatihan Achievment Motivation Training bagi pengelola FTKP

e) Optimalisasi TIC dengan penambahan sarana informasi berbasis web dan e-mobile.

.

b. Pencapaian Bulan Agustus 2015

Beberapa kegiatan yang dilaksanakan pada bulan Agustus 2015 merupakan derivasi dari kegiatan Peningkatan peran dan kapasitas masyarakat Borobudur secara lebih luas dalam perencanaan, pengelolaan, dan pengendalian pembangunan kepariwisataan berkelanjutan, serta upaya optimalisasi gedung TIC & Panggung Terbuka. Kegiatan tersebut telah direncanakan dan terdapat pada Desain Strategi dan Rencana Aksi DMO Borobudur tahun 2013 hingga tahun 2015

Laporan Tahunan DMO Borobudur

2015

20

1) Peningkatan peran dan kapasitas masyarakat Borobudur secara lebih luas

dalam perencanaan, pengelolaan, dan pengendalian pembangunan kepariwisataan berkelanjutan

Destination Management Organization (DMO) adalah struktur tata kelola destinasi pariwisata yang mencakup perencanaan, koordinasi, implementasi, dan pengendalian organisasi destinasi secara inovatif dan sistemik melalui pemanfaatan jejaring, informasi dan teknologi, yang terpimpin secara terpadu dengan peran serta masyarakat, asosiasi, industri, akademisi dan pemerintah dalam rangka meningkatkan kualitas pengelolaan, volume kunjungan wisata, lama tinggal dan besaran pengeluaran wisatawan serta manfaat bagi masyarakat di destinasi pariwisata

Upaya untuk pencapaian kondisi tersebut, maka perlu dilakukan peninjauan kembali kepada struktur organisasi agar lebih berperan pada masyarakat secara optimal. Beberapa pendekatan yang dilakukan antara lain: a) Penguatan Forum Tata Kelola Pariwisata

Merupakan salah satu program yang tercantum dalam Dokumen DSRA dalam rangka meningkatkan tata kelola destinasi pariwisata untuk mewujudkan nilai attractiveness, competitiveness dan sustainability dengan melibatkan seluruh stakeholder pariwisata. Dalam perwujudan tersebut diperlukan keterpaduan antar berbagai pemangku kepentingan yang menjadi elemen penting dalam mengembangkan sektor pariwisata.“Format keterpaduan pembangunan kepariwisataan baik secara lintas sektoral, lintas pelaku maupun lintas wilayah regional yang sinergis dan berkelanjutan dibutuhkan untuk pengembangan strategi kepariwisataan.

Namun sebagaimana yang dapat dilihat bahwa keterpaduan dimaksud belum dapat dicapai di DMO Borobudur, Hal tersebut, karena masing-masing pemangku kepentingan masih berjalan sendiri-sendiri dan belum bersinergi antara satu dengan yang lain. Dipertajam lagi kondisi riil dari LWG di Borobudur masih sarat dengan kepentingansehingga belum dapat bersinergi denga baik.

Laporan Tahunan DMO Borobudur

2015

21

Kegiatan penguatan Forum Tata kelola dengan peninjauan kembali AD/ART - FTKP atau DMO Borobudur, diharapkan mampu menjadi rujukan bagi para pengelola yang terlibat dalam mekanismen organisasi, sehingga akan mampu membangun sinergitas dan penguatan terhadap kelembagaan.

Kegiatan diawali dengan penggandaan draft AD/ART untuk didistribusikan kepada seluruh anggota untuk didistribusikan dan berikan koreksi dan masukan-masukan. Tahap berikutnya akan dilakukan Forum Group Discussion untuk pepenentuan dan pemantapan serta pengeesahan.

b) AMT bagi Pengeola Kelembagaan DMO Borobudur

Pelatihan dimaksudkan untuk memberikan pembekalan dalam hal tata kelola/pengelolaan kepariwisataan bagi pengelola DMO Borobudur, mulai dari Fasdes, Faslok, LWG hingga pada komisi-komisi. Dengan adanya pelatihan ini tentunya dapat menambah pengetahuan sebagai pengelola untuk dapat mengembangkan menjalankan organisasi agar lebih baik kedepannya.

Kegiatan AMT tersebut dilaksanakan bertujuan untuk meningkatkan motivasi berprestasi dalam rangka pencapaian rencana yang dibuat dan ditetapkan dalam dokumen DSRA. Selain juga untuk mengembangkan sikap terbuka dan tanggap terhadap berbagai hal serta informasi, ataupun masalah yang dihadapi berkaitan dengan ketata kelolaan Pariwisata. Selain itu, diberikan pula pemahaman kepada peserta pelatihan bagaimana organisasi dapat bertahan hidup dan berdaya saing, yaitu organisasi yang dapat meningkatkan efesiensi, efektifitas dan kualitas serta memberikan nilai tambah kesejahteraan kepada masyarakat.

Hadir dalam pelatihan tersebut Motivator Lokal Fuzna Marzuqo SH., yang tampil memukau dalam penyampaian Materi. Hadir pula Narasumber Kementerian Pariwisata Bpk. Ari Suhandi dan Ibu Yani Andriyani yang berkenan merefresh dengan membuka kembali ingatan para pengelola akan essensi DMO, apa bagaimana dan untuk siapa.

Laporan Tahunan DMO Borobudur

2015

22

Sebagai testimoni untuk kegiatan pemberdayaan masyarakat dan pengembangan Destinasi wisata sehingga tetap survive dan semakin berkembang, seorang pelaku, pegiat, dan relawan dari Gunung Kidul atau Kelompok Sadar Wisata Nglanggeran, Bpk Sugeng Handoko. Pada tanggal 21 Agustus 2015 di Pondok Tingal.

2) Optimalisasi TIC & Panggung Terbuka

Tidak dapat dipungkiri bahwa TIC merupakan garda depan informasi pariwisata pada beberapa daerah termasuk kawasan wisata Borobudur yang direct ke wisatawan. Kondisi saat ini masih sangat banyak hal dari TIC kita yang harus dibenahi, semuanya akan berproses. Mudah-mudahan ke depan peran TIC bisa semakin dioptimalkan, wisatawan bisa semakin mudah dan terang mendapatkan informasi wisata dan lainnya yang dibutuhkan.

Bersama stakeholder, DMO Borobudur mulai tahun ini ingin memanfaatkan TIC sebagai tempat berbagi informasi. Untuk mewujudkan hal tersebut dilakukan beberapa pendekatan antara lain;

a) Silaturrahmi dan Sharing Program dengan Kepala Bappeda Kab. Magelang Kegiatan Silaturrakhmi dengan kepala Bappeda tersebut dilakukan sambil melaporkan kegiatan DMO di Borobudur yang sudah dilakukan sejak tahun 2011. Disampaikan pula tahapan transformasi pada tahun pertama, program DMO berada pada tahapan penguatan gerakan kesadaran kolektif stakeholder.

Selanjutnya adalah tahapan penguatan gerakan kesadaran kolektif stakeholders dengan stakeholders mapping dari para. Tahapan berikutnya pengembangan manajemen destinasi. Pada ini lebih menekankan pada peningkatan kapasitas dan penataan berikut penguatan destinasi pada beberapa fasilitas, dan aksesibilitas.

Dalam pandangannya kepala Bappeda belum sepenuhnya menerima keberadaan DMO. Hal trsebut dapat dipahami, sebab setiap dilakukan stakeholder meeting yang menghadiri selalu berganti orang dan tidak memberikan laporan kepada Pimpinan.

Laporan Tahunan DMO Borobudur

2015

23

Namun demikian cukup besar kontribusi yang akan diberikan Bappeda untuk kelancaran program DMO. Salah satunya memberikan kepercayaan untuk mengoptimalkan TIC bersama dengan stakeholder.

Identifikasi untuk kelengkapan Fungsional TIC Perkembangan teknologi informasi yang cepat dan kemudahan manusia di dalam mengakses informasi dengan berbagai media informasi yang ada saat ini, menuntut agar Tourism Information Centre/TIC (Pusat Informasi Pariwisata) untuk dapat memberikan kemudahan dan pelayanan di dalam mengakses kebutuhan informasi pariwisata secara efektif dan efisien.

Kondisi yang dihadapi TIC di Kabupaten Magelang pada saat ini yaitu keterbatasan ketersediaan dan kelengkapan informasi wisata yang masih sangat jauh dari akurat, up-to-date dan informatif. Selain itu, gedung yang tidak terurus, teknologi informasi juga belum tersedia dan TIC belum memiliki standar pelayanan yang terkelola secara menyeluruh di dalam pengelolaan sumber daya manusianya.

Optimalisasi TIC diharapkan dapat menjadi solusi bagi keberadaan TIC di Kabupaten Magelang, khususnya di kawasan Borobudur untuk mampu berperan lebih baik di dalam peningkatan kualitas pelayanan informasi wisata dan pengembangan pemasaran pariwisata kawasan Borobudur sebagai salah satu destinasi wisata unggulan di Indonesia. Pengembangan model TIC dilakukan dengan cara mengevaluasi kondisi TIC saat ini.

Kegiatan evaluasi dan identifikasi TIC dilakukan oleh Komponen DMO Borobudur beserta dinas terkait.

Beberapa Identifikasi kebutuhan minimal antara lain 1) Kebutuhan Fisik Perkantoran antara lain:

- Set Meja kursi Tamu - Meja Kursi Kerja - Almari dan brangkas - Unit Komputer dan Printer - Papan Informasi (White Board) 2) Kebutuhan Fisik bangunan Pendukung

Laporan Tahunan DMO Borobudur

2015

24

- Toilet dan Kamar Mandi

- Show Room Produk - Kantin dan Restorasi - Areal parkir

3) Spesifikasi Sistem Informasi Pariwisata; - CPU, AMD 6400K,

- VGA 8000 series, multy display, - Main Board AMD A880 FM2+, - DDR3 4Gb dual channel, - Harddisk WDC 500GB, - DVDWR.

- Monitor LED 21,5” Touchscreen viewsonic TD2220 4) Kebutuhan Sumber Daya Manusia

- Tenaga Administrasi - Tenaga Kebersihan - Operator sistem Informasi - Programmer

- Tenaga fungsional Informasi Pariwisata

b) Perancangan Sistem Informasi untuk TIC berbasis Web dan E-Tourism Berdasarkan hasil rapat koordinasi dengan Dinas Pariwisata Kabupaten Magelang dan mengacu program kerja pada DSRA DMO Borobudur, salah satu bentuk optimalisasi TIC adalah menambahkan Sistem Informasi TIC yang berbasis web sebagai media pendukung dalam melakukan usaha promosi pariwisata dan penyampaian informasi.

Dengan sistem informasi tersebut diharapkan dapat memberikan informasi secara lebih cepat meliputi, tempat-tempat wisata yang ada di kabupaten Magelang, mengenai biro perjalanan, rumah makan/restaurant, penginapan serta festival dan event serta beberapa informasi tambahan lainnya yang mendukung.

Perancangan sistem dilakukan sejak awal Agustus 2015 dengan melibatkan unsur akademik (Mahasiswa). Analisa dan perancangan ini

Laporan Tahunan DMO Borobudur

2015

25

dilakukan dengan menggunakan tools yang terdapat di dalam metode OOAD, dan menggunakan pemodelan UML (Unified Modeling Language) diantaranya usecase diagram, activity diagram, sequence diagram dan class diagram.

Hasil rancangan berupa sistem informasi berbasis web yang dapat memudahkan pengguna dalam mengakses layanan informasi pariwisata di Kabupaten Magelang. Pengujian program akan dilakukan dihadapan audiensi stakeholder meeting yang akan digelar di aula gedung Dinas Pariwisata Kabupaten Magelang pada bulan September. Tampilan web dapat dikunjungi pada alamat; www.ticmagelang.com.

c) Kegiatan Rutin Tahunan Borobudur Comunity Expo

Persiapan penyelenggaraan event-event Nasional dan atau Internasional di Kawasan Borobudur

Gelar Karya Pemberdayaan Masyarakat (Borobudur Community Expo 2015) sebagaimana diamanahkan dalam DSRA DMO Borobudur akan kembali diadakan. BCE merupakan kegiatan rutin yang diadakan setiap tahun sekali oleh DMO Borobudur yang bekerja sama dengan stake holder terkait. Kegiatan ini rencana diadakan pada Agustus 2015 di Taman Wisata Candi Borobudur.

Dalam pameran ini akan banyak sekali kegiatan yang tentunya akan bermanfaat bagi masyarakat. Selain ada pameran tentang usaha bisnis yang menjanjikan, dalam pameran ini akan ada hiburan seperti seremoni dan pentas seni pada pembukaan, Pawai Budaya, peragaan karya kreatif anak bangsa, gelar seni dan budaya bangsa, berbagai jenis lomba serta kreasi anak bangsa, pemberian anugerah untuk karya pemberdayaan masyarakat, tokoh dan pelestari seni budaya dan pemilihan untuk booth terbaik. Dan semua seni hiburan yang akan dipentaskan merupakan hasil karya dari anak bangsa sendiri. Sebagian besar konsep acara pada tahun ini hampir sama dengan konsep tahun lalu. Namun yang menjadi perbedaan adalah semakin banyaknya instansi atau lembaga yang ikut serta dalam pameran. Hal tersebut sangat membuktikan bahwa banyaknya lembaga yang ingin ikut serta dalam pemberdayaan masyarakat dan cinta budaya dalam mendukung destinasi kawasan Borobudur

Laporan Tahunan DMO Borobudur

2015

26

d) Pengembangan Identitas Produk Lokal, Pelatihan pengembangan produk

kerajinan masyarakat

Salah satu kekuatan suatu produk kerajinan adalah tingkat kesulitan pembuatannya, kalau tidak dikatakan sebagai kekuatan utama. Kualitas produk yang baik menentukan laku tidaknya produk tersebut di pasaran. Sekedar desain yang baik saja tidak cukup untuk bertahan lama di pasar karena bagaimanapun juga desain mudah ditiru. Tetapi rahasia proses produksi bagaimana suatu produk dibuat hanya diketahui oleh pembuatnya.

Banyak produk yang sulit ditiru karena tingkat kerumitan prosesnya, kebutuhan bahan yang digunakan tidak diketahui dari apa, ataupun penggunaan alat-alat khusus untuk proses produksi Agar kemampuan pengrajin terus tumbuh dan mumpuni dalam pembuatan produk dan sulit dijiplak di pasar maka salah satu program LWG DMO borobudur mengagendakan kegiatan pelatihan pengembangan produk-produk kerajinan bagi UKM, dan kelompok masyarakat sebagai pendukung kepariwisatan.

Pelatihan ini juga berisi pelatihan kecakapan hidup yang bertujuan memberikan keterampilan bagi masyarakat baik individu maupun kelompok, sehingga mampu mengembangkan dirinya dan pada saatnya mampu meningkatkan kapasitas ekonomi dirinya sendiri maupun keluarga.

Pelatihan tersebut akan didesain secara terpadu dengan mengkombinasikan antara teori dan praktek. Dengan demikian dijamin peserta mampu memproduksi kerajinan dan mampu mengembangkannya. .

Kegiatan pelatihan yang direncanakan dilaksanakan pada bulan Agustus tersebut, ternyata baru dapat dilaksanakan pada awal bulan November. Hal tersebut disebabkan karena beberapa pertimbangan

e) Pengembangan Wisata Edukasi dan Kreatif

Pengunjung Candi Borobudur sudah seharusnya dikenalkan dengan kebudayaan secara utuh, dengan potensinya, sehingga mereka juga tidak hanya datang melihat Candi Borobudur, tetapi juga berinteraksi dengan masyarakat.

Interaksi wisatawan baik mancanegara maupun nusantara tersebut, antara lain melalui pementasan kesenian tradisional yang selama ini dilestarikan dan dikembangkan oleh masyarakat kawasan Candi

Laporan Tahunan DMO Borobudur

2015

27

Borobudur. Selain itu, juga dapat melalui produk kerajinan masyarakat yang berkualitas, kekhasan kuliner setempat, dan lingkungan kepariwisataan kawasan Candi Borobudur yang baik.

Beberapa destinasi wisata dikawasan Borobudur mengenalkan budaya dan potensinya secara utuh, antara lain kerajinan Gerabah di Klipoh, kerajinan cinderamata di Jowahan, Kampung Dolanan di Sodongan, dll yang menawarkan edukasi kepada wisatawan.

c. Pencapaian Bulan September 2015

Beberapa kegiatan yang dilaksanakan pada bulan September 2015 merupakan pengejawantahan dari sejumlah rencana kegiatan yang sudah di formulasikan dan tuangkan dalam dokumen DSRA. Fokus kegiatan pada Bulan September dititik beratkan pada penguatan dan optimalisasi fungsi Pusat Informasi Kepariwisataan (TIC). Selain upaya optimalisasi TIC kegiatan pada bulan September juga melaksanakan kegiatan tahunan yang rutin dilaksanakan di Borobudur sebagai wahana bagi pengembangan ide-ide kreatif masyarakat Borobudur, baik dalam bidang seni budaya maupun produk-produk industri kecil mennegah penunjang pariwisata yang bertajuk Borobudur Community Expo (BCE). Dalam pelaksanannya kegiatan BCE dirangkaikan dengan agenda tahunan Kementerian Pariwisata Konferensi Nasional yang akan digelar di Magelang. Juga dilakukan kegiatan ikutan berupa Fieldtrip Tematik yang bertujuan untuk mengenalkan potensi destinasi wisata dan industri penunjang wisata di kawasan Borobudur.

1) Stakeholder Meeting Optimalisasi TIC

Upaya Optimalisasi TIC, tidak dapat dikerjakan sendiri, akan tetapi harus dilakukan dengan seluruh komponen secara sinergis untuk mendapatkan hasil yang lebih optimal, karenanya dalam upaya tersebut kepala dinas pariwisata mengundang seluruh perwakilan pemangku kepentingan terkait dengan kepariwisataan, terutama di kawasan Candi Borobudur, seperti pelaku jasa wisata sepeda, pengelola hotel dan restoran, pelaku seni, pemandu wisata,

Laporan Tahunan DMO Borobudur

2015

28

dan perajin industri rumah tangga, serta akademisi, untuk membicarakan masalah upaya mengoptimalkan peranan TIC Borobudur tersebut.

Dalam kegiatan tersebut mendapat respons positif dari pengelola keparwisataan Candi Borobudur (PT Taman Wisata Candi Borobudur, Prambanan, dan Ratu Boko) terkait dengan rencananya mengoptimalkan peranan TIC tersebut.

Destination Management Organization (DMO) Borobudur juga mengajak seluruh komponen yang meliputi berbagai kelompok pelaku wisata di kawasan Candi Borobudur, antara lain penarik andong, becak, sepeda wisata, ojek, pengelola "homestay", perajin industri rumah tangga, dan pemandu wisata untuk bersama-sama mendukung dan berpartisipasi untuk menghidupkan TIC..

Kelengkapan gedung pertunjukan seni TIC (lighting, soundsystem)

Selain dilakukan share pendapat dalam upaya mengoptimalkan TIC, tapi juga dilakukan identifikasi untuk berbagai kebutuhan terutama untuk sarana pendukung pertunjukan seni budaya. Dalam paparannya disampaikan pula untuk menghidupkan TIC diperlukan pula daya tarik wisata berupa pentas seni secara terjadwal, juga disarankan agar dilakukan pemutaran film untuk mereview seluruh potensi wisata tidak saja di kawasan Borobudur tetapi di seluruh wilayah Kabupaten Magelang.Dengan demikian, keberadaan TIC keedepan akan semakin diperlukan oleh wisatawan dan masyarakat.

Atap gedung pertunjukan seni TIC

Fisikly, gedung TIC yang keberadaannya sangat strategis, ternyata cukup lama tidak dikelola dan ditinggalkan, sehingga di sana sini nampak keusakan-kerusakan pada beberapa bagian, terutama pada bagian atap dan plafon. Namun demikian karena keseriusan stakeholder untuk merevitalisasi peran fungsi TIC, maka baik Kepala Bappeda, maupun kepala Dinas Pariwisata sangat support untuk melakukan pembenahan-pembenahan.

Dalam pertemuan antar pemangku kepentingan tersebut telah disepakati untuk saling bersinergi mengoptimalkan peran fungsi TIC, dan sepakat pada

Laporan Tahunan DMO Borobudur

2015

29

hari Jumat, 18 September akan dilaksanakan kerjabakti TIC oleh para pemangku kepentingan secara suka rela. Kegiatan akan dimulai dari bersih-bersih, pengecatan dan pembenahan-pembenahan serta Identifikasi kebutuhan.

Dokumen terkait