• Tidak ada hasil yang ditemukan

Laporan Tahunan DMO Borobudur 2015 DMO BOROBUDUR i

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Laporan Tahunan DMO Borobudur 2015 DMO BOROBUDUR i"

Copied!
62
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

Laporan Tahunan DMO Borobudur

2015

ii

DRAFT FORMAT LAPORAN BULANAN FASILITATOR DESTINASI

A. COVER HALAMAN

HALAMAN JUDUL

PROGRAM

DESTINATION MANAGEMENT

ORGANIZATION

DMO Borobudur

Laporan Tahunan DMO-

2015

Disusun oleh:

Fasilitator Destinasi Borobudur Oesman Raliby, M.Eng

(3)

Laporan Tahunan DMO Borobudur

2015

iii

KATA PENGANTAR

Alkhamdulillah berkat rahmat dan inayah Allah SWT, laporan tahunan kegiatan DMO Borobudur tahun 2015 ini dapat diselesaikan dengan baik. Ucapan terimakasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya kami sampaikan kepada para pihak yang telah membantu terselesaikannya laporan kegiatan ini. Semoga segala bantuan yang telah diberikan, kebaikan, arahan, dan kerjasamanya yang baik senantiasa mendapat pahala dari Allah SWT.

Laporan Tahunan kegiatan DMO Borobudur tahun 2015 ini merupakan laporan tahunan yang mendiskripsikan tentang proses pengembangan dan penguatan DMO di Borobudur pada periode bulan juni – Nopember 2015. Laporan tahunan ini juga menjelaskan mengenai kegiatan-kegiatan yang dilakukan, laporan ini juga mengungkapkan hasil dari setiap kegiatan dan target yang telah dicapai setiap bulannya.

Laporan ini terdiri dari 4 (EMPAT) bab. Bab pertama menjelaskan tentang capaian program DMO Borobudur tahun 2015, potensi dan permasalahan yang berkembang di Kawasan Borobudur, program DMO Borobudur pada tahun 2015.. Bab kedua menjelaskan tentang kegiatan-kegiatan dan capaian program pada periode bulan juni – Nopember 2015. Bab 3 berisi tentang pembelajaran dan tantangan DMO Borobudur tahun 2015. Bab IV Penutup yang berisi Kesimpulan dan Saran

Kami sangat mengharapkan masukan dan kritikan terhadap Laporan Tahunan DMO Borobudur untuk tahun 2015 ini, demi perbaikan laporan-laporan selanjutnya. Kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu tersusunnya laporan ini.

Magelang, Desember 2015 Oesman Raliby – Fasilitator Destinasi DMO Borobudur Abbet Nugroho – Fasilitator Lokal DMO Borobudur

(4)

Laporan Tahunan DMO Borobudur

2015

iv

DAFTAR ISI

Table of Contents

KATA PENGANTAR ... ii DAFTAR ISI ... iv DAFTAR TABEL ... v DAFTAR GAMBAR ... vi BAB I PENDAHULUAN ... 1 1. Latar Belakang ... 1

2. Gambaran Potensi dan Permasalahan Kepariwisataan Kawasan Borobudur ... 6

3. Program DMO Borobudur Tahun 2015 ... 9

4. Sistematika Laporan ... 15

BAB II. PENCAPAIAN PROGRAM DMO BOROBUDUR TAHUN 2015 ... 16

1. Pencapaian Target Tahun 2015 ... 16

a. Pencapaian Bulan Juli 2015 ... 16

b. Pencapaian Bulan Agustus 2015 ... 19

c. Pencapaian Bulan September 2015 ... 27

d. Pencapaian Bulan Oktober 2015 ... 36

e. Pencapaian Bulan November 2015 ... 42

2. Dukungan Lintas Kerja Dan Lintas Sektor Program DMO Borobudur Tahun 2015 ... 47

3. Perkembangan Kunjungan Wisatawan Tahun 2015 ... 48

BAB III PEMBELAJARAN DAN TANTANGAN DMO BOROBUDUR TAHUN 2015 ... 15

BAB IV P E N U T U P ... 17

A. KESIMPULAN ... 17

B. SARAN ... 17

(5)

Laporan Tahunan DMO Borobudur

2015

v

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Target dan Realisasi Kegiatan DMO Borobudur Tahun 2015 4 Tabel 1.2 Pemetaan Permasalahan Pengembangan Pariwisata Kawasan Borobudur 8 Tabel 1.3 Jadwal Rencana Kegiatan Program DMO Borobudur Juli – Nopember 2015 11 Tabel 2.1 Jumlah Kunjungan Wisatawan Candi Borobudur Lima Tahun Terakhir 49 Tabel 2.2 Jumlah Kunjungan Wisatawan Kawasan Borobudur Pada Tahun 2015 54

(6)

Laporan Tahunan DMO Borobudur

2015

vi

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 Gambaran Target DMO Borobudur ... 2

Gambar 1.2. Target dan Kegiatan DMO Borobudur tahun 2015 ... 10

Gambar 2.1 Stake Holder Meeting Kepariwisataan Untuk Optimalisasi Gedung Tourist Information Center ... 29

Gambar 2.2 Kerja Bhakti Membenahi dan Membersihkan TIC ... 30

Gambar 2.3 Pelatihan Penguatan Kelembagaan Homestay ... 31

Gambar 2.4 Adegan Seni pada Kegiatan Borobudur Community Expo 2015 ... 33

Gambar 2.5. Foto Bersama dengan Bupati dan Pejabat Kemenpar ... 35

Gambar 2.6. Arahan Pengisian Kuesioner pada Audit Kegiatan DMO ... 38

Gambar 2.7 Laman Muka Web TIC Kabupaten Magelang ... 39

Gambar 2.8 Arahan Kegiatan Workshop ... 41

Gambar 2.9. Salah Satu Atraksi Kesenian Pada Kegiatan Gelar Sedekah Bumi ... 43

Gambar 2.10. Salah Satu Pojok Promo Produk Wisata ... 44

Gambar 2.11. Kegiatan Stakeholder Meeting Persiapan pembentukan FTKP ... 47 Gambar 2.12. Grafik Kunjungan Wisatawan ke Desa Wisata Candirejo Empat Tahun

Terakhir 49

Gambar 2.13. Grafik Kunjungan Wisatawan ke Punthuk Setumbu Empat Tahun Terakhir

50

Gambar 2.14 Grafik Banyaknya Kunjungan Ke Desa Wisata Gerabah Selama Empat Tahun Terakhir

51

Gambar 2.15 Grafik Banyaknya Kunjungan Ke Desa Wisata Gerabah Selama Empat Tahun Terakhir

(7)

Laporan Tahunan DMO Borobudur

2015

1

BAB I PENDAHULUAN

1. Latar Belakang

1.1. Program Destination Management Organization (DMO) Borobudur Tahun 2011-2015

Program Pembentukan dan Pengembangan Destination Management Organization (DMO) di Borobudur sudah dimulai sejak tahun 2011. Isu utama yang menjadi tantangan program DMO Borobudur adalah: 1) peningkatan dan perluasan manfaat ekonomi, sosial, dan budaya bagi masyarakat sekitar dengan keberadaan Candi Borobudur sebagai Warisan Budaya Dunia (Cultural World Heritage); 2) peningkatan peran masyarakat sekitar dalam pengembangan kawasan pariwisata Borobudur; 3) perlindungan terhadap Candi Borobudur sebagai warisan budaya sekaligus tempat beribadah umat Buddha; 4) perlindungan terhadap Kawasan Borobudur sebagai daerah resapan air.

Untuk menjawab tantangan-tantangan tersebut, maka target dan kegiatan-kegiatan yang dirancang untuk Program DMO Borobudur diarahkan pada dua tujuan utama berikut ini:

a. Integrasi potensi produk pariwisata yang ada di masyarakat dengan Candi Borobudur untuk membangun kawasan pariwisata terpadu Borobudur.

b. Integrasi pengelolaan pariwisata Kawasan Borobudur yang terpadu antara masyarakat, pengelola usaha pariwisata, serta pemerintah (Pusat, Provinsi Jawa Tengah, Kabupaten Magelang) untuk mewujudkan peningkatan dan perluasan manfaat bagi masyarakat sekitar, pelestarian Candi Borobudur, dan pelestarian Kawasan Borobudur sebagai daerah resapan air.

Program DMO Borobudur telah menetapkan target-target yang hendak dicapai pada tahun 2011 – 2014 sebagai dasar dalam merancang kegiatan-kegiatan untuk mewujudkan dua tujuan utamanya. Target tersebut dapat dilihat pada gambar di bawah ini.

(8)

Laporan Tahunan DMO Borobudur

2015

2

Gambar 1.1 Gambaran Target DMO Borobudur

Adapun target Sasaran DMO Borobudur dapat diilustrasikan sebagai berikut:

TARGET DMO:

1) TARGET EKONOMI (peningkatan usaha masyarakat, lapangan kerja, pendapatan masyarakat, pendapatan pemerintah desa/kecamatan, kepuasan pengunjung)

2) TARGET LINGKUNGAN (daya dukung lingkungan terjaga, pengelolaan berwawasan lingkungan, sesuai peruntukan ruang)

3) TARGET SOSIAL BUDAYA (mengurangi kesenjangan antarmasyarakat, meminimalisasi konflik horizontal/vertikal, terjaganya kekayaan budaya, pengembangan masyarakat lokal)

4) TARGET KUALITAS PENGELOLAAN (terwujudnya tata kelola destinasi yang baik, pengelolaan keuangan yang akuntabel, keseimbangan manfaat

(9)

Laporan Tahunan DMO Borobudur

2015

3

ekonomi, estetis, dan etis, peningkatan kemampuan berwirausaha,, proteksi dan manajemen resiko)

1.2. Pencapaian Program Destination Management Organization (DMO) Borobudur Sampai Tahun 2015

Langkah pencapaian program dilakukan dengan pendekatan penguatan dan pengembangan DMO. Tahapan tersebut sebagaimana dideskripsikan pada gambar 1.1. di atas melalui tahapan transformasi tata kelola destinasi pariwisata: strategi II. Melalui: 1) Penguatan Forum Tata Kelola Pariwisata, 2) Penyiapan model tata kelola destinasi 3) Peningkatan tata kelola daya tarik wisata, 4) Peningkatan kapasitas organisasi dan asosiasi pariwisata

Dalam upaya pencapaian program tersebut dilakukan dengan pendekatan:

a. Prinsip Partisipatif : yaitu dengan MELIBATKAN SELURUH PEMANGKU KEPENTINGAN dalam pembentukan dan pengelolaan DMO

b. Prinsip Keterpaduan : yaitu dilakukan melalui KOORDINASI fungsi ekonomi, pemasaran, koordinasi, membangun identitas masyarakat, dan fungsi representatif

c. Prinsip Kolaboratif : yaitu BEKERJA SAMA mengurangi atau menghilangkan konflik,menampung berbagai aspirasi atau keinginan para pihak dalam pengelolaan pariwisata.

d. Prinsip Keberlanjutan : merupakan Perbaikan untuk KEBERLANJUTAN secara ekonomi, lingkungan, sosial & tepat guna secara teknologi

1.3. Target Kegiatan Program Destination Managemen Organization Borobudur Tahun 2015

a. meningkatkan lama kunjungan wisatawan ke Kawasan Borobudur dari semula 2-3 jam menjadi sedikitnya 6 (enam) jam pada tahun 2015.

(10)

Laporan Tahunan DMO Borobudur

2015

4

b. meningkatkan jumlah wisatawan yang berkunjung dan mengonsumsi

produk pariwisata yang dikembangkan masyarakat sedikitnya 10% dari jumlah wisatawan yang ke Candi Borobudur pada tahun 2015.

c. meningkatkan jumlah masyarakat yang terlibat langsung maupun tidak langsung dalam perencanaan, pengelolaan, dan pengendalian kepariwisataan Kawasan Borobudur pada tahun 2015 menjadi 2 (dua) kali lipat dari jumlah masyarakat yang terlibat saat ini

d. mengelola pengunjung Candi Borobudur secara bertanggung jawab dengan menetapkan batas atas jumlah pengunjung yang dapat naik ke candi sebanyak 82 (delapan puluh orang) orang selama 15 (lima belas) menit

di tiga lantai teratas menuju puncak candi

Program DMO Borobudur sudah menghasilkan beberapa keluaran sesuai dengan target yang ditetapkan oleh Program Pembentukan dan Pengembangan DMO Kementerian Pariwisata Republik Indonesia. Beberapa kegiatan yang telah dilaksanakan pada tahun 2015 untuk mencapai target-target yang telah ditetapkan dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

Tabel 1.1.. Target dan Realisasi Kegiatan DMO Borobudur Tahun 2015 TARGET

KEGIATAN 2015 REALISASI KEGIATAN 2015 LUARAN

1.Peningkatan peran dan kapasitas masyarakat Borobudur secara lebih luas dalam perencanaan, pengelolaan, dan pengendalian pembangunan kepariwisataan berkelanjutan

• Sosialisasi Program DMO Borobudur tahun 2015 dengan Kepala Dinas Perindustrian, (30 Juni 2015, PT. Taman Wisata Candi

Borobudur dan dilanjutkan ke Balai Konservasi (1 Juli 2015)

• Penyelarasan Program dengan Instansi Pemerintah Kabupaten Magelang dalam hal ini Bappeda (Agustus 2015)

• Koordinasi dengan PT. Taman Wisata Candi Borobudur, Prambanan, dan Ratu Boko Kantor PT. TWCBPRB)

• Sosialisasi Program DMO Borobudur kepada Pengelola Usaha Pariwisata (7 Juni 2013, Pondok Tingal, Desa Borobudur) • Koordinasi dengan Pemerintah Kabupaten Magelang dan kecamatan-kecamatan di lingkungan Pemerintah Kabupaten Magelang bidang Potensi wilayah

- Kesepakatan dan share program kegiatan penguatan destinasi pariwisata kawasan Borobudur - Kesepakatan untuk penaganan, pengem-bangan dan optimalisa-si peran dan fungoptimalisa-si TIC - Sosialisasi program

DMO dan menjalin kerjasama.

- Peta potensi wilayah dan pengembangan pada masing-masing kecamatan di wilayah Kabupaten Magelang

(11)

Laporan Tahunan DMO Borobudur

2015

5

TARGET

KEGIATAN 2015 REALISASI KEGIATAN 2015 LUARAN

2.Optimalisasi TIC & Panggung Terbuka

50 orang, antara lain pegiat Destination Management Organization (DMO) Borobudur, masyarakat setempat, personel Polri dan TNI, akademisi, PT Taman Wisata Candi Borobudur, Prambanan, dan Ratu Boko, serta petugas Diparbud Pemkab Magelang.

- Kebersihan lingkungan TIC dan pembebasan dari coret-coretan vandalisme

- Identifikasi Kebutuhan sarana dan prasarana TIC.

3.Kegiatan Rutin Tahunan Borobudur Comunity Expo

30 September yang digabungkan dengan kegiatan Konnas DMO yang dirangkai dengan Visit Tour Tematik di kawasan Borobudur

- Gelar seni budaya masing-masing Desa - Gelar Produk khas

Borobudur dan kuliner - Atraksi potensi

destinasi kawasan Borobudur.

4.Paket Wisata Terpadu Berbasis Potensi Lokal

Bintek tata kelola homstay untuk pengelola dan pemilik Homestay di kawasan Borobusur

Penyelenggaraan Kesenian Rakyat Borobudur pada berbagai Event

- Pengeuatan

ketatakelolaan homstay dan standar harga dan pelayanan

- Atraksi seni dan budaya dalam berbagai event

5.Pengembangan

Identitas Produk Lokal

Pelatihan pengembangan produk kerajinan masyarakat

Pelatihan pengemasan produk kerajinan masyarakat

Pameran kerajinan nasional, internasional

Pelatihan teknologi dan link pemasaran (website)/promosi

- Pelatihan

pengembangan produk dan kemasan produk dilakukan dengan dinas perindustrian koperasi

dan umkm kab

magelang termasuk fasilitasi terhadap pendaftaran merek, difasilitasi sentra Haki Univ Muhammadiyah Magelang

- Pameran kerajinan pada event Konnas - Pelatihan teknologi dan

link pemasaran (tidak dapat dilaksanakan)

6.Pemasaran Produk Lokal kerjasama dengan PT. TWCB

Festival Kuliner di komplek TIC

Pementasan Seni budaya secara terjadwal

Pelaksanaanya

bersamaan dengan

Borobudur expo tahun 2015

(12)

Laporan Tahunan DMO Borobudur

2015

6

Seluruh rangkaian kegiatan pada tahun 2015 pada dasarnya merupakan penyiapan potensi dan produk pariwisata masyarakat untuk Borobudur Community Expo 2015. Sementara itu, kegiatan pelatihan yang dilakukan diarahkan untuk melengkapi Tourism Management Plan Kawasan Borobudur menjadi Desain, Strategi, dan Rencana Aksi Pengembangan Pariwisata Kawasan Borobudur.

Sekitar 20% kegiatan yang direncanakan akan dilakukan pada tahun 2015 ditunda sampai tahun 2016 karena beberapa hal:

1. Miss komunikasi antara Fasilitator DMO borobudur dengan Pelaksana teknis dalam hal Teknis Pelaksanaan kegiatan dan jadwal kegiatan terutama untuk kegiatan Pelatihan guide dan Pelatihan bahasa juga untuk pelaksanan kegiatan pembentukan Forum Tata Kelola Pariwisata.

2. Pergantian Pemerintah Provinsi Jawa Tengah dan Kabupaten Magelang di tahun 2013.

3. Kesepakatan untuk melaksanakan kegiatan-kegiatan yang dinilai strategis terlebih dahulu.

2. Gambaran Potensi dan Permasalahan Kepariwisataan Kawasan Borobudur

Candi Borobudur merupakan bangunan Candi Buddha terbesar di dunia yang diwariskan oleh nenek moyang bangsa Indonesia dan oleh dunia telah diakui sebagai Warisan Budaya Dunia. Penetapan Candi Borobudur sebagai warisan dunia dilakukan oleh UNESCO pada tanggal 13 Desember 1991 sebagaimana dokumentasi world Heritage list . No. C. 592 tahun 1991. Candi Borobudur terletak di Kabupaten Magelang, Kecamatan Borobudur, Jawa Tengah. Lokasi candi kurang lebih 100 km di sebelah barat daya Semarang dan 40 km di sebelah barat laut Yogyakarta. Candi ini didirikan oleh para penganut agama Buddha Mahayana sekitar tahun 800-an Masehi pada masa pemerintahan wangsa Syailendra.

Pengelolaan Candi Borobudur diatur dalam Keppres Nomor/1 tahun 1992 tentang Pengelolaan Taman Wisata Candi Borobudur dan Taman Wisata Candi Prambanan beserta pengendalian Lingkungan Kawasannya. PT. TWCBP diberikan kewenangan mengelola Potensi Candi Borobudur dari sisi pemanfaatan wisata,

(13)

Laporan Tahunan DMO Borobudur

2015

7

sedangkan Balai Konservasi Peninggalan Borobudur bertanggung jawab atas kelestarian fisik candi Buddha tersebut.

Potensi pariwisata di sekitar Candi Borobudur juga tidak kalah menariknya. Di sekitar Candi Borobudur terdapat 20 (dua puluh) desa yang memiliki kekhasan budaya dan potensi pariwisatanya masing-masing. Desa Wisata Candirejo yang sudah relatif lebih berkembang dibandingkan desa-desa lainnya memiliki suasana kehidupan perdesaan yang sangat menarik bagi wisatawan, dilengkapi dengan pilihan homestay yang cukup beragam. Berbeda dengan Desa Candirejo, Desa Wanurejo lebih kaya dengan potensi keseniannya, seperti Rumah Seni Elo Progo, Lidiah Art, dan terdapat koperasi desa yang memproduksi kerajinan alami termasuk kerajinan dari limbah pasir dan abu Gunung Merapi. Desa Klipoh juga memiliki potensi yang berbeda dari dua desa lainnya, yaitu kerajinan gerabah. Di Desa Klipoh, wisatawan dapat belajar cara membuat gerabah dengan cara tradisional warisan nenek moyang. Masih banyak potensi lainnya yang berkembang di perdesaan sekitar Candi Borobudur, seperti galeri-galeri seni lukis dan patung, wisata petualangan, kerajinan kayu, bamboo, sanggar-sanggar seni dengan kesenian tradisional yang khas, serta tempat-tempat memiliki view Candi Borobudur yang sangat menakjubkan seperti di Bukit Punthuk Setumbu.

Selain potensi pariwisata yang begitu kaya, Kawasan Candi Borobudur juga menghadapi berbagai permasalahan dalam pengembangannya. Hasil identifikasi terhadap permasalahan dikategorisasikan ke dalam enam kelompok, yaitu:

1. Produk pariwisata

2. Pengelolaan/kelembagaan kepariwisataan 3. Lingkungan fisik alam

4. Kondisi sosial budaya 5. Kondisi sosial ekonomi 6. Sumber daya manusia

Lengkapnya, permasalahan yang dihadapi dalam pengembangan kepariwisataan Kawasan Candi Borobudur dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

(14)

Laporan Tahunan DMO Borobudur

2015

8

Tabel 1.2. Pemetaan Permasalahan Pengembangan Pariwisata Kawasan

Borobudur

PERMASALAHAN DETAIL PERMASALAHAN

A. PRODUK PARIWISATA

Kurangnya keragaman/diversifikasi atraksi dan aktivitas wisata bagi wisatawan saat berkunjung ke Borobudur (kurangnya pilihan atraksi wisata bagi wisatawan setelah berkunjung ke candi Borobudur)

1. Pariwisata masih terfokus pada Candi Borobudur belum terdistribusi ke daya tarik wisata lainnya 2. Potensi daya tarik wisata dan desa wisata di sekitar

Borobudur belum banyak diketahui wisatawan 3. Sinergi antara desa-desa wisata belum optimal 4. Kurangnya kemasan paket yang menarik 5. Belum adanya MOU antara PT. TWCBP dengan

para pengelola daya tarik wisata

6. Keterlibatan PT. TWCBP dalam promosi daya tarik wisata belum maksimal

7. Revitalisasi akomodasi/homestay B. PENGELOLAAN/KELEMBAGAAN

1.Sistem Pengelolaan Destinasi & Pengelolaan Pengunjung

1. Masyarakat merasa kurang dilibatkan dalam pengelolaan dan pengembangan Borobudur

2. Kurangnya manajemen pengelolaan pengunjung

terutama pengaturan pengunjung di zona I, serta interpretasi kepada pengunjung agar pengunjung mendapatkan Pengalaman dan pembelajaran saat berwisata di Borobudur (memperlakukan Borobudur sebagai Heritage Site) dan tetap bisa

melestarikannya.

2.Kurangnya komunikasi dan koordinasi

antar stakeholder Kurangnya kerjasama/koordinasi para stakeholder yang terkait dengan pengembangan Borobudur. Sebenarnya sudah banyak program yang

mengupayakan pengembangan Borobudur, namun tidak terintegerasi dengan baik sehingga terkesan berjalan sendiri-sendiri

3. Kurang tertatanya kios-kios dan kurang tertibnya pedagang asongan Perilaku Wisatawan yang dapat merusak fisik candi

Banyaknya jumlah pedagang di Borobudur terutama pada saat peak season yang dapat memberikan dampak negatif bagi lingkungan di Candi Borobudur dan dapat mengurangi kenyamanan wisatawan saat berkunjung ke Borobudur.

4. Perilaku Wisatawan yang dapat merusak

fisik candi 1. Banyaknya wisatawan yang berfoto-foto di candi. 2. Kurang diperhatikannya daya tampung pengunjung saat berada di Candi terutama saat peak season C. LINGKUNGAN FISIK ALAM

1. Rentannya Situs Peninggalan Candi

Borobudur 1. Rentannya kondisi bebatuan candi (misalnya: dampak akibat guyuran air hujan).

2. Perilaku pengunjung selama berwisata (membuang

sampah tidak pada tempatnya, lama waktu berkunjung, kecepatan berjalan).

2. Berkurangnya nilai estetika /pandangan (saujana Borobudur) di Kawasan Borobudur

Keberadaan menara komunikasi di sekitar Borobudur menghalangi/mengurangi keindahan Borobudur dari kejauhan.

(15)

Laporan Tahunan DMO Borobudur

2015

9

3. Kurangnya Ketersediaan air bersih dan

penghijauan 1. Kurangnya Ketersediaan air bersih. 2. Kurangnya pepohonan di zona I dan II. D. SOSIAL BUDAYA

1. Konflik yang terjadi antar kelompok masyarakat sekitar Borobudur dikarenakan banyak pihak yang ingin menonjol.

1.Masyarakat belum bersatu untuk mengembangkan Borobudur.

2.Tingginya konflik kepentingan. 2. Pengemasan & pertunjukkan kesenian

tradisional Masyarakat di sekitar Borobudur memiliki banyak kesenian tradisional namun belum dapat dikemas dengan baik dan menjadi sesuatu yang dapat ditawarkan kepada wisatawan.

E. SOSIAL EKONOMI

1. Masyarakat belum terlalu merasakan

dampak positif dari pariwisata 1.Masyarakat Desa Borobudur masih termasuk ke dalam desa 2.termiskin kedua di Kab. Magelang

3.Kurangnya kesempatan berusaha bagi masyarakat lokal Borobudur itu sendiri, misal: banyaknya pedagang asongan yang berasal dari luar Desa Borobudur bahkan dari luar Kab.Magelang 4.Kurangnya lapangan kerja

5.Kurangnya sarana penunjang ekonomi 2. Kurangnya dukungan modal/pinjaman

untuk berwirausaha Banyak masyarakat Borobudur yang ingin membuka usaha lain seperti restoran (bukan pengasong) namun banyak dari mereka yang memerlukan pinjaman modal untuk memulai usaha tersebut.

F. SUMBER DAYA MANUSIA (SDM) Ketersediaan SDM di sekitar Borobudur

yang memahami pariwisata kurang memadai 1.2.Kurangnya pelayanan pelaku wisata. Kurangnya pelayanan pemandu wisata.

3.Kurangnya pengetahuan dan keterampilan di bidang bahasa asing dan penyediaan akomodasi

(homestay).

4.Kurangnya pemahaman mengenai masyarakat.

3. Program DMO Borobudur Tahun 2015

Program DMO Borobudur pada tahun 2015 merupakan program dan kegiatan prioritas dalam Desain, Strategi, dan Rencana Aksi Pengembangan Pariwisata Kawasan Borobudur Tahun 2013-2019. Kesepakatan program prioritas ini juga sudah dilakukan pada akhir tahun 2014 oleh para pemangku kepentingan dalam pembangunan kepariwisataan Kawasan Borobudur. Selain Berdasarkan pentahapan Program Pembentukan dan Pengembangan DMO, tahun 2015 merupakan Tahap Penguatan dan Penataan Organisasi Pengelolaan Destinasi, yang di DMO Borobudur difokuskan pada Penguatan Pengelolaan Terpadu.

(16)

Laporan Tahunan DMO Borobudur

2015

10

Pada tahap ini, Program DMO Borobudur menetapkan enam target, yaitu 1) penggalangan komitmen Pemerintah Provinsi Jawa Tengah dan Kabupaten Magelang; 2) penguatan kelembagaan; 3) perancangan produk pariwisata terpadu; 4) penataan destinasi pariwisata; 5) pemasaran destinasi pariwisata; 6) penyiapan mekanisme pengelolaan terpadu. Kegiatan yang akan dilakukan untuk mencapai masing-masing target dapat dilihat pada gambar di bawah ini.

Gambar 1.2. Target dan Kegiatan DMO Borobudur tahun 2015

Secara rinci, rencana kegiatan DMO Borobudur tahun 2015 dapat dilihat pada tabel berikut ini.

(17)

Laporan Tahunan DMO Borobudur

2015

11

Tabel 1.3 Jadwal Rencana Kegiatan Program DMO Borobudur Juli – Nopember 2015

PROTOTYPE KEGIATAN

Tahun 2015

Juli Agustus September Oktober November Desember 1. Peningkatan peran dan kapasitas

masyarakat Borobudur secara lebih luas dalam perencanaan, pengelolaan, dan pengendalian pembangunan kepariwisataan berkelanjutan

1.AMT bagi Pengeola

Kelembagaan DMO Borobudur √

2.Penguatan Forum Tata Kelola

Pariwisata √

3.Pelatihan bahasa asing bagi masyarakat desa.

4.Pelatihan pelayanan prima bagi karyawan homestay, pemandu wisata, kusir andong, penarik becak, ojeg, dan pedagang)

5.Sertifikasi rutin bagi para pemandu wisata dan karyawan hotel.

2. Optimalisasi TIC & Panggung Terbuka

1.Kelengkapan gedung pertunjukan seni TIC (lighting, soundsystem)

2.Atap gedung pertunjukan seni

TIC √

3.Kelengkapan Fungsional TIC Perancangan Sistem Informasi dan E-Tourism

√ √ √ √

3. Kegiatan Rutin Tahunan Borobudur Comunity Expo

1.Penyelenggaraan event-event Nasional dan atau Internasional di Kawasan Borobudur.

√ √

2.Penyelenggaraan lomba desa wisata berwawasan lingkungan. 3. Penyelenggaraan lomba desa

wisata berkarakter budaya

Borobudur. 4.Penyelenggaraan festival

kesenian khas Borobudur. 5.Gelar budaya masyarakat

borobudur

4. Paket Wisata Terpadu Berbasis Potensi Lokal

1.Festival Kesenian Rakyat Borobudur

(18)

Laporan Tahunan DMO Borobudur

2015

12

PROTOTYPE KEGIATAN

Tahun 2015

Juli Agustus September Oktober November Desember 2.Bintek pengelolaan homstay

3.Pelatihan Keamanan olahan

pangan (HACCP) dan sertifikasi √

5. Pengembangan Identitas Produk Lokal

1.Pelatihan pengembangan produk

kerajinan masyarakat √

2.Pelatihan pengemasan produk

kerajinan masyarakat √

3.Pameran kerajinan nasinal, internasional

4.Pelatihan teknologi dan link

pemasaran (website)/promosi √

7. Pemasaran Produk Lokal kerjasama dengan PT. TWCB

1. Festival Kuliner di komplek TIC 2. Pementasan Seni budaya

secara terjadwal

3. Penyelenggaran Lomba Foto Lintas Wisata

5.

8. Pengembangan Wisata Edukasi dan Kreatif

1.Pembinaan dan pendampingan perencanaan dan pengelolaan program wisata kreatif masyarakat.

2.Penyelenggaraan paket-paket

wisata kreatif masyarakat. √ √ √

3.Pengembangan Wisata Agro

(19)

Laporan Tahunan DMO Borobudur

2015

15

4. Sistematika Laporan

Laporan tahunan Program DMO Borobudur ini terdiri dari 3 (tiga) bab, yaitu: BAB 1 PENDAHULUAN, berisi tentang latar belakang yang menceritakan kegiatan dan hasil yang telah dicapai Program DMO Borobudur tahun 2011-2014, potensi dan permasalahan yang dihadapi dalam pengembangan kepariwisataan Kawasan Candi Borobudur, program DMO Borobudur tahun 2015, serta sistematika laporan tahunan ini.

BAB 2 PENCAPAIAN TARGET PROGRAM DMO BOROBUDUR 2015, berisi tentang kegiatan-kegiatan yang telah dilaksanakan selama tahun 2015 serta pencapaian target yang telah ditetapkan untuk tahun 2015, mitra-mitra yang berkolaborasi dengan Program DMO tahun 2015, serta perkembangan kunjungan wisatawan.

BAB 3 PEMBELAJARAN DAN TANTANGAN, berisi tentang hal-hal penting yang dapat menjadi pelajaran bagi peningkatan kinerja Program DMO, serta tantangan yang dihadapi dalam pembentukan dan pengembangan Program DMO.

(20)

Laporan Tahunan DMO Borobudur

2015

16

BAB II.

PENCAPAIAN PROGRAM DMO BOROBUDUR TAHUN 2015

1.

Pencapaian Target Tahun 2015

Pelaksanaan Program DMO Borobudur pada bulan April 2014 masih pada tahap penyusunan rencana kerja dan persiapan pelaksanaan kegiatan. Kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan pada bulan April adalah finalisasi dan sosialisasi rencana kerja DMO Borobudur tahun 2014 kepada LWG DMO Borobudur.

Selain finalisasi dan sosialisasi rencana kerja, pada bulan ini juga dilakukan rapat persiapan pembukaan Gerai Kuliner Khas Borobudur pada Kamis, 17 April 2014 di Kantor BUMDes Mandala Borobudur. Para peserta rapat menyetujui bentuk kerja sama berikut ini.

a. Pencapaian Bulan Juli 2015

Pelaksanaan kegiatan DMO pada bulan Juni meliputi kegiatan Penguatan Kelompok Kerja Lokal Pariwisata/ Local Working Group guna persiapan pembentukan Forum Tata Kelola Pariwisata, mengumpulkan seluruh elemen destinasi wisata untuk duduk bersama membahas problematika pariwisata kawasan Borobudur baik dalam segi Infrastruktur, promosi, budaya dll. Membahas pula kendala-kendala yang selanjutnya dibahas dan dicarikan jalan keluar bersama.

Kegiatan diawali dengan pertemuan bersama seluruh pengurus inti, yang meliputi pengurus harian dan dewan penasehat. Dalam pertemuannya dibahas pola penguatan kelembagaan dan peninjauan struktur organisasi dan peninjauan kembali Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga forum tata kelola pada DMO Borobudur.

Beberapa kegiatan yang dilaksanakan pada bulan Juli 2015 merupakan derivasi dari kegiatan Peningkatan peran dan kapasitas masyarakat Borobudur secara lebih luas dalam perencanaan, pengelolaan, dan pengendalian pembangunan kepariwisataan berkelanjutan, serta upaya optimalisasi gedung TIC & Panggung Terbuka. Kegiatan tersebut telah direncanakan dan terdapat pada Desain Strategi dan Rencana Aksi DMO Borobudur tahun 2013 hingga tahun 2015

(21)

Laporan Tahunan DMO Borobudur

2015

17

Sasaran dari kegiatan tersebut adalah penguatan fungsi kelembagaan/organisasi yang telah ada dan pengembangan peran aktif masyarakat, pelaku usaha, pemerintah dan perguruan tinggi dalam pengelolaan secara terpadu dan berkelanjutan.

Upaya pencapaian sasaran tersebut dilakukan melalui;

1) Koordinasi dengan Kepala Dinas Pariwisata Kab. Magelang, dilanjutkan dengan pertemuan FTKP di Borobudur

DMO sebagai program yang bertujuan untuk mewujudkan tata kelola destinasi pariwisata yang terstruktur dan sinergis, yang mencakup fungsi koordinasi, perencanaan, implementasi, dan pengendalian organisasi destinasi secara inovatif dan sistemik melalui pemanfaatan jejaring, informasi, dan teknologi dan yang terpimpin secara terpadu dengan peran serta masyarakat, pelaku/asosiasi, industri, akademisi dan pemerintah. Tidak akan mencapai tujuan dalam meningkatkan kualitas pengelolaan, volume kunjungan wisata, lama tinggal dan besaran pengeluaran wisatawan serta manfaat bagi masyarakat lokal, bila tidak dilakukan melalui fungsi koordinasi dengan pemangku kepentingan.

Dalam hal tersebut sebelum pelaksanaan program, terlebih dahulu dilakukan koordinasi dengan Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Magelang untuk mendapatkan dukungan dan sinergitas program dalam pengembangan kepariwisataan di Kabupaten Magelang khususnya kawasan wisata Borobudur. Hasil koordinasi tersebut berupa kesepakatan dan sharing program untuk optimalisasi fungsi TIC sebagai sarana informasi, promosi dan market bagi kepariwisataan di Magelang. Share program yang dapat dijanjikan Kepala Dinas Pariwisata, berupa kesanggupan penambahan sarana informasi dan sarana pendukung lainnya.

Kegiatan optimalisasi TIC dihadiri oleh :

1. Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Magelang, Bpk. Drs Edy Susanto

2. Fasilitator Destinasi Borobudur, Ibu Yani Adriani

3. Fasilitator Destinasi Borobudur (pengganti), Oesman Raliby dan Retno Rusdjijati

(22)

Laporan Tahunan DMO Borobudur

2015

18

4. Pelaksana Teknis DMO Borobudur, Undhan S.

5. Fasilitator Lokal, Abbet Nugroho dan 6. Dua Orang Staff Kementerian Pariwisata

Program optimalisasi TIC ini menjadi perioritas kegiatan bagi program pengembangan pariwisata di Borobudur pada tahun 2015.

2) Koordinasi dengan Pengelola FTKP Borobudur

Koordinasi dengan pengurus inti Forum Tata Kelola Pariwisata Borobudur dilakukan sebagai prakegiatan pengembangan kepariwisataan di Borobudur, selain untuk sosialisasi atau pengenalan terhadap fasdes dan faslok yang baru. Dalam pertemuan atau silaturrahmi tersebut mendapatkan beberapa masukan terkait dengan pengembangan kepariwisataan Borobudur kedepan. Dibahas pula rencana tindak yang akan dipaparkan pada pertemuan dengan seluruh pengelola FTKP Borobudur

Kegiatan tersebut dihadiri antara lain, Wakil ketua FTKP, Sekretaris, Bendahara, Faslok lama, Komisi industri kecil, fasdes, staff kementerian pariwisata, dan narasumber (fasdes lama).

3) Koordinasi dengan Dir. PT TWCB dan Kepala Balai konservasi Kab. Magelang

Upaya koordinasi juga dilakukan dengan Dir. PT TWCB dan Kepala Balai konservasi Kab. Magelang. Kegiatan koordinasi dilakukan untuk sosialissai dan sharing kegiatan serta dukungan kegiatan pengembangan kepariwisatan di Borobudur. Upaya tersebut dimaksudkan agar terjadi sinergitas kegiatan dan atau program yang dapat dilaksanakan secara bersama.. Dukungan program di berikan baik oleh PT. TWCB maupun Balai konservasi dalam kerangka kemitraan kegiatan

4) Rapat koordinasi dengan FTKP, Pembahasan perioritas program, Pemetaan Program kerja.

(23)

Laporan Tahunan DMO Borobudur

2015

19

Koordinasi dengan pengurus FTKP borobudur dilakukan dalam kerangka pemetakan program yang telah dirancang dan dituangkan dalam dokumen DSRA Borobudur.Kegiatan diawali dan diarahkan oleh Fasdes pengganti, Oesman Raliby mengenai keterlambatan dalam memulai kegiatan pengembangan kepariwisataan tahun 2015.

Berikutnya penyampaian dan evaluasi kinerja FTKP yang dipaparkan oleh Fasilitator Lokal Adji Nugroho. Dalam paparannya dikatakan adanya beberapa kegiatan yang harus mendapatkan stressing untuk kegiatan berikutnya, antara lain masalah kelembagaan.Kesepakatan program kegiatan tahun 2015

Kegiatan dihadiri oleh Pembina FTKP, Wakil Ketua FTKP, Fasdes, faslok, dan unsur sekretariat.

Dalam rapat perdana FTKP tersebut berdasarkan masukan-masukan dari pembina, disepakati beberapa perioritas program antara lain:

a) Penguatan Kelembagaan FTKP melalui Revitalisasi Pengurus inti b) Peninjauan dan pemberlakukan AD-ART FTKP

c) Memfungsikan gedung TIC sebagai basecamp / sekretariat FTKP Borobudur

d) Palatihan Achievment Motivation Training bagi pengelola FTKP

e) Optimalisasi TIC dengan penambahan sarana informasi berbasis web dan e-mobile.

.

b. Pencapaian Bulan Agustus 2015

Beberapa kegiatan yang dilaksanakan pada bulan Agustus 2015 merupakan derivasi dari kegiatan Peningkatan peran dan kapasitas masyarakat Borobudur secara lebih luas dalam perencanaan, pengelolaan, dan pengendalian pembangunan kepariwisataan berkelanjutan, serta upaya optimalisasi gedung TIC & Panggung Terbuka. Kegiatan tersebut telah direncanakan dan terdapat pada Desain Strategi dan Rencana Aksi DMO Borobudur tahun 2013 hingga tahun 2015

(24)

Laporan Tahunan DMO Borobudur

2015

20

1) Peningkatan peran dan kapasitas masyarakat Borobudur secara lebih luas

dalam perencanaan, pengelolaan, dan pengendalian pembangunan kepariwisataan berkelanjutan

Destination Management Organization (DMO) adalah struktur tata kelola destinasi pariwisata yang mencakup perencanaan, koordinasi, implementasi, dan pengendalian organisasi destinasi secara inovatif dan sistemik melalui pemanfaatan jejaring, informasi dan teknologi, yang terpimpin secara terpadu dengan peran serta masyarakat, asosiasi, industri, akademisi dan pemerintah dalam rangka meningkatkan kualitas pengelolaan, volume kunjungan wisata, lama tinggal dan besaran pengeluaran wisatawan serta manfaat bagi masyarakat di destinasi pariwisata

Upaya untuk pencapaian kondisi tersebut, maka perlu dilakukan peninjauan kembali kepada struktur organisasi agar lebih berperan pada masyarakat secara optimal. Beberapa pendekatan yang dilakukan antara lain: a) Penguatan Forum Tata Kelola Pariwisata

Merupakan salah satu program yang tercantum dalam Dokumen DSRA dalam rangka meningkatkan tata kelola destinasi pariwisata untuk mewujudkan nilai attractiveness, competitiveness dan sustainability dengan melibatkan seluruh stakeholder pariwisata. Dalam perwujudan tersebut diperlukan keterpaduan antar berbagai pemangku kepentingan yang menjadi elemen penting dalam mengembangkan sektor pariwisata.“Format keterpaduan pembangunan kepariwisataan baik secara lintas sektoral, lintas pelaku maupun lintas wilayah regional yang sinergis dan berkelanjutan dibutuhkan untuk pengembangan strategi kepariwisataan.

Namun sebagaimana yang dapat dilihat bahwa keterpaduan dimaksud belum dapat dicapai di DMO Borobudur, Hal tersebut, karena masing-masing pemangku kepentingan masih berjalan sendiri-sendiri dan belum bersinergi antara satu dengan yang lain. Dipertajam lagi kondisi riil dari LWG di Borobudur masih sarat dengan kepentingansehingga belum dapat bersinergi denga baik.

(25)

Laporan Tahunan DMO Borobudur

2015

21

Kegiatan penguatan Forum Tata kelola dengan peninjauan kembali AD/ART - FTKP atau DMO Borobudur, diharapkan mampu menjadi rujukan bagi para pengelola yang terlibat dalam mekanismen organisasi, sehingga akan mampu membangun sinergitas dan penguatan terhadap kelembagaan.

Kegiatan diawali dengan penggandaan draft AD/ART untuk didistribusikan kepada seluruh anggota untuk didistribusikan dan berikan koreksi dan masukan-masukan. Tahap berikutnya akan dilakukan Forum Group Discussion untuk pepenentuan dan pemantapan serta pengeesahan.

b) AMT bagi Pengeola Kelembagaan DMO Borobudur

Pelatihan dimaksudkan untuk memberikan pembekalan dalam hal tata kelola/pengelolaan kepariwisataan bagi pengelola DMO Borobudur, mulai dari Fasdes, Faslok, LWG hingga pada komisi-komisi. Dengan adanya pelatihan ini tentunya dapat menambah pengetahuan sebagai pengelola untuk dapat mengembangkan menjalankan organisasi agar lebih baik kedepannya.

Kegiatan AMT tersebut dilaksanakan bertujuan untuk meningkatkan motivasi berprestasi dalam rangka pencapaian rencana yang dibuat dan ditetapkan dalam dokumen DSRA. Selain juga untuk mengembangkan sikap terbuka dan tanggap terhadap berbagai hal serta informasi, ataupun masalah yang dihadapi berkaitan dengan ketata kelolaan Pariwisata. Selain itu, diberikan pula pemahaman kepada peserta pelatihan bagaimana organisasi dapat bertahan hidup dan berdaya saing, yaitu organisasi yang dapat meningkatkan efesiensi, efektifitas dan kualitas serta memberikan nilai tambah kesejahteraan kepada masyarakat.

Hadir dalam pelatihan tersebut Motivator Lokal Fuzna Marzuqo SH., yang tampil memukau dalam penyampaian Materi. Hadir pula Narasumber Kementerian Pariwisata Bpk. Ari Suhandi dan Ibu Yani Andriyani yang berkenan merefresh dengan membuka kembali ingatan para pengelola akan essensi DMO, apa bagaimana dan untuk siapa.

(26)

Laporan Tahunan DMO Borobudur

2015

22

Sebagai testimoni untuk kegiatan pemberdayaan masyarakat dan pengembangan Destinasi wisata sehingga tetap survive dan semakin berkembang, seorang pelaku, pegiat, dan relawan dari Gunung Kidul atau Kelompok Sadar Wisata Nglanggeran, Bpk Sugeng Handoko. Pada tanggal 21 Agustus 2015 di Pondok Tingal.

2) Optimalisasi TIC & Panggung Terbuka

Tidak dapat dipungkiri bahwa TIC merupakan garda depan informasi pariwisata pada beberapa daerah termasuk kawasan wisata Borobudur yang direct ke wisatawan. Kondisi saat ini masih sangat banyak hal dari TIC kita yang harus dibenahi, semuanya akan berproses. Mudah-mudahan ke depan peran TIC bisa semakin dioptimalkan, wisatawan bisa semakin mudah dan terang mendapatkan informasi wisata dan lainnya yang dibutuhkan.

Bersama stakeholder, DMO Borobudur mulai tahun ini ingin memanfaatkan TIC sebagai tempat berbagi informasi. Untuk mewujudkan hal tersebut dilakukan beberapa pendekatan antara lain;

a) Silaturrahmi dan Sharing Program dengan Kepala Bappeda Kab. Magelang

Kegiatan Silaturrakhmi dengan kepala Bappeda tersebut dilakukan sambil melaporkan kegiatan DMO di Borobudur yang sudah dilakukan sejak tahun 2011. Disampaikan pula tahapan transformasi pada tahun pertama, program DMO berada pada tahapan penguatan gerakan kesadaran kolektif stakeholder.

Selanjutnya adalah tahapan penguatan gerakan kesadaran kolektif stakeholders dengan stakeholders mapping dari para. Tahapan berikutnya pengembangan manajemen destinasi. Pada ini lebih menekankan pada peningkatan kapasitas dan penataan berikut penguatan destinasi pada beberapa fasilitas, dan aksesibilitas.

Dalam pandangannya kepala Bappeda belum sepenuhnya menerima keberadaan DMO. Hal trsebut dapat dipahami, sebab setiap dilakukan stakeholder meeting yang menghadiri selalu berganti orang dan tidak memberikan laporan kepada Pimpinan.

(27)

Laporan Tahunan DMO Borobudur

2015

23

Namun demikian cukup besar kontribusi yang akan diberikan Bappeda untuk kelancaran program DMO. Salah satunya memberikan kepercayaan untuk mengoptimalkan TIC bersama dengan stakeholder.

Identifikasi untuk kelengkapan Fungsional TIC Perkembangan teknologi informasi yang cepat dan kemudahan manusia di dalam mengakses informasi dengan berbagai media informasi yang ada saat ini, menuntut agar Tourism Information Centre/TIC (Pusat Informasi Pariwisata) untuk dapat memberikan kemudahan dan pelayanan di dalam mengakses kebutuhan informasi pariwisata secara efektif dan efisien.

Kondisi yang dihadapi TIC di Kabupaten Magelang pada saat ini yaitu keterbatasan ketersediaan dan kelengkapan informasi wisata yang masih sangat jauh dari akurat, up-to-date dan informatif. Selain itu, gedung yang tidak terurus, teknologi informasi juga belum tersedia dan TIC belum memiliki standar pelayanan yang terkelola secara menyeluruh di dalam pengelolaan sumber daya manusianya.

Optimalisasi TIC diharapkan dapat menjadi solusi bagi keberadaan TIC di Kabupaten Magelang, khususnya di kawasan Borobudur untuk mampu berperan lebih baik di dalam peningkatan kualitas pelayanan informasi wisata dan pengembangan pemasaran pariwisata kawasan Borobudur sebagai salah satu destinasi wisata unggulan di Indonesia. Pengembangan model TIC dilakukan dengan cara mengevaluasi kondisi TIC saat ini.

Kegiatan evaluasi dan identifikasi TIC dilakukan oleh Komponen DMO Borobudur beserta dinas terkait.

Beberapa Identifikasi kebutuhan minimal antara lain 1) Kebutuhan Fisik Perkantoran antara lain:

- Set Meja kursi Tamu

- Meja Kursi Kerja

- Almari dan brangkas

- Unit Komputer dan Printer

- Papan Informasi (White Board) 2) Kebutuhan Fisik bangunan Pendukung

(28)

Laporan Tahunan DMO Borobudur

2015

24

- Toilet dan Kamar Mandi

- Show Room Produk

- Kantin dan Restorasi

- Areal parkir

3) Spesifikasi Sistem Informasi Pariwisata;

- CPU, AMD 6400K,

- VGA 8000 series, multy display,

- Main Board AMD A880 FM2+,

- DDR3 4Gb dual channel,

- Harddisk WDC 500GB,

- DVDWR.

- Monitor LED 21,5” Touchscreen viewsonic TD2220

4) Kebutuhan Sumber Daya Manusia

- Tenaga Administrasi

- Tenaga Kebersihan

- Operator sistem Informasi

- Programmer

- Tenaga fungsional Informasi Pariwisata

b) Perancangan Sistem Informasi untuk TIC berbasis Web dan E-Tourism Berdasarkan hasil rapat koordinasi dengan Dinas Pariwisata Kabupaten Magelang dan mengacu program kerja pada DSRA DMO Borobudur, salah satu bentuk optimalisasi TIC adalah menambahkan Sistem Informasi TIC yang berbasis web sebagai media pendukung dalam melakukan usaha promosi pariwisata dan penyampaian informasi.

Dengan sistem informasi tersebut diharapkan dapat memberikan informasi secara lebih cepat meliputi, tempat-tempat wisata yang ada di kabupaten Magelang, mengenai biro perjalanan, rumah makan/restaurant, penginapan serta festival dan event serta beberapa informasi tambahan lainnya yang mendukung.

Perancangan sistem dilakukan sejak awal Agustus 2015 dengan melibatkan unsur akademik (Mahasiswa). Analisa dan perancangan ini

(29)

Laporan Tahunan DMO Borobudur

2015

25

dilakukan dengan menggunakan tools yang terdapat di dalam metode OOAD, dan menggunakan pemodelan UML (Unified Modeling Language) diantaranya usecase diagram, activity diagram, sequence diagram dan class diagram.

Hasil rancangan berupa sistem informasi berbasis web yang dapat memudahkan pengguna dalam mengakses layanan informasi pariwisata di Kabupaten Magelang. Pengujian program akan dilakukan dihadapan audiensi stakeholder meeting yang akan digelar di aula gedung Dinas Pariwisata Kabupaten Magelang pada bulan September. Tampilan web dapat dikunjungi pada alamat; www.ticmagelang.com.

c) Kegiatan Rutin Tahunan Borobudur Comunity Expo

Persiapan penyelenggaraan event-event Nasional dan atau Internasional di Kawasan Borobudur

Gelar Karya Pemberdayaan Masyarakat (Borobudur Community Expo 2015) sebagaimana diamanahkan dalam DSRA DMO Borobudur akan kembali diadakan. BCE merupakan kegiatan rutin yang diadakan setiap tahun sekali oleh DMO Borobudur yang bekerja sama dengan stake holder terkait. Kegiatan ini rencana diadakan pada Agustus 2015 di Taman Wisata Candi Borobudur.

Dalam pameran ini akan banyak sekali kegiatan yang tentunya akan bermanfaat bagi masyarakat. Selain ada pameran tentang usaha bisnis yang menjanjikan, dalam pameran ini akan ada hiburan seperti seremoni dan pentas seni pada pembukaan, Pawai Budaya, peragaan karya kreatif anak bangsa, gelar seni dan budaya bangsa, berbagai jenis lomba serta kreasi anak bangsa, pemberian anugerah untuk karya pemberdayaan masyarakat, tokoh dan pelestari seni budaya dan pemilihan untuk booth terbaik. Dan semua seni hiburan yang akan dipentaskan merupakan hasil karya dari anak bangsa sendiri. Sebagian besar konsep acara pada tahun ini hampir sama dengan konsep tahun lalu. Namun yang menjadi perbedaan adalah semakin banyaknya instansi atau lembaga yang ikut serta dalam pameran. Hal tersebut sangat membuktikan bahwa banyaknya lembaga yang ingin ikut serta dalam pemberdayaan masyarakat dan cinta budaya dalam mendukung destinasi kawasan Borobudur

(30)

Laporan Tahunan DMO Borobudur

2015

26

d) Pengembangan Identitas Produk Lokal, Pelatihan pengembangan produk

kerajinan masyarakat

Salah satu kekuatan suatu produk kerajinan adalah tingkat kesulitan pembuatannya, kalau tidak dikatakan sebagai kekuatan utama. Kualitas produk yang baik menentukan laku tidaknya produk tersebut di pasaran. Sekedar desain yang baik saja tidak cukup untuk bertahan lama di pasar karena bagaimanapun juga desain mudah ditiru. Tetapi rahasia proses produksi bagaimana suatu produk dibuat hanya diketahui oleh pembuatnya.

Banyak produk yang sulit ditiru karena tingkat kerumitan prosesnya, kebutuhan bahan yang digunakan tidak diketahui dari apa, ataupun penggunaan alat-alat khusus untuk proses produksi Agar kemampuan pengrajin terus tumbuh dan mumpuni dalam pembuatan produk dan sulit dijiplak di pasar maka salah satu program LWG DMO borobudur mengagendakan kegiatan pelatihan pengembangan produk-produk kerajinan bagi UKM, dan kelompok masyarakat sebagai pendukung kepariwisatan.

Pelatihan ini juga berisi pelatihan kecakapan hidup yang bertujuan memberikan keterampilan bagi masyarakat baik individu maupun kelompok, sehingga mampu mengembangkan dirinya dan pada saatnya mampu meningkatkan kapasitas ekonomi dirinya sendiri maupun keluarga.

Pelatihan tersebut akan didesain secara terpadu dengan

mengkombinasikan antara teori dan praktek. Dengan demikian dijamin peserta mampu memproduksi kerajinan dan mampu mengembangkannya. .

Kegiatan pelatihan yang direncanakan dilaksanakan pada bulan Agustus tersebut, ternyata baru dapat dilaksanakan pada awal bulan November. Hal tersebut disebabkan karena beberapa pertimbangan

e) Pengembangan Wisata Edukasi dan Kreatif

Pengunjung Candi Borobudur sudah seharusnya dikenalkan dengan kebudayaan secara utuh, dengan potensinya, sehingga mereka juga tidak hanya datang melihat Candi Borobudur, tetapi juga berinteraksi dengan masyarakat.

Interaksi wisatawan baik mancanegara maupun nusantara tersebut, antara lain melalui pementasan kesenian tradisional yang selama ini dilestarikan dan dikembangkan oleh masyarakat kawasan Candi

(31)

Laporan Tahunan DMO Borobudur

2015

27

Borobudur. Selain itu, juga dapat melalui produk kerajinan masyarakat yang berkualitas, kekhasan kuliner setempat, dan lingkungan kepariwisataan kawasan Candi Borobudur yang baik.

Beberapa destinasi wisata dikawasan Borobudur mengenalkan budaya dan potensinya secara utuh, antara lain kerajinan Gerabah di Klipoh, kerajinan cinderamata di Jowahan, Kampung Dolanan di Sodongan, dll yang menawarkan edukasi kepada wisatawan.

c. Pencapaian Bulan September 2015

Beberapa kegiatan yang dilaksanakan pada bulan September 2015 merupakan pengejawantahan dari sejumlah rencana kegiatan yang sudah di formulasikan dan tuangkan dalam dokumen DSRA. Fokus kegiatan pada Bulan September dititik beratkan pada penguatan dan optimalisasi fungsi Pusat Informasi Kepariwisataan (TIC). Selain upaya optimalisasi TIC kegiatan pada bulan September juga melaksanakan kegiatan tahunan yang rutin dilaksanakan di Borobudur sebagai wahana bagi pengembangan ide-ide kreatif masyarakat Borobudur, baik dalam bidang seni budaya maupun produk-produk industri kecil mennegah penunjang pariwisata yang bertajuk Borobudur Community Expo (BCE). Dalam pelaksanannya kegiatan BCE dirangkaikan dengan agenda tahunan Kementerian Pariwisata Konferensi Nasional yang akan digelar di Magelang. Juga dilakukan kegiatan ikutan berupa Fieldtrip Tematik yang bertujuan untuk mengenalkan potensi destinasi wisata dan industri penunjang wisata di kawasan Borobudur.

1) Stakeholder Meeting Optimalisasi TIC

Upaya Optimalisasi TIC, tidak dapat dikerjakan sendiri, akan tetapi harus dilakukan dengan seluruh komponen secara sinergis untuk mendapatkan hasil yang lebih optimal, karenanya dalam upaya tersebut kepala dinas pariwisata mengundang seluruh perwakilan pemangku kepentingan terkait dengan kepariwisataan, terutama di kawasan Candi Borobudur, seperti pelaku jasa wisata sepeda, pengelola hotel dan restoran, pelaku seni, pemandu wisata,

(32)

Laporan Tahunan DMO Borobudur

2015

28

dan perajin industri rumah tangga, serta akademisi, untuk membicarakan masalah upaya mengoptimalkan peranan TIC Borobudur tersebut.

Dalam kegiatan tersebut mendapat respons positif dari pengelola keparwisataan Candi Borobudur (PT Taman Wisata Candi Borobudur, Prambanan, dan Ratu Boko) terkait dengan rencananya mengoptimalkan peranan TIC tersebut.

Destination Management Organization (DMO) Borobudur juga mengajak seluruh komponen yang meliputi berbagai kelompok pelaku wisata di kawasan Candi Borobudur, antara lain penarik andong, becak, sepeda wisata, ojek, pengelola "homestay", perajin industri rumah tangga, dan pemandu wisata untuk bersama-sama mendukung dan berpartisipasi untuk menghidupkan TIC..

Kelengkapan gedung pertunjukan seni TIC (lighting, soundsystem)

Selain dilakukan share pendapat dalam upaya mengoptimalkan TIC, tapi juga dilakukan identifikasi untuk berbagai kebutuhan terutama untuk sarana pendukung pertunjukan seni budaya. Dalam paparannya disampaikan pula untuk menghidupkan TIC diperlukan pula daya tarik wisata berupa pentas seni secara terjadwal, juga disarankan agar dilakukan pemutaran film untuk mereview seluruh potensi wisata tidak saja di kawasan Borobudur tetapi di seluruh wilayah Kabupaten Magelang.Dengan demikian, keberadaan TIC keedepan akan semakin diperlukan oleh wisatawan dan masyarakat.

Atap gedung pertunjukan seni TIC

Fisikly, gedung TIC yang keberadaannya sangat strategis, ternyata cukup lama tidak dikelola dan ditinggalkan, sehingga di sana sini nampak keusakan-kerusakan pada beberapa bagian, terutama pada bagian atap dan plafon. Namun demikian karena keseriusan stakeholder untuk merevitalisasi peran fungsi TIC, maka baik Kepala Bappeda, maupun kepala Dinas Pariwisata sangat support untuk melakukan pembenahan-pembenahan.

Dalam pertemuan antar pemangku kepentingan tersebut telah disepakati untuk saling bersinergi mengoptimalkan peran fungsi TIC, dan sepakat pada

(33)

Laporan Tahunan DMO Borobudur

2015

29

hari Jumat, 18 September akan dilaksanakan kerjabakti TIC oleh para pemangku kepentingan secara suka rela. Kegiatan akan dimulai dari bersih-bersih, pengecatan dan pembenahan-pembenahan serta Identifikasi kebutuhan.

Gambar 2.1. Stake Holder Meeting Kepariwisataan Untuk Optimalisasi Gedung Tourist Information Center

Kerja Bhakti TIC

Para pemangku kepentingan terhadap kepariwisataan kawasan Candi Borobudur Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, mendukung program pemerintah setempat untuk mengoptimalisasikan peran "Tourist Information Center" hal tersebut dibuktikan dengan keterlibatanmereka secara suka rela bersama-sama melakukan kerja bakti membenahi lokasi TIC, pada hari Jumat.

Semua pihak pemangku kepentingan pariwisata dan masyarakat sekitarnya sudah seharusnya terlibat dalam program ini karena pada akhirnya mereka yang akan mengambil manfaat dari optimalisasi TIC.

Para pemangku kepentingan kepariwisataan dan masyarakat sekitar TIC di Desa Wanurejo, Kecamatan Borobudur, Kabupaten Magelang, secara bersama-sama membenahi TIC, terutama membersihkan tulisan-tulisan

(34)

Laporan Tahunan DMO Borobudur

2015

30

vandalisme di sejumlah dinding gedung TIC. Juga membersihkan gedung pemutaran film, pendopo, panggung kesenian, "rest area", halaman, kantor, dan toilet.

Jumlah yang terlibat dalam kerja bakti pembenahan TIC pada Jumat pagi itu sekitar 50 orang, antara lain masyarakat setempat, personel Polri dan TNI, akademisi, PT Taman Wisata Candi Borobudur, Prambanan, dan Ratu Boko, serta petugas Diparbud Pemkab Magelang dan Fasdes, Faslok serta pegiat Destination Management Organization (DMO) Borobudur.

Keterlibatan masyarakat dan pemangku kepentingan dalam pengelolaan TIC pada masa mendatang, katanya, menjadi salah satu wujud makin kuatnya kesadaran mereka terhadap potensi wisata di kawasan Candi Borobudur.

Gambar 2.2. Kerja Bhakti Membenahi dan Membersihkan TIC

2) Paket Wisata Terpadu Berbasis Potensi Lokal Festival Kesenian Rakyat Borobudur

Festival Kesenian Rakyat Borobudur merupakan ajang promosi wisata selain dapat dijadikan sebagai ajang mencari kesenian unggulan atau kesenian yang menjadi favorit masyarakat Borobudur dan Magelang. Festival dari beberapa kelompok kesenian lokal ikut ambil bagian dan mementaskan karya seninya masing-masing. Tujuannya satu, menarik perhatian pengunjung.

(35)

Laporan Tahunan DMO Borobudur

2015

31

Festival Kesenian Rakyat 2015 diikuti berbagai kelompok kesenian se-Kabupaten Magelang tersebut merupakan bagian dari kegiatan Borobudur Community Expo. Festival Kesenian Rakyat Borobudur juga merupakan ajang promosi wisata.

Melalui rangkaian acara tersebut, diharapkan Borobudur mampu menjadi daya tarik wisata yang berbasis seni tradisi. Karena itukegiatan tersebut dijadikan sebagai kegiatan rutun tahunan di DMO Borobudur.

Bintek pengelolaan homstay

Homestay atau Rumah Tinggal keberadaannya kini menjadi salah satu faktor yang penting dalam perkembangan dunia pariwisata. Hal ini terkait dengan upaya untuk menambah lama tinggal wisatawan, yang akan memberikan dampak positif bagi pertumbuhan perekonomian masyarakat. Demikian halnya Homestay yang berada di kawasan Candi Borobudur. Setidaknya ada 60an Homestay yang ada di Kawasan Borobudur. Hal ini merupakan peluang yang sangat baik bagi warga masyarakat pengelola Homestay di Kawasan Borobudur untuk meningkatkan pertumbuhan roda perekonomian.

(36)

Laporan Tahunan DMO Borobudur

2015

32

Mengingat Candi Borobudur memiliki magnet yang sangat kuat dalam perkembangan dunia pariwisata di Jawa Tengah, untuk itu diperlukan pengelolaan Homestay yang lebih baik dan memiliki standardisasi sebuah Homestay yang layak huni serta memberikan kenyamanan bagi setiap tamu yang menginap. Dalam hal ini, DMO Borobudur melalui komisi wisata memberikan dukungan terhadap upaya pengembangan Homestay di Kawasan Borobudur. Didukung penuh oleh Kementrian Pariwisata & Ekonomi Kreatif, menyelenggarakan kegiatan Pelatihan SDM Bidang Kepariwisataan Dalam Rangka Penguatan Kelembagaan Homestay di Kawasan Borobudur Magelang Jawa Tengah. Acara Pelatihan diselenggarakan di Homestay Omahe Simbok, desa Wanurejo, Kecamatan Borobudur, Magelang pada 15 September 2015. Pelatihan ini diikuti 30 peserta, yaitu perwakilan pengelola Homestay dari wilayah Borobudur. Tujuan dari pelatihan ini adalah untuk peningkatan SDM khususnya para pengelola Homestay agar lebih mandiri dan cerdas dalam menangkap peluang yang ada dengan pengelolaan Homestay yang lebih baik.

3) Kegiatan Rutin Tahunan Borobudur Comunity Expo

Gelar Karya Pemberdayaan Masyarakat (Borobudur Community Expo 2015) sebagaimana diamanahkan dalam DSRA DMO Borobudur dilaksanakan kembali. BCE merupakan kegiatan rutin yang diadakan setiap tahun sekali oleh DMO Borobudur yang bekerja sama dengan stake holder terkait. Kegiatan ini diadakan pada September 2015 bertepatan dengan kegiatan Konferensi Nasional.

Kegiatan ini dilaksanakan sebagai salah satu bentuk promosi potensi kepariwisataan di sekitar Warisan Dunia Borobudur di Kabupaten Magelang, Jawa Tengah. Destination Management Organization (DMO) Borobudur menyelenggarakan “Borobudur Community Expo 2015”. kegiatan tersebut berlangsung selama dua hari, mulai 30 September hingga 1 Oktober 2015 di kompleks Tourist Information Center Borobudur.

DMO menyiapkan 25 gerai pameran potensi kepariwisatan di kawasan Candi Borobudur dalam BCE 2015. Gerai tersebut akan ditempati para

(37)

Laporan Tahunan DMO Borobudur

2015

33

pemangku kepentingan kepariwisataan Borobudur antara lain kerajinan rumah tangga, kuliner, dan pengelola wisata desa.

Penyelenggaraan BCE tahun 2015 ini merupakan kali ketiga kegiatan promosi pariwisata Borobudur dilakukan. Selama dua tahun berturut-turut sebelumnya, BCE diselenggarakan di kompleks Taman Wisata Candi Borobudur. Pada 2015 ini BCE dilaksanakan di kompleks TIC di Desa Wanurejo, Kecamatan Borobudur yang lokasinya strategis untuk promosi karena berada di tepi jalan utama menunju Candi Borobudur disamping untuk mendukung program optimalisasi TIC..

Rangkaian BCE dimeriahkan dengan karnaval potensi wisata dan seni budaya masyarakat kawasan Candi Borobudur. Pada malam hari akan digelar pementasan kesenian untuk memeriahkan agenda promosi pariwisata Borobudur ini.

Balai Konservasi Borobudur juga turut ambil bagian dalam pagelaran tahunan ini. Beberapa materi pameran seperti Warisan Dunia Borobudur akan ditampilkan untuk memberikan wawasan kepada masyarakat dengan harapan mampu menumbuhkan rasa memiliki dan ikut andil dalam upaya pelestarian Candi Borobudur..

(38)

Laporan Tahunan DMO Borobudur

2015

34

4) Pengembangan Identitas Produk Lokal, Field Trip Tematik

Salah satu kekuatan suatu produk kerajinan adalah tingkat kesulitan pembuatannya, kalau tidak dikatakan sebagai kekuatan utama. Kualitas produk yang baik menentukan laku tidaknya produk tersebut di pasaran. Sekedar desain yang baik saja tidak cukup untuk bertahan lama di pasar karena bagaimanapun juga desain mudah ditiru. Tetapi rahasia proses produksi bagaimana suatu produk dibuat hanya diketahui oleh pembuatnya.

Banyak produk yang sulit ditiru karena tingkat kerumitan prosesnya, kebutuhan bahan yang digunakan tidak diketahui dari apa, ataupun penggunaan alat-alat khusus untuk proses produksi

Agar kemampuan pengrajin terus tumbuh dan mumpuni dalam pembuatan produk dan sulit dijiplak di pasar maka salah satu program LWG DMO borobudur mengagendakan kegiatan pelatihan pengembangan produk-produk kerajinan bagi UKM, dan kelompok masyarakat sebagai pendukung kepariwisatan.

Pelatihan ini juga berisi pelatihan kecakapan hidup yang bertujuan memberikan keterampilan bagi masyarakat baik individu maupun kelompok, sehingga mampu mengembangkan dirinya dan pada saatnya mampu meningkatkan kapasitas ekonomi dirinya sendiri maupun keluarga.

Pelatihan tersebut akan didesain secara terpadu dengan mengkombinasikan antara teori dan praktek. Dengan demikian dijamin peserta mampu memproduksi kerajinan dan mampu mengembangkannya. .

Kegiatan pelatihan yang direncanakan dilaksanakan pada bulan September tersebut, ternyata baru dapat dilaksanakan pada awal bulan November. Hal tersebut disebabkan karena beberapa pertimbangan.

5) Audiensi dengan Bupati

Kegiatan audien dengan Bupati adalah kegiatan pengenalan program-program DMO kepada Birokrasi dan membuka peluang kolaborasi, agar terjalin sinergitas dalam mengembangkan destinasi paariwisata.

(39)

Laporan Tahunan DMO Borobudur

2015

35

Dalam kegiatan audiensi tersebut disinggung pula bahwa pengaruh Borobudur memang masih sangat kecil terhadap kesejahteraan masyarakat di sekitar lingkungan candi. Maka dengan prinsip-prinsip DMO, yaitu partisipatif, kolaboratif, keterpaduan, dan berkelanjutan, diharapkan akan tercapai target pada sisi ekonomi, lingkungan, sosial budaya, dan kualitas pengelolaan destinasi.

Kegiatan audiensi dihadiri oleh Asisten Deputi tata Kelola Destinasi Dan Pemberdayaan Masyarakat, Ibu Oneng Setya Harini. Beserta staff, Bapak Bupati Magelang Bapak Zaenal Arifin, Bappeda Kabupaten Magelang, Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Magelang, pegiat DMO Borobudur serta tim teknis DMO Borobudur. Disampaikan bahwa DMO adalah program baru rencana strategis Kemenpar. DMO disampaikannya memiliki pengertian tata kelola destinasi pariwisata yang terstruktur dan sinergis. Mencakup fungsi koordinasi, perencanaan, implementasi dan pengendalian organisasi destinasi secara inovatif dan sistematik melalui pemantauan jejaring informasi dan teknologi.

Konsep tersebut secara terpadu menyatu dengan peran masyarakat, pelaku/asosiasi, industri, akademisi dan pemerintah yang berkepentingan bersama untuk meningkatkan kualitas pengelolaan, volume kunjungan wisata, lama tinggal dan besaran pengeluaran wisatawan serta manfaat bagi masyarakat lokal.

(40)

Laporan Tahunan DMO Borobudur

2015

36

d. Pencapaian Bulan Oktober 2015

Kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan pada bulan Oktober 2015 secara rinci digambarkan berikut:

1) Kegiatan DMO Borobudur Bulan Oktober Tahun 2015

Beberapa kegiatan yang dilaksanakan pada bulan Oktober 2015 merupakan pengejawantahan dari sejumlah rencana kegiatan yang sudah di formulasikan dan tuangkan dalam dokumen DSRA. Fokus kegiatan pada Bulan Oktober dititik beratkan pada penguatan dan optimalisasi fungsi Pusat Informasi Kepariwisataan (TIC). Selain upaya optimalisasi TIC kegiatan pada bulan Oktober juga diokuskan pada penilain kinerja organisasi, dalam hal ini penilaian atau audit dilakukan oleh dua lembaga sekaligus masing-masing adalah Bidang Transformasi Jaringan Ekosistem Kepariwisataan dari Intern Kementerian pariwisata juga, yang tujuan dilakukan monev internal ini salah satunya adalah untuk menggali apakah Pedoman DMO sudah disosialisasikan kepada masyarakat maupun stakeholder. Sedang Audit yang kedua dlakukan oleh BPKP atau dari unsur Badan Pemeriksa Keuangan dimana tujuan dilakukan audit tersebut adalah untuk mengetahui sejauh mana efektifitas penggunaan anggaran dalam kegiatan DMO di Indonesia. Seberapa besar dampak kesejahteraan ekonomi yang ditimbulkan dari kegiatan tersebut

Kegiatan dan capaian teebut, selengkapnya dapat diilustrasikan sebagai berikut:

2) Pelatihan Pelayanan Prima bagi Karyawan Homestay, Pemandu Wisata, Kusir Andong, Penarik Becak, ojek dan Pedagang.

Berbagai kegiatan pelatihan yang sudah disepakati dan dibangun pada level Local Work Group sebagai upaya untuk mendukung pariwisata, hanya sebgian kecil saja yang dapat dilaksanakan, antara lain penguatan industri kecil kerajinan dan makanan olahan seta platihan home stay sebagai upaa penguatan ketata kelolaan homestay yang mengarah kepada standar layanan prima. Sedang untuk kegiatan pelatihan bahasa bagi pemandu wisata, kusir andong, penarik becak, ojeg, dan pedagang tidak dapat dilakukan, atau tepatnya tpelaksanaannya masih ditunda. Hal tersebut sesuai informasi dari Pelaksana Teknis, ntuk kegiatan jenis pelatihan bahasa idak mendapatkan support dana

(41)

Laporan Tahunan DMO Borobudur

2015

37

dari kementerian sekalipun kegiatan tersebut merupakan kegiatan perencanaan, pengelolaan, dan pengendalian pembangunan kepariwisataan berkelanjutan. Sehingga kegiatan pelatihan bahasa tersebut ditunda pelaksanaannya ambil menunggu Pengajuan Rencana Kerja Dinas Pariwisata.

Sementara untuk kegiatan pelatihan pengelolaan homestay diikuti oleh krag lebig 35 (tigapuluh lima) pelaku usaha. Pengembangan dan pmbentukan atau restrukturisasi organisasi direncanakan pada program kegiatan mendatang, dengan melibatkan seluruh pelaku usaha home stay di kawasan Borobudur.

3) Asessment dan Audit Pelaksanaan DMO

Kegiatan Monev Internal DMO Borobudur mengenai efektivitas kegiatan bagi pengembangan kepariwisataan dan peningkatan kesejahteraan masyarakat kawasan Borobudur. Tujuan kegiatan Monev Internal yag dilakukan oleh Bidang Transformasi Jaringan Ekosistem Kepariwisataan salah satunya adalah untuk menggali apakah Pedoman DMO sudah disosialisasikan kepada masyarakat maupun stakeholder. Selain juga untuk menemukenali permasalahan sehingga dapat segera diberikan solusi. Sebab hasil dari monev tersebut akan segera dibuatkan rekomendasi untuk ditindaklanjuti, dengan melakukan pengendalian terhadap program agar menjadi lebih optimal.

Kegiatan monev-in tersebut dilakukan oleh assesor, masing-masing Bpk Suharto selaku ketua, Bpk Imam yang membidangi Budaya kerja, Bpk Marlin yang membidangi Sistem Kepariwisataan. Sedang dari DMO Borobudur dihadiri oleh Pembina atau pengarah DMO, Ketua, wakil ketua, Sekretaris, bendahara, Fasdes dan pengarah/pembina. Kegiatan monev-in tersebut tidak dilakukan di setiap Lokus DMO, akan tetapi hanya di samplin untuk beberapa wilayah antara lain, DMO Bali, DMO Wakatobi, DMO Borobudur, DMO Rinjani dan DMO Wakatobi.

Berbagai permasalahan dan kendala-kendala yang dihadapi DMO dapat dieksplorasi dan sekaligus diberikan serta diusulkan model penyelesaiannya dengan harapan dapat menjadi usulan kebijakan bagi pengembangan ketatakelolaan destinasi pariwisata khususnya di kawasan Borobudur.

(42)

Laporan Tahunan DMO Borobudur

2015

38

Gambar 2.5. Arahan Pengisian Kuesioner pada Audit Kegiatan DMO

4) Audiensi dengan Bappeda dan Bidang Ekonomi untuk persiapan pembentukan Forum Tata Kelola Pariwisata di Magelang

Sesuai dengan amanah dan arahan dari kementerian agar semua DMO pada tahun ini sudah harus terbentuk FTKP. Untuk mewujudkan hal dimaksud maka perlu ada arahan dari Bappeda agar dapat segera terbentuk FTKP di Borobudur.

Sesuai arahan Bappeda dan bidang ekonomi pada diskusi untuk pembentukan FTKP Borobudur, agar lingkup wilayahnya dapat lebih diperluas, artinya FTKP Borobudur tidak hanya untuk wilayah atau kawasan borobudur, akan tetapi mencakup seluruh wilayah Kabupaten Magelang. Wilayah kabupaten Magelang sangat potensial, apalagi bila didikelola dengan baik dan proesional dengan melibatkan seluruh stakeholder, tentu Potensi wilayah di kabupaten Magelang dapat tergarap dan mendatangkan sejumlah investor dan wisatawan.

Dengan perluasan cakupan wilayah tersebut, keterlibatan masing-masing SKPD akan menjadi mudah untuk dikoordinasikan sesuai dengan tupoksi dan program masing-masing untuk mendukung pengembangan pariwisata di daerah. Dari hasil diskusi tersebut, segera ditindaklanjuti untuk

Gambar

Gambar 1.1 Gambaran Target DMO Borobudur
Tabel 1.1.. Target dan Realisasi Kegiatan DMO Borobudur Tahun 2015  TARGET
Tabel 1.2. Pemetaan Permasalahan Pengembangan Pariwisata Kawasan  Borobudur
Gambar 1.2. Target dan Kegiatan DMO Borobudur tahun 2015
+7

Referensi

Dokumen terkait

in-group atau tidak, bersifat relatif dan tergantung pada situasi sosial tertentu serta out-group diartikan sebagai kelompok yang menjadi lawan. 1) Dalam

Mengikut Abdul Sukor Shari, Nuraini Yusoff dan Mohd Isa Awang (2003), bahasa sapaan merujuk kepada bahasa yang digunakan ketika menegur sapa ataupun cara-cara

Miturut cuplikan ing dhuwur bisa dimangerteni layon sing isih bocah utawa bayi bisa didusi dening bapak utawa ibune. Babagan kasebut disebabke bayi utawa bocah

Dari hasil pengujian CBR rendaman atau tanpa rendaman, tanah yang telah distabilisasi dengan campuran abu ampas tebu dapat digunakan sebagai tanah dasar

terhadap titik referensi kapal (X-Y-Z) dan nilai posisi offset kepala transduser terhadap salib sumbu kapal berupa nilai kalibrasi hasil patch test dalam satuan derajat (Roll,

Apabila profitabilitas yang diperoleh rendah, menandakan kinerja manajemen kurang optimal dan akan menciptakan image negatif dari pihak eksternal perusahaan yang

a) Calon peserta didik baru yang mewakili negara yang dibuktikan dengan Surat Ketetapan/Keputusan yang dikeluarkan oleh KONI/Pengda Pusat Organisasi Cabang Olah Raga

NILAI KET NILAI SEMESTER PENDEK 2015/2016..