• Tidak ada hasil yang ditemukan

METODE PENELITIAN

7. Pencatatan Produksi Semen Beku

Data produksi semen beku BIB Lembang ditampilkan pada data teks, selain itu juga ada data produksi semen beku masing-masing pejantan dan data

straw pada storage container. Bila data berubah, langsung dilakukan perubahan data.

Bauran Pemasaran 1. Produk

Semen beku yang diproduksi BIB Lembang terdiri dari semen beku sapi potong, sapi perah, kerbau, kambing dan domba. Semen beku yang diproduksi berasal dari pejantan-pejantan yang sudah lolos uji penyakit hewan menular strategis yang dipersyaratkan Direktorat Kesehatan Hewan Ditjen Peternakan dan Kesehatan Hewan. Disamping itu Seluruh pejantan yang ada di BIB Lembang juga sudah memenuhi persyaratan sebagai ternak bibit karena pejantan yang masuk ke BIB Lembang sudah sesuai standar atau SNi/PTM baik persyaratan kualitatif maupun persyaratan kuantitatif.

Jumlah pejantan sapi potong yang ada saat ini sebanyak 151 ekor yang terdiri dari pejantan sapi potong lokal 115 ekor (Simental, Limousine dan Angus) dan pejantan sapi potong eksotik 36 ekor (bangsa Ongole, Brahman, Madura dan Aceh). Dari jumlah pejantan sapi potong yang ada saat ini, mampu dihasilkan semen beku sapi lokal sebesar 350.000 – 400.000 dosis per tahun, sedangkan pejantan sapi eksotik mampu menghasilkan semen beku sebesar 1.800.000 dosis per tahun. Semen beku yang dihasilkan tersebut dikemas dalam kemasan straw

volume , ml dan disimpan dalam kontainer yang berisi nitrogen cair agar mutunya tetap terjaga dengan baik.

Jumlah semen beku sapi potong lokal yang diproduksi selama 5 tahun terakhir sebanyak 1.563.679 dosis, sedangkan semen beku sapi eksotik sebanyak 8.367.287 dosis dengan perbandingan 15,75% sapi lokal dan 84,25 semen beku sapi eksotik. Stok semen beku sapi lokal sampai bulan Desember 2015 sebanyak

0 dosis sedangkan stok sapi eksotik sebanyak 2.589.817 dosis. Dari data tersebut terlihat produksi semen beku sapi eksotik lebih banyak dibandingkan produksi semen beku sapi lokal. Hal ini terjadi disebabkan jumlah sapi pejantan sedikit dan semen (sperma) yang dihasilkan sapi lokal pada satu kali ejakulasi volumenya sedikit dan konsentrasi lebih rendah, sedangkan sapi eksotik sebaliknya volume lebih banyak dan konsentrasi lebih tinggi. Rincian produksi semen beku sapi potong tahun 2011 – 2015 seperti pada Gambar .

0 500.000 1.000.000 1.500.000 2.000.000

Semen Beku Sapi Lokal 223.059 245.156 278.887 423.695 402.882 Semen Beku Sapi Eksotik 1.973.632 1.903.123 1.631.488 1.585.244 1.273.800

2011 2012 2013 2014 2015

Gambar . Produksi Semen Beku Sapi Potog BIB Lembang

Kualitas semen beku yang dihasilkan oleh BIB Lembang sangat dipengaruhi beberapa faktor, seperti pemeliharaan, perawatan kesehatan pejantan, pakan, produksi, penyimpanan, pemeriksaan kualitas semen. Seluruh kegiatan teknis tersebut dilakukan oleh SDM yang terlatih dan dapat diandalkan. Untuk mempertahankan kualitas semen beku yang dijual kepada konsumen, BIB Lembang memiliki laboratorium uji mutu smen beku yang terstandar yaitu ISO

, sedangkan untuk standar manajemennya BIB Lembang memiliki ISO .

2. Harga

Penetapan harga semen beku yang diberlakukan di BIB Lembang didasarkan pada Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 48 Tahun 2012 tentang Jenis dan Tarif Atas Jenis Penerimaan Negara Bukan Pajak Yang Berlaku pada Kementerian Pertanian. Harga semen beku sapi potong yang dijual di dalam negeri terbagi dua yaitu semen beku unsexing dan semen beku sexing. Untuk semen beku sapi potong sexing harganya Rp.7.000 per dosis dan semen beku

unsexng Rp.36.000 per dosis. Harga yang diberlakukan pada semen beku di BIB Lembang tidak sama dengan harga semen beku yang dijual oleh BIB Daerah. BIB Daerah menjual semen bekunya berdasarkan Peraturan masing-masing

Kepala Daerah (Gubernur) dan pada umumnya harganya lebih murah dibanding harga semen beku sapi potong BIB Lembang. BBIB Singosari karena bentuk usahanya Badan Layanan Umum (BLU), harga jual semen beku sapi potong sama dengan BIB Lembang tetapi konsumen yang membeli semen beku dari BBIB Singosari akan mendapatkan potongan harga 10%. Untuk bisa bersaing dengan BBIB Singosari dan BIBD, karena harga sudah ditetapkan oleh Pemerintah, maka BIB Lembang dalam memasarkan produknya strateginya adalah memberikan pelayanan yang terbaik dan mutu semen beku yang bagus kepada konsumennya, walaupun harganya lebih mahal.

3. Promosi

Selama ini BIB Lembang mempromosikan produk semen beku sapi potong melalui beberapa cara antara lain :

(1) Internet. BIB Lembang dalam mempromosikan produknya memiliki website

dan dapat diakses langsung oleh masyarakat.

(2) Mengikuti pameran baik dalam maupun luar negeri (ASEAN). Pameran di dalam negeri dilakukan pada acara Indolivestock, kontes ternak, pesta patok, sedangkan di luar negeri mengikuti pameran yang diselenggarakan oleh Pemerintah Malaysia.

(3) Membagikan leaflet, brosur, poster, katalog kepada inseminator, koperasi, perusahaan, dinas peternakan provinsi dan dinas peternakan kabupaten. (4) Mengunjungi langsung konsumen seperti Dinas Peternakan Provinsi dan

Kabupaten. Pada saat kunjungan tersebut tim pemasaran semen beku melakukan presentasi dan memasarkan produk semen beku yang dimiliki BIB Lembang.

Sampai saat ini BIB Lembang belum mempromosikan produknya melalui media cetak dan elektronik karena biaya untuk iklan di media tersebut cukup tinggi. Pelayanan purna jual merupakan hal yang sangat penting dalam upaya memberikan pelayanan yang terbaik bagi konsumen semen beku, pelayanan purna jual dilakukan dengan cara melakukan penggantian terhadap produk semen beku yang rusak sebelum digunakan.

4. Distribusi

Saluran distribusi adalah salah satu faktor penentu untuk meningkatkan hasil penjualan. Saluran distribusi tersebut merupakan jalur penyampaian suatu produk, jika saluran tersebut dapat dimanfaatkan dengan baik dan optimal, maka konsumen dapat dengan mudah memperoleh produk tersebut. BIB Lembang sangat memperhatikan masalah distribusi semen beku tersebut.

Pola distribusi semen beku BIB Lembang dengan dua cara yaitu :

a. Distribusi berdasarkan target yang ditetapkan oleh Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan sesuai permintaan daerah. Seluruh biaya memproduksi semen beku hibah tersebut berasal dari dana APBN yang dialokasikan oleh Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan. Distribusi semen beku hibah ini terutama untuk program dan kegiatan pembibitan dan pengembangan sapi potong lokal dan diberikan secara gratis kepada peternak di seluruh Indonesia.

b. Pembelian langsung. Konsumen dapat secara langsung membeli semen beku berdasarkan ketersediaan semen beku yang ada. Pembelian semen beku biasanya dilakukan via telpon atau datang langsung ke BIB Lembang. Proses pengiriman semen beku ke pembeli tergantung pada dana yang ditransfer dan

container yang dikirim atau dibawa oleh pembeli, jika dana telah ditransfer atau dibayar, tim jasa produksi akan segera mengirimkan semen beku yang dipesan.

Distribusi semen beku sapi potong BIB Lembang meliputi seluruh wilayah Indonesia dan pasar luar negeri. Distribusi semen beku sapi potong lokal dari tahun 2011 – 2015 didominasi oleh konsumen di pulau Jawa yaitu Jawa Barat, Jawa Tengah, D.I Yogyakarta dan Jawa Timur. Konsumen semen beku BIB Lembang terdiri dari Asosiasi Inseminator, Inseminator mandiri, Dokter Hewan mandiri, koperasi, Dinas Peternakan Provinsi/Kabupaten dan swasta.

Untuk memudahkan atau memperlancar hasil produksinya dapat sampai ke tangan konsumen, BIB Lembang memerlukan saluran distribusi. Saluran distribusi merupakan hal penting dalam lalu lintas perdagangan dari produsen ke konsumen. Pola saluran pemasaran semen beku sapi potong dapat dilihat sebagai berikut :

a. Produsen mengirim langsung ke konsumen. BIB Lembang sebagai produsen semen beku menyalurkan produknya secara langsung kepada konsumen, yaitu konsumen datang langsung ke balai bagian jasa produksi yang dapat secara langsung melayani konsumen. Biasanya konsumen yang datang langsung ke balai adalah para inseminator mandiri atau dokter hewan mandiri yang bertempat tinggal di Jawa Barat.

b. Produsen mengirim ke konsumen melalui pengecer. Produsen menyalurkan produknya melalui pedagang pengecer. Pengecer yang dimaksud disini adalah Asosiasi Inseminator, Koperasi, Dinas dan perusahaan yang mengambil semen beku lagsung dari balai dan menjualnya lagi kepada konsumen.

Pendistribusian semen beku kepada pembeli tidak ada batasan waktu. Jika ada yang memesan atau membeli semen beku, segera dikirimkan setelah konsumen mentransfer uang sesuai jumlah pesanan semen beku dan mengirimkan kontainer atau konsumen yang lokasinya sekitar Jawa Barat bisa mengambil langsung ke BIB Lembang. Untuk pemesan yang berasal dari Pulau Jawa, semen beku dikirimkan menggunakan transportasi kereta api atau kargo, sedangkan pemesan dari luar pulau Jawa, semen beku dikirim via pesawaat udara.

Dari tahun 2011 distribusi semen beku sapi potong lokal mencapai 65.119 dosis. Tahun 2012 ada peningkatan distribusi sebesar 2,05% atau sebesar 67.267 dosis, tetapi tahun 2013 dan 2014 terjadi penurunan distribusi sebesar 6,5% ( 2.884 dosis) dan 36,38% (40.005 dosis). Penurunan distribusi semen beku sapi potong lokal karena turunnya harga sapi potong di tingkat peternak menyebabkan lesunya peternakan sapi potong pada saat itu. Tahun 2015 distribusi semen beku sapi potong meningkat lagi sebesar 69,22% atau 129.988 dosis dibanding tahun 2014. Peningkatan distribusi semen beku tersebut karena tahun 2015 Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementerian Pertanian mengadakan program kegiatan Gertak Berahi dan Inseminasi Buatan (GBIB). Jika dibandingkan dengan distribusi atau penjualan sapi potong eksotik, distribusi atau penjualan sapi potong lokal perbedaannya cukup jauh.

Semen beku sapi potong lokal lebih banyak didistribusikan ke peternak secara gratis melalui dana APBN dalam mendukung program dan kegiatan Pemerintah mengembangkan sapi lokal. Dalam waktu lima tahun terakhir telah terdistribusi semen beku sapi potong lokal sebanyak 949.063 dosis. Jumlah distribusi semen beku sapi potong hibah lebih tinggi dibanding distribusi semen beku melalui penjualan langsung sebanyak 366.063 dosis. Distribusi semen beku hibah dapat dilihat pada Gambar

Gambar . Distribusi Semen Beku Hibah BIB Lembang

Penjualan semen beku eksotik lima tahun terakhir mencapai 5.255.381 dosis sedangkan penjualan semen beku sapi potong lokal hanya mencapai 366.063 dosis, terdapat selisih 4.889.318 dosis. Dari perbedaan tersebut terlihat bahwa permintaan semen beku sapi potong lokal hanya sekitar 8,6%. Dapat disimpulkan bahwa semen beku sapi potong lokal kurang diminati oleh peternak. Lebih jelasnya penjualan semen beku sapi eksotik dan semen beku sapi lokal per tahun dapat dilihat pada Gambar .

0 500.000 1.000.000 1.500.000

Semen Beku Lokal Semen Beku Eksotik

Semen Beku Lokal 65.919 62.267 62.884 40.005 129.988 Semen Beku Eksotik 1.045.254 999.714 934.250 1.064.744 1.211.419

2011 2012 2013 2014 2015

Gambar . Penjualan Semen Beku Sapi Potong BIB Lembang 0

100.000 200.000 300.000 400.000

Semen Beku Sapi Lokal Semen Beku Sapi Eksotik

Semen Beku Sapi Lokal 141.900 97.000 109.090 147.140 353.371 Semen Beku Sapi Eksotik 132.600 109.090 162.260 124.590 15.654 2011 2012 2013 2014 2015

Identifikasi Faktor Internal dan Faktor Eksternal

Berdasarkan hasil penelitian, dapat diidentifikasikan faktor-faktor internal dan eksternal BIB Lembang sebagaimana Gambar .

Faktor-Faktor Internal Faktor-Faktor Eksternal KEKUATAN :

1. Mutu semen beku sapi potong terjamin

2. SDM produksi semen beku handal 3. Sarana dan prasarana memadai 4. Harga semen beku terjangkau 5. Pelayanan prima

6. Pejantan lokal yang dipelihara mutu genetiknya bagus dan bebas dari penyakit menular

PELUANG : 1. Kemajuan teknologi IB

2. Permintaan semen beku dari luar negeri

3. Pangsa pasar semen beku sapi potong lokal masih terbuka luas

4. Program pembibitan sapi potong lokal

5. Kapasitas produksi semen beku sapi potong lokal

KELEMAHAN : 1. Kurangnya jumlah pejantan

2. Kesulitan mendapatkan pejantan lokal

3. Promosi semen beku sapi lokal masih kurang

4. Biaya promosi terbatas

5. Pemasaran semen beku lokal belum optimal

ANCAMAN :

1. Kebijakan pelarangan ekspor semen beku sapi potong lokal

2. Penyakit hewan menular 3. Pasar bebas ASEAN

4. Keberadaan BBIB Singosari dan BIB Ungaran

5. Pendapatan peternak masih rendah 6. Pemotongan sapi betina produktif di

masyarakat

Gambar . Faktor-faktor Internal dan Faktor-faktor Eksternal 1. Kekuatan

a. Mutu Semen Beku terjamin

Mutu merupakan kesesuaian serangkaian karakteristik produk dengan standar yang ditetapkan perusahaan berdasarkan syarat, kebutuhan dan keinginan konsumen (Muhandri dan Kadarisman, 2006). Semen beku yang dihasilkan oleh BIB Lembang sudah diuji di labortorium uji mutu dan sesuai ISO 17025 : , sehingga mutunya dapat dipertanggungjawabkan kepada konsumen sedangkan proses produksi semen beku sudah sesuai dengan ISO 9001 : .

Semen Beku produksi BIB Lembang telah memenuhi Standar Nasional Indonesia (SNI) 01- - - dengan menggunakan pengencer skim milk. Beberapa kelebihan pengencer skim milk adalah

bahan pengencer bersifat organik sehingga tidak bersifat toksik terhadap sperma, terdapat keseragaman kualitas produksi, daya tahan hidup dan motilitas spermatozoa sangat baik, sehingga dapat meningkatkan angka kebuntingan, bahan mudah didapat dan harganya murah sehingga ketersediaannya terjamin.

Hasil produksi semen beku sebelum dipasarkan diperiksa kembali, apakah kualitas semen masih baik. Hal ini dilakukan setelah semen segar diproses menjadi semen beku pada hari itu juga.

b. SDM produksi semen beku yang handal

Sumber Daya Manusia (SDM) mempunyai peran yang sangat besar bagi kesuksesan Balai Inseminasi Buatan Lembang. Secara konseptual seorang pekerja yang memiliki kompetensi tinggi akan dapat melaksanakan tugas dan fungsinya secara optimal, sehingga pada akhirnya dapat meningkatkan efektifitas Balai dalam mencapai tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan. Dalam kegiatan operasional, BIB Lembang memiliki SDM yang memadai secara fungsional seperti Kepala Seksi, pengawas bibit ternak, pengawas mutu pakan, medik veteriner dan paramedik veteriner sehingga mampu menghasilkan semen beku yang bermutu. Secara struktural penanggung jawab pemeliharaan ternak di seksi pelayanan teknis pemeliharaan ternak, penanngung jawab produksi semen beku adalah seksi pelayanan teknis produksi semen, sedangkan sedangkan penanggung jawab pemasaran semen beku sapi potong berada di seksi jasa produksi.

c. Sarana dan prasarana memadai

Sarana dan prasarana yang dimiliki poleh BIB Lembang cukup lengkap, antara lain lahan untuk bangunan kantor, kebun HPT, kandang, laboratorium untuk produksi semen beku dan peralatan yang dibutuhkan juga lengkap. BIB Lembang mengadopsi teknologi dari Selandia Baru dalam teknik produksi semen beku. Laboratorium BIB Lembang telah terakreditasi oleh Komite Akreditasi Nasional (KAN) dan telah menerapkan sistem manajemen mutu sesuai ISO 9001 : 2008 dan laboratorium uji mutu ISO 17025 : 200 . Peralatan yang ada berasal dari Prancis dan Jerman seperti container kapasitas 500 - 600 liter, Dummy Cow, mikroskop yang terhubung langsung dengan komputer dan lain-lain serta mesin seperti mesin printing-sealing-fealing, sehingga peralatan dan mesin yang ada saat ini sangat mutakhir sesuai kebutuhan laboratorium. d. Pelayanan prima

Janji layanan yang dibuat oleh BIB Lembang yaitu RAMAH yaitu :

Readily : Tersedia dengan cepat

Accurate : Tepat (jumlah, jenis, mutu dan waktu)

Maximize : Senantiasa memaksimalkan pelayanan

Accountable : Dapat dipertanggungjawabkan

Dengan adanya janji layanan tersebut, BIB Lembang berupaya mewujudkan janji yang telah ditetapkan agar masyarakat puas dengan layanan BIB Lembang. Disamping itu BIB Lembang juga melakukan kegiatan pelayanan purna jual yang merupakan hal yang sangat penting dalam upaya memberikan pelayanan yang terbaik bagi konsumen semen beku sapi potong.

e. Harga Semen Beku terjangkau

Penetapan harga semen beku yang diberlakukan di BIB Lembang didasarkan pada Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 48 Tahun 2012 tentang Jenis dan Tarif Atas Jenis Penerimaan Negara Bukan Pajak yang berlaku pada Kementerian Pertanian. Harga semen beku sapi potong yang dijual di dalam negeri terbagi dua yaitu semen beku unsexing

dan semen beku sexing. Untuk semen beku sapi potong unsexing harganya Rp.7.000 per dosis dan semen beku sexng Rp.36.000 per dosis. Harga tersebut masih dapat dibeli oleh konsumen seperti Dinas provinsi/kabupaten, asosiasi inseminator, koperasi dan swasta.

f. Mutu genetik pejantan lokal bagus dan bebas dari penyakit menular

Semen beku yang diproduksi BIB Lembang berasal dari pejantan-pejantan yang sudah lolos uji penyakit hewan menular strategis yang dipersyaratkan oleh Direktorat Kesehatan Hewan Ditjen Peternakan dan Kesehatan Hewan. Disamping itu seluruh pejantan yang ada di BIB Lembang juga sudah memenuhi persyaratan sebagai ternak bibit karena pejantan yang masuk ke BIB Lembang sudah sesuai SNI/PTM baik persyaratan kualitatif maupun kuantitatif. Untuk mempertahankan agar pejantan yang dipelihara tetap sehat, dilakukan biosecurity yang ketat mulai dari proses seleksi ternak yang masuk, pemeliharaan dan produk yang dihasilkan.

2. Kelemahan

a. Kurangnya jumlah pejantan lokal

Pejantan sapi lokal yang saat dipelihara adalah bangsa sapi Ongole, Brahman, Madura, Aceh dan Pasundan dengan total populasi sebanyak 36 ekor. Jumlah sapi lokal tersebut kalah jauh dengan jumlah sapi potong eksotik sebanyak 115 ekor. Saat ini BIB Lembang masih berupaya menambah pejantan lokal yang berasal dari breed yang berbeda agar pembeli tertarik membeli semen beku lokal BIB Lembang. Pemerintah melalui Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan membuat kebijakan agar semen beku sapi lokal agar ditingkatkan jumlahnya dibandingkan semen beku sapi eksotik dengan perbandingan 60 : 40 dalam upaya pengembangan sapi lokal.

b. Kesulitan mendapatkan pejantan lokal

Dengan adanya kebijakan dari Ditjen Peternakan dan Kesehatan Hewan, Balai berupaya menambah populasi pejantan lokal, namun banyak ditemuai beberapa masalah yaitu silsilahnya tidak ada, tidak lolos uji

penyakit hewan menular strategis. Selain itu harga pejantan cukup mahal yang sesuai SNI/PTM. Koordinasi dengan Balai Veteriner dan Dinas terkait perlu ditingkatkan.

c. Promosi semen beku sapi lokal masih kurang

Promosi terhadap produk semen beku mempunyai dampak strategis yang sangat penting karena promosi yag tepat dapat meningkatkan volume penjualan semen beku BIB Lembang. Promosi yang dilakukan oleh tim dari jasa produksi antara lain menyebarkan leaflet, brosur, poster ke dinas provinsi, kabupaten, asosiasi inseminator. Selain itu BIB Lembang sering mengikiti pameran peternakan baik di dalam maupun luar negeri tapi pembelian semen beku sapi lokal masih belum optimal. Pelayanan purna jual sudah dilakukan tetapi peternak belum tertarik membeli semen beku sapi lokal karena harga jual sapi lokal lebih murah dibandingkan dengan sapi eksotik.

d. Biaya promosi terbatas

Biaya promosi yang disiapkan oleh manajemen BIB Lembang sangat terbatas. Biaya promosi disiapkan hanya untuk biaya pembuatan bahan promosi seperti leaflet, kalender, poster, katalog, brosur dan mengikuti pameran peternakan. Biaya untuk pembuatan iklan baik di media cetak dan elektronik tidak disediakan di tahun 2015 karena biaya untuk kegiatan tersebut tersebut sangat mahal.

3. Peluang

a. Kemajuan teknologi IB

Seiring berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi, perkembangan teknologi IB pun terus bertambah diantaranya dengan teknologi sexing yang merupakan pemisahan sperma betina (X) dengan sperma jantan (Y) serta program sinkronisasi IB yang terus berkembang. Semua itu merupakan sebuah peluang untuk BIB Lembang memproduksi semen beku sexing betina dan sexing jantan sapi potong lokal sehingga peternak tertarik untuk membeli semen beku sexing.

b. Pangsa pasar semen beku sapi potong lokal masih terbuka luas

Peluang pasar masih cukup terbuka secara luas baik pasar dalam negeri maupun pasar internasional (ekspor). Peluang pasar dalam negeri masih cukup besar terutama untuk lokasi luar jawa terutama untuk lokasi introduksi IB dan lokasi pengembangan IB. Akseptor IB sekarang ini hanya terkonsentrasi di daerah Jawa, masih kurangnya akseptor IB di luar Jawa merupakan peluang pasar yang masih bisa dimanfaatkan dengan maksimal untuk pemasaran semen beku sapi potong lokal. Untuk pangsa pasar luar negeri juga masih terbuka luas untuk semen beku sapi potong lokal. Negara tetangga seperti Malaysia sangat menyukai sapi lokal Indonesia tetapi sampai saat ini pemerintah belum mengizinkan untuk ekspor semen beku sapi lokal.

c. Program pembibitan sapi potong lokal

Program pembibitan sapi potong lokal adalah salah satu upaya Pemerintah dalam mendukung program pemenuhan pangan asal ternak dan agribisnis peternakan rakyat yang berbasis sumber daya lokal. Pemerintah melalui Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan telah mengalokasikan anggaran untuk kegiatan pembibitan sapi potong lokal di pulau dan kabupaten terpilih, wilayah sumber bibit sapi potong lokal, gertak birahi dan Inseminasi Buatan. Kegiatan tersebut memberikan kesempatan kepada BIB Lembang meningkatkan produksi semen beku sapi potong lokal yang dibutuhkan oleh masyarakat.

d. Kapasitas produksi semen beku sapi potong lokal

Sarana produksi yang dimilki oleh BIB Lembang seperti kebun HPT, laboratorium, kandang masih memungkinkan untuk meningkatkan produksi semen beku sapi potong lokal. Dengan penambahan sapi lokal produksi semen beku sapi lokal dapat ditingkatkan.

4. Ancaman

a. Kebijakan pelarangan ekspor semen beku sapi potong lokal

Pemerintah dalam hal ini Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan masih memberlakukan kebijakan pelarangan ekspor semen beku sapi potong lokal. Kebijakan tersebut mempengaruhi jumlah penjualan semen beku di dalam negeri. Peternak di dalam negeri lebih memilih semen beku sapi eksotik karena lebih menguntungkan. Jika semen beku sapi lokal dibolehkan dijual ke luar negeri, akan meningkatkan jumlah penjualan semen beku sapi lokal dan akan menambah devisa negara karena negara tetangga Indonesia seperti Malaysia sangat berminat dengan sapi lokal Indonesia.

b. Pasar bebas ASEAN

Dengan diberlakukannya pasar bebas ASEAN akan mempengaruhi pemasaran sapi potong lokal BIB Lembang. Semen beku dari luar negeri akan masuk ke dalam negeri meramaikan pasar semen beku sehingga akan banyak pilihan bagi peternak untuk memilih semen beku yang diinginkan. c. Penyakit hewan menular

Penyakit hewan menular strategis selama ini merupakan momok yang menakutkan bagi dunia peternakan, oleh karena itu perlu suatu

biosecurity yang ketat dimulai dari proses seleksi ternak yang masuk, pemeliharaan dan produk yang dihasilkan terutama dari penyakit-penyakit eksotik yang telah ditetapkan pemerintah. Pembinaan dan pengawasan lalu lintas ternak dari dinas peternakan setempat sangat diperlukan untuk

Dokumen terkait