• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pencegahan dan Penanggulangan Gizi Kurang dan Lebih

VI I . PROGRAM

E. Pencegahan dan Penanggulangan Gizi Kurang dan Lebih

GIZI-LEBIH

1. Pencegahan dan penanggulangan KEP

Tujuan :

a) Menurunkan jumlah penderita dan angka kematian gizi buruk b) Meningkatkan status gizi bayi dan anak balita.

Strategi operasional :

a) Memantapkan upaya pencegahan memburuknya kondisi gizi b) Pengembangan tatalaksana gizi buruk

c) Deteksi dini BBLR

d) Pengembangan paket pelayanan gizi yang terintegrasi dengan kegiatan lintas program dan sektor.

e) Peningkatan jaringan pelayanan dan rujukan gizi.

f) Meningkatkan kemandirian keluarga dalam pola asuh anak.

Kelompok Sasaran :

a) Bayi

b) Anak balita

Kegiatan :

a) Pemantauan tumbuh kembang balita dengan KMS di Posyandu, Puskesmas dan sarana pelayanan kesehatan lain.

b) Melakukan tata laksana gizi buruk c) Setiap bayi lahir, berat badan ditimbang

d) Pembinaan keluarga dalam asuhan keperawatan dan gizi

e) Pemberian Makanan Tambahan (PMT) penyuluhan dan PMT pemulihan. f) Melakukan pelayanan gizi terpadu dengan KI A, pelayanan kesehatan dan

Indikator Keberhasilan:

a) D/ S dan N/ S = 80%

b) Prevalensi gizi-kurang setinggi-tingginya 20% c) Prevalensi gizi buruk setinggi-tingginya 5%

2. Pencegahan dan penanggulangan KEK

Tujuan :

a) Meningkatkan status gizi WUS dan ibu hamil b) Mencegah BBLR

Strategi operasional :

a) Deteksi dini resiko KEK

b) Memantapkan upaya intervensi WUS dan ibu hamil KEK

c) Peningkatan koordinasi pelayanan gizi yang terintegrasi dengan kegiatan lintas program dan sektor.

d) Peningkatan jaringan pelayanan dan rujukan gizi.

e) Meningkatkan kepedulian keluarga dalam kesehatan dan gizi.

Kelompok Sasaran :

a) WUS

b) I bu hamil dan ibu nifas

Kegiatan :

a) Penapisan penderita risiko KEK dan KEK melalui pengukuran LI LA dan I MT b) Pelaksanaan intervensi terhadap penderita KEK melalui pendidikan gizi dan

pemberian makanan tambahan

c) Melakukan pelayanan gizi terpadu dengan KI A, pelayanan kesehatan dan program penanggulangan kemiskinan.

d) Pembinaan keluarga dalam asuhan keperawatan dan gizi

Indikator keberhasilan

a) Penurunan prevalensi KEK setinggi-tinginya 20% b) Prevalensi BBLR setinggi-tingginya 7%

3. Pencegahan dan penanggulangan gizi-lebih

Tujuan :

Meningkatkan kualitas gaya hidup sehat di keluarga

Strategi operasional :

a) Mengembangkan model intervensi pada penderita gizi-lebih (misal: posyandu usila, pusat kebugaran)

b) Peningkatan kualitas pelayanan pada penderita gizi-lebih

c) Peningkatan koordinasi pelayanan gizi yang terintegrasi dengan kegiatan lintas program dan sektor.

Kelompok Sasaran:

a) Balita b) Remaja c) Anak Sekolah d) Dewasa

Kegiatan :

a) Melaksanakan pemantauan secara berkala berat badan dan tinggi badan b) Melaksanakan promosi gaya hidup sehat

c) Melakukan konseling gizi

d) Melaksanakan manajemen terpadu penanganan kasus gizi-lebih dan penyakit degeneratif serta penyakit lainnya

Indikator keberhasilan:

a) Menurunkan prevalensi kegemukan setinggi-tingginya 3% pada balita

b) Menurunkan prevalensi kegemukan setinggi-tingginya 10% pada orang dewasa dan usila

4. Asuhan dan Konseling Gizi

Tujuan :

Strategi operasional :

a) Peningkatan dan pengembangan fasilitas asuhan dan konseling gizi b) Peningkatan tata laksana asuhan dan konseling gizi

c) Pemanfaatan tenaga profesional dalam asuhan dan konseling gizi

Kelompok Sasaran:

Anggota Keluarga

Kegiatan :

a) Menyusun standar tata laksana asuhan dan konseling gizi

b) Melaksanakan kegiatan asuhan dan konseling gizi di setiap sarana pelayanan kesehatan

c) Melaksanakan kegiatan asuhan dan konseling gizi secara profesional

Indikator keberhasilan:

50% dari institusi pelayanan kesehatan telah melaksanakan asuhan dan konseling gizi dengan tenaga profesional.

F. PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN KURANG ZAT GIZI

MIKRO

1.

Pencegahan dan Penanggulangan GAKY

Tujuan :

a) Menurunkan jumlah penderita gondok b) Bebas kretin baru

Strategi operasional :

a) Garam yodium untuk semua

b) Suplementasi kapsul minyak beryodium

c) Peningkatan koordinasi kegiatan lintas program dan lintas sektor d) Membuka daerah terisolir

Kelompok Sasaran :

Seluruh penduduk

Kegiatan :

a) Pengawasan dan peningkatan yodisasi garam b) Membina petani garam

c) Pemantauan garam beryodium di tingkat produsen, distributor, pasar dan masyarakat.

d) Menerapkan tindakan hukum berdasarkan undang-undang dan peraturan pemerintah yang ada.

e) Promosi penggunaan garam beryodium

f) Melakukan intensifikasi dan akselerasi distribusi kapsul minyak beryodium pada WUS, ibu hamil , ibu meneteki dan anak sekolah dasar di daerah endemik berat dan sedang.

g) Melakukan pemetaan masalah GAKY

h) Pengembangan fortifikasi yodium pada bahan makanan dan yodisasi air i) Peningkatan kualitas bahan makanan sebagai sumber zat yodium terutama

bahan makanan laut.

Indikator keberhasilan :

a) 90% keluarga mengkonsumsi garam cukup beryodium (> 30 ppm) b) Penurunan prevalesi TGR dari 9,8 % menjadi 5 %

2. Pencegahan dan Penanggulangan Anemia Gizi

Tujuan :

a) Menurunkan penderita anemia

b) Meningkatkan kualitas produktifitas dan prestasi sumber daya manusia. c) Menurunkan angka kesakitan dan kematian ibu serta bayi

Strategi operasional :

a) Suplementasi tablet atau sirup besi

b) Meningkatkan konsumsi makanan kaya besi

c) Pemasaran sosial makanan kaya zat besi terutama sumber hewani d) Fortifikasi bahan makanan dengan zat besi

e) Meningkatkan kemandirian masyarakat

f) I ntegrasi kegiatan gizi lintas program dan lintas sektor

Kelompok Sasaran :

a) I bu Hamil / I bu nifas b) Wanita Usia Subur c) Balita

d) Anak usia sekolah e) Usia Lanjut

Kegiatan :

a) Melakukan intensifikasi dan akselerasi distribusi tablet/ sirup besi pada ibu hamil dan balita

b) Promosi suplementasi tablet besi kepada remaja putri, calon pengantin wanita dan tenaga kerja wanita.

c) Melakukan koordinasi dan kegiatan dalam pemberian TTD dan sirup besi dengan kegiatan KI A serta pelayanan kesehatan lain.

d) Mengembangkan fortifikasi zat besi melalui bahan makanan (gandum)

e) Mengembangkan kegiatan penanggulangan anemia gizi pada kelompok usia lanjut

Indikator keberhasilan :

Menurunkan prevalensi anemia pada - bumil dan bufas dari 50,9% menjadi 40% - balita dari 40,5% menjadi 30%

- WUS dari 39,5% menjadi 30%

3. Pencegahan dan penanggulangan kurang vitamin A

Tujuan :

a) Bebas kebutaan karena masalah kekurangan vitamin A b) Meningkatkan daya tahan tubuh terhadap infeksi c) Menurunkan angka kematian dan kesakitan balita

Strategi operasional :

a) Suplementasi kapsul vitamin A dosis tinggi b) Peningkatan konsumsi makanan kaya vitamin A c) Fortifikasi bahan makanan dengan vitamin A d) Koordinasi lintas program dan lintas sektor

Kelompok Sasaran :

a) Bayi 6 - 11 bulan b) Anak balita 1 - 5 tahun c) I bu nifas (< 30 hari )

Kegiatan:

a) Akselerasi suplementasi kapsul vitamin A dosis tinggi ( 100.000 b) I U) untuk bayi dan 200.000 I U untuk anak balita.

c) Promosi bulan kapsul vitamin A (Pebruari dan Agustus ) d) Pemasaran sosial sumber vitamin A alami

e) Fortifikasi minyak sayur dengan vitamin A

f) Kerjasama pendistribusian kapsul vitamin A bersama kegiatan immunisasi campak

Indikator keberhasilan :

Prevalensi xerophthalmia (X1b < 0,33 % )

4. Pencegahan dan Penanggulangan kurang zat Gizi Mikro Lain

Tujuan :

Mengetahui besaran dan sebaran masalah kurang gizi mikro lain pada kelompok rentan

Strategi operasional :

a) Meningkatkan jaringan informasi masalah gizi mikro secara internasional dan nasional

b) Survei dan penelitian c) Pengembangan program

Kelompok Sasaran :

a) I bu hamil

b) Bayi dan anak (6 - 24 bulan)

Kegiatan :

a) Mengembangkan pusat data dan informasi masalah kurang zat gizi mikro. b) Mengkaji data sekunder dari berbagai sumber

c) Mengembangkan suplementasi multi gizi-mikro pada ibu hamil dan anak (6

24 bulan).

Indikator keberhasilan:

b) Terwujudnya model intervensi suplementasi multi gizi-mikro terutama untuk ibu hamil dan anak (6 - 24 bulan)

5. Fortifikasi pangan

Tujuan :

Meningkatkan mutu makanan dengan penambahan zat gizi mikro.

Strategi operasional:

a) Standardisasi dan regulasi fortifikasi bahan makanan

b) Advokasi dan koordinasi kegiatan fortifikasi lintas sektor, lintas program dan industri

Kelompok Sasaran:

a) I ndustri Bahan Makanan b) Masyarakat Sasaran

Kegiatan:

a) Memilih dan menetapkan bahan makanan sebagai wahana untuk fortifikasi b) Fortifikasi bahan makanan dengan mikro nutrien sesuai standar (misal:

fortifikasi gandum dengan Fe, Zn , B1 dan B6; minyak dengan vitamin A) c) Pengayaan bahan makanan dengan vitamin dan mineral

Indikator keberhasilan:

Terwujudnya fortifikasi Fe, Seng, Zn dan vitamin A

G.PENINGKATAN PERILAKU KELUARGA MANDIRI SADAR

PANGAN DAN GIZI

1. Peningkatan diversifikasi konsumsi pangan

Tujuan

:

Strategi operasional :

a) Promosi konsumsi pangan dan gizi sesuai anjuran gizi seimbang.

b) Perubahan perilaku keluarga dan masyarakat dalam konsumsi pangan gizi . c) Pemberdayaan tenaga pangan dan gizi serta masyarakat dalam promosi

diversifikasi konsumsi pangan. d) Peningkatan daya beli keluarga.

Kelompok Sasaran :

Seluruh lapisan keluarga dan masyarakat baik di perkotaan maupun di pedesaan.

Kegiatan :

a) Sosialiasi dan advokasi tentang diversifikasi pangan dan gizi.

b) Menggali teknologi tepat guna tentang pengembangan pengolahan aneka pangan olahan.

c) Pelatihan gizi seimbang bagi tenaga lapang pertanian

d) Penyuluhan dan promosi diversifikasi pangan dan gizi padakeluarga dan masyarakat.

e) Kajian pemetaan pola diversifikasi konsumsi pangan dan gizi.

f) Peningkatan peran serta masyarakat dalam pengembangan produk pangan lokal serta penganekaragaman penyediaan dan konsumsi pangan

g) Koordinasi pengembangan teknologi untuk diversifikasi konsumsi pangan dan nilai tambah produk pangan

Indikator Keberhasilan :

a) Berkembangnya aneka ragam pangan dan gizi pada keluarga dan masyarakat.

b) Perubahan perilaku konsumsi pangan dan gizi pada keluarga dan masyarakat.

c) Peningkatan keragaman konsumsi pangan.

2. Pemasyarakatan Gizi Seimbang

Tujuan :

Meningkatkan pengetahuan dan menanamkan sikap dan perilaku guna mewujudkan keluarga mandiri sadar gizi.

Strategi operasional :

a) Mengembangkan dan memasyarakatkan Gizi Seimbang

b)Mengembangkan dan memanfaatkan teknologi KI E yang tepat guna tentang gizi seimbang pada keluarga.

c) Meningkatkan kerja sama lintas sektor/ program terkait dan LSM/ swasta.

Kelompok Sasaran :

Seluruh keluarga dan masyarakat

Kegiatan :

a) Pengkajian tentang besaran dan sebaran perilaku gizi seimbang pada keluarga dan masyarakat.

b) Mengembangkan teknologi tepat guna tentang media KI E gizi seimbang kepada keluarga dan masyarakat.

c) Peningkatan sosialisasi dan advokasi kampanye gizi seimbang. d) Meningkatkan konseling pada anggota keluarga dan masyarakat.

e) Pelatihan dan pendidikan program pangan dan gizi dalam pembinaan keluarga dan masyarakat.

f) Mengembangkan pesan-pesan spesifik gizi seimbang yang lebih operasional dalam perbaikan gizi keluarga.

g) Memantapkan kerjasama institusi, program terkait, dan masyarakat dalam promosi gizi seimbang

Indikator keberhasilan :

a) Jumlah % keluarga yang menerapkan perilaku gizi seimbang (% kadarzi). b) Tersedianya media KI E secara spesifik menurut kondisi daerah

c) Jumlah institusi, lintas sektor dan program terkait, serta masyarakat yang sudah terlibat dalam promosi gizi seimbang.

3. Peningkatan pemberian ASI (PP-ASI) dan Makanan Pendamping ASI

(MP-ASI)

Tujuan :

a) Meningkatkan penggunaan ASI secara ekslusif

b) Meningkatkan pemberian makanan pendamping ASI yang tepat waktu, sesuai dengan persyaratan gizi serta meneruskan pemberian ASI hingga anak berusia 2 tahun

Strategi operasional :

a) Meningkatkan kepedulian para pengambil keputusan, pelaksana, kelompok profesi serta masyarakat luas tentang kebijaksanaan PP-ASI ditingkat pusat, daerah serta sektor swasta/ LSM.

b) Meningkatkan dan menerapkan legislasi yang mendukung dan melindungi perilaku menyusui yang optimal

c) Mengupayakan agar semua petugas dan sarana kesehatan mendukung perilaku menyusui yang optimal melalui penerapan 10 langkah menuju keberhasilan menyusui

d) Memantapkan koordinasi lintas program, lintas sektor, LSM , swasta dan kelompok potensial tentang kebijaksanaan dan legislasi, pendidikan dan latihan, KI E, pelayanan kesehatan, pengembangan fasilitas pelayanan bagi nakerwan, partisipasi masyarakat dan riset.

e) Meningkatkan kemampuan keluarga dalam meningkatkan kualitas MP-ASI berdasarkan bahan makanan setempat

f) Mengembangkan dan menyediakan "MP-ASI generik" yang memenuhi syarat gizi dan terjangkau oleh masyarakat berpenghasilan rendah

Kelompok Sasaran:

a) I bu hamil/ menyusui

b) Masyarakat & anggota keluarga.

c) Lembaga swadaya masyarakat, swasta, pengusaha dan organisasi profesi .

Kegiatan :

a) Advokasi kepada pengambil keputusan, pengusaha, LSM, organisasi profesi, kelompok potensial tentang dukungannya pada program PP ASI dan MP ASI b) Pelatihan petugas pangan dan gizi serta sektor terkait tentang PP ASI dan

MP-ASI

c) Meningkatkan kualitas MP-ASI berbasis pangan setempat

d) Penerapan Peraturan Pemerintah tentang pemasaran susu formula dan peraturan pemerintah No. 69 tahun 1999 tentang labeling dan periklanan beserta petunjuk pelaksanaanya.

e) Revitalisasi Rumah Sakit sayang bayi

f) Mengupayakan fasilitas yang mendukung PP ASI dan meningkatkan pelaksanaan tempat kerja sayang ibu

g) Kampanye nasional PP ASI , ASI ekslusif dan MP-ASI

h) Meningkatkan kerjasama dengan swasta dalam menyediakan "MP-ASI generik" yang memenuhi syarat gizi dan terjangkau oleh masyarakat golongan ekonomi lemah.

Indikator keberhasilan :

a) Cakupan ASI ekslusif 80%

b) 50% RS melaksanakan RS sayang bayi

c) Tersedianya MP-ASI generik yang terjangkau oleh masyarakat golongan ekonomi lemah.

d) Jumlah keluarga yang mempunyai perilaku pemberian MP ASI yang baik (% kadarzi).

H. PELAYANAN GIZI DI INSTITUSI

Tujuan:

Memberikan pelayanan gizi dan penyelenggaraan makanan yang berkualitas bagi masyarakat yang di institusi

Strategi operasional:

a) Penentuan standar, mutu serta regulasi penyelenggaraan makanan di institusi

b) Penentuan standar kecukupan gizi bagi warga di institusi c) Peningkatan kualitas penyelenggaraan makanan di institusi d) Pemberdayaan pengelola dan penyelenggara di institusi e) Promosi pelayanan gizi di institusi

f) Masukan materi gizi kedalam kurikulum pendidikan dan pelatihan g) Koordinasi lintas program dan lintas sektor

Kelompok Sasaran :

Pengelola, penyelenggara, pembina dan masyarakat yang berada di institusi, yaitu :

a) I nstitusi pendidikan

b) I nstitusi rumah tahanan dan lembaga pemasyarakatan

c) I nstitusi Sosial (Panti asuhan, panti werdha dan rumah singgah, dll) d) I nstitusi tempat kerja

e) I nstitusi olahraga (pusat latihan olahraga)

f) I nstitusi kesehatan (Rumah sakit, Puskesmas perawatan, rumah bersalin) g) I nstitusi lain (matra, haji, transmigrasi dll)

Kegiatan :

b) penyelenggaraan makanan dan pelayanan gizi di intitusi

c) Melaksanakan kegiatan penyelenggaraan makanan dan pelayanan gizi sesuai dengan standar (kecukupan gizi, tenaga profesional, sarana)

d) Advokasi dan sosialisasi pelayanan gizi di institusi

e) Melaksanakan asuhan dan konseling gizi di institusi (misal: pojok gizi di puskesmas, konseling gizi bagi atlet di pusat olahraga, pasien di rumah sakit) f) Melaksanakan kerjasama dengan lintas sektor, lintas program dan swasta

dalam kegiatan pelayanan gizi di institusi

g) Pelatihan dan pembinaan bagi petugas penyelenggara dan pengelola makanan (misal: kantin, warung sekolah/ penjaja makanan , jasa boga, embarkasi/ debarkasi haji dll).

h) Pengembangan materi gizi kedalam kurikulum pendidikan, pelatihan dan penyuluhan (misal : kurikulum sekolah dasar, menengah dan sekolah lanjut tingkat atas atau materi penyuluhan gizi tenaga kerja wanita dll )

i) Pembinaan terpadu gizi institusi

j) Pemantauan dan evaluasi secara periodik (misal: status gizi , penyelenggaraan,dll)

Indikator keberhasilan :

a) Jumlah institusi yang melaksanakan penyelenggaraan makanan sesuai dengan standar dan regulasi

b) Jumlah institusi yang telah memasukkan materi gizi kedalam kurikulum pendidikan dan pelatihan

I. PENGEMBANGAN MUTU DAN KEAMANAN PANGAN

1. Pemberdayaan Konsumen

Tujuan :

Meningkatkan pengetahuan dan kesadaran konsumen dalam memilih pangan yang aman dan bermutu untuk memenuhi kebutuhan gizi keluarga.

Kelompok Sasaran :

Seluruh lapisan masyarakat sebagai konsumen

Kegiatan :

b) Penyusunan dan penyebar luasan informasi tentang :

cara memilih dan membeli makanan yang bermutu dan aman

cara mengolah dan menyajikan makanan yang aman

penanganan dan penyimpanan makanan yang aman

memilih makanan jajanan yang sehat dan aman bagi anak sekolah.

cara memahami informasi pada label dan kemasan pangan

penyakit yang dapat timbul melalui makanan (Food born diseases) . c) Penyebarluasan informasi tentang cara penyampaian keluhan konsumen

serta lembaga yang dapat membantu menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan pangan.

Indikator keberhasilan

:

a) peningkatan jumlah pemanfaatan sistem dan lembaga pengaduan masyarakat ke instansi berwenang secara langsung atau melalui telepon, fax, surat atau e-mail

b) peningkatan produk makanan yang memenuhi syarat

c) peningkatan sarana pengolahan makanan yang memenuhi persyaratan perundang-undangan

d) peningkatan sarana distribusi yang memenuhi syarat

e) penurunan jumlah kasus keracunan dan penyakit yang timbul melalui makanan

2. Perbaikan Mutu dan Keamanan produk Industri Pangan Kecil dan

Menengah

Tujuan :

Memperbaiki mutu dan keamanan produk pangan yang diproduksi oleh industri kecil dan menengah.

Strategi operasional :

a) Menerapkan standar mutu dan keamanan pangan secara nasional secara bertahap sesuai kemampuan daerah.

b) Memperkuat mekanisme pembinaan dan pengawasan penerapan standar mutu.

c) Penumbuhan kesadaran tentang pentingnya mutu dan keamanan produk, melalui penyuluhan dan praktek nyata.

Kelompok Sasaran :

Kelompok sasaran program ini adalah para pengusaha industri pangan kecil, menengah dan rumah tangga.

Kegiatan :

a) I nventarisasi produk industri pangan kecil dan menengah serta rumah tangga yang memiliki kontribusi nyata terhadap status gizi konsumen serta penilaian aspek mutu dan keamanannya.

b) I dentifikasi potensi bahaya yang mungkin ada pada produk-produk butir 1 sesuai dengan kondisi setempat.

c) Perumusan strategi perbaikan mutu dan keamanan yang cocok untuk industri setempat.

d) I mpelementasi strategi perbaikan mutu dan keamanan.

e) Evaluasi impelementasi perbaikan mutu dan keamanan serta perumusan langkah-langkah perbaikan jika diperlukan.

Indikator keberhasilan

a) Teridentifikasinya kemungkinani kemungkinan bahaya produk-produk industri pangan kecil dan menengah yang berkontribusi nyata terhadap status gizi masyarakat.

b) Jumlah industri yang dibina dalam rangka perbaikan mutu dan keamanan. c) Jumlah industri yang menerapkan konsep perbaikan mutu dan keamanan. d) Jumlah kasus keracunan dalam satuan waktu tertentu.

e) Pemakaian bahan-bahan tambahan pangan yang berbahaya.

f) Meningkatnya mutu dan keamanan produk pangan industri kecil dan menengah yang memiliki kontribusi nyata dalam menentukan status gizi masyarakat.

g) Tersosialisasinya konsep cara produksi yang baik (Good Manufacturing Practice) di kalangan industri pangan kecil dan menengah.

h) Peningkatan daya saing industri pangan kecil dan menengah.

J. PENELITIAN PENGEMBANGAN PANGAN DAN GIZI

1. Bidang Pangan

Di bidang pangan, penelitian yang direncanakan 5 tahun mendatang meliputi:

a). Penelitian terapan dan seleksi teknologi budidaya, panen dan paska panen komoditas pangan yang mampu meningkatkan produktivitas usaha tani.

b). Penelitian terapan dan seleksi teknologi pengolahan pengepakan penyajian aneka ragam produk-produk pangan

c). Penelitian terapan dan seleksi prototipe alat dan mesin prapanen dan paska panen produk-produk pangan

d). Penelitian terapan dan seleksi instrumen pelayanan sosial ekonomi sistim usaha pertanian berbasis komoditas pangan.

2. Bidang Gizi

Di bidang Gizi, penelitian yang direncanakan 5 tahun mendatang diarahkan untuk:

a. Bidang Penelitian Teknologi Pendidikan Gizi

1). Peningkatan penelitian tentang pedoman umum gizi seimbang (PUGS); 2). Peningkatan penelitian tentang pemberdayaan masyarakat dalam upaya

perbaikan gizi;

3). Peningkatan penelitian tentang gaya hidup dan kaitannya dengan status gizi gizi untuk kelompok tertentu

4). Peningkatan penelitian tentang kesadaran masyarakat terhadap perilaku gizi baik; dan

5). Peningkatan penelitian pengembangan pesan-pesan gizi kepada masyarakat

b. Bidang Penelitian Epidemiologi dan SKPG

1). Penyusunan desain penelitian gizi masyarakat 2). Peningkatan penelitian konsumsi zat gizi

3). Peningkatan penelitian penentuan stat. gizi secara epidemiologis 4). Peningkatan penelitian ttg alat ukur antropometri

5). Penyusunan modul pelatihan penentuan stat us gizi

6). Penyusunan modul pengolahan & analisis data penilaian status gizi 7). Peningkatan penelitian ttg sistem kewaspadaan pangan dan gizi

8). Penyusunan pedoman umum pemantapan Sistem Kewaspadaan Pangan dan Gizi; dan

9). Penyusunan metoda sederhana untuk pemantauan status gizi

c. Bidang Penelitian Teknologi Makanan dan Potensi Gizi

1). Peningkatan penelitian di bidang teknologi pengolahan pangan dan peningkatan mutu gizi pangan

2). Peningkatan penelitian di bidan bioteknologi pangan 3). Peningkatan penelitian di bidang keamanan pangan

5). Peningkatan penelitian di bidang tatalaksana gizi dan makanan dalam upaya kesehatan kuratif

d. Bidang Penelitian Gizi Masyarakat

1). Peningkatan penelitian untuk identifikasi besarnya masalah gizi pada masyarakat khusus

2). Peningkatan penelitian tentang faktor-faktor yang berperan dalam timbulnya masalah gizi

3). Peningkatan penelitian gizi untuk meningkatkan keadaan gizi masyarakat khusus

4). Pengembangan model intervensi gizi bagi masyarakat khusus

5). Pengembangan modul intervensi gizi untuk kelompok masyarakat pengungsi, industri & anak balita penderita gizi buruk

6). Standardisasi instrumen pengukur tumbuh-kembang kelompok umur tertentu seperti anak balita, ibu hamil, anak sekolah, dan manula; dan

7). Peningkatan penelitian gizi klinis pada kelompok masyarakat tertentu

e. Bidang Penelitian Biokimia dan Fisiologi Gizi

1). Peningkatan penelitian zat gizi makro dan zat gizi mikro 2). Peningkatan penelitian tentang angka kecukupan gizi

3). Standardisasi biokimia gizi untuk identifikasi masalah gizi makro dan mikro 4). Pengembangan indikator biokimia gizi

5). Mewujudkan laboratorium rujukan untuk vitamin A, yodium, zat gizi mikro dan trace elements

Tabel 9

Rincian Program Aksi Pangan dan Gizi Nasional

No Program Sub Program

A Pengembangan Peningkatan Kemampuan Kelembagaan Produksi Pangan Kelembagaan Pangan Peningkatan Kinerja Kelembagaan Distribusi, Cadangan Pangan dan Gizi dan Pemantauan Situasi Pangan

Pemantapan dan Pengembangan Kelembagaan Koordinasi Pangan dan Gizi

B Pengembangan Tenaga Pemberdayaan LSM

Pangan dan Gizi Pelatihan Tenaga Pangan dan Gizi Pendayagunaan Tenaga Pangan dan Gizi

C Peningkatan Ketahanan Peningkatan Produksi dan Ketersediaan Aneka Pangan Pangan Pengembangan Agribisnis Komoditas Pangan

Pengembangan Agroindustri Pendukung Ketahahanan Pangan D Kewaspadaan Pangan Pemantapan Sistem Kewaspadaan Pangan dan Gizi

dan Gizi Pencegahan dan Penanggulangan Kerawanan Pangan Penanggulangan Masalah Gizi dalam Keadaan Darurat E Pencegahan dan Pencegahan dan Penanggulangan KEP

Penanggulangan Pencegahan dan Penanggulangan KEK Gizi Kurang dan Gizi lebih Pencegahan dan Penanggulangan Gizi lebih

Asuhan dan Konseling Gizi

F Pencegahan dan Pencegahan dan Penanggulangan GAKY Penanggulangan Kurang Pencegahan dan Penanggulangan Anemi Gizi Zat Gizi Mikro Pencegahan dan Penanggulangan Kurang Vitamin A

Pencegahan dan Penanggulangan Zat Gizi Mikro Lain Fortifikasi Pangan

G Peningkatan Perilaku Peningkatan Diverisifikasi Konsumsi Pangan Keluarga Mandiri Sadar Pemasyarakatan Gizi Seimbang

Pangan dan Gizi Peningkatan Pemberian ASI dan MP-ASI H Pelayanan Gizi di Pelayanan Gizi di I nstit usi Pendidikan

I nstitusi Pelayanan Gizi di Rutan/ Lapas Pelayanan Gizi di I nstit usi Sosial Pelayanan Gizi di Tempat Kerja Pelayanan Gizi Olah Raga

Pelayanan Gizi di I nstit usi Kesehatan Pelayanan Gizi Matra

I Pengembangan Mut u Pemberdayaan Konsumen

dan Keamanan Pangan Perbaikan Mutu dan Keamanan Produk I ndustri Pangan Kecil dan Menengah

J Penelitian Pengembangan Bidang Pangan Pangan dan Gizi Bidang Gizi

NO. PROPINSI

KKal/Kap/Hari % a) KKal/Kap/Hari % b) KKal/Kap/Hari % b)

1. Aceh 4,585.0 179.8 4,530.0 98.8 55.0 1.2 2. Sumut - - - - - -3. Sumbat 3,145.0 123.3 3,059.0 97.3 85.0 2.7 4. Riau 2,529.0 99.2 2,380.0 94.1 149.0 5.9 5. Jambi 2,312.0 90.7 2,240.0 96.9 73.0 3.2 6. Sumsel 5,414.0 212.3 5,317.0 98.2 97.0 1.8 7. Bengkulu 4,175.0 163.7 4,096.0 98.1 78.0 1.9 8. Lampung 2,647.0 103.8 2,581.0 97.5 66.0 2.5 9. D K I 2,530.0 99.2 2,359.0 93.2 172.0 6.8 10. Jabar 2,224.0 87.2 2,161.0 97.2 63.0 2.8 11. Jateng 3,223.0 126.4 2,790.0 86.6 433.0 13.4 12. D I Y 2,733.0 107.2 2,663.0 97.4 70.0 2.6 13. Jatim 3,362.0 131.8 3,294.0 98.0 69.0 2.1 14. B a l i 3,416.0 134.0 3,121.0 91.4 295.0 8.6 15. N T B 2,988.0 117.2 2,923.0 97.8 65.0 2.2 16. N T T - - - - - -17. Kalbar 2,574.0 100.9 2,491.0 96.8 83.0 3.2 18. Kalteng 2,271.0 89.1 2,170.0 95.6 101.0 4.4 19. Kalsel 3,553.0 139.3 3,398.0 95.6 154.0 4.3 20. Kaltim 2,436.0 95.5 2,288.0 93.9 148.0 6.1 21. Sulut 2,260.0 88.6 2,079.0 92.0 181.0 8.0 22. Sulteng 2,876.0 112.8 2,706.0 94.1 170.0 5.9 23. Sutera 2,445.0 95.9 2,160.0 88.3 285.0 11.7 24. Sulsel 5,891.0 231.0 5,776.0 98.0 115.0 2.0 25. Maluku - - - - - -26. I rian Jaya 2,024.0 79.4 1,786.0 88.2 238.0 11.8 I ndonesia 2,888.0 113.3 2,802.0 97.0 86.0 3.0 Keterangan :

Sumber data = Deptan * N B M Propinsi 1998

a) % Kecukupan Energi terhadap tingkat ketersediaan 2550 Kkal/ Kap/ hari b) % terhadap total

TOTAL NABATI HEWANI

Tahun 1998

NO. PROPINSI

Gr/Kap/Hari % a) Gr/Kap/Hari % b) Gr/Kap/Hari % b)

1. Aceh 65.1 118.4 59.4 91.2 5.6 8.6 2. Sumut - 0.0 0 0.0 0 0.0

Dokumen terkait