• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pencegahan dan Penanggulangan

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Demam Berdarah Dengue (DBD) .1 Etiologi

2.1.5 Pencegahan dan Penanggulangan

Hingga dewasa ini vaksin dengue belum tersedia, sudah lama diupayakan untuk melakukan studi vaksin dengue yang berasal dari virus dengue yang dilemahkan dibuat dari monovalen sampai tetravalen, akan tetapi pemanfaatannya belum dapat digunakan, disebabkan karena penelitian monovalen maupun tetravalen menunjukkan hasil yang belum memuaskan. Apabila vaksin tersebut

disuntikkan pada penderita virus dengue memungkinkan untuk terjadi reaksi enhancement (penambahan) respon imun. Pencegahan dalam upaya menangani penyakit infeksi virus dengue lebih menitikberatkan kepada pemberantasan nyamuk dewasa dan larva Aedes aegypti atau Aedes albopictus. Pemberantasan penyakit DBD lebih diupayakan membatasi jentik nyamuk penularnya di tempat perindukan nyamuk tersebut dengan melakukan gerakan “3M” yaitu:

 Menguras serta menyikat tempat-tempat penampungan air secara teratur

sekurang-kurangnya seminggu sekali, disebabkan nyamuk dapat berkembang biak dari telur hingga dewasa dalam kurun waktu 10-12 hari,

 Menutup rapat-rapat tempat penampungan air,

 Mengubur/menyingkirkan benda-benda yang mampu menampung air.

Halaman atau kebun di sekitar rumah harus bersih dari benda-benda yang dapat menampung air, terutama pada musim hujan.

Selain kegiatan diatas, untuk memberantas penyakit DBD perlu melakukan kegiatan rutin seperti membuka jendela dan pintu setiap hari, agar udara segar dan sinar matahari dapat masuk kedalam rumah, sehingga pertukaran udara dan masuknya cahaya dapat menciptakan lingkungan yang tidak kondusif bagi nyamuk. Bagi masyarakat yang bermukim didaerah endemis DBD dapat melakukan upaya perlindungan diri dengan menggunakan repellents nyamuk, seperti lotion anti nyamuk, menanam tumbuhan/bunga yang dapat mengusir nyamuk contohnya lavender, serai wangi, dan lainnya.

Menurut Arsin (2013), Pengendalian nyamuk Aedes dapat dilakukan dengan memperhatikan beberapa aspek, yakni:

16

1. Aspek lingkungan

Beberapa cara dalam mencegah nyamuk kontak dengan manusia dapat dilakukan dengan memasang kawat kasa pada lubang ventilasi rumah, dan jendela. Selain itu, kegiatan yang sedang digalakkan yakni gerakan “3M”.

Untuk menghasilkan cara yang efektif diharapkan mampu mengkombinasi dari beberapa cara.

2. Aspek Biologis

Intervensi yang dapat dilakukan dalam aspek ini, apabila menggunakan kolam ikan dan tempat genangan air yang tetap, diharapkan memelihara ikan yang mampu memakan jentik-jentik nyamuk dalam genangan air tersebut contohnya ikan cupang, ikan kepala timah (panchax) dan lainnya. Selain itu dapat pula menanam tumbuhan yang memiliki aroma tidak disenangi oleh nyamuk contohnya bunga lavender yang mengandung zat linalool yang tidak disukai nyamuk, serai wangi yang mengandung zat geraniol dan sitronelal dan lainnya.

3. Aspek Kimiawi

Dalam aspek ini digunakan insektisida yang ditujukan untuk membasmi nyamuk dewasa atau larva. Untuk membasmi nyamuk dewasa biasanya digunakan golongan organochlorine, organophospor, carbamate, dan phyrethroid. Bahan-bahan yang digunakan biasanya dalam bentuk penyemprotan (spray) atau pengasapan (fogging), sedangkan insektisida untuk membasmi larva biasanya digunakan golongan organophosphor dalam bentuk sand granules yang dilarutkan dalam air di tempat perindukan (abatisasi).

Menurut Irianto (2014), cara yang tepat guna dalam pemberantasan penyakit DBD dengan melaksanakan pemberantasan sarang nyamuk (PSN).

Kegiatan PSN yang dapat dilakukan dengan menggalakkan kembali gerakan

“3M”. Kegiatan pengasapan (fogging) hanya dapat membunuh sebagian nyamuk dewasa vektor penyebab penularan virus dengue. Selama jentik-jentik ditempat perindukan tidak diberantas, akan muncul nyamuk-nyamuk baru menetas dan penularan penyakit akan tertular kembali. Dalam menggalakkan gerakan “3M”

dibutuhkan peran serta dari berbagai kalangan. Adapun pokok-pokok gerakan

“3M” meliputi:

 Penyuluhan intensif melalui berbagai media seperti TV, radio, surat kabar, dan lain-lain, penyuluhan kelompok maupun penyuluhan tatap muka oleh kader-kader di desa termasuk kader dasawisma, tokoh-tokoh masyarakat dan agama.

 Kerja bakti secara serentak untuk membersihkan lingkungan termasuk tempat-tempat penampungan air untuk keperluan sehari-hari, setiap minggu, baik di rumah, sekolah maupun tempat-tempat umum lainnya.

 Kunjungan dari rumah ke rumah untuk memeriksa jentik di tempat-tempat yang dapat menjadi perindukan nyamuk oleh tenaga terlatih dan menaburkan bubuk abate apabila masih ditemukan jentik nyamuk.

Dengan melakukan gerakan “3M” dan penyuluhan kepada masyarakat secara terus menerus melalui berbagai media diharapkan 3M menjadi kegiatan yang selalu dikerjakan masyarakat.

Menurut Arsin (2013), pengobatan demam berdarah dalam tahap awal sebelum ke tempat pelayanan kesehatan yaitu dengan banyak minum dan juga

18

minum obat penurun panas. Apabila dilakukan di tempat pelayanan kesehatan baik di Rumah Sakit ataupun Puskesmas rawat inap, biasanya akan diberikan pengobatan dengan:

 Pemberian cairan infus yang dilakukan untuk mencegah timbulnya dehidrasi dan juga hemokosentrasi yang berlebihan.

 Pemberian obat yang disesuaikan dengan gejala yang dirasakan pasien.

Seperti antipiretik untuk menurunkan demam (parasetamol).

 Pemberian garam elektrolit (oralit) bila pasien mengeluh diare.

 Pemberian antibiotik untuk mencegah infeksi sekunder yang dapat ditimbulkan oleh demam berdarah.

 Pemberian transfusi trombosit sesuai indikasi bila kadar trombositnya turun sekali.

2.2 Peramalan

Peramalan (forecasting) merupakan suatu teknik yang digunakan untuk memprediksi atau memperkirakan suatu nilai pada masa depan dengan memperhatikan data atau informasi yang relevan pada masa lalu dan saat ini.

Menurut Supranto (2000), ramalan pada dasarnya merupakan perkiraan/taksiran mengenai terjadinya suatu kejadian (nilai variabel untuk waktu yang akan datang).

Menurut Makridakis dkk (1983), untuk menghadapi penggunaan yang luas, teknik peramalan telah dikembangkan. Teknik tersebut dibagi dalam dua kategori utama yaitu :

1. Metode kualitatif, yakni peramalan yang tidak memerlukan data seperti halnya metode kuantitatif. Input yang dibutuhkan tergantung pada metode

tertentu dan biasanya merupakan hasil dari pemikiran intuitif, perkiraan (judgment), dan pengetahuan yang telah didapat.

2. Metode kuantitatif, yakni peramalan yang menggunakan data kuantitatif di masa lalu. Metode peramalan kuantitatif sangat beragam, setiap metode mempunyai sifat, ketepatan, dan biaya tersendiri yang harus dipertimbangkan dalam memilih metode tertentu.

Peramalan kuantitatif dapat digunakan bila terdapat tiga kondisi berikut:

1. Tersedia informasi tentang masa lalu.

2. Informasi tersebut dapat dikuantitatifkan dalam bentuk data numerik.

3. Dapat diasumsikan bahwa beberapa aspek pola masa lalu akan terus bekelanjutan di masa mendatang.

Ada dua jenis model peramalan yang utama dalam metode peramalan kuantitatif, antaranya adalah:

1. Model deret berkala (time series), pendugaan masa depan dilakukan berdasarkan nilai masa lalu dari suatu variabel. Tujuan metode ini menemukan pola dalam deret data historis dan mengekstrapolasikan pola dalam deret data historis dan mengekstrapolasikan pola tersebut ke masa depan.

2. Model asosiatif (kausal), faktor yang diramalkan menunjukkan suatu hubungan sebab-akibat dengan satu atau lebih variabel bebas yang bersifat menjelaskan (eksplanatoris) yang bertujuan untuk meramalkan keadaan di masa yang akan datang dengan menemukan dan mengukur beberapa variabel bebas (independen) yang penting beserta pengaruhnya tidak bebas/terikat

20

yang akan diramalkan. Metode peramalan yang dapat digunakan yakni regresi korelasi, ekonometri dan input output.

2.2.1 Metode Peramalan Time Series

Dokumen terkait