• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN DARI KEJADIAN YANG DAPAT MENIMBULKAN MASALAH BAGI KESELAMATAN PASIEN ,

Dalam dokumen PROFIL INDIKATOR AREA KLINIS.doc (Halaman 55-69)

PROFIL INDIKATOR AREA MANAJEMEN (IAM)

IAM 9 PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN DARI KEJADIAN YANG DAPAT MENIMBULKAN MASALAH BAGI KESELAMATAN PASIEN ,

KELUARGA, STAF

Judul Kepatuhan penggunaan alat pelindung diri (APD)

Dimensi Mutu Manfaat

Tujuan Untuk mengetahui distribusi pasien penyakit dalamdi poli rawat jalan Definisi operasional Kepatuhan petugas dalam menggunakan APD yangsesuai dengan indikasi

Kriteria Inklusi : semua petugas rumah sakit yang kontak

Eksklusi : –

Tipe Indikator Outcome

Jenis Indikator Persentase

Numerator Kriteria yang dilaksanakan oleh petugas

Denumerator Jumlah seluruh kriteria/ poin yang dinilai

Cara Pengukuran Kriteria yang dilaksanakan oleh petugas / Jumlah seluruh kriteria/ poin yang dinilai x 100% Target Pengukuran

Indikator 100%

Sumber data Catatan data

Target sampel dan

Ukuran sampel (n) : Seluruh petugas yang mempunyai kesempatan menggunakan APDSeluruh Ruangan Rawat Inap Tempat pengambilan

Metodologi

Pengumpulan Data Concurrent

Pengumpul data Staf PPI

Frekuensi pengumpulan

data Bulanan

Periode analisa Triwulan

Rencana analisis : Setelah ada hasil dari pengumpulan data, PIC akan melakukan analisa Data disebarluaskan

pada staf : Data berupa grafik akan dipasang pada papan pengumuman unit terkait

Indikator Sasaran Internasional Keselamatan Pasien

STANDAR IPSG 1 : Mengidentifikasi pasien dengan benar

JUDUL

INDIKATOR Persentase terpasangnya pasien baru rawat inap

TUJUAN Tergambarnya upaya puskesmas poned dalam menjaga keselamatan

pasien DEFINISI

OPERASIONAL

1. Untuk rawat inap berupa : Terpasangnya gelang identitas pasien berupa gelang identitas pasien pada tangan pasien, pada kaki untuk bayi atau tempat lain yang memungkinkan sesuai ketentuan

sebagai data identifikasi pasien. Gelang khusus tersebut adalah gelang identifikasi lengkap dengan minimal dua identitas yaitu nama dan tanggal lahir, dengan warna sebagai berikut:

Biru : untuk pasien laki-laki Pink : untuk pasien perempuan

2. Untuk rawat jalan berupa : Penulisan status pasien dengan identitas lengkap pada pasien rawat jalan berupa Nama, Umur,

Pekerjaan, Alamat, Keluhan ……..

ALASAN DAN

IMPLIKASI Kesalahan identifikasi pasien diakui sebagai masalah yang terbesar didalam organisasi kesehatan. Kesalahan mengidentifikasi pasien merupakan salah satu risiko paling serius terhadap keselamatan pasien.

Gelang identitas pasien merupakan hal prinsip yang harus dimiliki ketika melaksanakan identifikasi pasien rawat inap dan rekam medik pada padsien rawat jalan.

FORMULA Jumlah pasien rawat inap baru yang terpasang gelang identitas

dengan tepat dan benar dalam satu bulan (pasien) : Jumlah seluruh pasien rawat inap baru dalam bulan yang sama (pasien) x 100% = ___ %

NUMERATOR 1. Jumlah pasien rawat inap baru yang terpasang gelang identitas

dengan tepat dan benar dalam satu bulan

2. Jumlah pasien rawat jalan baru yang punya status lengkap dalam satu bulan

DENOMINATO

R Jumlah seluruh pasien rawat inap baru dalam bulan yang samaJumlah seluruh pasien rawat jalan baru dalam satu bulan yang sama

TARGET 100%

KRITERIA

INKLUSI Seluruh pasien baru rawat inap

KRITERIA

EKSKLUSI

-PENCATATAN Dilakukan dengan total sampling setiap hari, dengan melaksanakan supervisi identitas pasien oleh kepala unit kerja

REKAPITULASI

UNIT Setiap bulan dilakukan oleh kepala unit kerja

PELAPORAN

AREA Ruang rawat inap

PIC Ketua Tim Patient Safety

FORMAT PENCATATAN N O TA N G G A L NAMA PASIEN BARU NO.RM

WARNA GELANG YANG DIPAKAI SESUAI DENGAN

PASIEN (ya/tidak)

INFORMASI PADA GELANG IDENTITAS TERDAPAT MINIMAL 2 IDENTITAS (ya/tidak) KET 1 2 3 4 5 6 7 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 ds t Verifikasi :

STANDAR IPSG 2 : Meningkatkan komunikasi yang efektif

JUDUL

INDIKATOR Persentase pelaksanaan Read Back Ditandatangani Oleh Pemberi Instruksi Dalam Waktu 1 x 24 Jam.

TUJUAN Tergambarnya upaya puskesmas poned dalam menjaga keselamatan

pasien dengan prosedur read back dalam proses instruksi verbal atau

via telepon ditandatangani oleh pemberi instruksi dalam waktu 1 x 24 jam.

DEFINISI

OPERASIONAL Prosedur Read back adalah kegiatan untuk memastikan setiap intruksi verbal agar dilakukan dengan benar dan sesuai instruksi, melalui kegiatan membacakan kembali instruksi; dan mengkonfirmasi bahwa apa yang sudah dituliskan dengan dibaca ulang dan/atau dengan ejaan huruf alfabet instruksi obat sound a like.

Kegiatan dilanjutkan dengan memberikan stempel Read back pada catatan instruksi dan pemberi instruksi harus segera menandatangi intruksi tersebut paling lambat dalam 1 x 24 jam

Pemberi instruksi adalah dokter DPJP yang memberikan instruksi melalui telepon

ALASAN DAN

IMPLIKASI Instruksi verbal merupakan tindakan yang sering dilakukan dalampelayanan di puskesmas poned, kegiatan ini memiliki risiko tinggi untuk terjadinya kesalahan instruksi yang diterima, sehingga tindakan dapat membahayakan pasien. Prosedur Read back adalah kegiatan untuk memastikan setiap intruksi verbal agar dilakukan dengan benar dan sesuai instruksi

Problem : belum semua petugas paham melakukan prosedur read

back. Terjadi kondisi bahwa kegiatan instruksi verbal yang belum ada

proses read backnya.

FORMULA Jumlah prosedur read back dalam proses instruksi verbal

ditandatangani oleh pemberi instruksi dalam waktu 1 x 24 jam (kali) :

Jumlah seluruh prosedur read back dalam proses instruksi verbal yang

terdokumentasi (kali) x 100% = ___%

NUMERATOR Jumlah prosedur read back dalam proses instruksi verbal

ditandatangani oleh pemberi instruksi kurang dari 24 jam setelah instruksi dalam satu bulan

DENOMINATO

R Jumlah seluruh prosedur read back dalam proses instruksi verbal yang

terdokumentasi dalam bulan yang sama

TARGET 100%

KRITERIA

INKLUSI Jumlah seluruh prosedur read back dalam proses instruksi verbal yang

terdokumentasi KRITERIA

EKSKLUSI

-PENCATATAN Dilakukan dengan total sampling setiap hari, dengan melaksanakan

supervisi prosedur read back dalam proses instruksi verbal oleh kepala

unit/ ruangan/ instalasi REKAPITULASI

UNIT

Setiap bulan dilakukan oleh kepala unit/ ruangan/ instalasi ANALISA &

PELAPORAN Setiap bulan dilakukan oleh kepala unit/ ruangan/ instalasi

AREA Semua Area Klinis

FORMAT PENCATATAN N O TA N G G A L

AREA JUMLAH INSTRUKSIVERBAL YANG TERIDENTIFIKASI

JUMLAH INSTRUKSI VERBAL YANG TELAH

DI READ BACK DENGAN TEPAT DAN

BENAR

PROSEDUR READ BACK DALAM PROSES INSTRUKSI VERBAL DITANDATANGANI OLEH PEMBERI INSTRUKSI DALAM WAKTU 1 X 24 JAM

(ya/tidak) KET 1 2 3 4 5 6 7 1 2 3 4 5

STANDAR IPSG 3 : Meningkatkan keamanan obat-obatan yang harus diwaspadai

JUDUL

INDIKATOR Kepatuhan pemberian label obat high alert oleh farmasi

TUJUAN Tergambarnya upaya puskesmas poned dalam menjaga keselamatan pasien

untuk labelisasi obat high alert

DEFINISI OPERASIONAL

Kepatuhan pemberian label obat high alert oleh farmasi yang dimaksud adalah ketepatan pemberian label obat high alert sesuai dengan standar yang ditetapkan puskesmas poned dengan memperhatikan prinsip keselamatan pasien.

Obat-obatan yang perlu diwaspadai (high alert medication) adalah obat yang sering menyebabkan terjadi kesalahan serius (sentinel event) dan obat yang beresiko tinggi menyebabkan dampak yang tidak diinginkan (adverse event) Yang termasuk obat high alert adalah sebagai berikut :

A. Heparin injeksi B. Kontras radiologi C. Insulin injeksi D. Dextrose 40% E. KCL 7.64% F. NaCl 3% G. Natrium Bicarbonat H. Ca. Gluconas I. Muscle Relaxan J. Chemotherapy

Label harus diisi pada obat-obat diatas pada bagian obat yang tidak menutupi identitas obat

dilaporkan sebagai KNC.

ALASAN DAN IMPLIKASI

Obat high alert memiliki risiko lebih tinggi menyebabkan insiden ketika tidak dilakukan menejemen yang benar. Pemberian label adalah langkah pertama mengidentifikasi obat high alert agar diperlakukan sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.

Insiden : ada beberapa obat high alert yang lupa diisi label, sehingga pernah kejadian penyimpanan tidak dilaksanakan sesuai prosedur, serta adanya insiden sentinel event (tahun 2011) untuk kondisi ini.

FORMULA Jumlah obat yang diberi label high alert sesuai standar oleh farmasi dalam

satu bulan (pcs) : Jumlah seluruh obat high alert yang dipantau dalam bulan yang sama (pcs) x 100 = ___%

NUMERATOR Jumlah obat yang diberi label high alert sesuai standar oleh farmasi dalam

satu bulan

DENOMINATO R

Jumlah seluruh obat high alert yang dipantau dalam bulan yang sama

TARGET 100%

KRITERIA INKLUSI

Seluruh prosedur pemberian obat high alert yang dilaksanakan

KRITERIA EKSKLUSI

-PENCATATAN Dilakukan dengan total sampling setiap hari, dengan melaksanakan supervisi

label obat high alert oleh kepala ruangan rawat inap untuk setiap obat high

alert yang disorder REKAPITULASI

UNIT

Setiap bulan dilakukan oleh kepala ruangan rawat inap

ANALISA & PELAPORAN

Setiap bulan dilakukan oleh kepala ruangan rawat inap

AREA Ruang rawat inap

FORMAT PENCATATAN N O TA N G G A L RUANGA N

JUMLAH OBAT HIGH ALERT YANG DIBERIKAN LABEL SESUAI STANDAR

JUMLAH OBAT HIGH

ALERT YANG DIPANTAU NAMA OBAT HIGH ALERT YANGTIDAK DIBERIKAN LABEL (KNC) KET

1 2 3 4 5 6 7 1 2 3 ds t Verifikasi :

STANDAR IPSG 4 : Memastikan lokasi pembedahan yang benar, prosedur yang benar, pembedahan pada pasien yang benar

JUDUL

INDIKATOR Kepatuhan pelaksanaan prosedur site marking pada pasienyang akan dilakukan tindakan operasi

TUJUAN Tergambarnya kepedulian dan ketelitian operator bedah terhadap

keselamatan pasien sebelum tindakan operasi DEFINISI

OPERASIONAL Site marking yang dimaksud adalah tindakan pemberian tandaidentifikasi khusus pada area yang memiliki dua sisi untuk penandaan sisi kanan atau kiri pada pasien yang akan dilakukan tindakan operasi dengan prosedur yang tepat dan benar. Prosedur site marking harus dilakukan oleh dokter operator dengan penandaan sebagai berikut : ALASAN DAN

IMPLIKASI Surgical site marking yang tepat dan benar akan :1. Meminimalkan resiko insiden salah tempat operasi

2. Meminimalkan risiko insiden prosedur yang salah yang dilakukan 3. Menginformasikan dan membimbing ahli bedah untuk

melaksanakan operasi dengan tepat dan benar sesuai rencana Problem : belum semua dokter operator mengetahui prosedur site

marking pada pasien yang akan dilakukan tindakan operasi

FORMULA Jumlah pasien yang dilakukan prosedur site marking dengan tepat dan

benar dalam satu bulan (orang) : Jumlah seluruh pasien yang akan dilakukan tindakan operasi dalam bulan yang sama (orang) x 100% =

___%

NUMERATOR Jumlah pasien yang dilakukan prosedur site marking dengan tepat dan

benar dalam satu bulan DENOMINATO

R Jumlah seluruh pasien yang akan dilakukan tindakan operasi dalambulan yang sama

TARGET 100%

KRITERIA

INKLUSI Seluruh pasien yang akan dilakukan tindakan operasi dengan sisi kanan dan kiri KRITERIA

EKSKLUSI

Pasien tindakan operasi dengan ruas, nodul dan gigi

PENCATATAN Pencatatan register bedah dilakukan setiap hari di ruang penerimaan

pasien (sign in). dilaksanakan oleh staf ruangan Kamar Bedah Instalasi Bedah Pusat (IBP), OK IGD

REKAPITULASI

UNIT Setiap bulan, oleh patient safety officer ruangan Kamar Bedah InstalasiBedah Pusat (IBP), OK IGD ANALISA &

PELAPORAN

Setiap bulan, oleh kepala ruangan Kamar Bedah Instalasi Bedah Pusat (IBP), OK IGD

AREA Instalasi Bedah Pusat (IBP), OK IGD

FORMAT

PENCATATAN Register kamar bedah (elemen kolom dapat dimodifikasi sesuai kebutuhan)

N O TA N G G A L NAMA PASIE N NO RM TINDAKAN OPERASI SITE MARKING (ya/tidak) SITE MARKING TEPAT DAN BENAR

(ya/tidak) DILAKSANAKAN OLEH DOKTER OPERATOR dengan wawancara pasien (ya/tidak) KET 1 2 3 4 5 6 7 8 9 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 ds t

STANDAR IPSG 5 : Mengurangi risiko infeksi akibat perawatan kesehatan

JUDUL

INDIKATOR Persentase kepatuhan petugas kesehatan dalam melakukankebersihan tangan dengan metode enam langkah dan lima momen

TUJUAN Tergambarnya upaya puskesmas poned dalam menjaga keselamatan

pasien DEFINISI

OPERASIONAL Kepatuhan cuci tangan adalah ketaatan petugas dalam melakukanprosedur cuci tangan dengan menggunakan metode 6 langkah dan 5 momen. Dan 5 momen yang dimaksud adalah :

1. Sebelum kontak dengan pasien

2. Sebelum melaksanakan tindakan aseptik 3. Setelah kontak dengan pasien

4. Setelah kontak dengan cairan tubuh pasien

5. Setelah kontak dengan alat dan lingkungan sekitar pasien ALASAN DAN

IMPLIKASI Cuci tangan adalah salah satu prosedur yang paling penting dalammencegah infeksi nosokomial. Tangan adalah 'instrumen' yang digunakan untuk menyentuh pasien, memegang alat, perabot puskesmas poned dan juga untuk keperluan pribadi seperti makan. Ignaz Semmelweis adalah orang pertama yang menunjukkan

pentingnya penularan infeksi melalui tangan. Ketika ia menjadi staf dokter di puskesmas poned di Vienna pada tahun 1840-an ia memperhatikan bahwa cuci tangan ternyata dapat mencegah penularan infeksi. Sejak itu, ditunjang dengan penelitian, cuci tangan jadi komponen paling penting dalam pencegahan infeksi.

NUMERATOR Jumlah kegiatan petugas yang melakukan kebersihan tangan dengan

metode enam langkah dengan tepat dan benar dalam suatu periode survey

DENOMINATO

R Jumlah seluruh kegiatan petugas yang seharusnya dilakukankebersihan tangan sesuai lima momen periode survey yang sama

FORMULA Jumlah kegiatan petugas yang melakukan kebersihan tangan dengan

metode enam langkah dengan tepat dan benar dalam suatu periode survey (kali) : Jumlah seluruh kegiatan petugas yang seharusnya dilakukan kebersihan tangan sesuai lima momen dalam periode survey yang sama (kali) x 100% = ___%

TARGET ≥80%

KRITERIA

INKLUSI

-KRITERIA

EKSKLUSI

-PENCATATAN Hanya bisa surveilans (observasi langsung) dengan purposive

sampling ketika ada kegiatan yang seharusnya dilakukan kebersihan

tangan dengan metode 6 langkah dan 5 momen. Dilakukan oleh Komite PPIRS dengan dimungkinkan melakukan sampling (quick

survey)

Dilakukan 5 hari dengan sampling, setiap hari ada 20 intraksi yang diukur oleh setiap surveyor.

REKAPITULASI

UNIT Komite PPIRS setiap bulan

ANALISA &

PELAPORAN Komite PPIRS setiap bulan

AREA Semua Area Klinis

FORMAT

PENCATATAN Checklist dan format observasi kebersihan tangan dengan metode 6langkah dan 5 momen sesuai format dari Komite PPIRS

STANDAR IPSG 6 : Mengurangi risiko cedera pasien akibat terjatuh

JUDUL

INDIKATOR Insiden pasien jatuh selama perawatan rawat inap di puskesmas poned

TUJUAN Kejadian pasien jatuh yang terjadi selama dirawat di puskesmas

poned dapat menyebabkan konsekuensi yang serius dan bahkan mengancam keselamatan banyak pasien.

DEFINISI

OPERASIONAL Pasien jatuh adalah pasien yang mengalami insiden secara

cepat dan tiba-tiba berpindah posisi dari tempat tidur ke lantai sampai setengah atau lebih bagian tubuh berada di lantai, sehingga memungkinkan pasien mengalami cedera ringan sampai berat atau tidak menimbulkan cedera.

ALASAN DAN

IMPLIKASI Perawat bertanggung jawab dalam mengidentifikasi pasien

yang beresiko jatuh dan membuat suatu rencana perawatan untuk meminimalkan resiko. Kekurangan staf, perawat yang tidak berpengalaman, serta tidak memiliki pengetahuan yang cukup dapat membuat pasien beresiko untuk jatuh dan mengalami perlukaan. Salah satu upaya untuk mengurangi resiko pasien jatuh adalah dengan menempatkan perawat profesional pada bangsal-bangsal tempat perawatan pasien. Insiden : selalu terjadi insiden setiap bulan.

FORMULA Jumlah pasien jatuh selama satu bulan (orang) : Jumlah hari

pasien dirawat menurut bangsal perawatan dalam bulan yang sama (hari) x 1000‰ = ___‰

NUMERATOR Jumlah pasien jatuh selama satu bulan

DENOMINATOR Jumlah hari pasien dirawat menurut bangsal perawatan dalam

bulan yang sama

KRITERIA

INKLUSI Pasien jatuh yang terjadi saat berada di unit rawat inap

KRITERIA

EKSKLUSI

-PENCATATAN Setiap ada insiden dengan pelaporan Tim Patient Safety yang

dapat dicatat berdasarkan format pelaporan yang ditetapkan puskesmas poned

REKAPITULASI

UNIT Setiap bulan, oleh Kepala Ruangan Rawat Inap

ANALISA &

PELAPORAN Setiap bulan, oleh Kepala Instalasi Rawat Inap

AREA Ruang Rawat Inap

PIC Kepala Tim Patient Safety

FORMAT

PENCATATAN Khusus Pasien Jatuh

N O TAN G G A L M R S NAMA PASIEN / UMUR NO.

RM INSIDEN PASIEN JATUHTANGGAL / JAM PERLUKAAANKLASIFIKASI TINDAKLANJUT

PELAPORAN Insiden KPRS (ya/tidak) KET 1 2 3 4 5 6 7 8 9 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 ds t Verifikasi :

Sumber : Pedoman JCI’s Library Of Measures I-NSC-4 : All documented falls with or without injury, experienced by patients in a calendar month

Dalam dokumen PROFIL INDIKATOR AREA KLINIS.doc (Halaman 55-69)

Dokumen terkait