• Tidak ada hasil yang ditemukan

LANDASAN TEORI

2.3 Pencemaran Udara

Udara merupakan campuran beberapa macam gas yang perbandingannya tidak tetap, tergantung pada keadaan suhu udara, tekanan udara dan lingkungan sekitarnya. Udara bersih yang kita hirup merupakan gas yang tidak tampak, tidak berbau, tidak berwarna maupun berasa. Pencemaran udara diartikan sebagai adanya bahan-bahan atau zat-zat asing didalam udara yang menyebabkan perubahan susunan (komposisi) udara dari keadaan normalnya (Wardhana, 2004).

Berdasarkan asal mula dan kelanjutan perkembangannya dapat dibedakan berbagai macam pencemar kedalam dua kelompok yaitu (Ryadi, 1982):

1. Pencemar primer

Yaitu semua pencemar yang berbeda di udara dalam bentuk yang hampir tidak berubah. Umunya berasal dari sumber-sumber yang diakibatkan oleh aktivitas manusia antara lain sumber-sumber industri dimana didalam industri terdapat proses pembakaran yang menggunakan bahan-bahan bakar maupun proses peleburan/pemurnian logam.

2. Pencemar sekunder

Yaitu semua pencemar di udara yang sudah berubah karena hasil reaksi tertentu antara dua atau lebih kontaminan/polutan. Reaksi-reaksi yang dimaksud dalam timbulnya pencemar sekunder antara lain adalah reaksi foto-kimia dan reaksi oksida katalitis.

Pembangunan yang berkembang pesat dewasa ini, khususnya dalam sektor industri dan teknologi yang menggunakan bahan bakar fosil (minyak)

18

menyebabkan udara yang dihirup sehari-hari menjadi tercemar oleh gas-gas buangan hasil pembakaran.

Secara umum, penyebeb pencemaran udara ada dua macam yaitu: 1. Faktor internal

a. Debu yang berterbangan akibat tiupan angin.

b. Abu (debu) yang dikeluarkan dari letusan gunung berapi. c. Proses pembusukan sampah organik, dll.

2. Faktor eksternal (ulah manusia)

a. Hasil pembakaran bahan bakar fosil. b. Debu/serbuk dari kegiatan industri.

c. Pemakaian zat-zat kimia yang disemprotkan ke udara.

Pencemaran udara pada suatu tingkat tertentu dapat merupakan campuran dari satu atau lebih bahan pencemar, baik berupa padatan, cairan, atau gas yang masuk terdispersi ke udara dan kemudian menyebar ke lingkungan sekitarnya.

2.3.1 Komponen Pencemaran Udara

Beberapa macam komponen pencemar udara yang banyak kita ketahui antara lain sebagai berikut:

1. Sulfur Dioksida (PQ )

Sulfur dioksida merupakan pencemar primer di udara sebagai produk hasil pembakaran unsur-unsur pembakaran sulfur didalam industri-industri asam sulfat. Reaksi antara gas SOx dengan uap air yang terdapat di udara akan membentuk asam sulfat maupun asam sulfit. Apabila asam sulfat R PQS) dan asam sulfit R PQ)) turun ke bumi bersama-sama dengan jatuhnya hujan, terjadilah Acid Rain atau hujan asam . Hujan asam sangat merugikan karena dapat merusak tanaman maupun kesuburan tanah. Pada beberapa negara industri, hujan asam sudah banyak menjadi persoalan yang sangat serius karena sifatnya yang merusak. Hutan yang gundul akibat jatuhnya hujan asam akan mengakibatkan lingkungan semakin parah.

Nitrogen dioksida berwarna coklat kemerahan dan berbau tajam. Secara umum, sumber TQ$ di alam berasal dari bakteri dan akitivitas vulkanik, proses pembentukan petir, dan emisi akibat aktivitas manusia (antropogenik). Emisi antropogenik TQ$ terutama berasal dari pembakaran bahan bakar fosil seperti pembangkit tenaga listrik dan kendaraan bermotor. Sumber lain di atmosfer berupa proses tanpa pembakaran, contohnya dari hasil produksi asam nitrat RTQ) , proses pengelasan, dan penggunaan bahan peledak. TQ bersifat racun terutama terhadap paru. Kadar TQ yang lebih tinggi dari 100 ppm dapat mematikan sebagian besar binatang percobaan dan 90% dari kematian tersebut disebabkan oleh gejala pembengkakan paru (edema pulmonari). Kadar TQ sebesar 800 ppm akan mengakibatkan 100% kematian pada binatang-binatang yang diuji dalam waktu 29 menit atau kurang. Pemajanan TQ dengan kadar 5 ppm selama 10 menit terhadap manusia mengakibatkan kesulitan dalam bernafas.

3. Hidrogen Klorida (RUV)

Hidrogen klorida adalah asam kuat dan merupakan komponen utama dalam asam lambung. Sejak revolusi industri, senyawa ini menjadi sangat penting dan digunakan untuk berbagai tujuan, meliputi produksi massal senyawa kimia organik. Asam klorida pekat akan membentuk kabut asam. Baik kabut dan larutan tersebut bersifat korosif terhadap jaringan tubuh dengan potensi kerusakan pada organ pernapasan, mata, kulit dan usus.

4. Klorin (UV )

Gas klorin adalah gas berwarna hijau dengan bau sangat menyengat. Berat jenis gas klorin 2,47 kali berat udara dan 20 kali berat gas hidrogen klorida RUV yang toksik. Klorin merupakan bahan kimia penting dalam industri yang digunakan untuk klorinasi pada proses produksi yang menghasilkan produk organik sintetik seperti plastik, insektisida dan herbisida. Terbentuknya gas klorin di udara ambien merupakan efek samping dari proses pemutihan dan produksi zat yang mengandung klor. Karena banyaknya penggunaan senyawa klor dilapangan atau dalam industri dalam dosis berlebihan seringkali terjadi pelepasan gas klorin akibat penggunaan

20

yang kurang efektif. Hal ini dapat menyebabkan terdapatnya gas pencemar klorin dalam kadar tinggi di udara ambien.

5. Amonia (TR))

Amonia biasanya berupa gas dengan bau tajam yang khas. Senyawa ini merupakan senyawa kaustik dan dapat merusak kesehatan. Menghirup senyawa ini pada konsentrasi tinggi dapat menyebabkan pembengkakan saluran pernapasan dan sesak napas.

6. Hydrofluoric Acid (RW)

Hydrofluoric acid (asam fluorida) adalah asam yang sangat korosif, mampu melarutkan banyak bahan, terutama oksida. Hydrofluoric acid sangat initatif terhadap jaringan kulit, merusak paru-paru dan menimbulkan penyakit pneumonia (gangguan saluran pernapasan).

7. Total Suspended Particules (XP*)

Total Suspended Particules (XP*) merupakan konsentrasi debu/partikulat. Partikulat adalah partikel padat pencemar udara yang berada di udara bersama-sama dengan tetesan cair lainnya. Partikulat mengandung zat-zat non organik yang terbentuk dari berbagai macam materi dan bahan kimia. Ukuran partikel dapat menggambarkan seberapa jauh partikel dapat terbawa angin, efek yang ditimbulkannya, sumber pencemaran dan lama masa tinggal partikel di udara.

PENDAHULUAN

Dokumen terkait