BAB II : PELAKSANAAN WAKAF TANAH DI KOTA MEDAN
D. Pendaftaran dan Pengumuman Harta Benda Wakaf
WNI keturunan Tionghoa di Kota Medan tidak dapat memiliki hak milik atas tanah. WNI keturunan Tionghoa di Kota Medan hanya diberi Hak Guna Bangunan, Hak Pakai, dan Hak Guna Usaha Tionghoa, keterangan warisnya harus dibuat di hadapan Notaris sesuai dengan Pasal 1868 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (“KUHPerdata”). Khusus untuk pembuatan keterangan hak waris yang menjadi acuan adalah golongan penduduk sebagaimana diatur dalam KUHPerdata. Agama pewaris bukanlah acuan utama untuk pembuatan keterangan hak waris. Untuk itu, dalam kasus digunakan adalah hukum perdata.
Bagi warga negara Indonesia keturunan Tionghoa, Peraturan Menteri Negara Agraria/Kepala Badan Pertanahan Nasional No. 3
Tahun 1997 tentang Ketentuan Pelaksanaan Peraturan Pemerintah No. 24 Tahun 1997 tentang Pendaftaran Tanah. Artinya, bagi golongan penduduk Tionghoa, yang berwenang membuat adalah Notaris yang sebelumnya dilakukan pengecekan wasiat terlebih dahulu. peraturan perundang-undangan menyangkut penggunaan nama Tionghoa oleh warga negara Indonesia (“WNI”), namun di dalamnya tidak diatur mengenai keharusan meminta izin atau larangan untuk memakai nama Tionghoa.32
Kelenteng sebagai salah satu simbol warga Tionghoa sudah menghiasi kawasan Pecinan di penjuru dunia. Tempat peribadatan umat Konghucu itu pun sudah ada di Kota Bandung sejak lama. Salah satu bangunan yang memiliki arsitektur khas Tiongkok di Kota Medan, yakni kelenteng Hiap Tian Kong atau Vihara Satya Budhi. Lahan dengan luas sekitar dua hektar tersebut diwakafkan bagi kalangan pemeluk Konghucu untuk menjadi tempat peribadatan. Hal itu pun membuktikan toleransi antarumat beragama, antara masyarakat pribumi dengan masyarakat perantau Tionghoa yang sudah terjalin sejak lama. Peletakan batu pertama Vihara Dharma Shanti Metta ini. Kehadiran vihara dapat meningkatkan sarana peribadatan masyarakat Tionghoa di Kota Medan. Vihara Dharma Shanti Metta ini akan dibangun empat setengah tingkat di atas lahan/tanah lebih kurang 6.000 meter persegi.33
Orang Hakka mempunyai bahasa sendiri yaitu bahasa Ke. Bahasa Ke ini salah satu dari tujuh bahasa daerah utama yang digunakan dalam bahasa suku Tionghoa. Di Indonesia bahasa Ke ini dikenal sebagai Kejia atau bahasa Khek.
33
Dikenal sebagai orang-orang yang rajin dan ulet bekerja. Julukan ini kilas balik ke jaman dahulu. Orang Hakka hidup berpindah pindah, dari tanah yang satu ke tanah yang lain, oleh sebab itu mereka dinamakan keluarga pendatang, mereka membuka tanah di daerah yang berbukit, menjadikan daerah tersebut subur dan berkembang. Selain itu mereka adalah pedagang yang handal, jika ada pepatah mengatakan orang Tionghoa adalah orang-orang yang rajin dan ulet, orang-orang Hakka ini dua kali lipat daripada orang-orang Tionghoa kerajinan dan keuletannya, pantang menyerah. Tidak mengenal perbedaan gender, wanita dan lelaki Hakka sama sama harus bekerja.34
Masyarakat Tionghoa di Kota Medan adalah masyarakat patrilineal yang terdiri atas marga / suku yang tidak terikat secara geometris dan teritorial yang selanjutnya telah menjadi satu dengan suku-suku lain di Indonesia. Mereka kebanyakan masih membawa dan mempercayai adat leluhurnya. Hukum adat Tionghoa hidup dan berkembang seiring dengan perkembangan masyarakat Tionghoa itu sendiri. Bertahan atau tidaknya sebahagian maupun keseluruhan dari kebiasaan dan adat-istiadat Tionghoa tergantung kepada masyarakat etnis Tionghoa itu sendiri, apakah masih sesuai adat-istiadat tersebut untuk diterapkan dalam kehidupan sehari-hari dengan mengikuti perkembangan dan kebutuhan masyarakat itu sendiri. Agama merupakan faktor penting yang menentukan berlanjutnya kebiasaan budaya Tionghoa. Adapun mengenai harta benda yang didapat selama berlangsungnya perkawinan, suami memiliki kedudukan yang lebih dominan. Penggunaan harta benda perkawinan tersebut oleh isteripun harus seizin dan mendapat persetujuan dari suami. Isteri tidak memiliki wewenang penuh untuk
34
menggunakan harta benda perkawinan tersebut, sedangkan sebaliknya terhadap wewenang suami dalam mempergunakan harta benda perkawinan tersebut. Suami memiliki wewenang penuh dan tidak memerlukan persetujuan isteri sekalipun dalam menggunakan harta benda yang diperoleh semasa perkawinan tersebut.
Pendaftaran tanah adalah rangkaian kegiatan yang dilakukan oleh Pemerintah secara terus menerus, berkesinambungan dan teratur, meliputi pengumpulan, pengolahan, pembukuan, dan penyajian serta pemeliharaan data fisik dan data yuridis, dalam bentuk peta dan daftar, mengenai bidang-bidang tanah dan satuan-satuan rumah susun, termasuk pemberian surat tanda bukti haknya bagi bidang-bidang tanah yang sudah ada haknya dan hak milik atas satuan rumah susun serta hak-hak tertentu yang membebaninya.35Pendaftaran tanah dilaksanakan berdasarkan asas sederhana, aman, terjangkau, mutakhir dan terbuka.36Pendaftaran tanah bertujuan: untuk memberikan kepastian hukum dan perlindungan hukum kepada pemegang hak atas suatu bidang tanah, satuan rumah susun dan hak-hak lain yang terdaftar agar dengan mudah dapat membuktikan dirinya sebagai pemegang hak yang bersangkutan dan untuk menyediakan informasi kepada pihak- pihak yang berkepentingan termasuk Pemerintah agar dengan mudah dapat memperoleh data yang diperlukan dalam mengadakan perbuatan hukum mengenai bidang-bidang tanah dan satuan-satuan rumah susun yang sudah terdaftar, untuk terselenggaranya tertib administrasi pertanahan.37Pendaftaran tanah diselenggarakan oleh Badan Pertanahan Nasional.38
35 Pasal 1 angka 1 Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 1997 tentang Pendaftaran Tanah 36
Pasal 2 Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 1997 tentang Pendaftaran Tanah
37 Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 1997 tentang Pendaftaran Tanah, Pasal 3 38 Ibid, Pasal 5
Dalam rangka penyelenggaraan pendaftaran tanah tugas pelaksanaan pendaftaran tanah dilakukan
oleh Kepala Kantor Pertanahan, kecuali kegiatan-kegiatan tertentu yang oleh Peraturan Pemerintah ini atau perundang-undangan yang bersangkutan ditugaskan kepada Pejabat lain.39Obyek pendaftaran tanah meliputi : Bidang-bidang tanah yang dipunyai dengan hak milik, hak guna usaha, hak guna bangunan dan hak pakai, tanah hak pengelolaan, tanah wakaf, hak milik atas satuan rumah susun, hak tanggungan, dan tanah Negara.40Satuan wilayah tata usaha pendaftaran tanah adalah desa atau kelurahan.41Pemeliharaan data pendaftaran tanah dilakukan apabila terjadi perubahan pada data fisik atau data yuridis obyek pendaftaran tanah yang telah terdaftar.42Pendaftaran perpanjangan jangka waktu hak atas tanah dilakukan dengan mencatatnya pada buku tanah dan sertifikat hak yang bersangkutan berdasarkan keputusan Pejabat yang berwenang yang memberikan perpanjangan jangka waktu hak yang bersangkutan.43Besarnya dan cara pembayaran biaya-biaya dalam rangka pelaksanaan kegiatan pendaftaran tanah diatur dengan Peraturan Pemerintah tersendiri.44 Untuk pendaftaran peralihan hak karena pewarisan yang diajukan dalam waktu 6 (enam) bulan sejak tanggal meninggalnya pewaris, tidak dipungut biaya pendaftaran.45 Tata cara untuk memperoleh pembebasan atas biaya pendaftaran tanah diatur oleh Menteri.46
Selesainya pendaftaran tanah maka akan menghasilkan sertifikat hak atas tanah, terbitnya sertifikat hak atas tanah menurut Mochtar Wahid, maka kepastian berkenaan dengan jenis hak atas tanahnya, subyek hak dan obyek haknya menjadi
39 Ibid, Pasal 6 ayat (1) 40
Ibid, Pasal 9 ayat (1)
41 Pasal 10 ayat (1) 42 Ibid, Pasal 36 ayat (1) 43 Ibid, Pasal 47 44
Ibid, Pasal 61 ayat (1)
45 Ibid, Pasal 61 ayat (3) 46 Ibid, Pasal 61 ayat (4)
nyata oleh karena itu dibandingkan dengan alat bukti tulis lainya sertifikat merupakan tanda bukti yang kuat artinya harus dianggap benar sampai dibuktikan sebaliknya dipengadilan dengan bukti yang lain.47
1. untuk menjamin kepastian hukum oleh pemerintah diadakan pendaftaran tanah di seluruh wilayah Republik Indonesia menurut ketentuan-ketentuan yang diatur dengan peraturan pemerintah.
Sistem publikasi negatif yang dianut oleh UUPA sebenarnya tidak memberikan kepastian hukum bagi pemegang hak, sehingga keberadaan dari hak atas tanah, dalam hal ini adalah tanah wakaf masih terbuka lebar untuk digugat dan dibatal.
Akan tetapi pedaftaran tetap merupakan hal yang penting hal ini diperkuat dengan perintah Pasal 19 UUPA yang menegaskan bahwa:
2. pendaftaran tanah tersebut diatur dalam ayat 1 pasal ini meliputi (a) pengukuran, pemetaan dan pembukuan tanah (b) pendaftaran hak-hak atas taah dan peralihan hak-hak tersebut, dan (c) pemberian surat-surat tanda bukti hak, yang merupakan alat pembuktian yag kuat.
3. pendaftaran tanah diselenggarakan dengan mengingata keadaan Negara dan masyarakat, keperluan lalu lintas social ekonomi serta kemungkinan penyelenggaraanya menurut pertimbangan Menteri Agraria.
4. dalam peraturan pemerintah diatur biaya-biaya yang bersangkutan dengan pendaftaran dimaksud dalam ayat 1 diatas, dengan ketentuan bahwa rakya yang tidak mampu dibebaskan dari biaya-biaya tersebut.
Inti dari ketentuan Pasal 19 UUPA ialah guna menjamin kepastian hukum oleh pemerintah diadakan pendaftaran tanah yang meliputi (a) pengukuran,
47 Muchatar Wahid, Memaknai Kepastian Hukum Hak Milik atas Tanah, Jakarta : Penerbit
perpetaan dan pembukuan tanah; (b) pendaftaran hak-hak atas tanah dan peralihan hak-hak tersebut (c) Pemberian surat-surat tanda bukti hak, yang berlaku sebagai alat bukti yang kuat.
Dengan adanya pelaksanaan pendaftaran hak atas tanah maka pihak-pihak yang mempunyai tanah akan dengan mudah dapat membuktikan hak atas tanahnya atau dengan kata lain pelaksanaan pendaftaran hak atas tanah akan memberikan kepastian hukum bagi pemegang hak atas tanah, disamping itu bagi pihak lain yang menghendaki informasi mengenai tanah yang sudah didaftar dengan seluk beluknya yang berkaitan dengan tanah, yang bersangkutan akan dengan mudah mengetahuinya karena di Kantor Pertanahan data tersebut terbuka untuk umum berdasakan asas Openbaarheid dalam pelaksanaan pendaftaran tanah.48
Terdaftarnya harta benda wakaf atas nama Nazhir tidak membuktikan kepemilikan Nazhir atas harta benda wakaf.49Persyaratan pada permohonan pendaftaran.50 Pendaftaran dilakukan sebelum penandatanganan AIW.51Jenis harta benda wakaf meliputi: benda tidak bergerak, benda bergerak selain uang; dan benda bergerak berupa uang.52
48 Jefri Ira Susianto, Pendaftaran sebagai Kepastian Hukum, melalui
Benda tidak bergerak meliputi : hak atas tanah sesuai dengan ketentuan Peraturan Perundang-undangan baik yang sudah maupun yang belum terdaftar, bangunan atau bagian bangunan yang berdiri di atas tanah, tanaman dan benda lain yang berkaitan dengan tanah, hak milik atas satuan rumah susun sesuai dengan ketentuan Peraturan Perundang-undangan; dan benda tidak
diakses tanggal 24 April 2015
49 Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 2006 Tentang Pelaksanaan Undang-Undang
Nomor 41 Tahun 2004 Tentang Wakaf, Pasal 3 ayat (2)
50
Ibid, Pasal 7 ayat (4)
51 Ibid, Pasal 7 ayat (5) 52 Ibid, Pasal 15
bergerak lain sesuai dengan ketentuan prinsip syariah dan Peraturan Perundang- undangan.53Pendaftaran harta benda wakaf tidak bergerak berupa tanah dilaksanakan berdasarkan AIW atau APAIW.54PPAIW menyampaikan AIW kepada kantor Departemen Agama dan BWI untuk dimuat dalam register umum wakaf yang tersedia pada kantor Departemen Agama dan BWI.55 Masyarakat dapat mengetahui atau mengakses informasi tentang wakaf benda bergerak selain uang yang termuat dalam register umum yang tersedia pada kantor Departemen Agama dan BWI.56
Undang-Undang Nomor 41 Tahun 2004 memberi pengertian yang lebih luas dari kriteria harta benda wakaf yang ada sebelumnya. Dalam Undang-Undang ini ditentukan bahwa harta benda wakaf adalah harta benda yang memiliki daya tahan lama dan/atau manfaat jangka panjang serta mempunyai nilai ekonomi menurut syariah yang diwakafkan oleh wakif. Dengan kriteria seperti ini, maka harta benda yang diwakafkan harus memiliki daya tahan lama atau manfaat jangka panjang, dan mempunyai nilai ekonomi secara syariah. Dengan kriteria seperti ini, semakin banyak jenis benda yang dapat diwakafkan. Selain memenuhi kriteria seperti di atas, sebagai unsur penting dalam perwakafan ialah harus jelas keberadaan dan status harta benda wakaf pada masa terjadi ikrar wakaf, dan harta benda wakaf harus harta yang dimiliki dan dikuasai sepenuhnya oleh orang yang berwakaf secara sah.57
53
Ibid, Pasal 16
54 Ibid, Pasal 38 ayat (1) 55 Ibid, Pasal 44 ayat (1) 56 Ibid, Pasal 44 ayat (2) 57
Bambang Sujatmiko, Pembaharuan Perwakafan di Indonesia, http://bambangsujatmiko 605.blogspot.com/2012/06/pembaharuan-perwakafan-di-indonesia.html, diakses tanggal 25 April 2015
Selain untuk kepentingan ibadah dan sosial, kegunaan harta benda wakaf juga diarahkan untuk memajukan kesejahteraan umum dengan cara meningkatkan potensi dan manfaat ekonomi benda wakaf. Dalam hal ini, pentadbiran benda wakaf dimungkinkan untuk memasuki wilayah kegiatan ekonomi dalam erti luas, sepanjang pentadbirannya sesuai dengan prinsip pengurusan dan ekonomi syariah. Sebagai salah satu lembaga sosial ekonomi Islam, pentadbiran dan pengembangan harta benda wakaf oleh nazhir dilakukan secara produktif sesuai dengan prinsip syariah. Pentadbiran secara produktif dilakukan antara lain dengan cara pengumpulan, pelaburan, produksi, kemitraan, perdagangan, agrobisnis, pertambangan, perindustrian, pengembangan teknologi, pembangunan gedung, apartemen, rumah susun, pasar swalayan, pertokoan, perkantoran, sarana pendidikan, sarana kesehatan dan usaha-usaha yang tidak bertentangan dengan syariah.
Pengertian harta benda wakaf sendiri juga mengalami pergeseran arti kearah yang lebih baik dan memudahkan, yakni bahwa harta benda wakaf ialah harta benda yang diwakafkan oleh wakif, yang memiliki daya tahan lama dan/atau manfaat jangka panjang serta mempunyai nulai ekonomi menurut syariah. Harta benda wakaf tersebut dapat berupa harta benda tidak bergerak maupun yang bergerak.
Dalam hal pengelolaan harta benda wakaf sebagaimana dimaksudkan oleh undang-undang wakaf, yakni agar dapat berkembang dan dapat dimanfaatkan secara maksimal bagi kesejahteraan sosial. Penekanan akan kewajiban pendaftaran dan pengumuman wakaf yang pelaksanaannya dilakukan sesuai dengan tata cara yang diatur dalam peraturan perundang-undangan mengenai wakaf. Kewajiban
pendaftaran dan pengumuman ini tidak memisahkan antara wakaf ahli yang pada umumnya pentadbiran dan pemanfaatan benda wakaf terhad untuk kaum kerabat atau ahli waris dengan wakaf khairi yang dimaksudkan untuk kepentingan masyarakat umum sesuai dengan tujuan dan fungsi wakaf. Pelaksanaan pendaftaran dan pengumuman adalah untuk menciptakan tertib hukum dan pentadbiran wakaf guna melindungi benda wakaf. 58
PPAIW atas nama Nazhir mendaftarkan harta benda wakaf kepada Instansi yang berwenang paling lambat 7 (tujuh) hari kerja sejak akta ikrar wakaf ditandatangani.59 Dalam pendaftaran harta benda wakaf PPAIW menyerahkan: salinan akta ikrar wakaf dan surat-surat dan/atau bukti-bukti kepemilikan dan dokumen terkait lainnya.60Instansi yang berwenang menerbitkan bukti pendaftaran harta benda wakaf.61 Bukti pendaftaran harta benda wakaf disampaikan oleh PPAIW kepada Nazhir.62Dalam hal harta benda wakaf ditukar atau diubah peruntukannya, Nazhir melalui PPAIW mendaftarkan kembali kepada Instansi yang berwenang dan Badan Wakaf Indonesia atas harta benda wakaf yang ditukar atau diubah peruntukannya itu sesuai dengan ketentuan yang berlaku dalam tata cara pendaftaran harta benda wakaf.63Menteri dan Badan Wakaf Indonesia mengadministrasikan pendaftaran harta benda wakaf.64
58 Bambang Sujatmiko, Pembaharuan Perwakafan di Indonesia, melalui http://bambang
sujatmiko605.blogspot.com/2012/06/pembaharuan-perwakafan-di-indonesia.html, diakses tanggal 25 April 2015
59 Undang-undang No.41 Tahun 2004 Tentang Wakaf, Pasal 32 60 Ibid, Pasal 33 61 Ibid, Pasal 34 62 Ibid, Pasal 35 63 Ibid, Pasal 36 64Ibid, Pasal 37
Menteri dan Badan Wakaf Indonesia mengumumkan kepada masyarakat harta benda wakaf yang telah
terdaftar.65Ketentuan lebih lanjut mengenai PPAIW, tata cara pendaftaran dan pengumuman harta benda wakaf diatur dengan Peraturan Pemerintah.66
Menurut beberapa warga masyarakat Tionghoa tanah tersebut adalah tanah nenek moyang. Masyarakat Tionghoa yang berhak mengelola tanah perkuburan dengan menggunakan sebuah yayasan, hingga saat ini tidak diketahui nama yayasan tersebut. Tokoh masyarakat etnis Tionghoa menanyakan surat asal muasal tanah tersebut kepada kepemilikan tanah wakaf tersebut, sebagai bukti milik keluarganya. Apabila masyarakat Tionghoa tidak dapat menunjukan surat surat bykti kepemilikan tanah perkuburan tersebut. Warga Etnis Tionghoa di Kota Medan, mengharapkan, agar pihak pemerintah dapat segera turun tangan, mengambil tindakan tegas terhadap masyarakat Tionghoa, terhadap pengutipan biaya penguburan dari Rp.10 juta sampai Rp.50 juta, tanpa diberi kwitansi tanda pembayaran. Pihak berwajib kami inginkan agar segera menyikapi suara sumbang masyarakat Tionghoa sesumbar mencuat dari mulutnya, tidak pernah takut kepada pihak berwajib, semua mudah diatur.67
E. Pelaksanaan Wakaf Tanah di Kota Medan
Hak pengelolaan merupakan hak menguasai oleh negara yang kewenangan pelaksanaannya sebagian dilimpahkan kepada pemegang haknya. Pengertian ini dapat diartikan bahwa hak pengelolaan bukan merupakan salah satu hak atas tanah, namun hanya merupakan pelimpahan hak menguasai dari negara. Hak menguasasi dari negara tersebut berdasarkan ketentuan dalam Pasal 33 ayat (3) Undang-
65 Ibid,Pasal 38 66 Ibid,Pasal 39 67
http://m.kaskus.co.id/thread/5199f15ebbf87bb96a000003/biaya-penguburan-tinggi- warga-tionghoa-tpura-takut-mati?goto=newpost?goto=newpost.html, diakses tanggal 25 April 2015
undang Dasar Republik Indonesia tahun 1945 yang menyebutkan bahwa bumi, air dan ruang angkasa termasuk kekayaan alam yang terkandung di dalamnya pada tingkatan tertinggi dikuasai oleh negara sebagai organisasi kekuasaan seluruh rakyat. Adanya hak pengelolaan dalam hukum tanah nasional kita tidak disebut dalam UUPA, tetapi tersirat dalam penjelasan umum UUPA yang menyatakan bahwa dengan berpedoman pada tujuan yang disebutkan di atas, negara dapat memberikan tanah yang demikian (dimaksudkan adalah tanah yang tidak dipunyai dengan sesuatu hak oleh seseorang atau pihak lain) kepada seseorang atau badan- badan dengan sesuatu hak menurut peruntukan dan keperluannya.68
Sementara peraturan mengenai dasar-dasar wakaf, tujuan dan fungsi wakaf, wakif, harta benda wakaf, ikrar wakaf, peruntukan harta benda wakaf, wakaf dengan wasiat, dan lain-lain, relatif sama hanya ada beberapa penyesuaian karena terbentuknya BWI. Para ulama juga sepakat bahwa Nazhir dipercaya atas harta wakaf yang dipegangnya. Sebagai orang yang mendapat kepercayaan, dia tidak bertanggung jawab untuk mengganti harta wakaf yang hilang, jika hilangnya barang tersebut bukan karena faktor kesengajaan atau kelalaian.
69
68 Arie Sukanti Hutagalung dan Markus Gunawan, Kewenangan Pemerintah di Bidang
Pertanahan, Jakarta : Penerbit Rajawali Pers, 2009, hal 49-53
69
Muhammad Abid Abdullah Al-Kabisi, Hukum Wakaf Kajian Kontemporer Pertama dan terlengkap Tentang Fungsi dan Pengelolaan Wakaf serta Penyelesaian atas Sengketa Wakaf. Depok : Penerbit Pustaka Ilman, 2004. hal 538.
Pertama, Pengelolaan dan pengembangan harta benda wakaf sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan secara produktif. Kedua, Dalam hal pengelolaan dan pengembangan harta benda wakaf yang dimaksud pada ayat (1) diperlukan penjamin, maka digunakan lembaga penjamin syariah. Ketiga, Dalam mengelola dan mengembangkan harta benda wakaf. Keempat, Izin hanya dapat diberikan
apabila harta benda wakaf ternyata tidak dapat dipergunakan sesuai dengan peruntukan yang dinyatakan dalam ikrar wakaf.
Nazhir wajib mengelola dan mengembangkan harta benda wakaf sesuai dengan tujuan, fungsi, dan peruntukannya.70 Pengelolaan dan pengembangan harta benda wakaf oleh Nazhir dilaksanakan sesuai dengan prinsip syariah.71 Pengelolaan dan pengembangan harta benda wakaf dilakukan secara produktif.72 Dalam hal pengelolaan dan pengembangan harta benda wakaf diperlukan penjamin, maka digunakan lembaga penjamin syariah.73Dalam mengelola dan mengembangkan harta benda wakaf, Nazhir dilarang melakukan perubahan peruntukan harta benda wakaf kecuali atas dasar izin tertulis dari Badan Wakaf Indonesia.74 Izin hanya dapat diberikan apabila harta benda wakaf ternyata tidak dapat dipergunakan sesuai dengan peruntukan yang dinyatakan dalam ikrar wakaf.75
1. Dalam mengelola dan mengembangkan harta benda wakaf, Nazhir diberhentikan dan diganti dengan Nazhir lain apabila Nazhir yang bersangkutan:
Sesuai dengan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 41 Tahun 2004 Tentang Wakaf, seorang Nazhir dapat regenerasi atau diganti dengan ketentuan- ketentuannya antara lain:
70 Undang-undang No.41 Tahun 2004 Tentang Wakaf, Pasal 42 71 Ibid, Pasal 42 ayat (1)
72 Ibid, Pasal 42 ayat (2) 73
Ibid, Pasal 42 ayat (3)
74 Ibid, Pasal 43 ayat (1) 75 Ibid, Pasal 43 ayat (2)
a) meninggal dunia bagi Nazhir perseorangan; bubar atau dibubarkan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang.undangan yang berlaku untuk Nazhir organisasi atau Nazhir badan hukum;
b) atas permintaan sendiri;
c) tidak melaksanakan tugasnya sebagai Nazhir dan/atau melanggar ketentuan larangan dalam pengelolaan dan pengembangan harta benda wakaf sesuai dengan ketentuan peraturan perundang.undanganyang berlaku;
d) dijatuhi hukuman pidana oleh pengadilan yang telah mempunyai kekuatan hukum tetap. 76
2. Pemberhentian dan penggantian Nazhir dilaksanakan oleh Badan Wakaf Indonesia.
77
3. Pengelolaan dan pengembangan harta benda wakaf yang dilakukan oleh Nazhir lain karena pemberhentian dan penggantian Nazhir, dilakukan dengan tetap memperhatikan peruntukan harta benda wakaf yang ditetapkan dan tujuan serta fungsi wakaf.
78
Ketentuan lebih lanjut mengenai pengelolaan dan pengembangan harta benda wakaf diatur dengan Peraturan Pemerintah.79Nazhir wajib mengelola dan mengembangkan harta benda wakaf sesuai dengan peruntukan yang tercantum dalam BIW.80
76 Ibid, Pasal 45 ayat (1) 77 Ibid, Pasal 45 ayat (2) 78 Ibid, Pasal 45 ayat (3) 79
Ibid, Pasal 46
80 Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 2006 Tentang Pelaksanaan Undang-Undang
Nomor 41 Tahun 2004 Tentang Wakaf, Pasal 45 ayat (1)
Dalam mengelola dan mengembangkan harta benda wakaf untuk memajukan kesejahteraan umum, Nazhir dapat bekerjasama dengan pihak lain
sesuai dengan prinsip syariah.81Pengelolaan dan pengembangan harta benda wakaf dari perorangan warga negara asing, organisasi asing dan badan hukum asing yang berskala nasional atau internasional serta harta benda wakaf terlantar, dapat dilakukan oleh BWI.82
Pengelolaan dan pengembangan harta benda wakaf harus berpedoman pada peraturan BWI.83Pengelolaan dan pengembangan atas harta benda wakaf uang hanya dapat dilakukan melalui investasi pada produk-produk LKS dan/atau instrumen keuangan syariah.84 Dalam hal LKS-PWU menerima wakaf uang untuk