• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENDAHULUAN A Latar Belakang

Dalam dokumen laporan praktikum kimia dasar 2 organik (Halaman 91-107)

UJI KUALITATIF LIPID

I. PENDAHULUAN A Latar Belakang

Lipid (Yunani, lipos = lemak) adalah segolongan besar senyawa tak larut air yang terdapat di alam. Lipid cenderung larut dalam pelarut organik seperti eter dan kloroform. Sifat inilah yang membedakannya dari karbohidrat, protein, asam nukleat, dan kebanyakan molekul hayati lainnya (Wilbraham, 1992).

Lemak dan minyak terdapat pada hampir semua bahan pangan dengan kandungan yang berbeda-beda. Tetapi lemak dan minyak seringkali ditambahkan dengan sengaja ke bahan makanan dengan berbagai tujuan. Dalam pengolahan bahan pangan, minyak dan lemak berfungsi sebagai media penghantar panas, seperti minyak goreng, shortening (mentega putih), lemak (gajih), mentega dan margarin.

Suatu lipid didefinisikian sebagai senyawaan organik yang terdapat dalam alam yang tidak larut dalam air, tetapi larut dalam pelarut organik non-polar seperti suatu hidrokarbon atao dietil eter. Definisi ini terasa mencakup banyak macam senyawaan dan memang demikian. Pelbagai kelas lipid berhubungan satu sama lain berdasarkan sifat fisik sekutu ini, tetapi hubungan kimia, fungsional dan struktural mereka, maupun fungsi-fungsi biologis, mereka beranekaragam. (Fessenden, 1984)

B. Tujuan

Mengetahui kelarutan lipida dan asam lemak dilihat dengan pengamatan langsung terhadap bahan pelarut yang digunakan.

II. TINJAUAN PUSTAKA

Lemak (lipid) adalah sumber energi penting pada tubuh.Istilah lemak berasal dari bahasa Yunani, yaitu lipos.Lipid adalahnama suatu golongan senyawa organik yang meliputi sejumlah senyawa yang terdapat di alam yang semuanya dapat larut dalam pelarut-pelarut organik tetapi sukar larut atau tidak larut dalam air.

Suatu lipid didefinisikan sebagai senyawa organik yang terdapat dalam alam serta tak larut dalam air, tetapi larut dalam pelarut organik nonpolar seperti suatu hidrokarbon atau dietil eter. (Fessenden, 1982)

Berdasarkan asalnya, lemak dibedakan menjadi lemak nabati dan lemak hewani.Lemak nabati biasa disebut minyak, sedangkan lemak hewani biasa disebut lemak.Lemak berwujud padat dan minyak berwujud cair pada suhu kamar.Lemak berwujud padat disebabkan sebagian besar terdiri atas asam lemak jenuh seperti asam stearat dan asam palmitat.Sedangkan lemak cair, mengandung asam lemak tidak jenuh, contohnya asam oleat, asam linoleat, dan asam linolenat.

Lemak dan minyak merupakan zat makanan yang penting untuk menjaga kesehatan dan berbagai sumber energy yang lebih efektif daripada karbohidrat dan protein.Minyak atau lemak, khususnya minyak nabati mengandung asam esensial seperti asam linoleat, asam linolenat yang dapat mencegah penyempitan pembuluh darah akibat penumpukan kolesterol (Endang, 2009).

Lipid mempunyai beberapa fungsi diantaranya adalah sebagai komponen struktural membran, sebagai bahan bakar, sebagai lapisan pelindung dan sebagai vitamin dan hormon (Martoharsono, 1981).

Berbagai bahan pangan seperti daging, ikan, telur, susu, avokad, kacang tanah, dan berbagai sayuran mnegandung lemak yang biasa ikut termakan

bersama dengan makanan. Lemak seperti itu biasa disebut lemak tersembunyi (invisible fat).

Lemak memiliki sifat yang spesifik, yaitu memiliki gugus hidrokarbon hidrofob yang sangat banyak dan memiliki gugus hidrokarbon hidrofil sangat sedikit.Hai itu menunjukkan bahwa lemak tidak larut dalam air, tetap larut dalam pelarut non-polar.Semua lemak, baik hewan maupun nabati, mengadung asam lemak jenuh dan asam lemak tak jenuh dengan komposisi beraneka ragam.Lemak hewani mengandung asam lemak jenuh lebih banyak daripada lemak nabati.

Lipid secara umum dapat dibagi ke dalam 2 kelas besar, yaitu lipid sederhana dan lipid kompleks. Yang termasuk lipid sederhana antara lain adalah: 1) tringliserida dari lemak atau minyak seperti ester asam lemak dan gliserol, contohnya adalah lemak babi, minyak jagung, minyak biji kapas,dan butter, 2) lilin yang merupakan ester asam lemak dari rantai panjang alcohol, contohnya adalah beeswax, spermaceti, dan caumuba wax dan 3) sterol yang di dapat dari hidrogenasi parsial atau menyeluruh fenantrena, contohnya adalah kolesterol dan ergosterol (Scy Tech Encyclopedia, 2008)

Lemak dan minyak ditemui dalam kehidupan sehari-hari, yaitu sebagai mentega dan lemak hewan.Minyak umumnya berasal dari tumbuhan, contohnya minyak jagung, minyak zaitun, minyak kacang, dan lain-lain. Walaupun lemak berbentuk padat dan minyak adalah cairan, keduanya mempunyai struktur dasar yang sama. Lemak dan minyak adalah triester dari gliserol, yang dinamakan trigliserida. (Hart, 1987)

Lemak dan minyak terdapat hampir pada semua bahan pangan dengan kandungan yang berbeda-beda.Lemak dan minyak sering sengaja ditambahkan ke dalam makanan dengan berbagai tujuan, misalnya untuk menambah kalori, memperbaiki tekstur, dan cita rasa bahan pangan.Dalam pengolahan pangan, minyak dan lemak berfungsi sebagai penghantar panas, misalnya minyak goreng.Lemak yang biasa kita temui dalam kehidupan sehari-hari antara lain, minyak goring, mentega, margarin, shortening, dan gajih (Endang, 2009).

Lipid mempunyai beberapa fungsi diantaranya adalah sebagai komponen struktural membran, sebagai bahan bakar, sebagai lapisan pelindung dan sebagai vitamin dan hormon (Martoharsono, 1981).

Lipida dapat diklasifikasikan dengan beberapa cara. Secara tradisional lipida diklasifikasikan menjadi 5 kelas, yaitu asilgliserol, fosfolipid, spingolipid, glikolipid, terpenoida termasuk karotenoid dan steroid. Kelima kelas ini tersebar luas di alam.

Lemak dan minyak adalah trigliserida atau triasilgliserol, kedua istilah ini berarti ”triester (dari) gliserol. Perbedaan antara suatu lemak dan minyak adalah pada temperatur kamar lemak berbentuk padat dan minyak bersifat cair. Faktor yang mempengaruhi standar mutu suatu minyak yaitu:

1) kandungan air dan kotora dalam minyak 2) kandungan asam lemak bebas

3) bilangan peroksida (Ketaren S, 1986) 4) kandungan air dan kotora dalam minyak 5) kandungan asam lemak bebas

6) bilangan peroksida (Ketaren S, 1986)

Secara alami lemak banyak ditemukn dalam jaringan adalah triasilgliserol merupakan ester dari gliserol dengan tiga asam lemak.

Lemak sama dengan minyak. Orang menyebut lemak secara khusus bagi minyak nabati atau hewani yang berwujud padat pada suhu ruang. Lemak juga biasanya disebutkan kepada berbagai minyak yang dihasilkan oleh hewan, lepas dari wujudnya yang padat maupun cair.

III. METODE PRAKTIKUM

A. Alat dan Bahan Alat :

- Tabung reaksi - Pipet ukur - Pipet tetes - Spatula - Rak tabung - Penangas air - Gelas arloji - Kertas saring - Mortir

Bahan :

1. Asam lemak :

– Asam oleat 2. Lemak dan minyak :

– Minyak kelapa – Mentega putih/shortening – Margarine – Minyak Sawit 3. Pelarut : – Air – Alkohol – Aseton B. Prosedur Kerja

ditambahkan 5 tetes sampel percobaan kedalam tabung reaksi yang sudah diisi pelarut

diamati hasilnya digojog secara kuat

dimasukan pelarut sebanyak 2 ml ke dalam tabung reaksi yang bersih

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Pengamatan

No .

Pelarut 2

ml Bahan Hasil Keterangan

1. Air

Asam Oleat Tidak Larut

Minyak Kelapa Tidak Larut

Margarin (padat) Tidak Larut (keruh)

Mentega putih (padat)

Tidak Larut (bening)

Minyak sawit Tidak Larut

2. Alkohol

Asam Oleat Tidak Larut

Margarin (padat) Tidak Larut (keruh) Mentega putih (padat) Tidak Larut (keruh)

3. Aceton

Asam Oleat Larut (berubah kuning)

Minyak Kelapa Larut (bening)

Margarin (padat) Larut (keruh, ada endapan)

Mentega putih (padat)

Larut (keruh, ada endapan)

Minyak sawit Larut (keruh, ada endapan)

B. Pembahasan

Praktikum kimia kali ini yaitu mengenai uji kualitatif lipid, yang bertujuan untuk menguji kelarutan berbagai bahan yang mengandung lipid pada beberapa jenis pelarut. Lipid merupakan senyawa organik atau biomolekul yang tidak larut dalam air.Lipid berfungsi untuk penyimpanan energi, transportasi metabolisme

sumber energi, struktur dasar atau komponen utama membran semua jenis sel serta pembentukan sel dan sumber asam lemak esensial.

Dalam praktikum ini, praktikan menggunakan lima macam lemak dan tiga pelarut. Lima macam asam lemak tersebut yaitu asam oleat, minyak kelapa, minyak sawit, mentega putih dan margarine.Sedangkan pelarutnya yaitu air, alkohol, dan aseton.Sebenarnya kelarutan lipid dan asam lemak dapat ditentukan atau dilihat dengan pengamatan secara langsung terhadap bahan pelarut yang dipergunakan.

Hasil yang didapatkan setelah menguji kelima asam lemak tersebut, pada saat menguji dengan menggunakan pelarut jenis air didapatkan bahwa kelima asam lemak tidak dapat larut dalam air.Begitu juga dengan menggunakan pelarut alkohol. Didapatkan hasil yang sama seperti menggunakan pelarut air, yaitu tidak larut dalam air.Pada saat menggunakan pelarut aseton, terdapat perbedaan dari percobaansebelumnya yang menggunakan pelarut air dan alkohol.Pada pelarut aseton, asam oleat, minyak sawit dan minyak kelapa larut dalam air, sedangkan mentega putih dan margarin tidak larut.

Alasan mengapa asam oleat, minyak sawit dan minyak kelapa dapat larut dalam aseton karena aseton merupakan jenis pelarut nonpolar.Sehingga pelarut tersebut dapat dengan mudah melarutkan kedua bahan yang di uji cobakan.

Lain halnya dengan air,air merupakan jenis pelarut polar karena tidak dapat melarutkan lemak atau lipid. Sedangkan untuk alkohol terdapat beberapa pendapat yang mengemukakan bahwa alkohol merupakan pelarut polar. Ada kemungkinan mengapa praktikum yang dilakukan tidak tepat. Mungkin karena terdapat kesalahan ketika praktikum dilaksanakan seperti kesalahan pada proses menggojog, proses meneteskan bahan yang diujikan maupun kurang telitinya praktikan.

V. KESIMPULAN DAN SARAN A. KESIMPULAN

Lipida diartikan sebagai semua bahan organik yang dapat larut dalam pelarut-pelarut organik yang memiliki kecenderungan non polar. Dari percobaan ini didapatkan bahwa asam lemak yang larut dalam air yaitu hanya asam oleat, minyak sawit dan minyak kelapa saja yaitu ketika menggunakan pelarut jenis aseton. Sementara untuk lainnya tidak dapat larut. Oleh karena itu, lipid merupakan senyawa yang tidak dapat larut dalam pelarut polar seperti air ataupun alkohol.

Jadi lipid hanya dapat larut dalam pelarut yang non polar (pelarut organik) seperti aseton yang telah diujikan sebelumnya. Namun, pada aseton juga terdapat asam lemak atau minyak yang tidak dapat larut dalam air, seperti pada mentega putih dan margarin. Hasil uji sampel dalam pelarut alkohol menunjukkan bahwa sampel hanya sedikit yang larut, karena alkohol merupakan pelarut yang bersifat semi polar.

Pada praktikum kali ini ada beberapa kekurangan, diantaranya adalah kurangnya fasilitas atau perlengkapan penunjang praktikum. Jadi, praktikum kurang maksimal. Selain itu, kebersihan alat-alat praktikum berpengaruh besar. Data-data yang di dapat menjadi kurang falid dan tidak semestinya. Seharusnya para praktikan harus membersihkan peralatan praktikum baik sesudah maupun sebelum praktikum, agar praktikum berjalan lancar, maksimal, dan data yang didapat juga akurat

DAFTAR PUSTAKA

Fessenden, RJ dan Joan F. 1986. Kimia Organik. Jakarta: Erlangga. Hart, Harold. 1987. Kimia Organik. Jakarta: Erlangga.

Ketaren, S. 1986. Pengantar Teknologi Minyak dan Lemak. Jakarta: Universitas Indonesia.

Martoharsono, Soeharsono. 1981. Bokimia Jilid I. Yogyakarta: Universitas Gadjah Mada.

Page, DS dan R. Soendoro. 1989. Prinsip-prinsip Biokimia. Jakarta: Universitas Indonesia.

Westhem and Jeskey. 1956. Introductory Organic Chemistry. Mc Graw_Hill Book Company Inc: New York.

Wilbraham, Antony C, dkk. 1992.Pengantar Kimia Organik dan Hayati.Bandung: ITB.

Dalam dokumen laporan praktikum kimia dasar 2 organik (Halaman 91-107)

Dokumen terkait