• Tidak ada hasil yang ditemukan

A. Latar Belakang Masalah

Organisasi merupakan wadah yang dibentuk oleh sekelompok orang yang

bekerja sama untuk mencapai suatu tujuan atau sasaran bersama. Diantara

faktor-faktor produksi, manusia mempunyai peranan penting dalam kegiatan perusahaan

karena faktor manusia merupakan penggerak dari faktor produksi lain. Alat yang

diperlukan sebagai faktor penggerak manusia selaku karyawan dalam suatu

organisasi perusahaan yaitu motivasi kerja.

Motivasi adalah keadaan kejiwaan dan sikap mental manusia yang

memberikan energi, mendorong kegiatan atau gerakan dan mengarah atau

menyalurkan perilaku kearah mencapai kebutuhan yang member kepuasan atau

mengurangi ketidakseimbangan (Sinungan, 2005 : 134). Motivasi kerja tampak

sebagai suatu usaha positif dalam menggerakkan daya dan potensi tenaga kerja

agar secara produktif berhasil mencapai tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya.

Motivasi mempersoalkan bagaimana caranya mengarahkan daya dan potensi

bawahan, agar mau bekerja sama secara produktif sehingga berhasil mencapai dan

mewujudkan tujuan perusahaan.

Motivasi kerja dipengaruhi oleh dua faktor yaitu motivasi intrinsik dan

motivasi ekstrinsik. Motivasi intrinsik merupakan motivasi yang berasal dari

rangsangan di dalam perusahaan. Motivasi ekstrinsik diwujudkan dalam bentuk

rangsangan dari luar yang bertujuan menggerakkan individu untuk melakukan

suatu aktivitas yang membawa manfaat kepada individu itu sendiri

(Ardana,2008:31). Yang termasuk ke dalam motivasi intrinsik yaitu minat

terhadap pekerjaan yang diberikan atasan, penghargaan (reward), sifat pekerjaan

itu sendiri, kompetensi, tanggung jawab. Yang termasuk kedalam motivasi

ekstrinsik dapat berupa gaji, lingkungan kerja, kebijakan atau prosedur

perusahaan, hubungan antar manusia, supervisi.

Salah satu unsur motivasi ekstrinsik yang turut mempengaruhi organisasi

adalah desain struktur organisasi. Tujuan lebih nyata adanya desain struktur

organisasi yakni dapat mempengaruhi motivasi dan komitmen anggota untuk

mencapai tujuan organisasi (Philip, 2000:13). Desain organisasi merupakan

sebuah proses memilih dan mengelola aspek-aspek struktural dan kultural yang

dilakukan oleh para manajer sehingga organisasi mampu mengendalikan kegiatan

apa saja yang perlu dilakukan untuk mencapai tujuan bersama (Wisnu, 2005:11).

Desain organisasi mempunyai implikasi-implikasi penting pada manfaat

kompetitif perusahaan dimana salah satunya adalah untuk meningkatkan

koordinasi dan motivasi para pekerja (Wisnu, 2005: 12). Menurut Sutermeister

yang dikutip oleh Sutisna (2009), faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi

kerja personil, terdiri dari kondisi fisik lingkungan kerja, kondisi sosial

lingkungan kerja, dan keterpenuhan kebutuhan dasar individu. Kondisi sosial

lingkungan kerja meliputi empat faktor utama, yaitu organisasi formal, organisasi

informal, pemimpin dan serikat pekerja. Salah satu faktor utama organisasi

formal yang sangat berpengaruh terhadap motivasi kerja adalah desain struktur

Dengan dibentuknya desain struktur organisasi dalam perusahaan, maka

akan jelaslah hubungan dasar antara mereka yang berwenang dalam pembuat

keputusan dan dengan mereka yang wajib untuk melaksanakan keputusan

tersebut. Pihak manajemen perusahaan sebagai pihak yang berwenang untuk

membuat keputusan harus dapat merencanakan dan menentukan suatu desain

organisasi yang merupakan proses memilih dan mengimplementasikan struktur

yang terbaik untuk mengelola sumber-sumber daya dalam mencapai tujuan

sehingga dapat dilaksanakan secara efektif dan efisien. Adapun unsur kunci

dalam membangun desain struktur organisasi yang baik sehingga dapat

memotivasi karyawan yaitu yaitu pembagian kerja, departementalisasi, hirarki dan

koordinasi (Wahjono, 2010:17).

Penelitian ini akan meneliti seberapa pentingnya suatu desain struktur

organisasi dalam meningkatkan motivasi kerja yang diterapkan oleh Kantor

Direksi PT. Perkebunan Nusantara III (Persero) Medan apakah dapat

menghasilkan suatu harmonisasi kerja yang selaras sehingga dapat mencapai

tujuan perusahaan yang telah ditetapkan. Adapun latar belakang dari penelitian

ini yakni rendahnya motivasi kerja karyawan pada Kantor Direksi PT Perkebunan

Nusantara III (Persero) Medan, dalam melaksanakan pekerjaannya. Hal ini dapat

dilihat dari tidak stabilnya laba bersih perusahaan dari tahun ke tahun. Laporan

Laba Bersih PT Perkebunan Nusantara III (Persero) Medan dapat dilihat pada

Tabel 1.1.

Tabel 1.1

Laporan Laba Bersih PTPN III (Persero) Medan Tahun 2005-2009

1 2005 277.915 -

2 2006 293.853 5,73

3 2007 701.948 138,88

4 2008 844.718 20,34

5 2009 519.814 (38,46%)

Sumber: Annual Report 2010 Kandir PTPN III (Persero) Medan (data diolah, 2011)

Tabel 1.1 menunjukkan bahwa pada tahun 2005 PTPN III (Persero)

memperoleh laba bersih sebesar 277.915 (dalam juta rupiah), tahun 2006 PTPN

III (Persero) memperoleh laba bersih sebesar 293.853 (dalam juta rupiah). Pada

tahun 2007 terjadi peningkatan laba bersih sebesar 138,88% menjadi 701.948

(dalam juta rupiah). Tahun 2008 laba meningkat 20,34% menjadi 844.718 (dalam

juta rupiah). Pada tahun 2009, terjadi penurunan laba bersih sebesar 38,46%

dengan total laba bersih sebesar 519.814.

Dari Tabel 1.1 di atas dapat disimpulkan bahwa PTPN III (Persero) Medan

memiliki kinerja yang tidak stabil. Kondisi ini bisa terjadi apabila tidak didukung

oleh desain dan sistem organisasi yang baik dalam memotivasi karyawannya agar

karyawan berjuang untuk meningkatkan keberhasilan kerjanya. Tinggi atau

rendahnya motivasi kerja karyawan PTPN III (Persero) Medan dapat

mempengaruhi kemampuan perusahaan dalam meningkatkan provitabilitasnya.

Desain struktur organisasi sebagai proses penentuan keputusan untuk

memilih alternatif kerangka kerja jabatan, proyek pekerjaan, dan departemen.

Dengan demikian, keputusan atau tindakan-tindakan yang dipilih ini akan

menghasilkan sebuah struktur organisasi. Pembagian kerja yang merupakan salah

satu unsur kunci pembentuk desain organisasi yang baik, harus dilakukan dengan

tepat. Pembagian kerja merupakan salah satu faktor yang paling penting karena

untuk dapat melaksanakan tugasnya dengan baik sesuai dengan beban kerja yang

menjadi tanggung jawab serta mencegah kemungkinan terjadinya tumpang tindih

pekerjaan, pemborosan dan saling melempar tanggung jawab bilamana terjadi

kesalahan dan kesulitan. Namun, pembagian kerja harus diikuti dengan

penempatan karyawan pada posisi yang tepat. Prinsip penting yang digunakan

dalam pembagian kerja ini yaitu “The Right Man On The Right Job”.

Kantor Direksi PT Perkebunan Nusantara III (Persero) Medan merupakan

bagian administratif dan manajemen pusat dari seluruh areal PT Perkebunan

Nusantara III (Persero) Medan. Karyawan pelaksana pada Kantor Direksi yang

berada di Medan sebagai Kantor Pusat Manajemen BUMN PT Perkebunan

Nusantara III (Persero) haruslah memiliki kemampuan dalam menyampaikan serta

menyajikan keakuratan data kepada manajemen perusahaan maupun para

pihak-pihak yang berkepentingan (stakeholder). Dalam hal pencapaian target kerja

Kantor Direksi maka setiap divisi haruslah dapat membagi pekerjaan kepada

anggota dengan prinsip “The Right Man On the Right Place”. Salah satu

departemen atau bagian yang ada di Kantor Direksi PT Perkebunan Nusantara III

(Persero) Medan adalah Bagian Sumber Daya Manusia (SDM). Pembagian kerja

Tabel 1.2

Pembagian kerja karyawan pelaksana Bagian SDM berdasarkan Strata Jabatan & Tingkat Pendidikan Pada Kantor Direksi PT Perkebunan

Nusantara III (Persero) Medan Tahun 2010 No . Tugas & Tanggung Jawab Strata IV Gol IVA-IVD Strata III Gol IIIA-IIID Strata II Gol IIA-IID Strata I Gol IA-ID Jumlah

Pendidikan S3 DIV-S2 SMA-DIII SD-SMP

1 Staf urusan kesehatan 2 2 1 - 5 2 Staf urusan Poliklinik Kantor Direksi 1 1 1 1 4 3 Staf urusan pengembangan 4 1 1 - 6 4 Staf urusan pensiun - 2 1 1 4 5 Staf urusan penggajian 1 1 2 2 6 6 Staf urusan personalia 1 2 2 1 6 7 Staf urusan hubungan industrial 1 2 1 1 5 TOTAL 10 11 9 6 36

Sumber : Bagian SDM Kandir PT Perkebunan Nusantara III (Persero) Medan, data diolah.

Tabel 1.2 menunjukkan pemetaan pembagian kerja pada bagian SDM.

urusan yang dijalankan. Dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa desain

organisasi yang dilaksanakan pada Kantor Direksi PT Perkebunan Nusantara III

(Persero) Medan khususnya pada elemen pembagian kerja masih kurang baik

dikarenakan masih terdapat karyawan yang tidak memiliki keahlian dan

pendidikan khusus dalam menduduki posisi jabatan yang riskan terhadap

penyampaian keakuratan data bagian SDM. Urusan yang memerlukan keahlian

yaitu tenaga kesehatan pada Poliklinik masih ditempati oleh karyawan dengan

tingkat pendidikan SD-SMP sebanyak 1 orang. Demikian juga halnya pada

urusan yang sangat memerlukan ketelitian dan keakuratan data yaitu pada urusan

penggajian dimana masih terdapat karyawan dengan tingkat pendidikan SD-SMP

sebanyak 2 orang. Ketidaktepatan penempatan dan pembagian kerja berdasarkan

strata maupun tingkat pendidikan karyawan dapat mengakibatkan ketimpangan

kerja dimana beban kerja tiap karyawan bisa terjadi tumpang tindih. .

Suatu desain struktur organisasi harus memperhatikan banyak hal untuk

dapat mencapai tujuan yang ditetapkan. Berbagai macam kegiatan dilakukan

untuk dapat mencapai tujuan tersebut. Salah satu diantaranya adalah mengenai

penggunaan sumber daya manusia dalam organisasi yang perlu diatur sedemikian

rupa agar dapat dipergunakan secara efektif . Perusahaan perlu

mempertimbangkan upaya untuk memotivasi karyawannya agar bekerja dengan

baik. Apabila motivasi kerja karyawan menurun maka kinerja karyawan akan

menyusut seakan kemampuan yang mereka miliki rendah. Motivasi juga

menggambarkan hubungan antara harapan dan tujuan dengan hal yang dilakukan

positif dan negatif yang dapat digunakan agar karyawan mau bekerja giat dan

optimal untuk mencapai tujuan perusahaan.

Berdasarkan uraian tersebut, maka penulis tertarik untuk menulis skripsi

dengan judul : “Analisa Desain Struktur Organisasi Dalam Meningkatkan

Motivasi Kerja pada Kantor Direksi PT Perkebunan Nusantara III (Persero) Medan”.

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang penelitian pada Kantor Direksi PT Perkebunan

Nusantara III (Persero) Medan maka penulis merumuskan permasalahan sebagai

berikut : “Apakah desain struktur organisasi yang terdapat pada Kantor Direksi PT

Perkebunan Nusantara III (Persero) Medan berpengaruh positif dan signifikan

dalam meningkatkan motivasi kerja karyawan?”

C. Kerangka Konseptual

Desain struktur organisasi ataupun desain organisasi merupakan proses

bagaimana membentuk sebuah organisasi yang mendukung sasaran strategis

perusahaan. Banyak organisasi dibentuk secara kurang sistematis sehingga

menyebakan hambatan dalam produktivitas pekerjaan dan pengembangan karir

seseorang. Menurut Kates & Galbraith (2007:1), desain organisasi adalah proses

meninjau dan mengkonfigurasi struktur, proses, sistem penghargaan, dan aktivitas

orang atau individu untuk menciptakan suatu organisasi yang efektif yang mampu

Menurut Wahjono (2010 :17) ada empat bagian sebagai elemen ataupun

unsur untuk membangun desain struktur organisasi, yaitu pembagian kerja,

departementalisasi, hirarki dan koordinasi.

Menurut Sastrohahadiwiryo (2005:267), motivasi dapat diartikan sebagai

keadaan kejiwaan dan sikap mental manusia yang memberikan energi, mendorong

kegiatan atau menggerakkan dan mengarahkan perilaku kearah mencapai

kebutuhan yang memberi kepuasan serta mengurangi ketidakseimbangan.

Motivasi kerja dapat memberi energi yang menggerakkan segala potensi yang ada,

menciptakan keinginan yang tinggi dan luhur, serta meningkatkan kebersamaan.

Menurut Ardana (2008 : 31) ada dua faktor yang mempengaruhi motivasi

yaitu:

1. Motivasi intrinsik merupakan motivasi yang berasal dari rangsangan di

dalam perusahaan. Pada umumnya karakteristik individu turut

mempengaruhi bagaimana orang menilai apa yang diperolehnya dari

rangsangan dalam perusahaan.

2. Motivasi ekstrinsik diwujudkan dalam bentuk rangsangan dari luar yang

bertujuan menggerakkan individu untuk melakukan suatu aktivitas yang

membawa manfaat kepada individu itu sendiri. Motivasi ekstrinsik ini

dapat diransang dalam bentuk-bentuk seperti gaji, lingkungan kerja,

hubungan antar manusia, kebijakan atau peraturan perusahaan, pimpinan

atau supervisi.

Tujuan lebih nyata adanya desain struktur organisasi yakni dapat

(Philip, 2000:13). Desain organisasi mempunyai implikasi-implikasi penting pada

manfaat kompetitif perusahaan dimana salah satunya adalah untuk meningkatkan

koordinasi dan motivasi para pekerja (Wisnu, 2005: 12). Menurut Sutermeister

yang dikutip oleh Sutisna (2009), faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi

kerja personil, terdiri dari kondisi fisik lingkungan kerja, kondisi sosial

lingkungan kerja, dan keterpenuhan kebutuhan dasar individu. Kondisi sosial

lingkungan kerja meliputi empat faktor utama, yaitu organisasi formal, organisasi

informal, pemimpin dan serikat pekerja. Salah satu faktor utama organisasi

formal yang sangat berpengaruh terhadap motivasi kerja adalah desain struktur

organisasi.

Dengan demikian, melalui desain struktur organisasi yang baik dapat

mempengaruhi peningkatkan motivasi kerja karyawan sehingga secara otomatis

tujuan perusahaan untuk meningkatkan profit perusahaan dapat tercapai.

Gambar 1.1 Kerangka Konseptual

Sumber : Wisnu (2005:12), Philip (2000:13), data diolah 2011

D. Hipotesis

Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah

penelitian, oleh karena itu rumusan masalah penelitian ini disusun dalam bentuk

kalimat pertanyaan (Sugiyono 2006: 51). Berdasarkan perumusan masalah yang

Desain Organisasi (X) Elemennya : 1. Pembagian kerja 2. Departementalisasi 3. Hirarki 4. Koordinasi Motivasi Kerja (Y)

telah dikemukakan maka hipotesis dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

”Desain struktur organisasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap

peningkatan motivasi kerja pada Kantor Direksi PT Perkebunan Nusantara III

(Persero) Medan.

E. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian

Untuk menganalisis pengaruh desain struktur organisasi terhadap motivasi

kerja dan membandingkannya dengan teori-teori yang penulis ketahui.

2. Manfaat Penelitian

a. Bagi Perusahaan

Sebagai sarana informasi dan bahan masukan bagi perkembangan

perusahaan dalam mempertimbangkan desain organisasi.

b. Bagi Penulis

Memperluas wawasan penulis tentang manajemen perusahaan, khususnya

desain stuktur organisasi perusahaan.

c. Bagi Pihak Lain

Referensi bagi penulis selanjutnya sehingga dapat dijadikan perbandingan

dalam melakukan penelitian yang sama di masa yang akan datang.

F. Metode Penelitian

1. Batasan Operasional Variabel

a. Desain struktur organisasi yang digunakan Kantor Direksi PT Perkebunan

Nusantara III (Persero) Medan sebagai variabel bebas (X) yang nilainya

tidak tergantung pada variabel lain, terdiri dari Pembagian Kerja (X1),

Departementalisasi (X2), Hirarki (X3), Koordinasi (X4).

b. Motivasi Kerja sebagai variabel terikat (Y) yang dipengaruhi oleh variabel

lain.

2. Definisi Operasional Variabel

Definisi operasional yang dipergunakan dalam laporan penelitian ini adalah :

a. Variabel Bebas (X) adalah variabel yang nilainya tidak tergantung pada

variabel lain. Adapun yang menjadi variabel bebas atau independen variabel

dari penelitian ini adalah Desain struktur organisasi merupakan proses

bagaimana membentuk sebuah organisasi yang mendukung sasaran strategis

perusahaan. Menurut Wahjono (2010 :17) ada empat bagian sebagai elemen

ataupun unsur untuk membangun desain organisasi, yaitu :

1. Pembagian Kerja (X1).

Membagi seluruh beban pekerjaan menjadi banyak tugas yang dapat

diselesaikan dengan baik.

2. Departementalisasi (X2).

Dasar yang dipakai untuk pengelompokan pekerjaan

3. Hirarki (X3).

Dasar penentuan siapa atasan dan siapa bawahan untuk meminta

pertanggungjawaban.

Menyatukan kegiatan menjadi satu kesatuan untuk menyelaraskan

pencapaian tugas lintas departemen.

b. Variabel terikat (Y) adalah variabel yang dipengaruhi dan nilainya tergantung

pada variabel lain. Adapun yang menjadi variabel terikat adalah motivasi

kerja. Menurut Robbins dan Coulter, motivasi adalah kesediaan untuk

mengeluarkan tingkat upaya yang tinggi untuk tujuan organisasi yang

dikondisikan oleh kemampuan upaya itu dalam memenuhi beberapa

kebutuhan individu tertentu. Ada 2 faktor yang mempengaruhi motivasi yaitu

(Ardana, 2008 : 31) :

1. Motivasi intrinsik merupakan motivasi yang berasal dari rangsangan di

dalam perusahaan. Pada umumnya karakteristik individu turut

mempengaruhi bagaimana orang menilai apa yang diperolehnya dari

rangsangan dalam perusahaan.

2. Motivasi ekstrinsik diwujudkan dalam bentuk rangsangan dari luar yang

bertujuan menggerakkan individu untuk melakukan suatu aktivitas yang

membawa manfaat kepada individu itu sendiri. Motivasi ekstrinsik ini

dapat diransang dalam bentuk-bentuk seperti gaji, lingkungan kerja,

hubungan antar manusia, kebijakan atau peraturan perusahaan, pimpinan

atau supervisi.

Tabel 1.3 Operasional Variabel

Variabel Elemen Defenisi Variabel Indikator Skala

Ukur Desain Struktur Organisa si (X) Pembagian kerja (X1)

Membagi seluruh beban pekerjaan menjadi banyak tugas yang dapat diselesaikan dengan baik

1.Penempatan (The Right

Man On The Right Place)

2.Pembagian beban kerja berdasarkan urusan 3.Spesialisasi keahlian/ketrampilan khusus Skala Likert Departemen talisasi (X2)

Dasar yang dipakai untuk pengelompokan pekerjaan 1. Pengelompokan kegiatan berdasarkan fungsi 2. Perbedaan fungsi 3. Efisiensi pekerjaan Skala Likert Hirarki (X3)

Dasar penentuan jumlah individu yang dapat

diarahkan dan bertanggung jawab kepada

supervisi tertentu Rentang kendali Banyaknya pendelegasian wewenang Penentuan banyaknya tingkatan wewenang yang harus dimiliki perusahaan Skala Likert Koordinasi (X4) Menyatukan kegiatan menjadi satu kesatuan untuk menyelaraskan pencapaian tugas lintas departemen

1. Komunikasi 2. Kerja sama

3. Kesatuan tujuan Skala

Likert

Motivasi Kerja (Y)

Motivasi intrinsik

Merupakan motivasi yang berasal dari rangsangan di dalam perusahaan

1.Minat terhadap pekerjaan 2.Penghargaan 3.Kemampuan atau kompetensi 4.Sifat pekerjaan 5.Tanggung jawab Skala Likert Motivasi ekstrinsik

Diwujudkan dalam bentuk rangsangan dari luar yang bertujuan menggerakkan individu untuk melakukan suatu aktivitas yang membawa manfaat kepada

1. Gaji

2. Lingkungan Kerja 3. Hubungan antar manusia 4. Kebijakan atau peraturan

perusahaan

5. Sikap pimpinan atau

Skala Likert

individu itu sendiri supervisi Sumber: Wahjono (2010 : 17), Ardana(2008:31) data diolah 2011

3. Skala Pengukuran Variabel

Ada banyak skala pengukuran dimana skala pengukuran utama yaitu skala

nominal, skala ordinal, skala interval, skala ratio .

Pada penelitian ini menggunakan skala Likert yaitu digunakan untuk

mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang

fenomena sosial (Sugiyono, 2006 : 105).

Untuk keperluan analisis kuantitatif penelitian ini, maka peneliti

memberikan lima alternatif jawaban kepada responden dengan menggunakan

skala 1 sampai 5 yang dapat dilihat pada Tabel 1.4 berikut ini:

Tabel 1.4

Skor Pendapat Responden

No. Pertanyaan Skor

1 Sangat Setuju (SS) 5

2 Setuju (S) 4

3 Ragu-ragu (RG) 3

4 Tidak Setuju (TS) 2

5 Sangat Tidak Setuju (STS) 1

Sumber: Sugiyono (2006 : 105)

Penelitian yang dilakukan pada Kantor Direksi PT Perkebunan Nusantara

III (Persero) Medan yang berlokasi di Jl. Sei Batanghari No. 2 Medan. Waktu

penelitian di mulai pada bulan November 2010 sampai dengan Januari 2011.

5. Populasi dan Sampel

a. Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh karyawan yang bekerja pada

Kantor Direksi PT Perkebunan Nusantara III (Persero) Medan yang berjumlah

441 orang.

b. Sampel

Peneliti dalam penelitian ini tidak mengambil seluruh populasi sebagai

sampel yang akan diambil, sehingga digunakan rumus Slovin dengan tingkat

kesalahan 10% (Umar, 2007 : 78). Rumus Slovin : N 1 + N(e)² Keterangan : n = Jumlah sampel N = Ukuran populasi E = Tingkat kesalahan

Berdasarkan rumus di atas dapat diketahui jumlah sampel dengan cara :

441

n =

1 + 441(0,1)²

441

1 + 441(0,01)

= 82 orang

Berdasarkan hasil penarikan sampel diatas, maka jumlah sampel yang diambil

adalah sebanyak 82 orang responden.

Pengambilan sampel setiap bagian-bagian yang ada di perusahaan

menggunakan proporsional sampling (Sugiyono, 2006 : 81) sehingga dapat

diketahui berapa orang yang akan diambil sebagai responden di masing-masing

bagian yang ada di Kantor Direksi PT. Perkebunan Nusantara III (Persero)

Medan.

Kantor Direksi PT Perkebunan Nusantara III (Persero) Medan mempunyai

12 bagian ataupun divisi dalam perusahaan dan untuk mewakili masing-masing

bagian maka 82 sampel di distribusikan sebagai berikut :

Tabel 1.5 Jumlah Sampel

No .

Bagian Populasi Sampel Jumlah sampel

yang mewakili 1 Bagian Tanaman 37 37/441 x 82 = 6,88 7 2 Bagian Teknik 37 37/441 x 82 = 6,88 7 3 Bagian Teknologi 37 37/441 x 82 = 6,88 7 4 Bagian Pembiayaan 37 37/441 x 82 = 6,69 7 5 Bagian Kemitraan 38 38/441 x 82 = 7,07 7 6 Bagian Umum 38 38/441 x 82 = 7,07 7 7 Bagian SDM 36 36/441 x 82 = 6,69 7 8 Bagian Pemasaran 37 37/441 x 82 = 6,88 7 n =

9 Bagian Pengadaan 38 38/441 x 82 = 7,07 7

10 Bagian Sekretaris 38 38/441 x 82 = 7,07 7

11 Bagian SPI 34 34/441 x 82 = 6,32 6

12 Bagian IT 34 34/441 x 82 = 6,32 6

TOTAL 441 82

Sumber : Kantor Direksi PTPN III (Persero) Medan, diolah peneliti 2011

Penelitian mengambil 82 orang sebagai responden dari tiap bagian yang

ada di Kantor Direksi PT. Perkebunan Nusantara III (Persero) Medan, dimana

penentuan responden dengan menggunakan metode aksidental karena seluruh

karyawan mempunyai kriteria yang sama untuk dijadikan responden.

6. Jenis dan Sumber Data

Peneliti menggunakan dua jenis data dalam melakukan penelitian untuk

membantu memecahkan masalah, yaitu:

a. Data Primer

Data primer adalah data yang diperoleh dari responden secara langsung di

lokasi penelitian melalui kuesioner dan wawancara mengenai variabel

yang diteliti.

b. Data Sekunder

Data sekunder adalah data yang berisikan informasi dan teori-teori yang

digunakan untuk mendukung penelitian. Peneliti memperoleh data

sekunder dari literature, buku , majalah dan internet.

7. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data di dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

a. Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan

dijawab. Dalam hal ini pemberian angket dilakukan dengan kontak

langsung kepada responden yaitu karyawan pelaksana pada Kantor Direksi

PT Perkebunan Nusantara III (Persero) Medan.

b. Wawancara merupakan memperoleh data-data melalui proses percakapan

dalam bentuk tanya jawab secara langsung dengan pihak yang berwenang

memberi data dan informasi yang dibutuhkan.

c. Studi Dokumentasi merupakan perolehan data melalui buku-buku dan

internet yang mempunyai relevansi dalam penelitian.

8. Uji Validitas dan Realiabilitas

Uji validitas bertujuan untuk menguji apakah kuesioner layak untuk

digunakan sebagai instrumen penelitian. Suatu skala pengukur dikatakan valid

apabila skala tersebut digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur

(Sugiyono 2006 : 109). Instrumen yang reliabel adalah instrumen yang bila

digunakan beberapa kali untuk mengukur obyek yang sama, akan menghasilkan

data yang sama. Kriteria dalam menentukan validitas suatu kuesioner adalah

sebagai berikut:

Jika r hitung > r tabel maka pertanyaan tersebut valid

Jika r hitung < r tabel maka pertanyaan tersebut tidak valid.

Uji validitas dan reliabilitas dilakukan terhadap alat penelitian, yakni

kuesioner. Dalam penelitian ini disebarkan kuesioner sebagai alat pengumpulan

data yang berisi 22 pertanyaan untuk mengukur validitas. Penyebaran kuesioner

diluar sampel yaitu karyawan kantor direksi PT Perkebunan Nusantara III

Tabel 1.6

Validitas Tiap Pertanyaan

Scale Mean if Item Deleted Scale Variance if Item Deleted Corrected Item-Total Correlation Cronbach's Alpha if Item Deleted Validitas VAR1 78.7000 153.872 .433 .949 Valid VAR2 78.7333 152.409 .818 .940 Valid VAR3 78.5333 159.844 .550 .944 Valid VAR4 78.6667 158.713 .606 .943 Valid VAR5 78.3667 156.378 .664 .943 Valid VAR6 78.4333 155.771 .773 .942 Valid VAR7 78.3667 153.482 .698 .942 Valid VAR8 79.1333 157.982 .377 .948 Valid VAR9 78.9667 161.344 .331 .947 Tidak Valid VAR10 78.1667 151.523 .770 .941 Valid VAR11 78.1667 152.420 .696 .942 Valid VAR12 78.6333 154.171 .687 .942 Valid VAR13 78.9667 155.826 .559 .944 Valid VAR14 78.4333 156.599 .630 .943 Valid VAR15 78.2000 154.441 .721 .942 Valid VAR16 78.1667 156.075 .699 .942 Valid VAR17 78.4000 156.593 .543 .944 Valid VAR18 78.1333 154.120 .784 .941 Valid VAR19 77.9667 151.620 .827 .940 Valid VAR20 78.1000 150.921 .840 .940 Valid VAR21 78.1000 150.921 .840 .940 Valid VAR22 78.1667 153.385 .754 .941 Valid

Sumber : Hasil pengolahan data dengan SPSS 18.00 for Windows (2011)

Tabel 1.6 menunjukkan validitas dari setiap pertanyaan yang diajukan

dalam kuesioner. Pada pengujian validitas pertama, terdapat 1 butir yang tidak

valid yaitu pernyataan pada variabel 9 yang berarti pernyataan tersebut belum

mempunyai konstruksi yang baik, yang dapat dilihat pada kolom Corrected

Dokumen terkait