• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Desain Struktur Organisasi Dalam Meningkatkan Motivasi Kerja Pada Kantor Direksi Pt Perkebunan Nusantara III (Persero) Medan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Analisis Desain Struktur Organisasi Dalam Meningkatkan Motivasi Kerja Pada Kantor Direksi Pt Perkebunan Nusantara III (Persero) Medan"

Copied!
109
0
0

Teks penuh

(1)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS EKONOMI

PROGRAM S-1 EKSTENSI MEDAN

ANALISIS DESAIN STRUKTUR ORGANISASI DALAM MENINGKATKAN MOTIVASI KERJA PADA

KANTOR DIREKSI PT PERKEBUNAN NUSANTARA III (PERSERO)

MEDAN

SKRIPSI

OLEH

YUSNITA SURBAKTI 060521155 MANAJEMEN

Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk M emperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

Universitas Sumatera Utara Medan

(2)

ABSTRAK

Yusnita Surbakti (2011). Analisis Desain Struktur Organisasi Dalam Meningkatkan Motivasi Kerja Karyawan Pada Kantor Direksi PT Perkebunan Nusantara III (Persero) Medan. Ibu DR. Elisabeth Siahaan, SE, M.Si selaku Dosen Pembimbing, Ibu DR. Isfenti Sadalia, S.E, M.E, selaku Ketua Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara. Ibu Dra. Marhayani, M.Si selaku Sekretaris Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara, Ibu DR. Endang Sulistya Rini, S.E, M.Si, selaku Ketua Program Studi Manajemen. Ibu Dra.Komariah Pandia, M.Si selaku Dosen Penguji satu dan Bapak Doli M. Jafar Dalimunthe, S.E,M.Si selaku dosen penguji dua Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

Tujuan penelitian adalah untuk untuk menganalisis pengaruh desain struktur organisasi terhadap motivasi kerja pada Kantor Direksi PT Perkebunan Nusantara III (Persero) Medan.. Penulis menarik hipotesis bahwa desain struktur organisasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap peningkatan motivasi kerja pada Kantor Direksi PT Perkebunan Nusantara III (Persero) Medan.

Populasi dalam Penelitian ini adalah seluruh karyawan Kantor Direksi PT Perkebunan Nusantara III (Persero) Medan yang berjumlah 441 karyawan. Untuk menentukan ukuran sampel maka digunakan metode Proporsional Sampling. Pengujian hipotesis dilakukan dengan menggunakan uji F, uji t dan koefisien determinasi, dengan tingkat signifikansi (α) 5%. Penganalisaan data menggunakan

software pengolahan data statistik yaitu SPSS 18.00 for windows.

Teknik analisis data pada penelitian ini adalah analisis deskriptif, uji asumsi klasik, analisis regresi linier berganda. Data yang digunakan adalah data primer. Hasil uji F menunjukkan bahwa desain struktur organisasi yang terdiri dari pembagian kerja, departementalisasi, hirarki, koordinasi berpengaruh signifikan terhadap motivasi kerja., uji t menunjukkan bahwa ada pengaruh positif dan signifikan desain struktur organisasi yang terdiri dari pembagian kerja (X1), departementalisasi (X2) terhadap motivasi kerja, sedangkan hirarki (X3), koordinasi (X4) berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap motivasi kerja (Y) pada Kantor Direksi PT Perkebunan Nusantara III (Persero) Medan. Persamaan regresi penelitian adalah Y= 25,175 + 0, 626X1 + 0,595X2+ 0,106X3+ 0,047+e

.

Kata Kunci: Motivasi kerja, PT Perkebunan Nusantara III (Persero) , Desain

(3)

KATA PENGANTAR

Puji syukur dipanjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah

memberikan berkat dan kasih-Nya sehingga penulis mampu menyelesaikan

skripsi ini dengan baik.

Penulisan skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk menyelesaikan

pendidikan di Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara untuk memperoleh

gelar Sarjana Ekonomi. Penulis mengucapkan terima kasih kepada orangtua

R.Surbakti dan R.Tarigan yang merupakan sumber inspirasi dan senantiasa

memberikan kasih sayang, bimbingan, motivasi, nasehat, serta do’a yang tiada

hentinya kepada penulis.

Penulis mengharapkan saran dan kritik dari semua pihak yang dapat

membangun untuk menjadikan skripsi ini lebih baik lagi. Penulis berharap skripsi

ini dapat bermanfaat bagi berbagai pihak. Penulis telah banyak mendapatkan

bimbingan, nasehat, dan motivasi dari berbagai pihak selama perkuliahan hingga

penulisan skripsi ini. Pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terimakasih

yang sebesar-besarnya kepada:

1. Bapak Drs. Jhon Tafbu Ritonga, M.Ec. selaku Dekan Fakultas Ekonomi

Universitas Sumatera Utara.

2. Ibu DR. Isfenti Sadalia, S.E, M.E, selaku Ketua Departemen Manajemen

Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

3. Ibu Dra. Marhayanie,M.Si, selaku Sekretaris Departemen Manajemen

(4)

4. Ibu DR. Endang Sulistya Rini, S.E, M.Si, selaku Ketua Program Studi

Manajemen.

5. Ibu DR. Elisabeth Siahaan SE, Msi selaku Dosen Pembimbing yang telah

banyak meluangkan waktu untuk membimbing serta memberi arahan dan

motivasi dalam penyelesaian skripsi ini.

6. Ibu Dra. Komariah Pandia, M.Si selaku Dosen Penguji I yang telah

meluangkan waktunya dalam memberikan saran dan kritik demi

kesempurnaan skripsi ini.

7. Bapak Doli M. Jafar Dalimunthe, S.E, M.Si selaku Dosen Penguji II yang

telah meluangkan waktunya dalam memberikan saran dan kritik demi

kesempurnaan skripsi ini.

8. Seluruh Dosen dan Civitas Akademik di Fakultas Ekonomi Universitas

Sumatera Utara yang telah memberikan bekal pengetahuan sehingga

penulis dapat menyelesaikan pendidikan dan penulisan skripsi ini dengan

baik.

9. Seluruh Staf dan Pegawai di Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera

Utara yang telah membantu penulis dalam hal penyelesaian administrasi

selama masa pendidikan dan penyelesaian skripsi ini.

10.Seluruh Karyawan dan Karyawati Kantor Direksi PT Perkebunan

Nusantara III (Persero) Medan yang telah meluangkan waktunya dalam

membantu dan memberikan pengarahan serta mengisi kuesioner-kuesioner

(5)

11. Keluargaku tercinta; Bapak R. Surbakti, Ibu R. Tarigan,

saudara-saudaraku Iwan, Eva, Reni, Natan. Terima kasih buat motivasi, semangat,

dan dukungan baik dukungan moral maupun materi serta kasih sayang dan

do’a sehingga penulis terpacu untuk menyelesaikan skripsi ini.

12.Sahabat-sahabatku Eva Manurung, Aan, Irawaty, Johanna. Terima kasih

buat motivasi, semangat, dan dukungan kepada penulis.

13.Seluruh teman-teman dan sahabat lainnya di Manajemen Ekstensi. Terima

kasih buat motivasi, semangat, dan dukungan kepada penulis.

14.Semua pihak, rekan, sahabat, yang namanya tidak dapat penulis sebutkan

satu persatu, terima kasih atas dukungannya selama ini

Akhir kata, penulis berharap agar skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca

dan peneliti lainnya, khususnya Mahasiswa Fakultas Ekonomi Departemen

Manajemen Universitas Sumatera Utara.

Semoga Tuhan Yang Maha Esa melimpahkan rahmat dan karunia-Nya

kepada kita semua serta memberikan balasan kepada pihak-pihak yang telah

bersedia membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. Amin.

Medan, 8 Februari 2011

Penulis

(6)

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR ISI ... i

DAFTAR TABEL ... iii

DAFTAR GAMBAR ... iv

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

(7)

BAB III GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

A. Sejarah singkat ... 50

B. Visi, Misi dan Tata Nilai ... 53

C. Struktur Organisasi ... 57

D. Deskripsi Pekerjaan ... 59

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN A. Analisis Deskriptif ... 63

1. Deskriptif Responden ... 63

2. Deskriptif Variabel ... 66

B. Uji Asumsi Klasik ... 75

1. Uji Normalitas ... 75

2. Uji Multikolinearitas ... 78

3. Uji Heteroskedastisitas ... 78

C. Analisis Regresi Linier Berganda ... 79

1. Uji F ... 81

2. Uji t (Uji parsial) ... 82

3. Pengujian Koefisien Determinan ... 86

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 89

B. Saran ... 90

DAFTAR PUSTAKA

(8)

ABSTRAK

Yusnita Surbakti (2011). Analisis Desain Struktur Organisasi Dalam Meningkatkan Motivasi Kerja Karyawan Pada Kantor Direksi PT Perkebunan Nusantara III (Persero) Medan. Ibu DR. Elisabeth Siahaan, SE, M.Si selaku Dosen Pembimbing, Ibu DR. Isfenti Sadalia, S.E, M.E, selaku Ketua Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara. Ibu Dra. Marhayani, M.Si selaku Sekretaris Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara, Ibu DR. Endang Sulistya Rini, S.E, M.Si, selaku Ketua Program Studi Manajemen. Ibu Dra.Komariah Pandia, M.Si selaku Dosen Penguji satu dan Bapak Doli M. Jafar Dalimunthe, S.E,M.Si selaku dosen penguji dua Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

Tujuan penelitian adalah untuk untuk menganalisis pengaruh desain struktur organisasi terhadap motivasi kerja pada Kantor Direksi PT Perkebunan Nusantara III (Persero) Medan.. Penulis menarik hipotesis bahwa desain struktur organisasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap peningkatan motivasi kerja pada Kantor Direksi PT Perkebunan Nusantara III (Persero) Medan.

Populasi dalam Penelitian ini adalah seluruh karyawan Kantor Direksi PT Perkebunan Nusantara III (Persero) Medan yang berjumlah 441 karyawan. Untuk menentukan ukuran sampel maka digunakan metode Proporsional Sampling. Pengujian hipotesis dilakukan dengan menggunakan uji F, uji t dan koefisien determinasi, dengan tingkat signifikansi (α) 5%. Penganalisaan data menggunakan

software pengolahan data statistik yaitu SPSS 18.00 for windows.

Teknik analisis data pada penelitian ini adalah analisis deskriptif, uji asumsi klasik, analisis regresi linier berganda. Data yang digunakan adalah data primer. Hasil uji F menunjukkan bahwa desain struktur organisasi yang terdiri dari pembagian kerja, departementalisasi, hirarki, koordinasi berpengaruh signifikan terhadap motivasi kerja., uji t menunjukkan bahwa ada pengaruh positif dan signifikan desain struktur organisasi yang terdiri dari pembagian kerja (X1), departementalisasi (X2) terhadap motivasi kerja, sedangkan hirarki (X3), koordinasi (X4) berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap motivasi kerja (Y) pada Kantor Direksi PT Perkebunan Nusantara III (Persero) Medan. Persamaan regresi penelitian adalah Y= 25,175 + 0, 626X1 + 0,595X2+ 0,106X3+ 0,047+e

.

Kata Kunci: Motivasi kerja, PT Perkebunan Nusantara III (Persero) , Desain

(9)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Organisasi merupakan wadah yang dibentuk oleh sekelompok orang yang

bekerja sama untuk mencapai suatu tujuan atau sasaran bersama. Diantara

faktor-faktor produksi, manusia mempunyai peranan penting dalam kegiatan perusahaan

karena faktor manusia merupakan penggerak dari faktor produksi lain. Alat yang

diperlukan sebagai faktor penggerak manusia selaku karyawan dalam suatu

organisasi perusahaan yaitu motivasi kerja.

Motivasi adalah keadaan kejiwaan dan sikap mental manusia yang

memberikan energi, mendorong kegiatan atau gerakan dan mengarah atau

menyalurkan perilaku kearah mencapai kebutuhan yang member kepuasan atau

mengurangi ketidakseimbangan (Sinungan, 2005 : 134). Motivasi kerja tampak

sebagai suatu usaha positif dalam menggerakkan daya dan potensi tenaga kerja

agar secara produktif berhasil mencapai tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya.

Motivasi mempersoalkan bagaimana caranya mengarahkan daya dan potensi

bawahan, agar mau bekerja sama secara produktif sehingga berhasil mencapai dan

mewujudkan tujuan perusahaan.

Motivasi kerja dipengaruhi oleh dua faktor yaitu motivasi intrinsik dan

motivasi ekstrinsik. Motivasi intrinsik merupakan motivasi yang berasal dari

rangsangan di dalam perusahaan. Motivasi ekstrinsik diwujudkan dalam bentuk

rangsangan dari luar yang bertujuan menggerakkan individu untuk melakukan

(10)

suatu aktivitas yang membawa manfaat kepada individu itu sendiri

(Ardana,2008:31). Yang termasuk ke dalam motivasi intrinsik yaitu minat

terhadap pekerjaan yang diberikan atasan, penghargaan (reward), sifat pekerjaan

itu sendiri, kompetensi, tanggung jawab. Yang termasuk kedalam motivasi

ekstrinsik dapat berupa gaji, lingkungan kerja, kebijakan atau prosedur

perusahaan, hubungan antar manusia, supervisi.

Salah satu unsur motivasi ekstrinsik yang turut mempengaruhi organisasi

adalah desain struktur organisasi. Tujuan lebih nyata adanya desain struktur

organisasi yakni dapat mempengaruhi motivasi dan komitmen anggota untuk

mencapai tujuan organisasi (Philip, 2000:13). Desain organisasi merupakan

sebuah proses memilih dan mengelola aspek-aspek struktural dan kultural yang

dilakukan oleh para manajer sehingga organisasi mampu mengendalikan kegiatan

apa saja yang perlu dilakukan untuk mencapai tujuan bersama (Wisnu, 2005:11).

Desain organisasi mempunyai implikasi-implikasi penting pada manfaat

kompetitif perusahaan dimana salah satunya adalah untuk meningkatkan

koordinasi dan motivasi para pekerja (Wisnu, 2005: 12). Menurut Sutermeister

yang dikutip oleh Sutisna (2009), faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi

kerja personil, terdiri dari kondisi fisik lingkungan kerja, kondisi sosial

lingkungan kerja, dan keterpenuhan kebutuhan dasar individu. Kondisi sosial

lingkungan kerja meliputi empat faktor utama, yaitu organisasi formal, organisasi

informal, pemimpin dan serikat pekerja. Salah satu faktor utama organisasi

formal yang sangat berpengaruh terhadap motivasi kerja adalah desain struktur

(11)

Dengan dibentuknya desain struktur organisasi dalam perusahaan, maka

akan jelaslah hubungan dasar antara mereka yang berwenang dalam pembuat

keputusan dan dengan mereka yang wajib untuk melaksanakan keputusan

tersebut. Pihak manajemen perusahaan sebagai pihak yang berwenang untuk

membuat keputusan harus dapat merencanakan dan menentukan suatu desain

organisasi yang merupakan proses memilih dan mengimplementasikan struktur

yang terbaik untuk mengelola sumber-sumber daya dalam mencapai tujuan

sehingga dapat dilaksanakan secara efektif dan efisien. Adapun unsur kunci

dalam membangun desain struktur organisasi yang baik sehingga dapat

memotivasi karyawan yaitu yaitu pembagian kerja, departementalisasi, hirarki dan

koordinasi (Wahjono, 2010:17).

Penelitian ini akan meneliti seberapa pentingnya suatu desain struktur

organisasi dalam meningkatkan motivasi kerja yang diterapkan oleh Kantor

Direksi PT. Perkebunan Nusantara III (Persero) Medan apakah dapat

menghasilkan suatu harmonisasi kerja yang selaras sehingga dapat mencapai

tujuan perusahaan yang telah ditetapkan. Adapun latar belakang dari penelitian

ini yakni rendahnya motivasi kerja karyawan pada Kantor Direksi PT Perkebunan

Nusantara III (Persero) Medan, dalam melaksanakan pekerjaannya. Hal ini dapat

dilihat dari tidak stabilnya laba bersih perusahaan dari tahun ke tahun. Laporan

Laba Bersih PT Perkebunan Nusantara III (Persero) Medan dapat dilihat pada

Tabel 1.1.

Tabel 1.1

Laporan Laba Bersih PTPN III (Persero) Medan Tahun 2005-2009

(12)

1 2005 277.915 -

2 2006 293.853 5,73

3 2007 701.948 138,88

4 2008 844.718 20,34

5 2009 519.814 (38,46%)

Sumber: Annual Report 2010 Kandir PTPN III (Persero) Medan (data diolah, 2011)

Tabel 1.1 menunjukkan bahwa pada tahun 2005 PTPN III (Persero)

memperoleh laba bersih sebesar 277.915 (dalam juta rupiah), tahun 2006 PTPN

III (Persero) memperoleh laba bersih sebesar 293.853 (dalam juta rupiah). Pada

tahun 2007 terjadi peningkatan laba bersih sebesar 138,88% menjadi 701.948

(dalam juta rupiah). Tahun 2008 laba meningkat 20,34% menjadi 844.718 (dalam

juta rupiah). Pada tahun 2009, terjadi penurunan laba bersih sebesar 38,46%

dengan total laba bersih sebesar 519.814.

Dari Tabel 1.1 di atas dapat disimpulkan bahwa PTPN III (Persero) Medan

memiliki kinerja yang tidak stabil. Kondisi ini bisa terjadi apabila tidak didukung

oleh desain dan sistem organisasi yang baik dalam memotivasi karyawannya agar

karyawan berjuang untuk meningkatkan keberhasilan kerjanya. Tinggi atau

rendahnya motivasi kerja karyawan PTPN III (Persero) Medan dapat

mempengaruhi kemampuan perusahaan dalam meningkatkan provitabilitasnya.

Desain struktur organisasi sebagai proses penentuan keputusan untuk

memilih alternatif kerangka kerja jabatan, proyek pekerjaan, dan departemen.

Dengan demikian, keputusan atau tindakan-tindakan yang dipilih ini akan

menghasilkan sebuah struktur organisasi. Pembagian kerja yang merupakan salah

satu unsur kunci pembentuk desain organisasi yang baik, harus dilakukan dengan

tepat. Pembagian kerja merupakan salah satu faktor yang paling penting karena

(13)

untuk dapat melaksanakan tugasnya dengan baik sesuai dengan beban kerja yang

menjadi tanggung jawab serta mencegah kemungkinan terjadinya tumpang tindih

pekerjaan, pemborosan dan saling melempar tanggung jawab bilamana terjadi

kesalahan dan kesulitan. Namun, pembagian kerja harus diikuti dengan

penempatan karyawan pada posisi yang tepat. Prinsip penting yang digunakan

dalam pembagian kerja ini yaitu “The Right Man On The Right Job”.

Kantor Direksi PT Perkebunan Nusantara III (Persero) Medan merupakan

bagian administratif dan manajemen pusat dari seluruh areal PT Perkebunan

Nusantara III (Persero) Medan. Karyawan pelaksana pada Kantor Direksi yang

berada di Medan sebagai Kantor Pusat Manajemen BUMN PT Perkebunan

Nusantara III (Persero) haruslah memiliki kemampuan dalam menyampaikan serta

menyajikan keakuratan data kepada manajemen perusahaan maupun para

pihak-pihak yang berkepentingan (stakeholder). Dalam hal pencapaian target kerja

Kantor Direksi maka setiap divisi haruslah dapat membagi pekerjaan kepada

anggota dengan prinsip “The Right Man On the Right Place”. Salah satu

departemen atau bagian yang ada di Kantor Direksi PT Perkebunan Nusantara III

(Persero) Medan adalah Bagian Sumber Daya Manusia (SDM). Pembagian kerja

(14)

Tabel 1.2

Pembagian kerja karyawan pelaksana Bagian SDM berdasarkan Strata Jabatan & Tingkat Pendidikan Pada Kantor Direksi PT Perkebunan

Nusantara III (Persero) Medan Tahun 2010

Sumber : Bagian SDM Kandir PT Perkebunan Nusantara III (Persero) Medan, data diolah.

Tabel 1.2 menunjukkan pemetaan pembagian kerja pada bagian SDM.

(15)

urusan yang dijalankan. Dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa desain

organisasi yang dilaksanakan pada Kantor Direksi PT Perkebunan Nusantara III

(Persero) Medan khususnya pada elemen pembagian kerja masih kurang baik

dikarenakan masih terdapat karyawan yang tidak memiliki keahlian dan

pendidikan khusus dalam menduduki posisi jabatan yang riskan terhadap

penyampaian keakuratan data bagian SDM. Urusan yang memerlukan keahlian

yaitu tenaga kesehatan pada Poliklinik masih ditempati oleh karyawan dengan

tingkat pendidikan SD-SMP sebanyak 1 orang. Demikian juga halnya pada

urusan yang sangat memerlukan ketelitian dan keakuratan data yaitu pada urusan

penggajian dimana masih terdapat karyawan dengan tingkat pendidikan SD-SMP

sebanyak 2 orang. Ketidaktepatan penempatan dan pembagian kerja berdasarkan

strata maupun tingkat pendidikan karyawan dapat mengakibatkan ketimpangan

kerja dimana beban kerja tiap karyawan bisa terjadi tumpang tindih. .

Suatu desain struktur organisasi harus memperhatikan banyak hal untuk

dapat mencapai tujuan yang ditetapkan. Berbagai macam kegiatan dilakukan

untuk dapat mencapai tujuan tersebut. Salah satu diantaranya adalah mengenai

penggunaan sumber daya manusia dalam organisasi yang perlu diatur sedemikian

rupa agar dapat dipergunakan secara efektif . Perusahaan perlu

mempertimbangkan upaya untuk memotivasi karyawannya agar bekerja dengan

baik. Apabila motivasi kerja karyawan menurun maka kinerja karyawan akan

menyusut seakan kemampuan yang mereka miliki rendah. Motivasi juga

menggambarkan hubungan antara harapan dan tujuan dengan hal yang dilakukan

(16)

positif dan negatif yang dapat digunakan agar karyawan mau bekerja giat dan

optimal untuk mencapai tujuan perusahaan.

Berdasarkan uraian tersebut, maka penulis tertarik untuk menulis skripsi

dengan judul : “Analisa Desain Struktur Organisasi Dalam Meningkatkan

Motivasi Kerja pada Kantor Direksi PT Perkebunan Nusantara III (Persero) Medan”.

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang penelitian pada Kantor Direksi PT Perkebunan

Nusantara III (Persero) Medan maka penulis merumuskan permasalahan sebagai

berikut : “Apakah desain struktur organisasi yang terdapat pada Kantor Direksi PT

Perkebunan Nusantara III (Persero) Medan berpengaruh positif dan signifikan

dalam meningkatkan motivasi kerja karyawan?”

C. Kerangka Konseptual

Desain struktur organisasi ataupun desain organisasi merupakan proses

bagaimana membentuk sebuah organisasi yang mendukung sasaran strategis

perusahaan. Banyak organisasi dibentuk secara kurang sistematis sehingga

menyebakan hambatan dalam produktivitas pekerjaan dan pengembangan karir

seseorang. Menurut Kates & Galbraith (2007:1), desain organisasi adalah proses

meninjau dan mengkonfigurasi struktur, proses, sistem penghargaan, dan aktivitas

orang atau individu untuk menciptakan suatu organisasi yang efektif yang mampu

(17)

Menurut Wahjono (2010 :17) ada empat bagian sebagai elemen ataupun

unsur untuk membangun desain struktur organisasi, yaitu pembagian kerja,

departementalisasi, hirarki dan koordinasi.

Menurut Sastrohahadiwiryo (2005:267), motivasi dapat diartikan sebagai

keadaan kejiwaan dan sikap mental manusia yang memberikan energi, mendorong

kegiatan atau menggerakkan dan mengarahkan perilaku kearah mencapai

kebutuhan yang memberi kepuasan serta mengurangi ketidakseimbangan.

Motivasi kerja dapat memberi energi yang menggerakkan segala potensi yang ada,

menciptakan keinginan yang tinggi dan luhur, serta meningkatkan kebersamaan.

Menurut Ardana (2008 : 31) ada dua faktor yang mempengaruhi motivasi

yaitu:

1. Motivasi intrinsik merupakan motivasi yang berasal dari rangsangan di

dalam perusahaan. Pada umumnya karakteristik individu turut

mempengaruhi bagaimana orang menilai apa yang diperolehnya dari

rangsangan dalam perusahaan.

2. Motivasi ekstrinsik diwujudkan dalam bentuk rangsangan dari luar yang

bertujuan menggerakkan individu untuk melakukan suatu aktivitas yang

membawa manfaat kepada individu itu sendiri. Motivasi ekstrinsik ini

dapat diransang dalam bentuk-bentuk seperti gaji, lingkungan kerja,

hubungan antar manusia, kebijakan atau peraturan perusahaan, pimpinan

atau supervisi.

Tujuan lebih nyata adanya desain struktur organisasi yakni dapat

(18)

(Philip, 2000:13). Desain organisasi mempunyai implikasi-implikasi penting pada

manfaat kompetitif perusahaan dimana salah satunya adalah untuk meningkatkan

koordinasi dan motivasi para pekerja (Wisnu, 2005: 12). Menurut Sutermeister

yang dikutip oleh Sutisna (2009), faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi

kerja personil, terdiri dari kondisi fisik lingkungan kerja, kondisi sosial

lingkungan kerja, dan keterpenuhan kebutuhan dasar individu. Kondisi sosial

lingkungan kerja meliputi empat faktor utama, yaitu organisasi formal, organisasi

informal, pemimpin dan serikat pekerja. Salah satu faktor utama organisasi

formal yang sangat berpengaruh terhadap motivasi kerja adalah desain struktur

organisasi.

Dengan demikian, melalui desain struktur organisasi yang baik dapat

mempengaruhi peningkatkan motivasi kerja karyawan sehingga secara otomatis

tujuan perusahaan untuk meningkatkan profit perusahaan dapat tercapai.

Gambar 1.1 Kerangka Konseptual

Sumber : Wisnu (2005:12), Philip (2000:13), data diolah 2011

D. Hipotesis

Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah

penelitian, oleh karena itu rumusan masalah penelitian ini disusun dalam bentuk

kalimat pertanyaan (Sugiyono 2006: 51). Berdasarkan perumusan masalah yang

Desain Organisasi (X) Elemennya :

1. Pembagian kerja 2. Departementalisasi 3. Hirarki

4. Koordinasi

(19)

telah dikemukakan maka hipotesis dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

”Desain struktur organisasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap

peningkatan motivasi kerja pada Kantor Direksi PT Perkebunan Nusantara III

(Persero) Medan.

E. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian

Untuk menganalisis pengaruh desain struktur organisasi terhadap motivasi

kerja dan membandingkannya dengan teori-teori yang penulis ketahui.

2. Manfaat Penelitian

a. Bagi Perusahaan

Sebagai sarana informasi dan bahan masukan bagi perkembangan

perusahaan dalam mempertimbangkan desain organisasi.

b. Bagi Penulis

Memperluas wawasan penulis tentang manajemen perusahaan, khususnya

desain stuktur organisasi perusahaan.

c. Bagi Pihak Lain

Referensi bagi penulis selanjutnya sehingga dapat dijadikan perbandingan

dalam melakukan penelitian yang sama di masa yang akan datang.

F. Metode Penelitian

1. Batasan Operasional Variabel

(20)

a. Desain struktur organisasi yang digunakan Kantor Direksi PT Perkebunan

Nusantara III (Persero) Medan sebagai variabel bebas (X) yang nilainya

tidak tergantung pada variabel lain, terdiri dari Pembagian Kerja (X1),

Departementalisasi (X2), Hirarki (X3), Koordinasi (X4).

b. Motivasi Kerja sebagai variabel terikat (Y) yang dipengaruhi oleh variabel

lain.

2. Definisi Operasional Variabel

Definisi operasional yang dipergunakan dalam laporan penelitian ini adalah :

a. Variabel Bebas (X) adalah variabel yang nilainya tidak tergantung pada

variabel lain. Adapun yang menjadi variabel bebas atau independen variabel

dari penelitian ini adalah Desain struktur organisasi merupakan proses

bagaimana membentuk sebuah organisasi yang mendukung sasaran strategis

perusahaan. Menurut Wahjono (2010 :17) ada empat bagian sebagai elemen

ataupun unsur untuk membangun desain organisasi, yaitu :

1. Pembagian Kerja (X1).

Membagi seluruh beban pekerjaan menjadi banyak tugas yang dapat

diselesaikan dengan baik.

2. Departementalisasi (X2).

Dasar yang dipakai untuk pengelompokan pekerjaan

3. Hirarki (X3).

Dasar penentuan siapa atasan dan siapa bawahan untuk meminta

pertanggungjawaban.

(21)

Menyatukan kegiatan menjadi satu kesatuan untuk menyelaraskan

pencapaian tugas lintas departemen.

b. Variabel terikat (Y) adalah variabel yang dipengaruhi dan nilainya tergantung

pada variabel lain. Adapun yang menjadi variabel terikat adalah motivasi

kerja. Menurut Robbins dan Coulter, motivasi adalah kesediaan untuk

mengeluarkan tingkat upaya yang tinggi untuk tujuan organisasi yang

dikondisikan oleh kemampuan upaya itu dalam memenuhi beberapa

kebutuhan individu tertentu. Ada 2 faktor yang mempengaruhi motivasi yaitu

(Ardana, 2008 : 31) :

1. Motivasi intrinsik merupakan motivasi yang berasal dari rangsangan di

dalam perusahaan. Pada umumnya karakteristik individu turut

mempengaruhi bagaimana orang menilai apa yang diperolehnya dari

rangsangan dalam perusahaan.

2. Motivasi ekstrinsik diwujudkan dalam bentuk rangsangan dari luar yang

bertujuan menggerakkan individu untuk melakukan suatu aktivitas yang

membawa manfaat kepada individu itu sendiri. Motivasi ekstrinsik ini

dapat diransang dalam bentuk-bentuk seperti gaji, lingkungan kerja,

hubungan antar manusia, kebijakan atau peraturan perusahaan, pimpinan

atau supervisi.

(22)

Tabel 1.3 Operasional Variabel

Variabel Elemen Defenisi Variabel Indikator Skala

Ukur

1.Penempatan (The Right

Man On The Right Place)

2.Pembagian beban kerja berdasarkan urusan

Dasar yang dipakai untuk pengelompokan pekerjaan

3. Kesatuan tujuan Skala

Likert berasal dari rangsangan di dalam perusahaan

1.Minat terhadap pekerjaan 2.Penghargaan rangsangan dari luar yang bertujuan menggerakkan 3. Hubungan antar manusia 4. Kebijakan atau peraturan

perusahaan

5. Sikap pimpinan atau

(23)

individu itu sendiri supervisi Sumber: Wahjono (2010 : 17), Ardana(2008:31) data diolah 2011

3. Skala Pengukuran Variabel

Ada banyak skala pengukuran dimana skala pengukuran utama yaitu skala

nominal, skala ordinal, skala interval, skala ratio .

Pada penelitian ini menggunakan skala Likert yaitu digunakan untuk

mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang

fenomena sosial (Sugiyono, 2006 : 105).

Untuk keperluan analisis kuantitatif penelitian ini, maka peneliti

memberikan lima alternatif jawaban kepada responden dengan menggunakan

skala 1 sampai 5 yang dapat dilihat pada Tabel 1.4 berikut ini:

Tabel 1.4

Skor Pendapat Responden

No. Pertanyaan Skor

1 Sangat Setuju (SS) 5

2 Setuju (S) 4

3 Ragu-ragu (RG) 3

4 Tidak Setuju (TS) 2

5 Sangat Tidak Setuju (STS) 1

Sumber: Sugiyono (2006 : 105)

(24)

Penelitian yang dilakukan pada Kantor Direksi PT Perkebunan Nusantara

III (Persero) Medan yang berlokasi di Jl. Sei Batanghari No. 2 Medan. Waktu

penelitian di mulai pada bulan November 2010 sampai dengan Januari 2011.

5. Populasi dan Sampel

a. Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh karyawan yang bekerja pada

Kantor Direksi PT Perkebunan Nusantara III (Persero) Medan yang berjumlah

441 orang.

b. Sampel

Peneliti dalam penelitian ini tidak mengambil seluruh populasi sebagai

sampel yang akan diambil, sehingga digunakan rumus Slovin dengan tingkat

kesalahan 10% (Umar, 2007 : 78).

Rumus Slovin :

N

1 + N(e)²

Keterangan :

n = Jumlah sampel

N = Ukuran populasi

E = Tingkat kesalahan

Berdasarkan rumus di atas dapat diketahui jumlah sampel dengan cara :

441

n =

(25)

1 + 441(0,1)²

441

1 + 441(0,01)

= 82 orang

Berdasarkan hasil penarikan sampel diatas, maka jumlah sampel yang diambil

adalah sebanyak 82 orang responden.

Pengambilan sampel setiap bagian-bagian yang ada di perusahaan

menggunakan proporsional sampling (Sugiyono, 2006 : 81) sehingga dapat

diketahui berapa orang yang akan diambil sebagai responden di masing-masing

bagian yang ada di Kantor Direksi PT. Perkebunan Nusantara III (Persero)

Medan.

Kantor Direksi PT Perkebunan Nusantara III (Persero) Medan mempunyai

12 bagian ataupun divisi dalam perusahaan dan untuk mewakili masing-masing

bagian maka 82 sampel di distribusikan sebagai berikut :

Tabel 1.5 Jumlah Sampel

No

.

Bagian Populasi Sampel Jumlah sampel

(26)

9 Bagian Pengadaan 38 38/441 x 82 = 7,07 7

10 Bagian Sekretaris 38 38/441 x 82 = 7,07 7

11 Bagian SPI 34 34/441 x 82 = 6,32 6

12 Bagian IT 34 34/441 x 82 = 6,32 6

TOTAL 441 82

Sumber : Kantor Direksi PTPN III (Persero) Medan, diolah peneliti 2011

Penelitian mengambil 82 orang sebagai responden dari tiap bagian yang

ada di Kantor Direksi PT. Perkebunan Nusantara III (Persero) Medan, dimana

penentuan responden dengan menggunakan metode aksidental karena seluruh

karyawan mempunyai kriteria yang sama untuk dijadikan responden.

6. Jenis dan Sumber Data

Peneliti menggunakan dua jenis data dalam melakukan penelitian untuk

membantu memecahkan masalah, yaitu:

a. Data Primer

Data primer adalah data yang diperoleh dari responden secara langsung di

lokasi penelitian melalui kuesioner dan wawancara mengenai variabel

yang diteliti.

b. Data Sekunder

Data sekunder adalah data yang berisikan informasi dan teori-teori yang

digunakan untuk mendukung penelitian. Peneliti memperoleh data

sekunder dari literature, buku , majalah dan internet.

7. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data di dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

a. Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan

(27)

dijawab. Dalam hal ini pemberian angket dilakukan dengan kontak

langsung kepada responden yaitu karyawan pelaksana pada Kantor Direksi

PT Perkebunan Nusantara III (Persero) Medan.

b. Wawancara merupakan memperoleh data-data melalui proses percakapan

dalam bentuk tanya jawab secara langsung dengan pihak yang berwenang

memberi data dan informasi yang dibutuhkan.

c. Studi Dokumentasi merupakan perolehan data melalui buku-buku dan

internet yang mempunyai relevansi dalam penelitian.

8. Uji Validitas dan Realiabilitas

Uji validitas bertujuan untuk menguji apakah kuesioner layak untuk

digunakan sebagai instrumen penelitian. Suatu skala pengukur dikatakan valid

apabila skala tersebut digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur

(Sugiyono 2006 : 109). Instrumen yang reliabel adalah instrumen yang bila

digunakan beberapa kali untuk mengukur obyek yang sama, akan menghasilkan

data yang sama. Kriteria dalam menentukan validitas suatu kuesioner adalah

sebagai berikut:

Jika r hitung > r tabel maka pertanyaan tersebut valid

Jika r hitung < r tabel maka pertanyaan tersebut tidak valid.

Uji validitas dan reliabilitas dilakukan terhadap alat penelitian, yakni

kuesioner. Dalam penelitian ini disebarkan kuesioner sebagai alat pengumpulan

data yang berisi 22 pertanyaan untuk mengukur validitas. Penyebaran kuesioner

(28)

diluar sampel yaitu karyawan kantor direksi PT Perkebunan Nusantara III

(29)

Tabel 1.6

Sumber : Hasil pengolahan data dengan SPSS 18.00 for Windows (2011)

Tabel 1.6 menunjukkan validitas dari setiap pertanyaan yang diajukan

dalam kuesioner. Pada pengujian validitas pertama, terdapat 1 butir yang tidak

valid yaitu pernyataan pada variabel 9 yang berarti pernyataan tersebut belum

mempunyai konstruksi yang baik, yang dapat dilihat pada kolom Corrected

(30)

untuk sampel sebanyak 30 sebesar 0,361. Dengan demikian, data variabel 9 harus

dibuang, lalu dilakukan pengujian kembali.

Tabel 1.7

Sumber: Hasil Pengolahan Data dengan SPSS 18.0 for Windows (2011)

Pada pengujian kedua, seperti yang terlihat pada kolom Corrected

Item-Total Correction tidak ada lagi nilainya yang dibawah 0,361. Dengan demikian

(31)

Var14, Var15, Var16, Var17, Var18, Var19, Var20, Var21, Var22 dinyatakan

valid.

Uji realibilitas dilakukan untuk melihat apakah alat ukur yang digunakan

(kuesioner) menunjukkan konsistensi dalam mengukur gejala yang sama

(Sugiyono 2006 : 110). Makin kecil kesalahan pengukuran, makin realiabel alat

pengukur dan sebaliknya. Dalam uji validitas dan realibilitas kuesioner akan

diberikan kepada 30 responden di luar sampel yang akan diteliti pada Kantor

Direksi PT Perkebunan Nusantara III (Persero) Medan. Kriteria dalam

menentukan reliabilitas suatu kuesioner adalah sebagai berikut:

Jika r alpha positif atau > r tabel maka pertanyaan tersebut reliabel

Jika r alpha positif atau < r tabel maka pertanyaan tersebut tidak reliabel

Tabel 1.8

Reliability Statistics

Sumber: Pengolahan Data SPSS 18.00 (2011)

Apabila nilai reliabilitas instrument (Cronbach Alpha) diatas atau sama

dengan 0,60 maka instrumen dinyatakan reliabel. Pada Tabel 1.8 dapat dilihat

bahwa Cronbach’s Alpha (ralpha) sebesar 0,947, berarti lebih besar dari 0,60 yang

berarti bahwa instrument tersebut reliabel. Ini menunjukkan semua butir

pertanyaan pada kuesioner yang telah diuji validitas kedua kalinya dapat

digunakan untuk memperoleh data penelitian.

Cronbach's Alpha N of Items

(32)

9. Teknik Analisis Data

Dalam penelitian ini peneliti menganalisis melalui melalui beberapa tahap,

yaitu:

a. Metode Analisis Deskriptif

Metode penelitian analisis deskriptif adalah penelitian yang dilakukan

untuk mengetahui nilai variabel mandiri, baik satu variabel atau lebih

(independen) tanpa membuat perbandingan, atau menghubungkan dengan variabel

lain. Penganalisaan data dengan cara menyusun data, mengelompokkannya,

selanjutnya menginterpretasikannya, sehingga diperoleh gambaran yang

sebenarnya mengenai kondisi perusahaan.

b. Uji Asumsi Klasik

Sebelum peneliti melakukan analisis regresi, terlebih dahulu dilakukan

pengujian asumsi klasik agar perkiraan tidak bias dan efisiensi. Ada beberapa

kriteria persyaratan asumsi klasik yang harus dipenuhi, yaitu :

1. Uji Normalitas

Nugroho ( 2005 : 64) menyatakan analisis normalitas dilakukan dengan

mengamati penyebaran data (titik) pada sumbu diagonal grafik. Metode yang

dipakai dalam pengujian ini adalah metode plot. Jika data menyebar di sekitar

garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal maka model regresi tidak

(33)

2. Uji multikolinearitas

Nugroho ( 2005 : 59) menyatakan pengujian ini digunakan untuk menguji

apakah model regresi ditemuakan adanya korelasi antara variable bebas

dengan variabel terikat. Untuk mendeteksi adanya multikolinearitas

digunakan ketentuan sebagai berikut, jika nilai Variance Inflation Factor (VIF)

tidak lebih besar dari 10 dan nilai Tolerance tidak kurang dari 0,1 maka

model dapat dikatakan terbebas dari multikolinearitas.

3. Uji Heteroskedastisitas

Nugroho (2005:63) menyatakan pengujian ini digunakan dalam model regresi

untuk melihat terjadi ketidaksamaan varians dasar residual pengamatan yang

lain. Jika varians berbeda disebut heteroskedastisitas. Cara mendekati ada

tidaknya heteroskedastisitas pada suatu model dapat dilihat pada gambar

Scatterplot Model.

Analisis pada gambar scatterplot yang menyatakan model regresi linear

berganda tidak terdapat heteroskedastisitas jika :

1. Titik-titik data menyebar di atas dan dibwah atau di sekitar angka 0.

2. Titik-titik data tidak mengumpul hanya di atas atau di bawah saja.

3. Penyebaran titik-titik dan tidak boleh membentuk pola bergelombang

melebar kemudian menyempit dan melebar kembali.

4. Penyebaran titik-titik data sebaiknya tidak berpola.

c. Analisis Regresi Linier Berganda

Analisis regresi linier berganda digunakan untuk mengetahui pengaruh

(34)

Departementalisasi (X2), Hirarki (X3), Koordinasi (X4), terhadap Motivasi Kerja

(Y). Analisis regresi linier berganda dalam penelitian ini menggunakan bantuan

aplikasi software SPSS versi 18.00 for Windows. Adapun model persamaan yang

digunakan adalah menurut Sugiyono (2006 : 211)

Keterangan :

Y = Motivasi kerja

a = angka konstanta ( harga Y bila X = 0)

b = angka arah atau koefisien regresi, bila (+) maka naik, bila (-) maka terjadi

penurunan

e = Standar error

X1 = Pembagian Kerja

X2 = Departementalisasi

X3 = Hirarki

X4 = Koordinasi

Dalam analisis regresi ada 3 (tiga) jenis kriteria ketepatan, yaitu :

1. Uji F hitung (Uji serempak/simultan)

Uji F pada dasarnya menunjukkan apakah semua variabel bebas dimasukkan

dalam model mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel

terikat. Uji F digunakan untuk melihat secara bersama-sama (serentak)

variabel bebas yaitu (X1, X2, X3, X4) terhadap variabel terikat yaitu Motivasi

Kerja (Y).

(35)

H0 : b1 = b2 = b3 = b4 = 0

Artinya secara bersama-sama tidak terdapat pengaruh yang positif dan

signifikan dari variabel-variabel bebas yaitu (X1, X2, X3, X4) terhadap

variabel terikat yaitu Motivasi Kerja (Y).

Ha : b1 ≠ b2 ≠ b3 ≠ b4 ≠ 0

Artinya secara bersama-sama terdapat pengaruh yang positif dan signifikan

dari variabel-variabel bebas yaitu (X1, X2, X3, X4) terhadap variabel terikat

yaitu motivasi kerja.

Kriteria Pengambilan Keputusan :

H0 diterima apabila Fhitung < Ftabel pada α = 5%

H0 diterima apabila Fhitung >Ftabel pada α = 5%

2. Uji t hitung (Uji Parsial)

Uji hipotesis dilakukan dengan uji-t yaitu secara parsial untuk membuktikan

hipotesis awal tentang peranan desain struktur organisasi (X) dalam

meningkatkan motivasi kerja karyawan (Y) Kantor Direksi PT Perkebunan

Nusantara III (Persero) Medan. Hasil uji ini pada output SPSS dapat dilihat

pada Tabel Coefficients.

Kriteria pengujian sebagai berikut :

H0 : b1 = 0 (Tidak ada pengaruh yang signifikan dari desain struktur

organisasi dalam meningkatkan motivasi kerja)

H0 : b1≠ 0 (Ada pengaruh yang signifikan dari desain struktur organisasi

dalam meningkatkan motivasi kerja).

(36)

Ho diterima jika t hitung < t tabelpada α = 5%

Ha diterima jika t hitung > t tabelpada α = 5%

3. Koefisien determinan (R²)

Koefisien determinan (R²) digunakan untuk melihat seberapa besar pengaruh

variabel bebas terhadap variabel terikat. Dengan kata lain, koefisien

determinasi digunakan untuk mengukur besarnya pengaruh variabel bebas

yang diteliti yaitu desain struktur organisasi (X) terhadap peningkatan

motivasi kerja karyawan (Y). Dalam output SPSS, koefisien determinan

terletak pada Tabel Model Summary dan tertulis R Square. Besarnya R

Square berkisar antara angka 0 sampai dengan 1 (satu). Apabila R Square

semakin kecil atau mendekati angka 0 (nol), maka hubungan antara variabel

bebas (X) dengan variabel terikat (Y) semakin lemah. Sebaliknya, apabila R

Square semakin besar atau mendekati angka 1 (satu), maka hubungannya

(37)

BAB II

URAIAN TEORITIS

A. Penelitian Terdahulu

David (2005) dengan judul “Analisis Struktur Organisasi Dalam

meningkatkan Koordinasi Kerja pada RSU Permata Bunda Medan”. Tujuan

penelitian adalah untuk mengetahui gambaran yang jelas mengenai struktur

organisasi yang dipakai dalam meningkatkan koordinasi kerja pada RSU Permata

Bunda Medan. Dan hasil penelitiannya menunjukkan bahwa struktur yang

dilaksanakan dalam perusahaan ini sudah baik dan tepat, sehingga dapat

meningkatkan koordinasi kerja pada perusahaan yang akan mendukung

pencapaian tujuan perusahaan.

Djohan (2006) dengan judul “Pengaruh Persepsi Akan Dimensi Desain

Organisasi Dan Tipe Kepribadian Terhadap Tingkat Stres Karyawan PT.

Internasional Deta Alfa Mandiri”. Tujuan Penelitian adalah untuk mengetahui

pengaruh dari tipe kepribadian dan persepsi atas dimensi desain organisasi

terhadap tingkat stres karyawan PT. Internasional Deta Alfa Mandiri. Dan hasil

penelitiannya menunjukkan bahwa persepsi karyawan terhadap dimensi-dimensi

desain organisasi dan tipe kepribadiannya secara signifikan dan positif

mempegaruhi tingkat stres kerja karyawan. Dalam hal ini, beberapa dimensi

tersebut ialah formalisasi-wewenang, spesialisasi, lingkungan, beban kerja-tipe

(38)

28

B. Konsep Organisasi 1. Pengertian Organisasi

Organisasi adalah sekelompok orang (dua atau lebih) yang secara formal

dipersatukan dalam suatu kerjasama untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

Dalam pengertian yang sederhana organisasi dapat diartikan sebagai kelompok

orang yang bekerjasama dan ingin mencapai tujuan bersama. Organisasi didirikan

karena adanya beberapa tujuan tertentu yang hanya dapat dicapai melalui tindakan

yang harus dilakukan secara bersama-sama, apakah tujuan itu berupa laba,

pendidikan, sosial dan lain-lain.

Pengertian organisasi adalah alat yang digunakan

orang-orang secara individu maupun kelompok untuk

mencapai beberapa tujuan. (Wisnu, 2005 :3).

Menurut Hasibuan (2007 : 120) organisasi adalah suatu sistem perserikatan

formal, berstruktur, dan terkoordinasi dari sekelompok orang yang bekerjasama

dalam mencapai tujuan tertentu.

Menurut Benhard (Hasibuan, 2005 : 25) organisasi adalah suatu sistem kerja

sama yang terkoordinasi secara sadar dan dilakukan oleh dua orang atau lebih.

Dari beberapa pengertian organisasi di atas, dapat disimpulkan bahwa setiap

organisasi harus memiliki tiga unsur dasar, yaitu :

a. Orang-orang (sekumpulan orang),

(39)

c. Tujuan yang ingin dicapai,

Dengan demikian organisasi merupakan sarana untuk melakukan kerjasama

antara orang-orang dalam rangka mencapai tujuan bersama, dengan

mendayagunakan sumber daya yang dimiliki.

2. Prinsip-prinsip Organisasi

Untuk terwujudnya suatu organisasi yang baik, efektif, efisien serta sesuai

dengan kebutuhan, secara selektif harus didasarkan pada prinsip-prinsip organisasi

sebagai berikut (Hasibuan, 2005: 29):

1. Principle of Organizational Objective (Asas tujuan organisasi).

Menurut prinsip ini tujuan organisasi harus jelas dan rasional, apakah

bertujuan untuk mendapatkan laba (business organization) ataukah bertujuan

untuk memberikan pelayanan (public organization). Hal ini merupakan bagian

penting dalam menentukan struktur organisasi.

2. Principle of Unity of Objective (Asas kesatuan tujuan).

Menurut prinsip ini, di dalam suatu organisasi (perusahaan) harus ada

kesatujuan tujuan yang ingin dicapai. Organisasi secara keseluruhan dan

tiap-tiap bagiannya harus berusaha unuk mencpai tujuan organisasi terebut.

Organisasi akan kacau, jika tidak ada kesatuan.

3. Principle of Unity of Command (Asas kesatuan perintah)

Menurut prinsip ini, hendaknya setiap bawahan menerima perintah ataupun

memberikan pertanggung jawaban hanya kepada satu orang atasan, tetapi

seorang atasan dapat memerintah beberapa orang bawahan.

(40)

Menurut prinsip ini, hendaknya pendelegasian wewenang dari seseorang atau

sekelompok orang kepada orang lain jelas dan efektif, sehingga ia mengetahui

wewenangnya.

5. Principle of Delegation of Authority (Asas pendelegasian wewenang)

Menurut prinsip ini, hendaknya pendelegasian wewenang dari seseorang atau

sekelompok orang kepada orang lain jelas dan efektif, sehingga ia mengetahui

wewenangnya.

6. Principle of Parity of Authority and Responsibility (Asas Keseimbangan

wewenang dan tanggung jawab).

Menurut prinsip ini, hendaknya wewenang dan tanggung jawab harus

seimbang. Wewenang yang didelegasikan dengan tanggung jawab yang timbul

karenanya harus sama besarnya, hendaknya wewenang yang didelegasikan tidak

meminta pertanggungjawaban yang lebih besar dari wewenang itu sendiri atau

sebaliknya.

7. Principle of Responsibility (Asas tanggung jawab)

Menurut prinsip ini, hendaknya pertanggungjawaban dari bawahan terhadap

atasan harus sesuai dengan garis wewenang (line authority) dan pelimpangan

wewenang; seseorang hanya bertanggung jawab kepada orang yang

melimpahkan wewenang tersebut.

8. Principle of Departmentation or Principle of Division of Work (Asas

(41)

Menurut prinsip ini, pengelompokan tugas-tugas, pekerjaan-pekerjaan atau

kegiatan-kegiatan yang sama ke dalam satu unit kerja (departemen) hendaknya

didasarkan atas eratnya hubungan pekerjaan tersebut.

9. Principle of Personnel Placement (Asas penempatan Personalia)

Menurut prinsip ini, hendaknya penempatan orang-orang pada setiap jabatan

harus didasarkan atas kecakapan, keahlian dan keterampilannya (the right man,

in the right job). Efektifitas organisasi yang optimal memerlukan penempatan

karyawan yang tepat. Untuk itu harus dilakukan seleksi yang objektif dan

berpedoman atas job spesification dari jabatan yang akan diisinya.

10.Principle of Scalar Chain (Asas jenjang berangkai)

Menurut prinsip ini, hendaknya saluran perintah atau wewenang dari atas ke

bawah harus merupakan mata rantai vertikal yang jelas dan tidak terputus-putus

serta menempuh jarak terpendek. Sebaliknya pertanggung jawabandari bawahan

ke atasan juga melalui mata rantai vertikal, jelas dan menempuh jarak

terpendeknya. Hal ini penting, karena dasar organisasi yang fundamental adalah

rangkaian wewenang dari atas ke bawah.

11.Principle of Efficiency (Asas efisiensi)

Menurut prinsip ini, suatu organisasi dalam mencapai tujuannya harus dapat

mencapai hasil yang optimal dengan pengorbanan yang minimal.

12.Principle of Continuity (Asas kesinambungan)

Organisasi harus mengusahakan cara-cara untuk menjamin kelangsungan

hidupnya.

(42)

Prinsip ini merupakan tindak lanjut dari prinsip-prinsip organisasi lainnya.

Koordinasi dimaksudkan untuk mensinkronkan dan mengintegrasikan segala

(43)

C. Pengertian & Model Desain organisasi 1. Pengertian Desain Organisasi

Desain organisasi merupakan proses bagaimana membentuk sebuah

organisasi yang mendukung sasaran strategis perusahaan. Banyak organisasi

dibentuk secara kurang sistematis sehingga menyebakan hambatan dalam

produktivitas pekerjaan dan pengembangan karir seseorang.

Menurut Wisnu (2005 : 11), desain organisasi adalah sebuah proses memilih

dan mengelola aspek-aspek struktural dan kultural yang dilakukan oleh para

manajer sehingga organisasi mampu mengendalikan kegiatan apa saja yang perlu

dilakukan untuk mencapai tujuan bersama.

Menurut Anggraini (2009), desain organisasi (organizational design)

merupakan proses memilih dan mengimplementasikan struktur yang terbaik untuk

mengelola sumber-sumber untuk mencapai tujuan. Sasaran desain organisasi

adalah menggunakan struktur yang memberikan fasilitas pengimplementasian

strategi. Desain organisasi dapat juga dinyatakan sebagai proses pembuatan

keputusan yang dilakukan oleh manajer untuk memilih struktur organisasi yang

sesuai dengan strategi untuk organisasi dan lingkungan tempat anggota organisasi

melaksanakan strategi tersebut.

Menurut Kates & Galbraith (2007 : 1), Organization design is the deliberate

(44)

menetapkan dan mengkonfigurasi struktur, proses, sistem penghargaan, dan

aktivitas orang atau individu untuk menciptakan suatu organisasi yang efektif

yang mampu mencapai strategi bisnis.

Dari beberapa defenisi diatas maka dapat disimpulkan bahwa desain

organisasi adalah sebuah proses memilih dan mengelola aspek struktural dan

budaya termasuk karakteristik informasi yang dilakukan para manajer sehingga

organisasi mampu mengendalikan kegiatan apa yang perlu dilakukan untuk

mencapai tujuan bersama. Desain organisasi adalah merupakan sisi lain dalam

manajemen organisasi dalam arti suatu organisasi dalam pelaksanaannya dapat

dikoordinasikan untuk mencapai tujuan. Dengan perkataan lain meskipun sudah

ada struktur yang mempolakan mekanisme kerjanya akan tetapi diperlukan

rancangan kegiatan dalam setiap pelaksanaan kerjanya agar dapat dikoordinasikan

untuk mencapai tujuannya.

2. Model Desain Organisasi

Menurut Ardana (2008 : 164), model desain organisasi ada dua sebagai

berikut:

a. Model Organisasi Mekanistik

Adalah struktur atau desain organisasi yang dikendalikan secara kaku dan

sangat ketat. Menekankan pada kepentingan pencapaian produksi yang tinggi dan

efisiensi melalui penggunaan aturan dan prosedur yang ekstensif, sentralisasi

wewenang, dan spesialisasi tingkat yang tinggi.

(45)

Adalah struktur atau desain organisasi yang sangat fleksibel dan mudah

beradaptasi. Lebih menekankan pada kepentingan mencapai tingkat yang tinggi,

kemampuan adaptasi dan pengembangan melalui aturan dan prosedur

desentralisasi wewenang, dan derajat spesialisasi rendah. Berbagai faktor-faktor

kontingensi yang mempengaruhi desain organisasi adalah strategi, ukuran,

teknologi dan lingkungan.

Dengan bertambahnya permasalahan dan tantangan organisasi dalam

lingkungan yang semakin kompetitif, struktur organisasi harus menyesuaikan diri

agar dapat bersaing dan beradaptasi dengan fleksibel, oleh karena itu, kemudian

muncul desain struktur organisasi baru yang merupakan pengembangan model

struktur organisasi yang telah diuraikan sebelumnya. Desain struktur organisasi

baru itu adalah struktur tim, struktur organisasi virtual/jaringan, dan struktur

organisasi nirbatas.

Menurut Robbins (2008 : 230), pilihan desain struktural baru atau modern

yaitu :

a. Struktur tim

Struktur tim merupakan pemanfaatan tim sebagai perangkat sentral untuk

mengkordinasikan kegiatan-kegiatan kerja. Karakteristik utama dari struktur tim

adalah bahwa struktur ini meniadakan kendala-kendala departemental dan

mendesentralisasi pengambilan keputusan ke tingkat tim kerja. Struktur tim juga

mendorong karyawan untuk menjadi generalis sekaligus spesialis.

(46)

Organisasi virtual merupakan suatu organisasi inti yang lebih kecil, yang

lalu menyubkontrakkan fungsi-fungsi utama bisnis. Dalam bahasa struktural,

organisasi virtual sangat sentralistis, dengan sedikit departementalisasi atau tidak

sama sekali. Organisasi virtual sifatnya menciptakan jaringan-jaringan hubungan

yang memungkinkan manajemen untuk mengontral produksi, distribusi,

pemasaran atau setiap fungsi bisnis lain dimana manajemen merasa orang/pihak

lain dapat melakukan dengan lebih baik atau lebih murah. Gambar 2.1

memperlihatkan sebuah organisasi virtual dimana manajemen menyubkontrakkan

semua fungsi utama bisnisnya. Garis putus-putus menggambarkan hubungan

yang biasanya dibina berdasarkan kontrak. Pada hakikatnya, para manajer dalam

struktur virtual menghabiskan sebagian besar waktu mereka untuk melakukan

koordinasi dan mengontrol hubungan eksternal, biasanya melalui jaringan

komputer.

Gambar 2.1. Organisasi virtual

Sumber : Robbins (2008 : 234), data disesuaikan.

(47)

Organisasi Nirbatas merupakan sebuah organisasi yang berusaha

menghapuskan rantai komando, memiliki rentang kendali tak terbatas, dan

mengganti departemen dengan tim yang diberdayakan. Organisasi nirbatas

berusaha menghilangkan rantai komando, memiliki rentang kendali tak terbatas,

dan mengganti departemen dengan tim yang diberdayakan.

3. Elemen Kunci Membangun Desain Struktur Organisasi

Menurut Wahjono (2010 :17) ada empat bagian sebagai elemen kunci

ataupun indikator untuk membangun desain struktur organisasi, yaitu pembagian

kerja, departementalisasi, hirarki dan koordinasi.

a. Pembagian Kerja, adalah membagi seluruh beban pekerjaan menjadi banyak

tugas yang secara wajar dan nyaman dapat dilaksanakan oleh individu dan

kelompok dengan penuh rasa tanggung jawab. Tidak ada pekerjaan yang

tidak bisa terbagi sehingga terlalu berat dan akhirnya tidak mungkin

dikerjakan. Seluruh pekerjaan harus terbagi habis menjadi banyak tugas yang

dapat diselesaikan dengan baik, sesuai dengan kemampuan anggota

organisasi. Beberapa faktor yang perlu dipertimbangkan dalam membagi

pekerjaan sesuai prinsip “The Right Man On The Right Job”, antara lain

prestasi akademis, pengalaman, kesehatan fisik dan mental, status perkawinan,

tingkat pendidikan dan usia (Sastrohadiwiryo, 2005:162).

(48)

Menggabungkan beberapa tugas secara logis sehingga diperoleh keberhasilan

pencapaian tugas (efektif) dan efisien. Pengelompokan kegiatan-kegiatan

kerja suatu organisasi agar kegiatan-kegiatan sejenis dan saling berhubungan

dapat dikerjakan bersama disebut departementalisasi. Pengelompokan

kegiatan dapat dilakukan berdasarkan :

1. Menurut fungsi yang dijalankan

2. Menurut tipe produkyang dihasilkan organisasi

3. Atas dasar geografik atau teritori

4. Tipe tertentu dan pelanggan.

c. Hirarki

Menetapkan siapa yang membuat laporan dan kepada siapa laporan

disampaikan. Hubungan di dalam organisasi semacam itu sering disebut

hirarki organisasi. Hubungan lini ke atas dan ke bawah, dalam arti penentuan

siapa atasan dan siapa bawahan diperlukan untuk meminta

pertanggungjawaban. Prinsip hirarki yaitu :

1. Jumlah individu yang bertanggung jawab pada manajer tertentu

2. Jumlah bawahan yang dapat diarahkan secara efisien dan efektif oleh

seorang manajer.

d. Koordinasi, adalah mekanisme yang menyatukan kegiatan departemen

menjadi satu kesatuan dan memantau efektivitas integrasi tersebut.

Koordinasi diperlukan untuk menghilangkan rasa menang atau rasa benar

sendiri dalam satu departemen. Demikian juga berguna untuk menyelaraskan

(49)

4. Dimensi Desain Struktural Organisasi

Menurut Kates & Galbraith (2007 : 10 ), The four primary building blocks

of organizational structure are function, product, geography, and customer.We also refer to these as structural dimensions. In order to analyze, understand, and design such organizations, it is useful to briefly review each dimension. Artinya,

empat blok dasar utama membangun struktur organisasi adalah fungsional,

produk, geografi, dan pelanggan. Kami juga mengacu hal-hal tersebut sebagai

dimensi struktural. Untuk menganalisis, memahami, dan mendesain organisasi

tersebut, sangat berguna untuk meninjau secara singkat tentang dimensi-dimensi

tersebut.

Berikut adalah dimensi dari desain struktur organisasi menurut Kates &

Galbraith,

a. Functional Structure (Struktur fungsional)

Struktur fungsional di organisasikan pada kelompok kegiatan utama seperti

keuangan, sumber daya manusia, penelitian dan pengembangan, produksi,

pemasaran. Dimensi struktur fungsional merupakan mengelompokkan

sejumlah pekerjaan berdasarkan fungsi yang dilaksanakan.

Contoh :

Gambar 2.2. Functional structures Sumber : Kates & Galbraith (2007 : 11)

(50)

b. Product Structure (Struktural Produk)

Dimensi struktural produk yaitu mengelompokkan pekerjaan berdasarkan lini

produk dimana sebuah perusahaan dengan multipel produk lini.

Gambar 2.3. Product Structure

Sumber : Kates & Galbraith (2007 : 13)

c. Geographic structure

Dimensi struktur geografis yaitu mengelompokkan sejumlah pekerjaan

berdasarkan letak wilayah atau geografis dimana sebuah perusahaan sukses

dalam melakukan ekspansi pada beberapa daerah yang menjadi cabang

ataupun unit kerja, maka unit kerja yang ada dalam organisasi perusahaan itu

sesuai dengan daerah operasinya.

Gambar 2.4. Geographic Structure Sumber : Hasibuan (2005 : 53)

d. Customer Structure

Director

Robotic Lighting Equipment leasing

Sales Manufacturing Research & Development

Jawa

(51)

Dimensi struktur pelanggan merupakan mengelompokkan pekerjaan

berdasarkan pelanggan, maka bagian-bagian yang terdapat dalam perusahaan

itu sesuai dengan barang-barang yang dijual.

Gambar 2.5. Customer Structure Sumber : Hasibuan (2005 : 52)

5. Pentingnya Desain Organisasi

Menurut Wisnu (2005:12), ada beberapa alasan mengapa desain organisasi

menjadi sebuah tugas yang vital dalam lingkungan global kompetitif saat ini.

a. Mendapatkan manfaat kompetitif.

b. Mengikuti berbagai kemungkinan.

c. Mengatur perbedaan dari anggota organisasi.

d. Meningkatkan efisiensi.

e. Meningkatkan serta mendorong inovasi baru.

f. Mengontrol lingkungan organisasi serta lingkungan global.

g. Meningkatkan motivasi kerja karyawan.

h. Mengembangkan dan menerapkan strategi.

Menurut Saddler (1994:95) beberapa desain organisasi yang sukses secara

(52)

berbeda, yaitu didasarkan pada pandangan bahwa motivasi dan komitmen pekerja

merupakan senjata yang paling kompetitif dan ampuh. Tingkat motivasi dan

komitmen pekerja terhadap keinginan organisasi akan tercermin dari kepuasan

mereka terhadap pekerjaan, yaitu pekerjaan yang benar-benar harus dilaksanakan.

Dengan demikian, melalui desain organisasi yang baik mempengaruhi motivasi

kerja karyawan sehingga secara otomatis tujuan perusahaan untuk meningkatkan

(53)

D. Motivasi Kerja 1. Pengertian motivasi

Menurut Hasibuan (2005:95) motivasi adalah pemberian daya penggerak

yang menciptakan kegairahan kerja seseorang, agar mereka mau bekerja sama,

bekerja efektif dan terintegrasi dengan segala daya upayanya untuk mencapai

kepuasan.

Menurut Sastrohadiwiryo (2005:267), motivasi dapat diartikan sebagai

keadaan kejiwaan dan sikap mental manusia yang memberikan energi, mendorong

kegiatan atau menggerakkan dan mengarahkan perilaku kearah mencapai

kebutuhan yang memberi kepuasan serta mengurangi ketidakseimbangan.

Motivasi kerja dapat memberik energi yang menggerakkan segala potensi yang

ada, menciptakan keinginan yang tinggi dan luhur, serta meningkatkan

kebersamaan.

Menurut Robbins dan Coulter, motivasi adalah kesediaan untuk

mengeluarkan tingkat upaya yang tinggi untuk tujuan organisasi yang

dikondisikan oleh kemampuan upaya itu dalam memenuhi beberapa kebutuhan

individu tertentu (Ardana, 2008:30)

2. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Motivasi

Menurut Ardana (2008 : 31) ada dua faktor yang mempengaruhi motivasi

yaitu motivasi intrinsik dan motivasi ekstrinsik.

(54)

Merupakan motivasi yang berasal dari rangsangan di dalam perusahaan.

Pada umumnya karakteristik individu turut mempengaruhi bagaimana orang

menilai apa yang diperolehnya dari rangsangan dalam perusahaan. Bila

faktor-faktor dalam pekerjaan cocok dengan karakteristik individu, orang cenderung

untuk termotivasi menjalankan tugasnya. Faktor rangsangan dari dalam pekerjaan

yaitu :

1. Minat terhadap pekerjaan

Seseorang akan merasa terdorong untuk melakukan suatu kegiatan kalau

kegiatan tersebut merupakan kegiatan yang sesuai dengan minatnya.

Dengan minat yang tinggi terhadap pekerjaan yang dilakukannya itu

menandakan bahwa seorang karyawan memiliki motivasi kerja yang

tinggi. Hal tersebut dapat disebabkan oleh pekerjaan itu sendiri atau juga

dari hasil yang akan diperolehnya nanti.

2. Penghargaan (Reward)

Reward adalah hadiah, imbalan dan penghargaan atas suatu dan

menguntungkan bagi perusahaan”.

3. Sifat Pekerjaan

Sifat pekerjaan adalah pekerjaan yang berpengaruh dalam penetapan

formasi, yaitu sifat pekerjaan yang ditinjau dari sudut waktu untuk

melaksanakan pekerjaan itu. Ada pekerjaan-pekerjaan yang cukup

dilaksanakan selama jam kerja saja, tetapi ada pula pekerjaan yang harus

dilakukan selama 24 jam penuh dengan bentuk penetapan shift kerja.

(55)

Kemampuan adalah suatu kapasitas yang dimiliki seorang individu untuk

mengerjakan berbagai tugas suatu pekerjaan.

5. Tanggung Jawab

Tanggung jawab adalah sesuatu yang harus kita lakukan agar kita

menerima sesuatu yang di namakan hak.Tanggung jawab merupakan

perbuatan yang sangat penting dilakukan dalam kehidupan

sehari-hari,karena tanpa tanggung jawab,maka semuanya akan menjadi kacau.

b. Motivasi ekstrinsik

Motivasi ekstrinsik diwujudkan dalam bentuk rangsangan dari luar yang

bertujuan menggerakkan individu untuk melakukan suatu aktivitas yang

membawa manfaat kepada individu itu sendiri. Faktor motivasi ekstrinsik adalah

perilaku yang terbentuk akibat adanya keinginan yang terbentuk untuk

mendapatkan ganjaran materi atau sosial atau untuk menghindari suatu hukuman.

Motivasi ekstrinsik ini dapat dirangsang dalam bentuk-bentuk seperti :

1. Gaji

Upah atau gaji merupakan imbalan yang diberikan kepada seseorang

setelah melakukan suatu pekerjaan. Upah umumnya berupa uang atau

materi lainnya. Karyawan yang diberi upah atau gaji sesuai kerja yang

dilakukan atau sesuai harapan, membuat karyawan bekerja secara baik dan

bersungguh-sungguh. Dengan demikian hasil produksi sesuai target yang

ditentukan perusahaan yang kemudian akan meningkatkan profit

(56)

2. Lingkungan Kerja

Lingkungan kerja yang nyaman dan menyenangkan harus diciptakan

sehingga pegawai dapat bekerja dengan tenang dan konsentrasi, sehingga

dapat meningkatkan produktivitas kerja.

3. Hubungan antar manusia

Hubungan yang baik dengan atasan, semua pegawai maupun lingkungan

sekitar harus dipelihara dalam suasana yang harmonis. Sehingga akan

menciptakan suasana kerja yang menyenangkan.

4. Kebijakan atau peraturan perusahaan

Kebijakan ataupun peraturan perusahaan yang terinci secara jelas bersifat

mengikat seluruh karyawan.

5. Pimpinan atau supervisi

Pimpinan perusahaan merupakan orang yang menjadi motor penggerak

bagi perjalanan roda perusahaan. Pimpinan yang memiliki kemampuan

memimpin membuat karyawan segan dan hormat. Pimpinan juga dituntut

jujur sehingga pimpinan sebagai contoh yang baik bagi karyawan yang

dipimpin.

3. Bentuk Motivasi

Pada umumnya bentuk motivasi yang sering dianut perusahaan meliputi

empat unsur utama yaitu (Sastrohadiwiryo, 2005:270)

(57)

Kompensasi sebagai kekuatan untuk memberi motivasi selalu memiliki

reputasi atau nama yang baik, dan memang selayaknya demikian. Rasa takut

kehilangan pekerjaan dan sumber uang merupakan perangsang kerja yang sangat

efektif karena uang sangat diperlukan untuk kelangsungan hidup.

b. Pengarahan dan pengendalian

Pengarahan maksudnya menentukan apa yang harus mereka kerjakan atau

tidak kerjakan. Sedangkan pengendalian maksudnya menentuka bahwa tenaga

kerja harus mengerjakan hal-hal yang telah diinstruksikan. Sebenarnya dua hal

tersebut sebagai perangsang telah berkembang dan dianut oleh berbagai

perusahaan sejak berabad-abad lamanya. Hingga kini hal tersebut masih

digunakan para manajer untuk memotivasi kepada para tenaga kerja.

c. Penetapan pola kerja yang efektif

Pada umumnya, reaksi dari kebosanan kerja akan menghambat produktivitas

kerja. Karena manajemen menyadari bahwa masalahnya bersumber pada cara

pengaturan pekerjaan, mereka menanggapinya dengan berbagai teknik. Teknik

tersebut antara lain :

1. Memperkaya pekerjaan

2. Manajemen partisipatif, yaitu melibatkan pekerja dalam pengambilan

Gambar

Tabel 1.1 menunjukkan bahwa pada tahun 2005 PTPN III (Persero)
Tabel 1.2 menunjukkan pemetaan pembagian kerja  pada bagian SDM.
Gambar 1.1 Kerangka Konseptual Sumber : Wisnu (2005:12), Philip (2000:13), data diolah 2011
Tabel 1.3 Operasional Variabel
+7

Referensi

Dokumen terkait

12.00 WIB, Panitia Pengadaan Barang/Jasa pada Pusat Pendidikan dan Pelatihan Kementerian Sekretariat Negara Tahun Anggaran 2012 telah mengadakan Rapat Pemberian

Artinya bahwa varia- bel pengalaman praktik kerja industri (X1) dan vari- abel lingkungan keluarga (X2) berpengaruh positif terhadap intensi berwirausaha siswa (Y), sehingga

Cara membuka Sbobet melalui hp atau handphone berbagai style merk dari hp jadul hingga hp canggih seperti blackberry, android, iphone dan Cara Pasang Taruhan Sbobet Dari

Sedangkan untuk outputnya penulis membuat laporan penjualan per barang, per langgan, per sales, laporan jumlah komisi untuk sales serta laporan jumlah piutang para pelanggan

yang akan dirubah jenis hurufnya kemudian klik font Calibri dan rubah m enjadi Arial

Sistem ini pada akhirnya akan diaplikasikan ke PT.Surya Plastik guna memperlancar dan memaksimalkan proses pengolahan data pemesanan barang serta untuk meminimalkan kesalahan yang

KECAMATAN BAYANG Dasar : Peraturan Daerah Nomor 11 Tahun 2012 tentang Perubahan Atas Peraturan Daerah Nomor 16 Tahun 2010 Tentang Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja

Rencana Kerja Kecamatan Bayang Utara Kabupaten Pesisir Selatan Tahun 2015 merupakan agenda tahunan Kecamatan Bayang Utara yang akan dilaksanakan pada Tahun 2015 dalam