• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Perusahaan didirikan para pemimpin perusahaan pada awalnya sudah menetapkan maksud dan tujuan yang akan dicapai oleh perusahaan. Tujuan setiap perusahaan adalah memaksimumkan kekayaan pemegang saham, atau dengan kata lain memaksimumkan nilai saham perusahaan jika perusahaan sudah go public.

Perusahaan melakukan kegiatan go public bertujuan untuk meningkatkan nilai perusahaan melalui keterbukaan informasi. Tingkat penilaian pasar terhadap suatu perusahaan dapat dilihat dari harga saham perusahaan tersebut. Harga saham juga dipengaruhi oleh informasi publik dan informasi privat perusahaan yang dapat memberi masukan kepada investor atau analis dalam menilai perusahaan. Di sisi lain, perusahaan go public juga dapat melakukan berbagai corporate action untuk mempengaruhi harga saham.

Fungsi perusahaan sendiri adalah meliputi fungsi operasi (produksi), pemasaran (marketing), manajemen sumber daya manusia (SDM), teknologi informatika (IT), dan keuangan (finance). Semua fungsi ini secara bersama-sama bertanggung-jawab untuk meningkatkan nilai perusahaan atau nilai saham dalam jangka waktu tidak terbatas atau dalam jangka panjang. Lihat gambar 1.

2

Universitas MH. Thamrin Gambar 1.1. Skema Perusahaan

Terlepas dari fungsi perusahaan yang harus bertanggung jawab dengan keputusannya, hampir semua tindakan yang diambil fungsi perusahaan selalu mengandung aspek keuangan. Ada tiga pertanyaan utama yang harus dapat dijawab ilmu keuangan korporasi (corporate action), yaitu;

1. Bagaimana sebaiknya sumber daya yang terbatas harus dialokasikan (Invesment Decision)

2. Bagaimana sebaiknya investasi tersebut harus dibiayai atau dibelanjakan (Financing Decision)

3. Seandainya investasi menghasilkan kas (cash flows) apakah harus dikembalikan kepada pemiliknya atau jika tidak berapa kas yang dihasilkan tersebut harus diinvestasikan kembali ke dalam perusahaan. RUPS BOARD OF DIRECTOR CEO VP FINANCE VP IT VP SDM VP MARKETING VP OPERASI

3

Universitas MH. Thamrin Hampir semua keputusan perusahaan mempunyai aspek keuangan, dari mulai memutuskan kemana investasi dilakukan, bagaimana kombinasi debt dan equity untuk mendanainya, hingga memutuskan berapa kas yang dihasilkan ditahan untuk pertumbuhan perusahaan dan berapa dividen yang dibagikan kepada pemilik perusahaan. Ketiga macam keputusan perusahaan yang semuanya memiliki implikasi keuangan diatas dijelaskan lebih lanjut secara berikut.

1. Investment Decision

Pada dasarnya, setiap perusahaan memiliki resources yang terbatas atau langka. Resources langka tersebut harus dialokasikan pada berbagai proyek yang bersaing satu sama lain dengan skala prioritas yang berbeda-beda. Oleh karena itu, perusahaan harus melakukan sebuah keputusan investasi terhadap aktiva apa yang akan dikelola perusahaan. Keputusan investasi tersebut diambil oleh manajer keuangan dalam pengalokasian dana dalam bentuk investasi yang dapat menghasilkan laba dimasa yang akan datang.

2. Financing Decision

Setelah perusahaan memutuskan kemana resources yang dimilikinya diinvestasikan, perusahaan juga harus memutuskan bagaimana caranya mendapatkan tambahan resources untuk membiayai tambahan dana dari pemiliknya sendiri berupa equity (saham) atau meminjam uang dari pihak luar (debt). Perbedaan penting antara kedua sumber pendanaan adalah utang terikat dengan janji pasti harus membayar bunga dan pokoknya tepat pada

4

Universitas MH. Thamrin waktunya, sehingga merupakan beban tetap (fixed charge) perusahaan, sedangkan equity tidak menanggung biaya tetap dan tidak punya masa jatuh tempo, maturity tidak terbatas.

Corporate finance atau ilmu keuangan perusahaan tidak hanya

membantu perusahaan dalam memutuskan apakah akan meminjam dari luar atau cukup menggunakan modal sendiri (equity), tetapi juga membantu memutuskan macam pembiayaan yang digunakan. Beranjak dari dalil umum yang mengatakan bahwa karakteristik pembiayaan harus sejalan dengan karakteristik aset yang dibiayai, ditambah pertimbangan pajak dan pemantauan eksternal (analis riset saham dan lembaga pemeringkat) dapat disimpulkan salah satu fungsi utama corporate finance adalah memutuskan struktur pembiayaan yang optimal.

3. Dividen decision

Dividen didefinisikan sebagai uang tunai yang dikembalikan perusahaan kepada pemiliknya (stockholders). Setiap perusahaan, dari korporasi besar hingga perusahaan pribadi terkecilpun (perusahaan tertutup), harus memutuskan berapa besar kas hasil operasinya harus diinvestasikan kembali ke dalam perusahaan dan berapa harus dikeluarkan atau dibagikan sebagai dividen.

Oleh karena tujuan fungsi perusahaan adalah memaksimalkan nilai perusahaan, setiap keputusan (investment, financing, dividend) yang meningkatkan nilai perusahaan dianggap baik, dan yang menurunkan nilai dianggap buruk.

5

Universitas MH. Thamrin Pada keputusan pembagian laba (dividend decision) apakah perusahaan akan membagikan dividen atau tidak. Setelah perusahaan memilih proyek investasinya dan memilih sumber pendanaannya dengan modal sendiri atau utang, investasi perusahaan akan menghasilkan net income after tax atau arus kas (cashflow). Arus kas ini dapat ditahan dalam perusahaan untuk diinvestasikan kembali untuk kelangsungan hidup dan pertumbuhan perusahaan, atau dibagikan sebagai dividen kepada pemegang saham perusahaan. Tetapi kedua hal ini saling bertentangan satu sama lain. Jika bagian laba operasi perusahaan yang akan dibagikan sebagai dividen lebih tinggi daripada bagian yang akan ditanamkan kembali dalam laba ditahan, maka ketergantungan perusahaan terhadap sumber dana eksternal semakin besar. Sebaliknya jika perusahaan ingin menahan sebagian besar dari pendapatannya sebagai laba ditahan maka bagian laba pendapatan yang tersedia untuk dividen semakin kecil, sehingga dalam hal ini akan mempengaruhi atau menurunkan harga saham dan selanjutnya akan berpengaruh terhadap nilai perusahaan yang bersangkutan.

Hingga saat ini masih ada kontroversi antara dua kubu tentang adanya pengaruh pembagian dividen terhadap harga saham. Salah satu kubu yang setuju dengan Modligiani Miller Thesis berpendapat tidak ada relevansi pembagian dividen dengan nilai saham. Sedangkan kubu lain berpendapat bahwa setiap ada corporate action perusahaan mengumumkan akan membagi dividen, harga saham pasti akan segera bergerak naik. Ini disebut teori

6

Universitas MH. Thamrin Setiap perusahaan yang go public pasti menginginkan nilai perusahaannya meningkat, dan hal ini bisa terjadi apabila harga sahamnya naik. Namun apabila harga saham dinilai terlalu tinggi oleh pasar maka akan berakibat pada kemampuan investor untuk membeli saham tersebut berkurang dan mengakibatkan penurunan volume perdagangan saham. Pada kondisi seperti ini perusahaan akan melakukan tindakan pemecahan saham (stock

split) guna mengantisipasi penurunan volume perdagangan sahamnya.

Dengan melakukan pemecahan saham, likuiditas akan semakin meningkat, sehingga akan semakin banyak investor pula yang mampu bertransaksi (Marwata, 2000)

Pada dasarnya ada dua jenis pemecahan saham yang dapat dilakukan, yaitu pemecahan naik (split up) dan pemecahan turun (split down / reverse

split). Pemecahan naik adalah peningkatan jumlah saham yang beredar

dengan cara memecah selembar saham menjadi n lembar saham. Sedangkan pemecahan turun adalah kebalikan dari pemecahan naik, yaitu peningkatan nilai nominal per lembar saham dengan mengurangi jumlah saham yang beredar.

Penelitian terdahulu berpendapat bahwa pemecahan saham (yang dimaksud dengan pemecahan saham disini selanjutnya adalah pemecahan naik) hanya merupakan distribusi saham yang semata-mata memiliki perubahan yang sifatnya “kosmetik”, yakni hanya membagi corporate pie dalam jumlah yang lebih kecil (Baker dan Powell, 1993 dalam Fatmawati, et al, 1999). Tindakan pemecahan saham akan menimbulkan efek fatamorgana bagi investor, yaitu investor akan merasa seolah-olah menjadi lebih makmur

7

Universitas MH. Thamrin karena memegang saham dalam jumlah banyak. Jadi, sesungguhnya peristiwa pemecahan saham tidak memiliki nilai ekonomis (Marwata, 2000).

Bertitik-tolak dari pandangan tersebut, beberapa hasil penelitian menunjukkan pemecahan saham membawa informasi yang diberikan pada pasar (Grinblatt, et al, 1984, Lakonishok dan Lev, 1987, Brennan dan Copeland, 1988 dalam Fatmawati, et al, 1999), perubahan likuiditas (Leung, et al, 2005, Wang, et al, 2000, Ikenberry, et al, 1996), perubahan earning (Asquith, et al, 1994). Hasil atau manfaat yang diperoleh akibat melakukan pemecahan saham membuktikan bahwa perusahaan mempunyai suatu tujuan dibalik pemecahan saham.

Penelitian tentang tujuan pemecahan saham yang bertujuan agar harga saham berada pada optimal trading range telah dilakukan oleh beberapa peneliti dan menghasilkan kesimpulan yang berbeda-beda. Penelitian yang dilakukan oleh Leung, et al (2005) di pasar modal Hong Kong membuktikan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan terhadap harga saham, yaitu harga saham mengalami penurunan yang signifikan sehingga dapat menarik minat investor. Hasil penelitian yang serupa juga didapat dari penelitian yang dilakukan oleh Sri Fatmawati dan Marwan Asri (1999) dan Menendez dan Gomez (2003), dimana mereka juga berhasil membuktikan bahwa harga pada sesudah pengumuman pemecahan saham (sebagai informasi kepada investor) mengalami penyesuaian pada kisaran harga yang normal atau berada pada

8

Universitas MH. Thamrin Hasil yang berbeda ditemukan pada penelitian yang dilakukan oleh Wang, et al, (2000). Penelitian yang dilakukan di Bursa Efek Jakarta pada periode Juli 1995 sampai dengan Juli 1997 ini juga berhasil membuktikan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan terhadap harga saham, namun harga saham pada periode sesudah pengumuman pemecahan saham justru mengalami peningkatan sehingga harga saham tidak berada pada optimal

trading range. Sebaliknya, pada penelitian yang dilakukan oleh Michael

Hendrawijaya Dj yang dilakukan di Bursa Efek Indonesia pada periode 2005 sampai dengan 2008 membuktikan bahwa tidak terdapat perbedaan yang signifikan terhadap harga saham.

Penelitian tentang tujuan pemecahan saham untuk meningkatkan likuiditas saham yang diproksi pada volume perdagangan juga telah dilakukan oleh beberapa peneliti dan menghasilkan kesimpulan yang berbeda-beda. Penelitian yang dilakukan oleh Sri Fatmawati dan Marwan Asri (1999) terhadap 30 perusahaan yang terdaftar pada BEJ dengan periode pengamatan Juli 1995 sampai dengan bulan Juni 1997 menghasilkan kesimpulan rata-rata volume perdagangan tidak mengalami perbedaan pada periode sebelum dan sesudah pengumuman pemecahan saham. Penelitian yang dilakukan oleh menendez dan Gomez (2003) terhadap 55 perusahaan

listed di Madrid Stock Exchange juga berhasil membuktikan bahwa rata-rata

volume perdagangan tidak mengalami perbedaan yang signifikan pada periode sebelum dan sesudah pengumuman pemecahan saham. Kesimpulan yang sama juga didapat dari penelitian yang dilakukan oleh Farinha dan Basilio (2006). Penelitian mereka di Portuguese Stock Market juga

9

Universitas MH. Thamrin membuktikan bahwa volume perdagangan saham mengalami perubahan yang tidak signifikan sebelum dan sesudah pengumuman pemecahan saham.

Kesimpulan yang berbeda diperoleh dari penelitian yang dilakukan oleh Leung, et al, (2005), di pasar modal Hong Kong. Hasil penelitian mereka membuktikan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan terhadap volume perdagangan pada saat sebelum dan sesudah pengumuman pemecahan saham. Hasil yang sama juga diperoleh dari penelitian yang dilakukan oleh Wang, et al, (2000) di bursa Efek Jakarta periode Juli 1995 sampai dengan Juli 1997. Kesimpulan yang mereka dapat adalah bahwa volume perdagangan sebelum dan sesudah pengumuman pemecahan saham mengalami perbedaan yang signifikan. Penelitian yang dilakukan oleh Paramitha Oktaviana Sakti terhadap perusahaan bertumbuh dan tidak bertumbuh juga berhasil membuktikan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan terhadap volume perdagangan.

Dari hasil penelitian diatas dapat dilihat bahwa ada penelitian yang konsisten dengan trading range theory, yaitu meningkatnya likuiditas akibat adanya pemecahan saham yang diukur melalui harga saham yang berada pada

optimal trading range dan volume perdagangan dan ada yang tidak.

Inkonsistensi dari hasil-hasil penelitian yang telah dipaparkan menunjukkan bahwa masih terdapat research gap tentang perubahan likuiditas akibat pemecahan saham.

Tujuan pemecahan saham kedua berkaitan dengan signalling theory.

10

Universitas MH. Thamrin investor, dimana manajer dapat menggunakan pemecahan saham untuk memberikan sinyal positif kepada pasar tentang ekspektasinya di masa depan. Brennan dan Hughes, 1991 dalam Sri Fatmawati, et al, (1999) berasumsi bahwa investor hanya akan berinvestasi pada saham yang benar-benar diketahui dengan segala sesuatu nya (know about). Aktifitas pemecahan saham yang dilakukan oleh perusahaan akan diinterpretasikan oleh investor sebagai sinyal bahwa manajer memiliki informasi yang menguntungkan dimana hal tersebut ditunjukkan dengan ada nya abnormal return yang positif di sekitar pengumuman split. Hal ini dapat diartikan bahwa hanya perusahaan yang berkinerja naik sajalah yang dapat memberikan sinyal yang dipercaya oleh investor. Asumsi dari Brennan dan Hughes diperkuat oleh hasil penelitian yang dilakukan Bhattacharya dan Dittmar (2001) dimana perusahaan yang berkinerja baik dapat dibedakan dari perusahaan yang berkinerja buruk dengan memberikan sinyal yang mahal atau “costly”, dimana perusahaan yang berkinerja buruk tidak dapat menirunya.

Terdapatnya perubahan abnormal return sebelum dan sesudah pengumuman pemecahan saham sebagai indikator dari sinyal positif yang dibawa kepada pasar telah beberapa kali diteliti dan terdapat kesimpulan yang bervariasi. Penelitian tentang abnormal return yang terjadi di sekitar tanggal pemecahan saham diteliti oleh Leung, et al, (2005) di pasar modal Hong Kong. Hasil penelitian mereka membuktikan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan terhadap abnormal return di sekitar tanggal pengumuman. Kesimpulan yang sama juga didapat dari penelitian yang dilakukan oleh Farinha, et al, (2006), di pasar modal portugis. Penelitian yang mereka

11

Universitas MH. Thamrin lakukan menghasilkan kesimpulan bahwa terdapat abnormal return yang sangat signifikan pada saat pengumuman dan periode setelah pengumuman.

Hasil yang berbeda ditemukan pada penelitian yang dilakukan oleh Hendrawaty (2007). Penelitian yang dilakukan terhadap 15 perusahaan yang

listed di BEJ dengan periode pengamatan antara tahun 2005 sampai dengan

2006 berhasil membuktikan bahwa tidak didapati perbedaan abnormal return yang signifikan pada periode hari sebelum dan sesudah pengumuman. Hasil yang berbeda juga ditemukan pada penelitian yang dilakukan oleh Wang, et, al, (2000). Kesimpulan dari penelitian mereka adalah tidak adanya perbedaan

abnormal return yang signifikan antara periode sebelum dan sesudah split.

Penelitian yang dilakukan oleh Sri Dewi Ari Ambarwati dan Damas (2007) juga menyimpulkan bahwa tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara

abnormal return di seputar tanggal sebelum dan sesudah split.

Secara umum, perbedaan hasil penelitian tentang perubahan likuiditas dan abnormal return akibat pemecahan saham serta fakta empiris yang ada merupakan suatu permasalahan yang dapat diangkat dan dianalisis untuk mengetahui kebenaran dari trading range theory terhadap peristiwa pemecahan saham.

Beberapa peneliti menyimpulkan bahwa stock split ternyata memiliki pengaruh yang sangat kuat terhadap perubahan harga saham. Hasil penelitian juga menunjukkan pengumuman stock split mempunyai dampak terhadap harapan investor akan sifat kenaikan earning (sementara atau tetap) pada saat sebelum dan sesudah pengumuman stock split. Dengan mengacu pada

12

Universitas MH. Thamrin beberapa penelitian sebelumnya, penelitian ini dilakukan untuk mendapatkan bukti empiris mengenai hubungan antara stock split terhadap perubahan harga saham. Oleh karena itu, penelitian ini diberi judul “Analisis Pengaruh Stock

Split Terhadap Harga, Trading Volume Activity, dan Return Saham

Perusahaan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada Periode 2011-2013”.

B. Rumusan Masalah

Tujuan utama perusahaan melakukan pemecahan saham adalah untuk meningkatkan likuiditas saham dan memberikan ekspektasi positif tentang masa depan perusahaan kepada investor. Tujuan ini dapat dikaitkan dengan

trading range theory dan signalling theory. Penelitian-penelitian yang ada

masih belum memberikan hasil yang konsisten terhadap kedua teori tersebut. Penelitian yang dilakukan oleh Leung (2005) berhasil membuktikan adanya

trading range theory pada pemecahan saham, yaitu dengan menurunnya

harga saham secara signifikan pada periode setelah pengumuman pemecahan saham dan meningkatnya likuiditas yang dibuktikan dengan ada nya perubahan volume secara signifikan.

Hasil yang belum konsisten dengan trading range theory ditemukan pada hasil penelitian yang dilakukan oleh Sri Fatmawati dan Marwan Asri (1999) dan Menendez dan Gomez (2003). Mereka membuktikan bahwa harga saham mengalami penurunan secara signifikan pada periode setelah pemecahan saham, namun mereka tidak berhasil membuktikan adanya perubahan volume perdagangan saham secara signifikan. Kesimpulan senada juga didapat dari penelitian yang dilakukan oleh Farinha dan Basilio (2006). Penelitian mereka

13

Universitas MH. Thamrin membuktikan bahwa volume perdagangan saham mengalami perubahan yang tidak signifikan sebelum dan sesudah pengumuman pemecahan saham.

Hasil yang berbeda diperoleh dari penelitian yang dilakukan oleh Wang, et al, (2000). Kesimpulan yang mereka dapat adalah harga saham justru mengalami penigkatan pada periode setelah pemecahan saham, namun terjadi perbedaan volume perdagangan saham yang signifikan antara sebelum dan sesudah pemecahan saham secara signifikan.

Motif kedua, yaitu berkaitan dengan signalling theory, yang diproksi pada abnormal return, juga masih memerlukan penelitian lebih lanjut karena penelitian-penelitian yang ada masih belum memberikan hasil yang konsisten. Penelitian yang dilakukan oleh Leung, et al, (2005) dan Farinha, et al, (2006) membuktikan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan terhadap abnormal

return di sekitar tanggal pengumuman. Hasil penelitian mereka mendukung signalling theory.

Hasil yang berbeda ditemukan pada penelitian yang dilakukan oleh Sri Dewi Ari Ambarwati dan Damas (2007) dan Wang, et al (2000) yang membuktikan bahwa tidak ada perbedaan abnormal return yang signifikan antara periode sebelum dan sesudah split. Secara empiris, yaitu ditinjau dari fenomena yang terjadi, juga masih terjadi ada nya gap, yaitu return yang terjadi justru lebih kecil setelah pengumuman pemecahan saham.

Masalah merupakan faktor penghambat pelaksana kegiatan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan, sehingga diperlukan suatu pemecahan agar kelangsungan operasi perusahaan terlaksana dengan baik sesuai yang

14

Universitas MH. Thamrin diinginkan. Oleh karena itu, berdasarkan uraian latar belakang masalah yang telah dipaparkan sebelumnya, maka perumusan masalah yang dapat diambil sebagai dasar kajian dalam penelitian yang dilakukan, yaitu:

a. Apakah terdapat perbedaan antara sebelum dan sesudah stock split pada perusahaan yang terdaftar di BEI pada periode 2011-2013 dengan menggunakan metode harga saham.

b. Apakah terdapat perbedaan antara sebelum dan sesudah stock split pada perusahaan yang terdaftar di BEI pada periode 2011-2013 dengan menggunakan metode volume perdagangan.

c. Apakah terdapat perbedaan antara sebelum dan sesudah stock split pada perusahaan yang terdaftar di BEI pada periode 2011-2013 dengan menggunakan metode abnormal return.

C. Tujuan Penelitian

Suatu perbuatan/tindakan ataupun perlakuan dimaksudkan untuk mencapai suatu tujuan. Tujuan penelitian ini, adalah:

a. Menganalisa perbedaan antara sebelum dan sesudah stock split pada perusahaan yang terdaftar di BEI pada periode 2011-2013 dengan menggunakan metode harga saham.

b. Menganalisa perbedaan antara sebelum dan sesudah stock split pada perusahaan yang terdaftar di BEI pada periode 2011-2013 dengan menggunakan metode volume perdagangan.

c. Menganalisa perbedaan antara sebelum dan sesudah stock split pada perusahaan yang terdaftar di BEI pada periode 2011-2013 dengan menggunakan metode abnormal return.

15

Universitas MH. Thamrin D. Manfaat Penelitian

Penelitian ini bermanfaat bagi pihak-pihak yang berkepentingan terutama investor sebagai bahan pertimbangan yang bermanfaat untuk pengambilan keputusan investasi di pasar modal. Manfaat penelitian dapat dijabarkan sebagai berikut:

a. Bagi kalangan Akademik

Penelitian ini diharapkan dapat menambah ilmu pengetahuan di bidang pasar modal yang melengkapi buku, penelitian dan artikel artikel lain yang mampu memberikan tambahan referensi bacaan di bidang pasar modal. Selain itu diharapkan dengan adanya penelitian ini dapat memberikan sedikit pemahaman mengenai pengaruh stock

split terhadap harga saham, volume perdagangan, dan return.

b. Bagi kalangan Perusahaan

Penelitian ini diharapkan dapat membantu perusahaan dalam menentukan kebijakan yang tepat dalam menghadapi perubahan kondisi ekonomi baik dari kebijakan pemerintah maupun faktor eksternal seperti perubahan nilai tukar rupiah-USD serta mampu memperbaiki sisi fundamental perusahaan dari segi kebijakan hutang dalam mata uang asing.

c. Bagi kalangan Investor

Penelitian ini diharapkan dapat menjadi salah satu bahan informasi bagi investor sebagai bahan pertimbangan dan mengambil keputusan investasi. Yaitu tentang pengambilan keputusan investasi

16

Universitas MH. Thamrin apabila mereka ingin bertransaksi di sekitar pemecahan saha,. Memberikan sedikit penjelasan mengenai pengaruh stock split terhadap laba perusahaan, volume perdagangan, dan return.

d. Bagi Peneliti Selanjutnya

Diharapkan penelitian ini dapat memberikan suatu pembeda dari penelitian penelitian sebelumnya yang berguna sebagai bahan masukan dan referensi dalam pembuatan penelitian penelitian selanjutnya. Terutama yang tertarik untuk melakukan kajian dibidang yang sama tentunya.

E. Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan ini disusun untuk memberikan gambaran umum tentang penulisan tugas akhir yang akan dilakukan. Sistematika penulisan tugas akhir ini adalah sebagai berikut:

BAB I : PENDAHULUAN

Bab pendahuluan berisi suatu fungsi perusahaan dan aksi korporasi yang dilakukan oleh perusahaan. Dengan latar belakang tersebut, maka dilakukan perumusan masalah yang mendasari penelitian tersebut. Selanjutnya bab ini menjelaskan tentang batasan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika penelitian.

Dokumen terkait