1.1 Latar Belakang
Kota Surabaya adalah ibukota provinsi Jawa Timur yang merupakan kota terbesar kedua di Indonesia. Sebagai Kota Besar dengan jumlah penduduk yang semakin banyak mengakibatkan peningkatan jumlah sampah rumah tangga di Kota Surabaya. Selain itu, di Kota Surabaya banyak dijumpai perkantoran, area perbelanjaan, restoran, dan tempat rekreasi yang juga merupakan sumber penghasil sampah yang tergolong sampah sejenis rumah tangga. Penanganan sampah memerlukan perhatian khusus, yang jika tidak segera ditangani dan dikelola dengan baik, akan semakin berdampak pada lingkungan hidup, seperti banjir dan pencemaran lingkungan. Selain itu, sampah yang dibuang secara terbuka dapat berpotensi menimbulkan berbagai macam penyakit. Berkaitan dengan hal tersebut, maka diperlukan suatu sistem pengaturan/pemrograman sampah secara terpadu agar permasalahan-permasalahan yang ditimbulkan oleh sampah dapat dicegah dan diminimalisir.
Berdasarkan hasil registrasi penduduk yang dilakukan oleh Dispenduk dan Capil (Dinas Kependudkan dan Catatan Sipil) Kota Surabaya, didapatkan jumlah penduduk Surabaya pada tahun 2012 adalah sebanyak 3.104.584 jiwa. Jumlah ini meningkat sekitar 5% dari jumlah penduduk Kota Surabaya pada tahun 2011 yaitu 2.956.569 jiwa. Dengan luas wilayah Kota Surabaya yang sebesar 316,36 Km2, maka kepadatan penduduk Kota Surabaya pada tahun 2012 adalah sebesar 9.813,453 jiwa/ Km2.
Berdasarkan Undang-undang Nomor 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah, Peraturan Pemerintah Nomor 82 Tahun 2012 dan Peraturan Menteri PU Nomor 13 Tahun 2013 Pengelolaan Sampah adalah kegiatan memilah, mengumpulkan, mengangkut, mengolah, dan pemrosesan akhir sampah (TPA). Dalam mewujudkan pelayanan sampah yang memadai pemerintah Kota Surabaya telah mengupayakan peningkatan mutu pengangkutan sampah kota. Kota
2
Surabaya mampu melayani pengangkutan sampah dengan 251,8 ritasi per hari (Sulistyorini, 2006). Untuk meningkatkan pelayanan pengangkutan sampah, pemerintah Kota Surabaya menambah truk kompaktor ke dalam armada truk pengangkut sampah. Jumlah truk sampah di Kota Surabaya mencapai 128 unit pada tahun 2011 yang terdiri dari 17 unit truk compactor, 16 unit dumptruck, dan 95 unit truk armroll (MPSS Kota Surabaya untuk rencana tahun 2012 – 2016). DEPO/LPS-nya sendiri terdapat 184 buah di seluruh Surabaya. Penambahan armada pengangkutan sampah oleh Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota Surabaya mulai sejak tahun 2014 hanya truk compactor. Pola pengangkutan sampah yang sesuai dengan sistem pemuatan sampah dari TPS/LPS ke dalam truk adalah Stationary Container Systems (SCS). Dengan pola pengangkutan sampah yang berbeda maka waktu satu trip pengangkutan dan kemampuan mengangkut volume sampah yang berbeda pula dengan pola pengangkutan sampah pada TPS/LPS yang lama dengan menggunakan truk armroll.
Permasalahan yang ditemukan dalam pengangkutan persampahan antara lain; keterbatasan sarana angkutan sampah dan tenaga operasionalnya dan jarak TPA Benowo terletak di wilayah Barat Surabaya, terlalu jauh dari area pelayanan untuk wilayah Surabaya lain. Untuk mengatasi permasalahan tersebut, kerangka logis yang diambil Permerintah Kota Surabaya antara lain; penambahan jumlah TPS/LPS dan jumlah container dan peningkatan sarana dan prasarana persampahan di Kota Surabaya (MPSS Kota Surabaya untuk Tahun 2012 – 2016). Total anggaran untuk bidang kebersihan adalah sebesar Rp. 510.000.000.000,00
dan anggaran untuk operasional pengangkutan sampah hanya Rp. 15.000.000.000,00 atau hanya kira-kira 2% dari total anggaran bidang
kebersihan. Hal ini menjadi sangat penting dalam pengaturan/pemrograman pengangkutan sampah Kota Surabaya, sehingga seluruh timbulan sampah dapat terangkut ke TPA secara optimal serta efektif dan efisien.
Berdasarkan laporan penelitian yang dilakukan The Asia Foundation (TAF) bekerjasama dengan United States Agency for International Development (USAID) di negara Srilanka, menjelaskan bahwa prinsip-prinsip yang perlu diperhatikan dalam perbaikan kinerja pengangkutan sampah adalah efektifitas
3
waktu dan biaya, efisiensi, kesesuaian dengan lingkungan, peran serta masyarakat, dan kerjasama antara pemerintah dan/atau swasta (jika perlu). Dari hasil penelitian ini juga dijelaskan bahwa dalam pengelolaan suatu aset pengangkutan sampah diperlukan kegiatan monitoring dan evaluasi terhadap kelembagaan pengelola aset. Selain itu, dalam penelitian lain yang dilakukan oleh dilakukan oleh UNEP IETC (Osaka, Japan) dan CalRecovery Inc (Concord, California, USA) yang mengambil objek penelitian di negara-negara berkembang, dijelaskan bahwa faktor-faktor yang dapat dijadikan bahan evaluasi kinerja manajemen pengelolaan persampahan terdiri dari faktor finansial, institusional, teknis dan sosial.
Dengan melihat latar belakang permasalahan diatas mengenai pengangkutan sampah seperti diatas maka diperlukan penelitian tentang Analisis Pengaturan/Pemrograman Pengangkutan Sampah di Kota Surabaya dengan mengambil objek penelitian khusus pada pola pengangkutan SCS dengan menggunakan truk compactor, yang nantinya diharapkan dapat mendorong pelayanan pengangkutan optimal yang diberikan kepada masyarakat.
1.2 Rumusan Masalah
Dari uraian latar belakang diatas, maka diperlukan analisis pengaturan/pemrograman pengangkutan sampah Kota Surabaya dengan permasalahan sebagai berikut :
1. Apakah komponen aspek analisis pengaturan/pemrograman pengangkutan sampah Kota Surabaya?
2. Bagaimana kondisi pengaturan/pemrograman pengangkutan sampah eksisting dari TPS/LPS ke TPA Kota Surabaya?
3. Bagaimana kondisi ideal pengaturan/pemrograman pengangkutan sampah dilihat dari analisa segi teknis, dan biaya?
4. Bagaimana hasil perbandingan (gap) antara kondisi pengaturan/pemrograman pengangkutan sampah eksisting dengan kondisi ideal hasil analisa?
4
5. Bagaimana upaya perbaikan pengaturan/pemrograman pengangkutan sampah sebagai hasil perbandingan antara kondisi ideal hasil analisa dengan kondisi eksisting?
1.3 Tujuan Penelitian
Berdasarkan permasalahan analisis pengaturan/pemrograman pengangkutan sampah Kota Surabaya yang telah diuraikan diatas, maka tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah :
1. Diperoleh komponen aspek analisis pengaturan/pemrograman pengangkutan sampah Kota Surabaya.
2. Diperoleh kondisi pengaturan/pemrograman pengangkutan sampah eksisting dari TPS/LPS ke TPA Kota Surabaya.
3. Diperoleh kondisi ideal pengaturan/pemrograman pengangkutan sampah dilihat dari analisa segi teknis dan biaya.
4. Diperoleh hasil perbandingan (gap) antara kondisi pengaturan/pemrograman pengangkutan sampah eksisting dengan kondisi ideal hasil analisa.
5. Diperoleh upaya perbaikan pengaturan/pemrograman pengangkutan sampah sebagai hasil perbandingan antara kondisi ideal hasil analisa dengan kondisi eksisting.
1.4 Manfaat Penelitian
Melalui penelitian ini diharapkan memperoleh manfaat sebagai berikut : 1. Dapat dijadikan sebagai masukan bagi Pemerintah Kota Surabaya khususnya
Dinas Pertamanan dan Kebersihan Kota Surabaya dalam menentukan upaya untuk memberikan kinerja pengaturan/pemrograman pengangkutan sampah Kota Surabaya.
5
2. Dari segi teoritis akademis, penelitian ini diharapkan dapat menjadi salah satu bahan rujukan ilmiah bagi para peneliti lain yang ingin mengembangkan penelitian di bidang pengangkutan sampah.
1.5 Ruang Lingkup
Agar tercapainya tujuan penelitian ini diperlukan suatu batasan – batasan dari pembahasan sebagai berikut :
1. Wilayah penelitian adalah Kota Surabaya.
2. Pengelola aset pengangkutan adalah Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota Surabaya.
3. Evaluasi yang dilakukan dilihat dari aspek teknis, dan aspek biaya.
4. Pola pengangkutannya menggunakan Stationary Container System (SCS). 5. Kendaraan pengangkut sampah yang menjadi objek penelitian adalah truk
compactor dengan kapasitas muatan 10 m3.
1.6 Norma, Standar, Prosedur, dan Manual bidang Persampahan
Norma Standar Prosedur dan Kriteria yang dijadikan acuan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Undang-undang Nomor 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah.
2. Peraturan Pemerintah Nomor 81 Tahun 2012 tentang Pengelolaan Sampah Rumah Tangga dan Sampah Sejenis Sampah Rumah Tangga.
3. Peraturan Menteri PU Nomor 3 Tahun 2013 tentang Penyelenggaraan Prasarana Dan Sarana Persampahan Dalam Penanganan Sampah Rumah Tangga Dan Sampah Sejenis Sampah Rumah Tangga.
4. Permen PU Nomor 19/PRT/M/2011 Tahun 2011 tentang Persyaratan Teknis Jalan dan Kriteria Perencanaan Teknis Jalan.
5. Peraturan Menteri PU Nomor 1 Tahun 2014 Tentang Standar Pelayanan Minimal Bidang Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang.
6
6. Peraturan Daerah Kota Surabaya Nomor 5 Tahun 2014 tentang Pengelolaan Sampah dan Kebersihan di Kota Surabaya.
7. SNI 19-2454-2002 tentang tata cara Teknik Operasional Pengelolaan Sampah Perkotaan.
7