• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pendahuluan : “In Country Program”– Universitas Deakin Australia di UIN Malang

Terima kasih

ELEKTRONIK DALAM RANGKA PENGEMBANGAN PENDIDIKAN BERWAWASAN MULTIKULTURAL

G. Wacana Penutup

1. Pendahuluan : “In Country Program”– Universitas Deakin Australia di UIN Malang

Program BIPA (Bahasa Indonesia untuk Penutur Asing)

diselenggarakan atas kerjasama UIN Maulana Malik Ibrahim Malang dengan Universitas Deakin Australia ini lebih sering disebut sebagai “In Country Program”. Program ini merupakan program belajar bahasa Indonesia dan

2 budaya Indonesia untuk mahasiswa Universitas Deakin Australia. Peserta yang bisa mengikuti program ini adalah mahasiswa jurusan bahasa Indonesia yang telah menyelesaikan mata kuliah prasyarat. Program ini memfasilitasi peserta tinggal di Indonesia selama program berlangsung, 40 hari, dengan dua agenda kegiatan utama, yakni belajar bahasa Indonesia dan belajar budaya Indonesia.

Mahasiswa Deakin yang mengikuti program ini sebagian besar duduk di semester 3, dan kemampuan bahasa Indonesia mereka sudah cukup bisa berkomunikasi, bukan yang baru sama sekali belajar bahasa Indonesia. Kegiatan ini juga bisa diikuti oleh mahasiswa dari universitas atau lembaga lain dengan sistem “cross-institutional enrollment”. Dalam “In Country program” 2010-2011 yang diselenggarakan di UIN Maulana Malik Ibrahim Malang ada dua peserta dari Monash University. Dalam dua angkatan terakhir (tahun 2013 dan 2010/2011) selain mahasiswa reguler terdapat sekelompok peserta yang merupakan guru sekolah dasar. Para guru ini mendapatkan beasiswa dari pemerintah Australia untuk belajar bahasa Indonesia selama satu tahun di Universitas Deakin, termasuk mengikuti kegiatan “In Country Program” ini.

Di Universitas Deakin Australia, program ini disebut “In-Country Language programs” yang ditawarkan kepada para mahasiswanya untuk melengkapi tugas matakuliah bahasa Indonesia. Selain program bahasa Indonesia program sejenis juga ditawarkan untuk mahasiswa jurusan bahasa Arab (ke Tunisia, Mesir, dan Syria), bahasa China (ke Nanjing China). “In- Country Language program” memberikan pengalaman langsung bagi

mahasiswa untuk belajar selama enam sampai delapan minggu belajar bahasa dan budaya di lingkungan aslinya. Pengalaman ini akan sangat penting bagi mahasiswa karena belajar bahasa tidak mungkin mencapai tujuannya secara maksimal tanpa mengetahui budayanya.

Melalui program ini para mahasiswa mendapatkan materi pelajaran bahasa Indonesia dengan beragam topik bahasan dan berbagai ragam bahasa. Mahasiswa bisa berbicara, berdiskusi, membaca, melakukan presentasi dan observasi langsung ke masyarakat pengguna bahasa Indonesia. Dengan tinggal dan berinteraksi dengan komunitas di sekitar tempat tinggal penutur aslinya para mahasiswa mengembangkan rasa percaya diri dan kompetensi bahasa dan komunikasi dengan menggunakan bahasa yang dipelajarinya di kalangan penutur aslinya.

Dalam program ini, ada dua kelas bahasa Indonesia yang ditawarkan yakni, intermediate level (Tingkat Menengah) -AIF351 dan advanced levels (Tingkat Lanjut) -AIF315. Mahasiswa Universitas Deakin yang menempuh

3 program ini mendapatkan 4 sks setelah menyelesaikan AIF351 (intermediate level) and 2 sks untuk yang menyelesaikan AIF315 (advanced level). Program belajar bahasa Indonesia ini berlangsung selama enam minggu, dan kelas diselenggarakan lima hari seminggu, Senin sampai Jumat. Program akademik ini diberikan dalam bahasa pengantar bahasa Indonesia, empat jam sehari untuk kelas AIF351 dan tiga jam per hari untuk AIF315. Program ini bertujuan untuk mengembangkan kemampuan bercakap-cakap dalam bahasa Indonesia, dan kemampuan membaca serta menulis.

Di samping itu, penugasan dari setiap pertemuan berbeda-beda tergantung pada tingkatannya. Dari beberapa tugas yang diberikan baik di kelas menengah maupun lanjut , mahasiswa banyak melakukan wawancara, observasi, dan menuliskan hasilnya serta mempresentasikan di depan kelas. Pengalaman ini sangat berbobot secara akademik karena tugas ini melibatkan banyak ketrampilan komunikasi dan ketrampilan kognitif, afektif dan

psikomotorik. Berbagai topik yang disodorkan mendorong mahasiswa untuk berkomunikasi dengan orang dari berbagai kalangan, misalnya ada yang melakukan wawancara dan observasi dengan para pedagang pasar tradisional, ada yang wawancara dengan para perokok, atau wawancara dengan penjual makanan, dengan pemulung, dan penduduk sekitar asrama tempat mereka tinggal. Jadi, kelas bahasa Indonesia yang diselenggarakan secara intensif ini benar-benar meningkatkan pemahaman dan kemampuan bahasa Indonesia mereka.

Selain kelas Bahasa Indonesia, kegiatan “In Country Program” ini juga menyelenggarakan kegiatan budaya atau sering disebut dalam istilah di Deakin University sebagai kegiatan ‘excursion’. Kegiatan ini memperkaya pengalaman mereka tentang budaya masyarakat lokal. Selain itu, dengan kegiatan budaya ini mereka bisa menikmati berbagai aktivitas yang bersifat menghibur dan meningkatkan pemahaman kultural.

Selama mengikuti program ini, para mahasiswa Deakin tinggal di asrama mahasiswa (Ma’had) yang ada di lingkungan kampus UIN Malang. Mereka tinggal di kamar Ma’had dengan fasilitas sederhana. Mereka mendapatkan kamar yang bisa dihuni dua atau tiga orang per kamar. Semua fasilitas yang ada seperti kamar, kamar mandi, dan fasilitas lain yang bisa mereka akses telah dijelaskan sebelum mereka datang ke Indonesia (dalam pengenalan progran di Universitas Deakin). Program akademik dan program budaya juga dijelaskan sebelum mereka berangkat ke Indonesia. Bahkan, para peserta juga telah diberi penjelasan mengenai beberapa adat istiadat dan kebiasaan setempat yang penting untuk diketahui, termasuk hal-hal yang boleh dan tidak boleh dilakukan selama mengikuti program ini. Kejelasan

4 seperti ini memang dipersyaratkan karena banyak di antara mahasiswa

tersebut belum pernah datang ke Indonesia.

Di UIN Malang, dalam penyelenggaraan program ini dibentuk panitia yang mempersiapkan dan menangani semua hal yang berkaitan dengan akomodasi peserta selama di UIN Malang dan semua kebutuhan yang berkaitan dengan kegiatan akademik belajar bahasa Indonesia maupun

kegiatan budaya. Untuk memperlancar kegiatan dan meningkatkan efektivitas interaksi dan komunikasi, panitia juga merekrut mahasiswa pendamping. Mahasiswa pendamping ini direkrut dengan jumlah sama dengan jumlah mahasiswa Deakin peserta program. Mereka bertugas membantu mempersiapkan semua kegiatan ini, mulai dari menyambut mahasiswa Deakin, dan membantu belajar bahasa Indonesia dan

mendampingi mahasiswa Deakin dalam berbagai aktivitas di luar kegiatan akademik, seperti kegiatan ekskursi dan kegiatan budaya serta kegiatan yang merupakan inisiatif personal. Untuk menjadi pendamping ini, mahasiwa mengikuti seleksi yang meliputi kepribadian, kemampuan interaksi dan komunikasi, serta wawasan budaya.