• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengembangan BIPA di Jajaran Kemdikbud dan Kemlu

BADAN PENGEMBANGAN DAN PEMBINAAN BAHASA KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

F. Siapa yang Berperan dalam Pengembangan Program BIPA?

2. Pengembangan BIPA di Jajaran Kemdikbud dan Kemlu

(a) Program Darmasiswa Republik Indonesia Biro Perencanaan dan Kerjasama Luar Negeri, Kemdikbud

Darmasiswa RI adalah program pemberian beasiswa oleh Pemerintah RI kepada mahasiswa asing dari negara-negara sahabat untuk belajar bahasa Indonesia, seni budaya, dan sains pada perguruan tinggi di Indonesia. Sifat program ini adalah nongelar dan bertujuan untuk mempromosikan bahasa Indonesia, seni budaya, dan sains kepada masyarakat internasional. Program ini juga telah menjadi timbal-balik (resiprokal) pemberian beasiswa antara Indonesia dengan negara mitra serta menjadi salah satu unsur diplomasi pendidikan dan kebudayaan.

Dalam perkembangannya, sejak dimulai pada tahun 1974, program ini telah menghasilkan 3986 alumni yang tersebar di semua benua (mereka menjadi ambasador Indonesia, kiprahnya banyak dilaporkan detiknews.com), diselenggarakan oleh 46 - 59 perguruan tinggi di Indonesia. Program ini juga didukung oleh instansi di luar Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud), seperti Perwakilan RI, Sekretariat Negara (Setneg), Kementerian Luar Negeri (Kemlu), Ditjen Anggaran Kementerian Keuangan (Kemkeu), Ditjen Imigrasi Kementerian Hukum dan HAM (KemHumHAM), serta unsur Kepolisian. Program ini merupakan program nasional yang harus dilaksanakan secara baik,

10

efektif dan efisien terutama dalam menjunjung citra bangsa yang terkait dengan pelayanan kepada peserta.

Program Darmasiswa RI terdiri atas program 6 bulan dan 12 bulan. Sebelum tahun 2012, tidak ada standar pemeringkatan kemahiran berbahasa yang sama, yang diterapkan oleh semua universitas penyelenggara program Darmasiswa RI sehingga dapat dibayangkan jika mahasiswa akan melanjutkan studi ke univesitas lain akan mendapatkan kesulitan di dalam menyesuaikan jenjang yang telah ditempuhnya. Namun, pada awal 2012 upaya menstandarkan pemeringkatan kemahiran berbahasa dilakukan secara bertahap dan dipantau. Pembenahan juga dilakukan dalam aturan program penyelenggaran serta administrasi keuangan. Dalam 3 tahun (2012-2014) diharapkan program Darmasiswa RI dapat berlangsung dengan lebih mantap dan bermartabat serta dapat menjalankan misi utamanya sebagai soft power diplomacy program.

Hasil survei Tahun Ajaran 2012/2013 menunjukkan sekitar 700 peserta memilih belajar: bahasa Indonesia (65%); seni-budaya (30%), kuliner & pariwisata (3%), lain-lain (2%). Peserta Tahun Ajaran 2013/2014 sebanyak 557, dari 77 negara. Kuota pada Tahun Ajaran 2014/2015 ditentukan sebanyak 500 mahasiswa karena program nongelar ini akan diarahkan ke program gelar S1, S2, maupun S3 bagi mahasiswa yang belajar bahasa Indonesia sebagai bidang keahliannya. Kelak ketika mereka lulus dapat menjadi pengajar BIPA di negara masing-masing. Program ditawarkan melalui KBRI atau KJRI Indonesia di berbagai negara.

BIPA Darmasiswa RI merujuk pemeringkatan kemahiran berbahasa CEFRL dengan penyesuaian terhadap konteks Indonesia dan dikembangkan terus-menerus. Oleh karena program ini terkait dengan pencitraan negara, programnya dikemas sedemikian rupa dan khas, terdapat muatan politis dan implementasinya tidak hanya bahasa, melainkan juga seni budaya serta bidang lainnya.

(b) Program BIPA yang diselenggarakan oleh Kedutaan Besar Republik Indonesia/Konjen RI di berbagai negara

Terdapat 19 KBRI yang menyelenggarakan program BIPA yaitu KBRI Baku (Azerbaijan), KBRI Beograd (Serbia), KBRI Bratislava (Slovakia), KBRI Buenos Aires (Argentina), KBRI Dakkar (Senegal), KBRI Dili (Timor Leste), KBRI Ho Chi Minh

11

(Vietnam), KBRI Islamabad (Pakistan), KBRI Kolombo (Srilanka), KBRI Manila (Filipina), KBRI New Delhi (India), KBRI Paramaribo (Suriname), KBRI Phnom Penh (Kamboja), KBRI Seoul (Korsel), KBRI Santiago (Chile), KBRI Sofia (Bulgaria), KBRI Tashkent (Uzbekistan), KBRI Vientiane (Laos), dan KBRI Warsawa (Polandia).

Selain KBRI, pembelajaran BIPA juga dilakukan di 6 KJRI, yaitu Capetown (Afsel), KJRI Darwin (Australia), KJRI Noumea (Kaledonia Baru), KJRI Songkhla (Thailand), KJRI Toronto (Kanada), dan KJRI Vanimo (PNG). KJRI Turki kemungkian akan segera menyusul.

Pada umumnya, KBRI atau KJRI merekrut pengajar BIPA dari guru BIPA yang ada di negara bersangkutan, mahasiswa yang kuliah di negara bersangkutan, atau dari program SAME Ditjen Pendidikan Tinggi.

Pada tahun 2012 Atdikbud Thailand memfasilitasi pembelajaran BIPA di 7 universitas di Thailand yaitu Chiang Mai University, Mae Fah Luang University, Naruesan University, Durakej Pundi University, King Mongkut University of Technology, Ramkhamhaeng University, Burapha University. Dosen BIPA berasal dari 7 universitas di Indonesia yaitu Universitas Indonesia, Universitas Negeri Yogyakarta, Universitas Negeri Jember, Universitas Negeri Sebelas Maret, Universitas Negeri Semarang, Universitas Pendidikan Indonesia, dan Universitas Negeri Jakarta. Program Atdikbud ini sebagian besar menggunakan pemeringkatan kemahiran berbahasa yang digunakan oleh Program Darmasiswa RI.

Namun, ada kalanya Program BIPA di KBRI/KJRI ini tidak jelas menggunakan pemeringkatan kemahiran berbahasa yang mana, namun mereka pada umumnya menggunakan buku Lentera 1, 2, dan 3. Padahal buku ini, menurut beberapa pengajar yang telah menggunakannya, perlu direvisi.

(c) Program BIPA dalam Scheme for Academic Mobility and Exchange (SAME) yang diselenggarakan oleh Ditjen Pendidikan Tinggi Kemdikbud

Program ini dikelola khusus oleh Ditjen Pendidikan Tinggi Kemdibud, Kemlu, dan didukung oleh Biro Perencanaan dan Kerjasama Luar Negeri (BPKLN) Kemdikbud. Promosi dilakukan pihak KBRI/KJRI ke universitas-universitas yang mempunyai jurusan bahasa dan sastra, atau Indonesian Studies. Selanjutnya, ketika terjadi salaing pemahaman dan keberterimaan, pembelajaran BIPA dilakukan dan difasilitasi oleh KBRI/KJRI.

12

Pada tahun 2013, terdapat 15 dosen dari Universitas Pendidikan Indonesia, Universitas Negeri Semarang, Universitas Negeri Yogyakarta, Universitas Halueleo, Universitas Mataram, Politeknik Negeri Malang, Politeknik Negeri Medan, Universitas Airlangga, Universitas Andalas, Universitas Negeri Makassar, dan Universitas Hasanudin yang mengajar di 6 negara, yaitu Bulgaria, Rusia, India, Maroko, Sudan, dan Polandia.

Program SAME ini merujuk pemeringkatan yang diterapkan oleh program Darmasiswa RI. Atdikbud amat berperan dalam (a), (b), dan (c).

(d) Program BIPA yang Diselenggarakan oleh Pusat Studi Indonesia pada Universitas- universitas di Berbagai Negara

Konon Program BIPA diselenggarakan di 45 negara yang terdiri atas 176 tempat dengan jumlah terbanyak di Jepang (38), Australia (36), Jerman (17), Ameriak Serikat (12), Belanda (7), Italia (7), Thailand (7), Polandia (6), Korea Selatan (5), Rusia 4), Cina (4), Perancis (4), Filipina (3), Singapura (3), Arab Saudi (3), Filipina (3), Inggris (3), Vatian (3), masing-masing 2 universitas di Azerbaijan, Myanmar, Uzbekistan, Mesir ; dam 1 universitas di India, Hong Kong, Suriah, Maroko, Sudan, Ceko, Papua Nugini, Serbia, Selandia Baru, Bulgaria, dan Ukraina. Selain itu, terdapat kursus-kursus bahasa yang mempunyai Program BIPA, dan juga terdapat 3 organisasi profesi dan konsorsium pengajar BIPA yaitu ASILE dan WILTA (organisasi guru di Australia), ACISIS (konsorsium pengajar BIPA di Australia), dan COTI (konsorsium universitas penyelenggara BIPA di Amerika).

Program BIPA pada sekain universiats di atas ketika disinergikan dengan program Darmasiswa RI dan SAME Dikti berkemungkinan untuk membina kerjasama antar- universitas dalam Join Degree Program atau kemungkinan program kerjasama lainnya.