• Tidak ada hasil yang ditemukan

HASIL PENELITIAN

4.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian 4.1.1 Lokasi dan Keadaan Geografis

UPTD Puskesmas Teluk Karang terletak di Jalan Letda Sujono Kelurahan Teluk Karang, Kecamatan Bajenis Kota Tebing Tinggi. Berdasarkan Peraturan Daerah Kota Tebing Tinggi Nomor 15 Tahun 2006 tentang Pembentukan Kecamatan dan Kelurahan, maka Kecamatan Bajenis berbatasan langsung sebagai berikut:

Sebelah Utara : Perkebunan Rambutan Sebelah Selatan : Kecamatan Padang Hulu Sebelah Timur : Kecamatan Tebing Tinggi Kota Sebelah Barat : Perkebunan Bandar Bejambu

Secara administrasi, Wilayah Kerja Puskesmas Teluk Karang terdiri dari 4 kelurahan, yaitu:

1. Kelurahan Teluk Karang 2. Kelurahan Durian 3. Kelurahan Pelita

4. Kelurahan Pinang Mancung

4.1.2 Fasilitas Sumber Daya Manusia

Tenaga Medis di UPTD Puskesmas Teluk Karang berjumlah 27 orang dengan rincian sebagai berikut:

No.

2. Dokter gigi : 1 orang 3. Apoteker & Farmasi : 2 orang 4. Bidan : 8 orang 5. Perawat : 6 orang 6. Ahli gizi : 3 orang 7. Ahli Sanitasi : 3 orang 8. Ahli Kesehatan Masyarakat : 2 orang 4.2 Analisis Univariat

Setelah dilakukan pengumpulan, pengolahan dan analisis data maka karakteristik responden yang diperoleh meliputi: umur, pekerjaan, pengetahuan, sosial budaya, dukungan keluarga, dukungan petugas kesehatan dan pemberian MP- ASI terlalu dini dapat dilihat pada tabel di bawah ini:

4.2.1 Distribusi Pemberian MP-ASI Terlalu Dini di Wilayah Kerja UPTD

Puskesmas Teluk Karang Kecamatan Bajenis Kota Tebing Tinggi

Untuk melihat distribusi pemberian MP-ASI terlalu dini di Wilayah Kerja UPTD Puskesmas Teluk Karang Tahun 2015 dapat dilihat pada Tabel 4.1 :

Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Pemberian MP-ASI Terlalu Dini di Wilayah Kerja UPTD Puskesmas Teluk Karang Kecamatan Bajenis Kota Tebing Tinggi Tahun 2015

Pemberian MP-ASI

Terlalu Dini n % 1 Dilakukan 95 89,6 2 Tidak Dilakukan 11 10,4 Total 106 100

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa ibu yang memberikan MP-ASI terlalu dini (<6 bulan) pada bayinya sebanyak 95 orang (89,6%) dan ibu yang tidak memberikan MP-ASI terlalu dini pada bayinya sebanyak 11 orang (10,4%). Hal ini menunjukkan bahwasanya masih tinggi pemberian MP-ASI terlalu dini di Wilayah Kerja UPTD Puskesmas Teluk Karang Kecamatan Bajenis Kota Tebing Tinggi Tahun 2015.

4.2.2 Distribusi Faktor Umur, Pekerjaan, Pengetahuan, Sosial Budaya, Dukungan Keluarga dan Dukungan Petugas Kesehatan terhadap Pemberian MP-ASI Terlalu Dini di Wilayah Kerja UPTD Puskesmas Teluk Karang Kecamatan Bajenis Kota Tebing Tinggi

Untuk melihat distribusi umur, pekerjaan, pengetahuan, sosial budaya, dukungan keluarga dan dukungan petugas kesehatan terhadap pemberian MP-ASI terlalu dini di Wilayah Kerja UPTD Puskesmas Teluk Karang dapat dilihat pada Tabel 4.2:

Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Umur, Pekerjaan, Pengetahuan, Sosial Budaya, Dukungan Keluarga dan Dukungan Petugas Kesehatan di Wilayah Kerja UPTD Puskesmas Teluk Karang Kecamatan Bajenis Kota Tebing Tinggi Tahun 2015

No. Faktor n % 1 Umur 20-30 tahun 89 84,0 >30 tahun 17 16,0 2 Pekerjaan Bekerja 55 51,9 Tidak Bekerja 51 48,1 3 Pengetahuan Buruk 24 22,6 Baik 82 77,4

Tabel 4.2 (Lanjutan) No. Faktor n % 4 Sosial Budaya Ada 97 91,5 Tidak Ada 9 8,5 5 Dukungan Keluarga Mendukung (negatif) 93 87,7 Tidak Mendukung (positif) 12 12,3 6 Dukungan Petugas Kesehatan

Mendukung (negatif) 12 11,3 Tidak Mendukung (positif) 94 88,7

Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa umur responden paling banyak adalah umur 20-30 tahun sebanyak 89 orang (84,0%), pekerjaan responden paling banyak adalah bekerja sebanyak 55 orang (51,9%), pengetahuan responden paling banyak adalah pengetahuan baik sebanyak 82 orang (77,4%) dan paling sedikit adalah pengetahuan buruk sebanyak 24 orang (22,6%), sosial budaya paling banyak adalah ada sosial budaya sebanyak 97 orang (91,5%) dan paling sedikit tidak ada sosial budaya sebanyak 9 orang (8,5%), dukungan keluarga responden paling banyak adalah mendukung sebanyak 93 orang (87,7%) dan paling sedikit adalah tidak mendukung sebanyak 13 orang (12,3%), dukungan petugas kesehatan paling banyak adalah tidak mendukung sebanyak 94 orang (88,7%) dan paling sedikit adalah mendukung sebanyak 12 orang (11,3%).

Untuk melihat pengetahuan responden disusun sebanyak 10 pertanyaan dan dijabarkan pada Tabel 4.3 :

Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Pengetahuan tentang MP-ASI Terlalu Dini di Wilayah Kerja UPTD Puskesmas Teluk Karang Kecamatan Bajenis Kota Tebing Tinggi Tahun 2015

No. Pengetahuan

Jawaban Salah Benar n % n % 1 Apakah yang dimaksud ASI eksklusif ? 43 40,6 63 59,4 2 Menurut ibu apakah manfaat pemberian ASI

saja selama 6 bulan ?

34 32,1 72 67,9 3 Apakah pengertian makanan pendamping ASI ? 32 30,2 74 69,8 4 Menurut ibu pada umur berapa sebaiknya

makanan pendamping ASI diberikan pada bayi ?

52 49,1 54 50,9 5 Apakah tujuan pemberian MP-ASI? 45 42,5 61 57,5 6 Apakah pengaruh pemberian makanan

pendamping ASI pada saat umur bayi kurang dari 6 bulan ?

7 Menurut ibu apakah tanda-tanda bayi sudah dapat menerima makanan pendamping ASI ? 8 Menurut ibu apakah dampak pemberian madu

pada bayi yang berumur kurang dari 6 bulan? 9 Hal apa sajakah yang perlu diperhatikan dalam

28 26,4 78 73,6

16 15,1 90 84,9 50 47,2 56 52,8 36 34,0 70 66,0 pemberian makanan pendamping ASI pada

bayi?

10 Menurut ibu apakah perlu multivitamin bagi bayi sebelum

pemberian berumur 6

87 82,1 19 17,9 bulan?

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa responden menjawab benar pengertian ASI eksklusif sebanyak 63 orang (59,4%), manfaat pemberian ASI eksklusif sebanyak 72 orang (67,9%), pengertian makanan pendamping ASI sebanyak 74 orang (69,8%), umur anak yang baik untuk diberikan makanan pendamping ASI sebanyak 54 orang (50,9%), tujuan pemberian makanan pendamping ASI sebanyak 61 orang

2 Kebiasaan dan kepercayaan yang ada dimasyarakat tentang susu formula lebih baik

90 84,9 16 15,1 dari pada ASI.

3 Pemberian air putih dilakukan dimasyarakat untuk menambah kebutuhan cairan tubuh bayi

101 95,3 5 4,7 pada usia dibawah 6 bulan

4 Pemberian biskuit dimasyarakat dijadikan makanan selingan pada bayi saat usia bayi

90 84,9 16 15,1 kurang dari 6 bulan

5 Pemberian roti dimasyarakat dijadikan makanan selingan pada bayi saat usia kurang dari 6 bulan

67 63,2 39 36,8 (57,5%), pengaruh pemberian makanan pendamping ASI pada saat umur bayi kurang dari 6 bulan sebanyak 78 orang (73,6%), tanda-tanda bayi sudah dapat menerima makanan pendamping ASI sebanyak 90 orang (84,9%), dampak pemberian madu pada bayi yang berumur kurang dari 6 bulan sebanyak 56 orang (52,8%), hal yang perlu diperhatikan dalam pemberian makanan pendamping ASI pada bayi sebanyak 70 orang (66,0%) dan perlukah pemberian multivitamin bagi bayi sebelum berumur 6 bulan sebanyak 19 orang (17,9%).

Untuk melihat sosial budaya disusun sebanyak 8 pertanyaan dan dijabarkan pada Tabel 4.4 :

Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi Sosial Budaya tentang MP-ASI Terlalu Dini di Wilayah Kerja UPTD Puskesmas Teluk Karang Kecamatan Bajenis Kota Tebing Tinggi Tahun 2015

No. Sosial Budaya

Jawaban Ya Tidak

n % n %

1 Kebiasaan pemberian pisang awak dimasyarakat 74 69,8 32 30,2 sangat berguna untuk kesehatan bayi

(membersihkan pencernaan bayi) tanpa memperhitungkan umur bayi.

7 Pemberian madu sering dilakukan masyarakat 92 86,8 14 13,2 8

biasanya dioleskan ke kompeng

Pemberian nasi tim bertujuan agar bayi kenyang 87 82,1 19 17,9 Tabel 4.4 (Lanjutan)

No. Sosial Budaya

6 Pemberian produk olahan bubur (milna/promina) dijadikan makanan selingan pada bayi saat usia kurang dari 6 bulan

Jawaban Ya Tidak n % n % 91 85,8 15 14,2

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa responden yang menjawab ya tentang kebiasaan pemberian pisang awak dimasyarakat sangat berguna untuk kesehatan bayi (membersihkan pencernaan bayi) tanpa memperhitungkan umur bayi sebanyak 74 orang (69,8%), kebiasaan dan kepercayaan yang ada dimasyarakat tentang susu formula lebih baik dari pada ASI sebanyak 90 orang (84,9%), pemberian air putih dilakukan dimasyarakat untuk menambah kebutuhan cairan tubuh bayi pada usia dibawah 6 bulan sebanyak 101 orang (95,3%), pemberian biskuit dimasyarakat dijadikan makanan selingan pada bayi saat usia bayi kurang dari 6 bulan sebanyak 90 orang (84,9%), pemberian roti dimasyarakat dijadikan makanan selingan pada bayi saat usia kurang dari 6 bulan sebanyak 67 orang (63,2%), pemberian produk olahan bubur (milna/promina) dijadikan makanan selingan pada bayi saat usia kurang dari 6 bulan sebanyak 91 orang (85,8%), pemberian madu sering dilakukan masyarakat biasanya dioleskan ke kompeng sebanyak 92 orang (86,8%) dan pemberian nasi tim bertujuan agar bayi kenyang sebanyak 87 orang (82,1%).

Untuk melihat dukungan keluarga responden disusun sebanyak 12 pertanyaan dan dijabarkan pada Tabel 4.5 :

Tabel 4.5 Distribusi Frekuensi Dukungan Keluarga tentang MP-ASI Terlalu Dini di Wilayah Kerja UPTD Puskesmas Teluk Karang Kecamatan Bajenis Kota Tebing Tinggi Tahun 2015

No. Dukungan Keluarga

Jawaban Tidak Ya

n % n %

1 Apakah suami menganjurkan pada ibu untuk memberikan makanan pendamping ASI sebelum

19 17,9 87 82,1 bayi berumur 6 bulan ?

2 Apakah suami ikut memberikan makanan pendamping ASI sebelum bayi berumur 6

10 9,4 96 90,6

3

bulan?

Apakah suami melarang ibu memberikan 100 94,3 6 5,7 makanan pendamping ASI kepada bayi ibu

sebelum bayi berumur 6 bulan ?

4 Apakah orangtua ibu menganjurkan pada ibu untuk memberikan makanan pendamping ASI

- - 106 100

sebelum bayi berumur 6 bulan ?

5 Apakah orangtua ibu ikut memberikan makanan pendamping ASI sebelum bayi berumur 6

24 22,6 82 77,4 bulan?

6 Apakah orangtua ibu melarang ibu memberikan makanan pendamping ASI kepada bayi ibu

106 100 - -

sebelum bayi berumur 6 bulan ?

7 Apakah mertua ibu menganjurkan pada ibu untuk memberikan makanan pendamping ASI

8 7,5 98 92,5 sebelum bayi berumur 6 bulan ?

8 Apakah mertua ibu ikut memberikan makanan pendamping ASI sebelum bayi berumur 6

59 55,7 47 44,3 bulan?

9 Apakah mertua ibu melarang ibu memberikan makanan pendamping ASI kepada bayi ibu

106 100 - -

sebelum bayi berumur 6 bulan ?

10 Apakah saudara ibu menganjurkan pada ibu untuk memberikan makanan pendamping ASI

11 10,4 95 89,6 sebelum bayi berumur 6 bulan ?

Tabel 4.5 (Lanjutan)

No. Dukungan Keluarga

11 Apakah saudara ibu ikut memberikan makanan

Jawaban Tidak Ya n % n % 80 75,5 26 24,5 pendamping ASI sebelum bayi berumur 6

bulan?

12 Apakah saudara pendamping ASI

ibu melarang makanan sebelum bayi berumur 6

102 96,2 4 3,8 bulan?

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa responden yang menjawab ya tentang suami menganjurkan pada ibu untuk memberikan makanan pendamping ASI sebelum bayi berumur 6 bulan sebanyak 87 orang (82,1%), suami ikut memberikan makanan pendamping ASI sebelum bayi berumur 6 bulan sebanyak 96 orang (90,6%), suami melarang ibu memberikan makanan pendamping ASI kepada bayi ibu sebelum bayi berumur 6 bulan sebanyak 6 orang (5,7%), orangtua ibu menganjurkan pada ibu untuk memberikan makanan pendamping ASI sebelum bayi berumur 6 bulan sebanyak 106 orang (100%), orangtua ibu ikut memberikan makanan pendamping ASI sebelum bayi berumur 6 bulan sebanyak 82 orang (77,4%), mertua ibu menganjurkan pada ibu untuk memberikan makanan pendamping ASI sebelum bayi berumur 6 bulan sebanyak 98 orang (92,5%), mertua ibu ikut memberikan makanan pendamping ASI sebelum bayi berumur 6 bulan sebanyak 47 orang (44,3%), saudara ibu menganjurkan pada ibu untuk memberikan makanan pendamping ASI sebelum bayi berumur 6 bulan sebanyak 95 orang (89,6%), saudara ibu ikut memberikan makanan pendamping ASI sebelum bayi berumur 6 bulan sebanyak 26 orang

(24,5%), saudara ibu melarang makanan pendamping ASI sebelum bayi berumur 6 bulan sebanyak 4 orang (3,8%).

Seluruh responden (100,0%) menjawab tidak mengenai orangtua ibu melarang ibu memberikan makanan pendamping ASI kepada bayi ibu sebelum bayi berumur 6 bulan dan mertua ibu melarang ibu memberikan makanan pendamping ASI kepada bayi ibu sebelum bayi berumur 6 bulan.

Untuk melihat dukungan petugas kesehatan disusun sebanyak 4 pertanyaan yang dijabarkan pada Tabel 4.6 :

Tabel 4.6 Distribusi Frekuensi Dukungan Petugas Kesehatan tentang MP-ASI Terlalu Dini di Wilayah Kerja UPTD Puskesmas Teluk Karang Kecamatan Bajenis Kota Tebing Tinggi Tahun 2015

No. Dukungan Petugas Kesehatan

Jawaban Ya Tidak

n % n %

1 Apakah petugas kesehatan pernah memberikan anjuran memberikan MP-ASI sebelum umur

15 14,2 91 85,8 bayi kurang dari 6 bulan?

2 Apakah petugas kesehatan pernah memberikan MP-ASI sebelum umur bayi < 6 bulan?

17 16,0 89 84,0 3 Apakah petugas kesehatan melarang ibu 89 84,0 17 16,0

memberikan MP-ASI sebelum umur bayi kurang dari 6 bulan ?

4 Apakah ada bimbingan yang rutin yang dilakukan petugas kesehatan tentang pemberian MP-ASI?

37 34,9 69 65,1

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa responden yang menjawab ya mengenai petugas kesehatan pernah memberikan anjuran memberikan MP-ASI sebelum umur bayi kurang dari 6 bulan sebanyak 15 orang (14,2%), petugas kesehatan pernah memberikan MP-ASI sebelum umur bayi kurang dari 6 bulan sebanyak 17 orang

(16,0%), petugas kesehatan melarang ibu memberikan MP-ASI sebelum umur bayi kurang dari 6 bulan sebanyak 89 orang (84,0%) dan ada bimbingan yang rutin yang dilakukan petugas kesehatan tentang pemberian MP-ASI sebanyak 37 orang (34,9%). 4.3 Analisis Bivariat

Analisis ini berfungsi untuk melihat hubungan variabel independen dengan variabel dependen dengan menggunakan uji Chi Square dengan tingkat kemaknaan (Level of significance) (α) = 0,05.Dalam analisis ini juga dapat dilihat variabel independen mana yang masuk kriteria model analisis multivariat (p<0,25) diuraikan sebagai berikut:

4.3.1 Hubungan Umur, Pekerjaan, Pengetahuan, Sosial Budaya, Dukungan

Keluarga dan Dukungan Petugas Kesehatan dengan Pemberian MP-ASI

Terlalu Dini di Wilayah Kerja UPTD Puskesmas Teluk Karang

Kecamatan Bajenis Kota Tebing Tinggi

Untuk melihat hubungan umur, pekerjaan, pengetahuan, sosial budaya, dukungan keluarga dan dukungan petugas kesehatan dengan pemberian MP-ASI terlalu dini di Wilayah Kerja UPTD Puskesmas Teluk Karang Tahun 2015 dapat dilihat pada Tabel 4.7:

Tabel 4.7 Hubungan Umur, Pekerjaan, Pengetahuan, Sosial Budaya, Dukungan Keluarga dan Dukungan Petugas Kesehatan dengan Pemberian MP- ASI Terlalu Dini di Wilayah Kerja UPTD Puskesmas Teluk Karang Kecamatan Bajenis Kota Tebing Tinggi Tahun 2015

No. Variabel Pemberian MP-ASI Terlalu Dini Total Tidak χ2 p-value Dilakukan Dilakukan n % n % n % 1 Umur 19-30 tahun 79 79,8 10 9,2 89 100 0,440 1,000 >30 tahun 16 15,2 1 1,8 17 100 2 Pekerjaan Bekerja 48 87,3 7 12,7 55 100 0,679 0,613 Tidak 47 92,2 4 7,8 51 100 Bekerja 3 Pengetahuan Buruk 19 79,2 5 20,8 24 100 3,647 0,120 Baik 76 92,7 6 7,3 82 100 4 Sosial Budaya Ada 91 93,8 6 6,2 97 100 21,584 <0,001 Tidak Ada 4 44,4 5 55,6 9 100 5 Dukungan Keluarga Mendukung 89 95,7 4 4,3 93 100 30,103 <0,001 (negatif) Tidak 6 46,2 7 53,8 13 100 Mendukung (positif) 6 Dukungan Petugas Kesehatan Mendukung 10 83,3 2 16,7 12 100 0,576 0,610 (negatif) Tidak 85 90,4 9 10,4 94 100 Mendukung (positif)

Berdasarkan hasil analisis bivariat antara variabel umur, pekerjaan, pengetahuan, sosial budaya, dukungan keluarga dan dukungan petugas kesehatan dengan pemberian MP-ASI terlalu dini di Wilayah Kerja UPTD Puskesmas Teluk Karang Kecamatan Bajenis Kota Tebing Tinggi ditemukan bahwa:

1. Hasil analisis hubungan antara umur ibu dengan pemberian MP-ASI terlalu dini diperoleh bahwa dari 89 orang ibu dengan umur 20-30 tahun yang melakukan pemberian MP-ASI terlalu dini sebanyak 79 orang (79,8%) dan yang tidak melakukan pemberian MP-ASI terlalu dini sebanyak 10 orang (9,2%). Kemudian dari 17 orang ibu dengan umur > 30 tahun yang melakukan pemberian MP-ASI terlalu dini sebanyak 16 orang (15,2%) dan yang tidak melakukan pemberian MP-ASI terlalu dini sebanyak 1orang (1,8%). Hasil uji statistikchi-squaremenunjukkan bahwa tidak ada hubungan umur ibu dengan pemberian MP-ASI terlalu dini (p=1,000).

2. Hasil analisis hubungan antara pekerjaan dengan pemberian MP-ASI terlalu dini diperoleh bahwa dari 55 orang ibu yang bekerja yang melakukan pemberian MP-ASI terlalu dini sebanyak 48 orang (87,3%) dan yang tidak melakukan pemberian MP-ASI terlalu dini sebanyak 7 orang (12,7%). Kemudian dari 51 orang ibu yang tidak bekerja yang melakukan pemberian MP-ASI terlalu dini sebanyak 47 orang (92,2%) dan yang tidak melakukan pemberian MP-ASI terlalu dini sebanyak 4 orang (7,8%). Hasil uji statistik chi-

square menunjukkan bahwa tidak ada hubungan pekerjaan dengan pemberian

3. Hasil analisis hubungan antara pengetahuan dengan pemberian MP-ASI terlalu dini diperoleh bahwa dari 82 orang ibu dengan pengetahuan baik yang melakukan pemberian MP-ASI terlalu dini sebanyak 76 orang (92,7%) dan yang tidak melakukan pemberian MP-ASI terlalu dini sebanyak 6 orang (7,3%). Kemudian dari 24 orang ibu dengan pengetahuan buruk yang melakukan pemberian MP-ASI terlalu dini sebanyak 19 orang (79,2%) dan yang tidak melakukan pemberian MP-ASI terlalu dini sebanyak 5 orang (20,8%). Hasil uji statistik chi-square menunjukkan bahwa tidak ada hubungan pengetahuan dengan pemberian MP-ASI terlalu dini (p=0,120).

4. Hasil analisis hubungan antara sosial budaya dengan pemberian MP-ASI terlalu dini diperoleh bahwa dari 97 orang ibu dengan adanya sosial budaya yang melakukan pemberian MP-ASI terlalu dini sebanyak 91 orang (93,8%) dan yang tidak melakukan pemberian MP-ASI terlalu dini sebanyak 6 orang (6,2%). Kemudian dari 9 orang ibu dengan tidak ada sosial budaya yang melakukan pemberian MP-ASI terlalu dini sebanyak 4 orang (44,4%) dan yang tidak melakukan pemberian MP-ASI terlalu dini sebanyak 5 orang (55,6%). Hasil uji statistik chi-square menunjukkan bahwa ada hubungan sosial budaya dengan pemberian MP-ASI terlalu dini (p <0,001).

5. Hasil analisis hubungan antara dukungan keluarga dengan pemberian MP-ASI terlalu dini diperoleh bahwa dari 93 orang ibu yang mendapatkan dukungan keluarga yang melakukan pemberian MP-ASI terlalu dini sebanyak 89 orang (95,7%) dan yang tidak melakukan pemberian MP-ASI terlalu dini sebanyak

4orang (4,3%). Kemudian dari 13 orang ibu yang tidak mendapatkan dukungan keluarga yang melakukan pemberian MP-ASI terlalu dini sebanyak 6 orang (46,2%) dan yang tidak melakukan pemberian MP-ASI terlalu dini sebanyak 7 orang (53,8%). Hasil uji statistik chi-square menunjukkan bahwa ada hubungan dukungan keluarga dengan pemberian MP-ASI terlalu dini (p <0,001).

6. Hasil analisis hubungan antara dukungan petugas kesehatan dengan pemberian MP-ASI terlalu dini diperoleh bahwa dari 94 orang ibu yang tidak mendapatkan dukungan petugas kesehatan yang melakukan pemberian MP-ASI terlalu dini sebanyak 85 orang (90,4%) dan yang tidak melakukan pemberian MP-ASI terlalu dini sebanyak 9 orang (10,4%). Kemudian dari 12 orang ibu yang mendapatkan dukungan petugas kesehatan yang melakukan pemberian MP-ASI terlalu dini sebanyak 10 orang (83,3%) dan yang tidak melakukan pemberian MP-ASI terlalu dini sebanyak 2 orang (16,7%). Hasil uji statistik chi-square menunjukkan bahwa tidak ada hubungan dukungan petugas kesehatan dengan pemberian MP-ASI terlalu dini (p=0,610).

4.4 Analisis Multivariat

Berdasarkan hasil uji chi-square pada analisis bivariat diketahui 3 variabel yaitu pengetahuan, sosial budaya dan dukungan keluarga yang memiliki nilai p<0,25, maka ketiga variabel tersebut dapat dimasukkan ke dalam analisis multivariat. Analisis multivariat merupakan analisis untuk mengetahui pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen serta mengetahui variabel dominan yang

memengaruhi. Berdasarkan hasil analisis multivariat dengan metode enter diperoleh bahwa faktor sosial budaya dan dukungan keluarga berpengaruh terhadap pemberian MP-ASI terlalu dini.

Untuk melihat pengaruh sosial budaya dan dukungan keluarga terhadap pemberian MP-ASI terlalu dini dapat dilihat pada Tabel 4.8 sebagai berikut:

Tabel 4.8 Pengaruh Sosial Budaya dan Dukungan Keluarga terhadap Pemberian MP-ASI Terlalu Dini di Wilayah Kerja UPTD Puskesmas Teluk Karang Kecamatan Bajenis Kota Tebing Tinggi Tahun 2015

Variabel Independen Nilai B Nilai p Exp (B) 95% CI for Exp (B) Lower Upper

Sosial Budaya 2,593 0,008 13,367 1,977 90,389

Dukungan Keluarga 3,021 <0,001 20,520 3,977 105,876

Constant -9,119 <0,001 0,000

Berdasarkan Tabel 4.8 diperoleh hasil analisis uji regresi logistik ganda menunjukkan bahwa faktor pemungkin yaitu variabel sosial budaya dengan nilai p=0,008 berpengaruh terhadap pemberian MP-ASI terlalu dini dan variabel dukungan keluarga dengan nilai p < 0,001 berpengaruh terhadap pemberian MP-ASI terlalu dini.

Hasil analisis uji regresi logistik ganda menunjukkan bahwa variabel yang paling dominan berpengaruh terhadap pemberian MP-ASI terlalu dini di Wilayah Kerja UPTD Puskesmas Teluk Karang Kecamatan Bajenis Kota Tebing Tinggi adalah variabel dukungan keluarga dengan nilai koefisien regresi (nilai B) adalah 3,021 yang dapat diartikan bahwa pemberian MP-ASI terlalu dini akan meningkat di Wilayah Kerja UPTD Puskesmas Teluk Karang Kecamatan Bajenis Kota Tebing

Tinggi jika dukungan keluarga dalam pemberian MP-ASI terlalu dini (sebelum usia bayi 6 bulan) meningkat.

Berdasarkan hasil analisis regresi logistik diperoleh bahwa variabel sosial budayamemiliki nilai Exp (B) sebesar 13,367 dengan 95% Confidence Interval 1,977- 90,389 sehingga dapat disimpulkan bahwa ibu yang ada sosial budaya akan mempunyai kemungkinan 13,37 kali memberikan MP-ASI terlalu dini pada bayinya dibandingkan dengan ibu yang tidak ada sosial budayanya. Variabel dukungan keluarga diperoleh nilai Exp (B) sebesar 20,520 pada 95% Confidence Interval 3,977- 105,876 sehingga dapat disimpulkan bahwa ibu yang mendapatkan dukungan keluarga dalam pemberian MP-ASI terlalu dini akan mempunyai kemungkinan 20,52 kali memberikan MP-ASI terlalu dini pada bayinya dibandingkan dengan ibu yang tidak mendapatkan dukungan keluarga.

Dari hasil analisis regresi logistik ganda tersebut dapat ditentukan model persamaan regresi logistik ganda yaitu:

f (Z )  1

1  e

( 9,11 92,59 3( so sialbu d aya )3,02 1( d u ku n g a n kleu arg a )

Keterangan:

f(Z) : probabilitas pemberian MP-ASI terlalu dini e : Bilangan Konstanta = 2,71828

BAB V PEMBAHASAN

5.1 Pengaruh Umur terhadap Pemberian MP-ASI Terlalu Dini di Wilayah

Kerja UPTD Puskesmas Teluk Karang Kecamatan Bajenis Kota Tebing

Tinggi Tahun 2015

Hasil penelitian tentang variabel umur ditemukan ibu dengan usia 20-30 tahun dengan proporsi tidak melakukan pemberian MP-ASI terlalu dini hanya 9,2% dan hasil uji statistik chi-square menunjukkan bahwa variabel umur memiliki nilai p=1,000 > α (0,05) maka tidak berhubungan dengan pemberian MP-ASI terlalu dini.

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Daulat (2012) yang mengatakan bahwa tidak ada hubungan umur dengan pemberian MP- ASI dini pada bayi usia < 6 bulan di wilayah kerja Puskesmas Barusjahe Kabupaten Karo. Hasil analisis ini berbeda dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Jane A Scott dkk (2009) dalam Daulat (2012) di Perth Australia yang menyatakan bahwa ada pengaruh umur ibu terhadap pemberian MP-ASI dini pada bayi usia < 6 bulan. Scott mengatakan bahwa ibu pada kelompok umur ≤ 35 tahun memiliki risiko sebesar 1,78 kali dibandingkan dengan ibu yang berumur > 35 tahun.

5.2 Pengaruh Pekerjaan terhadap Pemberian MP-ASI Terlalu Dini di Wilayah

Kerja UPTD Puskesmas Teluk Karang Kecamatan Bajenis Kota Tebing

Tinggi Tahun 2015

Hasil penelitian tentang variabel pekerjaan ditemukan ibu yang bekerja dengan proporsi tidak melakukan pemberian MP-ASI terlalu dini hanya 12,7% dan hasil uji

statistik chi-square menunjukkan bahwa variabel pekerjaan memiliki nilai p=0,410 >

α (0,05) maka tidak berhubungan dengan pemberian MP-ASI terlalu dini. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Tetty (2012) yang menyatakan bahwa tidak ada pengaruh antara faktor pekerjaan ibu dengan pemberian makanan tambahan pada bayi usia kurang dari 6 bulan (p=0,700).

Menurut pendapat Arifin (2008) yang menyatakan bahwa pada ibu bekerja, cara lain untuk tetap dapat memberikan ASI Eksklusif pada bayinya adalah dengan memberikan ASI peras/perahnya pada bayi selama ibu bekerja. Selama ibu ditempat bekerja, sebaiknya ASI diperah minimum 2 x 15 menit. Memerah ASI sebaiknya hanya menggunakan jari tangan, tidak menggunakan pompa yang berbentuk terompet. ASI perah tahan 6-8 jam di udara luar, 24 jam didalam termos berisi es batu, 48 jam dalam lemari es, dan 3 bulan, apabila berada dalam freezer. Dengan bantuan “Tempat Kerja Sayang Ibu”, yaitu tempat kerja yang memungkinkan

Dokumen terkait