• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENDAHULUAN

Dalam dokumen IMA RUSYANTI F3408052 (Halaman 16-37)

A. GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

1. Sejarah Berdirinya KPP Pratama Surakarta

Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Surakarta telah ada sejak lama dengan berbagai istilah. Sebelum tahun 1966, Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Surakarta berstatus sebagai Kantor Dinas Luar Tingkat I (KDL Tk. I) Surakarta dibawah wewenang wilayah kerja dari Kantor Inspeksi Keuangan Yogyakarta.

Pada tahun 1966 karena semakin banyaknya jumlah Wajib Pajak dan jumlah penerimaan pajak, Kantor Dinas Luar (KDL Tk. I) Surakarta ditingkatkan menjadi Kantor Inspeksi Keuangan (KIK) Surakarta yang membawahi diantaranya KDL Tk. I Klaten. Pada akhir tahun 1966 semua istilah Kantor Inspeksi Pajak Surkarta A berdasarkan Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 94/ KMK.01/ 1994 tanggal 29 Maret 1994 tentang Organisasi dan Tata Kerja DJP, dengan wilayah kerja meliputi Kotamadya Surakarta, Kabupaten Karanganyar, Kabupaten Boyolali, Kabupaten Sragen, serta Kantor Penyuluhan Pajak (Kapenpa) Sragen yang berkedudukan di Sragen.

Sehubungan dengan reorganisasi di lingkungan Direktorat Jenderal Pajak, Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Surakarta telah berubah menjadi Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Surakarta. Kantor Pelayanan Pajak

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

2

Surakarta yang terletak di Jalan K.H. Agus Salim No.1 Surakarta dibentuk berdasarkan keputusan Direktur Jenderal Pajak Kep-141/ Pj/ 2007 yang ditetapkan tanggal 3 Oktober 2007 tentang Penerapan Organisasi, Tata Kerja, dan Saat Mulai Beroperasinya Kantor Wilayah DJP Jawa Tengah II dan Kantor Palayanan, Penyuluhan dan Konsultasi Perpajakan di lingkungan Kantor Wilayah DJP Jawa Tengah I, Kantor Wilayah DJP Jawa Tengah II, Kantor Wilayah DJP Daerah Istimewa Yogyakarta. Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Surakarta mulai beroperasi tahun 30 Oktober 2007.

Pembentukan Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama merupakan bagian dari program reformasi birokrasi perpajakan yang sifatnya komprehensif dan telah berjalan sejak tahun 2002 ditandai dengan terbentuknya Kantor Wilayah (Kanwil) dan Kantor Pelayanan Pajak Wajib Pajak Besar. Pembentukan Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama lanjutan dilandasi oleh terbitnya SE-19/ PJ/ 2007 tanggal 13 April 2007 tentang Persiapan Penerapan Sistem Administrasi Perpajakan Modern pada Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Pajak (DJP).

Pembentukan Kantor Palayanan Pajak Pratama di Seluruh Indonesa tahun 2007-2008. Perubahan yang dilakukan meliputi struktur organisasi, proses bisnis, teknologi informasi dan komunikasi, sarana dan prasarana serta manajemen sumber daya manusia. Perbaikan dalam struktur DJP terefleksi pada karakter kantor modern antara lain adanya

commit to user

Kode Etik Pegawai yang diawasi oleh komite kode etik pegawai, dan sistem penggajian yang lebih baik.

Kantor Pelayanan Pajak Pratama merupakan penggabungan tiga jenis unit kantor yang berbeda yakni gabungan dari Kantor Pelayanan Pajak (KPP), Kantor Pelayanan Pajak Bumi dan Bangunan (KPPBB) dan Karikpa (Kantor Pemeriksaan dan Penyidikan Pajak) dengan masing-masing seksi kedalam seksi-seksi yang baru sebagai berikut:

a. Waskon (Pengawasan dan Konsultasi)

Secara umum memberikan pelayanan kepada Wajib Pajak yang berupa bimbingan atau penyuluhan. selain itu ada tugas pengawasan yang berupa kepatuhan pembayaran dan pelaporan, juga melakukan penggalian potensi berdasar hasil pengawasan dan bimbingan. Berdasarkan wilayah di kota Surakarta, maka Seksi Waskon di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Surakarta ini dibagi menjadi 4:

1. Waskon I untuk wilayah Kecamatan Laweyan

2. Waskon II untuk wilayah Kecamatan Jebres

3. Waskon III untuk wilayah Kecamatan Serengan dan Pasar Kliwon

4. Waskon IV untuk wilayah Kecamatan Banjarsari

b. Seksi Pusat Data dan Informasi (PDI)

Melakukan pengumpulan, pencarian dan pengolahan data, pengamatan potensi perpajakan, penyajian informasi perpajakan, perekaman dokumen perpajakan, pelayanan dukungan teknis

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

4

komputer, pemantauan aplikasi e-SPT, dan e-filling serta penyiapan

laporan kerja.

c. Seksi Pelayanan

Melakukan penetapan dan penerbitan produk hukum perpajakan, pengadministrasian dokumen dan berkas perpajakan, penerimaan dan pengolahan Surat Pemberitahuan (SPT), serta penerimaan surat lainnya, penyuluhan perpajakan, pelaksanaan registrasi Wajib Pajak, serta melakukan kerjasama perpajakan.

d. Seksi Ekstensifikasi Perpajakan

Merupakan peralihan dari Seksi Pendataan dan Penilaian pada KPPBB, serta menindaklanjuti data yang belum memiliki NPWP untuk dihimbau agar segera memiliki NPWP.

e. Seksi Pemeriksaan

Melakukan penyusunan rencana pemeriksaan, pengawasan pelaksanaan aturan pemeriksaan, penerbitan dan penyaluran Surat Perintah Pelaksana Pajak (SP3), serta administrasi pemeriksaan perpajakan lainnya.

f. Seksi Penagihan

Melakukan urusan penatausahaan piutang pajak, penundaan dan angsuran tunggakan pajak, penagihan aktif, usulan penghapusan piutang pajak, serta penyimpanan dokumen-dokumen penagihan.

commit to user

g. Sub Bagian Umum

Melaksanakan urusan kepegawaian, keuangan, tata usaha dan rumah tangga.

2. Tugas Pokok dan Fungsi KPP Pratama Surakarta

a. Tugas Pokok Kantor Pelayanan Pajak Surakarta

Melaksanakan pelayanan, pengawasan administratif, dan pemeriksaan sederhana terhadap Wajib Pajak dalam bidang Pajak Penghasilan, Pajak Pertambahan Nilai dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah dan Pajak Tidak langsung lainnya dalam wewenangnya berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

b. Fungsi Kantor Pelayanan Pajak Surakarta

1. Penelitian dan penatausahaan surat pemberitahuan tahunan/ masa

serta berkas Wajib pajak.

2. Pengumpulan dan pengolahan data, penyajian informasi

perpajakan, pengamatan, potensi perpajakan, dan ekstensifikasi Wajib Pajak.

3. Penerbitan Surat Ketetapan Pajak.

4. Pengawasan pembayaran masa PPh, PPN dan PPn BM, dan Pajak

langsung lainnya.

5. Penatausahaan piutang pajak, penerimaan, penagihan, penyelesaian

keberatan, penatausahaan banding, dan penyelesaian restitusi PPh, PPN dan PPn BM, dan Pajak langsung lainnya.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

6

6. Pemeriksaan sederhana dan penerapan sanksi perpajakan.

7. Pengurangan sanksi pajak

8. Pembetulan surat ketetapan pajak.

9. Penyuluhan dan konsultasi perpajakan.

10. Pelaksanaan administrasi KPP Pratama Surakarta

3. Peran KPP Pratama Surakarta

a. Mengamankan dan meningkatkan penerimaan negara dari pajak, serta

non pajak sesuai dengan peraturan perudang-undangan yang berlaku sebagai upaya mengurangi ketergantungan terhadap pinjaman luar negeri, guna membiayai tugas pemerintah dan pembangunan.

b. Ikut serta dalam pembangunan dunia usaha dan industri dalam negeri

dengan jalan memberikan fasilitas kebijakan fiskal, seperti memberi kemudahan dalam pengolahan bahan baku impor untuk memproduksi barang ekspor serta pencegahan dan pemberantasan penyelundupan.

Gambar I. 1

Struktur Organisasi KPP Pratama Surakarta KEPALA KANTOR

KELOMPOK FUNGSIONAL

PEMERIKSA SUB BAGIAN

UMUM SIE EKSTEN-SIFIKASI PER-PAJAKAN SIE PENAGIH-AN SIE PEMERIK-SAAN SIE PENG-OLAHAN DATA & INFOR-MASI SIE PELAYAN AN SIE WAS-KON I SIE WAS-KON II SIE WAS-KON III SIE WASK ON IV

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

8

5. Deskripsi Jabatan

Berdasarkan Standar Prosedur Operasi (SPO) DJP Keputusan Direktur Jenderal Pajak Nomor KEP-14 /PJ /2008 beberapa fungsi dan tugas pokok dari seksi di KPP Pratama adalah sebagai berikut:

1) Seksi Sub Bagian Umum

a. Menerima dokumen, memproses dan penatausahaan dokumen masuk

di Sub Bagian Umum serta penyampaian dokumen di KPP.

b. Mengajukan pengujian kesehatan pegawai, pengurusan gaji, TKPKN,

SPJ, pengajuan uang makan PNS, pemberhentian gaji dan TKPKN.

c. Melaksanakan pelantikan, sumpah dan serah terima jabatan, serta

pengambilan sumpah PNS (Pegawai Negeri Sipil).

d. Membuat kartu tanda pengenal pemeriksa, menerbitkan izin

melanjutkan pendidikan di luar kedinasan, mengajukan usul peserta pendidikan di luar negeri.

e. Laporan perkawinan pertama pegawai, pengajuan usul permohonan

pensiun janda/ duda, pengajuan usul permohonan berhenti bekerja sebagai PNS atas permintaan sendiri, pengajuan usul pengangkatan bendahara.

f. Menyusun RKAKI, laporan bulanan konversi energi, laporan berkala,

laporan tahunan, laporan atau daftar realisasi anggaran, laporan SAKPA (Sistem Akuntansi Keuasa pengguna Anggaran) tingkat

commit to user

satuan kerja atau UAKPA (Unit Akuntansi Kuasa Pengguna Anggaran).

g. Permohonan uang duka meninggal, permohonan kartu tanda asuransi,

dan Taspen mekanisme pembayaran anggaran belanja (pembayaran melalui uang persediaan).

h. Permintaan dan pembayaran lembur pegawai.

i. Melakukan pembayaran tagihan melalui mekanisme langsung (LS)

kepada rekanan.

j. Melaksanakan penutupan buku kas umum, penerimaan inventaris dari

rekanan/ pihak lain, pelaksanaan penghapusan barang milik Negara dengan lelang pada unit KPP.

k. Pemusnahan dokumen, serta penyusunan tanggapan/ tindak lanjut

terhadap Surat Hasil Pemeriksaan (SHP) atau Laporan Hasil Pemeriksaan (LHP) dari Itjen DepKeu/ BKP/ BPKP/ Unit Fungsional Pemeriksa Lainnya.

2) Seksi Pengolahan Data dan Informasi (PDI)

a. Pembentukan dan pemanfaatan bank data.

b. Memproses dan penatausahaan dokumen masuk serta alat keterangan

seksi PDI.

c. Menyusun rencana penerimaan pajak berdasarkan potensi pajak,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

10

d. Membuat laporan penerimaan PBB atau BPHTB, serta menyelesaikan

pembagian hasilnya.

e. Membuat dan menyampaikan Surat Perhitungan (SPH) ke KPP lain.

f. Meminjamkan berkas data atau alat keterangan kepada Seksi terkait.

g. Penatausahaan penerimaan PBB Non Elektronik.

3) Seksi Pelayanan

a. Penatausahaan surat, dokumen masuk, dokumen Wajib Pajak, laporan

Wajib Pajak pada tempat tata cara pendaftaran Wajib Pajak, penghapusan NPWP, perubahan identitas Wajib Pajak, serta pemberitahuan penggunaan norma penghitungan.

b. Menyelesaikan permohonan pengukuhan Pengusaha kena Pajak (PKP)

dan pencabutan PKP.

c. Menyelesaikan pemindahan Wajib Pajak dan PKP di KPP lama.

d. Menyelesaikan pemindahan Waib Pajak dan PKP di KPP baru.

e. Menerima dan mengola SPT Tahunan PPh dan SPT Masa.

f. Menyelesaikan permohonan perpanjangan waktu penyampaian SPT

Tahunan PPh, cetak salinan dan pembetulan SPPT atau SKP atau STP.

g. Menerbitkan Surat Teguran penyampaian SPT Masa dan Tahunan,

serta Surat Ketetapan Pajak (SKP).

h. Meneliti hasil keluaran berupa SPPT/ STP/ DHKP/ DHR.

i. Meminjamkan atau mengirimkan berkas.

commit to user

k. Menyelesaikan permohonan pembukuan dalam bahasa inggris dan

mata uang dollar Amerika Serikat.

l. Menyisihkan anak berkas Wajib Pajak yang tahun/ masa pajaknya

telah melampaui 10 tahun

m. Melayani permintaan penetapan sebagai daerah terpencil

n. Menyampaikan permintaan revaluasi aktiva tetap dari Wajib Pajak ke

Kantor Wilayah.

o. Menerbitkan Surat Perintah Membayar Kelebihan Pajak untuk

perwakilan Negara asing dan badan-badan Internasional serta pejabat atau tenaga ahlinya.

4) Seksi Penagihan

a. Memproses dan penatausahaan dokumen masuk di Seksi Penagihan,

Surat Ketetapan Pajak (SKP), Surat Tagihan Pajak (STP) beserta bukti pembayarannya, Surat Keputusan Pembetulan/ Keberatan/ Putusan Banding/ Pengurangan/ Pembatalan Ketetapan Pajak dan Surat Keputusan Pengurangan atau Penghapusan Sanksi Administrasi pada Seksi Penagihan.

b. Menjawab konfirmasi dan tunggakan pajak Wajib Pajak.

c. Menyelesaikan permohonan penundaan pembayaran pajak dan usulan

pemeriksaan dalam rangka penagihan pajak.

d. Penagihan pajak seketika dan sekaligus.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

12

f. Menerbitkan Surat Teguran Pajak (STP) bunga penagihan, Surat

Teguran Penagihan, Surat Paksa, Surat Perintah Melaksanakan Penyitaan (SPMP), dan Surat Keputusan Pencabutan Sita.

g. Pemindahan berkas dari KPP ke KPP lainnya.

h. Membuat usulan pencegahan dan penyanderaan terhadap WP tertentu.

i. Melaksanakan lelang dan menyelesaikan permohonan pembatalan

lelang.

j. Membuat laporan Seksi Penagihan ke Kantor Wilayah.

k. Menyelesaikan permohonan mengangsur pembayaran pajak.

5) Seksi Pemeriksaan

a. Penatausahaan Laporan pemeriksaan Pajak (LPP) dan Nota

Perhitungan.

b. Menyelesaikan Surat Pemberitahuan (SPT) tahunan PPh lebih bayar,

permohonan pengembalian kelebihan pembayaran PPN dan PPn BM selain Wajib Pajak patuh.

c. Memproses dan penatausahaan dokumen masuk di Seksi Pemeriksaan.

d. Menyelesaikan usulan pemeriksaan dan pemeriksaan bukti permulaan.

e. Melaksanakan pemeriksaan kantor dan lapangan.

6) Seksi Ekstensifikasi Perpajakan

a. Memproses dan penatausahaan dokumen masuk di Seksi

commit to user

b. Pendaftaran obyek pajak baru baik dengan penelitian kantor maupun

lapangan.

c. Menerbitkan Surat Himbauan untuk ber-NPWP, dan daftar nominatif

untuk usulan SP3 PSL Ekstensifikasi.

d. Mencari data dari pihak ketiga dalam pembentukan/ pemutakhiran

bank data perpajakan, serta data potensi perpajakan dalam monografi fiskal.

e. Melaksanakan penilaian individual obyek PBB dan memelihara data

obyek dan subyek PBB.

f. Membuat Daftar Biaya Komponen Bangunan (DBKB) dan

pembetulan atau penyempurnaan ZNT atau NIR.

g. Menyelesaikan permohonan penundaan pengembalian SPOP,

permohonan surat keterangan Nilai Jual Obyek Pajak (NJOP), dan mutasi sebagian ataupun seluruh obyek dan subyek PBB.

7) Seksi Pengawasan dan Konsultasi

a. Memproses dan penatausahaan dokumen masuk di Seksi Pengawasan

dan Konsultasi, serta menyusun estimasi penerimaan pajak per-Wajib Pajak.

b. Menerbitkan Surat Perintah Membayar Kelebihan Pajak (SPMKP),

Surat Perintah Membayar Imbalan Bunga (SPMIB), Surat Tagihan Pajak (STP), SKPKB/ SKPKBT/ STB, Surat Ketetapan Pajak PBB, teguran pengembalian SPOP, surat himbauan pembetulan Surat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

14

Pemberitahuan (SPT), serta menerbitkan penggantian SPMKP atau SPMIB karena lewat waktu atau daluwarsa, rusak atau salah baik yang telah didistribusikan maupun yang belum didistribusikan.

c. Menyelesaikan permohonan penggunaan nilai buku dalam

penggabungan, pengambilalihan, atau pemekaran usaha.

d. Menyelesaikan permohonan keberatan, pembetulan ketetapan,

pengurangan atau penghapusan sanksi administrasi PPh, PPN dan PPn BM di KPP.

e. Menyelesaikan permohonan pengurangan atau pembatalan ketetapan

pajak yang tidak benar baik PPh, PPN dan PPn BM di KPP.

f. Menyelesaikan permohonan pengurangan/ penghapusan sanksi

administrasi PBB, perubahan metode pembukuan.

g. Menyelesaikan permohonan Surat Keterangan Bebas (SKB) PPh Pasal

21, SKB PPh Pasal 22 bendaharawan, SKB pemungut PPh Pasal 22 Impor, SKB pemungut PPh Pasal 22 atas Impor untuk WP yang penghasilannya semata-mata dikenakan PPh Final, SKB PPh Pasal 22 atas Impor emas batangan untuk diekspor perhiasan emas, SKB pemotong PPh Pasal 23, SKB pemotong PPh atas bunga deposito, tabungan, serta diskonto SBI yang diterima atau diperoleh dana pensiun yang pendiriannya telah disahkan oleh Menteri Keuangan.

h. Menyelesaikan permohonan SKB PPh atas pengalihan hak tanah dan

commit to user

tertentu Wajib Pajak perwakilan Negara asing atau badan internasional serta pejabat atau tenaga ahlinya, SKB PPn BM atas pembelian kendaraan angkutan, Surat Keterangan Bebas Fiskal Luar Negeri (SKBFLN), SKB PPn BM atas penyerahan kendaraan bermotor.

i. Melayani permintaan perubahan tahun buku pertama, pemusatan PPN,

permohonan Surat Keterangan Fiskal Wajib Pajak Non Bursa.

j. Menyelesaikan pemberian izin pembubuhan tanda bea materai lunas

baik dengan mesin teraan materai, teknologi percetakan, maupun dengan sistem komputerisasi.

k. Menyelesaikan permohonan penambahan deposito baik dengan mesin

teraan materai, teknologi percetakan, maupun dengan sistem komputerisasi.

l. Menyelesaikan permohonan pengalihan saldo bea materai baik dari

mesin teraan materai ke teknologi percetakan, dari teknologi percetakan ke mesin teraan, dari teknologi percetakan ke sistem komputerisasi, dari sistem komputerisasi ke mesin teraan, maupun dari sistem komputerisasi ke teknologi percetakan.

m. Menyelesaikan permohonan pengurangan angsuran PPh Pasal 25,

pengembalian pendahuluan PPh untuk WP patuh, perubahan metode penilaian persediaan, pengembalian pendahuluan PPN untuk WP kriteria tertentu khusus WP patuh, kelebihan pembayaran PBB,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

16

(pemindahbukuan) PBB/ BPHTB, keberatan atas penunjukan sebagia WP, pembetulan STB/ SKPKB/ SKBKBT atas permohonan WP, pembetulan STB/ SKBKB/ SKBKBT secara jabatan, pembatalan SPPT/ SKB/ STP, pengurangan/ penghapusan sanksi administrasi dan pengurangan/ pembatalan SKBKB/ SKBKBT/ STB di Kantor Pelayanan Pajak, dan pengembalian kelebihan pembayaran pajak yang seharusnya tidak terutang.

n. Menetapkan angsuran PPh Pasal 25 Wajib Pajak bank, sewa guna

usaha dengan hak opsi, BUMN, dan BUMD serta menetapkan Wajib Pajak patuh.

o. Membuat surat pemberitahuan perubahan besarnya angsuran PPh

Pasal 25 (dinamisasi), SPMKP, atau SPMIB yang hilang.

p. Memberikan bimbingan kepada Wajib Pajak, menawab surat yang

berkaitan dengan konsultasi teknis perpajakan bagi WP, menentukan kembali tanggal jatuh tempo pembayaran PBB, pemutakhiran profil WP, mengusulkan PKP fiktif.

q. Melaksanakan putusan gugatan atau banding, ekualisasi, penelitian

dan analisis kepatuhan material Wajib Pajak.

r. Penatausahaan Surat Keputusan pembetulan, pengurangan atau

penghapusan sanksi administrasi, serta Surat Keputusan Keberatan atau Banding atau pengurangan atau Pembatalan Surat Ketetapan Pajak di Seksi Waskon.

commit to user B. LATAR BELAKANG

Sebagai negara berkembang, Indonesia tidak terlepas dari kegiatan pembangunan nasional. Kegiatan pembangunan nasional yang sedang berjalan ini membutuhkan biaya yang besar. Biaya tersebut diperoleh dari penerimaan negara baik dari sektor migas maupun non migas. Pajak merupakan salah satu sumber penerimaan negara yang berasal dari sektor non migas. Sejak diadakannya

reformasi terhadap sistem perpajakan (tax reform) pada tahun 1983, hingga

sekarang berbagai perbaikan di bidang perpajakan masih terus dilakukan (Majalah Berita Pajak: 2008). Segala perbaikan tersebut ditujukan untuk meningkatkan penerimaan pajak yang hingga saat ini masih merupakan sumber penerimaan negara terbesar untuk membiayai perekonomian nasional (BPS: 2010).

Menurunnya penerimaan negara dari sektor migas selama beberapa tahun ini membuat perekonomian Negara semakin terperosok. Untuk ke depannya pajak diharapkan mampu menjadi tulang punggung penerimaan negara, karena pemerintah Indonesia tidak dapat selamanya menggantungkan penerimaan negara dari kegiatan ekspor migas. Pajak sebagai sumber utama penerimaan negara perlu terus ditingkatkan sehingga pembangunan nasional dapat dilaksanakan dengan mengandalkan kemampuan sendiri. Untuk menjamin kelangsungan pembangunan nasional diperlukan partisipasi aktif dari seluruh komponen negara, khususnya seluruh rakyat Indonesia. Oleh karena itu, kesadaran masyarakat dalam membayar pajak sangat diperlukan demi berlangsungnya pembangunan nasional.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

18

Pajak Bumi dan Bangunan merupakan salah satu jenis pajak yang turut

menyumbangkan dana bagi pembangunan bangsa, khususnya untuk

pembangunan daerah. Hal ini dikarenakan hasil penerimaan PBB sebesar 90% dikembalikan ke Pemerintah Daerah dengan pembagian 16,2% untuk provinsi yang bersangkutan, sebesar 64,8% dibagikan untuk kabupaten atau kota dalam hal ini Surakarta hanya termasuk dalam golongan kota, dan biaya pemungutan dikenakan prosentase sebesar 9% (PMK Nomor 207/PMK.07/2009). Hal ini berkaitan dengan adanya alokasi Dana Bagi Hasil Pajak Bumi dan Bangunan (DBH PBB). Pajak Bumi dan Bangunan merupakan pajak yang strategis untuk ditingkatkan penerimaannya karena merupakan pajak yang bersifat objektif dan mudah dalam pengenaannya. Sehingga jika dikelola dengan benar diharapkan penerimaan pajak akan optimal.

Pajak Bumi dan Bangunan, sesuai dengan UU Nomor 12 Tahun 1985 tentang Pajak Bumi dan Bangunan sebagaimana telah diubah terakhir dengan Undang-undang Nomor 12 Tahun 1994, dikenakan atas bumi dan atau bangunan, klasifikasi bumi dan bangunan adalah pengelompokan bumi dan bangunan menurut nilai jualnya dan digunakan sebagai pedoman, serta untuk memudahkan penghitungan pajak yang terutang. Seperti diketahui bahwa bumi, dalam hal ini tanah, selalu mengalami peningkatan nilai dari waktu ke waktu sehingga harganya pun semakin tinggi (seksi PDI KPP Surakarta). Peningkatan tersebut bisa disebabkan oleh perkembangan ekonomi, politik, sosial kemasyarakatan maupun faktor yang lainnya. Perubahan nilai bumi dari waktu ke waktu tersebut perlu

commit to user

dipertimbangkan dalam penentuan dasar pengenaan pajak. Peningkatan Nilai Jual Objek Pajak tersebut akan meningkatkan penerimaan PBB dari tahun ke tahun. Oleh karena itu sebagai salah satu sumber pendapatan daerah yang diandalkan maka penerimaan dari PBB harus terus ditingkatkan dan digali potensinya sesuai ketentuan perundang-undangan yang berlaku.

Modernisasi Direktorat Jenderal Pajak yang salah satunya dengan modernisasi KPP hingga saat ini telah mencapai kemajuan yang signifikan. Saat ini sebagian besar KPP di Jawa telah menjadi KPP modern. Hampir semua kabupaten telah memiliki Kantor Pelayanan Pajak Pratama (Majalah Berita Pajak: 2009). Hal ini dimaksudkan agar penerimaan pajak lebih meningkat sehingga pembagian DBH PBB sesuai dengan PMK Nomor 207/PMK.07/2009.

Seksi ekstensifikasi mencatat penganggaran alokasi DBH PBB yang diterima kota Surakarta pada tahun 2009 menurut PMK Nomor 23/PMK.07/2009 sebesar Rp25.509.654.931,- dan dapat direalisaikan sebesar Rp24.894.371.741,-. Tahun 2010 alokasi dana DBH PBB yang diterima sesuai PMK Nomor

207/PMK.07/2009 sebesar Rp30.388.225.132,- dan terealisasi sebesar

Rp28.567.068.819,-.

Kebijakan DBH PBB di kota Surakarta merupakan salah satu bentuk kontribusi dalam peningkatan pendapatan kota Surakarta yang pengalokasiannya dapat digunakan dalam mendanai kegiatan peningkatan pembangunan kota Surakarta. Namun salah satu yang menjadi kendala belum sesuainya realisasi penerimaan PBB dengan anggaran yang telah sesuai dengan PMK Nomor

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

20

207/PMK.07/2009 adalah rendahnya kesadaran Wajib Pajak untuk melaporkan objek pajak yang sesungguhnya dalam SPOP. Wajib pajak sengaja meminimalis luas objek pajak dan NJOP. Dalam mencermati keadaan tersebut, pihak KPP Pratama Surakarta yang berwenang menerbitkan SPPT harus melakukan pendataan objek pajak yang sesungguhnya, berdasarkan pendataan identifikasi objek pajak. Sehubungan dengan kondisi di atas, maka penulis tertarik untuk

meneliti hal tersebut dalam tugas akhir dengan judul ”EVALUASI ALOKASI

DANA BAGI HASIL PAJAK BUMI DAN BANGUNAN DI WILAYAH KERJA SURAKARTA”

C. PERUMUSAN MASALAH

Berdasarkan latar belakang di atas, maka permasalahan yang akan dibahas dalam penulisan ini adalah sebagai berikut:

1. Apakah alokasi Dana Bagi Hasil Pajak Bumi dan Bangunan sudah sesuai

dengan PMK Nomor 207/PMK.07/2009?

2. Apakah jumlah alokasi Dana Bagi Hasil Pajak Bumi dan Bangunan

penggunaannya sudah sesuai dengan Permendagri 13 Tahun 2006?

D. TUJUAN PENELITIAN

Tujuan yang ingin dicapai penulis dalam penelitian ini adalah sesuai dengan latar belakang masalah di atas untuk:

commit to user

1. Mengevaluasi apakah alokasi Dana Bagi Hasil Pajak Bumi dan

Bangunan sudah sesuai dengan PMK Nomor 207/PMK.07/2009.

2. Mengevaluasi apakah jumlah alokasi Dana Bagi Hasil Pajak Bumi dan

Bangunan penggunaannya sudah sesuai dengan Permendagri 13 Tahun 2006.

E. MANFAAT PENELITIAN

1. Bagi Kantor Pelayanan Pajak Pratama Surakarta

Dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan dan evaluasi terhadap penerimaan jumlah DBH PBB, sehingga dapat meningkatkan realisasi penerimaan DBH PBB.

2. Bagi Pembaca Hasil Penelitian

Dalam dokumen IMA RUSYANTI F3408052 (Halaman 16-37)

Dokumen terkait